Anda di halaman 1dari 73

(Soil and Water Conservation-SWC)

Faculty of Forestry Mulawarman University (FoF-UNMUL)


Agustus, 2018

05/24/21 Faculty of Forestry Mulawarman University (FoF-UNMUL)


1
Pertemuan 14
Perencanaan Rehabilitasi Hutan dan Lahan
(RHL)

Ketrampilan Khusus yang Diharapkan


Mampu memahami dan menyusun rancangan
Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL)

Faculty of Forestry Mulawarman University (FoF-UNMUL)


Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Master Plan Rehabilitasi Hutan dan Lahan


Daerah (MPRHL-D)

Perencanaan Rehabilitasi
Hutan dan Lahan (P-RHL)
[Bagian I]
05/24/21 Free template from 4
www.brainybetty.com
 Pemahaman Degradasi dan Konservasi SDA
 Pengertian dan Peran KTA

 Lahan Kritis, Erosi, Sedimen, Longsor, Banjir

 Iklim vs KTA

 Infiltrasi

 Permeabilitas Tanah

 Debit Limpasan Air Sungai

 Perhitungan Erosi Secara Langsung di Lapangan

 Metoda USLE

 Tingkat Kekritisan Lahan

 Vegetatif - Teknik Sipil - Kimia

 Perencanaan RHL

 Desain Ran-Tek RHL


05/24/21 Free template from 7
www.brainybetty.com
(P-RHL)
PERENCANAAN
REHABILITASI
HUTAN DAN LAHAN
Kerusakan Lingkungan  PPHTA
Banjir - Kekeringan
Longsor
 GN-RHL
Erosi Sedimentasi
 GN-KPA
Dll.  RPPK

 SDA-HL BERFUNGSI OPTIMAL


 KESEIMBANGAN LINGKUNGAN
 TATA AIR DAS
 MANFAAT SOSIAL-EKONOMI-
BUDAYA
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Maksud, Tujuan dan Sasaran
C. Kegunaan dan Manfaat
D. Ruang Lingkup
E. Pengertian
F. Prosedur Penyusunan
G. Jangka Waktu
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

BAB II: PERSIAPAN


A. Penyiapan Peta Dasar
B. Diseminasi
C. Penyiapan Sarana Prasarana
D. Studi Pustaka
E. Perumusan Masalah Utama
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

BAB III : PENGUMPULAN DATA


A. Data Biofisik
B. Data Sosial Ekonomi

BAB IV : PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA


A. Data Biofisik
B. Data Sosial Ekonomi
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

BAB V : IDENTIFIKASI TINGKAT KEKRITISAN LAHAN


A. Pendugaan Tingkat Bahaya Erosi
B. Penilaian Lahan Kritis
C. Kemampuan Penggunaan Lahan
D. Penilaian Kekritisan Daerah Resapan
E. Penilaian Aspek Sosial Ekonomi
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

BAB VI : RENCANA TEKNIK REHABILITASI HUTAN


DAN LAHAN
A. Rencana Pemulihan Hutan dan Lahan
B. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
C. Pengembangan Sumberdaya Air
D. Rencana Kegiatan RHL
E. Analisis Program/Proyek
F. Pengembangan Kelembagaan
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

