Anda di halaman 1dari 100

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.

id

TRANSFORMASI HUJAN – DEBIT


DAERAH ALIRAN SUNGAI BENDUNG SINGOMERTO
BERDASARKAN MOCK, NRECA, TANK MODEL DAN RAINRUN
HALAMAN JUDUL
THE RAINFALL RUNOFF ANALYSIS OF SINGOMERTO WEIR
WATERSHED BASED ON MOCK, NRECA, TANK MODEL, AND RAINRUN
METHODS

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik


Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret
Surakarta

Disusun oleh:
FESTY RATNA ADITAMA
NIM I 0109032

FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL


UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2013
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN PERSETUJUAN

TRANSFORMASI HUJAN – DEBIT DAERAH ALIRAN SUNGAI


BENDUNG SINGOMERTO BERDASARKAN METODE MOCK, NRECA,
TANK MODEL DAN RAINRUN

THE RAINFALL RUNOFF ANALYSIS OF SINGOMERTO WEIR


WATERSHED BASED ON MOCK, NRECA, TANK MODEL, AND RAINRUN
METHODS

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik


Pada Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun Oleh :
FESTY RATNA ADITAMA
NIM I. 0109032

Telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Fakultas


Teknik Universitas Sebelas Maret

Persetujuan:
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Ir. Agus Hari Wahyudi, MSc Dr. Ir. Rr. Rintis Hadiani, MT
NIP. 19630822 198903 1 002 NIP. 19630120 198803 2 002

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

TRANSFORMASI HUJAN – DEBIT DAERAH ALIRAN SUNGAI


BENDUNG SINGOMERTO BERDASARKAN METODE MOCK, NRECA,
TANK MODEL DAN RAINRUN

THE RAINFALL RUNOFF ANALYSIS OF SINGOMERTO WEIR


WATERSHED BASED ON MOCK, NRECA, TANK MODEL, AND RAINRUN
METHODS

SKRIPSI

Disusun Oleh :

FESTY RATNA ADITAMA


NIM I. 0109032

Telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Pendadaran Jurusan Teknik Sipil


Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta pada :
Hari : Kamis
Tanggal : 17 Januari 2013

Ir. Agus Hari Wahyudi, MSc .......................................


NIP. 19630822 198903 1 002

Dr. Ir. Rr. Rintis Hadiani, MT .......................................


NIP. 19630120 198803 2 002

Prof. Dr. Ir. Sobriyah, MS .......................................


NIP. 19480422 198503 2 001

Ir. Susilowati, MSi .......................................


NIP. 19480610 198503 2 001
Mengesahkan,
Ketua Jurusan
Teknik Sipil
Fakultas Teknik UNS

Ir. Bambang Santosa, MT


NIP. 19590823 198601 1 001

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

MOTTO

commit to user

iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PERSEMBAHAN

§ ALLAH S.W.T, pemilik dunia dan seisinya.


§ Ibu, yang telah melahirkan ku. Ibu, yang selama ini telah menyayangi dan
mencintai ku. Ibu, yang selama ini telah membesarkan dan mengajari ku.
Bapak, yang telah mengajari ku tentang kehidupan. Terima kasih untuk kasih
sayang dan bimbingan kalian selama hidupku.
§ Adikku, Cindy Rindamwati yang telah memberikan dukungannya.
§ Harjun Adhitya Sasongko, terima kasih untuk perhatian, pengertian,
kesabaran, semangat dan dukungan, serta keyakinannya.
§ Sahabat ku Alty Andiani, Raras Phusty, dan Monica Andhina yang selalu ada
saat suka maupun dukaku.
§ Sahabat ku Tora, Andika, Gary, Agri, Ariza dengan segala candaan dan
momen persahabatannya.
§ Mbak Nisa, Mbak Mei, Mas Atom, Mas Adi, Mas Wahyu, Mas Ipul dan Mas
Ghea atas bimbingannya selama berada di laboratorium hidrolika.
§ Bu Rintis atas ilmu, kesabaran dan ajaran hidup yang diajarkannya, dan Pak
Agus Hari atas ilmu yang berguna.
§ Teman-teman hidromatic yang sering saya buat panik Syifa, Lutfi, Deandra,
Indra, Paska, terima kasih atas dukungannya dan semua teman sipil
Universitas Sebelas Maret angkatan 2009.
§ Teman-teman tisanders, Sofi, Tya, Linda, Mbak Nunung, Mbak Ana, Mbak
Lia, Lupita.
§ Kota Solo yang menjadi saksi cerita hidupku.

commit to user

v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRAK

Festy Aditama, Agus Wahyudi, dan Rintis Hadiani. 2012. Transformasi Hujan –
Debit Daerah Aliran Sungai Bendung Singomerto Berdasarkan Mock,
NRECA, Tank Model, dan Rainrun. Skripsi. Jurusan Teknik Sipil. Fakultas
Teknik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta.

Transformasi hujan – debit adalah menghitung debit keluaran berdasarkan data


masukan hujan. Ada beberapa metode perhitungan transformasi data hujan
menjadi debit yang telah dikenal dan berkembang di Indonesia. Cara yang sering
digunakan antara lain adalah metode Mock, NRECA, dan Tank Model. Metode
lain yang belum banyak dikembangkan adalah Rainrun.

Penelitian ini dilakukan dengan cara analitis desktiptif kuantitatif dengan


mengaplikasikan empat metode perhitungan diatas. Lokasi penelitian berada di
Kabupaten Banjarnegara Propinsi Jawa Tengah. Daerah Aliran Sungai (DAS) ini
berada di bawah pengelolaan Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) dan
Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Banjarnegara serta Balai
PSDA Serayu Citanduy, Dinas PSDA Provinsi Jawa Tengah dan di bawah
kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak. Pemilihan lokasi ini
didasarkan atas pertimbangan aliran air dari DAS Bendung Singomerto
merupakan inflow utama waduk Mrica dan belum dilakukan perhitungan dengan
empat metode.

Hasil penelitian transformasi hujan – debit dengan empat metode pada DAS
Bendung Singomerto dengan Metode Mock menghasilkan nilai korelasi (R) =
0,854, Selisih volume (VE) = 19,058%, dan koefisien efisiensi model (CE) =
0,092. NRECA menghasilkan nilai R = 0,817, VE = 35,378%, dan CE = -3,199.
Tank Model menghasilkan nilai R = 0,854, VE = 0,292%, dan CE = 0,727.
Rainrun menghasilkan nilai R = 0,879, VE = 11,816%, dan CE = 0,408.

Kata Kunci : Tranformasi hujan - debit, Metode Mock, NRECA, Tank Model,
Rainrun.

commit to user

vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

ABSTRACK

Festy Ratna Aditama, Agus Hari Wahyudi, and Rintis Hadiani. 2012. The
Rainfall Runoff Analysis of Singomerto Weir Watershed Based on Mock,
Nreca, Tank Model, and Rainrun Methods. Thesis. Department of Civil
Engineering. Faculty of Engineering. Sebelas Maret University. Surakarta.

The rainfall runoff analysis is output based on input data of rain. There are
several rainfall runoff analysis methods that has been known and grown in
Indonesia. The methods that are often used include Mock method, NRECA, and
Tank Model. Another method that has not been developed is Rainrun.

The research was conducted by quantitative analytical desktiptif by applying the


above four methods of calculation. What research is Banjarnegara District,
Central Java Province. Watershed is under the management Department of
Water Resources Management (DWRM) and Energy and Mineral Resources
Banjarnegara district and Serayu Citanduy DWRM Hall, Central Java Province
DWRM and under the authority of the Central River Region Serayu Opak. Site
selection was based on the consideration of the flow of water from Singomerto
weir watershed is a major reservoir inflow Mrica and have not been calculated
with four methods yet.

The results of rainfall runoff analysis in Singomerto weir watershed using four
methods are Mock method produces a correlation value (R) = 0.854, excess
volume (VE) = 19.058%, and the model efficiency coefficient (CE) = 0.092.
NRECA produce value R = 0.817, VE = 35.378%, and CE = -3.199. Tank models
produce value R = 0.854, VE = 0.292%, and CE = 0.727. Rainrun produce value
R = 0.879, VE = 11.816%, and CE = 0.408.

Keyword : Rainfall Rainoff Transformation, Method Mock, NRECA, Tank Model,


Rainrun

commit to user

vii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

PRAKATA

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan rahmat dan
hidayah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan
judul ” Transformasi Hujan – Debit Daerah Aliran Sungai Bendung
Singomerto Berdasarkan Mock, NRECA, Tank Model, dan Rainrun” guna
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik di Jurusan
Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penyusunan tugas akhir ini dapat berjalan lancar tidak lepas dari bimbingan,
dukungan, dan motivasi dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati, pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Segenap Pimpinan Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Segenap Pimpinan Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
3. Ir. Agus Hari Wahyudi, MSc selaku dosen pembimbing I.
4. Dr. Ir. Rr. Rintis Hadiani, MT selaku dosen pembimbing II.
5. Ir. Endang Rismunarsi, MT selaku dosen pembimbing akademik.
6. Dosen Penguji skripsi.
7. Segenap bapak dan ibu dosen pengajar di Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
8. Rekan-rekan mahasiswa jurusan Teknik Sipil
9. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dukungan kepada penulis
dengan tulus ikhlas.

Penulis menyadari tugas akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan di masa
mendatang.

Surakarta, Januari 2013

Penulis
commit to user

viii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii
MOTTO ............................................................................................................... iv

PERSEMBAHAN ................................................................................................. v
ABSTRAK ........................................................................................................... vi
ABSTRACK.......................................................................................................... vii
PRAKATA ......................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xiv
DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL ........................................................................ xv
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah ...........................................................................3
1.3 Batasan Masalah..............................................................................3
1.4 Tujuan Penelitian.............................................................................4
1.5 Manfaat Penelitian ...........................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI ............................................. 5

2.1 Tinjauan Pustaka .............................................................................5


2.2 Dasar Teori .....................................................................................6
2.2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS) ...............................................6
2.2.2 Kualitas Data Hujan ...........................................................6
2.2.3 Hujan Wilayah ...................................................................7
2.2.4 Evapotranspirasi ................................................................8
2.2.5 Pengalihragaman Hujan – Aliran Metode Mock ..................13
2.2.6 Pengalihragaman Hujan – Aliran Metode NRECA ..............16
2.2.7 Pengalihragaman Hujan – Aliran Tank Model.....................18
2.2.8 Pengalihragaman Hujan – Aliran Rainrun ..........................19
2.2.8.1 commit to user...................................................19
Struktur Model
2.2.8.2 Parameter Model ....................................................20

ix
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

2.2.8.3 Perhitungan Keseimbangan Air ..............................21


2.2.8.4 Perhitungan Debit Aliran ........................................23
2.2.9 Kalibrasi Parameter DAS ..................................................23
2.2.10 Verifikasi Model ..............................................................24

BAB 3 METODE PENELITIAN .......................................................................... 26

3.1 Jenis Penelitian..............................................................................26


3.2 Data..............................................................................................26
3.3 Lokasi Penelitian ...........................................................................26
3.4 Tahapan Peneltian .........................................................................27
3.4.1 Pengolahan data hujan ......................................................27
3.4.2 Pengolahan peta dasar DAS Singomerto dan peta
stasiun hujan ....................................................................27
3.4.3 Perhitungan Evapotranspirasi ............................................27
3.4.4 Perhitungan Kalibrasi Parameter DAS ...............................27
3.4.5 Perhitungan Transformasi Hujan – Debit ...........................27
3.5 Diagram alir tahapan penelitian ......................................................29

BAB 4 ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN .................................................. 31

4.1 Analisis Data .................................................................................31


4.1.1 Data .......................................................................................31
4.1.2 Uji Kepanggahan Data Hujan ...............................................31
4.1.3 Poligon Thiessen ...................................................................33
4.1.4 Perhitungan Koefisien Thiessen ............................................ 34
4.1.5 Hujan Wilayah ...................................................................... 35
4.1.6 Evapotranspirasi .................................................................... 36
4.1.7 Perhitungan Kalibrasi Parameter DAS.................................. 42
4.1.7.1 Data Pencatatan Debit Lapangan .........................43
4.1.7.2 Kalibrasi Parameter DAS Metode Mock ................ 45
4.1.7.3 Kalibrasi Parameter DAS Metode NRECA............ 49
4.1.7.4 Kalibrasi Parameter DAS Tank Model ................... 53
4.1.7.5 Kalibrasi Parameter DAS Rainrun .........................58
4.1.8 Perhitungan Transformasi Hujan – Debit Tahun 1994
– 2008 ....................................................................................63
4.2 Pembahasan ..................................................................................75
4.2.1 Nilai parameter DAS ............................................................. 75
commit to user

x
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

4.2.2 Transformasi hujan – debit pada DAS Bendung


Singomerto berdasarkan metode Mock, NRECA,
Tank Model dan Rainrun dari tahun 1994 – 2008 ...............78
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 81

5.1 Kesimpulan ...................................................................................81


5.2 Saran ............................................................................................82

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 844


L AMP I R AN A
L AMP I R AN B
L AMP I R AN C

commit to user

xi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR TABEL

-1
Tabel 2.1. Koefisien suhu (1a – .102) ................................................................ 9
Tabel 2.2. Koefisien tekanan udara (tabel 1a – b)( d + ) ............................................ 10
Tabel 2.3. Koefisien radiasi matahari (tabel Pennman 5)(ash x f(r)) ............................... 10
h
Tabel 2.4. sh x 10-2) .......................................... 11
Tabel 2.5. Koefisien suhu (tabel 1a – b) ((f(Tai).10-2) .................................................. 11
Tabel 2.6. Koefisien tekanan udara dan angin (tabel Pennman 2) (f(Tdp)) .................... 12
Tabel 2.7. Koefisien angin (tabel Pennman 3)( d.f(m2)) ............................................... 12
Tabel 2.8. Tekanan udara (tabel 1a – b)(PZwa]sa) ........................................................ 13
Tabel 4.1. Data curah hujan tahunan stasiun Garung, Wonosobo, Mungkung,
Kertek, Limbangan, dan Penjawaran. ......................................................... 32
Tabel 4.2. Perhitungan koefisien Thiessen untuk stasiun Garung, Wonosobo,
Mungkung, Kertek, Limbangan, dan Penjawaran. ....................................... 35
Tabel 4.3. Data Suhu Udara ( 0C) Stasiun Pengamatan Klimatologi Bojongsari .............. 36
Tabel 4.4. Data Kelembaban Relatif (%) Stasiun Pengamatan Klimatologi
Bojongsari ................................................................................................ 37
Tabel 4.5. Data Kecepatan Angin (Km/jam) Stasiun Pengamatan Klimatologi
Bojongsari ................................................................................................ 38
Tabel 4.6. Data Lama Penyinaran Matahari Standar 8 Jam Stasiun Pengamatan
Klimatologi Bojongsari ............................................................................. 39
Tabel 4.7. Perhitungan Eto (mm/hari) ........................................................................ 41
Tabel 4.8. Batasan nilai parameter Metode Mock ........................................................ 42
Tabel 4.9. Batasan nilai parameter NRECA ................................................................ 43
Tabel 4.10. Batasan nilai parameter Tank Model ........................................................... 43
Tabel 4.11. Batasan nilai parameter Rainrun ................................................................ 43
Tabel 4.12. Asumsi kondisi awal parameter DAS Metode Mock .................................... 45
Tabel 4.13. Hasil nilai parameter setelah dikalibrasi ...................................................... 46
Tabel 4.14. Transformasi hujan – debit Metode Mock tahun 2002 – 2008 setelah
dikalibrasi (m3/dt) ..................................................................................... 47
Tabel 4.15. Asumsi kondisi awal parameter DAS Metode NRECA ................................ 49
Tabel 4.16. Hasil nilai parameter setelah dikalibrasi ...................................................... 50
Tabel 4.17. Transformasi hujan – debit Metode NRECA tahun 2002 – 2008 setelah

commit to user
dikalibrasi................................................................................................. 51
Tabel 4.18. Asumsi kondisi awal parameter DAS Tank Model ....................................... 53

xii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Tabel 4.19. Hasil nilai parameter setelah dikalibrasi ...................................................... 55


Tabel 4.20. Transformasi hujan – debit Metode Tank Model tahun 2002 – 2008
setelah dikalibrasi ..................................................................................... 56
Tabel 4.21. Asumsi kondisi awal parameter DAS Rainrun ............................................ 58
Tabel 4.22. Hasil nilai parameter setelah dikalibrasi ...................................................... 60
Tabel 4.23. Transformasi hujan – debit Rainrun tahun 2002 – 2008 setelah
dikalibrasi................................................................................................. 61
Tabel 4.24. Transformasi hujan – debit Metode Mock dengan data dari tahun 1994 –
2008 setelah dikalibrasi ............................................................................. 64
Tabel 4.25. Transformasi hujan – debit Metode NRECA dengan data dari tahun 1994
– 2008 setelah dikalibrasi .......................................................................... 67
Tabel 4.26. Transformasi hujan – debit Tank Model dengan data dari tahun 1994 –
2008 setelah dikalibrasi ............................................................................. 70
Tabel 4.27. Transformasi hujan – debit Rainrun dengan data dari tahun 1994 – 2008
setelah dikalibrasi ..................................................................................... 73
Tabel 4.28. Rekapitulasi nilai parameter DAS Metode Mock ......................................... 75
Tabel 4.29. Rekapitulasi nilai parameter DAS Metode NRECA ..................................... 76
Tabel 4.30. Rekapitulasi nilai parameter DAS Tank Model ............................................ 76
Tabel 4.31. Nilai perkiraan awal parameter DAS Rainrun ............................................. 77
Tabel 4.32. Rekapitulasi nilai keandalan metode berdasarkan nilai R, VE dan CE ........... 77
Tabel 4.33. Rekapitulasi nilai debit masing-masing metode ........................................... 78

commit to user

xiii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. DAS Bendung Singomerto (Anonim, 2011) ............................................. 2


Gambar 2-1. Poligon Thiessen .................................................................................... 8
Gambar 2-2. Grafik perbandingan penguapan nyata dan potensial ............................... 17
Gambar 2-3. Simulasi Model Tangki ......................................................................... 18
Gambar 2-4. Skematitasi Model Rainrun ................................................................... 20
Gambar 3-1. Diagram alir penelitian.......................................................................... 29
Gambar 3-2a. Diagram alir penelitian (lanjutan) .......................................................... 30
Gambar 4-1. Kurva massa ganda stasiun hujan Garung, Wonosobo, Mungkung,
Kertek, Limbangan, dan Penjawaran ...................................................... 33
Gambar 4-2. Poligon Thiessen DAS Bendung Singomerto.......................................... 34
Gambar 4-3. Grafik data pencatatan debit lapangan .................................................... 44
Gambar 4-4. Grafik perbandingan transformasi hujan – debit hasil kalibrasi
Metode Mock dengan data pencatatan debit lapangan ............................. 48
Gambar 4-5. Grafik perbandingan transformasi hujan – debit hasil kalibrasi
NRECA dengan data pencatatan debit lapangan...................................... 52
Gambar 4-6. Grafik perbandingan transformasi hujan – debit hasil kalibrasi Tank
Model dengan data pencatatan debit lapangan......................................... 57
Gambar 4-7. Grafik perbandingan transformasi hujan – debit hasil kalibrasi
Rainrun dengan data pencatatan debit lapangan ...................................... 62
Gambar 4-8. Grafik transformasi hujan – debit Metode Mock tahun 1994 – 2008 ......... 65
Gambar 4-9. Grafik transformasi hujan – debit Metode NRECA tahun 1994 –
2008 .................................................................................................... 68
Gambar 4-10. Grafik transformasi hujan – debit Tank Model tahun 1994 – 2008 ............ 71
Gambar 4-11. Grafik transformasi hujan – debit Rainrun tahun 1994 – 2008 ................. 74
Gambar 4-12. Grafik Perbandingan Transformasi Hujan – Debit Metode Mock,
NRECA, Tank Model, dan Rainrun........................................................ 79

commit to user

xiv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

DAFTAR NOTASI DAN SIMBOL

p = hujan rerata daerah


H = jaringan radiasi gelombang pendek (longley/day)
= debit rata-rata
A = luas area (km2)
AET = evapotranspirasi aktual (mm)
CE = koefisien efisiensi
CEk = koefisien efisiensi pada saat kalibrasi
CEs = koefisien efisiensi pada saat simulasi
DF = aliran langsung (direct flow)
EM = kelebihan kelengasan (excess moist)
EMR = rasio kelebihan kelengasan (excess moist ratio)
Ep = evapotranspirasi potensial (mm/hari)
Eq = evaporasi terhitung pada saat temperatur permukaan sama dengan
temperatur udara (mm/hr)
ER = hujan pada permukaan tanah (Excess Rainfall) (mm/bln)
Eto = indek evaporasi yang besarnya sama dengan evapotranspirasi dari
rumput yang dipotong pendek (mm/hr)
f (m) = efek dari angka nyata dan jam penyinaran matahari terang
maksimum pada radiasi gelombang panjang
f (Tai) = efek dari temperatur radiasi gelombang panjang
GWF = aliran air tanah (ground water flow)
GWS = tampungan air tanah (ground water storage)
H = jumlah hari dalam perhitungan.
I = infiltrasi (mm/bln)
kc = koefisien empiris tetumbuhan atau tanaman (-)
N = nominal
n = jumlah stasiun
P = curah hujan bulanan (mm)
P1 = parameter yang menggambarkan karakteristik tanah permukaan
p1,p2,…pn = hujan di stasiun 1,2,…n
P2 commit to user karakteristik tanah bagian dalam
= parameter yang menggambarkan

xv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

Pci = perkolasi (mm/bln)


