Anda di halaman 1dari 45

LAPORAN DPLH

REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

KATA PENGANTAR

Memperhatikan Undang-Undang Lingkungan Hidup Nomor 32 tahun 2009 tentang


Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, PPK OPSDA II Satker OPSDA BBWS Pemali
Juana selaku Pemrakarsa Pelaksana Rehabilitasi Bendungan Greneng Kab. Blora, melaksanakan
penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) berdasarkan ketentuan yang
tercantum dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14 tahun 2010 tentang
Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha
dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
Sesuai dengan Sistematika Penyusunan DPLH, dokumen ini memuat bagian-bagian yang
menjelaskan tentang Identitas Pemrakarsa, Kegiatan yang sedang dan akan berjalan, Dampak
Lingkungan yang terjadi dan akan terjadi, serta Program Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan.
Uraian tentang tahapan dan tindakan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang diuraikan dalam
dokumen ini menjadi acuan untuk melaksanakan kegiatan Pelaksana Kegiatan Lingkungan Pengairan
berwawasan kelestarian Lingkungan Hidup.

Blora, Januari 2019

Kepala Balai Besar Wilayah Sungai


Pemali Juana

Ir.H.Ruhban Ruzziyatno,MT.
NIP.196208191990031002

Page i
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan dan Manfaat DPLH 2
1.3. Justifikasi Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup 4
(DPLH)
1.4. Identitas Penanggung Jawab Usaha Dan/Atau Kegiatan 7
BAB II RENCANA KERJA
2.1. Lokasi Kegiatan 8
2.2. Deskripsi Kegiatan Bendungan Greneng Kab. Blora 16
BAB III UPAYA PENGELOLAAN DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
3.1 Umum 25
3.2 Sumber, Jenis Dan Besaran Dampak Lingkungan 25
3.3 Upaya Pengelolaan Lingkungan 28
3.4 Upaya Pemantauan Lingkungan 29
3.5 Institusi Pengelolaan Dan Pemantauan Lingkungan Hidup 32

Page ii
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel. 3.1. Metode Pengumpulan Data Iklim 14
Tabel. 3.2. Parameter Kualitas Udara, Kebisingan dan Metoda Analisis 15
Tabel. 3.3. Paramater Kualitas Air Bersih dan Metoda Analisis (Untuk Air 19
Tanah)
Tabel. 3.4. Parameter Kualitas Air Sungai dan Metoda Analisis 20
Tabel. 3.5. Parameter Sifat Fisik Kimia Tanah 21
Tabel. 3.6. Metoda Pengumpulan Data Biota Akuatik 24
Tabel. 3.7. Parameter dan Metode Pengumpulan Data Sosial-Ekonomi 26
Tabel. 4.1. JADWALPELAKSANAAN PEKERJAAN 29
Tabel. 4.2. Jadwal Penugasan Tenaga Ahli, Tenaga Asisten Ahli 35

Page iii
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Peta Administrasi Kabupaten Nunukan 8
Gambar 2.1 Skema Rencana Kerja 10
Gambar 4.1 Bagan Organisasi 30

