2, Oktober 2017
Halaman 105 – 115
ISSN 2407 - 9049
ABSTRAK
Karakteristik morfometri DAS digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan baik pencegahan
maupun penanggulangan banjir. Namun selama ini dalam penanganan banjir puncak tidak pernah
memperhatikan morfometri DAS sebagai karakteristik dasar alami yang mempengaruhi perilaku air
(hidrologi) sungai dalam suatu DAS. Penelitian bertujuan untuk mengetahui karakteristik
morfometri menentukan perilaku hidrologi sebagai dasar dalam pengelolaan sumberdaya air di DAS
Roraya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa DAS Roraya berdasarkan deliniasi peta administrasi
skalaa 1:250.00, memiliki luas DAS Roraya adalah 1.455,97 km 2 , terbagi atas 5 Sub DAS.
Karakteristik morfometri menunjukkan bahwa DAS Roraya berbentuk memanjang. Kerapatan
drainase DAS Roraya tergolong kelas sedang dan indeks percabangan sungai berk isa r a nta ra 3-5
tergolong dalam kelas sedang. Sehingga DAS Roraya tidak rawan banjir, namun apabila terjadi
kondisi iklim yang ekstrim maka menyebabkan DAS Roraya mengalami banjir besar, sehingga
terjadi penggenangan air dalam waktu yang relatif lama. Upaya pengelolaan DAS Roraya berbasis
karakteristik morfometri dengan memperhatikan beberapa Sub DAS dengan mempertahankan
ketersediaan dan keberlanjutan air sepanjang tahun tetap ada, kebutuhan sumber daya air dapat
dipenuhi. Secara fisik pada wilayah tengah DAS/sub DAS Roraya dapat dibangun dam pengendali
(cekdam), embung dan/atau bendungan air yang dilengkapi pintu air yang dapat mengatur
kontinuitas aliran sungai.
ABSTRACT
The morphometry characteristics of watershed is used as the basis for flood management and
mitigation. However, during peak flood handling, it has never considered watershed morphometry as a
natural basic characteristic that affects river water (hydrological) behavior in a watershed. The
objective of this research is to know the characteristic of morphometry to determine the hydrological
behavior as the basis for the management of water resources in the Roraya watershed. The results
showed that Roraya watershed based on delineation of administration map scale 1: 250.00, has wide
Roraya watershed is 1.455,97 km2, divided into 5 sub-basins. Characteristics of morphometry show
that the shape of the Roraya watershed is elongated. Roraya watershed drainage density is medium
class and river branch index (bifurcation ratio) ranges from 3 to 5 belonging to medium class. So that
Roraya watershed is not prone to flooding, but if there is extreme climatic conditions then cause the
Roraya watershed to flood large, resulting in waterlogging in a relatively long time. Efforts to manage
Roraya watershed based on morphometric characteristics with respect to several sub watersheds by
maintaining water availability and sustainability throughout the year, the need for water resources can
be met. Physically in the middle area of the Roraya watershed/ sub watershed can be constructed dam
(control), embung and / or water dam equipped with sluice gate that can regulate the continuity of
river flow.
106
Ecogreen Vol. 3(2) Oktober 2017, Hal 105 - 115
107
Karakteristik Morfometri Menentukan Hidrologi DAS Roraya – Kahirun et al.
108
Ecogreen Vol. 3(2) Oktober 2017, Hal 105 - 115
keseimbangan alam benar-benar terganggu dan dengan kemiringan yang tajam dan rentan
sampai menyebabkan DAS bersangkutan terhadap tingginya aliran permukaan dan
mengalami banjir besar, maka penggenangan erosi (Rekha et al ., 2011).