PET = evapotranspirasi potensial (Eto) (mm)
Pnetto = presipitasi (mm/bln)
Qcali = debit terhitung (m3/s)
Qmax = debit maksimum
Qmin = debit minimum
Qobsi = debit terukur (m3/s)
r = lama penyinaran matahari relatif
R = koefisien korelasi
Rk = koefisien korelasi pada saat kalibrasi
Rs = koefisien korelasi pada saat simulasi
Ra = curah hujan tahunan (mm)
Rb = curah hujan bulanan (mm)
Rbas = larian air tanah (mm/bln)
Rint = larian antara (mm/bln)
Rint = aliran antara (mm/bln)
Rsu r = aliran permukaan (mm/bln)
Rsur = larian permukaan (mm/bln)
Rtot = jumlah limpasan/debit (mm/bln)
SM2i = kelembaban tanah baru pada tampungan air bebas zona atas
(mm/bln)
SM2i-1 = kelembaban tanah sebelumnya pada tampungan air bebas zona atas
(mm/bln)
SMC1 = kapasitas kelembaban tanah pada tampungan air tertekan zona atas
(mm/bln)
SMC2 = kapasitas kelembaban tanah pada tampungan air bebas zona atas
(mm/bln)
SMI1 = kelembaban tanah baru pada tampungan air tertekan zona atas
(mm/bln)
SMIi-1 = kelembaban tanah sebelumnya pada tampungan air tertekan zona
atas (mm/bln)
VE = selisih volume (%)
VEk = selisih volume pada saat kalibrasi (%)
VEs commit
= selisih volume pada saat to user (%)
simulasi

xvi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

WB = keseimbangan air (water balance)


Wi = tampungan kelengasan tanah
Wo = tampungan kelengasan awal
X = debit terhitung (m3/s)
Y = debit terukur (m3/s)
1 = fraksi kehilangan hambatan (-)
= fraksi aliran permukaan

a = albedo (koefisien reaksi)


h = faksi hutan
= kemiringan tekanan uap air jenuh yang berlawanan dengan dengan
kurva temperatur pada temperatur udara (mmHg/0C)
= konstanta Bowen (0,49 mmHg/0C)
-1
= panas laten dari penguapan (longley/minutes)
µ2 = kecepatan angin pada ketinggian 2m di atas tanah

commit to user

xvii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hujan merupakan komponen masukan yang paling penting dalam proses analisis
hidrologi. Kedalaman curah hujan (rainfall depth) yang turun dalam suatu DAS akan
dialihragamkan menjadi aliran di sungai, baik melalui limpasan permukaan (surface
runoff), aliran antara (interflow, sub-surface runoff), maupun sebagai aliran air tanah
(groundwater flow) (Sri Harto, 1993).

Menurut Soemarto (1987) debit diartikan sebagai volume air yang mengalir per
satuan waktu melewati suatu penampang melintang palung sungai, pipa, pelimpah,
akuifer dan sebagainya. Data debit diperlukan untuk menentukan volume aliran atau
perubahan-perubahannya dalam suatu sistem DAS. Data debit diperoleh dengan cara
pengukuran debit langsung dan pengukuran tidak langsung (Sri Harto, 2000).

Semua model konseptual untuk transformasi data hujan menjadi data aliran sungai
pada dasarnya dikembangkan dari konsep dasar yang sama, yaitu daur hidrologi. Hal
yang membedakan antara model satu dengan lainnya terletak pada cara melakukan
interpretasi terhadap proses mulai terjadinya hujan sampai menjadi aliran (Sulianto
dan Ernawan Setiono, 2012).

Lokasi penelitian ini berada di Kabupaten Banjarnegara Propinsi Jawa Tengah.


Daerah Irigasi Singomerto berada di bawah pengelolaan UPTD Wilayah I
Banjarnegara dan Wilayah II Mandiraja, Dinas PSDA dan ESDM Kabupaten
Banjarnegara serta Balai PSDA Serayu Citanduy, Dinas PSDA Provinsi Jawa
Tengah dan di bawah kewenangan Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak.
Penelitian ini akan menganalisis transformasi data hujan – debit di DAS Bendung
Singomerto dengan menggunakan metode Mock, NRECA (National Rural Electric
commit to user
Cooperative Association), Tank Model dan Rainrun. Pemilihan lokasi ini didasarkan

1
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2

atas pertimbangan aliran air dari DAS Bendung Singomerto merupakan inflow
utama waduk Mrica dan belum dilakukan perhitungan dengan empat metode
tersebut.

Lokasi Penelitian

DAS Be ndung Singom erto


dalam wila yah Jateng

Gambar 1.1. DAS Bendung Singomerto (Anonim, 2011)

Di Indonesia ada tiga metode yang dikenal dan sudah dimanfaatkan dalam
perhitungan transformasi data hujan – debit, yaitu Metode Mock, NRECA, dan Tank
Model. Perhitungan debit dengan menggunakan ketiga metode tersebut hasilnya
sering kali kurang memuaskan apabila dibandingkan dengan data pencatatan debit
yang ada di lapangan. Sementara untuk metode Rainrun belum banyak diaplikasikan
untuk transformasi data hujan – debit.

Beberapa penelitian yang telah ada sebelumnya mengenai beberapa penghitungan


transformasi data hujan – debit dengan berbagai metode di atas yaitu oleh Ernawan
Setiono, 2011 Pemakaian Model Diterministik Untuk Transformasi Data Hujan
Menjadi Data Debit Pada DAS Lahor yang merupakan upaya untuk mengetahui
performa model determinstik F.J Mock, NRECA, dan Tank Model pada Das Lahor.
Dian Savitri, 2006, mengkaji tentang analisis hujan aliran dengan metode Mock dan
metode NRECA.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3

Model Rainrun digunakan untuk mensimulasikan data limpasan bulanan dalam


penelitian yang dilakukan oleh Weert tahun 1994 pada Sungai Citarum di Palumbon.
Roby Hambali dan Joko Sujono, 2008 meneliti Pengaruh Analisis Hujan DAS
Terhadap Ketersediaan Air Berdasarkan Model Hujan-Aliran Rainrun pada DAS
Gajahwong di Papringan. Dwi Tama, 2007, meneliti tentang Analisis Ketersediaan
Air Menggunakan Model Mock dan Model Rainrun (Studi Kasus DAS Bedog dan
DAS Code).

Penghitungan transformasi data hujan ke debit dengan menggunakan keempat


metode sekaligus, yaitu Metode Mock, NRECA, Tank Model dan Rainrun di DAS
Bendung Singomerto belum dilakukan. Maka dari itu, penelitian ini akan meneliti
tentang transformasi data hujan - debit dengan keempat metode tersebut.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang adalah :


1. Bagaimana hasil kalibrasi parameter DAS Bendung Singomerto untuk metode
Mock, NRECA, Tank Model dan Rainrun, dengan data pencatatan debit historis?
2. Bagaimana hasil transformasi hujan – debit dengan menggunakan metode Mock,
NRECA, Tank Model dan Rainrun pada DAS Bendung Singomerto?

1.3 Batasan Masalah

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah:


1. Penelitian dilakukan di DAS Bendung Singomerto.
2. Data hujan yang digunakan adalah data hujan tahun 1994-2008 di 6 (enam)
stasiun.
3. Data klimatologi yang digunakan adalah stasiun Pengamatan klimatologi
Bojongsari tahun 1986-2008.
4. Data pencatatan debit harian manual yang digunakan mulai tahun 2002 sampai
dengan 2008.
5. Penelitian ini hanya menganalisis transformasi hujan – debit.
6. Analisis transformasi hujan – debit menggunakan metode Mock, NRECA, Tank
Model dan Rainrun.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :


1. Mendapatkan nilai parameter DAS Bendung Singomerto untuk Metode Mock,
NRECA, Tank Model dan Rainrun, dari hasil kalibrasi beserta nilai
keandalannya.
2. Menghasilkan transformasi hujan – debit pada DAS Bendung Singomerto
berdasarkan metode Mock, NRECA, Tank Model dan Rainrun dari tahun 1994 –
2008.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :


1. Manfaat teoritis,
memberikan suatu informasi ilmu ketekniksipilan, terutama hidrologi berupa
analisis transformasi hujan – debit dengan empat metode sekaligus di DAS
Singomerto.
2. Manfaat praktis,
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi baru untuk perhitungan
transformasi hujan – debit yang dapat diaplikasikan dengan mudah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Beberapa model yang sudah dikenal sebelumnya untuk transformasi hujan – debit
seperti Metode Mock, NRECA, dan Tank Model hasilnya dirasa belum cukup
mendekati dengan data pencatat debit di lapangan. Maka dari itu, penelitian ini
mencoba mengembangkan model Rainrun yang telah ada sebelumnya, namun
belum berkembang untuk menawarkan suatu alternatif pilihan model dalam
penghitungan debit andalan.

Menurut Ernawan Setyono, 2011 berdasarkan hasil dari transformasi data hujan
menjadi data debit pada Waduk Lahor menunjukan bahwa Tank model yang
menunjukkan performa paling baik dari model deterministik yang digunakan
dengan simpangan debit model dan debit amatan. Sementara Sulianto, 2010
menjelakan bahwa untuk Tank Model mempunyai kelemahan mendasar dari
penerapannya karena begitu banyaknya parameter yang nilainya harus ditetapkan
terlebih dahulu secara simultan sebelum model tersebut diaplikasikan. Kondisi ini
menyebabkan Model Tangki dianggap tidak efisien untuk memecahkan masalah-
masalah praktis.

Model Rainrun, yang merupakan model terpadu (“lump”) untuk simulasi daerah
tangkapan atau sub daerah tangkapan secara keseluruhan, telah divalidasikan dan
diuji untuk sungai Citarum di Palumbon. Hasilnya cukup bagus dan dapat
disebutkan bahwa model Rainrun menawarkan suatu alternatif menarik dibanding
dengan model lainnya. Dengan mempertimbangkan ukuran daerah tangkapan
Citarum dan keanekaragaman spasial tumbuhan, geologi, topografi dan curah

commit to user

5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6

hujan, model tersebut berfungsi dengan baik. Oleh karenanya, model Rainrun
cukup tepat untuk mensimulasikan data larian bulanan (Weert, 1994)

Berdasarkan penelitian mengenai analisis hujan aliran dengan menggunakan


model Rainrun dan Mock yang telah dilakukan oleh Abdillah, 2006, aplikasi
model Rainrun untuk mengalihragaman hujan menjadi aliran di DAS Gajahwong
dan Winongo memberikan hasil yang relatif lebih baik dibandingkan dengan
model Mock.

2.2 Dasar Teori

2.2.1 Daerah Aliran Sungai (DAS)

Daerah aliran sungai atau DAS sebagai suatu wilayah daratan yang secara
topografik dibatasi oleh punggung-punggung gunung yang menampung dan
menyimpan air hujan untuk kemudian mengalirkannya ke laut melalui sungai
utama (Chay Asdak, 1995). Setiap DAS memiliki karakteristik dan parameter
DAS masing-masing. Hal tersebut tergantung dari tata guna lahan dan kondisi
geologi DAS.

2.2.2 Kualitas Data Hujan

Besaran hujan adalah masukan terpenting dalam analisis tansformasi hujan –


debit, sehingga apabila kesalahan yang terdapat pada data hujan terlalu besar
maka hasil analisis yang dilakukan pantas diragukan (Sri Harto, 1993). Oleh
karena itu perlu dilakukan uji kualitas data hujan.

Penelitian ini menggunakan metode kurva massa ganda dalam menentukan


kepanggahan data. Metode ini menggunakan grafik dalam penentuan
kepanggahannya. Apabila garis tidak lurus maka perlu dilakukan pemanggahan
dengan cara mengalikan data dengan faktor perubahan kemiringan sebelum grafik
patah dan sesudah grafik patah. Kepanggahan data hujan dengan kurva massa
ganda bisa juga dilihat dari nilai koefisien determinasi (R2) antar data hujan pada
stasiun hujan yang digunakan. Nilai R2 harus mendekati satu (R2
dan Anwar, 2009).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7

2.2.3 Hujan Wilayah

Data hujan yang diperoleh dari alat penakar hujan merupakan hujan yang terjadi
hanya pada satu titik saja (point rainfall). Mengingat hujan sangat bervariasi
terhadap tempat (space), maka untuk kawasan yang luas, satu alat penakar hujan
belum dapat menggambarkan hujan wilayah tersebut. Dalam hal ini diperlukan
hujan kawasan yang diperoleh dari harga rerata curah hujan beberapa stasiun
penakar hujan yang ada di dalam atau di sekitar kawasan (Suripin, 2004).

Penelitian ini menggunakan metode Thiessen dalam mengubah hujan titik menjadi
hujan daerah. Metode ini digunakan karena metode ini tidak menggunakan faktor
kemiringan lahan sehingga dalam analisis ini faktor tersebut dapat diabaikan.

· Metode Thiessen
Metode Thiessen memperhitungkan bobot dari masing-masing stasiun yang
mewakili luasan di sekitarnya. Pada suatu luasan di dalam DAS dianggap bahwa
hujan adalah sama dengan yang terjadi pada stasiun terdekat, sehingga hujan yang
tercatat pada suatu stasiun mewakili luasan tersebut. Metode ini digunakan apabila
penyebaran stasiun hujan di daerah yang ditunjau tidak merata. Hitungan curah
hujan rerata dilakukan dengan memperhitungkan daerah pengaruh dari tiap stasiun
(Soemarto, 1999).

A1 p1 + A 2 p 2 + A 3 p 3 + .... + A n p n (2.1)
p=
A1 + A 2 + A 3 + .... + A n
dengan :
p = hujan rerata daerah,
p1,p2,…pn = hujan di stasiun 1,2,…n,
n = jumlah stasiun,
A = luas daerah yang mewakili stasiun 1,2,…n.

Metode Thiessen diwujudkan dalam bentuk poligon Thiessen. Poligon Thiessen


adalah tetap untuk jumlah dan letak stasiun hujan tertentu. Apabila terdapat
penambahan jumlah stasiun hujan ataupun perubahan letak stasiun hujan, maka
harus dibuat poligon yang baru.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8

Gambar 2-1. Poligon Thiessen (Anonim, 2008)

2.2.4 Evapotranspirasi

Evapotranspirasi (ETo) adalah peristiwa evaporasi total, yaitu peristiwa evaporasi


ditambang dengan transpirasi (Soewarno, 2000). Transpirasi sendiri adalah suatu
proses yang air dalam tumbuhan dilimpahkan ke dalam atmosfer sebagai uap air
(Subarkah, 1980)

Besarnya evapotranspirasi dihitung dengan menggunakan metode Penman yang


dimodifikasi oleh Nedeco/Prosida seperti diuraikan dalam PSA – 010.
Evapotranspirasi dihitung dengan menggunakan rumus-rumus teoritis empiris
dengan memperhatikan faktor-faktor meteorologi yang terkait seperti suhu udara,
kelembaban, kecepatan angin dan penyinaran matahari. Evapotranspirasi tanaman
yang dijadikan acuan adalah rerumputan pendek (abeldo = 0,25).

Rumus evapotranspirasi Penman yang telah dimodifikasi adalah sebagai berikut


(PSA-010 Dirjen Pengairan, Bina Program, 1985):

Eto (2.2)
d

dengan :
Eto = Indek evaporasi yang besarnya sama dengan evpotranspirasi dari
rumput yang dipotong pendek (mm/hr)
L-1 = panas laten dari penguapan (longley/minutes) (Tabel 2.1)
= konstanta Bowen (0,49 mmHg/ 0C)
= kemiringan tekanan uap air jenuh yang berlawanan dengan
dengan kurva temperatur pada temperatur udara (mmHg/ 0C)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9

d = Tabel 2.2 (berdasarkan suhu udara rata-rata bulanan)


H = Jaringan radiasi gelombang pendek (longley/day)
-2 h
sh x 10-2
h -2
= { a sh sh x 10
ash x f(r) = Tabel 2.3 berdasarkan letak lintang dan radiasi matahari
h
sh x 10-2 = Tabel 2.4 berdasarkan letak lintang
a = albedo (koefisien reaksi), tergantung pada lapisan permukaan
yang ada untuk rumput = 0,25
H = f (Tai) x f (Tdp) x f (m)
4
f (Tai) (Tabel 2.5)
= efek dari temperatur radiasi gelombang panjang
f (Tdp) = Tabel 2.6 berdasarkan harga Pzwa
m = 8 (1 – r)
f (m) = 1 – m/10
= efek dari angka nyata dan jam penyinaran matahari terang
maksimum pada radiasi gelombang panjang
r = lama penyinaran matahari relatif
Eq = evaporasi terhitung pada saat temperatur permukaan sama
dengan temperatur udara (mm/hr)
= 0,35 (0,50 + 0,54 µ2) x (ea – ed)
= f (µ2) x PZ wa] sa - PZwa
µ2 = kecepatan angin pada ketinggian 2m di atas tanah
d.f(µ 2) = Tabel 2.7 (berdasarkan µ2)
wa
PZ ] sa = Tabel 2.8 (berdasarkan suhu udara rata-rata bulanan)
PZ wa = PZ wa] sa x kelembaban udara relatif rata-rata bulanan
catatan : 1 longley/day = 1 kal/cm 2hari.

