DRAINASE
Irigasi dan Drainase
Pendahuluan:
- Irigasi: adalah kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan usaha
mendapatkan air untuk keperluan
tanaman dan mengganti air yang
hilang di lahan pertania.
- Drainase: adalah kegiatan-kegiatan yang
berhubungan dengan usaha
mengurangi air berlebih dilahan
pertanian sampai jumlah yang diperlukan
tanaman dengan cepat dan aman
Pembangunan Irigasi di Indonesia:
- Meningkatkan produksi pangan
- Mengamankan daerah Pertanian
- Mengatasi Persoalan penduduk
Peningkatan Produksi:
- Perbaikan dan pemeliharaan
jaringan
- Pembangunan Jaringan
- Pengembangan daerah rawa
Tujuan umum Irigasi:
- Menambah air yang hilang di
lahan
pertanian
- Memupuk areal pertanian
Tujuan Khusus irigasi:
- Alat transportasi
- Menagtur suhu tanah
- Meningkatkan kualitas air
- Membersihkan Tanah
- Menambah air tanah
- Memberantas hama dalam tanah
- Membersihkan air buangan dar
kota
Tujuan umum drainase:
- Menurunkan muka air tanah
- Memperbaiki kondisi lingkungan
tanah
- Pengolahan tanah dan penanaman
lebih awal
- Memeperbaiki kapasitas infiltrasi
- Mengurangi dan mencegah akumulasi
garam
- Memperbaiki suhu tanah
- Memperbaiki aerasi didaerah perakaran
Tujuan khusus:
- Memperbaiki pertumbuhan tanaman
- Pengolahan tanah
- Memperbaiki suhu tanah
- Meningkatkan infiltrasi
- Memperbaiki kehidupan mikroorganisme
tanah
- Mengurangi run off dan erosi
- Mengurangi akumulasi atau racun dalam
tanah
Sistem irigasi
- Irigasi permukaan (surface
irigation)
- Irigasi curah (sprikler irigation)
- Irigasi tetes (trikler irigation)
Pemilihan sistem irigasi
- Sumber air
- Tenaga kerja
- Biaya
- Kondisi tanah
- Keinginan petani
Pengelolaan
Sungai, Danau, dan rawa
Beberapa Peraturan Perundang-undangan yang berkaitan
dengan Pengelolaan Sumber Daya Air
UU No 7 Tahun 2004 , UU 32 Tahun 2009, UU No. 26 Tahun 2004
UU 18/2004, PP
150/2000, PP 04/2001
UU 41/1999, PP Air
26/2008, Keppres
Limbah
PP 82/2001 32/1990
PKA & PPA
Hutan
Lindung/
Pertanian, Kawasan
Muka air banjir Perkebunan, Konservasi
Perkotaan,
HTI dan Hutan
Permukiman
Muka air normal dan Industri, Produksi
dll
SUNGAI : PP 38/2011
TOTAL AIR DUNIA
MASALAH SDA
PERMUKIMAN &
PENCEMARAN SAMPAH BANJIR
ISU NASIONAL PERMASALAHAN SUMBER DAYA AIR
PENCEMARAN
AIR
1 Wilayah Sungai
(River Basin) i.e.
WS Walanae-
Cenrane
t0
Hulu
t1
Tengah
t2
Hilir t3
Aliran
Permukaan
Pelepasan air
tanah
PENGEMBANGAN DAS
(TIDAK TERKENDALI)
Peresapan
25% Pada musim kemarau
• Erosi
air sungai nyaris kering
tinggi
• Longsor
Limpasan
75%
• Banjir bandang
• Pendangkalan sungai dan muara
• Daerah banjir meluas
1100
DAS KRITIS
1120
1130
1180
5090
4010 5150
5160
1260
2010
2020
Fluktuasi debit kemarau
2040
2050
2100 5170
2080
2120 2140
2090 2130
1180 4140
4080
1210 4030
4020 5090
1240 7020
1290
1260
2010
2020
2040
2050
2100
2080
4010 5150
5170
5100
5160
Kerusakan
2090
2070
2120
2110
2130 3010
2140
sumber-sumber air
1992 sebanyak 39 DAS Sangat Kritis (danau, sungai, mata air),
Banjir, longsor,
kekeringan, dan penurunan
Kualitas air
2005 sebanyak 62 DAS Sangat Kritis
Bagaimana Gambaran Mengenai
DAS di Indonesia ?