karena banjir tersebut akan terjadi dalam Titik pusat DAS (Cg)
waktu yang relatif lama. Titik pusat DAS (center of gravity of
Jarak tempuh banjir (Lg) watershed) adalah titik imajiner yang dianggap
Jarak tempuh banjir (over land flow) sebagai pusat DAS dan dihitung dengan sistem
adalah jarak tempuh kejadian banjir. Nilai grid. Fungsi titik imajiner tersebut adalah untuk
Length of Overland (Lg) atau panjang aliran membagi wilayah DAS menjadi kawasan hulu
permukaan di DAS Roraya memiliki nilai 4,55. (penyebab) maupun hilir (dampak). Suatu
Length of overland flow (Lg) merupakan kawasan disebut sebagai hulu DAS apabila
panjang air di permukaan tanah sebelum kawasan tersebut berada di atas titik imajiner,
terkonsentasi pada saluran sungai. Nilai Lg dan berlaku sebaliknya sehingga DAS Roraya
pada semua DAS Roraya tergolong tinggi. Hal terbagi atas 3 wilayah yakni wilayah hulu,
ini berarti akan menyebabkan aliran tidak tengah dan hilir. Untuk wilayah hulu berada
terlalu cepat menuju saluran dan potensi banjir pada Kecamatan Poli-Polia, Aere, Lantari Jaya,
tidak tinggi. Nilai Lg yang lebih tinggi berarti Palangga, dan Baito. Wilayah tengah berada
jalur aliran yang dilewati lebih panjang, pada Kecamatan Lambandia, Andoolo, Basala,
menunjukkan kemiringan sedang. Sebaliknya, Lalembu, Benua, dan Buke, sedangkan wilayah
jika nilai Lg rendah berarti jalur aliran yang hilir berada pada Kecamatan Tinanggea
dilewati pendek dan waktu tempuhnya cepat sebagaimana dalam peta pewilayahan DAS
menunjukkan bahwa daerah tersebut Roraya yang disajikan pada Gambar 3.
merupakan struktural batuan yang kompleks
109
Karakteristik Morfometri Menentukan Hidrologi DAS Roraya – Kahirun et al.
110
Ecogreen Vol. 3(2) Oktober 2017, Hal 105 - 115
2 Re > Rc Memanjang Laju aliran permukaan lebih lambat sehingga konsentrasi air lebih
lambat
Bentuk DAS (shape of watersheed) mempunyai Rata-rata kemiringan lereng DAS (SB)
arti penting dalam hubunganya dengan aliran Elevasi rata – rata dan variasi ketinggian
sungai, yaitu berpengaruh terhadap kecepatan pada suatu DAS merupakan faktor penting yang
terpusatnya aliran. Bentuk DAS berpengaruh berpengaruh terhadap temperatur dan pola
terhadap bentuk hidrografi aliran. Semakin hujan, khususnya pada daerah – daerah dengan
membulat bentuk suatu DAS, maka kenaikan topografi bergunung. Ketinggian suatu tempat
debit banjir semakin cepat. Berdasarkan hasil dapat diketahui dari peta topografi, diukur di
analisis terhadap parameter Re dan Rc masing- lapangan atau melalui foto udara, jika terdapat
masing memiliki nilai 1,32 dan 0,27, sehingga salah satu titik kontrol sebagai titik ikat.
nilai Re > Rc yang menyatakan bahwa DAS Hubungan antara elevasi dengan luas DAS
Roraya berbentuk memanjang. Hal ini dapat dinyatakan dalam bentuk hipsometrik
berimplikasi bahwa sebagian besar aliran (Hypsometric Curve). Hasil pengukuran tingkat
sungai di wilayah DAS Roraya mempunyai elevasi dan luasnya masing-masing di DAS
bentuk kenaikan debit banjir tidak semakin Roraya disajikan pada Tabel 3.
cepat atau laju aliran permukaan lebih lambat
sehingga konsentrasi air lebih lambat.