Tabel 2.1. Koefisien suhu (1a – b) ( L-1.102)


Suhu
Udara 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
( C)
20 1,84 1,86 1,87 8,42 8,42 1,91 1,91 1,92 1,93 1,94
21 1,96 1,97 1,98 1,99 1,99 2,02 2,02 2,04 2,05 2,06
22 2,07 2,08 2,09 2,10 8,64 2,12 2,14 2,15 2,16 2,17
23 2,18 2,19 2,21 2,22 8,77 2,24 2,24 2,27 2,28 2,29
24 2,30 2,32 2,33 2,34 8,89 2,37 2,37 2,40 2,41 2,42
25 2,43 2,45 2,46 2,47 9,01 2,50 2,50 2,52 2,54 2,55
26 2,56 2,57 2,59 2,60 9,13 2,63 2,63 2,66 2,67 2,69
27 2,70 2,7 2,73 2,74 9,25 2,78 2,78 2,81 2,82 2,84
28 2,86 2,87 2,88 2,90 9,73 2,92 2,92 2,95 2,96 2,98
29 2,99 3,01 3,02 3,04 9,50 3,07 3,08 3,10 3,11 3,13
30 3,14 3,16 3,19 3,19 9,62 3,23 3,23 3,26 3,28 3,29
Sumber : PSA-010 Dirjen Pengairan, Bina Program (1985)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10

Tabel 2.2. Koefisien tekanan udara (tabel 1a – b)( d + )


Suhu
Udara 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
( C)
20 1,58 1,58 1,59 1,60 1,60 1,61 1,61 1,62 1,63 1,63
21 2,64 1,65 1,66 1,66 1,66 1,67 1,68 1,68 1,69 1,70
22 1,70 1,71 1,72 1,72 1,72 1,74 1,75 1,75 1,75 1,76
23 1,77 1,78 1,78 1,79 1,79 1,80 1,81 1,82 1,82 1,83
24 1,83 1,84 1,85 1,86 1,86 1,87 1,88 1,89 1,89 1,90
25 1,91 1,92 1,92 1,93 1,93 1,94 1,95 1,96 1,97 1,98
26 1,98 1,99 2,00 2,01 2,01 2,01 2,03 2,04 2,04 2,05
27 2,06 2,07 2,08 2,08 2,08 2,09 2,10 2,11 2,12 2,13
28 2,14 2,15 2,16 2,17 2,17 2,18 2,19 2,20 2,21 2,22
29 2,23 2,24 2,25 2,25 2,25 2,26 2,28 2,29 2,30 2,31
30 2,32 2,33 2,34 2,35 2,35 2,36 2,38 2,38 2,39 2,40
Sumber : PSA-010 Dirjen Pengairan, Bina Program (1985)

Tabel 2.3. Koefisien radiasi matahari (tabel Pennman 5)(a sh x f(r))


Lintang
Utara/ 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
Selatan
0 0,218 0,257 0,265 0,335 0,374 0,413 0,452 0,491 0,569 0,603
6 0,216 0,255 0,294 0,333 0,372 0,411 0,450 0,489 0,567 0,606
10 0,214 0,253 0,292 0,331 0,370 0,409 0,449 0,487 0,565 0,604
20 0,204 0,243 0,282 0,321 0,360 0,299 0,438 0,477 0,555 0,591
30 0,188 0,227 0,266 0,305 0,344 0,383 0,422 0,461 0,539 0,573
40 0,167 0,206 0,245 0,284 0,323 0,362 0,401 0,440 0,518 0,557
50 0,140 0,179 0,218 0,257 0,296 0,335 0,374 0,413 0,491 0,530
60 0,120 0,159 0,198 0,237 0,276 0,315 0,354 0,393 0,471 0,510
70 0,074 0,113 0,152 0,191 0,230 0,269 0,308 0,347 0,425 0,461
80 0,019 0,058 0,097 0,136 0,175 0,214 0,253 0,292 0,370 0,409
90 0 0,039 0,078 0,117 0,156 0,195 0,234 0,273 0,351 0,390
Sumber : PSA-010 Dirjen Pengairan, Bina Program (1985)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
11

h
Tabel 2.4. Tekanan udara sh x 10-2)
Lintang
Utara/ Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Okt Nov Des
Selatan
0 8,59 8,87 8,93 8,67 8,23 7,95 8,03 8,41 8,83 8,62 8,46
1 8,66 8,92 8,93 8,62 8,15 7,85 7,94 8,43 8,85 8,64 8,55
2 8,74 8,96 8,92 8,57 8,06 7,75 7,85 8,27 8,88 8,75 8,63
3 8,82 9,00 8,92 8,52 7,98 7,65 7,75 8,21 8,81 8,81 8,72
4 8,89 9,04 8,91 8,47 7,89 7,55 7,66 8,14 8,93 8,88 8,80
5 8,97 9,08 8,91 8,42 7,81 7,45 7,56 8,08 8,95 8,94 8,89
6 9,04 9,12 8,90 8,37 7,72 7,35 7,47 8,01 8,97 9,01 8,97
7 9,12 9,16 8,90 8,32 7,64 7,25 7,37 7,95 8,88 9,08 8,06
8 9,19 9,20 8,90 8,27 7,55 7,15 7,28 7,88 9,01 9,14 9,14
9 9,27 9,24 8,90 8,22 7,47 7,05 7,18 7,81 9,03 9,21 9,23
10 9,35 9,28 8,89 8,17 7,38 9,95 7,09 7,74 9,06 9,27 9,32
Sumber : PSA-010 Dirjen Pengairan, Bina Program (1985)

Tabel 2.5. Koefisien suhu (tabel 1a – b) ((f(Tai).10-2)


Suhu
Udara 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
( C)
20 8,37 8,38 8,40 8,42 8,42 8,43 8,44 8,46 8,47 8,48
21 8,43 8,50 8,51 8,53 8,53 8,54 8,55 8,57 8,57 8,59
22 8,60 8,61 8,62 8,64 8,64 8,65 8,67 8,69 8,69 8,71
23 8,72 8,73 8,74 8,77 8,77 8,78 8,79 8,82 8,82 8,93
24 8,84 8,85 8,86 8,89 8,89 8,90 8,91 8,94 8,94 8,95
25 8,96 8,97 9,98 9,01 9,01 9,02 9,03 9,06 9,06 9,07
26 9,08 9,09 9,10 9,13 9,13 9,14 9,15 9,18 9,18 9,19
27 9,20 9,21 9,22 9,25 9,25 9,26 9,27 9,30 9,30 9,31
28 9,32 9,33 9,35 9,37 9,37 9,39 9,40 9,43 9,43 9,44
29 9,45 9,46 9,47 9,50 9,50 9,51 9,52 9,55 9,55 9,56
30 9,57 9,58 9,60 9,61 9,64 9,64 9,65 9,68 9,68 9,69
Sumber : PSA-010 Dirjen Pengairan, Bina Program (1985)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12

Tabel 2.6. Koefisien tekanan udara dan angin (tabel Pennman 2) (f(Tdp))
Harga
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
Pz.wa
12 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,195 0,196 0,195 0,194 0,194
13 0,193 0,192 0,191 0,190 0,189 0,187 0,186 0,185 0,184 0,183
14 0,182 0,181 0,180 0,179 0,177 0,176 0,175 0,175 0,174 0,173
15 1,172 0,171 0,170 0,169 0,168 0,197 0,166 0,165 0,164 0,163
16 0,162 0,161 0,160 0,159 0,158 0,157 0,156 0,156 0,155 0,145
17 0,153 0,152 0,151 0,150 0,149 0,148 0,147 0,146 0,146 0,135
18 0,144 0,143 0,142 0,141 0,140 0,139 0,138 0,137 0,136 0,126
19 0,134 0,133 0,132 0,131 0,131 0,130 0,129 0,128 0,127 0,117
20 0,126 0,125 0,124 0,123 0,122 0,122 0,121 0,120 0,119 0,110
21 0,117 0,116 0,115 0,114 0,114 0,112 0,112 0,111 0,110 0,102
22 0,109 0,108 0,107 0,107 0,106 0,105 0,104 0,104 0,103 0,094
23 0,102 0,101 0,100 0,099 0,099 0,097 0,096 0,096 0,095 0,087
24 0,093 0,092 0,091 0,091 0,091 0,090 0,089 0,089 0,088 0,086
25 0,086 0,086 0,086 0,086 0,086 0,086 0,086 0,086 0,086 0,086
Sumber : PSA-010 Dirjen Pengairan, Bina Program (1985)

Tabel 2.7. Koefisien angin (tabel Pennman 3)( d.f(m2))


Kec.
pada
0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
V2
(m/dt)
0 0,086 0,095 0,104 0,123 0,132 0,142 0,151 0,151 10,160 0,169
1 0,178 0,187 0,197 0,206 0,215 0,225 0,234 0,244 0,258 0,262
2 0,271 0,280 0,290 0,299 0,299 0,318 0,327 0,337 0,346 0,353
3 0,364 0,373 0,382 0,392 0,308 0,410 0,429 0,429 0,438 0,447
4 0,456 0,465 0,457 0,484 0,401 0,503 0,512 0,522 0,531 0,540
5 0,549 0,558 0,570 0,548 0,493 0,599 0,605 0,614 0,624 0,633
6 0,642 0,651 0,550 0,670 0,586 0,688 0,698 0,707 0,716 0,725
7 0,743 0,743 0,752 0,762 0,678 10,780 0,790 0,799 0,808 0,817
8 0,826 0,835 0,845 0,854 0,771 0,873 0,882 0,891 0,901 0,910
9 0,919 0,928 0,938 0,947 0,863 9,966 0,975 0,984 0,994 1,003
10 1,012 0,021 1,031 1,040 1,049 1,059 1,068 1,077 1,087 1,096
Sumber : PSA-010 Dirjen Pengairan, Bina Program (1985)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13

Tabel 2.8. Tekanan udara (tabel 1a – b)(PZwa]sa)


Suhu
Udara 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
( C)
20 17,53 17,64 17,75 17,86 17,97 18,08 18,20 18,32 18,43 18,54
21 18,65 18,77 18,86 19,00 19,11 19,23 19,35 19,46 19,58 19,70
22 19,82 19,94 20,06 20,19 20,31 20,43 20,56 20,69 20,89 20,93
23 21,09 21,19 21,32 21,45 21,58 21,71 21,84 21,97 21,10 21,23
24 22,37 22,50 22,63 22,76 22,91 23,05 23,19 23,31 23,45 23,60
25 23,75 23,90 24,03 23,20 24,35 24,49 24,64 24,79 24,94 25,08
26 25,31 25,45 25,60 25,74 25,89 26,03 26,10 26,32 26,46 26,60
27 26,74 26,90 27,00 27,21 27,37 27,53 17,69 17,85 28,10 28,16
28 28,32 28,49 28,66 28,83 29,00 29,17 29,34 29,51 29,68 19,85
29 30,03 30,20 30,38 30,56 30,74 30,92 31,30 31,28 31,46 31,64
30 31,82 32,00 32,19 32,38 32,57 32,76 32,95 32,14 33,33 33,52
Sumber : PSA-010 Dirjen Pengairan, Bina Program (1985)

2.2.5 Pengalihragaman Hujan – Aliran Metode Mock

Metode Mock memperhitungkan data curah hujan, evapotranspirasi, dan


karakteristik hidrologi daerah pengaliran sungai. Hasil dari permodelan ini dapat
dipercaya jika ada debit pengamatan sebagai pembanding. Oleh karena
keterbatasan data di daerah studi maka proses pembandingan hanya dilakukan
pada tahun 2002 – 2008. Untuk itu diperlukan pendekatan parameter hidrologi
yang lebih cermat sehingga hasil simulasi dapat diterima dengan tingkat akurasi
sedang tetapi masih dapat digunakan untuk analisa selanjutnya.

Data dan asumsi yang diperlukan untuk perhitungan Metode Mock adalah sebagai
berikut (Ramdani Akbar, 2010):

1. Data Curah Hujan


Data curah hujan yang digunakan adalah curah hujan 15 (lima belas) harian.
Stasiun curah hujan yang dipakai adalah stasiun yang dianggap mewakili
kondisi hujan di daerah tersebut.
2. Evapotranspirasi Terbatas (Et)
Evapotranspirasi terbatas adalah evapotranspirasi actual dengan
mempertimbangkan kondisi vegetasi dan permukaan tanah serta frekuensi
curah hujan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14

Untuk menghitung evapotranspirasi terbatas diperlukan data :


a. Curah hujan setengah bulanan (P)
b. Jumlah hari hujan setengah bulanan (n)
c. Jumlah permukaan kering setengah bulanan (d) dihitung dengan asumsi
bahwa tanah dalam suatu hari hanya mampu menahan air 12 mm dan
selalu menguap sebesar 4 mm.
d. Exposed surface (m%) ditaksir berdasarkan peta tata guna lahan atau
dengan asumsi:
m = 0% untuk lahan dengan hutan lebat,
m = 0% pada akhir musim hujan dan bertambah 10% setiap bulan kering
untuk lahan sekunder,
m = 10% - 40% untuk lahan yang tererosi, dan
m = 20% - 50% untuk lahan pertanian yang diolah.
3. Faktor Karakteristik Hidrologi Faktor Bukaan Lahan :
m = 0% untuk lahan dengan hutan lebat,
m = 10 – 40% untuk lahan tererosi, dan
m = 30 – 50% untuk lahan pertanian yang diolah.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan untuk seluruh daerah studi
yang merupakan daerah yang mempunyai tingkat kesuburan rendah maka
dapat diasumsikan untuk faktor m diambil 20% - 50%.
4. Luas Daerah Aliran Sungai (DAS)
Semakin besar DAS kemungkinan akan semakin besar pula ketersediaan
debitnya.
5. Kapasitas Kelembaban Tanah (SMC)
Soil Moisture Capacity adalah kapasitas kandungan air pada lapisan tanah
permukaan (surface soil) per m2. Besarnya SMC untuk perhitungan
ketersediaan air ini diperkirakan berdasarkan kondisi porositas lapisan
tanah permukaan dari DAS. Semakin besar porositas tanah, akan semakin
besar pula SMC yang ada. Dalam perhitungan nilai SMC diambil antara
50 mm sampai dengan 200 mm.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15

6. Keseimbangan air di permukaan tanah


Keseimbangan air di permukaan tanah dipengaruhi oleh faktor-faktor
sebagai berikut:
a. Air hujan (As),
b. Kandungan air tanah (soil storage), dan
c. Kapasitas kelembaban tanah (SMC).
7. Kandungan air tanah
Besar kandungan tanah tergantung dari harga As, bila harga As negatif,
maka kapasitas kelembaban tanah akan berkurang dan bila As positif maka
kelembaban tanah akan bertambah.
8. Limpasan dan Penyimpangan Air Tanah (run off dan ground water
storage)
Nilai run off dan ground water storage tergantung dari keseimbangan air
dan kondisi tanahnya. Data-data yang diperlukan untuk menentukan
besarnya aliran air tanah adalah sebagai berikut:
a. Koefisien Infiltrasi
Koefisien nilai infiltrasi diperkirakan berdasarkan kondisi porositas
tanah dan kemiringan DPS. Lahan DPS yang porous memiliki
koefisien infiltrasi yang besar. Sedangkan lahan yang terjadi memiliki
koefisien infitrasi yang kecil, karena air akan sulit terinfiltrasi ke dalam
tanah. Batasan koefisien infiltrasi adalah 0 – 1.
b. Faktor Resesi Aliran Tanah (k)
Faktor resesi adalah perbandingan antara aliran air tanah pada bulan
ke-n dengan aliran air tanah pada awal bulan tersebut. Faktor resesi
aliran tanah dipengaruhi oleh sifat geologi DPS. Dalam perhitungan
ketersediaan air Metode FJ Mock, besarnya nilai k didapat dengan cara
coba-coba sehingga dapat dihasilkan aliran seperti yang diharapkan.
c. Initial Storage (IS)
Initial storage atau tampungan awal adalah perkiraan besarnya volume
air pada awal perhitungan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
16

d. Penyimpangan air tanah (Ground Water Storage)


Penyimpangan air tanah besarnya tergantung dari kondisi geologi
setempat dan watu. Sebagai permulaan dari simulasi harus ditentukan
penyimpangan awal (initial storage) terlebih dahulu.
9. Aliran Sungai
Aliran dasar = infiltrasi – perubahan aliran air dalam tanah
Aliran permukaan = volume air lebih – infiltrasi
Aliran sungai = aliran permukaan + aliran dasar
Air yang mengalir di sungai merupakan jumlah dari aliran langsung (direct
run off), aliran dalam tanah (interflow) dan aliran tanah (base flow).
Besarnya masing-masing aliran tersebut adalah:
a. Interflow = infiltrasi – volume air tanah,
b. Direct run off = water surplus – infiltrasi,
c. Base flow = aliran yang selalu ada sepanjang tahun,
d. Limpasan = interflow + direct run off + base flow.

2.2.6 Pengalihragaman Hujan – Aliran Metode NRECA

Model NRECA diperkenalkan oleh Norman H. Crawford pada tahun 1985. Model
ini merupakan model konsepsi yang bersifat deterministik. Disebut model
konsepsi karena basisnya didasari oleh teori. Untuk menginterpretasikan
fenomena proses fisiknya digunakan persamaan dan rumus semi empiris
(Anonim, 2011).

Langkah-langkah perhitungan pendugaan debit dengan metode NRECA, secara


singkat dapat diselesaikan dengan persamaan-persamaan sebagai berikut
(Anonim, 2011):
Q = DF + GWF (2.3)
DF = EM – GWS (2.4)
GWF = P2 x GWS (2.5)
GWS = P1 x EM (2.6)
S = WB – EM (2.7)
EM = EMR x WB (2.8)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
17

WB = Rb – AET (2.9)
AET = AET/PET x PET (2.10)
Wi = Wo / N (2.11)
N = 100 + 0.20 Ra (2.12)
dengan :
Q = Debit aliran rerata, m 3/dt,
DF = Aliran langsung (direct flow),
GWF = Aliran air tanah (ground water flow),
EM = Kelebihan kelengasan (excess moist),
GWS = Tampungan air tanah (ground water storage),
P1 = Parameter yang menggambarkan karakteristik tanah permukaan,
P2 = Parameter yang menggambarkan karakteristik tanah bagian dalam,
WB = Keseimbangan air (water balance),
EMR = Rasio kelebihan kelengasan (excess moist ratio),
Rb = Curah hujan bulanan, mm,
AET = Evapotranspirasi aktual, mm,
PET = Evapotranspirasi potensial (Eto), mm,
Wi = Tampungan kelengasan tanah,
Wo = Tampungan kelengasan awal,
N = Nominal,
Ra = Curah hujan tahunan, mm.

Untuk nilai AET/PET dapat digunakan grafik berikut:

Gambar 2-2. Grafik perbandingan penguapan nyata dan potensial


(AET/PET Ratio) (KP-Jaringan Irigasi 01)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
18

2.2.7 Pengalihragaman Hujan – Aliran Tank Model

Tank Model / Model tangki diperkenalkan oleh Dr.M. Sugawara yang menirukan
(stimulate) daerah aliran sungai dengan menggantikannya oleh sejumlah
tampungan berupa sederet tangki. Ilustrasi Model Tangki tersebut dapat dilihat
pada Gambar 2-3.

.
Gambar 2-3. Simulasi Model Tangki

Prosedur perhitungan yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut (Anonim, 2011):
1. Membuat susunan tangki lengkap dengan karakteristiknya yang diasumsikan
bisa mewakili atau menggambarkan karakteristik DAS yang akan dimodelkan.
2. Untuk perhitungan pertama, tambahkan curah hujan periode ini pada
tampungan periode sebelumnya, kemudian dikurangi dengan evaporasinya.
Pengurangan evaporasi hanya dilakukan terhadap tangki teratas saja (tangki 1),
tetapi jika pengurangan dari tangki teratas belum cukup, maka kekurangan
tersebut dipikul oleh tangki-tangki di bawahnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
19

3. Perhitungan limpasan dan infiltrasi dilakukan menurut tinggi tampungan yang


diperoleh dalam langkah tiga. Besarnya limpasan dan infiltrasi diperoleh dari
perkalian koefisien lubang dengan tinggi tampungan terhadap lubang yang
bersangkutan
4. Perhitungan sisa tinggi tampungan dengan mengurangi tinggi tampungan yang
diperoleh dari langkah 3 dengan selisih limpasan dan evaporasi.
5. Perhitungan untuk tangki yang kedua dan seterusnya prosedurnya hampir sama
dengan tangki yang pertama, tetapi masukannya diganti dengan tinggi keluaran
dari lubang tangki selanjutnya
6. Total aliran adalah penjumlahan dari semua keluaran yang diciptakan di sistem
tangki yang dibuat.

2.2.8 Pengalihragaman Hujan – Aliran Rainrun

Model Rainrun adalah model perhitungan hujan – debit yang dikembangkan


berdasarkan iklim di Indonesia (Weert, 1994). Model ini berbeda dari beberapa
model/metode perhitungan debit yang telah ada sebelumnya. Perbedaannya
terletak pada penutup tanah bukan hutan dan hutan, dan evapotranspirasi potensial
diperkirakan dari hubungan empiris dengan curah hujan.

Model ini menyederhanakan penerapan model. Model ini memiliki kelemahan,


yaitu karena hubungan empiris yang dibuat di dalamnya, maka penggunaannya
hanya disarankan untuk kondisi klimatologi yang berlaku di Indonesia.

2.2.8.1 Struktur Model

Struktur model secara skematik ditunjukkan pada Gambar 2-4.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
20

Gambar 2-4. Skematitasi Model Rainrun

2.2.8.2 Parameter Model

Parameter yang digunakan dalam model Rainrun dikarakteristikkan dengan zona


tetumbuhan dan tampungan. Untuk hutan, sejumlah karakteristik didasarkan atas
tersedianya pengetahuan dan informasi studi dan bahan bacaan tentang
keseimbangan air. Untuk penutup tanah bukan hutan, karakteristik tersebut harus
diperkirakan atau ditentukan dengan kalibrasi model. (Weert, 1994).

Parameter berikut harus diperkirakan dari karakteristik daerah tangkapan/DAS


yang ada atau harus dikalibrasi, jika data curah hujan dan aliran cukup tersedia
(Weert, 1994):
a. Fraksi hutan
b. Fraksi aliran permukaan dari curah hujan untuk penutup tanah bukan hutan
c. Kapasitas tampungan air bertekanan (mm)
d. Faktor tetumbuhan bukan hutan, berhubungan dengan evapotranspirasi
potensial ke evapotranspirasi acuan.
e. Kapasitas tampungan air bebas zona atas (mm)
f. Koefisien surutan tampungan air bebas.
g. Koefisien surutan sumpanan air tanah.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
21

2.2.8.3 Perhitungan Keseimbangan Air

Perbedaan antara evapotranspirasi hutan dan evapotranspirasi pertanian


dikarenakan sejumlah air terhambat oleh tajuk hutan dan menguap. Hambatan
curah hujan dihitung dari:
(2.13)
dengan :
1 = fraksi kehilangan hambatan (-),
P = curah hujan bulanan (mm).