BAB VII : PENYUSUNAN NASKAH


Buku I
Buku II
Buku III
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Latar Belakang
 Pemanfaatan SDA - hutan, tanah dan air berazas kelestarian,
keserasian, pemanfaatan yang optimal sehingga memberikan
manfaat ekonomi, ekologi dan sosial secara proporsional
 Penggunaan/pemanfaatan hutan dan lahan yang tidak sesuai
dengan kaidah-kaidah konservasi dan melampaui kemampuan
daya dukungnya, akan menyebabkan terjadinya lahan kritis
 Perilaku masyarakat yang belum mendukung konservasi akan
memacu terjadinya bencana alam
 Untuk menghindari hal tersebut di atas perlu dilakukan upaya
rehabilitasi hutan dan lahan kritis
 RHL kritis dimaksudkan untuk memulihkan kesuburan tanah,
melindungi tata air, dan kelestarian daya dukung lingkungan
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Maksud
Menyediakan suatu rencana dasar dalam pelaksanaan
kegiatan RHL berbasis kondisi fisik, sosial ekonomi budaya
Tujuan
Memberikan acuan agar RHL dapat dilaksanakan secara
tepat, mantap dan terarah dalam penentuan lokasi, volume,
jenis kegiatan, rencana pendanaan, proyeksi personil,
dukungan teknologi, penempatan alat-alat pemantauan
kegiatan pada tingkat kecamatan/desa dan lintas sektoral
dapat ditentukan dengan lebih mudah dan tepat.
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Sasaran
 Menentukan lokasi, luas dan tingkat kekritisan
lahan menurut permasalahan utama pada DAS
/ Sub DAS sehingga dapat ditentukan cara,
jenis dan prioritas penanganannya
 Memberikan pertimbangan teknis, sosial
ekonomi dan lingkungan dalam menentukan
prioritas kegiatan RHL sesuai dengan prinsip-
prinsip pengelolaan DAS yang benar
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Manfaat
1. Petunjuk untuk penyiapan arahan kegiatan RHL
2. Memilih dan menentukan lokasi prioritas dan
rekomendasi teknis kegiatan RHL
3. Memprakirakan volume dan kebutuhan
sumberdaya (manusia, biaya dan sarana/prasarana
fisik) dalam melaksanakan RHL
4. Sebagai dasar dan kerangka kerja dalam Monev
kegiatan RHL
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

GARIS BESAR PENDEKATAN PENYUSUNAN P-RHL


Rencana Kehutanan RTRW RP DAS-T RP SDAir
Nasional (Prov/Kab/Kota

Batas Wilayah Perencanaan

Perumusan Masalah Utama

Hidrologi Lahan Sosek Kelembagaan

To be Continued ...
Continued ...

Hidrologi Lahan Sosek Kelembagaan

Banjir dan Erosi dan Penurunan Daya Dukung Organisasi - SDM


Kekeringan Sedimentasi Produktivitas Ekonomi Rendah - TAHUBJA

Identifikasi Kondisi Identifikasi Identifikasi


Kondisi Lahan
Identifikasi
Kemampuan Analisis Analisis
Daerah Resapan Kondisi TBE Kritis
Kesesuaian
Lahan Ekonomi Kelembagaan

Tingkat Kekritisan Lahan Arahan Penggunaan Lahan

Rencana Teknik RHL


Pengendalian Pemulihan Hutan Pengembangan Pengembangan
Erosi Sedimentasi dan Lahan Sumberdaya Air Kelembagaan
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Langkah dan Tahapan


Persiapan
 Pembentukan Tim Penyusun
 Penyiapan Peta-peta Dasar
 Diseminasi kepada Tim Penyusun
 Persiapan Sarana-Prasarana
 Studi Pustaka
 Perumusan Masalah Utama
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Langkah dan Tahapan


Pengumpulan dan Penyusunan Data serta
Pemetaan (01)
 Informasi/Data Biofisik
 Informasi/Data Sosial Ekonomi Budaya
 Peta Bentuk Lahan
 Peta Lereng
 Peta Penutupan Lahan
 Data Hujan Spasial
 Peta Tanah
 Peta Kedalaman Tanah
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Langkah dan Tahapan


Pengumpulan dan Penyusunan Data serta
Pemetaan (02)
 Peta Status Lahan/Fungsi Lahan
 Peta Status Sosial Ekonomi.
 Morfo-erosi (longsoran, jurang, tebing, dsb.)
 Lahan Kritis (opsional).
 Kenampakan Erosi/Erosion Feature (opsional)
 Peta Kekritisan Daerah Resapan (opsional).
 Peta Faktor Pengelolaan Tanaman
 Peta Faktor Upaya Konservasi Tanah dan Air
 Peta Kesesuaian Jenis Tanaman (Zonasi Tanaman)
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Pengolahan dan Analisis Data


