Anda di halaman 1dari 10

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN EMBUNG PENGGUNG

GUNA MEMENUHI KEBUTUHAN AIR BERSIH


DI KECAMATAN NAWANGAN KABUPATEN PACITAN

Intan Puspitaningrum1, Ussy Andawayanti2, Evi Nur Cahya2


1
Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya
2
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Teknik Pengairan Universitas Brawijaya-Malang, Jawa Timur, Indonesia
Jalan MT. Haryono 167 Malang 65145 Indonesia
Email : intannpusspita94@gmail.com

ABSTRAK
Wilayah Kabupaten Pacitan 88% merupakan daerah pegunungan kapur. Hampir 90% air baku
PDAM Kabupaten Pacitan menggunakan air permukaan (sungai). Pembangunan embung ini termasuk usaha
atau kegiatan yang diharapkan dapat memperkecil dampak negatif pada musim kemarau yaitu sulitnya
mendapatkan air bersih. Studi ini bertujuan untuk mengetahui analisa stabilitas pelimpah embung dan
mengkaji penetapan harga air baku minimum. Sehingga diharapkan pengembalian modal proyek Embung
Penggung ini dapat dibebankan pada hasil penjualan air baku. Kelayakan ekonomi dihitung dengan
membandingkan nilai manfaat dan biaya ditinjau terhadap nilai rasio manfaat dan biaya (B/C), selisih
manfaat dan biaya (B-C), tingkat pengembalian internal (IRR), periode pengembalian (PBP), dan analisa
sensitivitas. Berdasarkan hasil perhitungan, didapatkan angka keamanan terhadap guling sebesar 3,058 dan
terhadap geser 1,515 dan dapat dikatakan pelimpah aman teradap guling dan geser. Besarnya biaya modal
adalah Rp. 3.822.850.350.00 dan biaya operasional pemeliharaan Rp. 503.852.250.00. Dasar perhitungan
yang digunakan dalam perhitungan harga air ini adalah B/C > 1, diperoleh harga air Rp. 1.835/m3. Besarnya
B/C adalah 1,11, IRR = 9,34 % dan Analisa Sensitivitas biaya naik 10% dan manfaat turun 10% yang
dianggap paling sensitif terhadap nilai biaya dan manfaat. Untuk periode pengembalian (PBP) modal pada
tahun ke 8.Sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek Pembangunan Embung Penggung ini layak secara
ekonomi.

Kata kunci : Harga Air, Analisa Sensitivitas, B/C, B-C, IRR,

ABSTRACT
Pacitan district region 88 % is an area of limestone mountains. Almost 90 % of PDAM clean water
Pacitan district use the surface water. The development of the dam isan activity which expected to decrease
negative imoact in dry season to reach clean water. This study explains about dam spillway stability and te
lowest clean water fixing. Which is expected to Payback the Penggung dam project by the sale of clean
water. The determination of economic feasibility is calculated by comparing the value of benefit and cost
(B/C), deviation of benefit and cost (B-C), internal rate of return (IRR), payback period (PBP) and sensitivity
analysis. Based on calculations, is the safety factor to roll as much as 3,058 and the safety factor to
displacement as much as 1,515 and it is stated that spillway is safe to the roll and displacement. Based on
calculations, which consist the capital cost Rp. 3.822.850.350.00 and operating and maintenance cost
Rp.503.853.250.00. Basic calculations used in the pricing of water is B/C >1 results the water price Rp.
1.835/ m3. The amount of B/C = 1,11, IRR = 9,34 % and cost of sensitivity analysis 10 % increase and
benefits 10 % decrease which considered the most sensitive to the value of costs and benefit. For the payback
period capital in the eight years. So, it can be concluded that The Dam Penggung Project proper in
economically.