Evapotranspirasi potensial dihitung sebagai berikut:


Ep = kc x ETo (2.14)
dengan:
Ep = evapotranspirasi potensial (mm/hari),
kc = koefisien empiris tetumbuhan atau tanaman (-),
Eto = evapotranspirasi acuan (mm/hari).

a. Tampungan Air Bertekanan

Untuk fraksi daerah tangkapan (DAS) yang berupa hutan dan bukan hutan,
keseimbangan air dihitung secara terpisah. Peresapan air hujan ke dalam
tampungan air tertekan zona atas dihitung dari curah hujan dikurangi curah hujan
yang dihambat (hanya penutup hutan) dan dikurangi fraksi yang menjadi limpasan
permukaan. Bila kandungan kelembaban tanah dari tampungan air tertekan turun
di bawah 70% dari kapasitasnya, laju evaporasi berkurang sebanding dengan
lengas tanah yang tersisa (Weert, 1994).

Curah hujan yang sampai permukaan tanah yang kemudian menjadi limpasan
permukaan (Rsur) dirumuskan sebagai berikut:
Pnetto = P – ( h x (1-0,37 x P0,14)) (2.15)
Rsur = x Pnetto (2.16)
dengan:
Rsu r = aliran permukaan (mm/bln),
= fraksi aliran permukaan,
h = faksi hutan,
Pnetto = presipitasi (mm/bln).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
22

Kelebihan air yang masuk ke dalam tampungan air tertekan zona atas dapat
dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

ER = Pnetto – Rsur (2.17)


dengan:
ER = hujan pada permukaan tanah (Excess Rainfall) (mm/bln),

Infiltrasi yang terjadi ketika kelebihan suplay air dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

SM1 = SM1i-1 + ER – Ep (2.18)


I = SM1 – SMC1 (2.19)

Apabila nila SMC1 lebih besar dari SM1 maka infiltrasi tidak terjadi ke dalam
tampungan air bebas zona atas (I=0)

dengan:
I = infiltrasi (mm/bln),
SMIi-1 = kelembaban tanah sebelumnya pada tampungan air tertekan zona atas
(mm/bln),
SMI1 = kelembaban tanah baru pada tampungan air tertekan zona atas (mm/bln),
SMC1 = kapasitas kelembaban tanah pada tampungan air tertekan zona atas
(mm/bln).

b. Tampungan Air Bebas

Curah hujan yang keluar dari tampungan air bebas yang kemudian menjadi aliran
antara dihitung dengan menggunakan rumus:
SM2i = SM2i-1 + Ii – Pc i (2.20)
Rint = SM2i – SMC2 (2.21)
Apabila nila SMC2 lebih besar dari SM2i aliran tidak mengalir ke sistem
permuakaan (Rint=0).
dengan:
SM2i-1 = kelembaban tanah sebelumnya pada tampungan air bebas zona atas
(mm/bln),
SM2i = kelembaban tanah baru pada tampungan air bebas zona atas (mm/bln),
Pc i = perkolasi (mm/bln),
Rint = aliran antara (mm/bln),
SMC2 = kapasitas kelembaban tanah pada tampungan air bebas zona atas
(mm/bln).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
23

Bila pada tahap akhir dari tahapan waktu perhitungan simpanan di dalam zona
tampungan atas air bebas melebihi kapasitasnya, kelebihan air akan melimpah
sebagai aliran antara (Rint) ke dalam sistem permukaan.

Perhitungan keseimbangan air tanah sama dengan zona tampungan atas air bebas
dengan pengecualian bahwa tidak ada limpahan dari simpanan ini dan hanya
komponen air keluar sebagai aliran dasar (Rbas).

2.2.8.4 Perhitungan Debit Aliran

Jumlah limpasan/debit selama waktu perhitungan dihitung sebagai penjumlahan


dari komponen aliran rata-rata berbobot dari fraksi daerah tangkapan hutan dan
bukan hutan (Weert, 1994) :
Rtot = Rsur + Rint + Rbas (2.22)
dengan :
Rtot = jumlah aliran/debit (mm/bln),
Rsur = aliran permukaan (mm/bln),
Rint = aliran antara (mm/bln),
Rbas = aliran air tanah (mm/bln).

Untuk debit limpasan, dapat dihitung dengan persamaan (Roby dan Joko, 2008):

(2.23)

dengan :
Q = debit/limpasan terhitung (m3/s),
A = luas area (km 2),
H = jumlah hari dalam perhitungan.

2.2.9 Kalibrasi Parameter DAS

Kalibrasi didefinisikan sebagai proses penyesuaian parameter model yang


berpengaruh terhadap kejadian aliran. Proses kalibrasi merupakan upaya untuk
memperkecil penyimpangan yang terjadi. Besar nilai parameter tidak dapat
ditentukan dengan pasti, sehingga proses kalibrasi dikatakan berhasil jika nilai
parameter telah mencapai patokan ketelitian yang ditentukan yaitu koefisien
korelasi (R) » 1 dan kesalahan volume (VE) » 0 (Ery Setiawan, 2010).

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
24

Dalam praktek kalibrasi terdapat 3 cara yang dapat ditempuh yaitu (Fleming,
1975):
1. Pengaturan parameter secara manual berdasarkan pengamatan.
2. Pengaturan parameter secara otomatis yang dilakukan oleh program komputer
dengan kontrol ketelitian yang dikehendaki.
3. Kombinasi antara coba ulang secara manual dan otomatis. Dalam penelitian
ini proses kalibrasi yang digunakan adalah kombinasi proses coba ulang
secara manual dan otomatis. Kalibrasi secara otomatis yang diterapkan dengan
menggunakan fasilitas solver pada Microsof Excel 2007.

2.2.10 Verifikasi Model

Model merupakan abstraksi dari sistem sebenarnya. Verifikasi terhadap kevalidan


model terhadap kenyataan yang terjadi merupakan hal yang penting. Kepercayaan
terhadap model bisa dilakukan secara statistik dengan mengukur parameter yang
dihasilkan dari perhitungan model dengan asumsi kondisi awal (Wahyu, 2012).

Evaluasi statistik yang digunakan menilai performa model dalam penelitian ini
adalah nilai koefisien korelasi (R), selisih volume (VE) aliran dan koefisien
efisiensi (CE).

Koefisien korelasi (R) adalah harga yang menunjukkan besarnya keterkaitan


anatara nilai observasi dengan nilai simulasi. Jika harga koefisien korelasi 0,7
hingga 1,0 menunjukkan derajat asosiasi yang tinggi, sedangkan koefisien
korelasi lebih tinggi dari 0,4 hingga di bawah 0,7 hubungan substansial, koefisien
anata 0,2 hingga 0,4 menunjukkan adalanya korelasi rendah, dan apabila kurang
dari 0,2 dapat diabaikan (Dwi Tama, 2007). Koefisien Korelasi (R) dirumuskan
sebagai berikut (Jaya Al-Aziz, 2011):

(2.24)

dengan:
R = koefisien korelasi
X = debit terhitung (m 3/s)
Y = debit terukur (m3/s)

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
25

Selisih volume (VE) aliran adalah nilai yang menunjukkan perbedaan volume
perhitungan dan terukur selama proses simulasi. Selisih volume aliran dirumuskan
sebagai berikut (Dwi Tama, 2007):

(2.25)

dengan:
Qobs i = debit terukur (m3/s),
Qcali = debit terhitung (m3/s),
VE = selisih volume (%).

Jika nilai kesalahan volume sangat kecil berarti jumlah volume nilai simulasi dan
observasi hampir sama. Sebaliknya jika nilai kesalahan volume sangat besar maka
terjadi penyimpangan hasil simulasi dan observasi (Ery Setiawan, 2010).

Koefisien efisiensi (CE) (Dwi Tama, 2007) menyatakan nilai yang menunjukkan
efisiensi model terhadap debit terukur, cara objektif yang paling baik di dalam
mencerminkan kecocokan hidrograf secara keseluruhan. Koefisien model dapat
dihitung dengan rumus sebagai berikut:

(2.26)

Jika nilai koefisien efisiensi lebih besar dari 0,75, maka hasil optimasi model
dapat dikatakan sangat efisien, apabila nilai CE berada di antara 0,36 - 0,75, hasil
simulasi cukup efisien, apabila nilai CE kurang dari 0,36 maka hasil simulasi
model tidak efisien.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 3
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif yaitu melakukan analisis
transformasi data hujan menjadi debit DAS Bendung Singomerto. Prosedur
perhitungan yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode Mock, NRECA,
Tank Model dan Rainrun.

3.2 Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data curah
hujan, data klimatologi dan data pencatatan debit. Data sekunder yang digunakan
adalah :
· data curah hujan pada tahun 1994-2008 yang diperoleh dari Dinas Pengairan,
Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara,
· data klimatologi tahun 1986-2008 stasiun pengamatan Bojongsari,
· data pencatatan debit harian Bendung Singomerto Banjarnegara 2002-2008,
dan
· peta DAS Bendung Singomerto sesuai peta Bakosurtanal skala 1 : 25000
tahun 2006.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di DAS Bendung Singomerto yang terletak di Kabupaten


Banjarnegara. Gambar lokasi penelitian dapat dilihat di Lampiran A.

commit to user

26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27

3.4 Tahapan Peneltian

3.4.1 Pengolahan data hujan

1. Mencari hujan harian maksimum tahunan dari data hujan harian di stasiun
Garung (Sta.24a), Stasiun Wonosobo (Sta.26), Stasiun Mungkung (Sta.27a),
Stasiun Kertek (Sta.27b), Stasiun Limbangan (Sta.62d), dan Stasiun
Pejawaran (Sta.66).
2. Data hujan tahunan diuji kepanggahannya, apabila tidak panggah maka
dihitung dengan kurva massa ganda.
3. Data hujan tahunan diubah menjadi hujan daerah dengan metode Thiessen.

3.4.2 Pengolahan peta dasar DAS Singomerto dan peta stasiun hujan

1. Plot stasiun hujan kemudian membuat poligon Thiessen dengan AutoCAD.


2. Menentukan koefisien Thiessen untuk masing-masing stasiun hujan.

3.4.3 Perhitungan Evapotranspirasi

1. Mempersiapkan data klimatologi tahun 1986-2008 stasiun pengamatan


Bojongsari, yaitu data suhu udara, kelembaban relatif, kecepatan angin dan
lama penyinaran matahari standar 8 jam.
2. Menghitung evapotranspirasi menggunakan metode Penman Nedeco/Prosida.

3.4.4 Perhitungan Kalibrasi Parameter DAS

1. Mempersiapkan data curah hujan 15 harian dalam rentang waktu 2002-2008.


2. Mempersiapkan hasil perhitungan evapotranspirasi potensial.
3. Mempersiapkan data pencatatan debit setengah bulanan tahun 2002-2008.
4. Menghitung nilai parameter DAS dengan solver pada MS. Excel masing-
masing metode.
5. Verifikasi model dengan menghitung nilai R, VE dan CE masing-masing
model.

3.4.5 Perhitungan Transformasi Hujan – Debit

1. Mempersiapkan data curah hujan 15 harian dalam rentang waktu 1994-2008.


2. Mempersiapkan data evapotranspirasi yang telah dihitung menggunakan
metode Penman Nedeco/Prosida.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28

3. Mempersiapkan nilai parameter DAS masing-masing metode hasil kalibrasi.


4. Menghitung nilai transformasi data hujan – debit dengan MS. Excel masing-
masing metode.

Tahapan penelitian ditunjukkan dalam bagan alir Gambar 3.1.

commit to user
3.5 Diagram alir tahapan penelitian
MULAI
perpustakaan.uns.ac.id

Data Peta RBI 1:25000 Data Curah Hujan Tahunan Data Pencatatan
Klimatologi Debit Harian
TIDAK
Plot Sta Hujan
Polygon Thiessen Uji Kepanggahan

Evaporasi YA
potensial Metode
Penman Data Curah Hujan 15 Harian

commit to user
Kalibrasi Parameter Kalibrasi Parameter DAS Kalibrasi Parameter DAS Kalibrasi Parameter DAS
DAS metode Mock metode NRECA Tank Model Rainrun

TIDAK
R » 1, VE » 0
CE » 1

A YA

Gambar 3-1. Diagram alir penelitian


digilib.uns.ac.id

29
A
perpustakaan.uns.ac.id

Transformasi hujan – Transformasi hujan – Transformasi hujan – Transformasi hujan –


debit metode Mock debit Metode NRECA debit Tank Model debit Rainrun Model

Studi komparasi

SELESAI

commit to user
Gambar 3-2a. Diagram alir penelitian (lanjutan)
digilib.uns.ac.id

30
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 4
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Analisis Data

4.1.1 Data

Penelitian ini menggunakan data berupa data curah hujan tahun 1994-2008. Data
curah hujan diperoleh dari Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Mineral
Kabupaten Wonosobo dan Banjarnegara. Peta DAS Bendung Singomerto berupa
data dalam format jpg.

Penelitian ini menggunakan data hujan di stasiun Garung (Sta.24a), Stasiun


Wonosobo (Sta.26), Stasiun Mungkung (Sta.27a), Stasiun Kertek (Sta.27b),
Stasiun Limbangan (Sta.62d), dan Stasiun Pejawaran (Sta.66). Pemilihan keenam
stasiun tersebut sehubungan dengan ketersediaan data yang lengkap di enam
stasiun hujan tersebut.

4.1.2 Uji Kepanggahan Data Hujan

Uji kepanggahan data menggunakan uji kurva massa ganda. Pengujian data
dilakukan pada data curah hujan tahunan. Uji kepanggahan yang dilakukan
memberikan hasil bahwa keenam stasiun mempunyai data yang panggah dan bisa
digunakan untuk analisis. Ketiga stasiun hujan menghasil nilai deterministik (R2)
mendekati satu yang berarti hubungan ketiga stasiun hujan saling berkaitan.
Contoh perhitungan kurva massa ganda di stasiun Garung pada tahun 1994 adalah
:
· Hujan tahun 1994 = 2496 mm/hari ( sumbu Y ),
· Hujan rerata tahun 1994 = (hujan stasiun Wonosobo tahun 1994 + hujan
stasiun Mungkung tahun 1994 + hujan stasiun
commit to user

31
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32

Kertek tahun 1994 + hujan stasiun Limbangan


tahun 1994 + hujan stasiun Penjawaran tahun
1994 ) / 5
= ( 2396 + 2839 + 2629 + 2570 + 1817 ) / 5
= 2450,2 mm/hari.
Perhitungan lengkap dapat dilihat di Tabel C.1a – C.1f Lampiran C. Data curah
hujan tahunan diberikan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Data curah hujan tahunan stasiun Garung, Wonosobo, Mungkung,
Kertek, Limbangan, dan Penjawaran.

Tahun STASIUN HUJAN (mm/hari)


Garung Wonosobo Mungkung Kertek Limbangan Penjawaran
1994 2496 2396 2839 2629 2570 1817
1995 4767 4624 3293 4862 4993 1978
1996 3067 3844 2714 3288 4116 3390
1997 2865 2363 1732 3286 2460 2657
1998 5235 5547 3764 5797 6328 3855
1999 4924 3842 3440 3920 5226 3019
2000 4826 3507 3228 4643 4534 3078
2001 4131 4620 4628 4481 4587 3136
2002 3018 1896 2573 1616 3480 1901
2003 4008 4316 4552 4445 4181 2125
2004 3712 3377 3601 3501 3898 2222
2005 3745 3365 3647 3527 5712 1299
2006 1707 2096 2368 2253 2986 2103
2007 3294 2082 2454 2295 3334 1779
2008 3341 1885 2402 2179 3579 2691

Data curah hujan tersebut dianalisis dengan menggunakan kurva massa ganda.
Setiap stasiun hujan akan menghasilkan nilai koefisien deterministik (R2). Kurva
massa ganda yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 4.1.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33

70000
Penjawaran
60000 R² = 0.9984 Limbangan
R² = 0.9984
R² = 0.9987 Kertek
50000
Mungkung
Komulatif Sta

R² = 0.9925
40000 Wonosobo
Garung
30000
Linear (Penjawaran)
R² = 0.9994
20000 R² = 0.9943 Linear (Penjawaran)

10000 Linear (Limbangan)


Linear (Kertek)
0
Linear (Mungkung)
0

10000

20000

30000

40000

50000

60000
Linear (Wonosobo)
Linear (Garung)
Komulatif Rerata

Gambar 4-1. Kurva massa ganda stasiun hujan Garung, Wonosobo, Mungkung,
Kertek, Limbangan, dan Penjawaran

Gambar grafik tersebut menunjukkan nilai R2 yang diperoleh hasilnya mendekati


1 (satu). Hal tersebut menunjukkan data hujan dari keenam stasiun tersebut
panggah sehingga dapat langsung digunakan dalam penelitian.

4.1.3 Poligon Thiessen

Poligon Thiesen umum digunakan dalam transformasi hujan titik menjadi hujan
daerah. Metode ini digunakan dalam penelitian ini terkait dengan ketersediaan
data pada stasiun Garung, Wonosobo, Mungkung, Kertek, Limbangan dan
Penjawaran.

Data curah hujan masing-masing stasiun diubah menjadi hujan daerah dengan
menggunakan metode poligon Thiessen. Posisi dari masing-masing stasiun hujan
diplot ke dalam peta DAS Bendung Singomerto kemudian plot garis yang
menghubungkan keenam stasiun hujan. Kemudian plot garis berat yang tegak
lurus garis hubung stasiun hingga memotong batas DAS Bendung Singomerto.

Pembuatan poligon Thiessen dalam penelitian ini diolah dengan bantuan program
AutoCAD. Hasil olahan poligon Thiessen yang dilakukan dapat dilihat pada
Gambar 4.7.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34

Gambar 4-2. Poligon Thiessen DAS Bendung Singomerto (Anonim, 2008)

4.1.4 Perhitungan Koefisien Thiessen

Hasil pengeplotan poligon Thiessen DAS Bendung Singomerto dengan keenam


stasiun hujan menghasilkan koefisien Thiessen untuk masing-masing stasiun
hujan. Perhitungan koefisien Thiessen dilakukan dengan membandingkan antara
luas poligon Thiessen untuk masing-masing stasiun hujan dan luas total DAS.
Contoh perhitungan koefisien Thiessen untuk stasiun hujan Garung adalah :

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35

· Luas poligon stasiun hujan Garung = 159,01 km2,


· Luas DAS Garung = 665 km2,
· Koefisien Thiessen Garung = 159,01 / 665
= 0,2391
Perhitungan untuk masing-masing koefisien Thiessen disajikan dalam Tabel 4.2.
Tabel 4.2. Perhitungan koefisien Thiessen untuk stasiun Garung, Wonosobo,
Mungkung, Kertek, Limbangan, dan Penjawaran.

POLYGON THIESSEN FACTOR


NO STASIUN HUJAN
Presentase ( % ) Luas DAS ( KM2 )
1 Stasiun Garung (Sta.24a) 23,91 159,01
2 Stasiun Wonosobo (Sta.26) 17,59 116,97
3 Stasiun Mungkung (Sta.27a) 10,43 69,36
4 Stasiun Kertek (Sta.27b) 16,02 106,53
5 Stasiun Limbangan (Sta.62d) 16,76 111,45
6 Stasiun Pejawaran (Sta.66) 15,29 101,68
Jumlah 100,00 665,00

Hasil dari perhitungan koefisien Thiessen menunjukkan bahwa stasiun Garung


memperoleh presentase paling besar. Hal ini berarti bahwa stasiun tersebut
berpengaruh besar dalam perhitungan analisis penelitian ini. Stasiun Wonosobo,
Kertek, Limbangan, dan Penjawaran memiliki presentase yang hampir sama.
Stasiun dengan perolehan presentase terendah yaitu stasiun Mungkung, karena
letaknya yang tidak terlalu dekat dengan DAS Bendung Singomerto.

4.1.5 Hujan Wilayah

Koefisien Thiessen digunakan sebagai pengali dalam perhitungan hujan daerah.


