Anda di halaman 1dari 80

LEMBAR KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala Rahmat, Karunia
dan Kuasa-Nya, sehingga Penyusunan Laporan Akhir Kegiatan Internalisasi RPDAST DAS
Musi ke dalam RTRW/ RPJMD, Wilayah Kerja Balai Pengelolaan DAS Musi dapat
terselesaikan dengan baik.
Laporan Akhir ini merupakan bagian dari produk kegiatan yang di dalamnya
meliputi Pendahuluan, Tahapan Pelaksanaan Internalisasi RPDAS, Permasalahan dan
Solusi, serta Kesimpulan.
Pada kesempatan ini kami juga mengucapkan terima kasih kepada PUSPICS
Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta yang telah membantu
menyediakan tenaga ahli yang berkompeten dalam pelaksanaan kegiatan ini dan kami
berharap semoga hasil dari pekerjaan ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak.

Palembang, Desember 2015


Kepala Balai Pengelolaan
DAS Musi

Ir. Alrasyid, M.Si


NIP. 19610618 199103 1 001

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD i


DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................. 1


1.1. Latar Belakang....................................................................................1
1.2. Maksud dan Tujuan.............................................................................2
1.3. Sasaran..............................................................................................3
1.4. Pengertian..........................................................................................3
BAB 2 TAHAPAN PELAKSANAAN INTERNALISASI RPDAS ........................................ 5
2.1. Koordinasi dengan Para Pihak ..............................................................5
2.2. Kunjungan Lapangan Melihat Implementasi RPDAS................................6
2.3. Penyusunan Laporan Internalisasi RPDAS .............................................6
BAB 3 HASIL INTERNALISASI RPDAS ..................................................................... 8
3.1. Tahapan Penyusunan RPDAST DAS Musi...............................................8
3.2. Tindak Lanjut Penyusunan RPDAST DAS Musi ..................................... 10
3.3. Tahapan Internalisasi RPDAST DAS Musi ke Dalam RTRW/ RPJMD ........ 10
3.4. Analisis dan Penilaian Internalisasi RPDAST DAS Musi ke Dalam RTRW/
RPJMD ............................................................................................... 13
3.4.1. Sejauh mana para pihak mengetahui dan menyadari permasalahan yang
terjadi di wilayah masing-masing terkait dengan DAS, dan sejauh mana
RPDAS Terpadu yang sudah disusun mampu mewadahi permasalahan
yang ada tersebut. .............................................................................. 13
3.4.2. Sejauh mana para pihak menjabarkan dan melaksanakan
program/kegiatan yang telah disepakati dalam RPDAS Terpadu ............... 22
3.4.3. Sejauh mana permasalahan yang diungkap dan rencana
program/kegiatan dalam RPDAS Terpadu terinternalisasi dalam
RPJMD/RTRW masing-masing provinsi/kabupaten/kota ........................... 50
3.4.4. Sejauh mana implementasi (Penerapan) program/kegiatan dalam RPDAS
Terpadu DAS Musi di lapangan ............................................................. 57
BAB 4 PERMASALAHAN DAN SOLUSI .................................................................... 68
4.1. Permasalahan dan Solusi dalam Proses Internalisasi RPDAST DAS Musi ke
dalam RTRW/ RPJMD .......................................................................... 68
4.2. Permasalahan dan Solusi dalam kegiatan penyusunan Internalisasi
RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD .......................................... 72
BAB 5 KESIMPULAN .............................................................................................. 75

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD ii


DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 SKPD Yang Dilibatkan Dalam Internalisasi RPDAS Terpadu .......................................... 11
Tabel 3.2 Monev Permasalahan Dalam Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
(RPDAST) Musi (Observasi Lapangan) ................................................................ 14
Tabel 3.3 Rekapitulasi Monev Permasalahan Dalam Rencana Pengelolaan DAS
Terpadu (RPDAST) Musi (Observasi Lapangan) .................................................. 15
Tabel 3.4 Monev Permasalahan Dalam Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
(RPDAST) Musi (Analisis Data Sekunder) ............................................................ 18
Tabel 3.5 Rekapitulasi Monev Permasalahan Dalam Rencana Pengelolaan DAS
Terpadu (RPDAST) Musi (Analisis Data Sekunder)............................................... 19
Tabel 3.6 Monev Permasalahan Dalam Rencana Pengelolaan DAS Terpadu
(RPDAST) Musi (FGD) ....................................................................................... 20
Tabel 3.7 Rekapitulasi Monev Permasalahan Dalam Rencana Pengelolaan DAS
Terpadu (RPDAST) Musi (FGD) .......................................................................... 21
Tabel 3.8 Monev Program Rencana Pengelolaan DAS Terpadu (RDAST) DAS
Musi .................................................................................................................. 25
Tabel 3.9 Rekapitulasi Monev Program Rencana Pengelolaan Das Terpadu
(RDAST) DAS Musi ............................................................................................. 33
Tabel 3.10 Akomodasi Permasalahan RPDAS Terpadu DAS Musi dalam RPJM
Provinsi Sumatera Selatan .................................................................................. 51
Tabel 3.11 Rekapitulasi Monev Internalisasi Rencana Pengelolaan Das Terpadu
(RPDAST) Musi Pada RPJMD............................................................................... 56
Tabel 4.1 Permasalahan dan Solusi dalam Proses Internalisasi RPDAST DAS
Musi ke dalam RTRW/ RPJMD ............................................................................ 69
Tabel 4.2 Permasalahan dan Solusi dalam kegiatan penyusunan Internalisasi
RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD ........................................................ 73

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD iii


DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Bangunan Sipil Teknis berupa embung di Kabupaten Ogan Ilir ................................. 58
Gambar 3.2 Hutan Kota di Kecamatan Lubuk Linggau Utara I, Kota Lubuk
Linggau ............................................................................................................. 59
Gambar 3.3 Hutan Rakyat di Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten OKI.................................... 60
Gambar 3.4 Hutan Rakyat di Desa Penang Jaya, Kabupaten Muara Enim .................................... 61
Gambar 3.5 Pintu air pada sub DAS Lalan, Kabupaten Muaro Jambi ............................................ 62
Gambar 3.6 Lokasi Hutan Kota seluas 5 Ha d Desa Kota Baru Selatan,
Kecamatan Martapura, Kabupaten OKU Timur..................................................... 63
Gambar 3.7 Kondisi bangunan embung di Desa Way Salak, Kecamatan
Jayapura, .......................................................................................................... 64
Gambar 3.8 Bendungan Upper Komering di Kabupaten OKU Timur............................................. 65
Gambar 3.9 Hutan Kota di Kabupaten Rejang Lebong ................................................................ 66
Gambar 3.10 Pembangunan DAM Penahan di Sungai Air Rawas, Desa Lawang
Agung, Kecamatan Muara Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara ............................ 67

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD iv


BAB BAB
1 I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengelolaan DAS, saat ini makin dirasakan penting keberadaannya
oleh seluruh pihak. Hal ini terkait dengan semakin banyak dan semakin
seringnya bencana banjir, tanah longsor, kekeringan dan kebakaran
hutan/lahan yang terjadi di negara kita. Analisis berbasiskan satuan DAS yang
menawarkan 2 kegiatan untuk pengendalian bencana tersebut, berupa
kegiatan vegetatif (penanaman) dan sipil teknis/konservasi tanah (sumur
resapan, dam penahan, dam pengendali, gully plug dll), dianggap merupakan
solusi yang tepat dalam pengendalian bencana tersebut. Selain itu, solusi
tersebut juga merupakan sarana untuk mencapai salah satu tujuan dari
pengelolaan DAS, yaitu tata air DAS yang optimal, baik secara kuantitas,
kualitas dan kontinuitas dalam distribusi ruang dan waktu.
Pemanfaatan DAS oleh berbagai sektor, yang memiliki regulasi
masing-masing tentunya memiliki arah tujuan yang berbeda-beda, yang pada
akhirnya akan menurunkan daya dukung DAS. Oleh karena itu dikeluarkanlah
suatu aturan hukum yang akan mensinergikan tujuan dari seluruh regulasi
sektor-sektor tersebut, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 37 tentang
Pengelolaan DAS.
Sebenarnya sudah banyak konsep pembangunan yang berbasis pada
pelestarian ekosistem DAS, namun demikian dalam implementasinya di
lapangan ternyata masih banyak menghadapi kendala dan hambatan, antara
lain disebabkan :
1. Kekurangpahaman atau kekurangpedulian para pihak baik pemangku
kewenangan maupun pengusaha dan masyarakat.
2. Lemahnya koordinasi dan sinergitas antar para pihak (stakeholders)
dalam pengelolaan DAS.
3. Penonjolan kepentingan jangka pendek sektoral atau kedaerahan untuk
memperoleh manfaat ekonomi semata tanpa mengindahkan dampak
negatif terhadap kelestarian ekosistem DAS.
4. Kurangnya penegakan hukum secara tegas terhadap pelangggaran dan
penyimpangan yang menyebabkan kerusakan lingkungan.

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 1


Dengan kompleksitas permasalahan dalam pengelolaan DAS, kita
semua harus maklum bahwa penyelesaian masalah pengelolaan DAS tidak
bisa dilakukan oleh hanya satu sektor atau satu institusi saja, misalnya tidak
bisa ditangani hanya oleh kehutanan saja, melainkan haruslah bersifat
multisektor dan seringkali harus melibatkan beberapa wilayah administrasi
pemerintahan dalam DAS yang bersangkutan. Untuk memperoleh
keterpaduan pengelolaan DAS yang optimal dibutuhkan persepsi dan
komitmen bersama yang tinggi dari para pihak, yaitu baik kalangan
pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Untuk itu dalam penyelenggaraan
pengelolaan DAS tersebut diperlukan suatu perencanaan yang komprehensif
yang mengakomodasikan berbagai kepentingan pemangku kepentingan
(stakeholders) dalam suatu wilayah DAS dalam bentuk Rencana Pengelolaan
DAS sebagaimana diamanatkan dalam PP. No. 37 Tahun 2012.
Pada RPJM 2010 – 2014, telah disusun 108 Rencana Pengelolaan DAS
(RPDAS) Prioritas sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
SK.328/Menhut-II/2009 tentang Penetapan DAS Prioritas Dalam Rangka
RPJM 2010 – 2014. Selanjutnya, dalam RPJM 2015 – 2019 salah satu output
kegiatan Direktorat Jenderal Pengelolaan DAS dan Hutan Lindung adalah
Internalisasi 108 RPDAS yang telah disusun dalam RTRW.

1.2. Maksud dan Tujuan


Maksud dilakukannya kegiatan Internalisasi RPDAST Musi ke dalam
RTRW/ RPJMD yaitu untuk meningkatkan pemahaman stakeholder/SKPD
terkait tentang RPDAS yang telah disusun, menilai relevansi RPDAS dengan
kondisi saat ini, meningkatkan implementasi RPDAS dalam kegiatan-kegiatan
pengelolaan DAS. Sedangkan tujuan dilakukannya kegiatan Internalisasi
RPDAST Musi ke dalam RTRW/ RPJMD yaitu:
1. Mengetahui sejauh mana RPDAS yang sudah disusun dapat
mengakomodasi permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat ini.
2. Mengetahui seberapa besar program-program dalam RPDAS diakomodasi
oleh stakeholder dalam kegiatan pengelolaan DAS selama ini.
3. Mengetahui sejauh mana peran dalam program-program RPDAS
dilaksanakan oleh stakeholder terkait selama ini.
4. Mengetahui sejauh mana Implementasi (Penerapan) program/ kegiatan
dalam RPDAS Terpadu DAS Musi di lapangan

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 2


1.3. Sasaran
Sasaran Internalisasi RPDAST ke dalam RTRW/ RPJMD ini adalah DAS
Musi yang termasuk 108 RPDAS yang telah disusun pada RPJM 2010 - 2014
sesuai dengan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK.328/Menhut-II/2009
tentang Penetapan DAS Prioritas Dalam Rangka RPJM 2010 – 2014. DAS Musi
termasuk dalam wilayah kerja BPDAS Musi dan mencakup Provinisi Sumatra
Selatan, Jambi, Bengkulu, dan Lampung.

1.4. Pengertian
Dalam Peraturan Dirjen Pengendalian DAS dan Hutan Lindung ini, yang
dimaksud dengan :
1. Internalisasi RPDAS dalam RTRW adalah upaya untuk memastikan bahwa
substansi RPDAS terintegrasi kedalam muatan RTRW sehingga dapat
diimplementasikan oleh SKPD di daerah.
2. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu wilayah
daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak
sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan mengalirkan air yang
berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat
merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan
yang masih terpengaruh aktivitas daratan.
3. Pengelolaan DAS adalah upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal
balik antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala
aktivitasnya, agar terwujud kelestarian dan keserasian ekosistem serta
meningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagi manusia secara
berkelanjutan.
4. Rencana Pengelolaan DAS adalah suatu rencana yang disusun secara utuh
dari hulu, tengah sampai dengan hilir, melibatkan para pemangku kepentingan
di wilayah DAS tersebut, melalui tahapan perumusan masalah, tujuan, strategi
serta monitoring dan evaluasi. Rencana tersebut disahkan oleh pejabat sesuai
dengan kewenangannya dan berlaku selama jangka waktu 15 (lima belas)
tahun.
5. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) adalah arahan kebijakan dan strategi
pemanfaatan ruang wilayah nasional/provinsi/kabupaten/kota yang dijadikan
acuan untuk perencanaan jangka panjang.
6. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) adalah
dokumen perencanaan pembangunan daerah untuk periode 5 (lima) tahunan
yang merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah dengan

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 3


berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah serta
memperhatikan Rencana Panjang Menengah Nasional (RPJMN).

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 4


BAB BAB
2 II
TAHAPAN PELAKSANAAN INTERNALISASI RPDAS

Dalam pengelolaan sumberdaya alam untuk pembangunan wilayah tidak hanya


mengacu kepada Rencana Tata Ruang saja tetapi juga mengacu kepada RPDAS
yang telah disusun secara partisipatif dan terpadu.