Keywords: Water price, Sensitivity Analysis, B/C, B-C, IRR


1. PENDAHULUAN ekonomi maupun teknis. Diperlukan
1.1 Latar Belakang suatu analisis harga air yang dilihat dari
Saat ini masalah utama yang dihadapi sisi konsumen maupun produsen. Pada
oleh sumber daya air meliputi kuantitas air proyek Embung Penggung ini analisa
yang sudah tidak mampu memenuhi pengembalian modal dibebankan pada
kebutuhan yang terus meningkat dan hasil penjualan air bersih.
kualitas air untuk keperluan domestik
semakin menurun. Mengingat pemyediaan 1.3 Tujuan dan Manfaat
air bersih merupakan salah satu program Tujuan dari studi ini adalah untuk
Pemerintah yang penanganannya mengetahui analisa stabilitas pelimpah
diserahkan kepada PDAM, maka PDAM Embung Penggung terhadap geser dan
Kecamatan Nawangan berupaya guling, menganalisa kemampuan Embung
menyediakan air bersih yang mampu untuk memenuhi kebutuhan air bersih
memenuhi syarat dan dapat terdistribusi masayarakat maupun jumlah pelayanan
dengan baik kepada konsumen. penduduk yang bisa dikembangkan,
Sebagai upaya untuk memenuhi mengetahui analisa manfaat dan biaya,
kebutuhan air tersebut dilakukan upaya mengetahui nilai analisa BCR, NPV, IRR,
fisik yaitu pembangunan embung yang Payback Period, Analisa Sensitivitas dan
diharapkan dapat menampung laju air untuk mengetahui harga air yang
sungai sehingga dapat meresap kedalam menguntungkan dalam hal ini B/C >1
tanah serta berfungsi sebagai pengendali saat awal pengoperasian Embung
banjir di daerah hilir. Embung Penggung.
merupakan cekungan yang dalam di suatu Manfaat dari studi ini adalah untuk
daerah perbukitan. Air embung berasal mengetahui dan menganalisa kelayakan
dari limpasan air hujan yang jatuh di pembangunan embung. Sehingga embung
daerah tangkapan (Aditya,2012:1). tersebut dapat dimanfaatkan secara
Embung Penggung merupakan salah satu optimal untuk pemenuhan kebutuhan air
alternatif pemecahan masalah yang yang bersih di Kecamatan Nawangan. Hasil
diharapkan dapat mengatasi permasalahan dari studi ini dapat dijadikan refrensi
kebutuhan air. instansi terkait dalam hal ini PDAM
Kecamatan Nawangan dalam penentuan
1.2 Identifikasi Masalah dan penetapan harga air setelah
Pembangunan Embung Penggung berdirinya Embung Penggung ini.
merupakan salah satu wujud dari usaha
untuk menanggulangi masalah suplay air 2. TINJAUAN PUSTAKA
bersih. PDAM Kabupaten Pacitan 2.1 Benefit Cost Ratio (BCR)
diharapkan dapat meningkatkan Metode Benefit Cost Ratio (BCR)
Pelayanan Air Bersih pada masyarakat memberikan nilai penekanan terhadap
sesuai Program Pemerintah yaitu nilai perbandingan antara aspek manfaat
Program MDG.s (Millenium (benefit) yang akan diperoleh dengan
Development Goals). Pada studi ini akan aspek biaya atau kerugian yang akan
dibahas kelayakan pembangunan embung ditanggung (cost) dengan adanya
guna memenuhi kebutuhan air bersih di investasi tersebut. Oleh sebab itu,
Kecamatan Nawangan Kabupaten Pacitan perbandingan manfaat dan biaya
dengan memperhatikan analisa stabilitas merupakan parameter untuk mengetahui
pelimpah, penambahan pelayanan apakah suatu proyek menguntungkan atau
penduduk berdasarkan data debit andalan tidak. Berikut ini adalah rumus
embung yang ada dan menggunakan perbandingan manfaat dan biaya:
analisa harga air yang paling layak secara
PV dari manfaat keadaan sebenarnya yang terjadi sesudah