Hujan wilayah mewakili hujan yang terjadi di seluruh DAS Bendung Singomerto.
Penelitian ini menggunakan data hujan 15 harian dalam transformasi hujan –
debit. Untuk itu, perhitungan hujan daerah yang dilakukan adalah 15 harian. Data
hujan dan hari hujan 15 harian disajikan dalam, Tabel B.1a – B.1f Lampiran B.

Contoh perhitungan hujan 15 harian pertama bulan Januari pada tahun 1994 :
· Hujan 15 harian tahun 1994 di stasiun hujan Garung = 279 mm,
· Hujan 15 harian tahun 1994 di stasiun hujan Wonosobo = 178 mm,
· Hujan 15 harian tahun 1994 di stasiun hujan Mungkung = 262 mm,
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
36

· Hujan 15 harian tahun 1994 di stasiun hujan Kertek = 368 mm,


· Hujan 15 harian tahun 1994 di stasiun hujan Limbangan= 178 mm,
· Hujan 15 harian tahun 1994 di stasiun hujan Penjawaran= 229 mm,
· Hujan 15 harian tahun 1994 = (279x0,231) + (178x0,1759) + (262x0,1043) +
(368x0,1602) + (368x0,1676) + (178x0,1529)
= 249 mm.

Perhitungan hujan 15 harian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel C.2 Lampiran
C.

4.1.6 Evapotranspirasi

Data-data yang digunakan dalam perhitungan evapotranspirasi disajikan dalam


Tabel 4.3 suhu udara, Tabel 4.4 kelembaban udara, Tabel 4.5 kecepatan angin,
dan Tabel 4.6 penyinaran matahari (%).
Tabel 4.3. Data Suhu Udara (0C) Stasiun Pengamatan Klimatologi Bojongsari
Bln
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Th
1986 25.7 25.8 25.7 26.2 26.0 25.7 24.8 24.5 24.9 25.7 26.3 26.5
1987 25.9 24.8 25.7 26.5 25.9 25.7 23.6 23.2 25.8 26.4 26.3 25.5
1988 26.3 26.0 25.9 26.4 26.8 25.7 24.8 25.0 25.2 25.3 25.8 25.3
1989 25.8 25.5 25.6 26.0 26.2 25.5 25.4 25.1 25.7 25.7 26.0 26.0
1990 30.5 31.2 30.9 31.6 31.2 30.7 30.6 30.8 30.7 30.5 30.6 30.2
1991 29.8 29.2 30.9 30.7 31.3 31.2 31.5 31.5 31.9 32.0 30.7 30.0
1992 26.4 26.2 26.1 26.9 27.0 26.2 25.5 25.2 25.3 26.6 26.2 26.0
1993 25.8 25.7 25.6 26.8 26.2 28.4 24.4 25.0 25.8 25.4 25.7 25.5
1994 25.5 25.9 25.2 26.8 24.9 25.8 25.1 25.7 26.1 26.2 26.1 26.5
1995 26.0 25.9 26.1 26.3 26.3 25.8 25.5 25.4 25.4 25.9 25.7 26.4
1996 25.7 25.8 26.2 26.0 25.9 25.7 25.8 25.6 25.9 25.8 25.8 25.3
1997 25.6 25.9 26.1 26.5 26.4 25.6 25.8 26.1 25.5 26.0 25.7 25.4
1998 26.1 25.1 25.0 26.0 25.6 26.1 26.2 25.1 25.7 26.0 24.9 25.8
1999 25.6 25.3 25.5 26.0 25.8 25.7 25.1 25.1 25.4 26.1 26.0 25.0
2000 24.9 25.2 25.8 26.3 25.0 25.1 24.9 24.1 25.5 25.8 - -
2001 24.7 - - 25.5 25.1 24.9 25.5 25.6 26.9 26.5 26.4 26.3
2002 27.0 27.2 27.3 26.7 26.0 25.4 24.8 24.3 24.1 25.0 26.0 26.9
2003 26.3 26.2 25.4 26.1 25.9 24.9 23.7 24.6 25.9 25.5 26.3 26.5
2004 26.5 26.1 26.2 26.6 25.8 24.5 - - 24.4 25.0 25.7 25.5
2005 25.7 25.9 25.8 25.8 25.8 25.7 24.8 24.2 24.7 25.4 25.5 25.4
2006 26.3 26.2 28.5 29.1 26.3 26.2 26.9 27.6 25.7 26.9 25.6 26.4
2007 25.8 27.1 26.9 25.6 26.9 25.8 27.1 26.9 26.9 26.9 26.9 27.3
2008 27.2 25.8 27.8 28.7 26.8 27.7 28.5 25.9 28.2 27.8 29.8 29.7
Jml 605.1 578.0 584.2 619.1 609.1 604.0 570.3 566.5 601.6 608.4 584.0 583.4
Rata-Rata 26.3 26.3 26.6 26.9 26.5 26.3 25.9 25.8 26.2 26.5 26.5 26.5
Sumber: Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Banjarnegara

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
37

Tabel 4.4. Data Kelembaban Relatif (%) Stasiun Pengamatan Klimatologi


Bojongsari

Bln
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Th
1986 86.00 87.00 89.00 87.00 85.00 88.00 86.00 83.00 85.00 87.00 87.00 85.00

1987 87.00 86.00 86.00 83.00 84.00 83.00 83.00 86.00 87.00 85.00 86.00 86.00

1988 86.00 86.00 88.00 85.00 85.00 85.00 83.00 84.00 83.00 87.00 87.00 86.00

1989 87.00 87.00 86.00 85.00 86.00 87.00 86.00 85.00 79.00 84.00 85.00 86.00

1990 81.00 86.00 85.00 85.00 86.00 86.00 85.00 86.00 85.00 84.00 86.00 87.00

1991 87.00 88.00 86.00 87.00 84.00 62.00 82.00 80.00 82.00 82.00 84.00 84.00

1992 84.00 85.00 86.00 86.00 86.00 88.00 84.00 85.00 85.00 86.00 86.00 85.00

1993 85.00 86.00 86.00 84.00 85.00 85.00 92.00 90.00 83.00 85.00 83.00 86.00

1994 86.00 82.00 83.00 85.00 85.00 81.00 86.00 85.00 80.00 84.00 85.00 84.00

1995 86.00 87.00 81.00 85.00 84.00 87.00 85.00 84.00 81.00 85.00 84.00 84.00

1996 85.00 87.00 85.00 85.00 84.00 86.00 86.00 86.00 85.00 88.00 86.00 86.00

1997 84.00 85.00 84.00 82.00 85.00 85.00 84.00 80.00 80.00 80.00 81.00 83.00

1998 83.00 85.00 86.00 87.00 85.00 84.00 85.00 81.00 79.00 80.00 80.00 85.00

1999 84.00 86.00 86.00 87.00 85.00 83.00 81.00 81.00 84.00 80.00 83.00 81.00

2000 85.00 85.00 87.00 88.00 87.00 95.00 97.00 97.00 97.00 93.00 - -

2001 92.00 - - 88.00 84.00 82.00 85.00 92.00 92.00 93.00 90.00 85.00

2002 91.00 87.00 92.00 89.00 80.00 80.00 79.00 81.00 78.00 77.00 84.00 90.00

2003 85.00 88.00 84.00 82.00 82.00 80.00 78.00 82.00 83.00 83.00 87.00 86.00

2004 87.00 82.00 85.00 83.00 82.00 79.00 - - 76.00 73.00 83.00 84.00

2005 81.00 83.00 80.00 80.00 79.00 80.00 77.00 78.00 78.00 80.00 82.00 85.00

2006 85.00 86.00 86.00 84.00 85.00 85.00 92.00 90.00 83.00 85.00 83.00 86.00

2007 84.00 86.00 86.00 87.00 85.00 83.00 81.00 81.00 84.00 80.00 83.00 81.00

2008 92.00 87.00 84.00 88.00 84.00 82.00 85.00 92.00 92.00 93.00 90.00 85.00

Jml 1973 1887 1881 1962 1937 1916 1862 1869 1921 1934 1865 1870

Rata-Rata 85.78 85.77 85.50 85.30 84.22 83.30 84.64 84.95 83.52 84.09 84.77 85.00
Sumber: Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Banjarnegara

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
38

Tabel 4.5. Data Kecepatan Angin (Km/jam) Stasiun Pengamatan Klimatologi


Bojongsari

Bln
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Th
1986 2.90 2.90 2.10 1.70 2.10 1.90 2.50 2.10 1.10 1.40 1.20 1.70
1987 1.60 0.80 1.10 1.80 1.50 1.10 1.30 1.10 2.50 3.70 2.10 1.00
1988 0.70 1.70 2.60 2.90 2.90 2.60 2.50 3.20 3.60 3.70 3.10 3.00
1989 2.10 2.90 3.50 3.40 2.50 2.20 3.20 3.30 3.50 4.20 3.50 2.90
1990 2.30 2.40 3.70 3.50 2.20 2.10 - 3.10 3.00 3.40 - -
1991 2.10 3.70 3.40 3.00 2.50 2.70 3.10 3.40 3.40 4.60 3.40 3.00
1992 2.60 2.50 - - 2.80 1.90 - 1.50 3.50 - 0.00 2.00
1993 1.60 1.60 3.20 2.60 1.40 2.60 - 2.10 1.30 1.30 1.50 1.40
1994 2.30 1.40 1.60 1.60 2.20 2.40 1.20 1.40 2.30 2.10 2.80 1.90
1995 - - - - - - - - - - - -
1996 2.70 2.50 2.00 1.20 1.30 2.20 2.50 2.10 2.30 2.30 1.60 1.40
1997 1.90 1.70 1.70 1.80 1.90 1.90 2.00 2.90 2.70 2.30 2.60 2.30
1998 2.70 1.90 2.60 1.90 2.50 2.20 2.00 2.50 2.30 2.30 2.20 2.30
1999 2.70 2.90 2.50 1.90 2.60 2.60 2.50 2.40 2.70 0.30 2.70 2.20
2000 2.70 1.90 2.60 1.90 2.00 0.50 0.70 0.70 1.00 1.30 2.20 2.40
2001 1.50 2.80 2.30 2.00 1.90 1.20 0.90 1.10 1.01 0.84 1.30 1.12
2002 1.24 1.53 1.29 1.08 0.90 1.03 1.33 1.34 0.84 1.28 1.05 1.08
2003 - - - - - - - - - - - -
2004 1.20 1.30 1.30 1.20 1.10 1.30 - - 0.90 - - -
2005 2.10 2.90 3.50 3.40 2.50 2.20 3.20 3.30 3.50 4.20 3.50 2.90
2006 2.30 1.40 1.60 1.60 2.20 2.40 1.20 1.40 2.30 2.10 2.80 1.90
2007 1.50 2.80 2.30 2.00 1.90 1.20 0.90 1.10 1.01 0.84 1.30 1.12
2008 1.60 0.80 1.10 1.80 1.50 1.10 1.30 1.10 2.50 3.70 2.10 1.00
Jml 42.34 44.33 45.99 42.28 42.40 39.33 32.33 41.14 47.26 45.86 40.95 36.62
Rata-
2.02 2.11 2.30 2.11 2.02 1.87 1.90 2.06 2.25 2.41 2.16 1.93
Rata
Rata2
0.56 0.59 0.64 0.59 0.56 0.52 0.53 0.57 0.63 0.67 0.60 0.54
(m/det)
Sumber: Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Banjarnegara

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
39

Tabel 4.6. Data Lama Penyinaran Matahari Standar 8 Jam Stasiun Pengamatan
Klimatologi Bojongsari

Bln
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Th
1986 33 59 51 46 73 42 55 55 41 44 43 65
1987 39 59 54 72 66 62 71 69 56 46 45 36
1988 45 62 52 67 56 64 54 44 53 51 39 52
1989 49 35 51 66 63 52 64 61 67 43 42 60
1990 35 48 42 50 66 55 70 60 66 45 46 55
1991 38 33 36 59 64 58 65 58 59 52 45 51
1992 37 39 45 48 59 60 72 57 48 50 52 42
1993 40 37 48 59 58 65 69 61 52 47 50 45
1994 39 41 50 57 68 69 67 65 66 60 53 48
1995 42 41 39 38 71 65 71 56 67 59 46 53
1996 47 45 37 39 74 75 73 49 58 57 40 44
1997 39 32 48 49 58 71 68 54 55 46 47 41
1998 37 39 43 47 60 69 71 53 48 52 41 39
1999 45 37 47 42 75 72 73 62 60 54 55 41
2000 41 41 39 51 62 71 78 68 57 43 49 40
2001 36 37 51 53 61 67 61 67 53 45 41 50
2002 43 35 50 61 64 66 67 72 55 51 52 43
2003 41 38 35 59 58 70 63 68 62 48 46 35
2004 38 34 42 49 55 65 70 66 65 45 49 37
2005 35 41 44 45 60 70 72 73 57 57 40 41
2006 42 39 41 55 62 61 65 59 53 50 38 40
2007 45 40 43 51 60 68 73 68 60 43 35 38
2008 47 38 38 42 61 61 67 64 55 53 37 30
Jml 933 950 1026 1205 1454 1478 1559 1409 1313 1141 1031 1026
Rata-Rata 40.57 41.30 44.61 52.39 63.22 64.26 67.78 61.26 57.09 49.61 44.83 44.61
Sumber: Dinas Pengairan, Energi dan Sumber Daya Mineral Kabupaten Banjarnegara

Contoh perhitungan evapotranspirasi berdasarkan Persamaan 2.2 untuk bulan


Januari adalah sebagai berikut:
Dasar Perhitungan
1. Suhu udara = 26,310C
2. Kelembaban udara relatif = 85,77%
3. Kecepatan angin (V2) = 0,56 m/dt
4. Penyinaran matahari standar 8 jam (Qr) = 40,57%
5. Letak Lintang = 7,25
6. Koef. Albedo = 0,25
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
40

7. Penyinaran matahari standar 12 jam (0,768Qr+3,46) = 40,57%


Perhitungan Evapotranspirasi
8. f(Tai) x 10-2 berdasarkan tabel 2.5. = 9,12
-1
9. x 102 berdasarkan tabel 2.1 = 2,6
10. PZ wa] sa berdasarkan tabel 2.8 = 25,74 mmHg
11. d = 2,01
12. PZ wa = kelembaban udara x PZwa] sa = 85,78% x 25,74 = 22,1 mmHg
13. f(Tdp) berdasarkan tabel 2.6 (dengan PZ wa =22,1mmHg)= 0,126
14. PZ wa] sa - PZ wa = 25,74 – 22,1 = 3,66 mmHg
15. d.f(µ 2) berdasarkan tabel 2.7 = 0,141
16. d.Eq = (PZ wa] sa - PZwa) x d.f(µ 2) = 3,66 x 0,41 = 0,52
h
17. sh x 10 -2 berdasarkan tabel 2.4 dengan Lintang 7,25 = 9,12
18. ash x f(r) berdasarkan tabel 2.3 = 0,333
h -2
19. H sh x 10 ) x (a sh x f(r)) = 9,12 x 0,333 = 3,04
20. m = 8 x (1 – r) = 8 x (1 – 34,61%) = 5,23
21. f(m) = 1 – m/10 = 1 – 5,23/10 = 0,48
22. H = (Tai) x f (Tdp) x f (m) = 9,12 x 0,126 x 0,48 = 0,55
23. H H = 3,04 – 0,55 = 2,49
-1
24. x (H H = 2,6 x 2,49 = 6,47
25. d -1
x (H H = 0,52 + 6,47 = 6,99
26. Eto = d.Eq + -1
x (H H / (d = 3,48 mm/hari
Untuk perhitungan bulan berikutnya disajikan dalam Tabel 4.7.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
42

Dari perhitungan Eto di atas kemudian dihitung untuk mendapatkan nilai


evapotranspirasi bulanan yaitu dengan mengalikan harga Eto yang didapatkan
dengan jumlah hari dalam setengah bulanan. Contoh perhitungan untuk Eto Januari
setengah bulanan pertama pada tahun 1994:
Jumlah hari = 15 hari.
Nilai Eto bulan Januari = 3,48 mm/hari.
Eto Januari I = 15 x 3,48 = 52,2 mm/bln
Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada Tabel C.3 Lampiran C.

4.1.7 Perhitungan Kalibrasi Parameter DAS

Data debit harian Bendung Singomerto yang diperoleh adalah tahun 2002 – 2008.
Maka dari itu, kalibrasi untuk mendapatkan harga parameter DAS dilakukan dengan
menggunakan data hujan dari tahun 2002 – 2008. Kalibrasi dilakukan dengan cara
menentukan terlebih dahulu nilai awal perkiraan dan batasan nilai parameter.

Kemudian dengan menggunakan metode Mock, Nreca, Tank Model dan Rainrun,
dihitung nilai transformasi data hujan – debit berdasarkan nilai parameter perkiraan
awal. Apabila hasilnya kurang mendekati dengan data pencatatan debit Bendung
Singomerto, yaitu didapat nilai R rendah, VE tinggi dan CE tinggi, maka dilakukan
kalibrasi dengan menggunakan Solver yang terdapat pada program Microsoft Excel.

Program Solver dapat digunakan dengan memasukkan batasan nilai dari masing-
masing parameter untuk masing-masing metode perhitungan. Batasan nilai
parameter ditentukan sebagai berikut (Ery Setiawan,2010):
Tabel 4.8. Batasan nilai parameter Metode Mock
Metode Mock
No Parameter
Maksimal Minimal
1 CA (km2) 665 665
2 SMC (mm) 9999 0,0001
3 k 0,9999 0,0001
4 I 0,9999 0,0001
5 IS (mm) 9999 0,0001
6 PF 0,9999 0,0001

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
43

Tabel 4.9. Batasan nilai parameter NRECA


NRECA
No Parameter
Maksimal Minimal
1 CA (km2) 665 665
Koefisien
2 0,9999 0,0001
evapotraspirasi
3 DF1 (mm) 9999 0,0001
4 SMC (mm) 9999 0,0001

Tabel 4.10. Batasan nilai parameter Tank Model


Tank Model
Parameter
No Maksimal Minimal
1 CA (km2) 665 665
2 B0-1 0,9999 0,0001
3 B1-1 0,9999 0,0001
4 B2-1 0,9999 0,0001
5 H1 9999 0,0001
6 H2 9999 0,0001
7 IC (mm) 9999 0,0001

Tabel 4.11. Batasan nilai parameter Rainrun


Rainrun
Parameter
No Maksimal Minimal
1 CA (km2) 665 665
2 0,9999 0,0001
3 0,9999 0,0001
4 SMC1 (mm) 9999 0,0001
5 ISM1 (mm) 9999 0,0001
6 kc 0,9999 0,0001
7 SMC2 (mm) 9999 0,0001
8 ISM2 (mm) 9999 0,0001
9 IGWS (mm) 9999 0,0001
10 k1 0,9999 0,0001
11 k2 0,9999 0,0001

Batasan nilai parameter tersebut nantinya akan dimasukkan ke dalam batasan pada
fasilitas solver pada Microsoft Excel. Batasan nilai tersebut dimaksudkan agar hasil
optimasi parameter tidak melampaui batas maksimal dan tidak kurang dari batasan
minimal. Sehingga hasil yang didapatkan dari optimasi dengan menggunakan solver
akan mendekati keadaan lapangan.

