Dipersiapkan Oleh :
Dinas Pekerjaan Umum Kebupaten Raja Ampat
i
ii
SURAT REKOMENDASI
iii
KATA PENGANTAR
Lingkungan, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup,
yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha
dan/atau Kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL)
merupakan dokumen yang wajib disusun oleh pemrakarsa sebagai upaya sadar dan terencana
Dokumen UKL-UPL pada rencana kegiatan Pembangunan Saluran Irigasi di Limalas dengan
Semoga dokumen UKL-UPL ini dapat memenuhi persyaratan dan ketentuan perundangan
iv
SURAT PERNYATAAN
Selaku penanggung jawab pelaksanaan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup pada
Pembangunan Jaringan Irigasi di Kampung Limalas, Distrik Misol Timur, Kabupaten Raja
Ampat. Menyatakan sebagai berikut :
v
DAFTAR ISI
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.2 Jabatan Personil Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Raja Ampat................................. 8
Tabel 4.2 Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Tabel 4.3 Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
Tabel 4.4 Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Raja Ampat ........................9
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
upaya sadar dan terencana dalam mengelola sumber daya secara bijaksana dalam
pembangunan yang berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup, maka perlu adanya
pengawasan dan pengelolaan lingkungan dalam setiap kegiatan. Perlu disadari semakin
yang akan dikembangkan potensi alamnya, akan memberikan konsekuensi logis timbulnya
dampak (perubahan) terhadap lingkungan, oleh karena itu Pemerintah Kabupaten Raja Ampat
melalui Dinas Pekerjaan Umum akan mengedepankan masalah lingkungan di segala kegiatan
pembangunannya.
Pada tahun 2017 Dinas Pertanian Kabupaten Raja Ampat bersama dengan Mabes
TNI melaui program TMMD ( Tentara Manunggal Membangun Desa) membuka sejumlah
petak sawah dengan luasan ± 100 H di Limalas. Saat itu dengan arahan dan bimbingan oleh
Dinas Pertanian Kabupaten Raja Ampat dan TNI, masyarakat setempat mulai menanam padi
dan telah menghasilkan panen beberapa kali termasuk panen raya yang dihadiri oleh Kepala
Daerah dan Pejabat Pemerintahan Setempat. Bersamaan dengan itu Dinas Pekerjaan Umum
Kabupaten Raja Ampat ditugaskan oleh Bupati Raja Ampat untuk menyiapkan irigasi teknis
untuk membantu memfasilitasi masyarakat. Pada awal tahun 2018, Dinas Pekerjaan Umum
Kementrian Pekerjaan Umum dan disetujui pada akhir tahun 2018 dengan konsultasi regional
1
• Sebagai bentuk tanggung jawab Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Raja Ampat kepada
masyarakat setempat melalui arahan Bupati Raja Ampat untuk dapat membangun
fasilitas publik
• Mempunyai daerah yang masih cukup luas dan sumber air yang memadai
Dengan adanya pembangunan saluran irigasi teknis ini diharapkan dapat membawa
dampak positif dari aspek lingkungan sosial masyarakat setempat. Dan disamping itu dapat
Setiap usaha atau kegiatan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup perlu
dianalisis sejak awal perencanaannya sampai pada saat operasional kegiatan, sehingga langkah
pengendalian dampak negatif dan pengembangan dampak positif dapat disiapkan sedini
mungkin untuk pencegahan kerusakan lingkungan. Adapun salah satu upaya pencegahan
kerusakan lingkungan atau perlindungan / penyelamatan lingkungan secara dini sebelum suatu
kegiatan dimulai adalah dengan menerapkan / meningkatkan efektifitas kegiatan yang akan
jaringan irigasi direncanakan seluas ± 20 H dengan sumber air yang berasal dari air rawa di
sekitar persawahan. Berdasarkan kebijakan Peraturan Menteri Nagara Lingkungan Hidup No.
16 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup (Khusus dokumen
mengajukan permohonan izin lingkungan. Sehingga dalam hal ini pemrakarsa diwajibkan
untuk menyusun dokumen UKL-UPL untuk dapat memenuhi persyaratan pembangunan yang
berwawasan lingkungan.
dan pemantauannya, agar dampak positif dapat optimalkan dan dampak negatif dapat ditekan
sampai seminimal mungkin. Upaya sinergis ini diharapkan dapat memberikan hasil yang
2
komperhensif dan memuaskan, baik dari kelayakan teknis, ekonomis, sosial maupun
lingkungan.
lingkungan yang ditimbulkan karena keberadaan dan kegiatannya. Secara rinci tujuannya
a. Untuk mengetahui sedini mungkin apabila terjadi perubahan atau penurunan kualitas
mungkin timbul dapat dikendalikan, dicegah, ditanggulangi secara cepat dan tepat.
c. Sebagai bentuk komitmen pemrakarsa untuk selalu menjaga dan melestarikan fungsi
b. Memberi masukan dan arahan petunjuk teknis kepada instansi-instansi terkait, yang
yang terjadi.
3
3. Bagi Masyarakat
Dokumen UKL-UPL ini sebagai informasi publik bahwa pemrakarsa memiliki komitmen
untuk mencegah terjadinya akses negatif yang ditimbulkan oleh aktifitas pembangunan
1.3 MANFAAT
1. Bagi Pemrakarsa
b. Mengetahui permasalahan lingkungan yang timbul di masa yang akan datang dan
irigasi.
berwawasan lingkungan.
pemilihan alternatif yang layak dari segi lingkungan yang kaitannya dengan
jaringan irigasi.