BCR  proyek tidak sama dengan estimasi awal.
PV dari biaya
Apabila harga B/C lebih dari 1 maka Analisa sensitivitas juga dapat dikatakan
dapat dikatakan suatu proyek layak untuk sebagai batas atas dan batas bawah suatu
dikerjakan. Sebaliknya apabila hasil B/C proyek dapat dikatakan tidak layak.
kurang dari 1 maka proyek tersebut tidak Berikut beberapa keadaan yang biasanya
layak untuk dikerjakan. dilakukan dalam analisa sensitivitas
proyek pengairan adalah sebagai berikut:
2.2 Net Present Value (NPV) - Terjadi 10 % penurunan pada nilai
Net Present Value (NPV) adalah manfaat yang diperkirakan.
selisih antara benefit dengan cost yang - Terjadi 10 % kenaikan pada biaya
telah di present value kan. Kriteria ini proyek yang diperkirakan.
mengatakan bahwa proyek akan dipilih - Tertundanya penyelesaian proyek
jika NPV > 0. Dengan demikian, jika selama dua tahun.
suatu proyek mempunyai nilai NPV < 0, Dari hasil analisa sensitivitas
maka tidak akan dipilih atau tidak layak terhadap beberapa keadaan diatas dapat
untuk dijalankan (Kadariah, 1988:40). diketahui elemen proyek yang merupakan
Nilai NPV dapat dicari dengan: elemen sensitif terhadap keberhasilan
Selisih Biaya dan Manfaat = Nilai proyek. Misalnya dari analisa sensitivitas
Sekarang dari Manfaat – Nilai Sekarang disimpulkan bahwa proyek sangat sensitif
dari Biaya. Keunggulan dari metode NPV terhadap penundaan penyelesaian proyek,
diantaranya adalah: perlu ditelaah kembali komponen
- Memperhitungkan nilai waktu dari pelaksanaan proyek agar kemungkinan
uang tertundanya penyelesaian dapat
- Memperhitungkan arus kas selama dikurangi. Hal ini dapat dilakukan dengan
usia ekonomis proyek. jalan menyederhanakan komponen
- Memperhitungkan nilai sisa proyek. proyek agar tidak mempersulit
pelaksanaannya (Suyanto, 2001:41).
2.3 Internal Rate of Return (IRR)
Tingkat pengembalian bunga 2.5 Payback Period (PBP)
(Internal Rate of Return) merupakan Payback Period adalah jangka waktu
tingkat suku bunga yang membuat periode yang diperlukan untuk membayar
manfaat dan biaya mempunyai nilai sama kembali (mengembalikan) semua biaya-
B-C=0 atau tingkat suku bunga yang biaya yang telah dikeluarkan dalam
membuat B/C =1. Dasar perhitungan IRR investasi suatu proyek. Payback period
ini dapat dilakukan dengan mencari nilai ini akan dipilih yang paling cepat dapat
discount rate sehingga diperoleh nilai mengembalikan biaya investasi, makin
present value benefit sama dengan nilai cepat pengembaliannya makin baik dan
present value cost, atau didapat nilai kemungkinan besar akan terpilih.
NPV = 0. Apabila nilai discount rate Jika komponen cash flowbenefit dan
yang saat itu berlaku lebih besar dari nilai cost-nya bersifat annual, maka
IRR maka proyek tersebut bisa dikatakan formulanya menjadi:
menguntungkan, namun apabila discount k(PBP) = x periode waktu
rate yang berlaku sama dengan nilai IRR Dimana:
maka proyek tersebut dikatakan impas. k = periode pengembalian
Investasi = modal yang diperlukan
2.4 Analisa Sensitivitas Annual benefit = keuntungan pengeluaran
Dengan melakukan analisa pertahun
sensitivitas, kita dapat memperkirakan periode waktu = tahun.
dampak yang akan terjadi apabila
Dalam metode payback period ini Gambar 1. Pelimpah Embung per meter
rencana investasi dikatakan layak jika panjang
periode pengembalian kurang dari sama Tabel 1. Penghitungan Momen
dengan umur investasi (Giatman,
2007:85).