4.1.7.1 Data Pencatatan Debit Lapangan

Data pencatatan debit yang diperoleh tahun 2002 – 2008 disajikan dalam Tabel B.2
Lampiran B. Gambar grafik dari data pada lampiran tersebut, disajikan dalam
Gambar 4-3. commit to user
240.0
220.0
perpustakaan.uns.ac.id

DATA PENCATATAN
200.0 DEBIT LAPANGAN
180.0
160.0
140.0

Debit (Q (m3/dt)
120.0
100.0
80.0
60.0
40.0

commit to user
20.0
0.0

I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I

J FMAM J J AS OND J FMAM J J AS OND J FMAM J J A SOND J FMAMJ J A SOND J FMAM J J A SOND J FMAM J J AS OND J FMAM J J AS OND
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tahun

Gambar 4-3. Grafik data pencatatan debit lapangan


digilib.uns.ac.id

44
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
45

4.1.7.2 Kalibrasi Parameter DAS Metode Mock

Proses pengolahan data asumsi awal untuk parameter DAS, adalah sebagai berikut:
1. Memasukkan nilai perkiraan awal parameter awal DAS.
Tabel 4.12. Asumsi kondisi awal parameter DAS Metode Mock
No Parameter Metode Mock
1. CA (km2) 665,0
2. SMC (mm) 220,0
3. k 0,8
4. I 0,7
5. IS (mm) 40,0
6. PF 0,5

2. Melakukan perhitungan transformasi data hujan – debit dengan menggunakan


metode Mock tahun 2002 – 2008.
Contoh perhitungan untuk tahun 2002 bulan Januari 2 minggu pertama (Jan I):
Data:
Curah hujan (P) = 119,74 mm
Hari Hujan = 7 hari
Limited Evapotranspiration
Evaportanspirasi = 52,14 mm
Exposed Surface = 20%
(d/h) x m = ((15-7)/15) x 20% = 0,10
E = ((d/h) x m) x Evaportanspirasi = 0,10 x 52,14 = 5,36 mm
Et = Eto – E = 52,14 – 5,36 = 46,78 mm
Water Balance
P – Et = 119,74 – 46,78 = 72,96 mm
Precipitation Flood = PF x P = 0,5 x 119,74 = 59,87 mm
Soil Storage = (P-Et) – Precipitation Flood = 72,96 – 59,87 = 13,09 mm
Soil Moisture = SMC + Soil Storage = 220 + 13,09 = 233,09 mm
Water Surplus = 72,96 mm
Run off dan Ground Water Storage
Infiltration = Water Surplus x I = 72,96 x 0,7 = 51,07 mm
0,5 x (1+k) x I = 0,5 x (1+0,7) x 51,07 = 45,37 mm
k x Vn-1 = 0,8 x IS = 0,8 x 220 = 32 mm
Storage Volume = Vn = (0,5 xcommit
(1+k) xtoI)user
+ (k x Vn-1) = 77,97 mm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
46

DVn = Vn – Vn-1 = 37,97 - 40 = 37,97 mm


Base Flow = Infiltration - DVn = 51,07 – 37,97 = 13,11 mm
Direct Run off = Water Surplus – Infiltration = 72,96 - 51,07 = 21,89 mm
Run off = Base Flow + Direct Run off = 35 mm
Effective Discharge
Effective Discharge = (Run off x 0,001 / (3600 x 24 x 15)) x (CA x 106)
= (35 x 0,001 / (3600 x 24 x 15)) x (665 x 106)
= 17,96 m 3/s
Perhitungan selanjutnya disajikan dalam Tabel C.4.1b Lampiran C..
3. Membandingkan hasil transformasi data hujan – debit Metode Mock dengan
data pencatatan debit lapangan. Apabila hasilnya tidak sesuai parameter statistik
yang dikehendaki yaitu R » 1, VE » 0, dan CE » 1, dilakukan proses kalibrasi
dengan menggunakan Solver hingga hasilnya mendekati dengan yang hasil yang
diharapkan.

Tabel 4.13. Hasil nilai parameter setelah dikalibrasi


Metode Mock
No Parameter
Hasil Kalibrasi
2
1 CA (km ) 665,0000
2 SMC (mm) 219,0000
3 K 0,8763
4 I 0,7217
5 IS (mm) 40,0000
6 PF 0,4987

Perhitungan hasil kalibrasi disajikan dalam Tabel C.5.1b Lampiran C. Dari hasil
perhitungan didapatkan nilai parameter baru. Dari hasil tersebut dengan
menggunakan Persamaan 2.24, 2.25, dan 2.26 menghasilkan perhitungan
transformasi data hujan – debit yang memiliki nilai:
Rk = 0,7564
VEk = 13,4834%
CEk = 0,8141

commit to user
Tabel 4.14. Transformasi hujan – debit Metode Mock tahun 2002 – 2008 setelah dikalibrasi (m3/dt)

BULAN

N0 TAHUN
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER

I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II

14.63 35.58 21.37 31.08 44.98 54.78 56.49 50.83 45.57 30.16 31.75 25.62 22.44 18.43 17.22 14.14 13.21 11.58 10.14 8.33 18.42 33.38 38.60 35.37
perpustakaan.uns.ac.id

1 2002
104.43 84.31 106.22 104.46 102.21 96.72 71.39 67.54 62.24 46.03 43.01 37.67 33.00 27.10 25.33 20.84 19.44 17.03 38.46 25.52 25.34 76.79 59.46 71.22
2 2003
139.37 87.81 58.52 80.10 78.57 65.88 77.79 67.05 55.96 60.69 45.75 39.05 43.35 30.32 28.33 23.27 21.74 19.05 16.69 16.20 37.84 56.26 58.79 68.06
3 2004
132.41 50.87 42.96 81.60 61.91 62.43 80.83 65.62 60.92 41.26 45.68 47.49 44.25 34.07 31.00 26.09 23.41 34.05 21.49 32.45 31.52 41.98 63.43 74.65
4 2005
161.00 51.06 50.34 59.03 41.53 36.94 51.69 56.55 40.47 29.70 27.75 24.31 21.29 17.49 16.34 13.42 12.54 10.98 9.62 7.90 7.38 17.15 38.05 51.55
5 2006
97.64 30.90 34.97 68.31 59.02 72.74 75.38 68.78 50.08 41.89 39.02 32.79 28.72 23.59 22.04 18.10 16.91 14.82 12.98 11.81 30.39 15.50 27.91 27.97
6 2007
67.60 41.89 35.28 39.86 70.23 62.52 65.06 56.44 46.59 36.21 32.45 28.43 24.90 20.45 19.11 15.69 14.66 12.85 16.11 24.57 34.57 30.51 42.79 28.97
7 2008

commit to user
digilib.uns.ac.id

47
240.0
DATA PENCATATAN DEBIT
220.0 LAPANGAN
Hasil Perhitungan Debit dengan
200.0
perpustakaan.uns.ac.id

Metode Mock
180.0
160.0
140.0
120.0
100.0

Debit (Q (m 3/dt)
80.0
60.0

commit to user
40.0
20.0
0.0

I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I

J F MAM J J A S O N D J F MAM J J A S O N D J F MAM J J A S O N D J F MAM J J A S O N D J F MAM J J A S O N D J F MA M J J A S O N D J F MA M J J A S O N D


2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tahun

Gambar 4-4. Grafik perbandingan transformasi hujan – debit hasil kalibrasi Metode Mock dengan data pencatatan debit lapangan
digilib.uns.ac.id

48
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
49

4.1.7.3 Kalibrasi Parameter DAS Metode NRECA

Proses pengolahan data asumsi awal untuk parameter DAS, adalah sebagai berikut:
1. Memasukkan nilai parameter awal DAS.
Tabel 4.15. Asumsi kondisi awal parameter DAS Metode NRECA
No Parameter Metode NRECA
2 665,0
1 CA (km )
2 Koefisien evapotraspirasi 0,8
3 DF1 (mm) 115,0
4 SMC (mm) 130,0

2. Melakukan perhitungan Transformasi data hujan – debit dengan menggunakan


metode NRECA tahun 2002 – 2008.
Contoh perhitungan untuk tahun 2002 bulan Januari 2 minggu pertama (Jan I):
Data:
Jumlah curah hujan setahun = 2456 mm/tahun
Jumlah hari = 15
Curah hujan (P) = 119,74 mm
Evaportanspirasi = 52,14 mm
Eto = koef evapotras x Evapotranspirasi = 0,8 x 52,14 = 41,71 mm
SMC = 130 mm
N = SMC/(100 + (0,2 x jumlah curah hujan setahun)
= 130/(100 + (0,2 x 2456) = 0,22
P/Eto = 119,74/41,71 = 2,87 mm
AET/Eto dari gambar 2.2 = 1,00
AET = 0,6 x AET/Eto x Eto = 0,6 x 1,00 x 41,71 = 25,03 mm
Water Balance = P – AET = 119,74 – 25,03 = 94,71 mm
Moist Ratio
Jika Water Balance > 0, maka Moist Ratio = N
Jika Water Balance < 0, maka Moist Ratio = 0
Water Balance = 94,71 > 0, Moist Ratio = N = 0,22
Excess Moist = Water Balance x Moist Ratio = 94,71 x 0,22 = 20,82 mm
Delta Storage = Water Balance – Excess Moist = 94,71 – 20,82= 73,89 mm
Recharge To Ground Water = 0,3 Excess Moist = 0,3 x 20,82 = 6,25 mm
Direct Flow = DF1 = 115 mm
End Storage GW = Rechargecommit
To GW to user= 6,25 + 115
+ DF = 121,25 mm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
50

GW Flow = 0,7 x End Storage GW = 0,7 x 121,25 = 84,87 mm


Direct Flow = Excess Moist - Recharge To Ground Water = 14,58 mm
Total Flow = GW Flow + Direct Flow = 99,45 mm
Effective Discharge
Effective Discharge = (Total Flow x 0,001 / (3600 x 24 x 15)) x (CA x 106)
= (99,45 x 0,001 / (3600 x 24 x 15)) x (665 x 106)
= 51,03 m 3/s
Perhitungan selanjutnya disajikan dalam Tabel C.4.2b Lampiran C.
3. Membandingkan hasil Transformasi data hujan – debit Metode Nreca dengan
data pencatatan debit lapangan. Apabila hasilnya tidak sesuai parameter statistik
yang dikehendaki yaitu R » 1, VE » 0, dan CE » 1, dilakukan proses kalibrasi
dengan menggunakan Solver hingga hasilnya mendekati dengan yang hasil yang
diharapkan.

Tabel 4.16. Hasil nilai parameter setelah dikalibrasi


Metode NRECA
No Parameter
Hasil Kalibrasi
2
1 CA (km ) 665,0000
2 koefisien evapotraspirasi 0,9999
3 DF1 (mm) 115,1600
4 SMC (mm) 134,8700

Perhitungan hasil kalibrasi disajikan dalam Tabel C.5.2b Lampiran C. Dari hasil
perhitungan didapatkan didapatkan nilai parameter baru. Dari hasil tersebut dengan
menggunakan Persamaan 2.24, 2.25, dan 2.26 menghasilkan perhitungan yang
memiliki nilai:
Rk = 0,7953
VEk = 30,6160%
CEk = 0,2474

commit to user
Tabel 4.17. Transformasi hujan – debit Metode NRECA tahun 2002 – 2008 setelah dikalibrasi

BULAN

N0 TAHUN
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER

I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II

50.78 44.94 24.86 36.05 67.02 91.22 85.42 63.55 44.52 7.71 13.01 1.27 0.52 3.77 2.19 2.23 0.24 4.93 0.85 4.71 34.27 72.03 77.84 60.07
perpustakaan.uns.ac.id

1 2002
101.07 142.98 183.87 143.56 146.01 129.74 39.20 38.45 35.40 7.49 1.90 3.24 0.38 0.15 0.74 5.58 7.65 5.27 75.41 31.40 29.43 176.70 102.07 128.11
2 2003
92.32 197.58 68.51 121.33 115.81 76.96 101.57 66.13 35.73 66.42 14.29 2.71 30.08 2.69 0.72 0.24 6.35 6.73 1.69 11.61 76.27 122.79 112.48 128.93
3 2004
67.76 80.06 46.80 142.50 86.55 88.10 127.30 72.15 57.01 9.87 28.35 42.35 38.67 19.47 11.36 10.37 2.76 47.00 12.25 50.89 42.71 71.98 128.00 147.49
4 2005
162.10 101.60 79.19 86.00 39.67 35.49 80.86 89.96 32.75 10.74 3.82 5.41 0.68 1.33 0.14 0.04 0.58 1.83 5.18 4.35 5.52 38.37 98.11 124.36
5 2006
18.71 60.27 62.90 138.11 104.66 135.82 119.85 87.99 29.69 20.54 14.93 8.21 4.14 4.83 0.78 0.90 0.82 0.79 6.00 8.39 63.44 13.26 51.52 49.30
6 2007
75.55 85.83 52.62 57.87 146.60 108.69 96.71 63.45 33.46 16.23 5.54 8.14 1.54 0.27 0.39 4.53 1.35 4.79 19.49 48.13 71.89 50.61 82.25 36.77
7 2008

commit to user
digilib.uns.ac.id

51
240.0
Hasil Perhitungan Debit dengan
220.0 Metode Nreca
200.0 DATA PENCATATAN DEBIT
180.0 LAPANGAN
perpustakaan.uns.ac.id

Debit (Q (m 3/dt)
160.0
140.0
120.0
100.0
80.0
60.0
40.0
20.0
0.0

I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I

commit to user
J F M AM J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M AM J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
53

4.1.7.4 Kalibrasi Parameter DAS Tank Model

Proses pengolahan data asumsi awal untuk parameter DAS, adalah sebagai berikut:
1. Memasukkan nilai parameter awal DAS.
Tabel 4.18. Asumsi kondisi awal parameter DAS Tank Model
Tank-1 Initial
B0-1 0,500 condition
B1-1 0,400 H1 5
B2-1 0,400 H2 7
50,0
Tank-2
B0-2 0,300
B1-2 0,050 H1 2
B2-2 0,060 H2 5
250,0
Tank-3
B0-3 0,2
B1-3 0,1 H1 75
B2-3 0,04 H2 100
3,0
Tank-4
B0-4 0,040
B1-4 0,050 H1 20
B2-4 0,050 H2 30
4,0

2. Melakukan perhitungan Transformasi data hujan – debit dengan menggunakan


metode Tank model tahun 2002 – 2008.
Contoh perhitungan untuk tahun 2002 bulan Januari 2 minggu pertama (Jan I):
Data:
Jumlah hari = 15
Curah hujan (P) = 119,74 mm
Evaportanspirasi = 52,14 mm
Tank 1
D1b = Max (0, (P – Evapotranspirasi + IC)) = 117,6 mm
Q0-1 = B0-1 x D1b = 0,5 x 117,6 = 58,8 mm
Q1-1 = B1-1 x (D1b – H1) = 0,4 x (117,6 – 5) = 45 mm
Q2-1 = B2-1 x (D1b – H2) = commit to user
0,4 x (117,6 – 7) = 44,2 mm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
54

D1e = Max (0, (D1b – Q0-1 – Q1-1 – Q2-1)) = 0 mm


Tank 2
D2b = Max(0, jika (P – Evapotrans + IC1) < 0 maka P – Evapotrans + IC1 +
IC2 + Q0-1. Jika (P – Evapotrans + IC1) > 0 maka IC2 + Q0-1 )
= IC2 + Q0-1 = 250 + 58,8 = 308,8 mm
Q0-2 = B0-2 x D2b = 0,3 x 308,8 = 92,6 mm
Q1-2 = B1-2 x (D2b – H1) = 0,05 x (308,8 – 5) = 15,3 mm
Q2-2 = B2-2 x (D2b – H2) = 0,06 x (308,8 – 7) = 18,2 mm
D2e = Max (0, (D2b – Q0-2 – Q1-2 – Q2-2)) = 182,6 mm
Tank 3
D3b = Max(0, jika (P – Evapotrans + IC2) < 0 maka P – Evapotrans + IC2 +
IC3 + Q0-2. Jika (P – Evapotrans + IC2) > 0 maka IC3 + Q0-2 )
= IC3 + Q0-2 = 3 + 92,6 = 95,6 mm
Q0-3 = B0-3 x D3b = 0,2 x 95,6 = 19,1 mm
Q1-3 = Max (0, (B1-3 x (D3b – H1)) = 0,1 x (95,6 – 75) = 2,1 mm
Q2-3 = Max (0, (B2-3 x (D3b – H2)) = 0 mm
D3e = Max (0, (D3b – Q0-3 – Q1-3 – Q2-3)) = 74,4 mm
Tank 4
D4b = Max(0, jika (P – Evapotrans + IC3) < 0 maka P – Evapotrans + IC3 +
IC4 + Q0-3. Jika (P – Evapotrans + IC3) > 0 maka IC3 + Q0-3 )
= IC4 + Q0-3 = 4 + 19,1 = 23,1 mm
Q0-4 = B0-4 x D4b = 0,04 x 23,1 = 0,9 mm
Q1-4 = Max (0, (B1-4 x (D4b – H1)) = 0,2 mm
Q2-4 = Max (0, (B2-4 x (D4b – H2)) = 0 mm
D4e = Max (0, (D4b – Q0-4 – Q1-4 – Q2-4)) = 22 mm
Qs = Q1-1 + Q2-1 + Q1-2 + Q2-2 + Q1-3 + Q2-3 + Q1-4 + Q2-4
= 45 + 44,2 + 15,3 + 18,2 + 1,8 + 0 + 0 + 0 = 125,06 mm
Effective Discharge = (Qs x 0,001 / (3600 x 24 x 15)) x (CA x 106)
= (125,06 x 0,001 / (3600 x 24 x 15)) x (665 x 106)
= 64,171 m 3/s
Perhitungan selanjutnya disajikan dalam Tabel C.4.3b Lampiran C.
3. Membandingkan hasil Transformasi data hujan – debit Tank Model dengan data
pencatatan debit lapangan. Apabila hasilnya tidak sesuai parameter statistik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
55

yang dikehendaki yaitu R » 1, VE » 0, dan CE » 1, dilakukan proses kalibrasi


dengan menggunakan Solver hingga hasilnya mendekati dengan yang hasil yang
diharapkan.

Tabel 4.19. Hasil nilai parameter setelah dikalibrasi


Tank-1 Initial
B0-1 0,187 condition
B1-1 0,145 H1 5
B2-1 0,004 H2 7
50,0
Tank-2
B0-2 0,013
B1-2 0,003 H1 2
B2-2 0,003 H2 5
250,0
Tank-3
B0-3 0,300
B1-3 0,006 H1 75
B2-3 0,007 H2 100
3,0
Tank-4
B0-4 0,001
B1-4 0,008 H1 20
B2-4 0,001 H2 30
4,108

Perhitungan hasil kalibrasi disajikan dalam Tabel C.5.3b Lampiran C. Dari hasil
perhitungan didapatkan didapatkan nilai parameter baru. Dari hasil tersebut dengan
menggunakan Persamaan 2.24, 2.25, dan 2.26 menghasilkan perhitungan yang
memiliki nilai:
Rk = 0,8448
VEk = 34,6502%
CEk = 0,8481%

commit to user
Tabel 4.20. Transformasi hujan – debit Metode Tank Model tahun 2002 – 2008 setelah dikalibrasi

BULAN

N0 TAHUN
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER

I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II

9.29 20.03 17.85 20.62 25.69 32.48 36.38 33.13 27.81 15.44 12.11 4.93 1.81 1.59 1.55 1.32 1.24 1.13 0.97 0.81 4.51 13.37 19.64 19.82
perpustakaan.uns.ac.id

1 2002
36.73 50.45 66.84 72.57 64.15 59.25 46.10 35.81 28.80 17.06 10.00 5.49 3.93 3.49 3.56 3.29 3.47 3.39 13.78 12.28 12.37 36.55 38.62 43.24
2 2003
42.33 54.49 46.68 51.04 48.70 41.28 44.81 39.59 31.66 30.44 23.67 14.53 15.10 7.75 6.87 6.30 6.65 6.58 6.44 6.04 16.63 30.60 37.63 43.47
3 2004
41.26 38.92 34.96 51.07 43.22 41.17 50.19 44.86 39.44 25.34 23.90 24.08 23.28 18.47 15.89 12.51 9.38 14.84 12.18 16.85 19.61 25.59 38.54 48.04
4 2005
52.10 45.22 43.00 46.08 33.14 26.92 32.63 36.56 30.40 21.25 16.01 12.60 11.26 10.40 10.92 10.06 10.55 10.38 10.25 9.48 9.99 13.75 25.76 36.27
5 2006
28.76 30.05 33.32 51.04 47.51 52.73 57.49 53.20 41.16 30.50 26.15 20.37 14.70 11.03 11.59 10.69 11.21 11.01 10.90 10.14 18.95 15.21 20.02 21.52
6 2007
29.43 33.17 32.69 33.92 46.20 46.71 49.52 44.16 36.17 26.77 20.72 17.07 11.96 11.02 11.56 10.72 11.23 11.08 12.02 16.77 24.88 25.73 31.70 26.42
7 2008

commit to user
digilib.uns.ac.id

56
240.0 DATA PENCATATAN DEBIT
LAPANGAN
220.0 Hasil Perhitungan Debit dengan Tank Model

200.0
perpustakaan.uns.ac.id

Debit (Q (m3 /dt)


180.0
160.0
140.0
120.0
100.0
80.0
60.0
40.0

commit to user
20.0
0.0

I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I

J F M AM J J A S O N D J F MA M J J A S O N D J F M A M J J A S O N D J F MA M J J A S O N D J F MA M J J A S O N D J F M AM J J A S O N D J F MA M J J A S O N D
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
58

