Oleh
Lewi Jupiter
1714151054
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS PERRTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
1
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsur-
unsur utamanya terdiri atas sumberdaya alam, tanah, air dan vegetasi serta
Daerah aliran sungai di beberapa tempat di Indonesia memikul beban amat berat
belakangan ini bahwa kondisi daerah aliran sungai semakin menurun dengan
kekeringan.
Sebagai suatu kesatuan tata air, daerah aliran sungai dipengaruhi kondisi bagian
hulu khususnya kondisi biofisik daerah tangkapan dan daerah resapan air yang di
dan sinkronisasi untuk menyatukan tujuan yang ingin dicapai dan cara – cara yang
terlebih dahulu dirancang sistem yang akan digunakan untuk pengelolaan tersebut.
Perencanaan ini membutuhkan analisis biofisik dari lapangan berupa land use,
B. Tujuan Praktikum
Way Kanan.
A. Pengertian DAS
Daerah Aliran Sungai (DAS) secara umum didefinisikan sebagai suatu hamparan
mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar dari sungai utama ke laut
atau danau. DAS atau daerah aliran sungai adalah bagian permukaan bumi yang
airnya mengalir ke dalam sungai induk pada saat terjadi hujan. DAS meliputi
sungai beserta beberapa anak sungainya yang ada pada suatu daerah. Dengan kata
lain, dapat diartikan bahwa DAS adalah wilayah tampungan air yang masuk ke
wilayah air sungai yang lebih besar dan berakhir di muara sungai (Fadem, 2009).
DAS) juga didefinisikan sebagai hamparan wilayah yang dibatasi oleh pembatas
dan unsur hara serta mengalirkannya melalui anak-anak sungai dan keluar pada
merubah keseimbangan harmonis antar manusia dengan sungai dan hutan yang
4
tekanan yang dihadapi oleh DAS. Penggunaan lahan merupakan salah satu faktor
yang berpengaruh terhadap fungsi tata air suatu DAS. Perubahan penggunaan
lahan tersebut menyebabkan adanya lahan yang beralih fungsi, ditandai dengan
2016).
B. Pengelolaan DAS
Pengelolaan DAS sebagai bagian integral dari pembangunan wilayah, saat ini
masih menghadapi berbagai masalah yang kompleks dan saling terkait. Masalah-
masalah tersebut antara lain adalah erosi dan sedimentasi, banjir dan kekeringan,
lemah, dan institusi belum mantap yang dapat berdampak pada sosial ekonomi
merupakan sumberdaya yang dapat diperbaharui yaitu tumbuhan, tanah dan air
antara sumberdaya alam dan manusia dengan segala aktifitasnya di dalam DAS.
(Ridwan, 2013).
DAS sebagai suatu unit pengelolaan sumberdaya alam yang secara umum untuk
mungkin agar distribusi aliran air sungai yang berasal dari DAS dapat merata
Masukan utama dalam suatu DAS adalah curah hujan. Proses pergerakan curah
hujan menjadi limpasan di dalam suatu DAS ditentukan oleh karakteristik DAS
Karakteristik vegetasi dan pola penggunaan lahan yang ada di atasnya (Seyhan,
1997). Fluktuasi debit merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
menentukan suatu DAS mengalami kerusakan atau tidak (Tarigan, 2008). Dalam
ekosistem daerah aliran sungai terjadi interaksi antara unsur-unsur mahluk hidup
dan unsur fisik seperti interaksi antara vegetasi, tanah, air dan manusia. Interaksi
Perkembangan daerah aliran sungai sangat tergantung pada laju erosi dan
C. Ordo Sungai
Alur sungai dalam suatu DAS dapat dibagi dalam beberapa orde sungai. Orde
sungai adalah posisi percabangan alur sungai di dalam urutannya terhadap induk
sungai di dalam suatu DAS. Dengan demikian makin banyak jumlah orde sungai
akan semakin luas pula DAS-nya dan akan semakin panjang pula alur sungainya.