(Integrasi dan Interpretasi Data)
 Peta satuan lahan (lereng, bentuk, dan penutupan lahan)
 Menentukan tingkat erosi dengan USLE berdasarkan data
hujan, sifat tanah, panjang dan kemiringan lereng,
pengelolaan tanaman dan pengelolaan konservasi tanah
 Menentukan Tingkat Bahaya Erosi (TBE) dengan
menggunakan data kedalaman tanah dan tingkat erosi.
 Menambahkan bahaya erosi longsoran, jurang dan tebing
sungai pada peta yang menunjukan tingkat risiko erosi
 Menentukan kemampuan penggunaan lahan (KPL)
berdasarkan lereng, kedalaman tanah dan erosi
 Evaluasi keberadaan lahan kritis (opsional)
 Evaluasi kekritisan peresapan lahan terhadap hujan
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Perencanaan RHL Rehabilitasi Hutan dan Lahan


 Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
 Pemulihan Hutan dan Lahan
 Pengembangan Sumberdaya Air
 Pengembangan Kelembagaan
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Pengertian
1. DAS (Daerah Aliran Sungai) adalah suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan
sungai dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang berasal dari curah
hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai
dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan.

2. Sub DAS adalah bagian dari DAS yang menerima air hujan dan mengalirkannya melalui anak sungai ke sungai
utama. Setiap DAS terbagi habis ke dalam Sub DAS – Sub DAS.

3. Pengelolaan DAS adalah upaya dalam mengelola hubungan timbal balik antara sumber daya alam
dengan sumber daya manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya untuk mewujudkan kemanfaatan sumber
daya alam bagi kepentingan pembangunan dan kelestarian ekosistim DAS serta kesejahteraan masyarakat.
4. Pengelolaan DAS Terpadu adalah rangkaian upaya perumusan tujuan, sinkronisasi program,
pelaksanaan dan pengendalian pengelolaan sumberdaya DAS lintas para pemangku kepentingan secara partisipatif
berdasarkan kajian kondisi biofisik, ekonomi, sosial, politik dan kelembagaan guna mewujudkan tujuan pengelolaan DAS.

5. DAS Prioritas adalah DAS yang berdasarkan kondisi lahan, hidrologi, sosek, investasi dan kebijaksanaan
pembangunan wilayah tersebut perlu diberikan prioritas dalam penanganannya.

6. RTRWP (Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi) adalah struktur dan pola pemanfaatan
ruang yang diinginkan di masa yang akan datang yang paling tepat untuk mewujudkan tujuan pembangunan di suatu
wilayah provinsi.

7. RTRWK (Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota) adalah struktur dan pola
pemanfaatan ruang yang diinginkan di masa yang akan datang yang paling tepat untuk mewujudkan tujuan
pembangunan di suatu wilayah kabupaten/kota.

8. Pola Umum, Kriteria dan Standar RHL adalah pedoman dalam rangka rehabilitasi hutan dan
lahan bagi Pemerintah, Pemerintah Daerah dan Masyarakat.
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Pengertian
9. Tata Air DAS adalah hubungan kesatuan individual unsur-unsur hidrologis yang meliputi hujan, aliran sungai,
peresapan dan evapotranspirasi dan unsur lainnya yang mempengaruhi neraca air suatu DAS.

10. Kawasan Hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh pemerintah untuk
dipertahankan keberadaannya sebagai kawasan hutan tetap.

11. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan
hidup yang mencakup sumberdaya alam, sumberdaya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna kepentingan
pembangunan berkelanjutan. Ruang lingkup kawasan lindung meliputi kawasan yang memberikan perlindungan
kawasan bawahnya, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam dan kawasan rawan bencana alam.

12. Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama untuk dibudidayakan atas dasar
kondisi dan potensi sumber daya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan.