4.1.7.5 Kalibrasi Parameter DAS Rainrun

Proses pengolahan data asumsi awal untuk parameter DAS, adalah sebagai berikut:
1. Memasukkan nilai parameter awal DAS.
Tabel 4.21. Asumsi kondisi awal parameter DAS Rainrun
Rainrun
Parameter Perkiraan
No
awal
1 CA (km2) 665,00
2 0,80
3 0,10
4 SMC1 (mm) 220,00
5 ISM1 (mm) 40,00
6 kc 0,05
7 SMC2 (mm) 120,00
8 ISM2 (mm) 30,00
9 IGWS (mm) 40,00
10 k1 0,10
11 k2 0,50

2. Melakukan perhitungan Transformasi data hujan – debit dengan menggunakan


Rainrun dari tahun 2002 – 2008.
Contoh perhitungan untuk tahun 2002 bulan Januari 2 minggu pertama (Jan I):
Data:
Curah hujan (P) = 119,74 mm
Pnetto =P–( h x (1-0,37 x P0,14)
= 119,74 – (0,8 x (1-0,37 x 119,740,14) = 119,52 mm
Evaportanspirasi = 52,14 mm
R Surface = x Pnetto = 0,1 x 119,52 = 11,95 mm
PET = kc x Eto = 0,05 x 52,14 = 2,61 mm
kc = jika SMC1 > 0,7 x SMC maka kc =1,
jika tidak maka kc = 0,7 x SMC =1
AET = kc x PET = 1 x 2,61 = 2,61 mm
ER = Pnetto - R Surface = 119,52 – 11,95 = 107,57 mm
SM1 = jika ISM1+ER-AET>SMC1 maka SM1 = SMC
Jika ISM1+ER-AET<0 maka SM1 = 0
Selain itu SM1 = ISM1+ER-AET
SM1 commit
= ISM1+ER-AET = 30 to user - 2,61
+ 107,57 = 144,96 mm
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
59

I = jika ER+SM1-AET-SMC1>0 maka I = ER+SM1-AET-SMC1


Jika ER+SM1-AET-SMC1<0 maka I = 0
= ER+SM1-AET-SMC1 = 107,57+144,96-2,61-220
= 29,92 mm
SM2 = Jika ISM2+I-Pc>0 maka SM2 = ISM2+I-Pc
Jika ISM2+I-Pc<0 maka SM2 = 0
= 0 mm
Rint = Jika SM2-SMC2<0, maka Rint = 0
Jika SM2-SMC2>0, maka Rint = SM2-SMC2
= 0 mm
Pc = SMC2 x (1 - k1) + I x (1 + ((1 – k1)/ln(k1))) = 126,22 mm
Rbas = IGWS x (1 – k2) + Pc x (1 + ((1 – k2)/ln(k2)) = 55,173 mm
GWS = IGWS + Rint – Rbas = 111,05 mm
Rtot = Rsur + Rint + Rbas = 11,95 + 0 + 160,173 = 67,12 mm
Effective Discharge
Effective Discharge = (R tot x 0,001 / (3600 x 24 x 15)) x (CA x 106)
= (67,12 x 0,001 / (3600 x 24 x 15)) x (665 x 106)
= 34,44 m 3/s
Perhitungan selanjutnya disajikan dalam Tabel C.4.4b Lampiran C.
3. Membandingkan hasil Transformasi data hujan – debit Rainrun dengan data
pencatatan debit lapangan. Apabila hasilnya tidak sesuai parameter statistik
yang dikehendaki yaitu R » 1, VE » 0, dan CE » 1, dilakukan proses kalibrasi
dengan menggunakan Solver hingga hasilnya mendekati dengan yang hasil yang
diharapkan.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
60

Tabel 4.22. Hasil nilai parameter setelah dikalibrasi


Rainrun
No Parameter Perkiraan Hasil
awal Kalibrasi
1 CA (km 2) 665,0000 665,0000
2 0,8000 0,3000
3 0,1000 0,0030
4 SMC1 (mm) 220,0000 199,9999
5 ISM1 (mm) 40,0000 40,0000
6 kc 0,0500 0,0040
7 SMC2 (mm) 120,0000 130,0060
8 ISM2 (mm) 80,0000 30,0000
9 IGWS (mm) 250,0000 40,0000
10 k1 0,1000 0,0320
11 k2 0,5000 0,4930

Perhitungan hasil kalibrasi disajikan dalam Tabel C.5.4b Lampiran C. Dari hasil
perhitungan didapatkan didapatkan nilai parameter baru. Dari hasil tersebut dengan
menggunakan Persamaan 2.24, 2.25, dan 2.26 menghasilkan perhitungan yang
memiliki nilai:
Rk = 0,8749
VEk = 10,8048%
CEk = 0,8884%

commit to user
Tabel 4.23. Transformasi hujan – debit Rainrun tahun 2002 – 2008 setelah dikalibrasi

BULAN

N0 TAHUN
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER

I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II

37.04 38.32 39.69 43.43 48.68 59.89 66.91 59.87 49.39 30.03 22.91 13.73 7.07 5.53 4.93 3.92 2.60 4.19 3.44 4.46 15.22 32.17 44.36 44.49
perpustakaan.uns.ac.id

1 2002
66.70 86.45 111.08 118.86 97.96 89.03 67.94 46.47 35.53 20.37 11.26 5.74 2.89 1.37 0.75 1.06 4.79 6.42 24.98 28.61 28.95 61.53 70.41 71.84
2 2003
70.24 81.55 72.90 70.57 66.65 56.58 59.39 52.73 40.50 38.69 31.37 17.54 18.16 11.93 6.61 3.15 4.94 6.98 5.03 7.87 26.29 50.22 62.04 68.01
3 2004
65.06 55.83 48.25 66.78 59.86 56.19 68.13 61.38 50.32 29.48 24.16 26.20 28.23 23.65 20.12 16.20 11.52 20.36 20.28 26.15 32.17 39.46 57.33 71.83
4 2005
78.05 63.32 56.12 56.44 38.42 29.42 36.99 44.65 36.50 21.64 12.49 7.44 4.14 1.98 1.04 0.48 0.27 0.15 0.10 0.05 0.04 8.15 30.71 51.42
5 2006
44.25 39.06 43.84 67.30 65.55 72.51 79.63 70.84 50.09 32.15 24.79 17.71 11.66 8.36 5.46 2.98 2.10 1.56 4.26 7.69 23.92 23.67 28.72 31.97
6 2007
42.69 47.60 46.61 44.72 60.50 65.20 66.38 55.18 40.21 26.10 16.36 11.60 7.01 3.36 1.82 1.08 1.02 3.15 10.42 21.80 36.28 38.64 45.25 38.46
7 2008

commit to user
digilib.uns.ac.id

61
240.0
DATA PENCATATAN DEBIT
220.0 LAPANGAN
Hasil Perhitungan Debit dengan Rainrun
200.0
perpustakaan.uns.ac.id

Debit (Q (m3/dt)
180.0

160.0

140.0

120.0

100.0

80.0

60.0

40.0

commit to user
20.0

0.0

I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I

J F MA M J J A S O N D J F MA M J J A S O N D J F MA M J J A S O N D J F MA M J J A S O N D J F MA M J J A S O N D J F MA M J J A S O N D J F M AM J J A S O N D
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tahun

Gambar 4-7. Grafik perbandingan transformasi hujan – debit hasil kalibrasi Rainrun dengan data pencatatan debit lapangan
digilib.uns.ac.id

62
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
63

4.1.8 Perhitungan Transformasi Hujan – Debit Tahun 1994 – 2008

Setelah didapatkan nilai parameter DAS, maka nilai parameter tersebut selanjutnya
digunakan untuk memperkirakan transformasi hujan – debit yang terjadi pada tahun
sebelumnya ataupun sesudahnya dimana tersedia data hujan, namun tidak tersedia
data debit yang jumlahnya sama dengan data hujan yang tersedia. Dalam penelitian
ini, data hujan yang tersedia tahun 1994 – 2008, hanya tersedia data debit tahun 2002
– 2008.

4.1.8.1 Metode Mock

Perhitungan transformasi hujan – debit menggunakan metode Mock adalah sebagai


berikut:
1. Memasukkan nilai parameter DAS hasil kalibrasi, disajikan dalam Tabel 4.13.
2. Melakukan perhitungan transformasi hujan – debit menggunakan metode Mock
tahun 1994 – 2008.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel C.6.1 Lampiran C.

commit to user
Tabel 4.24. Transformasi hujan – debit Metode Mock dengan data dari tahun 1994 – 2008 setelah dikalibrasi

BULAN

N0 TAHUN
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER

I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
perpustakaan.uns.ac.id

35.70 57.70 63.39 43.47 63.76 63.07 56.75 43.03 48.78 32.05 30.33 26.34 23.07 18.95 17.70 14.54 13.59 11.90 10.42 12.99 9.23 25.07 35.32 15.25
1 1994

104.4 84.31 106.22 104.5 102.2 96.72 71.39 67.54 62.24 46.03 43.01 37.67 33.00 27.10 25.33 20.84 19.44 17.03 38.46 25.52 25.34 76.79 59.46 71.22
2 1995

70.58 73.02 83.14 83.68 68.43 63.73 66.35 62.85 45.28 46.23 39.47 34.13 29.33 24.09 23.61 18.75 17.52 15.94 40.50 65.38 73.09 60.40 80.56 49.72
3 1996

71.18 60.53 92.31 60.68 65.00 64.04 54.45 60.79 58.17 41.58 38.18 32.52 28.49 23.40 21.86 17.95 16.78 14.70 12.87 14.35 24.00 28.68 54.99 55.55
4 1997

49.22 48.48 86.61 110.70 92.89 92.70 101.80 104.21 97.96 67.51 83.95 92.00 71.30 68.97 56.40 44.53 41.61 55.51 56.99 63.98 96.89 73.10 65.43 98.26
5 1998

114.3 112.1 95.02 115.1 107.6 84.04 98.88 89.79 94.76 60.28 61.48 62.93 48.07 39.20 40.54 31.03 29.00 25.40 41.13 51.53 72.47 70.00 67.85 67.00
6 1999

71.17 69.28 79.83 69.09 67.82 82.83 88.59 87.21 71.18 61.29 56.64 45.45 39.81 33.32 30.72 27.20 24.12 21.13 40.47 68.55 89.99 85.95 94.19 63.93
7 2000

67.75 92.59 100.8 93.13 90.71 91.39 104.33 86.32 74.02 60.07 64.59 49.02 47.8 39.65 34.95 28.70 34.75 25.56 68.67 84.09 82.510 90.723 69.527 56.237
8 2001

58.96 71.98 55.39 65.46 71.08 76.22 76.52 68.38 60.94 42.79 43.55 35.95 31.49 25.86 24.17 19.85 18.55 16.25 14.23 11.69 21.56 36.12 41.01 37.35
9 2002

71.90 89.83 111.37 109.66 106.16 99.96 74.43 70.19 64.57 47.94 44.79 39.24 34.37 28.23 26.38 21.70 20.25 17.74 39.08 26.03 25.82 77.21 59.82 71.52
10 2003

commit to user
63.78 96.86 66.98 88.04 85.06 71.21 82.77 71.42 59.78 63.83 48.68 41.62 45.60 32.17 30.06 24.69 23.07 20.21 17.70 17.04 38.62 56.95 59.39 68.56
11 2004

56.76 60.10 51.58 90.31 68.52 67.87 85.91 70.06 64.82 44.46 48.67 50.11 46.54 35.95 32.76 27.53 24.76 35.24 22.53 33.30 32.31 42.67 64.04 75.15
12 2005

129.39 103.72 92.24 92.91 62.50 47.56 56.64 62.78 48.50 31.47 23.50 16.45 11.51 7.56 5.64 3.70 2.76 1.94 1.35 0.89 0.66 11.05 36.43 59.26
13 2006

42.49 47.53 53.16 81.57 82.52 94.68 103.06 94.34 69.45 48.89 38.51 26.82 18.77 12.32 9.20 6.04 4.51 3.16 2.21 2.59 21.80 15.26 25.59 29.57
14 2007

44.48 52.86 50.43 51.99 79.04 80.51 85.18 74.11 58.01 39.73 29.53 20.67 14.47 9.49 7.09 4.65 3.47 2.43 6.52 18.02 33.25 34.96 47.59 37.51
15 2008
digilib.uns.ac.id

64
240.0
Hasil Perhitungan Debit dengan
Metode Mock
220.0
DATA PENCATATAN DEBIT
LAPANGAN
200.0
perpustakaan.uns.ac.id

180.0

160.0

140.0

120.0

100.0

Debit (Q (m3/dt)
80.0

60.0

40.0

commit to user
20.0

0.0

I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I

1234567891011212345678910
11212345678910
11212345678910
11212345678910
11212345678910
11212345678910
11212345678910
11212345678910
11212345678910
1121234567891011212345678910
11212345678910
11212345678910
11212345678910
112
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Tahun
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
66

Hasil transformasi data hujan – debit tersebut memberikan nilai R, VE, dan CE yang
baru, yaitu:

Rs = 0,8534
VEs = 19,0583%
CEs = 0,0920%

4.1.8.2 Metode NRECA

Perhitungan transformasi hujan – debit menggunakan metode NRECA adalah


sebagai berikut:
1. Memasukkan nilai parameter DAS hasil kalibrasi, disajikan dalam Tabel 4.16.
2. Melakukan perhitungan transformasi hujan – debit menggunakan metode
NRECA tahun 1994 – 2008.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel C.6.2 Lampiran C.

commit to user
Tabel 4.25. Transformasi hujan – debit Metode NRECA dengan data dari tahun 1994 – 2008 setelah dikalibrasi
BULAN

N0 TAHUN JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER

I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
perpustakaan.uns.ac.id

1 1994 64.66 86.59 107.63 39.79 101.99 98.06 66.31 26.70 48.05 3.85 8.23 1.13 1.58 0.56 0.30 0.66 0.69 0.12 7.07 19.92 6.13 54.38 77.48 12.89

2 1995 107.69 46.89 146.17 119.31 99.20 139.46 54.74 69.71 73.04 20.45 58.08 55.32 52.59 11.68 2.08 1.54 0.47 9.37 17.18 75.62 143.31 211.58 85.68 33.16

3 1996 110.80 120.12 131.89 110.34 68.55 66.25 68.42 61.08 7.28 34.75 13.52 10.89 7.02 3.31 10.06 7.44 2.49 10.67 84.86 151.68 144.05 85.80 137.64 40.44

4 1997 121.90 82.55 174.94 27.22 73.35 80.50 41.98 67.19 61.18 21.29 12.69 4.22 1.04 0.92 0.12 0.03 0.01 0.00 6.03 15.25 42.79 53.49 127.03 112.10

5 1998 44.39 42.23 110.03 138.15 116.59 117.82 125.15 125.58 103.41 30.06 76.72 104.66 46.96 59.19 20.56 9.56 7.62 61.82 67.71 94.95 173.48 86.26 61.05 165.17

6 1999 220.84 191.35 101.96 123.16 136.90 74.40 111.95 84.18 104.17 14.11 24.59 43.69 14.99 7.53 15.65 3.04 2.56 11.14 60.98 93.68 140.04 114.54 96.33 93.33

7 2000 92.75 89.37 107.24 60.62 71.18 124.90 123.00 110.46 58.98 44.81 29.76 8.91 3.14 9.99 2.92 11.16 8.51 10.77 71.43 149.21 184.30 145.58 149.12 56.31

8 2001 60.46 143.24 146.83 81.77 107.16 117.38 138.95 78.02 46.60 28.05 44.65 7.33 21.30 17.29 2.34 1.42 30.58 11.35 141.05 172.89 136.38 143.99 68.39 39.63

9 2002 71.05 149.83 54.45 68.37 121.12 135.05 108.36 74.91 50.52 10.37 14.52 1.46 0.70 5.82 3.82 3.94 0.43 7.66 1.50 7.15 37.43 77.55 82.26 62.60

10 2003 104.32 145.56 185.56 133.98 146.48 130.01 39.26 38.50 35.44 9.38 2.47 4.99 0.56 0.23 1.26 8.03 10.99 7.57 75.74 31.50 29.48 176.88 102.14 128.17

commit to user
11 2004 92.35 197.64 68.52 121.35 115.82 76.96 101.58 66.13 35.73 66.42 15.68 3.08 30.13 3.13 0.75 0.29 8.42 8.95 2.64 11.71 76.30 122.79 112.48 128.92

12 2005 67.76 80.06 46.79 132.32 86.55 88.10 127.29 72.15 57.01 11.86 28.49 42.39 38.69 19.47 13.42 12.16 3.94 47.12 13.89 51.01 42.74 71.99 128.01 147.49

13 2006 162.10 101.60 79.19 79.85 39.67 35.49 80.86 89.96 32.75 11.89 4.60 6.98 0.90 2.04 0.20 0.06 0.95 2.88 7.07 6.40 7.08 38.46 98.02 124.25

14 2007 18.70 60.24 62.88 128.21 104.64 135.80 119.85 87.99 29.69 20.54 14.93 10.00 5.65 6.26 1.14 1.50 1.38 1.35 8.36 11.67 63.73 13.35 51.55 49.31

15 2008 75.56 82.55 51.06 56.39 143.48 107.36 95.92 63.07 33.30 16.16 7.01 9.41 2.06 0.32 0.64 6.01 1.99 6.51 19.56 48.01 71.71 50.51 82.11 36.71
digilib.uns.ac.id

67
240.0 Hasil Perhitungan Debit
dengan Metode NRECA
220.0 DATA PENCATATAN
perpustakaan.uns.ac.id

DEBIT LAPANGAN
200.0

180.0
160.0

Debit (Q (m3/dt)
140.0
120.0
100.0
80.0
60.0
40.0

commit to user
20.0

0.0

I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I

J FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJFMAMJ JASONDJ FMAMJ JASOND
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
69

Hasil transformasi data hujan – debit tersebut memberikan nilai R, VE, dan CE yang
baru, yaitu:
Rs = 0,8174
VEs = 35,3780%
CEs = -3,1991%

4.1.8.3 Tank Model

Perhitungan transformasi hujan – debit menggunakan Tank Model adalah sebagai


berikut:
1. Memasukkan nilai parameter DAS hasil kalibrasi, disajikan dalam Tabel 4.19.
2. Melakukan perhitungan transformasi hujan – debit menggunakan metode Tank
Model tahun 1994 – 2008.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel C.6.3 Lampiran C.

commit to user
Tabel 4.26. Transformasi hujan – debit Tank Model dengan data dari tahun 1994 – 2008 setelah dikalibrasi

BULAN

N0 TAHUN
JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER

I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
perpustakaan.uns.ac.id

19.25 34.14 43.35 37.30 38.15 38.48 36.04 26.35 24.03 11.62 7.87 2.29 2.04 1.75 1.70 1.43 1.35 1.18 1.08 1.44 0.98 7.78 15.96 8.69
1 1994

32.97 27.85 47.64 55.45 47.21 51.72 43.38 39.12 36.94 24.98 26.81 26.18 25.12 15.14 7.97 3.70 3.72 3.67 3.68 14.03 32.37 54.42 47.26 33.11
2 1995

38.13 39.83 46.25 48.17 39.26 33.99 34.36 32.10 19.98 18.21 15.36 11.90 8.01 6.28 6.66 6.17 6.44 6.38 17.76 34.93 46.66 43.51 50.66 37.02
3 1996

42.42 37.59 51.68 43.12 36.49 35.40 31.93 32.57 32.01 23.85 19.77 13.27 9.34 8.60 9.02 8.30 8.67 8.48 8.36 7.82 12.85 17.61 32.60 38.01
4 1997

38.39 35.24 52.88 67.38 64.30 61.92 66.61 66.64 62.56 44.62 46.49 50.21 42.28 37.72 31.74 21.77 16.79 23.68 28.70 35.02 54.86 51.05 45.17 56.98
5 1998

71.57 72.86 67.49 74.17 65.82 54.14 58.53 54.57 55.57 37.38 33.94 33.23 27.26 19.69 20.11 15.27 16.09 15.98 23.55 32.42 48.08 52.44 52.62 50.12
6 1999

53.03 50.20 55.79 52.48 47.36 52.87 60.35 60.94 53.11 43.68 39.81 30.66 22.90 19.26 18.40 17.16 18.15 18.02 27.40 44.64 64.24 68.49 72.32 56.45
7 2000

53.72 60.904 70.334 66.786 62.738 61.639 70.096 62.790 53.475 42.134 42.238 32.400 30.158 26.255 21.614 19.446 23.439 20.988 41.967 57.732 66.079 70.764 61.519 48.596
8 2001

commit to user
46.82 49.98 46.06 50.28 49.71 53.91 58.44 54.63 48.91 35.00 32.74 25.48 22.14 20.57 21.72 20.15 21.22 21.01 20.75 19.25 24.08 32.83 39.01 37.89
9 2002