4
3. Bagi Masyarakat
dampak yang harus dikelola, tata cara pengelolaan dampak, lingkup tugas dan
jaringan irigasi teknis di Limalas Distrik Misol, Kabupaten Raja Ampat. Sehingga
ditimbulkan.
yang terjadi serta dapat diupayakan cara pengelolaannya, sehingga rencana pengembangan
Lingkungan Hidup
5
8. Peraturan Pemerintah RI Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan
Kabupaten/Kota
Wilayah Nasional
11. Peraturan Pemerintah Nomer 42 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Air
15. Peraturan Presiden No 99 Tahun 2014 tentang perubahan kedua atas pertauran
16. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Barang/Jasa Pemerintah
19. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum nomor 33/PRT /2007 tentang Pedoman
Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A
20. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 16 Tahun 2012 tentang Pedoman
6
22. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 30 Tahun 2015
23. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia No.
24. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu
26. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 390 /KPTS/M /2007 tentang
Kabupaten/Kota
Daerah Irigasi
7
BAB II
URAIAN KEGIATAN
Tabel 2.2 Jabatan Personil Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Raja Ampat
8
2.1.2.2 Struktur Organisasi
digolongkan dalam struktur organisasi garis, hal ini terlihat adanya pembagian kekuasaan,
tugas dan tanggung jawab dari atas ke bawah, dimana wewenang ini mengalir dari atasan
ke bawahan dan dari bawahan ke bawahannya lagi. Jadi, hubungan orang di puncak
organisasi dengan golongan terbawah melalui suatu garis lurus yang disajikan dalam
KEPALA DINAS
ABDUL SAMAD WAJO, S.Sos
PEMBINA UTAMA MUDA / IV.c
NIP. 19600415 198102 1 005
KEPALA BIDANG
SUPIYAT, S.Si., MM
PEMBINA / IV.a
NIP . 19771111 200312 1 010
KASI. PEMBANGUNAN KASI. OPERASI & DISTRIBUSI KASI. BINA MANFAAT & PELESTARIAN SUMBER DAYA AIR
EFRIANUS AMBARAU, ST DENNY A. MATULESSY , ST ROSLAN YUSUF, ST
PENATA / III.c PENATA TK. I/III.d PENATA TK. I/III.d
NIP. 19830415 200909 1 001 NIP. 19790422 201004 1 001 NIP. 19870804 201004 1 001
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Raja Ampat
Limalas. Kegiatan ini merupakan implementasi dari pekerjaan Perencanaan Teknis Daerah
9
2.2.2 Lokasi Rencana Kegiatan
Dinas Pekerjaan Umum Raja Ampat rencananya akan melakukan kegiatan pembangunan
di :
• Kampung : Limalas
• Distrik : Misol Timur
• Kabupaten : Raja Ampat
• Propinsi : Papua Barat
• Posisi koordinat GPS : S1˚42’21.20”E130˚18’04,22”
Citra wilayah Kampung Limalas dan lokasi rencana pembangunan dapat dilihat pada
Gambar 2.2.
10
Berdasarkan Citra Kampung Limalas, pemanfaatan lahan sekitar lokasi rencana
Kampung yaitu Limalas Barat dan Limalas Timur yang masing-masing memiliki kelompok
pembagian wilayah berdasarkan kepemilikan lahan dan luas wilayah. Terdapat 4 (empat)
wilayah Faknik 1 dengan status ststus kepemilikannya merupakan milik adat/marga Falon.
rerumputan, tumbuhan liar dan sebagian kecil terdapat lahan kering sekunder/ rawa gambut.
11
(a)
(b)
tersebut dibagi menjadi beberapa lokasi penggunaan yaitu penggunaan lahan untuk pembuatan
embung, pipa saluran air , bak penampung dan penempatan panel surya.
12
2.3.2 Pelaksanaan dan Gambar Pelaksanaan
sebelum pekerjaan dilaksanakan, baik pekerjaan sipil maupun mekanikal/elektrikal. Hal ini guna
mengetahui apakah ada persyaratan yang tidak lazim/sesuai, maka penyedia wajib mengadakan
perubahan seperlunya sehingga tidak akan menimbulkan bahaya dalam pekerjaan. Apabila ada
1. Gambar Rencana
2. Gambar dengan skala yang lebih besar/sesuai ukuran yang tertera pada gambar
menyediakan tenaga kerja berikut pengawasan dan hal-hal lain yang dianggap perlu. Penyedia
diwajibkan menangani semua keperluan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan pekerjaan. Penyedia
Penyedia dianggap telah mempertimbangkan semua resiko yang mungkin terjadi dan
pekerjaan dilaksanakan. Pekerjaan harus diserahkan dengan lengkap, selesai dengan sempurna
kepada Pemberi Tugas termasuk perbaikan-perbaikan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan
pada lingkungan pembangunan termasuk pembersihan. Berikut lay out rencana pembangunan
13
Gambar 2.4 Lay out jaringan irigasi
14
2.3.3 Rencana Kerja
Pada Gambar 2.3 diketahui bahwa setelah menyerahkan rencana kerja kepada
penyedia, penyedia kemudian menyusun request pekerjaan beserta Soft Drawing kepada
Rencana Kerja ini akan dipakai Pemberi Tugas dan Konsultan Pengawas sebagai dasar
untuk menentukan segala sesuatu yang berhubungan dengan kemajuan, keterlambatan dan
Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini adalah 165 ( Seratus Enam puluh Lima ) hari
15
2.3.5 Personil
Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai berikut :
Sertifikat Keahlian ( SKA ), Ahli Teknik Sumber Daya Air - Madya (211) Yang
Memiliki Sertifikat Keahlian ( SKA ), Ahli Teknik Sumber Daya Air - Madya (211)
Sertifikat Keahlian ( SKA ), Ahli Teknik Tenaga Listrik - Madya (401) Yang Telah
16
• Tukang Besi Beton Pendidikan Minimal SMA/SMK Sederajat, Memiliki
SKT- Tukang Pasang Pipa (TM 038) Yang Telah Berpengalaman Minimal 5 Tahun,
Ketrampilan : SKT- Tukang Las Konstruksi Plat & Pipa (TM 039) Yang Telah
Ketrampilan : SKT
• Operator Dump Truck (TM 019) Yang Telah Berpengalaman Minimal 5 Tahun,
Lampirkan KTP
2.3.6 Peralatan
Daftar Peralatan Utama Yang diperlukan Untuk Melaksanakan pekerjaan ini adalah
sebagai berikut :
1. Excavator 2 Unit
4. Waterpass 1 Unit
6. Gerobak 5 Unit
17
2.3.7 Kualitas Bahan dan Pekerjaan
1. Kualitas Bahan dan Pekerjaan harus dari tingkat yang prima sesuai dengan spesifikasi
yang ditentukan dan hasil kerja harus memberikan penampilan dan kesan yang rapi
dan baik.