Page iv
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Salah satu konsep Sumber Daya Air dalam mengatasi kekeringan dan kesulitan air diantaranya
konsep pengembangan Bendungan yang pada dasarnya memberikan solusi pemanfaatan air
permukaan untuk daerah dengan berfungsi sebagai cadangan air pada musim kemarau dan juga
konsep pemanfaatan sumber mata air yang didistribusikan ke masyarakat melalui jaringan perpipaan,
dan saluran irigasi sehingga masyarakat dapat memanfaatkan secara langsung potensi-potensi yang
ada.
Rehabilitasi Bendungan Greneng sangat menunjang pendayagunaan sumber-sumber daya air
meliputi penampungan, tataguna, pengembangan dan pengusahaan air secara optimal agar berhasil
guna dan berdaya guna. Dengan adanya tampungan Bendungan akan meningkatkan konservasi lahan
pada DAS Bendungan Greneng. Termasuk sistem pola operasi dan pemeliharaannya serta keamanan
Bendungan Greneng.
Bendungan Greneng terletak di Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora,
Provinsi Jawa Tengah. Letak geografis Bendungan Greneng terletak pada 111°21’08’’- 111°21’17’’
BT dan 06°54’37’’- 06°54’40’’ LS. Secara administratif Pengairan, Bendungan Greneng termasuk
dalam wilayah kerja Balai Besar Wilayah Sungai Pemali-Juana, Ditjen SDA, Kementerian PUPR
Bendungan Greneng dibangun pada tahun 1919, yang merupakan bendungan urugan tanah
homogen, berfungsi sebagai tampungan air di rnusim hujan dan mengairi irigasi teknis areal
persawahan seluas 251 hektar serta penyediaan air baku bagi masyarakat sekitar. Operasional dan
Manajemen Bendungan Greneng di bawah pengawasan Balai Besar Wilayah Sungai Pemali Juana.
Menurut Undang-undang (UU) No. 32/2009 tentang Pengelolaan dan Perlindungan Lingkungan
Hidup, Peraturan Pemerintah (PP) No. 27/2012 tentang Izin Lingkungan, Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup No. 5 tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib
Dilengkapi dengan AMDAL, Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012
tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
No.10/PRT/M/2008 tentang Penetapan Jenis Usaha dan/atau Kegiatan bidang Pekerjaan Umum yang
wajib dilengkapi dengan Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Page 1
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

(UPL), Petunjuk Praktis Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan No. 01/P/BM/2014 yang
dikeluarkan Ditjen Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum, Petunjuk Pelaksanaan Dana Alokasi
Khusus Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat yang dikeluarkan tahun 2014 oleh Ditjen Cipta
Karya, Kementerian Pekerjaan Umum, PP No 6/1995 tentang Perlindungan Tanaman, Keputusan
Menteri Pertanian No.887/Kpts/OT.210/9/1997 tentang Pengendalian Hama Terpadu, dan Panduan
untuk SLPHT, Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2013 tentang Tata Laksana
Penilaian dan Pemeriksaaan Dokumen Lingkungan Hidup serta Penerbitan Izin Lingkungan,
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 Tahun 2010 tentang Dokumen Lingkungan Hidup bagi
Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan tetapi Belum
Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup, dan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 45
Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan Rencana Pengelolaan Lingkungan
Hidup (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).
PPK OPSDA II Satker OPSDA BBWS Pemali Juana menyadari bahwa sejalan dengan peran
positif dalam mendukung upaya Rehabilitasi Bendungan Greneng, ternyata juga dibarengi adanya
dampak negatif yang memerlukan pengelolaan dan pemantauan, maka melalui studi ini diharapkan
tersusunlah suatu Dokumen Lingkungan berupa Dokumen Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
(DPLH) sesuai dengan ketetapan yang diberlakukan.

1.2 Tujuan Dan Manfaat DPLH


1. Tujuan
a. Terlaksananya kegiatan operasional melalui Pos Rumah Jaga Bendungan
Greneng yang berwawasan lingkungan.
b. Menemukannya dan mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan akibat
operasional Bendungan Greneng.
c. Tercapainya keselaraan hubungan antara keberadaan Bendungan Greneng
dengan masyarakat di sekitarnya.
d. Terpeliharanya mutu lingkungan di sekitar Bendungan Greneng.
e. Meningkatkan upaya pelayanan Bendungan Greneng yang berwawasan
lingkungan.

Page 2
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

f. Meningkatkan citra Bendungan Greneng sebagai sarana pelayanan terhadap


masyarakat petani sekitar.

2. Manfaat
a. Bagi Bendungan Greneng:
1) Sebagai jaminan bahwa pelaksanaan kegiatan opersional tidak
merugikan masyarakat sekitarnya baik secara sosial, ekonomi maupun
kesehatan.
2) Sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan.
3) Sebagai sumber informasi penentuan masalah lingkungan yang timbul
dan upaya penanggulangannya yang tepat.
4) Sebagi acuan dalam rencana pengembangan Bendungan Greneng.

b. Bagi Pemerintah/Dinas Terkait :


1) Sebagai sarana pemantauan dalam rangka pembinaan terhadap
Bendungan Greneng, khususnya dalam upaya pemeliharaan lingkungan
sekitarnya.
2) Sebagai masukan dalam pengambilan keputusan dan perbaikan
kebijakan di bidang lingkungan.

c. Bagi masyarakat sekitar :


1) Masyarakat mengetahui adanya kegiatan operasional Bendungan
Greneng memahami kemungkinan adanya dampak yang
dittimbulkannya.
2) Masyarakat dapat berpartisipasi dalam upaya mengatasi dampak
lingkungan.