KAWASAN HUTAN
LINDUNG MULER
BERBAGAI ISU PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI
1. TAMBANG PERMUKAAN
2. TAMBANG BAWAH TANAH
3. INDUSTRI-MANUFAKTUR
4. PERTANIAN – CULTIVATION
5. URBAN USES – TRANSPORTASI
6. URBAN USES - PEMUKIMAN
7. URBAN USES-
WASTE
DISPOSAL
8. REKREASI –
PANTAI
Pemanfaatan lahan yang tidak sesuai dengan kemampuan lahan dan tataruang
sehingga melampaui daya dukungya yang menyebabkan erosi, longsoran,
simpanan air berkurang dan meningkatkan aliran limpasan, masalah yang timbul
adalah sedimentasi, banjir dan kekeringan,
Tutupan Hutan
Tutupan Hutan
1.JAWA (9,82%)
1.JAWA (9,82%)
2.NUSA TENGGARA (25,29%)
2.NUSA TENGGARA (25,29%) UU 41/2009 Minimal 30 %
3.BALI (30,43%)
3.BALI (30,43%)
4.SUMATERA (32,73%)
4.SUMATERA (32,73%)
5.Kalimantan (47,58%)
5.Kalimantan (47,58%)
B. Pencemaran
Status Pencemaran
( dibandingkan
No Nama Sungai Nama DAS Nama SWS Status Prioritas
dengan Kelas II PP
82/2001)
1 Barito Barito Barito Lintas Provinsi Cemar sedang
16 Bali T. Badung 6 2 cemar sedang s/d cemar berat cemar sedang s/d cemar berat
18 NTB Jangkok 6 2 memenuhi s/d cemar sedang memenuhi s/d cemar sedang
19 Kalbar Kapuas 39 2 cemar ringan s/d cemar berat cemar ringan s/d cemar berat
20 Kalteng Kahayan 7 2 cemar ringan s/d cemar sedang cemar ringan s/d cemar sedang
21 Kalsel Martapura 6 2 cemar ringan s/d cemar sedang cemar ringan s/d cemar sedang
23 Sulut Tondano 10 2 cemar ringan s/d cemar berat cemar ringan s/d cemar sedang
Gorontal
24 o Bone 6 2 cemar ringan s/d cemar sedang cemar ringan s/d cemar sedang
25 Sulteng Palu 6 2 cemar ringan s/d cemar sedang cemar ringan s/d cemar sedang
Tallo 5&6 2 cemar ringan s/d cemar berat cemar ringan s/d cemar berat
26 Sulsel
Jeneberang 6 2 cemar ringan s/d cemar berat cemar ringan s/d cemar berat
Perbaikan
Penetapan Tata Income Generating Fungsi Lingk.
Kelas Air Ruang Kerjasama Antar Daerah Sungai
• Perpres Pengurangan
• Perda Beban Pencemaran
Rencana
Umum
(Masterplan)
PROSES PENETAPAN
Dari Kelas Air Menuju Pengelolaan KELAS AIR
4
Terpadu Daerah Aliran Sungai MUTU MUTU
AIR AIR
SAAT INI SASARA
Hul SEGMENT KELAS N
KELAS
u 1 2 1
1 2
PROSES PROSES
PENETAPA SEGMENTAS SEGMENT KELAS KELAS
N DAS I DAS 2 3 2
PRIORITAS (Watershed
Segmentati
on) SEGMENT KELAS KELAS
Hilir 3 3 2
SUNGAI/DANAU
(DAS) 3
PRIORITAS INVENTARISASI 5
& IDENTIFIKASI MASTER PLAN
BADAN SEMPADAN CATCHMENT RAGAM DAN
AIR SUNGAI/DANA AREAS KEGIATAN MONITORING
U PLAN
BAIK/ SUMBER
BAIK/ BAIK/
CEMAR KERUSAKAN
RUSAK RUSAK 6
SUMBER IMPLEMENTAS
PENCEMAR I, MONEV &
PELAPORAN
KONSERVASI DAN
PKL
PKA DAN PPA
KELAS AIR & PERUNTUKANNYA
KELAS 1
(air baku air minum, rekreasi air, perikanan air tawar,
peternakan, pertanaman)
KELAS 2
(rekreasi air, perikanan air tawar,
peternakan, pertanaman)
KELAS 3
(perikanan air tawar,
peternakan, pertanaman)
KELAS 4
(pertanaman)
PENGGUNAAN AIR:
KUALITAS AIR
SAAT INI
SEMAKIN
YANG AKAN DATANG
BAIK
Perbaikan
Penetapan
Fungsi Lingk
Kelas Air Sungai
TUJUAN :
a. Sebagai dasar dalam melakukan PENGENDALIAN PENCEMARAN AIR
• Perpres dan PENGENDALIAN KERUSAKAN LINGKUNGAN sesuai mutu air
sasaran (hulu s/d hilir)
• Perda
b. Memberikan ARAHAN PEMANFAATAN AIR sesuai peruntukan
SASARAN
Meningkatnya manfaat air untuk AIR BAKU AIR MINUM dan peruntukan
lainnya sesuai persyaratan mutu air.
MEKANISME
Pemulihan Kualitas Lingkungan
Sungai
MASTER PLAN
LIMA TAHUN I
MASTER PLAN
SINKRONISASI LIMA TAHUN II
PROGRAM TAHUNAN
MASTER PLAN
SINKRONISASI LIMA TAHUN III
•EVALUASI MUTU AIR PROGRAM TAHUNAN
SASARAN
•PENYUSUNAN
MASTER PLAN
•EVALUASI MUTU AIR
SASARAN SINKRONISASI
•PENYUSUNAN PROGRAM TAHUNAN
MASTER PLAN
Sentarum 1016.1
11 0 0.0 0.43 0.0 0 0.0 1015.70 100.0 0 0.0 3 100
Sentani 5608.2 11342.
