Anda di halaman 1dari 8

PENGELOLAAN SUMBERDAYA AIR TANAH DI KALIMANTAN TENGAH

Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Kalimantan Tengah


Disajikan pada SOSIALISASI MANAGEMEN AIR BAWAH TANAH
Di Kabupaten ..........
1. UMUM
Sumberdaya air merupakan salah satu sumberdaya alam yang ada di bumi sebagai
karunia dari Tuhan. Sumberdaya air mempunyai peranan sangat penting bagi
kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya yang ada di bumi ini. Air tidak
hanya untuk keperluan air minum dan rumah tangga saja, tetapi juga dimanfaatkan
dalam aspek kehidupan lainnya seperti pertanian, perkebunan, perumahan, industri,
pertambangan, dan lain-lain.
Sumber utama air berasal dari air hujan yang turun ke bumi, dimana sebagian akan
mengalir di permukaan tanah sebagai air permukaan dan sebagian lagi meresap ke
dalam tanah membentuk air tanah. Air permukaan dan air tanah akan mengalir dari
daerah yang lebih tinggi (daerah resapan) menuju ke daerah yang lebih rendah dan
akhirnya ke laut, dalam perjalannya, sebagian air tersebut akan menguap ke udara
menjadi awan, kemudian jatuh kembali lagi ke tanah sebagai hujan. Air tanah
merupakan pokok hidup bagi semua makhluk hidup. Oleh karena itu dalam
pengelolaannya harus`dapat menjamin pemenuhan kebutuhan yang berkecukupan
secara berkelanjutan. Keberadaan air tanah mempunyai fungsi sosial, lingkungan dan
ekonomi. Oleh karena itu, pengelolaannya harus dapat menjamin kelestarian dan
ketersediaannya secara berkesinambungan.
Masyarakat Kalimantan Tengah, sebagian besar masih mengandalkan air permukaan,
terutama air sungai sebagai keperluan hidup sehari-hari. Namun air permukaan ini
sangat dipengaruhi oleh adanya aktivitas disekitarnya, seperti penebangan hutan,
pembukaan lahan perkebunan maupun pertambangan, ditambah lagi dengan adanya
kegiatan pertambangan rakyat yang sama sekali tidak memperhatikan aspek ramah
lingkungan. Aktivitas tersebut menimbulkan dampak terhadap sistem perairan seperti
tingginya tingkat kekeruhan, terjadinya akumulasi logam berat, dan sebagainya atau
bisa dikatakan kualitas air sungai cenderung mudah mengalami degradasi. Melihat
kondisi ini, maka pemanfaatan air tanah harus ditingkatkan agar masyarakat
Kalimantan Tengah tidak kesulitan memperoleh kebutuhan air yang layak.

GAMBAR1. SIKLUS HIDROLOGI


2. LATAR BELAKANG
Air tanah terdapat di bawah permukaan tanah baik berada di daratan maupun di
bawah dasar laut, mengikuti sebaran karakteristik tempat keberadaannya yaitu dalam
lapisan tanah atau pada cekungan air tanah (CAT). Yang dimaksud CAT adalah suatu
wilayah yang dibatasi oleh batas hidrogeologis tempat semua kejadian hidrogeologis
seperti proses pengimbuhan, pengaliran dan pelepasan air tanah berlangsung (Pasal
1 angka 12 UU No. 7 Tahun 2004). Keberadaan air tanah di Indonesia cukup
melimpah, akan tetapi tidak di setiap tempat terdapat cekungan air tanah (CAT),
tergantung pada lokasi geologi meliputi proses pengendapan dan struktur geologi
yang berpengaruh terhadap sifat fisik tanah dan batuan serta curah hujan.
Pengambilan air tanah dalam upaya pemanfaatan atau penggunaannya memerlukan
proses sebagaimana dilakukan pada kegiatan pertambangan mencakup kegiatan
penggalian dan pengeboran.

GAMBAR 2. CEKUNGAN AIR TANAH

3. POTENSI AIR TANAH DI KALIMANTAN TENGAH


Berdasarkan dari data pemetaan hidrogeologi yang telah dilakukan oleh Badan
Geologi Kementerian ESDM di Kalimantan Tengah terdapat 2 (dua) Cekungan Air
Tanah (CAT) yaitu:

CAT Palangkaraya-Banjarmasin yang mempunyai potensi air tanah bebas


sebesar 32.393 (juta m3/tahun) Meliputi beberapa Kabupaten yang ada di
Kalimantan Tengah antara lain Kabupaten Sukamara, Kotawaringin Barat,
Seruyan, Kotawaringin Timur, Katingan, Gunung Mas, Palangkaraya, Kapuas,
Barito Selatan dan Barito Timur.