mendapat persetujuan.
pemeriksaan.
pada kondisi yang sesuai dengan spesifikasi ini,dan harus memikul biaya yang
1. Untuk seluruh pelaksanaan pekerjaan, dipakai air yang tidak mengandung minyak,
asam, alkali, garam. bahan-bahan organik atau bahan-bahan lain yang dapat
merusak bangunan.
2. Khusus untuk beton, jumlah air yang digunakan untuk membuat adukan
disesuaikan dengan jenis pekerjaan beton atau dapat ditentukan dengan ukuran isi
1. Pasir Beton, Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang
ditentukan dalam PBI 1971 (Nl-2) diantaranya yang paling penting adalah: a)
18
Butiran-butiran harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan jari dan
pengaruh cuaca. b) Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5% (lima persen).
2. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya, apabila
diayak dengan ayakan 150 maka sisa butiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm,
c. Batu Kali/Gunung
1. Batu yang dipakai harus dari jenis yang keras, tidak keropos, serta mempunyai
2. Baik batu, pasir maupun air adukan yang dipakai pada pekerjaan ini harus bersih
3. Penyedia tidak dibenarkan menggunakan jenis batu lain kecuali atas izin
Pengawas.
1. Yang dimaksud dengan Agregat Kasar dapat berupa kerikil atau batu pecah yang
diperoleh dari pemecahan batu (Stone Chruser) dengan besar butiran lebih besar
dari 5 mm (split).
2. Kerikil atau Batu Pecah untuk beton harus memenuhi syarat-syarat yang
3. Kerikil atau Batu Pecah harus keras, bersih serta sesuai butiran dan gradasinya
4. Kerikil/Batu Pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih besar dari 1% (satu
persen)
1. Portland Cement (PC) yang digunakan harus PC jenis (NI-8) dengan type I (satu)
19
2. Bila menggunakan PC yang telah disimpan !ama harus diadakan pengujian terlebih
dipakai/dipergunakan lagi.
a. Peralatan Pelaksanaan.
diperlukan dalam jumlah yang cukup dan kondisi yang baik dan siap pakai, agar
terjamin adanya kualitas pekerjaan yang baik dan memenuhi persyaratan dan laju
pekerjaan yang memadai, hingga seluruh pekerjaan dapat diselesaikan dalam waktu
hingga mutu pekerjaan yang dihasilkan tidak sesuai dengan persyaratan atau laju
Penyedia dari tanggung jawab atas pemenuhan kualitas pekerjaan dan laju pekerjaan
utilitas, baik milik pribadi maupun milik negara/masyarakat termasuk semua sarana
bangunan dari utilitas tersebut dari segala macam kerusakan-kerusakan yang terjadi
akibat kegiatankegiatan pelaksanaan oleh Penyedia harus diperbaiki oleh dan atas
jaringan utilitas yang terletak didalam tanah. Prasarana yang ada disekitar dan
diperlukan oleh bangunan dan utilitas harus dijaga agar tetap berfungsi.
diperbaiki oleh dan atas beban biaya Penyedia sesuai dengan kondisi sebelumnya.
pengamanan atas semua bahan, perlengkapan, peralatan dan pekerjaan yang ada
didalam batas areal proyek dan sekitarnya yang menjadi tanggung jawabnya,
terhadap semua bentuk kerusakan, gangguan atau kerugian yang dilakukan oleh
2. Untuk tahap pekerjaan yang telah selesai, Penyedia bertanggung jawab atas
sampai pada saat pekerjaan diserahkan untuk pertama kalinya kepada pemilik.
Penyedia harus selalu menjaga kelengkapan catatan dalam buku Pengawas yang
sesuai dengan pelaksanaan dan memperoleh persetujuan Pengawas. Semua catatan yang
21
berhubungan dengan pekerjaan selalu harus disiapkan untuk Pengawas dan satu set copy
gambar lengkap dan spesifikasi harus selalu tersimpan di Pengawas keet. Penyedia juga
harus membuat buku tamu yang akan melaporkan tentang keperluan tamu proyek tersebut.