1.3. Justifikasi Penyusunan Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

Page 3
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

Semua pelaku kegiatan dan usaha tentu saja sudah sangat paham dengan
dokumen lingkungan yang bernama AMDAL, UKL UPL atau SPPL. Salah satu
dokumen lingkungan tersebut diperlukan bagi usaha atau kegiatan yang akan
memulai kegiatannya. Jenis dokumen lingkungan mana yang diwajibkan,
tergantung pada jenis kegiatan dengan segala karakteristiknya. Proses
penentuan jenis dokumen lingkungan yang wajib dibuat oleh suatu rencana
usaha atau kegiatan disebut proses penapisan yang merujuk pada Permen LH
No. 11 Tahun 2006 – tentang jenis Rencana Usaha dan / atau Kegiatan yang
Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup. Lalu
bagaimana dengan kegiatan atau usaha yang telah berjalan tetapi belum
memiliki dokumen lingkungan?
Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut pemerintah telah
mengeluarkan PermenLH No. 14 Tahun 2010 pada tanggal 7 Mei 2010, tentang
Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan / atau Kegiatan yang Telah
Memiliki Izin Usaha dan / atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen
Lingkungan Hidup.
Dalam peraturan tersebut dinyatakan bahwa untuk kegiatan yang telah
memiliki izin usaha atau telah melakukan kegiatan konstruksi sebelum
diundangkannya UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan (3 Oktober 2009), maka wajib untuk membuat Dokumen Evaluasi
Lingkungan Hidup (DELH) bagi kegiatan yang wajib AMDAL atau Dokumen
Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) bagi kegiatan yang wajib UKL UPL.
Dalam ketentuan Pasal 121 UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, di ayat (1) menyatakan bahwa setiap
usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan
tetapi belum memiliki dokumen Amdal wajib menyelesaikan audit lingkungan
hidup, serta ayat (2) yang yang menyebutkan dalam waktu paling lama 2 (dua)
tahun, setiap usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha

Page 4
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki UKL-UPL wajib membuat Dokumen


Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH).
Pengendalian lingkungan hidup merupakan urusan wajib yang menjadi
kewenangan pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota sebagaimana
diamanatkan dalam Pasal 13 ayat (1) huruf j dan Pasal 14 ayat (1) huruf j
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan Pasal
63 ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, serta memperhatikan ketentuan Pasal 2 ayat (1)
huruf e Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah, maka
Menteri Lingkungan Hidup perlu memberikan arahan sebagai berikut:
1. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang sudah memiliki izin usaha

dan/atau kegiatan namun belum memiliki dokumen lingkungan


hidup sebelum Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
dan Pengelolaan Lingkungan Hidup wajib untuk menyelesaikan
dokumen lingkungan paling lambat tanggal 3 Oktober 2011
sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 121 ayat (1) dan ayat (2)
Undang-Undang 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
2. Untuk melaksanakan Pasal 121 Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
diatur sebagai berikut:
a. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang belum memiliki
dokumen AMDAL sampai dengan batas waktu 3 Oktober 2011
belum memenuhi kewajiban menyelesaikan audit lingkungan,
maka dikualifikasikan sebagai pelanggaran terhadap Pasal 121
ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009.
b. Setiap usaha dan/atau kegiatan yang belum memiliki
UKL/UPL sampai dengan batas waktu 3 Oktober 2011 belum
Page 5
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

memenuhi kewajiban menyelesaikan dokumen pengelolaan


lingkungan hidup, maka dikualifikasikan sebagai pelanggaran
terhadap Pasal 121 ayat (2) UndangUndang Nomor 32 Tahun
2009.