Pelaksanaan kegiatan Internalisasi RPDAS dalam RTRW dilaksanakan secara


bersama-sama oleh Unit Pelaksana Teknis Balai Pengelolaan DAS dengan melibatkan
para pihak di wilayah kerja BPDAS yang terkait dengan penyusunan 108 RPDAS
prioritas dalam RPJM 2010 – 2014.

Tahapan pelaksanaan kegiatan internalisasi RPDAS dalam RTRW adalah


sebagai berikut :

A. Koordinasi dengan parapihak


B. Kunjungan lapangan untuk melihat implementasi RPDAS oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah
C. Penyusunan laporan internalisasi RPDAS

2.1. Koordinasi dengan Para Pihak

Koordinasi dengan para pihak dilakukan secara bersama-sama, antara Unit


Pelaksana Tenis Balai Pengelolaan DAS sebagai inisiator penyusunan RPDAS di
wilayah kerjanya dengan Bappeda dan Satuan Kerja Perangkat Daerah serta Forum
DAS. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah materi RPDAS telah diakomodir
dalam RTRW/RPJMD. Jenis kegiatan koordinasi dengan para pihak ini meliputi:

1. Kunjungan Balai Pengelolaan DAS ke Bappeda dan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota untuk mengetahui sejauh mana materi RPDAS telah diakomodir dalam
RTRW/RPJMD dan rencana pembangunan sektor.
2. Penyelenggaraan rapat yang di inisiasi oleh Balai Pengelolaan DAS dan dilakukan
dengan Bappeda dan Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten/Kota.

Tahapan kegiatan koordinasi dengan para pihak yang dilakukan secara bersama-sama
antara Balai Pengelolaan DAS dengan Bappeda dan Satuan Kerja Perangkat Daerah
Kabupaten/Kota meliputi:

1. Penggandaan dokumen RTRW dan RPJMD Bappeda dan Satuan Kerja Perangkat
Daerah di Kabupaten/Kota.

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 5


2. Pencermatan RTRW/RPJMD Kabupaten/Kota oleh Balai Pengelolaan DAS untuk
mengetahui apakah dokumen tersebut telah mengakomodir materi RPDAS.
3. Pencermatan rencana pembangunan SKPD terkait di Kabupaten/Kota oleh Balai
Pengelolaan DAS untuk mengetahui apakah dokumen tersebut telah mengakomodir
materi RPDAS
4. Informasi yang diperlukan untuk butir 1 dan 2 di atas antara lain berupa rincian
kegiatan, lokasi kegiatan, anggaran kegiatan, jadwal kegiatan, peta lokasi kegiatan dan
lain-lain.

2.2. Kunjungan Lapangan Melihat Implementasi RPDAS

Kunjungan lapangan untuk melihat implementasi RPDAS dilakukan secara


bersama-sama, antara Balai Pengelolaan DAS sebagai inisiator penyusunan RPDAS di
wilayah kerjanya dengan Bappeda dan Satuan Kerja Perangkat Daerah. Hal ini
dilakukan untuk melihat realisasi pelaksanaan kegiatan yang telah ditetapkan
bersama dalam dokumen RPDAS. Jenis kegiatan kunjungan lapangan ini meliputi:
Monitoring oleh Balai Pengelolaan DAS ke lapangan tempat pelaksanaan kegiatan
pengelolaan DAS.

Beberapa kegiatan yang perlu dilihat dalam tahapan kunjungan lapangan ini meliputi:

1. Kegiatan Kehutanan
2. Kegiatan Pertanian (termasuk perikanan dan peternakan)
3. Kegiatan Perkebunan
4. Kegiatan Pertambangan
5. Kegiatan Pekerjaan Umum
6. Kegiatan Pengendalian dan Pencemaran
7. Kegiatan lainnya sesuai dengan matriks kegiatan dalam RPDAS.

Hasil kunjungan lapangan ini dilengkapi dengan informasi berupa dokumentasi


kegiatan.

2.3. Penyusunan Laporan Internalisasi RPDAS

Penyusunan laporan internalisasi RPDAS dilakukan oleh Unit Pelaksana Teknis


Balai Pengelolaan DAS sebagai inisiator penyusunan RPDAS untuk dinilai oleh

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 6


instansi daerah yang berwenang di wilayah kerjanya. Jenis kegiatan Penyusunan
laporan internalisasi RPDAS ini meliputi:

1. Konsultasi Balai Pengelolaan DAS ke Direktorat Jenderal Pengendalian DAS dan Hutan
Lindung.
2. Penyelenggaraan rapat oleh Balai Pengelolaan DAS.

Rincian kegiatan yang dilakukan dalam tahapan penyusunan laporan internalisasi


RPDAS ini meliputi:

1. Penyusunan draft laporan internalisasi RPDAS


2. Pembahasan draft laporan internalisasi RPDAS
3. Finalisasi laporan internalisasi RPDAS.

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 7


BAB
BAB 3 III
HASIL INTERNALISASI RPDAS

3.1. Tahapan Penyusunan RPDAST DAS Musi

Rencana Pengelolaan DAS Terpadu DAS Musi disusun mulai tahun 2010 yaitu
dengan melakukan identifikasi dan inventarisasi permasalahan pada DAS Musi.
Kemudian pada Tahun 2011 dibentuk Tim Penyusun RPDAST DAS Musi dengan
melibatkan SKPD Pengelola DAS pada 4 Provinsi, UPT Kementerian Kehutanan
lingkup Provinsi Sumatera Selatan, BPDAS Provinsi Bengkulu, Jambi dan Lampung,
Universitas Sriwijaya, Mitra, dan LSM. 
Sebagai landasan kerja bagi tim penyusun
tersebut, diterbitkan SK Pembentukan Tim Penyusun RPDAST DAS Musi yang
disahkan oleh Gubernur Sumsel, Bengkulu, Jambi dan Lampung.

Selanjutnya tim bekerja dalam kurun waktu satu tahun (2011) untuk
menyusun RPDAS Terpadu DAS Musi melalui tahapan-tahapan kegiatan sebagai
berikut :
1. Pada bulan Agustus 2011, melaksanakan rapat tata ruang DAS di Yogyakarta
bekerjasama dengan PUSPICS Fakultas Geografi UGM. Rapat melibatkan
Bappeda Provinsi Sumsel, Bengkulu, Jambi dan Lampung; Dinas yang
menangani kehutanan, Universitas Sriwijaya, Forum DAS Sumsel, Jambi,
Bengkulu dan Lampung. Output berupa Dokumen Penyusunan Rencana
Pengelolaan SWP DAS Musi Terpadu; 

2. Pada tanggal 27-28 Oktober 2011, melaksanakan rapat analisis peran para pihak
dalam rangka penyusunan RPDAST DAS Musi. Para peserta yang hadir meliputi
Bappeda, BLH, Dinas yang 
menangani kehutanan di Provinsi Sumsel, Bengkulu,
Jambi dan Lampung serta Biro hukum setda Provinsi Sumsel, BPDAS Bengkulu,
Jambi, Sumsel dan Lampung, UPT Kementerian Kehutanan lingkup Provinsi
Sumatera Selatan. Kegiatan ini merupakan kerjasama BPDAS Musi dengan
Forum DAS Sumsel, Bengkulu, Jambi dan Lampung;
3. Pada tanggal 29 dan 30 Nopember 2011, melaksanakan seminar dan
pembahasan rekomendasi RPDAST DAS Musi dengan melibatkan seluruh
stakeholder terkait pengelolaan DAS di wilayah kerja BPDAS Musi; dan 

4. Pada tanggal 13 Desember 2011, melaksanakan seminar dan pembahasan

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 8


rekomendasi RPDAST DAS Musi melibatkan seluruh stakeholder terkait
pengelolaan DAS di wilayah kerja BPDAS Musi. Kegiatan ini merupakan
kerjasama BPDAS Musi dengan Forum DAS Sumsel. 


RPDAS Terpadu DAS Musi yang telah disusun tersebut kemudian disahkan
pada tahun 2012 oleh 4 (empat) Gubernur yang wilayahnya sebagian berada di
dalam DAS Musi, yaitu Gubernur Sumatera Selatan, Gubernur Lampung, Gubernur
Bengkulu, dan Gubernur Jambi. RPDAS Terpadu DAS Musi ini secara resmi telah
menjadi dokumen acuan bagi pelaksanaan kegiatan pengelolaan DAS Musi oleh
seluruh kabupaten/kota di ke-empat wilayah provinsi tersebut. Wilayah
kabupaten/kota tersebut adalah :
A. Provinsi Sumatera Selatan
1. Kab. Banyuasin
2. Kab. Empat Lawang
3. Kab. Lahat
4. Kab. Muara Enim
5. Kab. Musi Banyuasin
6. Kab. Musi Rawas
7. Kab. Musi Rawas Utara
8. Kab. Ogan Ilir
9. Kab. Ogan Komering Ilir
10. Kab. Ogan Komering Ulu
11. Kab. Ogan Komering Ulu Selatan
12. Kab. Ogan Komering Ulu Timur
13. Kab. Penukal Abab Lematang Ilir
14. Kota Lubuklinggau
15. Kota Pagar Alam
16. Kota Palembang
17. Kota Prabumulih

B. Provinsi Bengkulu
1. Kab. Kepahiang
2. Kab. Rejang Lebong

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 9


C. Provinsi Jambi
1. Kab. Batanghari
2. Kab. Muaro Jambi
3. Kab. Sarolangun

D. Provinsi Lampung
1. Kab. Lampung Barat
2. Kab. Way Kanan

3.2. Tindak Lanjut Penyusunan RPDAST DAS Musi

Sebagai tindak lanjut dari penetapan RPDAS Terpadu DAS Musi tersebut,
dilakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut :
1. Pada tahun 2013, RPDAST DAS Musi dipakai sebagai salah satu dasar dalam
penyusunan Raperda Pengelolaan DAS Sumatera Selatan 

2. Perda Pengelolaan DAS Sumatera Selatan No. 5 / 2013 Tanggal 17 April 2013
disahkan oleh Gubernur Sumatera Selatan 

3. Salah satu implemetasi dari RPDAST DAS Musi adalah disusunya Dokumen
Rencana Tindak DAS Rawan Bencana Wilayah Kerja BPDAS Musi (Sub DAS
Komering) Kab. OKU Timur dan OKU Selatan pada Tahun 2013. 

4. Tahun 2014, Dokumen Rencana Tindak DAS Rawan Bencana Wilayah Kerja
BPDAS Musi (Sub DAS Komering) Kab. OKU Timur dan OKU Selatan disahkan
oleh Bupati OKU Timur dan OKU Selatan.

3.3. Tahapan Internalisasi RPDAST DAS Musi ke Dalam RTRW/ RPJMD

Pada tahun 2015 dilakukan kegiatan Internalisasi RPDAS Terpadu DAS Musi
dalam RPJMD/RTRW untuk melihat sejauh mana peran para pihak yang terkait
dalam kegiatan pengelolaan DAS Musi seperti dalam RPDAS Terpadu DAS Musi
dalam melakukan kegiatannya. Hal ini sangat penting, mengingat dalam
implementasi RPDAS Terpadu DAS Musi melibatkan seluruh pihak sesuai dengan
Tupoksi masing-masing seperti yang tercantum dalam dokumen RPDAS Terpadu
DAS Musi. Untuk mengetahui sejauh mana para pihak mengetahui, memahami dan
melaksanakan kegiatan-kegiatan yang telah disepakati bersama dalam RPDAS
Terpadu DAS Musi, maka dilakukan kegiatan FGD (Focus Group Discussion) dengan

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 10


para pihak tersebut. Kegiatan FGD dilaksanakan pada tanggal 2-3 November 2015
dan 9-10 Desember 2015 di Palembang. Para pihak yang dilibatkan dalam kegiatan
FGD tersebut adalah SKPD terkait dari masing masing provinsi/kabupaten/kota yang
wilayahnya sebagian berada di dalam DAS Musi. SKPD yang dilibatkan dalam proses
internalisasi RPDAS Terpadu DAS Musi disajikan pada tabel 3.1. berikut.