12 21289.5 44.8 7 11.8 1 23.9 9247.09 19.5 0 0.0 47487 100
Batur 1613.5
13 5027.57 48.3 105.42 1.0 1 15.5 3636.76 35.0 17.69 0.2 10401 100
14 Rawa Danau 39 7.9 348 70.4 84 17.0 0.00 0.0 23 4.7 494 100
15 Rawa Pening 37 3.9 521 55.5 225 24.0 30.00 3.2 126 13.4 939 100
Ditandatangani oleh
9 menteri pada KNDI I
Kesepakatan
Kesepakatan Bali
Bali tentang
tentang di Denpasar Bali
Pengelolaan
Pengelolaan Danau
Danau
Berkelanjuta
Berkelanjutann
1. Pengelolaan Ekosistem Danau
2. Pemanfaatan Sumber Daya Air
Danau Perlu langkah nyata
3. Pengembangan Sistem
Monitoring, Evaluasi Dan implementasi
Informasi Kesepakatan BALI 2009
4. Penyiapan Langkah-langkah
Adaptasi Dan Mitigasi Perubahan
Iklim Terhadap Danau
5. Pengembangan Kapasitas,
Kelembagaan Dan Koordinasi GERAKAN PENYELAMATAN
6. Peningkatan Peran Masyarakat
7. Pendanaan Berkelanjutan DANAU
Permasalahan
Danau
nasional
Output :
Komitmen Langkah Nyata Penyelamatan
Danau
Pendekatan
DEKON BIDANG DANAU
Indikator : Tersusunnya Laporan Kegiatan Penyelamatan Danau
Total Daerah pengaju DEKON : 16 Provinsi
16 Daerah
Pengaju
DEKON
(Danau)
DEKON BIDANG DANAU
Alokasi
No Daerah (Provinsi) Status
Anggaran
1 Sumatera Utara Rp. 366.660.000 Buka
2 Sumatera Barat Rp. 290.905.000 Buka Total
3 Kep. Riau Rp. 484.455.000 Blokir Keseluruhan :
4 Jambi Rp. 180.730.000 Buka Rp.
5 Sumatera Selatan Rp. 459.595.000 Buka 5.086.405.00
6 Banten Rp. 438.845.000 Buka 0
7 Jawa Tengah Rp. 150.000.000 Buka
8 Kalimantan Selatan Rp. 180.085.000 Buka
9 Kalimantan Barat Rp. 254.610.000 Buka
10 Sulawesi Utara Rp. 325.140.000 Blokir
11 Gorontalo Rp. 289.090.000 Blokir
12 Sulawesi Tengah Rp. 500.000.000 Buka
13 Sulawesi Selatan Rp. 249.590.000 Buka
14 Bali Rp. 200.000.000 Buka
15 Maluku Utara Rp. 354.700.000 Buka
16 Papua Rp. 362.000.000 Blokir
Masalah Sempadan dan Gulma Air
Danau Toba
Kegiatan Perikanan Tangkap Danau
Rawa Pening
Masalah Gulma Air Danau Limboto
Kematian Massal Ikan Danau Maninjau
KEJADIAN IKAN MATI MASSAL
No Lokasi Waktu Kerugian
1 Danau Maninjau, 2-7 Jan 09 Rp 150 milyar terdiri dari:
Sumbar KJA 6.286 petak
1.042 KK
Ikan yang mati 13.413 ton
Kredit macet : Rp. 3,6 M
Zone 3.
pertanian
dan
Zone 4. peternakan
pemukiman & dengan
fasilitas umum limbah
terolah
KEWENANGAN
Penghitungan
Emisi GRK Lahan
Gambut
Latar Belakang :
Indonesia telah menetapkan target
penurunan emisi 26% dan 41% (dengan
tambahan pendanaan internasional)
Kewajiban negara perativikasi konvensi
untuk melaporkan emisi GRK (National
Communication)
Pengurangan emisi harus bersifat
terukur, dapat dilaporkan dan
diverifikasi (Measurable, Reportable,
and Varifiable)
LUAS KHG BERDASARKAN
WILAYAH ADMINISTRASI DI
INDONESIA
LUAS (HA)
PULAU NON LINDUNG JUMLAH
LINDUNG GAMBUT
Sumatera 8.385.668 2.702.531 10.888.199
Kalimantan 7.371.307 3.013.740 10.385.047
Sulawesi 568.496 62.656 611.152
Papua 9.415.435 1.266.827 10.682.262
Jawa 89.446 89.446
TOTAL 25.610.352 7.045.753 32.656.106
• ** includingSebangau
as new National Park in endorsed in 2004.
Kalteng
Indonesia merupakan negara terluas kawasan
gambut tropika, dan negara ke 4 terluas kawasan
gambut di dunia
KENDALA PENGELOLAAN
• Kelembagaan
Belum adanya peraturan yang mengatur
mekanisme dalam menterpadukan
pengelolaan gambut berbasiskan ekosistem
peraturan terpisah seperti kehutanan,
lingkungan pertambangan, sumber daya air
dll
Peatland