c. Terhadap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan yang


belum menyelesaikan audit lingkungan atau dokumen
pengelolaan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud butir a
dan butir b, Gubernur, Bupati/Walikota sesuai ketentuan Pasal
76 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
menerapkan Sanksi Administratif berupa Teguran Tertulis
yang isinya memerintahkan kepada penanggung jawab usaha
dan/atau kegiatan untuk membuat dokumen lingkungan
hidup.
Cara penilaian DPLH sesuai Pasal 13 dan pasal 14 Permen LH No, 14 Tahun 2010
adalah sebagai berikut:
1. Penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan mengajukan
permohonan penilaian DPLH kepada kepala instansi lingkungan
hidup sesuai kewenangan. Kepala instansi lingkungan hidup
memberikan tanda bukti penerimaan permohonan tersebut kepada
penanggung jawab usaha dan atau kegiatan yang telah memenuhi
format penyusunan DPLH.
2. Setelah menerima DPLH yang memenuhi format yang ditentukan,
kepala instansi lingkungan hidup melakukan penilaian terhadap

Page 6
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

DPLH yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh unit


kerja yang menangani penilaian UKL-UPL.
Untuk memenuhi ketentuan dalam peraturan tersebut, maka untuk
kegiatan OPSDA II BBWS Pemali Juana dilengkapi dengan DPLH sebagai arahan
pengelolaan dan pemantauan Lingkungan Hidup.

1.4. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB USAHA dan/atau KEGIATAN


Nama organisasi Pengguna Jasa pekerjaan yang sekaligus bertindak
sebagai Direksi Pekerjaan adalah sebagai berikut :
1) Nama Kegiatan : Rehabilitasi Bendungan
Greneng
2) Alamat Kegiatan : Desa Tunjungan, Kec.
Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah 58219
3) Penanggung Jawab : PPK OPSDA II Satker
OPSDA BBWS Pemali Juana
4) Nama Instansi : Satuan Kerja Operasi dan
Pemeliaraan SDA Pemali Juana Balai Besar Wilayah
Sungai Pemali Juana Direktorat Jenderal Sumber
Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
5) Alamat : Jl. Brigjen S Sudiarto No 375
Semarang
6) Nomor Telepon : (024) 67205116,
7) Nomor Fax : (024370) 6720516

BBWS Pemali Juana


Page 7
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

BAB II
RENCANA KERJA

2.1. LOKASI KEGIATAN


2.1.1. KONDISI ADMINISTRASI DAN TOPOGRAFIS
Alamat : Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa
Tengah
Kecamatan : Tunjungan
Kabupaten : Blora

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Blora

Bendungan Greneng terletak di Desa Tunjungan, Kecamatan Tunjungan,


Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Letak geografis Bendungan Greneng terletak
pada 111°21’08’’- 111°21’17’’ BT dan 06°54’37’’- 06°54’40’’ LS. Secara administratif
Pengairan, Bendungan Greneng termasuk dalam wilayah kerja Balai Besar Wilayah
Sungai Pemali-Juana, Ditjen SDA, Kementerian PUPR.

BBWS Pemali Juana


Page 8
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

Gambar 2.2. Bendungan Greneng Kanan dan Spilway

Gambar 2.3. Bendungan Greneng

BBWS Pemali Juana


Page 9
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

Gambar 2.4. Bendungan Greneng kiri

Gambar 2.5. Bendungan Greneng

BBWS Pemali Juana


Page 10
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

Gambar 2.6. Bendungan Greneng

Gambar 2.7. Bendungan Greneng

BBWS Pemali Juana


Page 11
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

2.1.2. PERUNTUKAN DALAM RENCANA TATA RUANG


Peruntukan lokasi kegiatan menyesuaikan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kota Blora yaitu menata kembali tata guna lahan sesuai dengan daya dukung
lahan dan jenis peruntukan yang sesuai dengan kemampuan lahan, sekaligus untuk
memberikan kepastian pemanfaatan ruang yang sesuai dengan peran dan fungsi waduk,
dengan memperhatikan karakteristik masyarakat dan lingkungan. Gambaran batas fisik
Bendungan Greneng tersedia dibawah ini.

