PROGRAM
PENCEGAHAN, PENANGGULANGAN, PENYELAMATAN KEBAKARAN DAN
PENYELAMATAN NON KEBAKARAN
KEGIATAN
PENCEGAHAN, PENGENDALIAN, PEMADAMAN, PENYELAMATAN DAN
PENANGANAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN KEBAKARAN DALAM
DAERAH KABUPATEN KOTA
SUB KEGIATAN
PENCEGAHAN KEBAKARAN DALAM DAERAH KABUPATEN KOTA
PEKERJAAN
Studi Kelayakan Pembangunan Embung Di Pagai Utara Dan Sikakap
Praktik Konservasi Tanah dan Air (KTA) pada dasarnya ditujukan untuk
mengendalikan proses erosi dan sedimentasi serta untuk memelihara
keberadaan dan ketersediaan air sesuai fungsi dan manfaatnya. Untuk
tujuan pengendalian erosi dan sedimentasi, dibuat bangunan KTA di
antaranya berupa DPi, DPn dan GP. Sedangkan untuk pengembangan
sumber daya air atau dengan kata lain untuk tujuan memperkecil aliran
permukaan (surface run off) dan memperbesar infiltrasi air hujan, dibuat
embung, SRA dan biopori.
Pada prinsipnya yang diperlukan dalam konservasi tanah dan air :
a. Mengusahakan agar kapasitas infiltrasi tanah tetap besar sehingga
jumlah aliran permukaan dapat dikurangi.
b. Mengurangi laju aliran permukaan sehingga daya pengikisannya
terhadap permukaan rendah dan material yang terbawa aliran dapat
diendapkan.
c. Mengusahakan agar daya tahan tanah terhadap daya tumbuk atau
penghancuran agregat tanah oleh butir hujan tetap ada.
d. Mengusahakan agar pada bagian-bagian tertentu dari tanah dapat
menjadi penghambat atau menahan partikel yang terangkut aliran
permukaan agar terjadi pengendapan yang tidak jauh dari tempat
pengikisan.
Dengan adanya Konservasi Tanah dan Air (KTA) tersebut di atas jelas
tergambar langsung maupun tidak langsung akan membantu tercapainya
tujuan Rehabilitasi Hutan dan Lahan (RHL) (memulihkan,
mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan sehingga
peranannya dalam mendukung sistem penyangga kehidupan tetap
terjaga). Selain itu, berkaitan system penyangga kehidupan tetap terjaga
maka kegiatan Konservasi Tanah dan Air (KTA) dalam rangka RHL harus
tetap berbasis pada unit DAS yang memperhatikan hubungan antar
morfologi DAS (hulu, tengah dan hilir).
1.3. SASARAN
Sasaran kegiatan yang ingin dicapai adalah :
Mendapatkan dokumen studi kelayakan pembangunan embung di lokasi
yang diusulkan menjadi lokasi pembangunan embung.
2.3. KELUARAN
Merekomendasikan layak dan tidak layaknya dibangun embung dilokasi
tersebut sesuai dengan Juknis Berdasarkan Peraturan Dirjen Pengendalian
Daerah Aliran Sugai dan Hutan Lindung Kementrian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan Nomor : P.6/PDASHL/SET/KUM.1/8/2017 tentang Petunjuk
Teknis Bangunan Konservasi Tanah dan Air. Berupa Dokumen Studi
Kelayakan Pembangunan embung yakni teridentifikasinya potensi-potensi
lokasi pembangunan embung untuk memenuhi kebutuhan air sebagai
cadangan air untuk kebakaran hutan dan lahan serta cadangan air sewaktu
musim kemarau.
2.4 PENUTUP
Demikian Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini dibuat untuk menjadi pedoman
minimal dalam pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
JONSA, S.E.
NIP. 19780814 201001 1 023