Tabel 3.1 SKPD Yang Dilibatkan Dalam Internalisasi RPDAS Terpadu


Provinsi Kabupaten/ Kota SKPD yang Mengisi Kuisioner FGD
Sumatera 1. Kab. Banyuasin 1. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Selatan 2. Bappeda
2. Kab. Empat Lawang Tidak menulis instansinya
3. Kab. Lahat 1. Bappeda
2. Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura
4. Kab. Muara Enim 1. Dinas Kehutanan
2. Sekda
3. Badan Lingkungan Hidup
5. Kab. Musi Banyuasin 1. BLH
2. Sekda
3. BLH
4. Distamben
6. Kab. Musi Rawas 1. Dinas Peternakan dan Perikanan
2. Dinas Kehutanan
3. BLHD
4. Dinas Perkebunan
7. Kab. Musi Rawas Utara DPE-LH
8. Kab. Ogan Ilir Tidak menulis instansinya
9. Kab. Ogan Komering Ilir 1. Dinas Kehutanan
2. BLH
10. Kab. Ogan Komering Ulu 1. Dinas Perkebunan dan Kehutanan
2. Bappeda
3. Dinas Peternakan
4. Dinas Pekerjaan Umum
11. Kab. Ogan Komering Ulu Selatan 1. BPBD
2. Dinas Perikanan dan Peternakan
3. Kantor Lingkungan Hidup
4. Dinas Kehutanan dan Perkebunan

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 11


Provinsi Kabupaten/ Kota SKPD yang Mengisi Kuisioner FGD
12. Kab. Ogan Komering Ulu Timur 1. Badan pengendalian Dampak Lingkungan
2. Bappeda
13. Kab. Penukal Abab Lematang Ilir 1. Dinas Perkebunan dan Kehutanan
2. Dinas PU. Cipta Karya
3. Dishutbun
14. Kota Lubuklinggau 1. KLH
2. DTPPPK dan Tanaman Pangan
Perkebunan dan Kehutanan
15. Kota Pagar Alam Dishutbun
16. Kota Palembang -
17. Kota Prabumulih 1. BLH
2. Dinas Perkebunan Pertanian Peternakan
Perijinan dan Kehutanan
1. Kab. Kepahyang 1. Bappeda
Bengkulu 2. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
2. Kab. Rejang Lebong 1. BLH
2. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Jambi 1. Kab. Batanghari Dinas Pertanian Tanaman Pangan
2. Kab. Muaro Jambi -
3. Kab. Sarolangun -
Lampung 1. Kab. Lampung Barat Dinas Perikanan
2. Kab. Way Kanan Tidak menulis instansinya
Sumber: Analisis, 2015

Parameter yang digunakan untuk melihat proses internalisasi RPDAST DAS


Musi yaitu :
1. Sejauh mana para pihak mengetahui dan menyadari permasalahan yang terjadi
di wilayah masing-masing terkait dengan DAS, dan sejauh mana RPDAS Terpadu
yang sudah disusun mampu mewadahi permasalahan yang ada tersebut;
2. Sejauh mana para pihak menjabarkan dan melaksanakan program/kegiatan
yang telah disepakati dalam RPDAS Terpadu; dan
3. Sejauh mana permasalahan yang diungkap dan rencana program/kegiatan
dalam RPDAS Terpadu terinternalisasi dalam RPJMD/RTRW masing-masing
provinsi/kabupaten/kota.
4. Sejauh mana Implementasi (Penerapan) program/ kegiatan dalam RPDAS
Terpadu DAS Musi di lapangan

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 12


3.4. Analisis dan Penilaian Internalisasi RPDAST DAS Musi ke Dalam
RTRW/ RPJMD

Setelah melakukan kegiatan FGD, kemudian dilakukan kegiatan analisisi dan


penilaian terhadap jawaban dari para pihak terhadap pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan dalam kegiatan tersebut. Selain itu dapat pula digali berbagai informasi
terbaru yang menyangkut kondisi DAS Musi terkini, yang nantinya dapat digunakan
dalam proses perbaikan RPDAS Terpadu DAS Musi. Hasil penilaian terhadap
internalisasi RPDAS Terpadu DAS Musi adalah sebagai berikut :

3.4.1. Sejauh mana para pihak mengetahui dan menyadari permasalahan yang
terjadi di wilayah masing-masing terkait dengan DAS, dan sejauh mana
RPDAS Terpadu yang sudah disusun mampu mewadahi permasalahan yang
ada tersebut.

Untuk menilai parameter ini dalam FGD dilakukan pencermatan bersama


terhadap permasalahan-permasalahan yang diungkap dalam penyusunan RPDAS
Terpadu DAS Musi. Selanjutnya para pihak diminta untuk menilai apakah
permasalahan tersebut sesuai dengan permasalahan yang dihadapi di lapangan?
Permasalahan yang diungkap dalam RPDAS Terpadu DAS Musi dikelompokkan
menjadi 3 (tiga), yaitu permasalahan yang diperoleh dari kegiatan survei
lapangan, permasalahan yang diperoleh dari analisis data sekunder, dan
permasalahan yang diperoleh dalam proses FGD penyusunan RPDAS Terpadu,
yang masing-masing dikelompokkan menjadi permasalahan di wilayah hulu,
tengah dan hilir DAS. Suatu wilayah provinsi/kabupaten/kota dapat memiliki
wilayah yang merupakan bagian hulu, tengah dan hilir DAS Musi, ataupun hanya
memiliki wilayah yang merupakan hulu saja, tengah saja dan hilir saja dari DAS
Musi. Oleh karena itu dalam kegiatan pencermatan permasalahan diawali
dengan proses penyamaan persepsi mengenai pembagian wilayah hulu, tengah
dan hilir DAS Musi. Hasil FGD disajikan pada tabel 3.2., sampai dengan 5.7.

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 13


Tabel 3.2 Monev Permasalahan Dalam Rencana Pengelolaan DAS Terpadu (RPDAST) Musi (Observasi Lapangan)
PROVINSI SUMSEL PROV. BENGKULU RPOV. JAMBI PROV. LAMPUNG

4. Kab. Tanjung Jabung


9. Kab. Ogan Komering

13. Kab. Penukal Abab

1. Kab. Lampung Barat


14. Kota Lubuklinggau

2. Kab. Rejang Lebong


Komering Ulu Selatan
2. Kab. Empat Lawang

17. Kota Prabumulih

2. Kab. Muaro Jambi


15. Kota Pagar Alam
Komering Ulu Timur

16. Kota Palembang


4. Kab. Muara Enim

6. Kab. Musi Rawas

7. Kab. Musi Rawas

3. Kab. Sarolangun

2. Kab. Way Kanan


1. Kab. Kepahyang

1. Kab. Batanghari
1. Kab. Banyuasin

8. Kab. Ogan Ilir

12. Kab. Ogan


10. Kab. Ogan
Komering Ulu
11. Kab. Ogan

Lematang Ilir
3. Kab. Lahat

5. Kab. Musi
Banyuasin

Timur
Utara

Ilir
NO. PERMASALAHAN DARI HASIL OBSERVASI LAPANGAN

Permasalahan di Wilayah Hulu

1 Banyaknya lahan kritis

2 Semakin tinggi erosi

3 Degradasi fungsi konservasi sumberdaya air

Permasalahan di Wilayah Tengah

1 Meningkatnya beban pencemaran ke Sungai Musi

2 Kulitas airnya semakin menurun

Laju degradasi lahan terus meningkat dan tidak


3
sebanding dengan upaya rehabilitasi

Masih banyak terdapat lahan kritis yang umumnya


4
berada di kaw asan hutan dan menjadi lahan ter lantar

Permasalahan lingkungan sebagai akibat dari kegiatan


5
pertambangan masyarakat yang tidak teratur

Alih fungsi penggunaan lahan diantaranya berupa


6
ekspansi perkebunan sawit

Masih terjadinya kegiatan perambahan hutan dan


7
kebakaran hutan
Permasalahan di Wilayah Hilir
Banyaknya alih fungsi lahan dari lahan pertanian
1 menjadi permukiman akibat berkembangnya
permukiman tanpa perencanaan yang baik

2 Terjadinya degradasi prasarana pengendali banjir

Menurunnya fungsi prasarana saluran pembuangan air


3
di perkotaan khususnya Kota Palembang

Kurangnya prasarana pengendali banjir di muara, dan


4
terjadinya abrasi

Sumber: Analisis, 2015


Relevan Tidak Relevan

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 14


Tabel 3.3 Rekapitulasi Monev Permasalahan Dalam Rencana Pengelolaan DAS Terpadu (RPDAST) Musi (Observasi Lapangan)
SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK RELEVAN

TIDAK RELEVAN

TIDAK RELEVAN

TIDAK RELEVAN
MENJAWAB

MENJAWAB

MENJAWAB

MENJAWAB
RELEVAN

RELEVAN

RELEVAN

RELEVAN
TIDAK

TIDAK

TIDAK

TIDAK
NO. PERMASALAHAN DARI HASIL OBSERVASI LAPANGAN

Permasalahan di Wilayah Hulu

1 Banyaknya lahan kritis 15 - 2 2 - - - - 4 - - 2

2 Semakin tinggi erosi 15 - 2 1 1 - - - 4 - - 2

3 Degradasi fungsi konservasi sumberdaya air 15 - 2 2 - - - - 4 - - 2


Permasalahan di Wilayah Tengah

1 Meningkatnya beban pencemaran ke Sungai Musi 15 - 2 - 1 1 - - 4 1 - 1

2 Kulitas airnya semakin menurun 15 - 2 - 1 1 - - 4 1 - 1

Laju degradasi lahan terus meningkat dan tidak


3
sebanding dengan upaya rehabilitasi
16 - 1 - 1 1 - - 4 1 - 1

Masih banyak terdapat lahan kritis yang umumnya


4
berada di kaw asan hutan dan menjadi lahan ter lantar
16 - 1 - 1 1 - - 4 1 - 1

Permasalahan lingkungan sebagai akibat dari kegiatan


5
pertambangan masyarakat yang tidak teratur
13 2 2 1 - 1 - - 4 1 - 1

Alih fungsi penggunaan lahan diantaranya berupa


6
ekspansi perkebunan sawit
13 2 2 - 1 1 - - 4 1 - 1

Masih terjadinya kegiatan perambahan hutan dan


7
kebakaran hutan
15 - 2 - 1 1 - - 4 - 1 1

Permasalahan di Wilayah Hilir


Banyaknya alih fungsi lahan dari lahan pertanian
1 menjadi permukiman akibat berkembangnya 13 2 2 - 1 1 - - 4 - 1 1
permukiman tanpa perencanaan yang baik

2 Terjadinya degradasi prasarana pengendali banjir 10 2 5 1 - 1 - - 4 - 1 1

Menurunnya fungsi prasarana saluran pembuangan air


3
di perkotaan khususnya Kota Palembang
11 1 5 - 1 1 - - 4 1 - 1

Kurangnya prasarana pengendali banjir di muara, dan


4
terjadinya abrasi
9 2 6 - 1 1 - - 4 1 - 1

Sumber: Analisis, 2015

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 15


Berdasarkan tabel 3.2. dan tabel 3.3. dapat diketahui bahwa terdapat
permasalahan yang terdapat di DAS Musi yang terbagi dalam 3 permasalahan di
hulu, 7 permasalahan di tengah dan 4 permasalahan di wilayah hilir. Hasil
pencermatan oleh para pihak terhadap permasalahan dari hasil observasi lapangan
tahun 2011 yang lalu menunjukkan :
1. Dari 17 kabupaten/kota yang terdapat di wilayah Provinsi Sumatera Selatan
sekitar 88% menyatakan bahwa permasalahan dalam RPDAS Terpadu di wilayah
hulu dan tengah DAS Musi masih relevan dengan permasalahan yang ada pada
saat ini. Artinya masalah-masalah tersebut masing dirasakan oleh para pihak
dan belum dapat dipecahkan. Untuk permasalahan di wilayah hilir,
permasalahan pertama yaitu banyaknya alih fungsi lahan masih dianggap
relevan sampai dengan saat ini, sedangkan permasalahan yang lain hanya
sekitar 65% para pihak yang menyatakan permasalahan masih relevan pada
saat ini.
2. Dari 2 kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Bengkulu hampir 100%
menyatakan bahwa permasalahan di wilayah hulu dalam RPDAS Terpadu DAS
Musi masih relevan dengan permasalahan yang terjadi pada saat ini. Untuk
wilayah tengah dan hilir tidak diisi karena memang wilayah Provinsi Bengkulu
tersebut hanya berada di bagian hulu DAS Musi.
3. Dari 4 kabupaten yang terdapat di Provinsi Jambi tidak ada satupun yang
menjawab permasalahan tersebut. Hal ini disebabkan pada saat dilaksanakan
FGD, dari 4 kabupaten hanya 1 kabupaten yang hadir, yaitu Kabupaten
Batanghari yang diwakili oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan.
4. Dari 2 kabupaten yang terdapat di wilayah Provinsi Lampung wilayahnya
merupakan bagian tengah dan hilir DAS Musi, sehingga tidak mengisi untuk
permasalahan bagian hulu. Untuk permasalahan di wilayah tengah, Kabupaten
Way Kanan menyatakan masih relevan dengan kondisi saat ini, sedangkan untuk
wilayah hilir 50% permasalahan masih relevan.

Dari hasil rekapitulasi pada tabel 3.2. dan tabel 3.3. tersebut dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar para pihak yang terkait dengan kegiatan
pengelolaan DAS Musi ini sudah mengetahui dan memahami permasalahan-
permasalahan yang mereka hadapi selama ini, baik permasalahan yang terjadi di
wilayah hulu, tengah maupun hilir. Para pihak juga mengakui bahwa permasalahan-
permasalahan yang diangkat dalam RPDAS Terpadu DAS Musi masih relevan dengan

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 16


kondisi yang terjadi pada saat ini di DAS Musi. Hal ini menunjukkan bahwa dalam
proses penyusunan RPDAS Terpadu DAS Musi, kegiatan observasi lapangan mampu
menangkap permasalahan yang sebenarnya terjadi di lapangan. Artinya proses
internalisasi RPDAS Terpadu DAS Musi sudah terjadi pada para pihak, karena para
pihak mampu menilai relevansi masalah dalam RPDAS Terpadu tersebut dikaitkan
dengan permasalahan yang terjadi pada saat ini.