13. Kawasan Budidaya Tanaman Tahunan adalah kawasan budidaya yang diusahakan dengan
tanaman tahunan, seperti hutan produksi tetap, perkebunan, tanaman buah-buahan dan lain sebagainya.

14. Kawasan Budidaya Tanaman Setahun/Semusim adalah kawasan budidaya yang


diusahakan dengan tanaman setahun/semusim terutama tanaman pangan.

15. Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan
meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam mendukung sistem
penyangga kehidupan tetap terjaga.

16. Konservasi Tanah adalah upaya mempertahankan, merehabilitasi dan meningkatkan daya guna lahan
sesuai peruntukannya.
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Pengertian
17. Reboisasi adalah upaya tanam menanam dalam rangka rehabilitasi lahan kritis di dalam kawasan hutan.
18. Penghijauan - upaya pemulihan/perbaikan kembali keadaan lahan kritis di lKBNK melalui kegiatan tanam
menanam dan bangunan konservasi tanah agar dapat berfungsi sebagai media produksi dan sebagai media pengatur
tata air, serta upaya mempertahankan dan meningkatkan dayaguna lahan sesuai dengan peruntukannya.

19. Daerah Tangkapan Air (DTA)/Catchment Area adalah suatu wilayah daratan yang
menerima air hujan, menampung, dan mengalirkannya melalui satu outlet/tempat/peruntukan, misalnya Daerah
Tangkapan Air Waduk Gajah Mungkur, dan lain-lainnya.

20. Lahan Kritis adalah lahan di dalam maupun di luar kawasan hutan yang telah mengalami kerusakan, sehingga
kehilangan atau berkurang fungsinya sampai pada batas yang ditentukan atau diharapkan.

21. Dam Pengendali adalah bendungan kecil yang dapat menampung air (tidak lolos air) dengan konstruksi
lapisan kedap air, urugan tanah homogen, beton (tipe busur) untuk pengendalian erosi, sedimentasi, banjir, dan irigasi
serta air minum dan dibangun pada alur sungai/anak sungai dengan tinggi maksimal 8 meter.

22. Dam Penahan adalah bendungan kecil yang lolos air dengan konstruksi bronjong batu atau trucuk
bambu/kayu yang dibuat pada alur sungai / jurang dengan tinggi maksimal 4 meter yang berfungsi untuk
mengendalikan/mengendapkan sedimentasi/erosi dan aliran permukaan (run-off).

23. Embung Air adalah bangunan penampung air berbentuk kolam yang berfungsi untuk menampung air hujan/air
limpasan atau air rembesan pada lahan tadah hujan yang berguna sebagai sumber air untuk memenuhi kebutuhan
pada musim kemarau.
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Pengertian
24. Sumur Resapan adalah salah satu rekayasa teknik konservasi air yang dibuat sedemikian rupa menyerupai
sumur pada daerah pemukiman dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan
dan meresapkannya ke dalam tanah.

25. Hutan Rakyat adalah hutan yang tumbuh di atas tanah yang dibebani hak milik maupun hak lainnya di luar
kawasan hutan dengan ketentuan luas minimum 0,25 ha, penutupan tajuk tanaman kayu-kayuan dan tanaman
lainnya lebih dari 50 %.

26. Tata Air DAS adalah hubungan, kesatuan individual unsur-unsur hidrologis yang meliputi hujan, aliran
permukaan dan aliran sungai, peresapan, aliran air tanah dan evapotranspirasi dan unsur lainnya yang
mempengaruhi neraca air suatu DAS.

27. Terminologi-terminologi Kunci di Matakuliah Konservasi Tanah dan Air

28. Dan lain-lain yang diperlukan


Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Prosedur Penyusunan
P-RHL merupakan rencana kegiatan RHL yang disusun
berdasarkan kondisi biofisik - sosial ekonomi - budaya masyarakat
setempat dalam satuan unit ekosistem

 Rencana Kehutanan Nasional


 Rencana Tata Ruang Wilayah
 Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
 Rencana Pengelolaan Sumberdaya Air
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Jangka Waktu
RTk-RHL merupakan rencana jangka menengah dan
disusun untuk jangka waktu 15 tahun dan dapat dikaji
ulang dengan memperhatikan perubahan kondisi
biofisik maupun sosial ekonomi budaya masyarakat.