CAT Muara Lahai mempunyai potensi air tanah 1.697 (juta m3/tahun) Meliputi
Kabupaten Murung Raya dan Barito Utara

No.
CAT

Kode

Luas Wilayah
(km2)

150
167

A2
A2

95.980
4.115

GAMBAR 3. CEKUNGAN AIR TANAH (CAT) PALANGKARAYA-BANJARMASIN DAN


MUARA LAHAI
4. LANDASAN DAN ARAHAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR TANAH
Sebagai implementasi dalam penerapan Peraturan Pemerintah no 43 Tahun 2008,
tentang Air Tanah, kebijakan pengelolaan air tanah berdasarkan atas;

Air tanah mempunyai peran yang penting bagi kehidupan dan penghidupan
rakyat Indonesia, mengingat fungsinya sebagai salah satu kebutuhan pokok
hidup.

Air tanah harus dikelola secara bijaksana, menyeluruh, terpadu, berkelanjutan,


dan berwawasan lingkungan.

Pengelolaan air tanah secara teknis perlu disesuaikan dengan perilaku air tanah
meliputi keterdapatan, penyebaran, ketersediaan, dan kualitas air tanah serta
lingkungan keberadaannya.

Pengelolaan air tanah perlu diarahkan pada keseimbangan antara upaya


konservasi dan pendayagunaan air tanah yang terintegrasi dalam kebijakan dan
pola pengelolaan sumber daya air.

Kegiatan utama dalam pengelolaan air tanah yang mencakup konservasi dan
pendayagunaan air tanah diselenggarakan untuk mewujudkan:
a. Kelestarian dan kesinambungan ketersediaan air tanah
b. kemanfaatan air tanah yang berkelanjutan sebesar-besarnya kemakmuran
dan kesejahteraan rakyat

Pengelolaan air tanah wajib mengacu kebijakan pengelolaan air tanah


pada cekungan air tanah.

Kebijakan pengelolaan air tanah ditetapkan oleh Menteri, Gubernur, atau


Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangan masing-masing.

Kebijakan pengelolaan air tanah merupakan bagian dari kebijakan


sumber daya air (SDA).

Kebijakan SDA disusun dan dirumuskan oleh wadah koordinasi


pengelolaan SDA (Dewan SDA) (Pasal 86 ayat (2) UU No. 7 / 2004) ditetapkan
oleh Presiden.

5. PRINSIP KEBIJAKAN PENGELOLAAN AIR TANAH


Pengelolaan air tanah didasarkan pada cekungan air tanah (Pasal 12 ayat 2, UU No.
7 Tahun 2004, tentang Sumberdaya Air). Cekungan Air Tanah di Indonesia meliputi;
-

cekungan air tanah lintas negara, dikelola oleh Pemerintah Pusat

cekungan air tanah lintas provinsi, dikelola oleh Pemerintah Pusat

cekungan air tanah lintas kabupaten/kota, dikelola oleh Pemerintah


Provinsi

cekungan air tanah dalam kabupaten/ kota, dikelola oleh Pemerintah


kabupaten/kota.

Dalam pengelolaan air tanah berbasis CAT meliputi kegiatan perencanaan,


pelaksanaan, pengendalian, pengawasan, pemantauan dan evaluasi. Sebagaimana
juga dijabarkan dalam Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2008, tentang Air Tanah,
prinsip kebijakan pengelolaan air tanah meliputi;

Kelestarian kondisi dan lingkungan air tanah;

Prioritas kebutuhan air pokok hidup sehari-hari dan pertanian rakyat;

Kesejahteraan masyarakat provinsi atau kabupaten/kota pada CAT;

Keadilan dalam memenuhi kebutuhan air;

Penggunaan yang saling menunjang antara air tanah dan air permukaan
dengan mengutamakan penggunaan air permukaan;

Keseimbangan antara konservasi dan penggunaan air tanah.

6. STRATEGI PENGELOLAAN AIR TANAH

Menyiapkan pengaturan dan perencanaan pengelolaan air tanah.

Mengkoordinasikan kegiatan pengelolaan air tanah.

Menyediakan data dan informasi air tanah.

Melakukan pengendalian penggunaan air tanah.

Menerapkan perizinan penggunaan air tanah.

Melaksanakan kegiatan konservasi air tanah.

Menyelesaikan sengketa dalam pengelolaan air tanah.

Menyelenggarakan konservasi dengan menetapkan kawasan lindung dan


budidaya air tanah serta upaya2 konservasi dan pengawetannya.