1. Gambar sesuai Pelaksanaan (As Build Drawings) Semua yang belum terdapat dalam
Pengawas membuat gambar hasil pelaksanaan pekerjaan (as built drawing) guna
perbedaan antara gambar kerja dan hasil pelaksanaan pekerjaan. Gambar tersebut
foto kondisi kemajuan pekerjaan dilapangan. Foto-foto ini dicetak berwarna 7 (tujuh)
a. Pemberdayaan Pelaku Usaha Papua Sesuai Perpres No. 17 Tahun 2019, Dalam rangka
memberdayakan pelaku usaha papua, dalam pekerjaan ini disyaratkan untuk melakukan
kerja sama dengan pelaku usaha papua dalam bentuk subkontrak terhadap item
pekerjaan yang dapat disubkontakkan sesuai aturan yang berlaku dengan tetap menjaga
mutu/kualitas pekerjaan.
22
b. Gambar
1. Gambar-gambar yang dilampirkan pada rencana kerja dan syarat-syarat pekerjaan ini.
c. Petunjuk
1. Petunjuk atau keterangan yang diberikan dalam Rapat Penjelasan (Aanwijzing) yang
penyediaan.
23
2.3.10 Rencana Keselamatan Konstruksi ( RKK )
24
2.3.11 Sasaran K3 dan Program K3
a. Sasaran K3
• Tidak ada kecelakaan kerja yang berdampak korban jiwa (Zero Fatal Acident)
• Semua pekerja wajib mengenakan APD yang sesuai bahaya dan resiko pekerjaannya
masing-masing
• Menjamin agar dalam pelaksanaan proyek tidak terjadi kecelakaan dan penyakit akibat kerja
2. Program K3
rambu, Spanduk Poster, Pagar Pengaman, Jaring Pengaman, sesuai kebutuhan dilapangan
secara konsisten
• Melakukan Inspeksi secara rutin terhadap kondisi dan cara kerja yang berpotensi bahaya
25
BAB III
3.1 GEOGRAFIS
di wilayah Misol Timur. Pulau Misol terdiri dari 4 Distrik yaitu, Distrik Misol Utara, Distrik
Misol Timur, Distrik Misol Barat dan Distrik Misol Selatan dengan luas wilayah 2,034 Km2
dengan ketinggian 500 MDPL. Berikut Peta Administrasi dan Topografi Pulau Misol dapat
26
Berdasarkan Gambar 3.1 secara administratif, batas wilayah Kampung Limalas adalah
sebagai berikut :
MDPL. Hal ini menunjukan wilayah Kampung Limalas berada di daerah daratan rendah yang
27
3.2 KIMIA FISIKA
Komponen kimia fisika yang disajikan disini ini terdiri dari komponen iklim, kualitas
udara dan kebisingan dan kualitas air. Adapun penjelasan masing-masing adalah sebagai
berikut :
3.2.1 Iklim
Dari data sekunder yang ada, rencana pembanguan jaringan irigasi yang terletak di
Limalas, Distrik Misol Timur Kabupaten Raja Ampat ini beriklim tropis dengan kondisi
Iklim merupakan gambaran berbagai kondisi cuaca sehari-hari atau dengan kata
lain iklim adalah rerata cuaca dalam periode yang panjang. Secara garis besar iklim di
Kabupaten Raja Ampat adalah iklim tropis dan perubahan iklim muson. Pada Mei-
bertiup angin Barat Laut. Menurut data curah hujan dari Badan Meteorologi, Klimatologi
dan Geofisika Kota Sorong Stasiun Seigun, curah hujan di wilayah Kabupaten Raja Ampat
tergolong tinggi. Data curah hujan dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tahun 2014-2018
Curah hujan * Jumlah Hari hujan * Jumlah
Bulan
(mm) Tahun (mm) Tahun
Januari 154,2 5 16,8 5
Februari 194,2 5 16,2 5
Maret 192,2 5 14,4 5
April 166,4 5 17 5
Mei 377,8 5 21,4 5
Juni 388,6 5 21,8 5
Juli 293,2 5 20,2 5
Agustus 256,2 5 16,6 5
September 270,4 5 15,4 5
Oktober 166,8 5 14,4 5
Nopember 185,6 5 16,4 5
Desember 164,8 5 16,6 5
Jumlah 2810,4 207,2
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kota Sorong Stasiun Seigun
*Hasil perhitungan
28
Data pada Tabel 3.1 menunjukan bahwa jumlah curah hujan yaitu 2810,4
mm/tahun dengan distribusi hujan yang cukup merata. Berdasarkan data yang diperoleh
curah hujan bulanan tidak diketahui, hal ini menunjukan bahwa tidak adanya bulan kering
pada wilayah Kabupaten Raja Ampat. Distribusi hujan harian bulanan berjumlah 207, 2
mm dengan jumlah hari hujan terbesar yaitu 21,8 mm yang terjadi pada setiap bulan Juni.
Curah hujan yang tergolong tinggi akan mempengaruhi suhu dan kelembaban di
wilayah tersebut. Semakin tinggi suhu maka kelembaban akan semakin rendah begitu juga
sebaliknya.
Data curah hujan yang tergolong tinggi mengakibatkan suhu di wilayah Kabupaten
Raja Ampat cukup rendah. Rata-rata suhu udara di wilayah Kabupaten Raja Ampat dapat
Tahun 2014-2018
Rata-Rata Suhu Udara (Celcius)
Bulan
Suhu Minimum* Suhu Maksimum*
Januari 24,54 31,34
Februari 24,18 30,78
Maret 24,22 31,54
April 24,34 31,24
Mei 24,6 31,32
Juni 24 30,5
Juli 23,56 30,38
Agustus 23,52 30,42
September 23,78 30,42
Oktober 24,22 31,08
Nopember 24,3 30,94
Desember 24,72 31,44
Rata-Rata 24,16 30,95
Sumber : Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Kota Sorong Stasiun Seigun
*Hasil perhitungan
29
Data pada Tabel 3.2 menunjukan suhu minimum dan maksimum rata-rata per
tahun di sekitar wilayah Kabupaten Raja Ampat yaitu yaitu 24,16 ˚C dan 30,95 ˚C.