Gambar 2.5 Batas selatan bendungan greneng

BBWS Pemali Juana


Page 12
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

Gambar 2.6 Batas utara bendungan greneng

Gambar 2.7 Batas barat bendungan greneng


BBWS Pemali Juana
Page 13
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

Gambar 2.8 Batas timur bendungan greneng

BBWS Pemali Juana


Page 14
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

Gambar 2.9. Site Plan Bendungan Greneng

BBWS Pemali Juana


Page 15
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

2.2. DESKRIPSI KEGIATAN


Kegiatan Rehabilitasi Bendungan Greneng Kab. Blora Provinsi Jawa Tengah sesuai
dengan kontrak nomor : KU.03.01/Ao.7.15/SATKER-OPSDAP/KNT/DOISP/03/2018,
tanggal 30 Oktober 2018 dimulai tanggal sejak kontrak mulai beraku efektif terhitung
sejak tanggal yang ditetapkan dengan tanggal muiai 30 Oktober 2018 dan Penyelesaian
keseluruhan pekerjaan seiama 210   (Dua Ratus Sepuluh) hari kalender tanggal 27 Mei
2019. Sebagaimana penjelasan sebelumnya Bendungan dapat mulai beroperasi kembali
pada tanggal 28 Mei 2019.
Kegiatan yang dilakungan ini untuk menangani indikasi kebocoran Bendungan
Greneng yang telah di bahas dengan nomor surat IR.01.11/BWS23/150, tanggal 09
Agustus 2018 perihal Penyampaian Risalah Diskusi Teknis Pembahasan Desain
Rehabilitasi Penjalin, Tempuran, dan Greneng, Provinsi Jawa Tengah. Untuk memenuhi
laporan DPLH akan dijelaskan lebih lanjut mengenai kegiatan utama dan pendukung,
informasi kegiatan, dan yang menjadi sumber dampak dari kegiatan Rehabilitasi
Bendungan Greneng.

2.2.1. Kegiatan Utama dan Pendukung


Kegiatan Rehabilitasi Bendungan Greneng pada intinya adalah mengatasi
kebocoran pada tubuh bendungan di elevasi tertentu, keretakan jalan pada tubuh
bendungan, dan pekerjaan pendukung seperti pekerjaan pos rumah jagam pagar bendungan
maupun revertmen.
Penanganan masalah tersebut memunculkan beberapa item pekerjaan yang harus
dilakukan sesuai dengan kontrak.

BBWS Pemali Juana


Page 16
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

BBWS Pemali Juana


Page 17
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

2.2.2. Informasi Kegiatan


Pada sub bab kegiatan utama dan pendukung sudah dijelaskan pekerjaan yang
terkait dengan Kegiatan Rehabilitasi Bendungan Greneng. Memperjelas kegiatan utama
BBWS Pemali Juana
Page 18
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

dan pendukung informasi kegiatan akan disampaikan dengan gambar situasi yang
menggambarkan lokasi pekerjaan tersebut.
Pada penjelasan berikut diharapkan bisa lebih memperjelas gambaran tentang
lokasi pekerjaan yang akan dikerjakan sesuai dengan item pekerjaan. Sesuai dengan
deskripsi pekerjaan yang diharapkan dapat menangani kebocoran pada elevasi tertentu,
pada informasi kegiatan ini muncul item pekerjaan untuk menangani hal tersebut yaitu
menggunakan geomembran tebal 2mm beserta lokasi dari pekerjaan tersebut.