Titik terendah DAS Roraya pada bahwa DAS Roraya sebagian besar memiliki
ketinggian 0 mdpl, sedangkan titik tertinggi kemiringan lereng 0-8 % (datar). Kemiringan
DAS Roraya pada ketinggian 989 mdpl. lereng sangat berpengaruh terhadap kejadian
Berdasarkan analisa garis kontur DAS Roraya, erosi maupun longsor. Apabila faktor lain
ketinggian dengan luasan terbesar pada dianggap sama/diabaikan, semakin terjal
ketinggian 0 - 100 mdpl yaitu seluas kemiringan lereng rata-rata suatu DAS, maka
896,16 km . Hal ini juga sejalan dengan
2 semakin rentan wilayah bersangkutan terhadap
parameter kemiringan lereng DAS diketahui kejadian erosi maupun longsor, dan hal
111
Karakteristik Morfometri Menentukan Hidrologi DAS Roraya – Kahirun et al.
112
Ecogreen Vol. 3(2) Oktober 2017, Hal 105 - 115
potensi terjadinya debit puncak atau banjir. tanam dan sekaligus penurunan produksi padi
Banjir atau genangan yang terjadi di beberapa di daerah tersebut.
tempat di DAS Roraya secara faktual sudah Uraian-uraian tersebut menunjukkan
terjadi seperti di daerah Andoolo, Lalembuu bahwa fluktuasi debit yang menggambarkan
dan Tinanggea dengan frekwensi 4 kali setahun. distribusi air menurut waktu menjadi masalah
Implikasi dari genangan tersebut adalah serius yang memerlukan perhatian. Kegiatan
terendamnya beberapa daerah yang diarahkan untuk meningkatkan efisiensi
pertanian/sawah yang siap panen dan pemanfaatan air di musim kemarau merupakan
beberapa pemukiman. Demikian pula pada hal penting untuk mendapatkan perhatian
musim kemarau kondisi air sungai Roraya yang serius, selain itu upaya-upaya yang ditujukan
semakin menurun debitnya akan berimplikasi untuk mengurangi aliran permukaan juga
terhadap kekeringan pada beberapa daerah sangat penting guna meminimalisasi puncak
pertanian sehingga akan mengurangi luas aliran yang terjadi di musim hujan.
Tabel 4. Debit Harianan, Debit Maksimum dan Minimum Sungai Roraya Tahun 2011-2015
Tahun Q ( Avg)
Bulan
2011 2012 2013 2014 2015 Bulanan
Januari 19.14 13.44 8.85 8.02 7.06 11.30
Februari 18.33 18.05 11.21 6.80 8.22 12.52
Maret 12.82 24.20 15.72 14.46 15.18 16.48
April 6.73 23.26 19.87 16.53 17.59 16.80
Mei 12.37 15.23 26.74 18.38 20.09 18.56
Juni 17.19 23.10 34.22 42.89 26.35 28.75
Juli 4.98 22.45 81.54 16.41 20.67 29.21
Agustus 1.31 15.89 23.94 15.66 13.24 14.01
September 1.55 13.29 9.49 9.76 10.48 8.92
Oktober 2.43 13.37 35.80 7.84 5.28 12.94
November 4.48 10.14 6.35 5.27 3.49 5.95
Desember 2.87 5.07 26.65 2.52 4.44 8.31
Q (Avg) Tahunan 8.68 16.46 25.03 13.71 12.67 15.31
Q Max 19.14 24.20 81.54 42.89 26.35 38.83
Q Min 1.31 5.07 6.35 2.52 3.49 3.75
(Q Max/Q Min) Tahunan 14.67 4.77 12.84 17.01 7.55 10.36
Q Max/Q Min DAS Roraya 81.54/1.31 62,24
Sumber : Stasiun AWLR Roraya (Balai Wilayah Sungai Sulawesi IV, 2015)
113
Karakteristik Morfometri Menentukan Hidrologi DAS Roraya – Kahirun et al.
114
Ecogreen Vol. 3(2) Oktober 2017, Hal 105 - 115
Gebre, T., T. Kibru, S. Tesfaye, dan G. Taye. Amboy. Geological Society of America,
2015. Analysis of watershed attributes New Jersey. Vol .67.
for water resources management using Seyhan E., 1990. Dasar-Dasar Hidrologi. Gadjah
GIS: The case of Chelekot Micro- Mada University Press. Yogyakarta.