3. METODOLOGI PENELITIAN
Tahapan pengerjaan studi ini dapat
dilihat pada diagram berikut:
Mulai

Stabilitas Terhadap Guling


Data Jumlah
Data Debit
Andalan
Penduduk dan Data
Data Teknis
Embung
X =
Jumlah Layanan

Perhitungan Perhitungan
=
Proyeksi Jumlah Stabilitas
Penduduk Pelimpah
= 1,290 m
Perhitungan Perhitungan Biaya
Proyeksi Konstruksi
Kebutuhan Air
Baku

Tidak Layak Perhitungan Biaya


Modal

Kebutuhan Air Baku < Q Andalan


Perhitungan Biaya
Tahunan
Layak

Penambahan Pelayanan Total Biaya


Penduduk Pembangunan
Embung

Analisa Manfaat Air


Baku
SF =
Tidak Layak =
Analisa Kelayakan Proyek
= 3,058 → aman
(B-C, B/C, IRR)
Stabilitas Terhadap Geser
= (f . PV + σo . I) / PH
Layak
SF
Analisa NPV
Analisa Payback
Period
Analisa
Sensitivitas
f = 0,6 karena macam material pada
lokasi embung terdiri atas kerikil dan
Penetapan Harga Air pasir
Kesimpulan dan Saran σo =0
Selesai
SF = (0,6 . 32,32 + 0. I) / 12,8
= 1,515 > 1,2 → aman
4. HASIL DAN PEMBAHASAN Jadi pelimpah embung dapat
4.1 Analisa Stabilitas Pelimpah dikatakan aman setelah dianalisa
Embung stabilitas terhadap geser dan stabilitas
terhadap guling.

4.2 Analisa Biaya


4.2.1 Analisa Modal
Biaya modal terdiri dari 2 macam
biaya yaitu biaya langsung dan biaya
tidak langsung. Biaya langsung
merupakan biaya yang berkaitan
langsung dengan volume pekerjaan yang
menjadi komponen permanen hasil
proyek. Biaya konstruksi meliputi seluruh yang sesuai. Dalam perhitungan
biaya yang digunakan untuk analisa biaya ini dijadikan nilai yang
pembangunan dalam proyek ini terdiri akan datang kemudian dikonversikan
dari pekerjaan persiapan dan pekerjaan menjadi nilai tahunan. Hal ini
konstruksi. dilakukan untuk mempermudah
Biaya tak langsung merupakan biaya perhitungan. Pada studi perencanaan
yang tidak terkait langsung dengan ini pekerjaan konstruksi selesai sampai
besaran volume komponen fisik hasil tahun 2015 dan bunga sebesar 7,5%.
akhir proyek, tetapi mempunyai Tabel 3. Analisa Biaya Modal Tahunan
kontribusi terhadap penyelesaian kegiatan
atau proyek.
Menghitung biaya modal untuk
seluruh perencanaan Embung Penggung
adalah sebagai berikut:
a) Biaya konstruksi
4.2.2 Biaya Tahunan
: Rp. 3.089.172.000 Biaya tahunan dikeluarkan selama
b) Biaya administrasi usia guna rencana proyek yang dibuat
: 2,5% x Rp. 3.089.172.000 pada waktu perencanaan.
= Rp. 77.229.300 Tabel 4. Biaya Total Rencana dengan
c) Biaya konsultan pengawas Pelayanan 35 %
: 5% x Rp. 3.089.172.000
= Rp. 154.458.600
d) Biaya tak terduga
: 5% x Rp. 3.089.172.000
= Rp. 154.458.600
Tabel 2. Biaya Tidak Langsung
Perencanaan Embung Penggung