Data sebaran curah hujan dan suhu di wilayah Kabupaten Raja Ampat ini
diharapkan dapat mewakili data sebaran curah hujan di wilayah rencana pembangunan
jaringan irigasi.
Pembangunan jaringan irigasi akan dikerjakan pada wilayah yang tergolong minim
aktivitas kendaraan sehingga kualitas udara pada wilayah tersebut masih sangat terjaga.
Tingkat kebisingan pada rencana pembangunan jaringan irigasi dipengaruhi oleh aktivitas
kebisingan sehingga dapat diketahui seberapa besar dampak kebisingan yang diakibatkan
dari aktifitas kegiatan. Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor :
30
Tabel 3.3 Nilai parameter kebisingan
Berdasarkan Tabel 3.3 informasi nilai kebisingan pada kegiatan ini dikategorikan
sebagai lingkungan kegiatan ruang terbuka hijau dengan nilai tingkat kebisingan sebesar
50 DB (A).
31
3.2.3 Kualitas Air
Air yang digunakan untuk keperluan jaringan irigasi bersumber dari air rawa yang
dihilirisasi dari air sungai di Kampung Limalas. Informasi kualitas air sungai yang berada
5 Total Posfat (PO4) mg/l 0,2 0,2 0,019 <0,019 SNI 06-6989.31-2005
6 Nitrat (NO2) mg/l 10 10 0,02 <0,02 SNI 06-2480-1991
Logam Terlarut
Sumber : Hasil Uji Lab. UPT Laboratorium Lingkungan DLH Prov. Sulawesi Selatan, 2019
menggunakan Baku Mutu Air berdasarkan Baku Mutu Air pada Peraturan Pemerintah
Nomor : 82 Tahun 2001. Dari hasil pengujian diketahui bahwa kualitas air sungai dari
32
semua parameter masih memenuhi ambang batas yang diperbolehkan. Sehingga dapat
dikatakan bahwa kualitas air sungai di Kampung Limalas masuk dalam kategori baik.
3.3. BIOLOGI
pembangunan jaringan irigasi. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada penjelasan di bawah
ini:
Kondisi tumbuhan di sekitar rencana kegiatan lebih dominan berupa tanaman liar.
Dengan kondisi flora di sekitar rencana pembangunan berupa tumbuhan rumput (gulma).
sebagai berikut :
33
3.3.2 Fauna Darat
irigasi. Dari hasil pengamatan diketahui bahwa tidak terdapat satwa langka dan hewan
buas atau ditakuti keberadaannya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
No Spesies
Nama Ilmiah Nama Lokal
I. SERANGGA dan INVERTEBRATA
1
Eurema hecabe Kupu – kupu kuning
2
Papilionidae Kupu – kupu hitam
3
Anthophila Tawon
4
Solenopsis sp Semut Api
5
Formica rufa Semut Hitam
6
Ordo odonata Capung
7
Culicidae Nyamuk
II. AMPHIBIA
1 Bufo sp Kodok/Katak
III. REPTILIA
1 Mabouya multifaciata Kadal
IV. MAMALIA
1 Rattus Rattus Tikus
34
3.4 SOSIAL EKONOMI, BUDAYA DAN KESEHATAN MASYARAKAT
Kampung Limalas terbagi menjadi 2 Kampung yaitu Kampung Limalas Barat dan
Kampung Limalas Timur dengan masing-masing wilayah memiliki luas 0,146 Km2 dan
0,143 Km2. Dengan jumlah KK sebanyak 167 KK (Sumber: Data Perangkat Kampung).
Kondisi sosial masyarakat sekitar lokasi kegiatan sangat beragam, mulai dari tingkat
pendidikan, mata pencaharian, jumlah penduduk berdasarkan umur dan lain sebagainya.
Keberadaan jaringan irigasi menimbulkan dampak bagi kondisi sosial ekonomi dan
budaya masyarakat sekitarnya, sehingga dampak yang ditimbulkan tersebut tentunya perlu
dikaji secara mendalam, apakah memberikan dampak yang positif atau justru sebaliknya,
membuat dampak negatif yakni menjadikan semakin kompleksnya masalah yang harus
dihadapai oleh masyarakat. Kondisi sosial masyarakat di Kampung Limalas dapat dilihat
Jumlah Penduduk
Pekerjaan Pendidikan
Rumah Anak Jumlah
Lansia Dewasa Utama Rata-Rata
Tangga Bayi
atau menggeliatkan perekonomian masyarakat sekitar. Hal ini telah menjadi komitmen
masyarakan untuk dapat mengelola lahan pertanian dengan baik , maka dengan adanya
jaringan irigasi akan diikuti oleh peningkatan kesejahteraan masyarakat di sekitar lokasi
kemudahan bagi masyarakat sekitar untuk dapat memperoleh sumber air pertanian.