Watershed, Tigray, Ethiopia, Journal of Shinde, V., K. N. Tiwari, dan M. Singh. 2010.
Geographic Information System, 2015, 7, Prioritization of Micro Watersheds on the
177-190, http://dx.doi.org/10.4236/jgis. Basis of Soil Erosion Hazard Using
2015.72015 Remote Sensing and Geographic
Glennon, A.J. 2001. Aplication of morphometric Information System. International Journal
relationship to active flow network of Water Resources and Environmental
within the Mammoth Cave Watershed. Engineering Vol. 2(3), pp. 130-136.
Bowling Green, Kentucky: Faculty of Singh, P., A. Gupta, dan M. Singh. 2014.
Departement Geography and Geology, Hidrological inferences from watershed
Western Kentucky University. analysis for water resource management
Linsley, R.K., M.A Kohler dan J.L.H Paulhus. using remote sensing and GIS techniques,
1988. Hidrology for enginers. SI Metric The Egyptian Journal of Remote Sensing
Edition. McGraw Hill Book Company. and Space Science 17, 111-121,
Singapore. http://dx.doi.org/10.1016/j.ejrs.2014.09
Luo, W., dan A. Howard. (2006). Quantitative .003
morphometric analysis of simulated Slamet, B. (2008, April 26). Model hidrologi
martian landfors at watershed basin satuan sintetik menggunakan
scale. Lunar and Planetary Science, parameter morfometri (Studi kasus di
XXXVII. DAS Ciliwung). Diambil kembali dari
Mesa, L.M. 2006. Morphometric Analysis of a http://repository.usu.ac.id
Subtropical Andean basin (Tucuman, Sreedevi, P. D., S. Owais, H.H. Khan, dan S.
Argentina). Environmental Geology, 50, Ahmed. 2009. Morphometric Analysis of
pp. 1235-1242. a Watershed of South India Using SRTM
Noges, T. 2009. Relationship beetwen Data and GIS. Journal Geological Society of
morphometry, geographic location and India Vol.73, pp. 543-552.
water quality parameters of European Strahler, A.N. 1964. Quantitative Geomorphology
Lakes. Hydrobiologia, (633) : 33-43. of Drainage Basins and Channel Networks;
Nugroho, S. 2009. Respon morfometri dan Handbook of applied hydrology. McGraw-
penggunaan lahan DAS terhadap banjir Hill Book Cooperation, New York.
bandang (Studi kasus bencana banjir Rahayu, S., R. Widodo, M. Noordwijk, I.
bandang di Sungai Bohorok). Diambil Suryadi, dan B. Verbist. 2009.
kembali dari http://sirrma.bppt.go.id Monitoring air di daerah aliran sungai.
Pingale, S.M., H. Chandra, H.C. Sharma, dan S.S. Bogor: World Agroforestry Center,
Mishra, 2012. Morphometric Analysis ICRAF Asia Tenggara.
of Maun Watershed in Tehri-Garhwal Rekha, V.B., A.V. George,. dan M. Rita. 2011.
District of Uttarakhand Using GIS. Morphometric Analysis and
International Journal of Geomatics & Microwatershed Prioritization of
Geosciences, 3, 373-387. Peruvanthanam Subwatershed, the
Safarina A.B., H.T. Salim, I.K. Hadihardaja dan Manimala River Basin, Kerala, South
M.B.K. Syahril. 2011 Clusterization of India. Environmental Research,
Synthetic Unit Hydrograph Methods Engineering and Management, 3(57), pp.
Based on Watershed Characteristics 6-14.
International Journal of Civil & Triadmodjo, B. 2008. Hidrologi Terapan.
Environmental Engineering. 11 ( 06) Yogyakarta: Beta Offset.
Schumm, S.A. 1956. Evolution of Drainage
Systems and Slopes in Badlands at Perth
115
Karakteristik Morfometri Menentukan Hidrologi DAS Roraya – Kahirun et al.
116