Perhitungan dan analisa biaya modal


dapat dilihat pada tabel 2. Dengan 4.3 Analisa Manfaat (Benefit)
langkah perhitungan sebagai berikut: Manfaat langsung dari proyek ini
1. Menghitung biaya modal proyek dapat diperoleh dari perhitungan total
perencanaan Embung Penggung yang kebutuhan air baku dikali dengan harga
telah dialokasikan untuk air baku air.
dalam hal ini sebesar total biaya 4.3.1 Indirect Benefit
konstruksi karena proyek tersebut Manfaat tak langsung dari proyek
bukan merupakan proyek multiguna ini yaitu dapat mendorong pengembangan
yaitu sebesar Rp. 3.822.850.350.00 pada wilayah Kecamatan Nawangan dan
2. Menentukan besarnya biaya modal terpenuhinya kebutuhan air bersih
total berdasarkan analisa 2014 yaitu masyarakat.
mengalikan dengan faktor konversi 4.3.2 Tangible Benefit
Manfaat nyata dari proyek ini
didapat dari penjualan air baku dari pihak
pengelola embung kepada PDAM  Komponen manfaat (benefit)
Nawangan. - Total manfaat air baku:
4.3.3 Intangible Benefit Rp. 972.850.371
Manfaat tak nyata adalah keuntungan Sehingga:
proyek yang tidak dapat selalu dinilai B/C =
dengan uang, seperti:
- Meningkatkan kualitas hidup warga =
Kecamatan Nawangan
= 1,11
- Muncul rasa puas jika kebutuhan air
Karena nilai perbandingan BCR pada
baku dapat terpenuhi dengan baik.
proyek Embung Penggung ini > 1 maka
dapat dikatakan bahwa proyek ini layak
4.4 Analisa Ekonomi
secara ekonomi.
4.4.1 Metode Benefit Cost Ratio (BCR)
Metode Benefit Cost Ratio (BCR) pada
4.4.2 Net Benefit (B-C)
studi ini menggunakan perbandingan
Dalam studi ini nilai B-C pada
terhadap nilai tahunan pada aspek
tingkat suku bunga yang berlaku harus
manfaat yang akan diperoleh dengan nilai
mempunyai harga > 0.
tahunan aspek biaya dan kerugian yang
Contoh perhitungan B-C sesuai
akan ditanggung dengan adanya investasi
dengan proyek rencana untuk tingkat
tersebut. Berikut contoh perhitungan B/C
suku bunga sebesar 7,5% adalah sebagai
ratio dengan tingkat suku bunga yang
berikut:
dipakai pada studi ini sebesar 7,5%
Annual Benefit = Rp. 972.850.371
dengan usia guna proyek 20 tahun.
Annual Cost = Rp. 907.205.969
 Total biaya konstruksi=
B-C = Rp. 65.644.402
Rp.3.822.850.350,00
Karena nilai perbandingan B-C pada
 Total biaya O&P tahunan= proyek Embung Penggung ini > 0 maka
Rp. 503.852.250,00 dapat dikatakan bahwa proyek ini layak
 Total kebutuhan air= secara ekonomi.
645.416,66 m3/tahun Tabel 5. Nilai B-C Pada Berbagai
 Total kehilangan air Tingkat Suku Bunga
= 115.252,97 m3/tahun
 Harga air = Rp. 1.835,-/m3
 Total manfaat=
(645.416,66 - 115.252,97) x Rp.
1.835 = Rp. 972.850.731 / tahun
Contoh perhitungan BCR adalah sebagai
berikut:
 Komponen biaya (cost)
4.4.3. Internal Rate of Return (IRR)
- Total biaya konstruksi (tahun 1):
Rp. 3.822.850.350,00 Contoh perhitungan IRR pada
Faktor konversi (F/P, 7,5%, 1): 1,075 proyek Embung Penggung ini adalah
Faktor konversi (A/P, 7,5%, 20): 0,09815 sebagai berikut:
Nilai tahunan biaya konstruksi: IRR= I’+ (I”- I’)
Rp. 402.737.284
- Total biaya O&P (tahun 2 s/d 20) : Dimana:
Rp. 503.852.250,00 I’= suku bunga yang memberikan nilai
Total biaya tahunan: Rp. 402.737.284 + NPV positif = 9 %
Rp. 503.852.250,00= Rp. 906.589.534,00
I”=suku bunga yang memberikan nilai 7. Tertundanya penyelesaian proyek
NPV negatif = 10 % selama dua tahun.
(B-C)’ = (B-C) positif
(B-C)” = (B-C) negatif
Sehingga, Tabel 7.Rekapitulasi Analisa Sensitivitas
IRR=9%+ (10%-9%) Pada Suku Bunga 7,5%
= 9.34 %
Dikarenakan hasil perhitungan IRR
proyek Embung Penggung ini lebih besar
dari suku bunga yang dipakai dalam studi
ini yaitu sebesar 7,5% sehingga proyek
ini dianggap menguntungkan.
Tabel 6. Rekapitulasi Analisa Ekonomi