BBWS Pemali Juana


Page 19
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

BBWS Pemali Juana


Page 20
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

BBWS Pemali Juana


Page 21
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

BBWS Pemali Juana


Page 22
LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

2.2.3. Kegiatan yang Menjadi Sumber Dampak


Setiap pekerjaan yang kita jelaskan diatas sangat memungkinkan menjadi sumber
dampak. Beberapa pekerjaan tersebut ada memiliki dampak relatif sama. Dari pemilahaan
tersebut secara garis besar akan dijelaskan mengenai kegiatan yang mewakili menjadi
sumber dampak dari beberapa item pekerjaan yang dilakukan dari Kegiatan Rehabilitasi
Bendungan Blora.
a. Keluar masuk kendaraan poyek
b. Pembongkaran batu riprap eksisting
c. Mobilisasi alat berat
d. Pengecoran

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

BAB III
UPAYA PENGELOLAAN DAN UPAYA PEMANTAUAN
LINGKUNGAN
3.1. UMUM
Pada bagian ini akan menjelaskan tentang upaya pengelolaan dan upaya
pemantauan lingkungan. Pembahasan akan diuraikan melalui tabel/matriks. Sebelum
mengarah pada matriks akan dijelaskan terlebih dahulu isi dari dari matriks dari upaya
pengelolaan dan upaya pemantauan lingkungan.

3.2. SUMBER, JENIS DAN BESARAN DAMPAK LINGKUNGAN


a) Kegiatan yang menjadi sumber dampak
Maksud dari bagian ini adalah semua kegiatan/pekerjaan yang menjadi sumber dampak.
Sesuai penjelesan bab sebelumnya bahwa mengenai kegiatan yang mewakili menjadi
sumber dampak dari beberapa item pekerjaan
i) Keluar masuk kendaraan poyek
ii) Pembongkaran batu riprap eksisting
iii) Mobilisasi alat berat
iv) Pengecoran
v) Hasil Buangan Material

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

b) Jenis dampak
Berbagai kemungkinan dampak lingkungan yang akan muncul dari sumber dampak

Tabel 3.1. Jenis Dampak

c) Besaran dampak

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

Besaran dampak lingkungan yang akan muncul dari sumber dampak

Tabel 3.2. Besaran Dampak

3.3. UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

a) Pengelolaan Lingkungan Hidup


Maksud dari bagian ini adalah semua kegiatan/pekerjaan yang menjadi pengelolaan
lingkungan dari sumber dampak yang timbul.

Tabel 3.3. Pengelolaan Lingkungan Hidup

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

b) Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup


Maksud dari bagian ini adalah lokasi dari semua kegiatan/pekerjaan yang dilakukan
pengelolaan lingkungan dari sumber dampak yang timbul.

Tabel 3.4. Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup

c) Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup


Maksud dari bagian ini adalah jangka waktu dari semua kegiatan/pekerjaan yang
dilakukan pengelolaan lingkungan.

Tabel 3.5. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup

3.3. UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN


a) Pemantauan Lingkungan Hidup

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

Maksud dari pemantauan lingkungan hidup adalah semua cara/metode untuk melakukan
pemantauan yang telah dilakukan/diusulkan atas kualitas lingkungan hidup yang menjadi
indikator keberhasilan pengelolaan lingkungan hidup.

Tabel 3.6. Pemantauan Lingkungan Hidup

b) Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup


Maksud dari bagian ini adalah lokasi dari semua kegiatan/pekerjaan yang dilakukan
untuk pemantauan lingkungan hidup.

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

Tabel 3.7. Lokasi Pemantauan Lingkungan Hidup

c) Periode Pemantauan Lingkungan Hidup


Maksud dari bagian ini adalah jangka waktu dari semua kegiatan/pekerjaan yang untuk
pemantauan lingkungan hidup.

Tabel 3.8. Periode Pemantauan Lingkungan Hidup

3.4. INSTITUSI PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

Institusi pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup adalah pihak yang memadai
terkait dengan program pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup. Dalam hal imi
yang akan melaksanakan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, melakukan
pengawasan atas pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup, dan
menerima pelaporan atas hasil pelaksanaan pengelolaan dan pemantauan lingkungan
hidup.

Tabel 3.9. Pihak/Institusi Pengelolaan Pemantauan Lingkungan Hidup

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

Tabel 3.10. Matriks Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

BBWS Pemali Juana


LAPORAN DPLH
REHABILITASI BENDUNGAN GRENENG

BBWS Pemali Juana


LAPORAN PENDAHULUAN
DPLH – REHABILITASI BENDUNGAN TEMPURAN

BBWS Pemali Juana

Anda mungkin juga menyukai