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 17


Tabel 3.4 Monev Permasalahan Dalam Rencana Pengelolaan DAS Terpadu (RPDAST) Musi (Analisis Data Sekunder)
PROVINSI SUMSEL PROV. BENGKULU RPOV. JAMBI PROV. LAMPUNG

10. Kab. Ogan Komering Ulu

11. Kab. Ogan Komering Ulu

12. Kab. Ogan Komering Ulu


9. Kab. Ogan Komering Ilir
7. Kab. Musi Rawas Utara

4. Kab. Tanjung Jabung


5. Kab. Musi Banyuasin

1. Kab. Lampung Barat


13. Kab. Penukal Abab

14. Kota Lubuklinggau


2. Kab. Empat Lawang

2. Kab. Rejang Lebong

2. Kab. Muaro Jambi


17. Kota Prabumulih
15. Kota Pagar Alam
16. Kota Palembang
4. Kab. Muara Enim

6. Kab. Musi Rawas

3. Kab. Sarolangun

2. Kab. Way Kanan


1. Kab. Kepahyang

1. Kab. Batanghari
1. Kab. Banyuasin

8. Kab. Ogan Ilir


3. Kab. Lahat

Lematang Ilir
Selatan

Timur

Timur
PERMASALAHAN DARI HASIL ANALISIS DATA
NO.
SEKUNDER

Permasalahan di Wilayah Hulu

1 Permasalahan terkait tutupan lahan

Permasalahan terkait lahan kritis adalah terjadi


2 kerusakan lingkungan akibat dari kegiatan
penambangan
Permasalahan terkait dengan erosi yaitu pengikisan
3
tebing sungai dan sedimentasi
Permasalahan di Wilayah Tengah
Permasalahan terkait tutupan lahan, yaitu terjadinya
1
alih fungsi penggunaan lahan

Permasalahan terkait lahan kritis akibat kerusakan


2
lingkungan oleh kegiatan penambangan

Permasalahan terkait dengan erosi, yaitu seluas


3
13,89% wilayah termasuk TBE berat

Permasalahan terkait dengan keraw anan banjir, yaitu


4
kejadian banjir yang semakin sering dan meluas
Permasalahan di Wilayah Hilir
Permasalahan terkait tutupan lahan yaitu ekspansi
1 perkebunan kelapa saw it dan kebakaran hutan dan
lahan di bagian hilir

2 Permasalahan terkait lahan kritis

Permasalahan terkait dengan erosi, yaitu seluas 4,63%


3 wilayah termasuk TBE berat dan 1,85% termasuk TBE
sangat berat
Permasalahan terkait dengan keraw anan banjir, yaitu
4 masih terjadinya banjir lima tahunan merendam lahan
perkebunan masyarakat

Relevan Tidak Relevan


Sumber: Analisis, 2015

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 18


Tabel 3.5 Rekapitulasi Monev Permasalahan Dalam Rencana Pengelolaan DAS Terpadu (RPDAST) Musi (Analisis Data Sekunder)

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
TIDAK RELEVAN

TIDAK RELEVAN

TIDAK RELEVAN

TIDAK RELEVAN
RELEVAN

RELEVAN

RELEVAN

RELEVAN
PERMASALAHAN DARI HASIL ANALISIS DATA
NO.
SEKUNDER

Permasalahan di Wilayah Hulu

1 Permasalahan terkait tutupan lahan 15 - 2 1 1 - - - 4 - - 2


Permasalahan terkait lahan kritis adalah terjadi
2 kerusakan lingkungan akibat dari kegiatan 13 2 2 2 - - - - 4 - - 2
penambangan
Permasalahan terkait dengan erosi yaitu pengikisan
3
tebing sungai dan sedimentasi
15 - 2 1 1 - - - 4 - - 2
Permasalahan di Wilayah Tengah - - 4 - - 2
Permasalahan terkait tutupan lahan, yaitu terjadinya
1
alih fungsi penggunaan lahan
15 - 2 - 1 1 - - 4 1 - 1

Permasalahan terkait lahan kritis akibat kerusakan


2
lingkungan oleh kegiatan penambangan
14 1 2 - 1 1 - - 4 - - 2

Permasalahan terkait dengan erosi, yaitu seluas


3
13,89% wilayah termasuk TBE berat
10 2 5 1 - 1 - - 4 - - 2

Permasalahan terkait dengan keraw anan banjir, yaitu


4
kejadian banjir yang semakin sering dan meluas
15 - 2 1 - 1 - - 4 - - 2

Permasalahan di Wilayah Hilir - - 4 - - 2


Permasalahan terkait tutupan lahan yaitu ekspansi
1 perkebunan kelapa saw it dan kebakaran hutan dan 13 - 4 - 1 1 - - 4 1 - 1
lahan di bagian hilir

2 Permasalahan terkait lahan kritis 13 - 4 - 1 1 - - 4 1 - 1


Permasalahan terkait dengan erosi, yaitu seluas 4,63%
3 wilayah termasuk TBE berat dan 1,85% termasuk TBE 8 2 7 1 - 1 - - 4 - - 2
sangat berat
Permasalahan terkait dengan keraw anan banjir, yaitu
4 masih terjadinya banjir lima tahunan merendam lahan 11 3 3 1 - 1 - - 4 - - 2
perkebunan masyarakat

Sumber: Analisis, 2015

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 19


Tabel 3.6 Monev Permasalahan Dalam Rencana Pengelolaan DAS Terpadu (RPDAST) Musi (FGD)
PROVINSI SUMSEL PROV. BENGKULU RPOV. JAMBI PROV. LAMPUNG

4. Kab. Tanjung Jabung


9. Kab. Ogan Komering

1. Kab. Lampung Barat


13. Kab. Penukal Abab

14. Kota Lubuklinggau


2. Kab. Empat Lawang

2. Kab. Rejang Lebong


Komering Ulu Selatan

2. Kab. Muaro Jambi


17. Kota Prabumulih
15. Kota Pagar Alam

16. Kota Palembang


Komering Ulu Timur
4. Kab. Muara Enim

6. Kab. Musi Rawas

7. Kab. Musi Rawas

3. Kab. Sarolangun

2. Kab. Way Kanan


1. Kab. Kepahyang

1. Kab. Batanghari
1. Kab. Banyuasin

8. Kab. Ogan Ilir

10. Kab. Ogan

11. Kab. Ogan

12. Kab. Ogan


Komering Ulu
3. Kab. Lahat

Lematang Ilir
5. Kab. Musi
Banyuasin

Timur
Utara

Ilir
NO. PERMASALAHAN DARI HASIL FGD

Pola hubun gan manusia dan alam berubah dari


1
mengakar kepada nilainilailuhur ke ekonomi semata
Produk-produk budaya lokal yang berdampak positif
2 dalam pengelolaan hutan / DAS semakin menghilang
(tererosinya kearifan lokal dalam pengelolaan DAS)
Belum tersedianya data dasar terkait pengelolaan dan
3
permasalahan DAS

Sebagian orang menyatakan haus lahan, namun


4
kenyataannya nomaden

Belum ada payung hukum yang implementatif terkait


5
pelanggaran dalam pengelolaan hutan dan DAS

Tidak ada sanksi tegas kepada perambah/perusak


6
hutan,
Jasa lingkungan (environmental services) belum
7 menjadi prioritas kebijakan pemerintah daerah yang
belaku bagi 4 provinsi (Permendagri)
Tidak ada teladan dalam kegiatan memanen pohon
8
dengan baik yang berorientasi berkelanjutan

Tingkat keterampilan SDM pengelola DAS Musi


9
cenderung masih rendah

10 Pasar terbatas

11 Belum terdapat benefit sharing hulu dan hilir

12 Prinsip pengelolaan yang berbeda antar sektor

Masyarakat tidak mendapat arahan pengelolaan lahan


13 berbasis konservasi tanah dan air (KTA)

14 Produktivitas lahan tergolong masih rendah

Tingkat kemiskinan masyarakat sekitar DAS Musi cenderung


15 masih tinggi

16 Perambahan hutan illegal cenderung masih tinggi

Lahan dataran tinggi sebagai tangkapan air menjadi lahan


17 monokultur

Budidaya kopi di dataran tinggi mengabaikan kontur tanah


18 sehingga rendah resapan air dan raw an longsor

Pengaturan ruang/tata guna lahan masih bersifat sektoral


19 belum mengarah pada lanskap

Pemanfaatan lahan gambut untuk saw it belum mengacu pada


20 tata air

Penggunaan lahan yang tak beraturan tidak berpedoman pada


21
RTRW

22 Pemangku hulu hilir DAS tidak singkron

23 Masih banyak konflik dalam pengelolaan lahan dan air

Relevan Tidak Relevan

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 20


Tabel 3.7 Rekapitulasi Monev Permasalahan Dalam Rencana Pengelolaan DAS Terpadu (RPDAST) Musi (FGD)
SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK RELEVAN

TIDAK RELEVAN

TIDAK RELEVAN

TIDAK RELEVAN
MENJAWAB

MENJAWAB

MENJAWAB

MENJAWAB
RELEVAN

RELEVAN

RELEVAN

RELEVAN
TIDAK

TIDAK

TIDAK

TIDAK
NO. PERMASALAHAN DARI HASIL FGD

Pola hubun gan manusia dan alam berubah dari


1
mengakar kepada nilainilailuhur ke ekonomi semata
15 - 2 2 - - - - 3 2
Produk-produk budaya lokal yang berdampak positif
2 dalam pengelolaan hutan / DAS semakin menghilang 14 - 3 1 - 1 - - 3 1 1
(tererosinya kearifan lokal dalam pengelolaan DAS)
Belum tersedianya data dasar terkait pengelolaan dan
3
permasalahan DAS
12 4 1 2 - - - 3 2

Sebagian orang menyatakan haus lahan, namun


4
kenyataannya nomaden
10 5 2 1 1 - - - 3 1 1

Belum ada payung hukum yang implementatif terkait


5
pelanggaran dalam pengelolaan hutan dan DAS
14 1 2 2 - - - - 3 1 1

Tidak ada sanksi tegas kepada perambah/perusak


6
hutan,
16 - 1 1 1 - - - 3 1 1
Jasa lingkungan (environmental services ) belum
7 menjadi prioritas kebijakan pemerintah daerah yang 12 2 3 1 - 1 - - 3 1 1
belaku bagi 4 provinsi (Permendagri)
Tidak ada teladan dalam kegiatan memanen pohon
8
dengan baik yang berorientasi berkelanjutan
14 1 2 2 - - - - 3 1 1

Tingkat keterampilan SDM pengelola DAS Musi


9
cenderung masih rendah
10 6 1 1 1 - - - 3 2

10 Pasar terbatas 6 8 3 - 1 1 - - 3 1 1

11 Belum terdapat benefit sharing hulu dan hilir 13 1 3 1 1 - - - 3 1 1

12 Prinsip pengelolaan yang berbeda antar sektor 13 1 3 2 - - - - 3 1 1

Masyarakat tidak mendapat arahan pengelolaan lahan


13 berbasis konservasi tanah dan air (KTA) 10 3 4 2 - - - - 3 1 1

14 Produktivitas lahan tergolong masih rendah 12 1 4 1 1 - - - 3 1 1

Tingkat kemiskinan masyarakat sekitar DAS Musi cenderung


15
masih tinggi 12 1 4 2 - - - - 3 2

16 Perambahan hutan illegal cenderung masih tinggi 12 1 4 2 - - - - 3 1 1

Lahan dataran tinggi sebagai tangkapan air menjadi lahan


17 monokultur 12 1 4 2 - - - - 3 1 1

Budidaya kopi di dataran tinggi mengabaikan kontur tanah


18 sehingga rendah resapan air dan raw an longsor 11 - 6 2 - - - - 3 1 1

Pengaturan ruang/tata guna lahan masih bersifat sektoral


19 belum mengarah pada lanskap 12 3 2 2 - - - - 3 1 1

Pemanfaatan lahan gambut untuk saw it belum mengacu pada


20 tata air 8 4 5 2 - - - - 3 1 1

Penggunaan lahan yang tak beraturan tidak berpedoman pada


21
RTRW 12 2 3 1 1 - - - 3 1 1

22 Pemangku hulu hilir DAS tidak singkron 11 - 6 2 - - - - 3 1 1

23 Masih banyak konflik dalam pengelolaan lahan dan air 12 - 3 2 - - - - 3 1 1

Sumber: Analisis, 2015

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 21


3.4.2. Sejauh mana para pihak menjabarkan dan melaksanakan
program/kegiatan yang telah disepakati dalam RPDAS Terpadu

Penilaian internalisasi RPDAS Terpadu DAS Musi selanjutnya adalah dengan


mencermati seberapa besar program/kegiatan yang tercantum di dalam RPDAS
Terpadu tersebut dilaksanakan oleh para pihak sesuai dengan matriks
program/kegiatan yang sudah disepakati bersama.

Berdasarkan tabel 3.8. dan tabel 3.9. dapat dilihat bahwa pelaksanaan
program/kegiatan dalam pengelolaan RPDAS Terpadu DAS Musi menunjukkan hasil
yang baik selama kurun waktu pelaksanaan RPDAS Terpadu DAS Musi yang baru
memasuki tahap pelaksanaan 3 tahun semenjak ditetapkan pada tahun 2015. Dari
52 program/kegiatan yang tercantum dalam RPDAS Terpadu DAS Musi tercatat
seluruh program telah dilaksanakan oleh para pihak, meskipun dengan intensitas
pelaksanaan yang berbeda-beda. Rekapitulasi dari kegiatan yang diperoleh dari
kegiatan FGD dengan para pihak adalah sebagai berikut :
1. Dari 52 jenis program kegiatan yang ada, terdapat 146 program/kegiatan yang
sudah dilaksanakan, 434 program/kegiatan yang akan dilaksanakan, serta 56
program yang dianggap sudah tidak relevan untuk dilaksanakan. Selanjutnya jika
dilihat dari komposisi kegiatan per-provinsi adalah sebagai berikut :
- Sumatera Selatan : 127 kegiatan sudah dilaksanakan, 315 akan dilaksanakan,
dan 55 tidak akan dilaksanakan lagi. Dari jumlah tersebut rata-rata tiap
kabupaten/kota yang berjumlah 17 telah melaksanakan 7 kegiatan yang
disesuaikan dengan kondisi masing-masing wilayah, serta akan melaksanakan
19 kegiatan lainnya. Angka-angka ini menunjukkan pencapian yang sangat
baik.
- Bengkulu : 12 kegiatan sudah dilaksanakan, 76 akan dilaksanakan, dan 1 tidak
akan dilaksanakan lagi. Di Bengkulu terdapat 2 kabupaten yang termasuk
wilayah DAS Musi, sehingga rata-rata setiap kabupaten telah melaksanakan 6
program/kegiatan dan akan melaksanakan program/kegiatan lagi sebanyak 38
kegiatan lainnya. Angka ini juga menunjukkan pencapaian yang sangat baik.
- Jambi : dari 4 wilayah kabupaten yang berada di Provinsi Jambi hanya satu
kabupaten yang menghadiri FGD, yaitu Kabupaten Batanghari. Namun secara
umum tidak memberikan respon terhadap kuisioner yang diberikan pada saat
FGD, sehingga tidak dapat diperoleh data dan informasinya.
- Lampung : dari 2 kabupaten yang terdapat di Provinsi Lampung, hanya satu