4.4.5 Payback Period


Analisa pengembalian pada dasarnya
bertujuan untuk mengetahui seberapa
lama (periode) investasi akan dapat
dikembalikan saat terjadinya kondisi
pulang pokok (Giatman, 2007). Berikut
contoh perhitungan analisa pengembalian
pada saat B/C>1 dengan pelayanan
4.4.4 Analisa Sensitivitas sebesar 35%.
Analisa sensitivitas biasanya Berikut contoh perhitungan analisa
dilakukan dengan mengubah salah satu pengembalian menggunakan harga air
elemen proyek (misalnya harga, biaya) B/C > 1 (sesuai harga air eksisting) yaitu
dan menghitung nilai IRR nya dengan Rp.1.835/ m3.
harga tersebut. Analisa sensitivitas yang Diketahui:
dihitung pada studi ini adalah sebagai Biaya Konstruksi = Rp. 3.822.850.350
berikut: Biaya OP = Rp. 503.852.250
1. Terjadi 10% kenaikan pada nilai biaya Total Manfaat = Rp. 972.850.371
yang diperkirakan dan nilai manfaat Pada proyek Embung Penggung ini
tetap. komponen cash flow benefit dan cost nya
2. Terjadi 10% penurunan pada nilai bersifat annual, maka rumus yang
biaya yang diperkirakan dan nilai digunakan adalah:
manfaat tetap. K(PBP) =
3. Terjadi 10% kenaikan pada nilai
manfaat yang diperkirakan dan nilai Untuk mengetahui apakah rencana
biaya tetap. suatu investasi tersebut layak ekonomis
4. Terjadi 10% penurunan pada nilai atau tidak, diperlukan suatu
manfaat yang diperkirakan dan nilai ukuran/kriteria tertentu. Dalam metode
biaya tetap. ini rencana investasi dikatakan layak jika
5. Terjadi 10% kenaikan pada nilai biaya K ≤ usia guna proyek.
yang diperkirakan dan 10% penurunan K(PBP) =
pada nilai manfaat.
= 8 Tahun
6. Terjadi 10% penurunan pada nilai
biaya yang diperkirakan dan 10%
4.4.6 Penetapan Harga Air
kenaikan pada nilai manfaat.
Penetapan harga air pada studi ini = (645.416,66 – 115.252,97x
ditinjau dari berbagai kondisi sensitivitas Rp. 1.779
pada analisa ekonomi ketika B=C. = Rp. 943.419.333,39 /tahun.
Berikut contoh perhitungan analisa
harga air pada bunga 7,5% dengan
jumlah penduduk terlayani sebesar 35%.
Diketahui: 5. KESIMPULAN DAN SARAN
- Biaya = Rp. 997.926.565,89 5.1 Kesimpulan
- Kebutuhan air = 645.416,66 m3/tahun Berdasarkan hasil analisa data dapat
- Kehilangan air= 115.252,97m3/tahun disimpulkan sebagai berikut:
- Manfaat = Rp.907.205.968,991 Berdasarkan hasil analisa data dapat
Harga air pada saat: disimpulkan sebagai berikut:
 Biaya naik 10% manfaat tetap = 1. Perhitungan stabilitas pelimpah
Rp. 907.205.968,99+ (10% x Rp. embung per meter panjang di dapatkan
907.205.968,99) = Rp. 997.926.565,89 “Safety Factor” (SF) terhadap guling
Harga Air= sebesar 3,058 dan SF terhadap geser
sebesar 1,515 oleh karena itu dapat
= dikatakan pelimpah aman terhadap
guling dan geser.