35
3.4.2 Sosial Budaya
dengan adanya interaksi tersebut maka keterikatan antara satu dengan yang lainnya tidak
dapat dipisahkan. Pola keterikatan tersebut terwujud dalam bentuk komunikasi antar
Dari informasi yang didapatkan melalui masyarakat dan tokoh masyarakat yang
ada di sekitar lokasi rencana kegiatan, bahwa kegiatan sosial budaya tersebut masih
berjalan di Kampung Limalas. Aktivitas dan kegiatan sosial budaya yang masih berlaku
a. Gotong Royong, Kegiatan ini merupakan kegiatan rutin warga masyarakat yang
pelaksanaannya dilakukan minimal seminngu sekali setiap hari Jumat. Adapun bentuk
c. Kegiatan keagamaan seperti ibadah Bersama dan peringatan hari- hari besar lainnya.
Budaya yang terdapat di Kampung Limalas cukup beragam, hal ini disebabkan
adanya beberapa marga asli dan pendatang yang berdomisili di Kampung tersebut.
Terdapat 6 marga asli yang berada pada kedua Kampung di Limalas. Marga asli yang
mendominasi yaitu marga Fadimpo dan Falon. Sedangkan marga pendatang yang
dalam UKL dan UPL ini juga mengamati bagaimana kondisi kesehatan masyarakat yang
tinggal di sekitar wilayah Kampung Limalas. Jenis penyakit yang umumnya sering
terjangkit oleh masyarakat sekitar kampung yaitu ISPA (Sumber : Petugas kesehatan
Kampung).
36
3.4.4 Persepsi Masyarakat
kampung dan masyarakat sekitar lokasi rencana pembangunan jaringan irigasi, rencana
bagi masyarakat utamanya tidak merusak lingkungan sekitar. beberapa harapan masyrakat
dengan keberadaan jaringan irigas ini adalah sumber air pertanian yang lebih mudah dan
37
BAB IV
pencegahan, pengendalian dan penanggulangan dampak penting lingkungan hidup yang bersifat
negatif dan meningkatkan dampak positif yang timbul sebagai akibat dari suatu kegiatan dalam
Setiap kegiatan yang berhubungan dengan konstruksi akan memberikan dampak langsung
ataupun tidak langsung terhadap lingkungan. Namun perlu diketahui bahwa setiap kegiatan
konstruksi tentunya sudah melalui tahapan studi yang mendalam sehingga diharapkan akibat dari
kegiatan tersebut dapat diminimalisasi. Dampak yang mungkin terjadi dianalisa pada tahap pra
sehingga nantinya pembangunan jaringan irigasi tidak akan bermasalah dengan pemilik
lahan dan pengeola memiliki kesepakan sebagian lahan persawahan digunakan untuk
kegiatan pengadaan lahan karena apabila tidak ada kesepahaman antara pemilik lahan
dan pengelola maka presepsi rencana pembangunan jaringan irigasi akan menjadi
negatif.
alat berat dan material yang keras akan berpotensi menimbulkan dampak kecelakaan
kerja bila pekerjaan tidak dilakukan dengan SOP yang telah direncanakan sebelumnya.
Antisipasi dari kecelakaan kerja yaitu dengan menciptakan lingkungan kerja yang
Pada pelaksanaan mobilisasi alat dan material dilakukan secara bertahap sesuai
dengan kebutuhan. Berdasarkan data pada BAB II, diketahui hanya menggukanan 3
39
masyarakat. Berdasarkan hal tersebut kegiatan mobilisasi alat berat dan material
asli dari flora ataupun fauna di wilayah sekitar pembanguna. Berdasarkan data flora dan
Fauna di BAB III tidak terdapat flora dan fauna langka sehingga kegiatan ini tidak akan
penggunaan lahan untuk embung, bak penampunga air, saluran irigasi dengan pipa dan
penggunaan lahan untuk tempat panel surya. Penyiapan lahan adalah pekerjaan
semak belukar, pepohonan, dan semua rintangan permukaan. Kegiatan penyiapan lahan
dapat menyebabkan dampak negatif yaitu apabila kegiatan penyiapan lahan dilakukan
4.1.3 Operasional
keresahan masyarakat apabila air irigasi tidak sampai ke lahannya. Hal ini dapat
disebabkan oleh masalah teknis seperti pipa bocor, valve yang tidak berfungsi dengan
baik, generator untuk mengalirkan air bermasalah, dan lain-lain. Sehingga perlu adanya
perawatan rutin guna meminimalisir dampak negatif yang akan timbul dari presepsi
masyarakat.
40
4.1.3.2 Ketersediaan Air Sungai
Ketersediaan air sungai merupakan dampak luaran yang akan terjadi dalam
rencana pembangunan jaringan irigasi. Hal ini disebabkan daya dukung dari sungai
dengan pengelolaan air irigasi yang dapat diatur sesuai dengan ketersediaan airnya.
41
Dari hasil ringkasan dampak pada Tabel 4.1 diketahui beberapa dampak penting yang
perlu dilakukan pengelolaan dan pemantauan dari kegiatan pembangunagn jaringan irigasi di
pembangunan jaringan irigasi. Dampak negatif dan positif harus dapat dikelola dengan baik
agar kualitas lingkungan di sekitar kegiatan berada pada kondisi keseimbangan ekosistem
yang baik.
berperan dalam mengubah presepsi masyrakat tentang pembangunan jaringan irigasi. Pada
masyarakat dalam hal pangan sehingga peran serta masyarakat dalam memanfaatkan dan
merawat sarana dan prasarana irigasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja tetapi juga
pengelolaan yang telah dilakukan, sehingga pengelolaan yang dilakukan akan maksimal.