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 22


kabupaten yang mengisi kuisioner program/kegiatan dalam kegiatan FGD,
yaitu Kabupaten Way Kanan. Pencapaian di Kabupaten tersebut adalah 7
program/kegiatan sudah dilaksanakan dan 43 program/kegiatan yang akan
dilaksanakan.
2. Program kegiatan yang sudah dilaksanakan sebanyak 146 tersebut dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
- program/kegiatan yang paling banyak dilaksanakan adalah penanaman pohon
pada lahan kritis. Tercatat 12 kabupaten/kota yang sudah melaksanakan
kegiatan tersebut;
- Program/kegiatan selanjutnya adalah Pembangunan dan pengembangan
Kebun Bibit Rakyat yang tercatat sebanyak 10 kabupaten/kota yang sudah
melaksanakan;
- Program/kegiatan yang paling sedikit dilaksanakan adalah Penerapan cost and
Benefit Sharing antara pemerintah dan swasta dalam pengelolaan dan
pemanfaatan DAS, Penghimpunan dan pemanfaatan dana CSR (Coorporate
Social Responsibility) untuk pengelolaan DAS terpadu, Pemberian insentif dan
kredit usaha bagi masyarakat di sekitar kawasan hutan, Pelatihan Penerapan
Teknologi Tepat Guna untuk Pemulihan Fungsi DAS, Penyusunan
Protap(Prosedur Tetap) pengelolaan DAS terpadu, Pembuatan demplot
penanganan lahan kritis melalui penerapan pertanian sistem lorong (alley
cropping), agroforestry, agro-silvo-pastural, dan agro-silvo-fishery, dan
Revitalisasi embung dan rawa melalui pengembangan silvofishery,
Pembentukan Kelembagaan Masyarakat Pengelola DAS, yang masing-masing
hanya dilaksanakan 1 kegiatan saja;
- Program/kegiatan yang paling banyak akan dilaksanakan adalah Penyusunan
Protap (Prosedur Tetap) pengelolaan DAS terpadu dengan jumlah rencana
program/kegiatan sebanyak 14 program;
- Selanjutnya terdapat beberapa rencana program/kegiatan yang akan
dilaksanakan sebanyak 13 program, yaitu : Penyusunan dan Pengesahan
Perda kab/kota tentang pengelolaan DAS terpadu, Pelatihan Penerapan
Teknologi Tepat Guna untuk Pemulihan Fungsi DAS, dan Pembentukan,
penguatan, dan pemberdayaan kelompok masyarakat sadar lingkungan;
- Rencana program/kegiatan yang paling sedikit akan dilaksanakan adalah
Rehabilitasi lahan pada kawasan hutan lindung yang tidak termasuk areal
HKm dengan jumlah rencana 1 program/kegiatan.

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 23


3. Dari data-data pelaksanaan dan rencana pelaksanaan program/kegiatan dalam
RPDAS Terpadu DAS Musi, maka dapat disimpulkan bahwa pencapaian yang
sudah ada dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan DAS Musi sudah baik. Hal ini
juga dapat memberikan bukti bahwa internalisasi RPDAS Terpadu DAS Musi
kepada para pihak sudah tercapai dengan baik.

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 24


4
3
2
1
NO.

hilir

terpadu
terpadu

Sudah Dilaksanakan
PROGRAM KEGIATAN

Pembentukan Forum DAS lintas

instansi/ lembaga/ wilayah dalam


Koordinasi Kebijakan lintas sektor
Provinsi tentang pengelolaan DAS
stakeholder pada hulu, tengah dan

kab/kota tentang pengelolaan DAS


Penyusunan dan Pengesahan Perda
Penyusunan dan Pengesahan Perda
1. Kab. Banyuasin

2. Kab. Empat Lawang

3. Kab. Lahat

4. Kab. Muara Enim

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD


Akan dilaksanakan
5. Kab. Musi Banyuasin

6. Kab. Musi Rawas

7. Kab. Musi Rawas Utara

8. Kab. Ogan Ilir

9. Kab. Ogan Komering Ilir


10. Kab. Ogan Komering
SUMSEL

Ulu
11. Kab. Ogan Komering
Ulu Selatan

Tidak dilaksanakan
12. Kab. Ogan Komering

25
Ulu Timur
13. Kab. Penukal Abab
Lematang Ilir
14. Kota Lubuklinggau

15. Kota Pagar Alam

16. Kota Palembang

17. Kota Prabumulih


Tabel 3.8 Monev Program Rencana Pengelolaan DAS Terpadu (RDAST) DAS Musi

1. Kab. Kepahyang

2. Kab. Rejang Lebong


BENGKULU

1. Kab. Batanghari

2. Kab. Muaro Jambi


JAMBI

3. Kab. Sarolangun
4. Kab. Tanjung Jabung
Timur
1. Kab. Lampung Barat
LAMPUNG

2. Kab. Way Kanan


pengelolaan DAS

5 Sikronisasi dan sinergi Kebijakan


lintas sektoral instansi/lembaga/w
ilayah dalam pengelolaan DAS

6 Penghimpunan dan pemanfaatan


dana CSR (Coorporate Social
Responsibility) untuk pengelolaan
DAS terpadu

7 Penanaman pohon pada lahan kritis

8 Pengelolaan sempadan sungai


(riparian zone)

9 Pembersihan dan pengerukan


sungai

10 Penerapan cost and Benefit Sharing


antara pemerintah dan swasta dalam
pengelolaan dan pemanfaatan DAS

11 Pemberian insentif dan kredit usaha


bagi masyarakat di sekitar kawasan

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 26


hutan

12 Kegiatan Monitoring dan Evaluasi


Kinerja Pengelolaan DAS

13 Pelatihan Penerapan Teknologi


Tepat Guna untuk Pemulihan Fungsi
DAS

14 Penyusunan Protap(Prosedur Tetap)


pengelolaan DAS terpadu

15 Rehabilitasi lahan pada kawasan


hutan lindung yang tidak termasuk
areal HKm

16 Peningkatan pengamanan kawasan


hutan untuk mencegah terjadinya
perambahan dan penebangan liar

17 Rehabilitasi dan peningkatan


proporsi tanaman MPTS pada areal
HKm

18 Pembuatan demplot pertanaman

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 27


rotan untuk meningkatkan fungsi
hidroorologis hutan pada areal HKm

19 Pembuatan demplot agroforestry


pada kaw asan hutan produksi

20 Pembuatan demplot agrosilvo-fishery


pada kaw asan hutan produksi

21 Pembangunan Hutan Tanaman


Rakyat (HTR) dan Hutan Desa (HD)

22 Pembangunan dan pengembangan


Kebun Bibit Rakyat

23 Pembuatan DAM pengendali

24 Pembuatan demplot konservasi


tanah dan air di areal budidaya

25 Pembuatan demplot sumur resapan


di permukiman

26 Konservasi rawa

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 28


27 Pembuatan demplot penanganan
lahan kritis melalui penerapan
pertanian sistem lorong (alley
cropping), agroforestry, agro-silvo-
pastural, dan agro-silvo-fishery

28 Revitalisasi embung dan rawa


melalui pengembangan silvofishery

29 Pembuatan pintu pengendali air di


daerah hilir

30 Pembentukan, penguatan, dan


pemberdayaan kelompok
masyarakat sadar lingkungan

31 Penelitian tentang antropologi


budaya dan sosiologi

32 Seminar dan penerbitan berkala


ilmiah hasil-hasil penelitian

33 Anugerah lingkungan

34 Pembentukan Kelembagaan

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 29


Masyarakat Pengelola DAS

35 Pendampingan dan advokasi


lembaga pengelolaan DAS terpadu
dalam pelaksanaan administrasi dan
fungsi manajemen

36 Pemantauan dan evaluasi kegiatan


lembaga pengelolaan DAS terpadu

37 Identifikasi, revitalisasi, dan


optimalisasi kelembagaan lokal dan
informal dalam pengelolaan PDAS
terpadu

38 Pembuatan Perdes Pengelolaan


DAS Terpadu

39 Pembuatan RPJMDes di wilayah


DAS MUSI

40 Pendampingan dan advokasi


lembaga pengelolaan DAS terpadu
DAS MUSI dalam pelaksanaan
administrasi dan fungsi manajemen

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 30


41 Pembentukan tim kerja yang terdiri
dari staf teknis dan fungsional
BPDAS dengan bidang keahlian
kehutanan (manajemen hutan dan
pengelolaan DAS), pertanian (tanah
pengelolaan tanah), geomorfologi
dan penginderaan jauh, sosial,
ekonomi, kelembagaan

42 Pemantauan dan evaluasi kegiatan


lembaga pengelolaan DAS terpadu
DAS MUSI

43 Pemanfaatan perkembangan
teknologi dengan automatic data
acquisition system, logger, system
telemetri, teknik penginderaan jauh
terkini, dan internet

44 Intensifikasi dan diversifikasi


usahatani berkelanjutan

45 Pemasyarakatan penggunaan pupuk


organik untuk usahatani

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 31


46 Pengembangan dan optimalisasi
sekolah lapang swadaya

47 Pemberdayaan Kelompok
Masyarakat (HKm)

48 Peningkatan dan pengembangan


kemitraan usaha antara Poktan,
Gapoktan, Koptan dengan dunia
usaha

49 Fasilitasi dan percepatan perintisan


Sub Terminal Agribisnis (STA) pada
daerah sentra produksi

50 Revitalisasi pertanian, peternakan,


perikanan, dan kehutanan

51 Pemberdayaan wanita tani

52 Pembentukan dan pemberdayaan


lembaga keuangan mikro agribisnis
berbasis KUB

Sumber: Analisis, 2015

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 32


Tabel 3.9 Rekapitulasi Monev Program Rencana Pengelolaan Das Terpadu (RDAST) DAS Musi

SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN
NO. PROGRAM KEGIATAN

1 Pembentukan Forum DAS 5 7 - 5 1 1 - - - - - 4 1 - - 1


lintas stakeholder pada hulu,
tengah dan hilir

2 Penyusunan dan 2 4 - 11 - 2 - - - - - 4 1 - - 1
Pengesahan Perda Provinsi
tentang pengelolaan DAS
terpadu

3 Penyusunan dan 3 10 - 4 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1
Pengesahan Perda kab/kota
tentang pengelolaan DAS

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 33


SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN
NO. PROGRAM KEGIATAN

terpadu

4 Koordinasi Kebijakan lintas 6 8 - 3 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1


sektor instansi/ lembaga/
wilayah dalam pengelolaan
DAS

5 Sikronisasi dan sinergi 3 8 6 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1


Kebijakan lintas sektoral
instansi/lembaga/w ilayah
dalam pengelolaan DAS

6 Penghimpunan dan 1 8 1 7 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1
pemanfaatan dana CSR

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 34


SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN
NO. PROGRAM KEGIATAN

(Coorporate Social
Responsibility) untuk
pengelolaan DAS terpadu

7 Penanaman pohon pada 10 3 - 4 1 1 - - - - - 4 1 1


lahan kritis

8 Pengelolaan sempadan 6 5 - 6 1 1 - - - - - 4 1 1
sungai (riparian zone)

9 Pembersihan dan 7 5 1 4 - 2 - - - - 4 2
pengerukan sungai

10 Penerapan cost and Benefit 2 8 - 7 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1


Sharing antara pemerintah

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 35


SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN
NO. PROGRAM KEGIATAN

dan swasta dalam


pengelolaan dan
pemanfaatan DAS

11 Pemberian insentif dan 2 8 1 6 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1


kredit usaha bagi
masyarakat di sekitar
kawasan hutan

12 Kegiatan Monitoring dan 3 9 - 5 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1


Evaluasi Kinerja
Pengelolaan DAS

13 Pelatihan Penerapan 1 10 - 6 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1
Teknologi Tepat Guna untuk

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 36


SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN
NO. PROGRAM KEGIATAN

Pemulihan Fungsi DAS

14 Penyusunan 1 11 - 5 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1
Protap(Prosedur Tetap)
pengelolaan DAS terpadu

15 Rehabilitasi lahan pada 7 2 1 7 1 1 - - - - - 4


kawasan hutan lindung yang
tidak termasuk areal HKm

16 Peningkatan pengamanan 7 6 - 4 1 1 - - - - - 4 1 - - 1
kawasan hutan untuk
mencegah terjadinya
perambahan dan

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 37


SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN
NO. PROGRAM KEGIATAN

penebangan liar

17 Rehabilitasi dan 2 7 - 8 1 1 - - - - 4 1 - - 1
peningkatan proporsi
tanaman MPTS pada areal
HKm

18 Pembuatan demplot - 4 3 10 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1
pertanaman rotan untuk
meningkatkan fungsi
hidroorologis hutan pada
areal HKm

19 Pembuatan demplot - 7 3 7 - - 1 1 - - - 4 - 1 - 1

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 38


SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN
NO. PROGRAM KEGIATAN

agroforestry pada kaw asan


hutan produksi

20 Pembuatan demplot - 5 3 9 - 1 - 1 - - - 4 - 1 - 1
agrosilvo-fishery pada kaw
asan hutan produksi

21 Pembangunan Hutan 3 8 1 5 1 1 - - - - - 4 - 1 - 1
Tanaman Rakyat (HTR) dan
Hutan Desa (HD)

22 Pembangunan dan 8 3 1 5 1 1 - - - - - 4 1 - - 1
pengembangan Kebun Bibit
Rakyat

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 39


SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN
NO. PROGRAM KEGIATAN

23 Pembuatan DAM 2 5 1 9 1 1 - - - - - 4 - 1 - 1
pengendali

24 Pembuatan demplot 2 8 1 6 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1
konservasi tanah dan air di
areal budidaya