Studi Pustaka
Mempelajari dan menggali berbagai laporan, buku
referensi, peraturan dan perundang-undangan yang relevan
harus dilakukan agar rekomendasi kegiatan yang akan
disampaikan dapat diterima dan telah cukup mengantisipasi
terhadap situasi dan kondisi di daerah
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Kebijakan dan Arahan


▀ Kebijakan RHL Nasional
▀ Arahan Penggunaan Lahan / Tata Ruang
▀ Arahan Pengembangan KL
▀ Arahan Pengembangan KB
▀ Arahan Pengembangan SDAir
▀ Arahan KTA
▀ Arahan Pengembangan Kawasan Konservasi
▀ Arahan Pengembangan Kelembagaan dan P-
Masyarakat
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Perumusan Masalah Utama


Pokok Masalah dan Alternatif Metode Penyusunan P-RHL
Pendekatan/
Keluaran
Kelompok Pokok Masalah Tujuan RHL Analisis dan Pedoman
P-RHL P-RHL

Pengendalian Peta Tk.


Fluktuasi aliran sungai Tingkat kekritisan Kekritisan
banjir dan
Hidrologi (KRS besar, nisbah peresapan air hujan ke daerah
meningkatkan dalam tanah (IV) resapan
Qmx/Qmn juga besar)
potensi air Peta RHL
Tingkat erosi dan Pengendalian
Pemetaan/Pengamatan Peta TBE
sedimentasi yang erosi - erosi dan TBE (I) Peta RHL
tinggi sedimentasi
Peta lahan
Luas lahan kritis Rehabilitasi Pemetaan/Pengamatan
kritis
meningkat lahan kritis erosi dan TBE (I)
Lahan Peta RHL

Luas lahan kritis Pemetaan lahan kritis


Peningkatan (II)
meningkat, produktivitas
produktivitas Pemetaan kemampuan Peta LUC
lahan /kesuburan dan kesesuaian lahan / Peta RHL
menurun lahan
LUC (III)

Sosial Indikator
Daya dukung ekonomi Pengembangan Analisa Ekonomi mikro Sosek
Ekonomi rendah Sosial Ekonomi usaha tani (V) Rekomenda
Budaya si RHL logis
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Pengumpulan Data
Data Biofisik
Risalah / Deskripsi Kondisi Umum
1. Letak dan luas serta bentuk DAS/Kawasan
2. Iklim
3. Tanah, geologi dan geomorfologi
4. Tingkat kerusakan lahan
5. Topografi
6. Penggunaan lahan eksisiting dan yang direncanakan
7. Keadaan vegetasi/liputan lahan
8. Hidrologi dan prasarana pengairan
9. Mata Air
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Peta-peta
1. Peta Geomorfologi
2. Peta Topografi
3. Peta Geologi
4. Peta Kelas Kelerengan
5. Peta Tanah
6. Peta Liputan Lahan/Tata Guna Lahan
7. ............... dan lainnya
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Data-data Spesifik
1. Data hujan ± 10 tahun terakhir dari stasiun yang mewakili
wilayah/DAS /Sub DAS untuk menetapkan besaran Erosivitas
Hujan (R).
2. Data tanah, untuk menetapkan nilai Erodibilitas Tanah (K), Tingkat
Permeabilitas dan/atau Infiltrasi, serta Sifat-sifat tanah yang
mencirikan tingkat kemampuannya.
3. Data Panjang dan Kemiringan lereng untuk menetapkan Indeks
Panjang dan Kemiringan Lereng (LS).
4. Data Pengelolaan Tanaman dan Praktek Konservasi Tanah untuk
menetapkan Indeks Pengelolaan Tanaman dan Praktek Konservasi
tanah (CP) dan Infiltrasi Aktual.
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Data-data Pendukung
1. Jeluk Mempan dan Kedalaman Efektif Tanah
2. Sedimentasi
3. Debit Minimum, Debit Maksimum, Rataan dan
Debit Banjir atau Puncak
4. Intensifikasi Pertanian Tanaman Pangan,
Perkebunan, Perikanan dan Peternakan
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Data Sosial Ekonomi