Berkaitan dengan upaya pengendalian dampak negative akibat kegiatan proyek, maka upaya
pemantauan dilakukan berdasarkan tahapan kegiatan yaitu pra konstruksi, konstruksi dan
diperlukan pertimbangan waktu mengingan kondisi lingkungan yang dapat berubah setiap
dan monitoring. Pendekatan jenis dampak untuk memilih jenis dampak yang akan dipantau
berdasarkan hasil prediksi dampak lingkungan yang timbul akibat kegiatan pembangunan
jaringan irigasi, pemantauan dilakukan mencangkup dua kategori dampak yaitu dampak
hidup yang akan dilaksanakan oleh pemrakarsa secara rinci diuraikan dalam matriks yang
43
Tabel 4.2 Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Pembangunan Jaringan Irigasi
Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Kegiatan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi
Periode Lokasi Periode Pengelolaan dan
No Lokasi Keterangan
Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Jenis Dampak Sumber Dampak Besaran Dampak Tolak Ukur Pengelolaan
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
Tahap Pra Konstruksi
>Instansi Pelaksana
>Sedini mungkin melakukan sosialisasi DPU Kab. Raja
rencana kegiatan kepada masyrakat >Melakukan pengamatan dan Ampat
Tidak ada keluhan dan Kampung
dengan cara pendekatan yang Kampung Limalas, pengawasan pada saat kegiatan sosialisasi >Instansi Pengawas
tidak muncul Sekali sebelum Limalas, Distrik Sekali sebelum
Perubahan presepsi Sosialisasi rencana Intensitas keluhan sederhana sehingga mudah diterima Distrik Misol Timur, >Bentuk sosialisai dengan cara DLH Kab. Raja
1 pembicaraan kurang baik tahap konstruksi Misol Timur, tahap konstruksi
masyarakat pembagunan masyarakat oleh masyarakat >Sosialisasi dilakukan Kabupaten Raja wawancara langsung dengan tokoh Ampat
dikalangan masyarakat berlangsung Kabupaten Raja berlangsung
dengan melibatkan pengelola, tokoh Ampat masyarakat dan instansi terkait tentang >Instansi Penerima
sekitar Ampat
adat, pemerintahan kampung dan rencana kegiatan Laporan
masyrakat sekitar lokasi kegiatan DLH Kab. Raja
Ampat
>Instansi Pelaksana
>Melakukan musyawarah dengan DPU Kab. Raja
pemilik lahan untuk menentukan Ampat dibantu Tim
Tidak ada keluhan pembebasan lahan yang dapat Kampung Perencana
Kampung Limalas,
ataupun tindakan yang digunakan untuk pembuatan jaringan Sekali sebelum Melakukan wawancara langsung dengan Limalas, Distrik Sekali sebelum >Instansi Pengawas
Keresahan Pembebasan/pengadaa Intensitas keluhan Distrik Misol Timur,
2 kurang baik dari irigasi tahap konstruksi pemilik lahan dan apparat kampung Misol Timur, tahap konstruksi DLH Kab. Raja
masyarakat n lahan masyarakat Kabupaten Raja
kelangan masyarakat >Melakukan koordinasi dengan pihak berlangsung terkait pembebasan lahan adat Kabupaten Raja berlangsung Ampat
Ampat
setempat pemerintahan kampung apabila jaringan Ampat >Instansi Penerima
saluranirigasi melewati area Laporan
persawahan milik masyarakat DLH Kab. Raja
Ampat
15
Tabel 4.3 Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup Pembangunan Jaringan Irigasi (Lanjutan Tabel 4.2)
Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Kegiatan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi
Periode Lokasi Periode Pengelolaan dan
No Lokasi Keterangan
Bentuk Upaya Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Pemantauan Pemantauan Pemantauan
Jenis Dampak Sumber Dampak Besaran Dampak Tolak Ukur Pengelolaan
Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Lingkungan Hidup
Lingkungan Hidup
Hidup Hidup Hidup
Tahap Konstruksi
>Instansi Pelaksana
DPU Kab. Raja
Ampat dibantu Tim
>Menginformasikan kebuthan tenaga
Melakukan pengamatan dan dan Kampung Teknis
kerja lokal Kampung Limalas,
Jumlah tenaga kerja 1 bulan sebelum inventarisasi saat perekrutan tenaga kerja, Limalas, Distrik 1 bulan sebelum >Instansi Pengawas
Intensitas keluhan Adanya tenaga kerja >Kegiatan penerimaan melibatkan Distrik Misol Timur,
1 Kesempatan Kerja lokal yang dapat tahap konstruksi untuk mengetahui besarnya presentase Misol Timur, tahap konstruksi Pemerintahan
masyarakat lokal min 30 % aparat kampung sebagai pengawas agar Kabupaten Raja
diserap berlangsung keterlibatan masyarakat sekitar saat Kabupaten Raja berlangsung Kampung
diprioritaskan dan sesuai dengan Ampat
kegiatan konstruksi berlangsung Ampat >Instansi Penerima
keahlian
Laporan
DLH Kab. Raja
Ampat
>Menyediakan dan mewajibkan setiap >Instansi Pelaksana
pekerja proyek memakai APD (safety DPU Kab. Raja
shoes, sarung tangan, helm) Ampat dibantu Tim
>Menyediakan perlatan P3K untuk Kampung Teknis
Kampung Limalas, Selama Selama
Angka kecelakaan Terciptanya konsidi upaya penanganan pertama jika terjadi Limalas, Distrik >Instansi Pengawas