25 Pembuatan demplot sumur 4 5 1 7 2 - - - - - - 4 - 1 - 1


resapan di permukiman

26 Konservasi rawa - 6 3 8 - 1 - 1 - - - 4 - 1 - 1

27 Pembuatan demplot 1 5 2 9 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1
penanganan lahan kritis

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 40


SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN
NO. PROGRAM KEGIATAN

melalui penerapan pertanian


sistem lorong (alley
cropping), agroforestry,
agro-silvo-pastural, dan
agro-silvo-fishery

28 Revitalisasi embung dan 1 6 - 10 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1


rawa melalui
pengembangan silvofishery

29 Pembuatan pintu - 7 2 8 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1
pengendali air di daerah hilir

30 Pembentukan, penguatan, 2 10 - 5 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1
dan pemberdayaan

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 41


SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN
NO. PROGRAM KEGIATAN

kelompok masyarakat sadar


lingkungan

31 Penelitian tentang - 4 3 10 - 1 - 1 - - - 4 - 1 - 1
antropologi budaya dan
sosiologi

32 Seminar dan penerbitan - 6 - 11 - - - 1 - - - 4 - 1 - 1


berkala ilmiah hasil-hasil
penelitian

33 Anugerah lingkungan 6 4 1 6 - - - 1 - - - 4 - 1 - 1

34 Pembentukan Kelembagaan 1 9 - 7 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1
Masyarakat Pengelola DAS

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 42


SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN
NO. PROGRAM KEGIATAN

35 Pendampingan dan - 6 2 9 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1
advokasi lembaga
pengelolaan DAS terpadu
dalam pelaksanaan
administrasi dan fungsi
manajemen

36 Pemantauan dan evaluasi - 8 - 9 - 2 - - - - 4 - 1 - 1


kegiatan lembaga
pengelolaan DAS terpadu

37 Identifikasi, revitalisasi, dan - 6 1 10 - 2 - - - - 4 - 1 - 1


optimalisasi kelembagaan
lokal dan informal dalam

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 43


SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN
NO. PROGRAM KEGIATAN

pengelolaan PDAS terpadu

38 Pembuatan Perdes - 6 2 9 - 2 - - - - 4 - 1 - 1
Pengelolaan DAS Terpadu

39 Pembuatan RPJMDes di - 7 1 9 - 2 - - - - 4 - 1 - 1
wilayah DAS MUSI

40 Pendampingan dan - 7 1 9 - 2 - - - - 4 - 1 - 1
advokasi lembaga
pengelolaan DAS terpadu
DAS MUSI dalam
pelaksanaan administrasi
dan fungsi manajemen

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 44


SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN
NO. PROGRAM KEGIATAN

41 Pembentukan tim kerja yang - 9 - 8 - 2 - - - - 4 - 1 - 1


terdiri dari staf teknis dan
fungsional BPDAS dengan
bidang keahlian kehutanan
(manajemen hutan dan
pengelolaan DAS),
pertanian (tanah
pengelolaan tanah),
geomorfologi dan
penginderaan jauh, sosial,
ekonomi, kelembagaan

42 Pemantauan dan evaluasi 2 6 - 9 - 2 - - - - 4 - 1 - 1

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 45


SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN
NO. PROGRAM KEGIATAN

kegiatan lembaga
pengelolaan DAS terpadu
DAS MUSI

43 Pemanfaatan - 7 1 9 - 2 - - - - 4 - 1 - 1
perkembangan teknologi
dengan automatic data
acquisition system, logger,
system telemetri, teknik
penginderaan jauh terkini,
dan internet

44 Intensifikasi dan diversifikasi 5 3 1 8 - 1 - 1 - - - 4 - 1 - 1


usahatani berkelanjutan

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 46


SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN
NO. PROGRAM KEGIATAN

45 Pemasyarakatan 5 2 2 8 - 1 - 1 - - - 4 - 1 - 1
penggunaan pupuk organik
untuk usahatani

46 Pengembangan dan 2 4 2 9 - 1 - 1 - - - 4 - 1 - 1
optimalisasi sekolah lapang
swadaya

47 Pemberdayaan Kelompok 2 6 - 9 1 1 - - - - - 4 1 - - 1
Masyarakat (HKm)

48 Peningkatan dan 4 3 2 8 - 2 - - - - - 4 - 1 - 1
pengembangan kemitraan
usaha antara Poktan,

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 47


SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN
TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB

TIDAK MENJAWAB
DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN

DILAKSANAKAN
NO. PROGRAM KEGIATAN

Gapoktan, Koptan dengan


dunia usaha

49 Fasilitasi dan percepatan 1 4 3 9 - 1 - 1 - - - 4 - 1 - 1


perintisan Sub Terminal
Agribisnis (STA) pada
daerah sentra produksi

50 Revitalisasi pertanian, 3 4 2 8 - 1 - 1 - - - 4 - 1 - 1
peternakan, perikanan, dan
kehutanan

51 Pemberdayaan wanita tani 3 3 3 8 - 1 - 1 - - - 4 - 1 - 1

52 Pembentukan dan 2 3 3 9 - 1 - 1 - - - 4 - 1 - 1

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 48


NO.

berbasis KUB

Sumber: Analisis, 2015


pemberdayaan lembaga
keuangan mikro agribisnis
PROGRAM KEGIATAN

DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD


SUMSEL

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK MENJAWAB

DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN

TIDAK DILAKSANAKAN
BENGKULU

TIDAK MENJAWAB

49
DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
JAMBI

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK MENJAWAB

DILAKSANAKAN

AKAN DILAKSANAKAN
LAMPUNG

TIDAK DILAKSANAKAN

TIDAK MENJAWAB
3.4.3. Sejauh mana permasalahan yang diungkap dan rencana program/kegiatan
dalam RPDAS Terpadu terinternalisasi dalam RPJMD/RTRW masing-masing
provinsi/kabupaten/kota

Rangkaian kegiatan penilaian peran para pihak dalam pelaksanaan


program/kegiatan RPDAS Terpadu DAS Musi dilakukan dengan pencermatan
terhadap permasalahan dalam RPDAT Terpadu DAS Musi apakah sudah masuk
menjadi bagian dari RPJMD masing-masing propinsi dan kabupaten. Hal ini
sangat penting karena apabila Permasalahan dalam RPDAS Terpadu sudah
masuk ke dalam RPJM maka implementasi di lapangan oleh para pihak,
terutama SKPD akan lebih mudah dilaksanakan. Pencermatan terhadap aspek ini
tidak begitu mudah mengingat hampir tidak ada permasalahan yang
terakomodasi secara rigid, namun sudah mengalami modifikasi. Sebagai contoh
adalah permasalahan dalam RPDAS Terpadu “degradasi hutan dan lahan kritis”
sudah terakomodasi dalam RPJM Provinsi Sumatera Selatan dalam “Penurunan
laju deforestrasi dan degradasi hutan, Program Pembentukan Kelembagaan
Kesatuan Pengelolaan Hutan/ KPH, Program Rehabilitasi Lahan Kritis Dalam
Kawasan Hutan, Program Penurunan Laju Deforestrasi dan Degradasi Hutan,
Pengawasan K3 LH (Penanganan tanah penutup di areal penambangan)”.
Meskipun tidak sama persis namun secara materi sudah terakomodasi di dalam
RPJM tersebut. Berikut ini adalah tabel 3.10. yang menunjukkan akomodasi
permasalahan RPDAS Terpadu DAS Musi dalam RPJM Provinsi Sumatera Selatan
sebagai contoh.

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 50


Tabel 3.10 Akomodasi Permasalahan RPDAS Terpadu DAS Musi dalam RPJM Provinsi
Sumatera Selatan

RUMUSAN MASALAH DALAM


NO. IMPLEMENTASI PADA RPJMD PROVINSI SUMSEL
RPDAST 2011

Penurunan laju deforestrasi dan degradasi hutan, Program


Pembentukan Kelembagaan Kesatuan Pengelolaan Hutan/ KPH,
Program Rehabilitasi Lahan Kritis Dalam Kawasan Hutan, Program
1 Degradasi hutan dan lahan kritis Penurunan Laju Deforestrasi dan Degradasi Hutan, Pengawasan K3
LH (Penanganan tanah penutup di areal penambangan), Program
Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam (Kegiatan
Pengendalian Kerusakan Hutan dan Lahan)

Pengelolaan Lingkungan dan Pengendalian Bencana, Program


Penurunan Laju Deforestrasi dan Degradasi Hutan, Program
Perlindungan terhadap Rehabilitasi Lahan Kritis dalam Kawasan Hutan, Opersional
2
keanekaragaman hayati pengawasan terpadu penanaman mangrove, Program Perlindungan
dan Konservasi Sumber Daya Alam (Pengelolaan Keanekaragaman
Hayati dan Ekosistem)

Rehabilitasi Hutan Catchment Area Daerah Irigasi Bendungan,


Program Pengembangan, Pengelolaan dan Konservasi Sungai,
3 Erosi dan sedimentasi Program Kelembagaan Pengelolaan DAS Terpadu Musi, Program
Pengendalian Banjir, Pengawasan K3 LH (perbaikan dan perawatan
tanggul di sekeliling area penambangan)

Terwujudnya Ketaatan Masyarakat dan Pelaku Usaha Kegiatan


dalam Pengelolaan LH, Program Pengendalian Pencemaran dan
Perusakan Lingkungan, Program Pengembangan, Pengelolaan dan
Konservasi Sungai, Sasaran dalam RPJMD Sumatera Selatan
2013-2018: berkurangnya laju penurunan kualitas lingkungan hidup
4 Pencemaran air sungai meliputi air, udara dan tutupan lahan, Program: Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan Lingkungan, Program Pengendalian
Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup (Pemantauan
Kualitas Lingkungan, Koordinasi Pengelolaan Prokasih/Superkasih,
Monitoring, evaluasi dan Pelaporan Perizinan Pembuangan Limbah
cair)

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 51


RUMUSAN MASALAH DALAM
NO. IMPLEMENTASI PADA RPJMD PROVINSI SUMSEL
RPDAST 2011

Optimalisasi waduk, situ daerah hulu sungai untuk menampung


aliran banjir di hulu, konservasi sempadan sungai, serta
Bencana banjir, kekeringan, dan pembangunan danau dan embung di hulu, Penurunan Resiko Akibat
5
tanah longsor Bencana, Program Pengendalian Banjir, Program Pembangunan
Talud/ Turap, Pemetaan Daerah Rawan BAG dan Zona Kerentanan
Gerakan Tanah

Tersedianya peraturan penataan ruang di daerah, Program


Penggunaan Lahan tidak sinkron pengendalian Pemanfaatan Ruang, Program Pengelolaan Ruang
6
dengan RTRW Terbuka Hijau (RTH) melalui kegiatan Penataan RTH, Pemeliharaan
RTH

Meningkatkan daya dukung DAS Musi dan Pengelolaan DAS


Terpadu, Program Kelembagaan Pengelolaan DAS Terpadu Musi,
7 Pengelolaan DAS tidak terpadu
Program Penguatan Kelembagaan Implementasi REDD+ dan RAD
GRK

Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi SDA dan


Lingkungan Hidup, Pembinaan kelompok pengawas
(POKMASWAS), Terselenggaranya partisipasi masyarakat, aparatur
dan stakeholder dalam terwujudnya ketaatan masyarakat dalam
Tingkat kesadaran masyarakat
pelaku usaha kegiatan dalam pengelolaan lingkungan hidup.
8 terhadap pelestarian sumber
Program: Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya
daya alam masih rendah
Alam dan Lingkungan Hidup, Program Pengembangan Kinerja
Pengelolaan Persampahan (Penyediaan Prasarana dan sarana
pengelolaan persampahan, Peningkatan peran serta masyarakat
dalam pengelolaan persampahan)

Peraturan tentang pengelolaan


9 DAS belum terkoordinasi dengan Penyusunan perda tentang pengelolaan DAS
baik

Membuat Perda yang mengatur/ melindungai Lahan-lahan sawah


10 Alih fungsi lahan sehingga tidak beralih fungsi, penerapan kewajiban AMDAL dan
kesesuaian dengan RTRW pada setiap kegiatan pembanguan di

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 52


RUMUSAN MASALAH DALAM
NO. IMPLEMENTASI PADA RPJMD PROVINSI SUMSEL
RPDAST 2011
DAS

Masih terjadi konflik antar Di tahun 2015 melakukan MoU untuk kerjasama antar Instansi
11
sektor/kegiatan seperti Dinas Pertanian dan Dinas PU Pengairan

Pengelolaan wilayah hulu dan


12 hilir belum terkoordinasi dengan
baik

Kuantitas dan kualitas SDM


13 pengelola kawasan hutan masih
rendah

Pembinaan kelompok pengawas (POKMASWAS), Pengawasan


Pemberdayaan masyarakat
Konservasi (Konservasi bahan galian dilakukan secara efisien dan
dalam pengelolaan sumberdaya
14 optimal), Peningkatan Edukasi masyarakat, peningkatan sistem
alam dan lingkungan belum
informasi dan layanan aduan serta keluhan msyarakat melalui sms
optimal
dan web termasuk masalah sumber daya alam dan lingkungan

Belum optimalnya pemanfaatan Pembinaan lubuk larangan, Program Perlindungan dan Konservasi
15 kearifan lokal dalam pengelolaan Sumber Daya Alam (Peningkatan Konservasi daerah tangkapan Air
DAS dan Sumber-sumber Air)

Potensi pemanfaatan Corporate


Social Responsibility (CSR)
Pembentukan Forum CSR sebagai media komunikasi stakeholder
16 untuk pengelolaan DAS belum
dan pemerintah daerah
digali dan dimanfaatkan dengan
baik

Sumber: Analisis, 2015

Jika dicermati pada tingkat kabupaten/kota, maka sebagian kabupaten/kota


yang berada di wilayah DAS Musi juga sudah memasukkan permasalahan dalam
RPDAS Terpadu DAS Musi dalam RPJM-nya. Pada tabel 3.11. berikut ditunjukkan
kabupaten/kota yang sudah memasukkan sebagian dari permasalahan RPDAS
Terpadu DAS Musi dalam RPJM-nya.