= Rp. 1.882 /m3 2. Jumlah peningkatan pelayanan
 Biaya turun 10% manfaat tetap= penduduk bisa sampai 100 %,
Rp. 907.205.968,99- (10% x Rp. sedangkan saat ini pelayanan
907.205.968,99) = Rp. 816.485.372,09 penduduk masih 35 %.
Harga Air = 3. Analisa manfaat air baku yang
diperoleh dari proyek Embung
= Penggung ini terdiri dari manfaat
= Rp. 1.540 /m3 nyata dan manfaat tidak nyata.
 Biaya naik 10% manfaat turun= Manfaat nyata yang diperoleh dari
Rp. 907.205.968,99+ (10% x Rp. proyek perencanaan Embung
907.205.968,99) = Rp. 997.926.565,89 Penggung di Kecamatan Nawangan,
Kabupaten Pacitan pada bunga 7,5%
Harga Air= adalah:
= - Manfaat dengan harga air B=C =
Rp. 907.205.968,99 /tahun
= Rp. 1.882 /m3 - Manfaat dengan harga air B/C >
 Biaya tetap manfaat turun= 1,11= Rp. 972.850.371 /tahun
Rp. 907.205.968,99 Manfaat tersebut diperoleh dari hasil
Harga Air= penjualan air. Sedangkan manfaat
tidak nyata yang diperoleh dapat
= terpenuhinya kebutuhan air baku yang
bersih dan layak, dan meningkatkan
= Rp. 1.711 /m3 kualitas hidup warga Desa Penggung,
 Proyek mundur 2 tahun= Desa Pakisbaru dan Desa Ngromo.
Rp. 943.419.333,39 4. Analisa ekonomi proyek Embung
Harga Air= Penggung di Kecamatan Nawangan,
Kabupaten Pacitan ditinjau terhadap
= Nilai Rasio Biaya Manfaat (B/C)
= Rp. 1.779 /m3 Selisih Biaya Manfaat (B-C), IRR,
Manfaat = (Kebutuhan air – Kehilangan Analisa Sensitivitas, dan Payback
air) x Harga air Periode.
- Harga Air B/C = 1 didapatkan harga Cipta Karya, 2007. Pedoman Penyusunan
air Rp. 1.711/m3, dengan IRR Studi Kelayakan Pengembangan
sebesar 7,52 % dan Payback Period Sistem Air Minum. Jakarta:
selama 9 tahun. Sanitasi.Net.
- Harga Air B/C > 1 dianalisa dengan http://www.sanitasi.net/penyusuna
harga air Rp. 1.835/m3, dengan IRR n-studikelayakan-spam.html
sebesar 9,34 % dan Payback Period (diakses 10 Agustus 2015).
selama 8 tahun. Dinas Pekerjaan Umum, 2015. Harga
5. Harga air yang menguntungkan yaitu Satuan Pokok Pekerjaan
B/C >1 pada saat awal pengoperasian Kabupaten Pacitan Tahun 2015.
embung adalah Rp. 1.835/ m3. Pacitan
Giatman, M. 2007. EkonomiTeknik.
5.2 Saran Jakarta: PT. Raja Grafindo
Saran yang dapat disampaikan Persada.
diantaranya: Joyowiyono, Marsudi. 2002. Ekonomi
1. Untuk memenuhi kebutuhan air baku Teknik (Engineering Economics).
yang selalu meningkat sebanding Jakarta: PT. Mediatama
dengan laju pertumbuhan penduduk Saptakarya (PT. Medisa).
setiap tahunnya, perlu adanya Kadariah. 1988. Evaluasi Proyek Analisa
peningkatan efisiensi dan efektivitas Ekonomis. Jakarta: Lembaga
penggunaan air baku dengan cara Penerbit Fakultas Ekonomi
penambahan supply air baku untuk Universitas Indonesia.