6
Tingkat percabangan sungai (bufurcation ratio) adalah angka atau indeks yang
ditentukan berdasarkan jumlah alur sungai untuk suatu orde (Soemarto, 1995).
D. Kondisi Tanah
atas dari tubuh air ini disebut permukaan preatik, yang tinggi permukaannya
dinyatakan oleh tinggi air tanah dalam sumur. Air tanah yang berada pada lapisan
berpori dan yang terletak di antara kedua lapisan yang kedap air disebut air
preatis. Air preatis dapat menimbulkan gejala-gejala berupa sungai bawah tanah
di daerah kapur, mata air, mata air artesis, dan travertin (Asdak, 2002).
Lereng merupakan parameter topografi yang terbagi dalam dua bagian yaitu
kemiringan lereng dan beda tinggi relatif, dimana kedua bagian tersebut besar
kelerengan 0-25% merupakan kelas lereng yang paling sesuai untuk budidaya
tanaman sehingga akan cocok berada pada kawasan budidaya. Semakin tinggi
persentase luas unit lahan dengan kelerengan 0- 25% pada kawasan budidaya
maka kondisi DAS semakin baik. Sebaliknya semakin rendah persentase luas unit
lahan dengan kelerengan 0-25% pada kawasan budidaya, atau dengan kata lain
semakin tinggi persentase luas unit lahan dengan kelerengan >25% pada kawasan
Bandar Lampung.
Alat yang digunakan pada praktikum minggu ini yaitu laptop, buku, dan pena.
Sedangkan untuk bahan yang digunakan yaitu data wilayah Sub DAS Way Kanan.
C. Cara Kerja
Cara kerja dari praktikum Analisis Kondisi Biofisik DAS adalah sebagai berikut:
A. Hasil
1 1 230 50,99
2 2 108 23,94
3 3 52 11,52
10
Tabel 4 Lanjutan
4 4 30 6,65
5 5 15 3,32
6 6 7 1,55
7 7 4 0,88
8 8 3 0,66
9 9 2 0,44
B. Pembahasan
Sumber daya lahan merupakan suatu lingkungan fisik yang mencakup iklim,
relief, tanah, hidrologi, dan tumbuhan yang sampai pada batas tertentu akan
daerah aliran sungai (catchment area, watershed) adalah suatu wilayah daratan
yang merupakan satu kesatuan dengan sungai dan anak-anak sungainya, yang
berfungsi menampung, menyimpan, dan mengalirkan air yang berasal dari curah
hujan ke danau atau ke laut secara alami, yang batas di darat merupakan pemisah
topografis dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih
terpengaruh aktivitas daratan. Berdasarkan data yang telah di dapatkan pada tabel
1 yaitu tabel penggunaan lahan di Sub-DAS Way Kanan diperoleh data persentase
penggunaan lahan yakni ada 12 yakni hutan tanaman, lahan terbuka, padang
11
kering campur semak, sawah, semak belukar, semak belukar rawa, transmigrasi,
tubuh air. Dengan penggunaan lahan terbesar yaitu pada pertanian lahan kering
dengan luas 41617,00 dan persentasi 28,31. Hal ini disebabkan penduduk di
daerah Way Kanan disana sebagian besar adalah bekerja sebagai petani. juga
karena persentase kemiringan yaitu 0-8% termasuk kedalam kelas datar dengan
luasan 141.021, 28 dengan persentase sebesar 95,91%. Total data luasan yang
petani untuk bertani. Kabupaten Way Kanan merupakan salah satu daerah
Way Kanan diantaranya yaitu padi, jagung, kedelai, ubi kayu, dan ubi jalar (Anna,
2005).