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 53


Dari 24 kabupaten/kota di wilayah DAS Musi, terdapat 13 kabupaten/kota
yang sudah mengakomodasi permasalahan dalam RPDAS Terpadu DAS Musi dalam
RPJM-nya. Ke-13 kabupaten/kota tersebut adalah : Kabupaten Banyuasin, Kabupaten
Lahat, Kabupaten Muara Enim, Kabupaten Musi Banyuasin, Kabupaten Musi Rawas,
Kabupaten Musi Rawas Utara, Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ilir,
Kabupaten Ogan Komering Ulu, Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur, Kota
Lubuklinggau, Kota Prabumulih, dan Kabupaten Kepahyang. Tiga belas
kabupaten/kota berada di wilayah Provinsi Sumatera Selatan dan satu kabupaten
berada di Wilayah Provinsi Bengkulu, yaitu Kabupaten Kepahyang.

Permasalahan DAS Musi yang paling banyak diakomodasi oleh


kabupaten/kota adalah : degradasi hutan dan lahan kritis, perlindungan terhadap
keanekaragaman hayati, erosi/sedimentasi, dan pencemaran air sungai.
Permasalahan DAS Musi yang paling sedikit diakomodasi dalam RPJM
kabupaten/kota adalah belum optimalnya pemanfaatan kearifan lokal dalam
pengelolaan DAS, kuantitas dan kualitas SDM pengelola kawasan hutan masih
rendah, serta potensi pemanfaatan Corporate Social Responsibility (CSR) untuk
pengelolaan DAS belum digali dan dimanfaatkan dengan baik.

Contoh bentuk akomodasi permasalahan “Perlindungan Terhadap


Keanekaragaman Hayati” DAS Musi dalam RPJM kabupaten/kota adalah :
1. Perbaikan sistem pengeolahan hutan dengan meningkatkan keterlibatkan
masyarakat secara langsung dalam pengelolaan hutan (Kab. Banyuasin);
2. Program pembinaan dan penertiban industri hasil hutan, Program perlindungan
dan konservasi sumberdaya hutan, Program rehabilitasi hutan dan lahan (Kab.
Musi Banyuasin);
3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam, kegiatan Pengelolaan
Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem (Kab. Muara Enim)
4. Peningkatan Keseimbangan Ekosistem dan Pengendalian Hutan Terpadu (Kab.
Musi Rawas);
5. Program Pengelolaan dan Rehabilitasi Ekosistem Pesisir dan Laut, Program
Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau (Kab. Ogan Komering Ilir);
6. Program perlindungan dan konservasi sumber daya hutan, Program
perlindungan dan konservasi sumber daya alam (Kab. Ogan Komering Ulu); dan
7. Program pembuatan taman kehati (Kota Lubuklinggau).

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 54


Berdasarkan hasil pencermatan tersebut tampak bahwa sebagian provinsi
dan kabupaten/kota sudah mengakomodasi permasalahan/program dalam RPDAS
Terpadu DAS Musi. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya RPDAS Terpadu DAS
Musi sudah terinternalisasi dalam kegiatan-kegiatan kepemerintahan di sebagian
provinsi dan kabupaten/kota yang dinyatakan dalam RPJM-nya. Memang masih
terdapat daerah yang belum mengakomodasi dalam RPJM-nya, hal ini disebabkan
oleh :
1. RPJM yang berlaku saat ini sudah disusun sebelum RPDAS Terpadu DAS Musi
disusun. Daerah-daerah tersebut pada saat ini sedang menjalankan Pilkada,
sehingga diharapkan dalam penyusunan RPJM mendatang sudah
mengakomodasi RPDAS Terpadu DAS Musi; dan
2. Belum memahami bahwa dalam operasioanal pengelolaan DAS, akan lebih baik
jika RPDAS Terpadu DAS Musi diakomodasi dalam RPJM. Hal ini perlu didorong
untuk memasukkan dalam RPJM-nya.

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 55


Tabel 3.11 Rekapitulasi Monev Internalisasi Rencana Pengelolaan Das Terpadu (RPDAST) DAS Musi Pada RPJMD

SUMSEL BENGKULU JAMBI LAMPUNG

Komering Ulu Selatan

2. Kab. Muaro Jambi


17. Kota Prabumulih
15. Kota Pagar Alam
16. Kota Palembang
Komering Ulu Timur
4. Kab. Muara Enim

6. Kab. Musi Rawas


7. Kab. Musi Rawas

3. Kab. Sarolangun

2. Kab. Way Kanan


1. Kab. Kepahyang
Abab Lematang Ilir

1. Kab. Batanghari
1. Kab. Banyuasin

13. Kab. Penukal

1. Kab. Lampung
8. Kab. Ogan Ilir

4. Kab. Tanjung
12. Kab. Ogan

2. Kab. Rejang
10. Kab. Ogan

11. Kab. Ogan


2. Kab. Empat

Komering Ulu

Jabung Timur
Lubuklinggau
3. Kab. Lahat

9. Kab. Ogan
Komering Ilir
5. Kab. Musi
Banyuasin

14. Kota
Lawang

Lebong
Utara

Barat
NO. RUMUSAN MASALAH DALAM RPDAST 2011

1 Degradasi hutan dan lahan kritis


2 Perlindungan terhadap keanekaragaman hayati
3 Erosi dan sedimentasi
4 Pencemaran air sungai
5 Bencana banjir, kekeringan, dan tanah longsor
6 Penggunaan Lahan tidak sinkron dengan RTRW
7 Pengelolaan DAS tidak terpadu
Tingkat kesadaran masyarakat terhadap pelestarian sumber
8
daya alam masih rendah
Peraturan tentang pengelolaan DAS belum terkoordinasi
9
dengan baik
10 Alih fungsi lahan
11 Masih terjadi konflik antar sektor/kegiatan
Pengelolaan wilayah hulu dan hilir belum terkoordinasi dengan
12
baik
Kuantitas dan kualitas SDM pengelola kawasan hutan masih
13
rendah
Pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan sumberdaya
14
alam dan lingkungan belum optimal
Belum optimalnya pemanfaatan kearifan lokal dalam
15
pengelolaan DAS
Potensi pemanfaatan Corporate Social Responsibility (CSR)
16 untuk pengelolaan DAS belum digali dan dimanfaatkan dengan
baik
Sumber: Analisis, 2015

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 56


3.4.4. Sejauh mana implementasi (Penerapan) program/kegiatan dalam RPDAS
Terpadu DAS Musi di lapangan
Kunjungan lapangan dilakukan dengan melihat implementasi RPDAS.
Kunjungan lapangan dilakukan secara bersama-sama, antara Balai Pengelolaan DAS
sebagai inisiator penyusunan RPDAS di wilayah kerjanya dengan Bappeda dan
Satuan Kerja Perangkat Daerah. Hal ini dilakukan untuk melihat realisasi pelaksanaan
kegiatan yang telah ditetapkan bersama dalam dokumen RPDAS.
Melalui kegiatan kunjungan lapangan ini diharapkan dapat sebagai monitoring
oleh Balai Pengelolaan DAS ke lapangan tempat pelaksanaan kegiatan pengelolaan
DAS.
Beberapa kegiatan yang perlu dilihat dalam tahapan kunjungan lapangan ini
meliputi:
1. Kegiatan Kehutanan
2. Kegiatan Pertanian (termasuk perikanan dan peternakan)
3. Kegiatan Perkebunan
4. Kegiatan Pertambangan
5. Kegiatan Pekerjaan Umum
6. Kegiatan Pengendalian dan Pencemaran
7. Kegiatan lainnya sesuai dengan matriks kegiatan dalam RPDAS.

Berikut beberapa jenis kegiatan yang merupakan implementasi (Penerapan)


Program/ Kegiatan dalam RPDAS Terpadu DAS Musi di lapangan wilayah DAS Musi
yang dilaksanakan sejak disahkannya RPDAST DAS Musi pada tahun 2015.

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 57


Dokumentasi Internalisasi RPDAS Terpadu DAS Musi
Kota Lubuk Linggau

Gambar 3.1 Bangunan Sipil Teknis berupa embung di Kabupaten Ogan Ilir

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 58


Gambar 3.2 Hutan Kota di Kecamatan Lubuk Linggau Utara I, Kota Lubuk Linggau

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 59


Dokumentasi Internalisasi RPDAS Terpadu DAS Musi
Kabupaten OKI

Gambar 3.3 Hutan Rakyat di Kecamatan Lempuing Jaya, Kabupaten OKI

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 60


Dokumentasi Internalisasi RPDAS Terpadu DAS Musi
Kabupaten Muara Enim

Gambar 3.4 Hutan Rakyat di Desa Penang Jaya, Kabupaten Muara Enim

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 61


Dokumentasi Internalisasi RPDAS Terpadu DAS Musi
Kabupaten Muaro Jambi

Gambar 3.5 Pintu air pada sub DAS Lalan, Kabupaten Muaro Jambi

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 62


Dokumentasi Internalisasi RPDAS Terpadu DAS Musi
Kabupaten OKU Timur

Gambar 3.6 Lokasi Hutan Kota seluas 5 Ha d Desa Kota Baru Selatan, Kecamatan
Martapura, Kabupaten OKU Timur

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 63


Gambar 3.7 Kondisi bangunan embung di Desa Way Salak, Kecamatan Jayapura,

Kabupaten OKU Timur

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 64


Gambar 3.8 Bendungan Upper Komering di Kabupaten OKU Timur

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 65


Dokumentasi Internalisasi RPDAS Terpadu DAS Musi
Kabupaten Rejang Lebong

Gambar 3.9 Hutan Kota di Kabupaten Rejang Lebong

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 66


Dokumentasi Internalisasi RPDAS Terpadu DAS Musi
Kabupaten Musi Rawas Utara

Gambar 3.10 Pembangunan DAM Penahan di Sungai Air Rawas, Desa Lawang
Agung, Kecamatan Muara Rupit, Kabupaten Musi Rawas Utara

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 67


BAB
BAB 4 IV
PERMASALAHAN DAN SOLUSI

4.1. Permasalahan dan Solusi dalam Proses Internalisasi RPDAST DAS


Musi ke dalam RTRW/ RPJMD

Berdasarkan hasil analisis dan penilaian terhadap proses Internalisasi


RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD dijumpai banyak permasalahan
yang menghambat pelaksanaan RPDAST DAS Musi, meskipun sebagian dari
program-program dalam RPDAST Musi tersebut juga sudah dijalankan oleh
para pihak. Namun demikian intensitas pelaksanaan RPDAST DAS Musi oleh
para pihak juga belaum dapat seirama, baik dalam kecepatan pelaksanaan
maupun volume pekerjaan yang dilakukan.

Secara garis besar RPDAST DAS Musi yang disusun pada tahun 2011 masih
layak untuk dilanjutkan pelaksanaannya. Hal ini tercermin dari jawaban
pada kuisioner yang menyatakan bahwa sebagian besar permasalahan yang
terdapat dalam RPDAST DAS Musi masih terjadi sampai dengan saat ini di
DAS DAS Musi. Hal ini menunjukkan relevansi yang masih tinggi antara
permasalahan DAS yang diinterpretasi pada saat RPDAS DAS Musi dibuat
dengan kondisi DAS Musi aktual. Dengan kata lain, permasalahan yang ada
di DAS DAS Musi masih belum bergeser dari tahun 2011 sampai dengan
saat ini.

Belum bergesernya permasalahan tersebut menunjukkan bahwa program-


program yang terdapat di RPDAST DAS Musi belum sepenuhnya dijalankan
atau dilaksanakan oleh para pihak sesuai kesepakatan yang telah
dituangkan di matriks program RPDAST DAS Musi. Banyak faktor yang
mempengaruhi belum terlaksananya program-program tersebur. Pada tabel
4.1. berikut disampaikan beberapa permasalahan dan alternatif solusi dalam
mengatasi permasalahan implementasi RPDAST DAS Musi, sehingga dapat
berjalan dengan optimal sesuai yang diharapkan.

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 68


Tabel 4.1 Permasalahan dan Solusi dalam Proses Internalisasi RPDAST DAS Musi ke
dalam RTRW/ RPJMD
No. Permasalahan Solusi
1. Adanya persepsi bahwa RPDAS - Meningkatkan koordinasi ke 179
Terpadu hanya milik instansi kehutanan SKPD Prov/Kab/Kota dengan target
saja, yang seharusnya menjadi milik utama Bappeda Prov/Kab/Kota
semua stakeholder terkait. sebagai leading sector.
- Meningkatkan koordinasi dan
mensosialisasikan kembali RPDAS
Terpadu melalui surat

2. Sebagian besar SKPD baik di Tk. - Meningkatkan koordinasi ke 179


Provinsi maupun di Tk. Kab/Kota belum SKPD Prov/Kab/Kota dengan target
memahami/ mengetahui RPDAS utama Bappeda Prov/Kab/Kota
Terpadu (diakibatkan pergantian sebagai leading sector.
personil yang relatif cepat di daerah dan - Meningkatkan koordinasi dan
tidak tersampaikannya informasi ke mensosialisasikan kembali RPDAS
instansi masing-masing Terpadu melalui melalui surat
(laporan/peta/dokumen menjadi bahan
pribadi)).
3. Sebagian besar dalam penyusunan - Meningkatkan kesadaran kepala
RPJMD belum mengacu RPDAST. daerah untuk menyusun RPJMD
berbasis RPDAST.
- Melakukan upaya terobosan untuk
meningkatkan kesadaran bersama
akan pentingnya RPDAST.
4. Pemahaman seluruh stakeholder terkait - Meningkatkan sosialisasi
terhadap RPDAST DAS Musi belum - Koordinasi secara rutin
sama - Meningkatkan peran forum DAS
5. Belum semua stakeholder terkait dapat - Meningkatkan sosialisasi
mengimplementasikan RPDAST sesuai - Koordinasi secara rutin
dengan TUPOKSI masing-masing - Meningkatkan peran forum DAS
SKPD terkait

Sumber: Analisis, 2015

Analisis terhadap Permasalahan dan Solusi dalam Proses Internalisasi RPDAST


DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD secara lengkap sebagai berikut :
 Adanya persepsi bahwa RPDAS Terpadu hanya milik instansi kehutanan saja,
yang seharusnya menjadi milik semua stakeholder terkait.
o Meningkatkan koordinasi SKPD Provinsi/Kab/Kota dengan target utama
Bappeda Provinsi/Kab/Kota sebagai leading sector.
Bappeda sebagai koordinator kegiatan perencanaan di wilayah
Provinsi/Kabupaten/Kota harus mengambil peran penting sebagai
koordinator pelaksanaan RPDAS Terpadu. BPDAS Musi dalam hal ini hanya
memfasilitasi penyusunan RPDAST DAS Musi tersebut. Sebagai koordinator,

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 69


Bappeda harus berperan aktif dalam menyadarkan SKPD terkait bahwa
RPDAST DAS Musi bukan hanya milik kehutanan, naum milik semua pihak.
o Berkoordinasi dan mensosialisasikan kembali RPDAS Terpadu melalui
melalui surat.
Seiring dengan perubahan nomenklatur SKPD yang banyak terjadi akibat
perubahan peraturan perundangan yang berlaku, Bappeda sebagai
koordinator diharapkan selalu melakukan sosialisasi RPDAST DAS Musi
kepada SKPD terkait. Dalam hal pelaksanaannya dapat dibantu oleh BPDAS
DAS Musi.