Data Primer
1. Identitas petani
2. Jumlah keluarga per kepala keluarga
3. Pendidikan masing-masing anggota keluarga
4. Umur masing-masing anggota keluarga
5. Mata pencaharian keluarga
6. Pendapatan keluarga
7. Pemilikan lahan dan status pemilikan lahan
8. Hasil usaha tani
9. Pengeluaran keluarga
10.Pendapatan petani
11.Tingkat adopsi petani terhadap teknologi RHL
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Data Sekunder
1. Kependudukan
- Jumlah penduduk (orang) dicatat berdasarkan kelas umur
- Pertambahan penduduk
- Kepadatan penduduk (geografis, agraris)
- Ukuran besarnya keluarga
- Tingkat Pendidikan
- Jenis kelamin
2. Mata pencaharian
3. Pendapatan Penduduk
4. Luas pemilikan lahan
5. Pola usaha tani dan produksi pertanian
6. Keadaan tenaga kerja
7. Tingkat upah dan harga
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Penyusunan P-RHL Lahan Kering Usaha Tani Konservasii


Kondisi Umum
 Lahan kering di Indonesia berperan sangat penting dari segi luas, potensi
produksi, serta fungsi tata air
 Pemanfaatan lahan kering mencakup upaya peningkatan produksi pertanian
dan konservasi tanah, air dan vegetasi.
 Pemanfaatan lahan kering baru mengarah peningkatan produksi dan belum
diikuti penerapan teknologi RHL
 Usaha tani konservasi mengupayakan peningkatan produksi dan penerapan
kaidah-kaidah konservasi tanah secara terpadu dengan usaha taninya
 Usaha tani lahan kering adalah pemanfaatan lahan untuk menghasilkan produk
pertanian tanpa menggunakan pengairan dengan sistem irigasi.
 RHL adalah upaya untuk memulihkan, mempertahankan dan meningkatkan
fungsi hutan dan lahan sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya
dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Tujuan Pokok RHL


Tercapainya peningkatan produksi pertanian secara
berkesinambungan disertai dengan pelestarian fungsi
lahan sebagai pengaturan tata air dan perlindungan
lingkungan hidup
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Prinsip Rehabilitasi Hutan dan


Lahan (RHL)
1. Mengendalikan limpasan air permukaan dan
meresapkan air hujan ke dalam tanah
2. Menekan erosi tanah dengan memperkecil pengaruh
air hujan dan limpasan air permukaan yang dapat
menimbulkan erosi tanah
3. Memanfaatkan SDA Tanah, Air dan Vegetasi dengan
memperhatikan kelestariannya
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Aspek Teknis RHL


1. Pemanfaatan hutan dan lahan sesuai dengan
kemampuannya
2. Penerapan teknik RHL secara benar dan
tepat
3. Peningkatan produksi pertanian secara
maksimal
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Metoda RHL
1. Metoda Vegetatif (V) yaitu upaya RHL dengan
menanam berbagai jenis tanaman pohon dan atau
tanaman lainnya, dengan maksud menjaga penutupan
tanah dan mengikat butiran-butiran tanah lebih kuat
2. Metoda Teknik Sipil / Fisik Mekanik (T) yaitu upaya
RHL dengan membuat bangunan/konstruksi dengan
maksud mengurangi laju aliran permukaan, mencegah
erosi dan mengendalikan sedimen
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Metoda Vegetatif
1. Penghijauan
2. Reboisasi
3. Pengkayaan Reboisasi
4. Hutan Rakyat
5. Pengkayaan Hutan Rakyat
6. Tanaman Lorong
7. Strip Rumput
8. dll.
Desa Mandalamekar
Kecamatan Jatiwaras
Kabupaten
Tasikmalaya Jawa
Barat. Desa ini
memiliki sebuah
program penghijauan
massal dan
berkesinambungan.
Tokoh Masyarakat
membuat sebuah
naungan berupa
paguyuban dengan
nama Mitra Alam
Munggaran
Penghijauan
Taman Hutan Raya (Tahura) Bukit Soeharto,
Samboja, Selasa (12/6/2012)