Menyelenggarakan pendayagunaan air tanah secara terpadu dan menyeluruh


dengan menggunakan prinsip konservasi, keadilan, pemanfaatan akifer lintas
batas, cunjuctive use, demand management, dan korporasi yang mencerminkan
keseimbangan nilai nilai ekonomi, lingkungan, sosial dan budaya dari air tanah.

Menyelenggarakan pengendalian dan pemantauan pemanfaatan air tanah

Menyelenggarakan pemberdayaan masyarakat, swasta, pemerintah daerah dan


pusat dengan melibatkan pada setiap proses pengolahan, pendidikan dan
pelatihan.

Rencana Pengelolaan air Tanah


Rencana pengelolaan AT disusun melalui tahapan

inventarisasi AT;
penetapan zona konservasi AT; dan
penyusunan & penetapan rencana pengelolaan AT.
Rencana

pengelolaan

AT

memuat

pokok-pokok

program

konservasi,

pendayagunaan, & pengendalian daya rusak AT.


Penyusunan

rencana

pengelolaan

AT

melalui

konsultasi

publik

dg

mengikutsertakan instansi teknis & unsur masyarakat terkait.


Menteri menyusun & menetapkan rencana pengelolaan AT pada CAT lintas
provinsi atau lintas negara berdasarkan strategi pelaksanaan pengelolaan AT.
Gubernur menyusun & menetapkan rencana pengelolaan AT pada CAT lintas
kabupaten/kota berdasarkan strategi pelaksanaan pengelolaan AT.
Bupati/walikota menyusun & menetapkan rencana pengelolaan AT pada CAT
dalam satu kabupaten/kota berdasarkan strategi pelaksanaan pengelolaan AT.
Aspek Teknis dalam Pengelolaan Air Tanah adalah kegiatan yang berkaitan dengan
penyusunan rencana pengelolaan, yaitu :
1. Inventarisasi Air Tanah
-

Pemetaan, mengacu kepada SNI No. 3-4729-1998 & Panduan Teknis


Pengelolaan Air Tanah, 2004 (PTPAT, 2004)

Penyelidikan (SNI No. 13-7121-2005 & PTPAT, 2004)

Penelitian

Eksplorasi (PTPAT, 2004)

Evaluasi dan analisis data (PTPAT, 2004)

2. Penetapan Zona Konservasi air tanah


-

Zona perlindungan air tanah /daerah imbuhan air tanah.

Zona pemanfaatan air tanah (aman , rawan, kritis, & rusak)

7. POTENSI PENGUSAHAAN AIR TANAH


Hak Guna air terdiri dari hak guna pakai dan hak guna usaha. Secara prinsip izin hak
guna usaha air ini dikeluarkan oleh Bupati/Walikota sesuai kewenangannya, setelah
memperoleh

rekomendasi

teknis

dari

Menteri

atau

Gubernur

sesuai

kewenangannya. Hak Guna di peroleh tanpa izin, hak ini pada prinsipnya adalah
untuk :

1. Kebutuhan pokok sehari-hari dengan kriteria :

Penggunaan air tanah dari sumur bor dengan diameter < 2 inchi

Penggunaan air tanah dengan tenaga manusia dari sumur gali

Penggunaan air tanah kurang dari 100 m3/bulan per kepala keluarga

Penggunaan air tanah dari sumur bor dengan diameter < 4 inchi dengan
pengambilan kurang dari 100 m3/bulan

2. Pertanian Rakyat, dengan kriteria :

Pemakaian tidak lebih 2 liter/detik per kepala keluarga

Tidak mengganggu kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat setempat

Sumur di areal pertanian jauh dari pemukiman.

8. UPAYA YANG TELAH DILAKUKAN


Langkah-langkah yang telah dilakukan baik dari aspek regulasi maupun teknis oleh
pemerintah daerah Provinsi Kalimantan Tengah melalui Dinas Pertambangan dan
Energi Provinsi Kalimantan Tengah adalah;

Menyusun Peraturan Daerah Provinsi Kalimantan Tengah tentang Pengelolaan


Air Tanah

Menerbitkan rekomendasi teknis perizinan penggunaan air tanah

Melaksanakan survey geolistrik

Melakukan pembangunan sumur bor, saat ini sudah sekitar 43 desa pada 12
kabupaten/ kota yang sudah dilakukan uji geolistrik.

Pemanfaatan air tanah sudah banyak dilakukan guna keperluan hidup seharihari oleh masyarakat yang tinggal di hampir semua ibukota kabupaten/ kota,
industri pertambangan, perkebunan dan transmigrasi.

Anda mungkin juga menyukai