 Sebagian besar SKPD baik di Tingkat Provinsi maupun di Tingkat Kabupaten/Kota


belum memahami/ mengetahui RPDAS Terpadu (diakibatkan pergantian personil
yang relatif cepat di daerah dan tidak tersampaikannya informasi ke instansi
masing-masing (laporan/peta/dokumen menjadi bahan pribadi).
o Perubahan atau pergantian personil dalam suatu organisasi merupakan
suatu proses yang tidak dapat dielakkan dalam rangka pembinaan karier
pegawai. Namun demikian masing-masing SKPD wajib untuk menyusun
suatu prosedur regenerasi yang baik, sehingga orang yang ditugaskan
sebagai pengganti dapat dengan cepat memahami tugas-tugas yang sudah
dilakukan para pendahulunya. Dengan demikian diharapkan proses
implementasi RPDAST DAS Musi tidak mengalami stagnasi.
o Perlu dipikirkan mengenai status staf yang menangani implementasi
RPDAST DAS Musi, dengan mengangkat sebagai pegawai fungsional sebagai
contoh. Sehingga pegawai tersebut dapat terus melanjutkan kariernya tanpa
harus berpindah tugas.

 Sebagian besar dalam penyusunan RPJMD belum mengacu RPDAST


o Meningkatkan kesadaran kepala daerah untuk menyusun RPJMD berbasis
RPDAST.
RPDAST DAS Musi disusun pada tahun 2011 dimana saat itu sebagian
kepala daerah di wilayah DAS Musi sudah terpilih dan menjalankan tugas.
Hal ini berakibat RPJMD yang disusun berlum menggunakan RPDAST DAS
Musi sebagai dasar penyusunan.

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 70


Terdapat 7 (tujuh) kabupaten yang melaksanakan pilkada di Provinsi
Sumatera Selatan yaitu Kabupaten Ogan Ilir, Kabupaten PALI, Kabupaten
Musi Rawas, kabupaten Musi Rawas Utara, Kabupaten Ogan Komering Ulu,
Kabupaten OKU Timur, Kabupaten OKU Selatan 1 (satu) provinsi (Provinsi
Sumatera Selatan). Dengan adanya pilkada pada tahun 2015 ini diharapkan
kepala daerah terpilih dapat menyusun RPJMD sudah menggunakan
RPDAST sebagai dasar. Setiap SKPD yang terkait diharapkan dapat
memberikan masukan kepada kepala daerah yang terpilih tersebut. Selain
itu BPDAS DAS Musi diharapkan dapat mengirimkan surat kepada kepala
daerah terpilih perihal pentingnya RPDAST DAS Musi sebagai dasar
penyusunan RPJMD.
o Melakukan upaya terobosan untuk meningkatkan kesadaran bersama akan
pentingnya RPDAST.
Para pihak melalui Forum DAS dapat mengusulkan kepada pemerintah pusat
untuk menjadikan RPDAST sebagai salah satu dasar penyusunan RPJMD
yang wajib dilaksanakan oleh kepala daerah terpilih, baik untuk tingkat
provinsi/kabupaten/kota.

 Pemahaman seluruh para pihak terkait terhadap RPDAST DAS Musi belum sama
o Meningkatkan sosialisasi
Sosialisasi kepada para pihak harus rutin dilaksanakan oleh Bappeda selaku
koordinator RPDAST di wilayah masing-masing, sehingga pemahaman dapat
ditingkatkan pada level yang sama. Dalam pelaksanaannya dapat bekerja
sama dengan BPDAS.
o Koordinasi secara rutin
Koordinasi secara rutin oleh para pihak harus terus dilaksanakan untuk
mengevaluasi pelaksanaan atau implementasi RPDAST DAS Musi tersebut.
Dengan evaluasi yang rutin dapat dengan cepat diketahui permasalahan-
permasalahan yang muncul terkait implemtasi di lapangan. Hal ini juga akan
memudahkan untuk memantau target kinerja para pihak terkait RPDAST
DAS Musi.
o Meningkatkan peran forum DAS
Forum DAS sebagai organisasi yang memiliki peran dalam menjaga
kelestarian DAS memiliki kuwajiban untuk memantau pelaksanaan RPDAST

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 71


oleh para pihak. Dengan demikian Forum DAS dapat melakukan evaluasi
secara aktif dan menyampaikan hasil evaluasinya kepada para pihak untuk
meningkatkan kinerja para pihak dalam implementasi RPDAST DAS Musi.

 Belum semua para pihak terkait dapat mengimplementasikan RPDAST sesuai


dengan TUPOKSI masing-masing SKPD terkait
o Meningkatkan sosialisasi
Sosialisasi kepada para pihak harus rutin dilaksanakan oleh Bappeda selaku
koordinator RPDAST di wilayah masing-masing, sehingga implementasi
RPDAST dapat ditingkatkan pada level yang sama.
o Koordinasi secara rutin
Koordinasi secara rutin oleh para pihak harus terus dilaksanakan untuk
mengevaluasi pelaksanaan atau implementasi RPDAST DAS Musi tersebut.
Dengan evaluasi yang rutin dapat dengan cepat diketahui permasalahan-
permasalahan yang muncul terkait implemtasi di lapangan. Hal ini juga akan
memudahkan untuk memantau target kinerja para pihak terkait RPDAST
DAS Musi.
o Meningkatkan peran forum DAS
Forum DAS sebagai organisasi yang memiliki peran dalam menjaga
kelestarian DAS memiliki kuwajiban untuk memantau pelaksanaan RPDAST
oleh para pihak. Dengan demikian Forum DAS dapat melakukan evaluasi
secara aktif dan menyampaikan hasil evaluasinya kepada para pihak untuk
meningkatkan kinerja para pihak dalam implementasi RPDAST.

4.2. Permasalahan dan Solusi dalam kegiatan penyusunan Internalisasi


RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD

Dalam pelaksanaan kegiatan penyusunan Internalisasi RPDAST DAS Musi ke


dalam RTRW/ RPJMD yang dilaksanakan oleh BPDAS Musi sebagai bagian
dari evaluasi pelaksanaan RPDAST DAS Musi dijumpai beberapa
permasalahan yang terkait dengan para pihak. Permasalahan-permasalahan
tersebut dituangkan dalam tabel 4.2. berikut :

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 72


Tabel 4.2 Permasalahan dan Solusi dalam kegiatan penyusunan Internalisasi RPDAST
DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD
No. Permasalahan Solusi
1. Perwakilan SKPD yang dihadirkan Perlu sosialisasi arti pentingnya
dalam Focus Groups Discussion (FGD) RPDAST DAS Musi bagi pengelolaan
tidak memahami substansi RPDAST DAS saat ini dan yang akan datang.
2. Perwakilan SKPD yang dihadirkan Diharapkan SKPD mendelegasikan
dalam Focus Groups Discussion (FGD) kepada SDM yang kompeten di
tidak memahami data di kantornya bidangnya.
(SDM baru/ kurang potensial di
bidangnya)
3. Perwakilan SKPD yang hadir dalam Perlu sosialisasi tentang arti pentingnya
FGD tidak mengisi semua matriks FGD mengisi matriks FGD.
pada bagian yang sesuai Tupoksinya
4. Tidak seluruh SKPD yang diundang Perlu sosialisasi tentang arti pentingnya
hadir dalam FGD FGD demi pengelolaan DAS Musi yang
lebih baik.
Sumber: Analisis, 2015

Analisis Permasalahan dan Solusi dalam kegiatan penyusunan Internalisasi


RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD sebagai berikut:
 Perwakilan SKPD yang dihadirkan dalam Focus Groups Discussion (FGD) tidak
memahami substansi RPDAST
o Meningkatkan sosialisasi arti pentingnya RPDAST DAS Musi bagi pengelolaan
DAS saat ini dan yang akan datang.

Dari hasil pelaksanaan FGD Internalisasi RPDAST DAS Musi dapat diketahui
bahwa ternyata belum semua SKPD terkait pengelolaan DAS sudah
memahami tentang kegiatan RPDAST. Oleh karena itu ke depan kegiatan
sosialisasi RPDAST tetap diperlukan dan harus dilaksanakan dengan kontinyu.

 Perwakilan SKPD yang ditugaskan hadir dalam Focus Groups Discussion (FGD)
tidak memahami data di kantornya (SDM baru/ kurang potensial di bidangnya)
o Diharapkan SKPD mendelegasikan kepada SDM yang kompeten di bidangnya.

Pada saat pelaksanaan FGD Internalisasi RPDAST DAS Musi, tidak semua
SKPD mengirimkan staf yang benar-benar menguasai permasalahan RPDAST

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 73


atau staf yang menglakukan impelementasi RPDAST di lapangan, sehingga
tidak diperoleh informasi secara maksimal tentang pelaksanaan RPDAST di
masing-masing wilayah. Ke depan jika ada kegiatan sejenis diharapkan SKPD
dapat mengirimkan staf yang memiliki kompetensi mengenai pengelolaan
DAS.

 Perwakilan SKPD yang hadir dalam FGD tidak mengisi semua matriks FGD pada
bagian yang sesuai tupoksinya.
o Meningkatkan sosialisasi tentang arti pentingnya mengisi matriks FGD. Dari
hasil pelaksanaan FGD Internalisasi RPDAST DAS Musi dapat diketahui bahwa
ternyata belum semua SKPD terkait pengelolaan DAS sudah memahami
tentang kegiatan RPDAST, sehingga matriks program dan kegiatan RPDAST
tidak sepenuhnya dimengerti dan dikethui implemntasinya selama ini. Oleh
karena itu ke depan kegiatan sosialisasi RPDAST tetap diperlukan dan harus
dilaksanakan dengan kontinyu.

 Tidak seluruh SKPD yang diundang hadir dalam FGD


o Meningkatkan sosialisasi tentang arti pentingnya FGD demi pengelolaan DAS
Musi yang lebih baik.

FGD dalam rangka internalisasi RPDAST DAS Musi merupakan salah satu
wahana untuk berinteraksi antar para pihak guna mengevaluasi pelaksanaan
atau implementasi RPDAST yang dilakukan bersama. Dari kegiatan FGD
tersebut dapat diketahui berbagai perkembangan yang ada di DAS Musi, baik
perkembangan yang sifatnya positif maupun perkembangan yang sifatnya
negatif. Dalam forum ini juga dapat dilakukan tukar pikiran dan curah
pendapat guna mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di DAS
Musi. Dengan demikian terbina sinergitas antar para pihak dalam pengelolaan
DAS Musi. Selain itu diperlukan sosialisasi lebih intensif mengenai pentingnya
RPDAST DAS Musi supaya ke depan jika ada kegiatan serupa, para pihak
dapat mengirimkan perwakilannya yang kompeten.

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 74


BAB 5 V
BAB
KESIMPULAN

Berdasarkan analisa dari data sekunder dan hasil FGD, tim pernyusun
merumuskan kesimpulan dari kegiatan ini sebagai berikut:

1. Permasalahan-permasalahan yang tertuang di RPDAST Musi, hingga saat ini


sebagian besar masih relevan hingga tetap perlu ditindak lanjuti. Beberapa
permasalahan baru saat ini muncul, namun hal tersebut belum muncul pada
RPDAST Musi 2011, hingga RPDAST Musi perlu di review.

2. Internalisasi RPDAS Terpadu DAS Musi sudah terjadi pada para pihak, karena
para pihak mampu menilai relevansi masalah dalam RPDAS Terpadu tersebut
dikaitkan dengan permasalahan yang terjadi pada saat ini.

3. Dari data pelaksanaan dan rencana pelaksanaan program/kegiatan dalam


RPDAS Terpadu DAS Musi, maka dapat disimpulkan bahwa pencapaian yang
sudah ada dalam pelaksanaan kegiatan pengelolaan DAS Musi sudah baik. Hal
ini juga dapat memberikan bukti bahwa internalisasi RPDAS Terpadu DAS Musi
kepada para pihak sudah tercapai dengan baik.

4. Berdasarkan hasil pencermatan tampak bahwa sebagian provinsi dan


kabupaten/kota sudah mengakomodasi permasalahan/program dalam RPDAS
Terpadu DAS Musi. Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya RPDAS Terpadu
DAS Musi sudah terinternalisasi dalam kegiatan-kegiatan kepemerintahan di
sebagian provinsi dan kabupaten/kota yang dinyatakan dalam RPJM-nya.

Internalisasi RPDAST DAS Musi ke dalam RTRW/ RPJMD 75

Anda mungkin juga menyukai