Anda di halaman 1dari 31

Hidrologi dan Infrastruktur

1
IRIGASI

2
IRIGASI

 Cara pengaturan pembagian atau pengaliran air menurut


suatu sistem tertentu untuk sawah
 Dam tertua dibangun di Egypt ( Mesir) 5000 tahun yang
lalu, dengan panjang 355 ft, tinggi 40 ft. Daerah irigasi
sungai Nile tahun 3300 B.C merupakan pertanian yang subur
 Di China reklamasi untuk pertanian dimulai 4000
tahun yang lalu. Raja Yu, dari dinasti Hsia ( 2200 B.C),
dipilih menjadi raja karena keahliannya untuk
membuat “ Water Control “
 Tu – Kiang Dam sangat terkenal sampai sekarang,
dibangun oleh Mr Li dan putranya pada masa dinasti
Chin (200 B.C ), dapat mengairi sawah kurang lebih
satu setengah juta acres untuk padi
Irigasi di Indonesia
 Era irigasi prakolonial. Pada tahun 1832,
diperkirakan 1,5 juta ha lahan pertanian telah
diairi dengan sistem-sistem irigasi asli masyarakat
setempat
 Periode irigasi kolonial ( 1832 – 1942), ditandai
dengan dibangunnya bendung pertama di kali
Sampean, Jawa Timur tahun 1832 terbuat dari
kerangka kayu jati diisi batu kali, dengan panjang
45 meter dan tinggi 8 meter, oleh otoritas
Belanda dan berakhir dengan pendudukan
Jepang
 Periode tanpa perkembangan dengan disertai kemunduran
(1942 – 1965), selama periode ini tidak ada ekspansi irigasi
dan sistem-sistem mengalami kerusakan
 Fase Rehabilitasi, Ekspansi dan pemeliharaan (1956 – 1987),
areal yang diairi irigasi meningkat dua kali lipat menjadi 2,4
juta Ha
Kebutuhan Air Irigasi
 Air tidak datang begitu saja ke sistem irigasi
 Air adalah output pengelolaan sumber daya air
 Pengelolaan sumber daya air yang benar akan menjamin
ketersediaan air
 Air menjadi berkurang dan menjadi langka karena adanya
perubahan lingkungan fisik wilayah tangkapan air
 Kebutuhan air meningkat akibat perkembangan
pembangunan masyarakat, dalam hal jumlah, jenis,
kualitasnya
 Naiknya konsumsi pangan mengakibatkan meningkatnya
perluasan lahan pertanian, menambah kebutuhan Air untuk
irigasi
Pertumbuhan dan Trend Masa Depan:
 Meningkatkan kemampuan sumber daya air, dalam hal ini
untuk meningkatkan ketersediaan air guna memenuhi
kebutuhan penduduk, pertanian, industri pariwisata,
ketenagaan dan lainnya
 Meningkatkan efisiensi dan produktivitas dalam
pemanfaatan sumber daya air
 Mengembangkan perangkat hukum dan kelembagaan
pengairan
Peran Ekonomi
 Pengembangan lahan sawah beririgasi yang dilakukan
pemerintah telah membuktikan peranannya dalam
mengatasi masalah pangan dan pertumbuhan ekonomi
JENIS-JENIS IRIGASI

-Irigasi Permukaan
-Irigasi air tanah dalam
-Irigasi sprinkler
-Trickle irrigation
-Furrow irrigation (irigasi alur)
Irigasi Permukaan
Air diperoleh dari permukaan:
 Sungai
 Danau

Irigasi air tanah dalam


 Air diperoleh dari bawah permukaan tanah dengan
pompa
Irigasi air tanah dalam
 Air diperoleh dari bawah permukaan tanah dengan
pompa
Irigasi Sprinkler
 Air diperoleh dari sumber-sumber air dipompa dan
disemprotkan pada tanaman secara teratur

Trickle Irrigation
 Bila mana diperlukan air tidak diperlukan dengan volume
yang banyak (diteteskan)

Furrow Irrigation
 Irigasi Alur
Drainase
DEFINISI DRAINASE

 Ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk


mengalirkan/ mengeringkan air yang berlebih dalam
suatu konteks pemanfaatan tertentu.
 Drainase (drainage) berasal dari kata kerja “to drain”
yang berarti mengeringkan atau mengalirkan air.
PERKEMBANGAN DRAINASE

 Dalam penanganan drainase secara lokal terlihat


perkembangan yang lamban dalam 50 tahun terakhir ini
 Kesadaran akan pentingnya drainase masih belum
berkembang dengan baik
 Pada zaman sebelum kemerdekaan, tahun 1910 telah dibuat
banjir kanal di Jakarta, tahun 1935 dibuat riolering di
Yogyakarta
 Perkembangan selanjutnya tetap ada namun dirasa masih
belum optimal mengikuti perkembangan
 Kesadaran masyarakat sangat diperlukan untuk
keberhasilan suatu sistem drainase
JENIS DRAINASE

 Menurut Sejarah Terbentuknya:


 Drainase alamiah (natural drainage): terbentuk secara
alami & tidak terdapat bangunan-bangunan
penunjang
 Drainase buatan (artificial drainage): dibuat dengan
maksud & tujuan tertentu sehingga memerlukan
bangunan-bangunan penunjang/ khusus
Bangunan-bangunan penunjang antara lain: saluran
buatan, gorong-gorong, pipa, pelimpah, pintu air, dsb
 Menurut Letak bangunan
 Drainase permukaan tanah (surface drainage): saluran
drainase yang berada di atas permukaan tanah yang
berfungsi mengalirkan air limpasan permukaan
 Drainase bawah permukaan tanah (subsurface drainage):
saluran drainase yang bertujuan mengalirkan air
limpasan permukaan melalui media di bawah
permukaan tanah (pipa-pipa), dikarenakan alasan-alasan
tertentu
 Menurut Fungsi:
 Single purpose: saluran drainase yang berfungsi
mengalirkan satu jenis air buangan, misalnya air hujan
saja atau jenis air buangan yang lain seperti limbah
domestik, air limbah industri, dsb
 Multi purpose: saluran drainase yang berfungsi
mengalirkan beberapa jenis air buangan baik secara
bercampur maupun bergantian
 Menurut Konstruksi
 Konstruksi terbuka: saluran drainase yang terbuka
terhadap ruang di atasnya, cocok untuk drainase air
hujan yang terletak di daerah yang mempunyai luasan
yang cukup, maupun untuk drainase air non-hujan yang
tidak membahayakan/mengganggu lingkungan
 Konstruksi tertutup: saluran drainase yang tertutup
terhadap ruang di atasnya, umumnya dipakai untuk
aliran air kotor (air yang mengganggu kesehatan/
lingkungan) atau untuk saluran yang terletak di tengah
kota
POLA JARINGAN DRAINASE

 Siku
 Paralel
 Grid Iron
 Alamiah
 Radial
 Jaring-jaring
SIKU
 Dibuat pada daerah yang mempunyai topografi sedikit
lebih tinggi dari pada sungai
 Sungai sebagai pembuang akhir berada di tengah kota

Saluran cabang Saluran cabang

Saluran utama Saluran utama

Saluran cabang Saluran cabang


PARALEL
 Saluran utama terletak sejajar dengan saluran cabang
 Dengan saluran cabang (sekunder) yang cukup banyak
dan pendek-pendek, apabila terjadi perkembangan
kota, saluran-saluran akan menyesuaikan
Saluran cabang

Saluran cabang
Saluran utama Saluran utama

Saluran cabang
GRID IRON
 Untuk daerah dimana sungai terletak di pinggir kota,
sehingga saluran-saluran cabang dikumpulkan dulu
pada saluran pengumpul
Saluran cabang

Saluran
pengumpul

Saluran utama
ALAMIAH

 Sama seperti pola siku, hanya beban sungai pada pola


alamiah lebih besar

Saluran cabang Saluran cabang

Saluran utama Saluran utama

Saluran cabang Saluran cabang


RADIAL
 Pada daerah berbukit, sehingga pola saluran memencar ke segala
arah
JARING-JARING
 Mempunyai saluran-saluran pembuang yang mengikuti arah
jalan raya dan cocok untuk daerah dengan topografi datar
Pembangunan infrastruktur sumber daya air diwujudkan
melalui pengembangan dan pengelolaan konservasi sumber
daya air, pendayagunaan air untuk berbagai kebutuhan,
pengendalian daya rusak air, pemberdayaan masyarakat serta
pengelolaan sistem data dan informasi sumber daya air yang
ditujukan untuk mewujudkan kemanfaatan sumber daya air
yang berkelanjutan demi tercapainya kesejahteraan dan
kemakmuran rakyat. Namun, dalam pelaksanaannya,
pengembangan dan pengelolaan sumber daya air tersebut
mengalami beberapa kendala/permasalahan yang sangat
kompleks. Salah satunya pemanfaatan air dari infrastruktur
aliran bawah permukaan (pompa)
Kebutuhan air yang bisa ditangani oleh pompa-pompa tak hanya berupa air
bersih untuk konsumsi saja, ada beberapa jenis sistem pompa air yang bisa
digunakan untuk menyalurkan limbah atau air kotor, sistem pemadam
kebakaran atau hydrant, hingga kebutuhan untuk pengeringan basement
atau bahkan untuk drainase untuk air hujan. Untuk semua sistem yang ada
di gedung bertingkat, tentu akan membutuhkan beragam jenis pompa.
Setiap pompa bisa menjawab kebutuhan dengan tepat guna.

Sebagai contoh, untuk pemenuhan kebutuhan air bersih di gedung-gedung


maka akan lebih baik jika yang digunakan adalah water pump atau pompa
air. Sementara itu, untuk proses pembuangan air limbah atau air kotor,
maka tentu akan lebih tepat menggunakan waste water pump. Selain itu,
untuk pengeringan basement, alangkah baiknya jika kita memakai pompa
submersible yang akan melakukan tugasnya dengan cepat dan tepat.
Selain penggunaan pompa yang tepat guna, satu hal lagi yang harus
diperhatikan dalam memenuhi kebutuhan penyaluran air di gedung-
gedung bertingkat adalah infrastruktur sistem perpipaan dan perpompaan
yang baik.

Anda mungkin juga menyukai