Reboisasi
Monitoring Hutan Rakyat sesuai Permenhut Nomor P.30/ Menhut-
II/2012 Tanggal 17 Juli 2012 di Desa Sukaraja Kecamatan Sepaku
Kabupaten Penajam Paser Utara Kalimantan Timur
Hutan damar mata-kucing (Shorea javanica) Hutan sengon juga menghasilkan
di Krui, Lampung Barat salak pondoh di Wonosobo.

Hutan rakyat mahoni (Swietenia


macrophylla) di atas tanah berbatu, Desa
Sumberrejo, Batuwarno, Wonogiri
Sistem Pertanaman
Lorong (Alley Cropping)
Strip rumput ........
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Metoda Teknik Sipil / Fisik Mekanik


1. Dam Pengendali (Dpi)
2. Dam Penahan (DPn)
3. Pengendali Jurang (Gully Plug)
4. Embung Air (Embung)
5. Sumur Resapan Air (SRA)
6. Rorak (Saluran Buntu)
7. Perlindungan Kanan Kiri / Tebing Sungai
8. Saluran Pembuangan Air (SPA) dan Bangunan
Terjunan Air
9. Teras
10. Biopori
11. dll.
Drop Structures
Drop Structures
Drop Structures
Dam Pengendali (DPi)
Dam Pengendali (DPi)
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Dam Pengendali (DPi)


Sumur Resapan
Lubang Biopori (LRB)
Hujan

Infiltrasi Aliran permukaan


Sumur resapan

Muka air tanah

Lapis kedap air


Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

Sarana-prasarana
 Perhubungan
Data yang dihimpun adalah : panjang jalan yang dikelompokkan dalam jalan aspal,
jalan yang diperkeras dengan batu, jalan tanah. Dari transportasi perlu dihimpun
jumlah dan jenis kendaraan bermotor yang ada.

 Perekonomian
Data yang dihimpun meliputi : jumlah bank dan jenis-jenisnya, jumlah pasar dan jenis-
jenisnya dan jumlah koperasi. Prasarana penyuluhan. Data yang dihimpun meliputi
jumlah media penyuluhan, dan tenaga penyuluh.

 Pendidikan
Data yang dihimpun meliputi jumlah sekolah/perguruan tinggi yang ada.

 Kesehatan
Data yang dihimpuan adalah tempat-tempat layanan kesehatan yang ada (rumah sakit,
puskesmas, dll).
Laboratorium Konservasi Tanah dan Air (KTA)
Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

 Kelembagaan
Kelembagaan yang mantap ditentukan oleh sumber aya manusia yang kompeten,
organisasi yang efektif menurut kewenangan masing-masing dan tata hubungan
kerja yang profesional.
1. Kompetensi, kesesuaian pendidikan dan pengelaman kerja, SDM di
bidang perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi
2. Ada tidaknya sistem insentif / disinsentif
3. Kewenangan organisasi pelaksanaan dalam RHL (pemerintah,
pemerintah daerah, kelembagaan masyarakat)
4. Sistem pengendalian RHL
5. Peran para pihak dalam pengendalian RHL
6. Ada tidaknya konflik dengan nilai-nilai adat
7. Peraturan perundangan
8. Dana pendamping dari APBD
9. Tata hubungan kerja para pihak
10. Kelompok tani
11. Keberadaan dan efektifitas serta pranata Sosial

Anda mungkin juga menyukai