Kerawanan Kegiatan pekerjaan Distrik Misol Timur, pekerjaan tahap > Memantau dan mengecek apakah pekerjaan tahap
2 kerja dari tenaga kerja lingkungankerja yang kecelakaan kerja Misol Timur, DLH Kab. Raja
kecelakaan kerja konstruksi Kabupaten Raja konstruksi pekerja telah memakai perlatan K3 konstruksi
konstruksi kondusif dan aman > Pemasangan spanduk “Utamakan Kabupaten Raja Ampat
Ampat berlangsung berlangsung
keselamatan dan kesehatan kerja” Ampat >Instansi Penerima
> Pemasangan tulisan " Selain petugas Laporan
petugas/pekerja dilarang memasuki DLH Kab. Raja
area proyek" Ampat
>Instansi Pelaksana
DPU Kab. Raja
Ampat dibantu Tim
Keputusan Menteri
Kampung Teknis
Negara Lingkungan >Mengatur mobilisasi material dengan Kampung Limalas, Selama Selama
Limalas, Distrik >Instansi Pengawas
Peningkata Mobilisasi material Akumulasi kendaraan Hidup Nomor : KEP- ritase yang rendah >Melakukan Distrik Misol Timur, pekerjaan tahap Melakukan pengamatan dan pengawasan pekerjaan tahap
`3 Misol Timur, DLH Kab. Raja
kebisingan konstruksi proyek 48/MENLH/11/1996 mobilisasi material pada jam-jam yang Kabupaten dRaja konstruksi mobilisasi material konstruksi
Kabupaten Raja Ampat
tentang Baku Tingkat bersamaan dengan aktifitas warga Ampat berlangsung berlangsung
Ampat >Instansi Penerima
Kebisingan
Laporan
DLH Kab. Raja
Ampat
>Instansi Pelaksana
DPU Kab. Raja
Ampat dibantu Tim
>Pembersihan lahan sesuai dengan Selama Selama Teknis
>Tidak terjadi erosi
>Erosi tanah >Terbukanya lapisan penggunaan lahan pekerjaan tahap >Memantau tahapan pembukaan lahan Area terbuka di pekerjaan tahap >Instansi Pengawas
tanah berlebihan Area terbuka di
2 >Berkurangnya flora Pembersihan lahan atas tanah >Menanam tumbuhan yang sekiranya konstruksi dan >Memantau kondisi tanaman yang sekitar lokasi konstruksi dan DLH Kab. Raja
>Tetap terjaga habitat sekitar lokasi kegiatan
dan fauna >Ekosistem terganggu mampu mengembalikan habitat flora operasional ditanam kegiatan operasional Ampat
flora dan fauna
dan fauna berlangsung berlangsung >Instansi Penerima
Laporan
DLH Kab. Raja
Ampat
45
Tabel 4.4 Matriks Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan (Lanjutan Tabel 4.3)
Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan Rencana Kegiatan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
Institusi Pengelolaan
No Periode Lokasi Periode dan Pemantauan Keterangan
Bentuk Upaya Pengelolaan Lokasi Pengelolaan Pengelolaan Bentuk Upaya Pemantauan Pemantauan Pemantauan Lingkungan Hidup
Jenis Dampak Sumber Dampak Besaran Dampak Tolak Ukur
Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan Hidup Lingkungan Lingkungan
Hidup Hidup Hidup
Tahap Operasional
>Instansi Pelaksana
DPU Kab. Raja
Ampat
Tidak ada keluahan
>Mengatur jadwal penyaluran air irigasi >Instansi Pengawas
apapun selama kegiatan Disekitar area Selama kegiatan Disekitar area Selama kegiatan
Keresahan Operasinal dan Intesitas keluhan >Melakukan pemeliharaan terhadap Melakukan pengamatan dan pengawasan Pemerintahan
`1 opersional dan persawahan dan operasional persawahan dan operasional
masyarakat pemeliharaan masyarakat alat-alat yang digunakan untuk kegiatan operasinal dan pemeliharaan Kampung
pemeliharaan irigasi berlangsung irigasi berlangsung
mendukung jalannya sistem irigasi >Instansi Penerima
berlangsung
Laporan
DLH Kab. Raja
Ampat
>Instansi Pelaksana
DPU Kab. Raja
Ampat dibantu Tim
Perencana
Disekitar area Selama kegiatan Disekitar area Selama kegiatan >Instansi Pengawas
Ketersediaan Opersasional dan Tidak ada pasokan air Mengatur jumlah air yang dibutuhkan Melekukan pemantauan terhadap
2 Berkurangnya debit air persawahan dan operasional persawahan dan operasional Pemerintahan
pasokan air pemeliharaan untuk irigasi setiap masa tanam penggunaan air
irigasi berlangsung irigasi berlangsung Kampung
>Instansi Penerima
Laporan
DLH Kab. Raja
Ampat
46
BAB V
Setiap rencana kegiatan yang memiliki dampak negatif atau positif yang ditimbulkan
akibat kegiatan dilaksanakan, diperlukan upaya yang tidak hanya mengakaji dampak-dampak
tersebut. Tetapi dalam pelaksanaannnya diperlukan izin untuk melaksanakan perlindungan dan
Kampung Limalas, Distrik Misol Timur, Kabupaten Raja Ampat, berdasarkan Peraturan
Pemerintan Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat Nomor 30 Tahun 2015 tentang Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi,
baik dalam rencana dan operasional membutuhkan beberapa ijin Perlindungan Pengelolaan
1. Izin penggunaan air untuk irigasi dari Pemerintah Kabupaten Raja Ampat
Lingkungan Hidup
47
342/LHU/LABLH/IV/2019
342/AS/IV/2019
15 April 2019
48
49