tanah dan air seringkali mengarah pada kondisi yang kurang diinginkan, yaitu
degradasi lahan. Hasil akhir perubahan ini tidak hanya berdampak nyata secara
biofisik berupa peningkatan luas lahan kritis dan penurunan daya dukung lahan,
dan sasaran pengelolaan DAS tercapai, seperti: 1) erosi tanah terkendali, 2) hasil
air optimal, dan 3) produktivitas dan daya dukung lahan terjaga. Dengan demikian
kinerja DAS, yaitu dalam upaya mengumpulkan dan menghimpun data dan
Fungsi hutan dalam ekosistem DAS perlu dipandang dari tiga aspek berbeda,
lapisan seresah yang tebal, kandungan bahan organik tanah, dan jumlah makro
porositas yang cukup tinggi sehingga laju infiltrasi air lebih tinggi dibandingkan
dengan lahan pertanian. Berdasarkan data hasil pada tabel 3, dengan tanah Jenis
tanah dapat dilihat persentasi terbesar yaitu 64,07 dengan luas 94201,71 ha, jenis
tanah hapludox dengan ordo tanah oxisol. Sifat sifat tanah yang diturunkan dari
bahan induk tersebut adalah solum tebal (>100 cm), drainase baik, tekstur tanah
halus disebut juga sebagai latosol merah. Namun untuk usaha pertanian, tanah
jenis ini memerlukan perbaikan sifat kimia melalui penambahan pupuk, baik
pupuk organik maupun anorganik serta kapur untuk memperbaiki reaksi tanah dan
1957). Dari sisi lansekap, hutan tidak peka terhadap erosi karena memiliki filter
berupa seresah pada lapisan tanahnya. Hutan dengan karakteristik tersebut di atas
sering disebut mampu meredam tingginya debit sungai pada saat musim hujan dan
menjaga kestabilan aliran air pada musim kemarau. Namun prasyarat penting
untuk memiliki sifat tersebut adalah jika tanah hutan cukup dalam (e-3m). Dalam
kondisi ini hutan akan mampu berpengaruh secara efektif terhadap berbagai aspek
tata air (Noordwijk dan Farida, 2004). Berdasarkan data hasil pada tabel 4, Ordo
sungai dari peta sungai DAS Way Kanan memiliki sembilan kelas ordo. Ordo
pertama yaitu terdapat 230, ordo kedua terdapat 108, ordo ketiga terdapat 52, ordo
keempat terdapat 30, ordo kelima terdapat 15, ordo keenam terdapat 7, ordo
Jumlah total dari semua ordo adalah 451 dengan persentase 100%. Ordo sungai
atau biasa disebut anak sungai dapat dilihat berdasarkan percabangan dari induk
sungainya.
14
A. Simpulan
Kesimpulan dari laporan praktikum yang telah dibuat adalah sebagai berikut:
1. Penggunaan lahan di Sub DAS Way Kanan ada 12 dengan persentase yaitu
2. Topografi di Sub DAS Way Kanan yakni 0-8% kelas datar dengan persentase
3. Jenis tanah dan yaitu dystropepts dengan ordo inseptisol 1 (17,23), eutropepts
4. Ordo sungai dengan persentase Ordo 1 (50,99), ordo 2 (23,94), ordo 3 (11,52),
ordo 4 (6,65), ordo 5 (3,32), ordo 6 (1,55), ordo 7 (0,88), ordo 8 (0,66), dan
ordo 9 (0,44).
15
B. Saran
Saran sebelum dilakukan praktikum agar asisten dosen lebih sabar dalam
melakukan perhitungan dalam excel maupun manual dikarenakan jika tidak teliti,
DAFTAR PUSTAKA
Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Buku.
Gajah Mada University Press. Yogyakarta. 246 hlm.
Dunne dan Leopold. 1978. DAS dan Pengelolaan Das. Jurnal Pendidikan. Vol
2(1).
Fadem, 2009. Kawasan das yang dibatasi oleh pembatasan topografi. Buku.
World Agroforestry Centre, Bogor. 105 hlm.
Noordwijk dan Farida, 2004. Teknik Sumber Daya Air. Buku. Erlangga. Jakarta.
212 hlm.
Yusuf, rahman.2012 .Konservasi Tanah dan Air. Buku. Penerbit ITB. Bandung.
156 hlm.
18
LAMPIRAN
19
PERHITUNGAN
Seluruh) X 100%
95,91%
DOKUMENTASI