55.90 68.32 85.80 87.60 82.92 76.77 64.69 54.30 47.19 34.19 28.19 23.56 21.94 20.32 21.42 19.91 21.05 20.84 31.09 28.39 29.42 53.49 55.44 58.91
10 2003

58.94 69.96 63.08 68.50 64.90 56.37 60.81 55.48 47.44 45.13 39.23 29.97 30.42 22.00 21.95 20.32 21.48 21.28 21.02 19.58 30.96 44.81 51.73 56.58
11 2004

55.15 51.84 48.64 61.98 56.70 53.72 63.47 58.05 52.52 37.52 36.78 36.85 35.95 30.25 28.35 24.10 21.63 26.99 24.21 28.04 31.44 37.32 50.17 58.86
12 2005

63.55 55.86 54.26 54.75 44.22 37.22 43.53 47.36 41.12 31.21 26.54 23.04 21.60 20.00 21.06 19.48 20.49 20.23 20.02 18.55 19.58 23.24 35.16 45.01
13 2006

38.00 38.64 42.41 57.05 56.45 61.04 66.28 61.91 49.80 38.53 34.63 28.78 23.03 18.77 19.77 18.29 19.24 18.98 18.79 17.46 26.69 22.87 27.61 28.57
14 2007

36.88 40.09 40.00 41.69 53.39 53.39 56.59 51.17 43.12 33.22 27.55 23.83 18.66 17.25 18.15 16.83 17.69 17.48 18.36 22.66 31.10 31.89 37.81 32.10
15 2008
digilib.uns.ac.id

70
240.0
Hasil Perhitungan Debit dengan
perpustakaan.uns.ac.id

220.0 Tank Model


DATA PENCATATAN DEBIT
200.0 LAPANGAN
180.0
160.0
140.0
120.0
100.0

Debit (Q (m 3/dt)
80.0
60.0

commit to user
40.0
20.0
0.0

I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I

J FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJFMAMJ JASONDJFMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJFMAMJ JASONDJFMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASOND
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
72

Hasil transformasi data hujan – debit tersebut memberikan nilai R, VE, dan CE yang
baru, yaitu:
Rs = 0,8540
VEs = 0,2922%
CEs = 0,7268%

4.1.8.4 Rainrun

Perhitungan transformasi hujan – debit menggunakan Rainrun adalah sebagai


berikut:
1. Memasukkan nilai parameter DAS hasil kalibrasi, disajikan dalam Tabel 4.23.
2. Melakukan perhitungan transformasi hujan – debit menggunakan metode
Rainrun tahun 1994 – 2008.
Perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Tabel C.6.4 Lampiran C.

commit to user
Tabel 4.27. Transformasi hujan – debit Rainrun dengan data dari tahun 1994 – 2008 setelah dikalibrasi

BULAN

N0 TAHUN JANUARI PEBRUARI MARET APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS SEPTEMBER OKTOBER NOPEMBER DESEMBER

I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II I II
perpustakaan.uns.ac.id

54.98 61.55 79.21 71.46 63.57 65.51 62.37 45.89 39.67 23.52 16.32 9.60 5.31 2.76 1.58 0.94 0.74 0.44 3.13 9.67 10.67 22.54 37.93 29.26
1 1994
59.51 56.25 79.13 93.86 75.45 79.11 68.10 55.86 52.34 36.44 37.18 38.77 39.15 26.50 15.63 7.49 4.05 5.71 10.71 28.07 58.45 94.17 83.87 54.80
2 1995
56.34 59.08 69.03 70.97 55.27 45.90 45.46 42.12 26.43 19.34 16.93 12.87 8.50 4.37 4.19 4.73 3.57 5.69 26.38 56.11 77.27 70.26 73.78 53.82
3 1996
56.73 51.41 70.23 60.00 44.25 45.15 41.28 40.48 40.77 30.41 22.84 13.11 6.69 3.18 1.72 0.81 0.44 0.22 0.15 4.32 15.31 24.73 47.06 58.10
4 1997
58.86 50.03 73.04 103.54 91.20 85.44 89.72 87.76 80.52 53.96 51.55 58.95 51.35 44.56 37.11 23.10 16.22 27.04 38.53 49.06 77.81 74.85 60.57 73.45
5 1998
97.22 98.38 88.34 88.01 76.41 61.76 63.99 59.15 59.38 36.18 24.49 24.76 19.43 10.47 10.75 6.81 3.75 3.38 18.60 37.39 61.81 68.77 65.80 60.42
6 1999
63.14 57.43 63.02 56.44 47.43 57.46 70.22 70.55 57.71 42.45 34.61 21.56 11.44 8.52 5.87 7.56 8.67 9.78 26.08 55.16 86.21 91.56 91.74 67.17
7 2000
56.85 66.37 82.81 81.61 67.07 68.06 79.18 68.48 50.99 34.56 32.56 20.66 17.30 16.99 11.79 5.69 13.06 14.30 43.97 73.29 85.89 86.89 69.86 46.72
8 2001
41.35 47.79 44.09 42.45 45.57 56.55 63.08 55.29 44.29 24.83 17.85 10.57 5.42 2.61 1.40 0.67 0.35 0.22 0.08 0.06 9.41 26.25 38.49 39.27

commit to user
9 2002
63.19 84.70 109.98 118.06 97.60 88.91 68.00 46.66 35.81 20.76 11.57 5.90 2.97 1.41 0.77 2.20 5.99 7.19 25.51 28.99 29.34 61.87 70.75 72.15
10 2003
70.44 81.70 73.05 70.70 66.73 56.64 59.43 52.75 40.51 38.68 31.34 17.53 18.13 11.90 6.60 3.14 4.88 6.88 4.92 7.78 26.23 50.18 62.01 67.99
11 2004
65.04 55.82 48.24 66.77 59.85 56.18 68.13 61.38 50.31 29.48 24.16 26.21 28.23 23.65 20.12 16.20 11.52 20.36 20.28 26.15 32.17 39.46 57.34 71.84
12 2005
78.05 63.32 56.12 56.44 38.43 29.42 36.99 44.65 36.50 21.65 12.49 7.44 4.14 1.98 1.04 0.48 0.27 0.15 0.10 0.05 0.04 8.15 30.71 51.42
13 2006
44.25 39.06 43.84 67.30 65.55 72.51 79.63 70.84 50.09 32.15 24.79 17.71 11.66 8.36 5.46 2.98 2.10 1.56 4.26 7.69 23.92 23.67 28.72 31.97
14 2007
42.69 47.60 46.61 44.72 60.50 65.20 66.38 55.18 40.21 26.10 16.36 11.60 7.01 3.36 1.82 1.08 1.02 3.15 10.42 21.80 36.28 38.64 45.25 38.46
15 2008
digilib.uns.ac.id

73
Hasil Perhitungan Debit dengan
240.0 Rainrun
perpustakaan.uns.ac.id

220.0 DATA PENCATATAN DEBIT


LAPANGAN
200.0
180.0
160.0
140.0
120.0
100.0

Debit (Q (m3/dt)
80.0
60.0

commit to user
40.0
20.0

I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I

0.0
J FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJFMAMJ JASONDJFMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASOND
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
75

Gambar grafik di atas dari hasil transformasi hujan – debit dengan Rainrun,
memberikan hasil yang optimal dengan menggunakan parameter DAS yang telah
dioptimasi menggunakan solver. Hasil transformasi data hujan – debit tersebut
memberikan nilai R, VE, dan CE yang baru, yaitu:
Rs = 0,8788
VEs = 11,8158%
CEs = 0,4080%

4.2 Pembahasan

4.2.1 Nilai parameter DAS

Penentuan nilai parameter DAS ketika tidak adanya data tersedia, maka harus
diperkirakan hingga memperoleh hasil optimasi yang sesuai dengan karakteristik
DAS. Nilai parameter DAS satu model dengan model yang lain berbeda. Hal ini
tergantung dari metode perhitungan dari masing-masing model.

Program Solver pada Ms.Excel dapat digunakan untuk menentukan beberapa


parameter dengan mudah dan cepat. Program ini sangat cocok diterapkan untuk
Model Tangki sekalipun yang terkenal dengan metode yang menggunakan banyak
parameter begitu banyaknya parameter yang nilainya harus ditetapkan terlebih
dahulu secara simultan sebelum model tersebut diaplikasikan. Hasil optimasi dari
parameter DAS pada penelitian ini untuk masing-masing metode dapat dilihat pada
tabel berikut.

Tabel 4.28. Rekapitulasi nilai parameter DAS Metode Mock


Metode Mock
Parameter Perkiraan Hasil
No
Awal Kalibrasi
1 CA (km 2) 665,0000 665,0000
2 SMC (mm) 220,0000 219,0000
3 k 0,8000 0,8763
4 I 0,7000 0,7217
5 IS (mm) 40,0000 40,0000
6 PF 0,5000 0,4987

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
76

Tabel 4.29. Rekapitulasi nilai parameter DAS Metode NRECA


Metode NRECA
Parameter Perkiraan Hasil
No
Awal Kalibrasi
1 CA (km 2) 665,0000 665,0000
2 Koefisien evapotraspirasi 0,8000 0,9999
3 DF1 (mm) 115,0000 115,1600
4 SMC (mm) 130,0000 134,8700

Tabel 4.30. Rekapitulasi nilai parameter DAS Tank Model

Perkiraan Awal Hasil Kalibrasi


Tank-1 Initial Tank-1 Initial
B0-1 0,500 condition B0-1 0,187 condition
B1-1 0,400 H1 5 B1-1 0,145 H1 5
B2-1 0,400 H2 7 B2-1 0,004 H2 7
50,000 50,000
Tank-2 Tank-2
B0-2 0,300 B0-2 0,013
B1-2 0,050 H1 2 B1-2 0,003 H1 2
B2-2 0,060 H2 5 B2-2 0,003 H2 5
250,000 250,000
Tank-3 Tank-3
B0-3 0,200 B0-3 0,300
B1-3 0,100 H1 75 B1-3 0,006 H1 75
B2-3 0,040 H2 100 B2-3 0,007 H2 100
3,000 3,000
Tank-4 Tank-4
B0-4 0,040 B0-4 0,001
B1-4 0,050 H1 20 B1-4 0,008 H1 20
B2-4 0,050 H2 30 B2-4 0,001 H2 30
4,000 4,108

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
77

Tabel 4.31. Nilai perkiraan awal parameter DAS Rainrun


Rainrun
Parameter Perkiraan Hasil
No
awal Kalibrasi
1 CA (km 2) 665,0000 665,0000
2 0,8000 0,3000
3 0,1000 0,0030
4 SMC1 (mm) 220,0000 199,9999
5 ISM1 (mm) 40,0000 40,0000
6 kc 0,0500 0,0040
7 SMC2 (mm) 120,0000 130,0060
8 ISM2 (mm) 30,0000 30,0000
9 IGWS (mm) 40,0000 40,0000
10 k1 0,1000 0,0320
11 k2 0,5000 0,4930

Perhitungan transformasi hujan – debit menggunakan Parameter DAS tersebut. Hasil


dari perhitungan tersebut memiliki nilai keandalan yang nilainya berdasarkan
parameter statistik koefisien korelasi (R), kesalahan volume (VE) dan koefisien
efisiensi (CE). Hasil dari nilai R, VE dan CE adalah sebagai berikut:
Tabel 4.32. Rekapitulasi nilai keandalan metode berdasarkan nilai R, VE dan CE

KALIBRASI SIMULASI
METODE PARAMETER
PARAMETER KEANDALAN
KEANDALAN
Rk VEk CEk Rs VEs CEs
Mock 0,7494 12,2442 0,8135 0,8543 19,0583 0,0920
NRECA 0,7953 30,6161 0,2474 0,8174 35,3783 -3,1991
Tank Model 0,8448 34,6502 0,8481 0,8540 0,2922 0,7268
Rainrun 0,8749 10,8048 0,8884 0,8788 11,8158 0,4080

Keempat metode menghasilkan keandalan yang baik pada saat kalibrasi, namun
hanya metode Tank Model yang memberikan hasil yang paling baik pada saat
simulasi. Hal ini dikarenakan Tank Model memiliki jumlah parameter paling banyak
yang dapat dioptimasi, sehingga memungkinkan hasilnya mendekati hasil lapangan.

Hasil terbaik dari penelitian ini adalah metode Tank Model yang menghasilkan nilai
R > 80%, nilai VE < 1% dan nilai CE > 0,7%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
78

Tank Model memberikan hasil yang mendekati dengan pencatatan debit di lapangan.
Sehingga hasil penelitian ini dapat dikatakan valid karena sesuai dengan penelitian
terdahulu yaitu penelitian dari Menurut Ernawan Setiono, 2011 berdasarkan hasil
dari transformasi data hujan menjadi data debit pada Waduk Lahor menunjukan
bahwa Tank model yang menunjukan performa paling baik dari model deterministik
yang digunakan dengan simpangan debit model dan debit amatan.

Selain itu, apabila dibandingkan dengan penelitian dari Berdasarkan penelitian


mengenai analisis hujan aliran dengan menggunakan model Rainrun dan Mock yang
telah dilakukan oleh Abdillah, 2006, Aplikasi model Rainrun untuk
mengalihragaman hujan menjadi aliran di DAS Gajahwong dan Winongo
memberikan hasil yang relatif lebih baik dibandingkan dengan model Mock. Hal
tersebut sesuai dengan penelitian ini yaitu hasil dari Rainrun yang lebih baik dari
pada Metode Mock, dengan Rs = 0,8788, VEs = 11,8758 dan CEs = 0,4080.

4.2.2 Transformasi hujan – debit pada DAS Bendung Singomerto


berdasarkan metode Mock, NRECA, Tank Model dan Rainrun dari
tahun 1994 – 2008

Metode Mock, Rainrun dan Tank Model memberikan hasil yang tidak terlalu
mencolok. Metode NRECA memberikan hasil yang sangat tinggi ketika musim
hujan, sedangkan saat musim kemarau debit yang dihasilkan sangat rendah atau
dapat dikatakan kurang dari 5 m3/s. Hasil perhitungan dengan nilai debit dari
masing-masing metode ditunjukkan dalam tabel berikut.

Tabel 4.33. Rekapitulasi nilai debit masing-masing metode

Debit
METODE
3
(m /s) Qmax (m3/s) Qmin (m 3/s)
Mock 52,130 129,295 0,664
NRECA 58,775 220,839 0,003
Tank Model 36,267 87,603 0,978
Rainrun 39,990 118,061 0,042

Hasil perhitungan transformasi hujan – debit dari keempat metode memiliki pola
yang seragam, yaitu pada musim hujan cenderung tinggi sedangkan pada musim
kemarau relatif rendah. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.12.
commit to user
DATA PENCATATAN DEBIT LAPANGAN

Hasil Perhitungan Debit dengan Metode Mock

240.0 Hasil Perhitungan Debit dengan Metode NRECA

220.0 Hasil Perhitungan Debit dengan Tank Model

200.0 Hasil Perhitungan Debit dengan Rainrun


perpustakaan.uns.ac.id

Debit (Q (m3/dt)
180.0

160.0

140.0

120.0

100.0

80.0

60.0

commit to user
40.0

20.0

0.0

I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I
I

J FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASONDJ FMAMJ JASOND
1994 1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

Tahun
digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
80

Perbedaan yang cukup jauh yang ditunjukkan oleh gambar grafik di atas, yaitu pada
saat debit tinggi. Hal ini disebabkan data pencatatan debit lapangan yang diperoleh
adalah data pencatatan debit manual. Pada data pencatatan debit manual, kadang kala
terjadi debit tinggi yang tercatat namun tidak akurat.

commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

BAB 5
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Kesimpulan penelitian Transformasi Hujan – Debit Daerah Aliran Sungai Bendung


Singomerto Berdasarkan Mock, NRECA, Tank Model, dan Rainrun adalah :

1. Parameter DAS Bendung Singomerto untuk transformasi hujan - debit metode


Mock adalah luas DAS (CA) = 665 km2, kelembaban tanah (SMC) = 219 mm,
faktor resesi aliran tanah (k) = 0,8763, koefisien infiltrasi (I) = 0,7217,
tampungan awal (IS) = 40 mm dan koefisien presipitasi = 0,4987, dengan nilai
korelasi (R) = 0,854, Selisih volume (VE) = 19,058%, dan koefisien efisiensi
model (CE) = 0,092.

Parameter DAS Bendung Singomerto untuk transformasi hujan - debit metode


Nreca adalah CA = 665 km2, SMC = 134,87 mm, aliran langsung (DF1) =
115,16 mm dan koefisien evapotranspirasi = 0,9999, dengan R = 0,817, VE =
35,378%, dan CE = -3,199.

Parameter DAS Bendung Singomerto untuk transformasi hujan - debit metode


Tank Model adalah CA = 665 km2; Tangki 1: ketinggian dari dasar tangki sampai
lubang samping bawah (H1) = 5, ketinggian dari dasar tangki sampai lubang
samping atas (H2) = 7, diameter lubang bawah tangki (B0-1) = 0,187, diameter
lubang samping bawah (B1-1) = 0,145, diameter lubang samping atas (B2-1) =
0,004, dan kedalaman air awal (IC) = 50 mm; Tangki 2: H1 = 2, H 2 = 5, B0-2 =
0,013, B1-2 = 0,003, B2-2 = 0,003, IC = 250 mm; Tangki 3: H1 = 75, H2 = 100, B0-3
= 0,3, B1-3 = 0,006, B2-3 = 0,007, IC = 3 mm; Tangki 4: H 1 = 20, H2 = 30, B0-4 =
0,001, B1-2 = 0,008, B2-1 = 0,001, IC = 4,108 mm, dengan R = 0,854, VE =
0,292%, dan CE = 0,727.
commit to user

81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
82

Parameter DAS Bendung Singomerto untuk transformasi hujan - debit Rainrun


Model adalah CA = 665 km2 Fraksi aliran permukaan
dari curah hujan untuk penutup tanah bukan hutan (
kelembaban tanah pada tampungan air terekan zona atas = 199,999 mm, nilai
kelembaban tanah bulan sebelumnya pada tampungan air tertekan zona atas = 40
mm, koefisien tetumbuhan (kc) = 0,004, kapasitas kelembaban tanah pada
tampungan air bebas zona atas = 130,006 mm, nilai kelembaban tanah bulan
sebelumnya pada tampungan air bebas zona atas = 30 mm, penyimpanan air
tanah awal (IGWS) = 40 mm, koefisien resesi tampungan air bebas zona atas =
0,032, koefisien resesi simpanan air tanah = 0,493 mm, dengan R = 0,879, VE =
11,816%, dan CE = 0,408.

2. Transformasi hujan - debit dengan Metode Mock menghasilkan nilai debit rata-
rata ( ) = 52,130 m3/s, debit maksimum (Qmax) = 129,395 m 3/s, debit minimum
(Qmin) = 0,664 m 3/s. Metode Nreca menghasilkan nilai = 58,775 m3/s, Qmax
= 220,839 m3/s, Qmin = 0,003 m 3/s. Tank Model menghasilkan nilai = 36,267
3 3 3
m /s, Qmax = 87,603 m /s, Qmin = 0,987 m /s. Rainrun Model menghasilkan
nilai = 38,990 m3/s, Qmax = 118,061 m3/s, Qmin = 0,042 m 3/s.

3. Hasil transformasi hujan – debit dengan menggunakan keempat metode


memberikan hasil analisis terbaik dengan menggunakan Tank Model dengan nilai
parameter statistik R = 0,854, VE = 0,292%, dan CE = 0,727. Urutan kedua
adalah Rainrun R = 0,879, VE = 11,816%, dan CE = 0,408. Metode Mock
menempati urutan ketiga dengan R = 0,854, VE = 19,058%, dan CE = 0,092.
Hasil yang paling jauh dari parameter statistik yang diharapkan adalah analisis
dengan menggunakan NRECA, dengan R = 0,817, VE = 35,378%, dan CE = -
3,199.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan penelitian untuk penghitungan transformasi data hujan –


debit dengan menggunakan metode Mock, Nreca, Tank Model dan Rainrun.
Perhitungan ini masih bisa dilakukan dengan berbagai metode.

Saran bagi peneliti selanjutnya :


1. Pembuatan program dari penelitian ini untuk diverifikasikan pada DAS lain.
commit to user
2. Menambah rentang data hujan dan data pencatatan debit lapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
83

Saran bagi praktisi :


1. Memperhatikan karakteristik parameter DAS yang dhitung.

commit to user

Anda mungkin juga menyukai