kebutuhan pokok serta perlu Kasiro, Ibnu, Wanny Adidarma, Bhre
peninjauan kembali pola operasional Susantini Rusli, C.L. Nugroho,
distribusi air baku dari PDAM yang dan Sunarto. 1994. Pedoman
bertujuan penghematan penggunaan Kriteria Desain Embung Kecil
air. untuk Daerah Semi Kering di
2. Karena proyek Embung Penggung ini Indonesia. Bandung: Pusat
ditujukan untuk kesejahteraan Litbang Pengairan Badan Litbang
penduduk yaitu Desa Penggung, Desa Pekerjaan Umum Departemen
Pakisbaru dan Desa Ngromo, maka Pekerjaan Umum.
untuk penetapan harga air hendaknya Kementerian Pekerjaan Umum, 2012.
tidak melihat dari sisi keuntungan saja Analisis Harga Satuan Pekerjaan
namun juga harus dilihat dari segi (AHSP) Bidang Pekerjaan Umum.
kemampuan ekonomi konsumen. Bandung:
3. Untuk pihak PDAM dalam hal ini agar http://balitbang.pu.go.id/w/wp-
meningkatkan transmisi distribusi content/uploads/2012/12/Indeks.p
maupun penambahan pelayanan df (diakses 30 Agustus 2015).
karena debit yang tersedia masih Kodoatie, Robert J. 2005. Analisis
cukup untuk penamabahan pelayanan. Ekonomi Teknik. Yogyakarta:
Andi Offset.
DAFTAR PUSTAKA Kuiper, Edward.1971. Water Resources
A.Aditya. (2012). BAB II Kajian Teori. Project Economics.
Yogyakarta:http://eprints.uny.ac.i Butterworths,London,England.
d/bab2-07510134030.pdf (diakses Linsley,R.K, Joseph,B.F. 1986. Teknik
2 Juli 2015) Sumber Daya Air. Terjemahan
Anonim.2015. Panduan Penulisan Djoko Sasongko. Bandung:
Skripsi. Malang: UPT. Penerbit Erlangga.
Fakultas Teknik Universitas Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.
Brawijaya 11/PRT/M/2013, 2013. Pedoman
Analisis Harga Satuan Pekerjaan
Bidang Pekerjaan Umum. Jakarta:
http://litbang.pu.go.id/sni/index.p
hp/sni/detail_sni_dl/002392
(diakses 15 September 2015)
Perum Jasa Tirta. 1996. Tata Cara
Penyusunan Studi Kelayakan
Pembangunan Bidang Air Bersih.
Malang: Cipta Karya
Prafika,Yourinda Ira. 2013. Studi
Kelayakan Ekonomi Embung
Sawahan Di Kabupaten Nganjuk
Provinsi Jawa Timur. Skripsi
Tidak Diterbitkan. Malang:
Jurusan Pengairan Fakultas
Teknik Universitas Brawijaya.
Rahma. 2012. Pemeliharaan PDAM
Bandarmasih. Bandung:
Blogspot.
http://bourahma.blogspot.com/2
012/05/pemeliharaan-pdam-
bandarmasih.html (diakses 1
September 2015)
Setyowati, Caesaria Asri. 2009. Studi
Kelayakan Ekonomi Rehabilitasi
Embung Banjar
Anyar di Kabupaten Gresik
Propinsi Jawa Timur. Skripsi
Tidak Diterbitkan.
Malang: Jurusan Pengairan
Fakultas Teknik Universitas
Brawijaya.
Soeharto, Ir. Iman.1999. Manajemen
Proyek. Jakarta: Erlangga.
Suyanto, Adhie, Trie M. Sunaryo, dan
Roestam Sjarief. 2001. Ekonomi
Teknik Proyek Sumber Daya Air.
Jakarta: MHI.

Anda mungkin juga menyukai