Anda di halaman 1dari 3

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN SUMBERDAYA HUTAN


ACARA I
PENGENALAN BERBAGAI CARA PENAKSIRAN VOLUME KAYU

Disusun Oleh :
Nama

: Maharani Devi Sugiyanto

NIM

: 12/330505/KT/07199

Shift

: Senin, Pukul 15.30 WIB

Co Ass

: Lisna Puspita Permadhi

Sub

:A

LABORATORIUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN HUTAN


BAGIAN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2014

ACARA I
PENGENALAN BERBAGAI CARA PENAKSIRAN VOLUME KAYU

I.

TUJUAN
1. Pelatihan hingga dapat memahami penggunaan rumus-rumus taksiran volume
kayu dengan berbagai macam tabel atau tarif.
2. Pelatihan untuk dapat menganalisis faktor-faktor yang menyebabkan
perbedaan hasil taksiran volume bila digunakan berbagai tabel atau tarif
volume.

II.

DASAR TEORI
Zaitunah (2004) mengemukakan bahwa perencanaan merupakan
tahapan penting dalam mewujudkan tujuan dari pengelolaan hutan lestari.
Perencanaan yang baik menjadikan pengelolaan hutan terarah dan terkendali, baik
dalam awal pengelolaan hutan maupun kegiatan monitoring dan evaluasi
kegiatan.
Perencanaan hutan dimaksudkan untuk memberikan landasan dan
pengarahan yang rasional bagi kegiatan-kegiatan pelaksanaan selanjutnya. Oleh
sebab itu dalam pencapaian tujuan prinsip kelestarian, maka segala kegiatan di
bidang pengusahaan hutan harus dilaksanakan dengan prinsip kelestarian
(Rahmawaty, 1997).
Volume merupakan salah satu parameter yang paling penting dalam
inventore obbyektif. Sayangnya terlalu banyak dokumen inventore, dimana itu
tidak ditetapkan secara jelas mengenai berapa dbh minimum, berapa bagian
pohon yang diperhitungkan, apakah volume dengan kulit atau tanpa kulit, apakah
volume bruto atau tidak memasukkan bagian-bagian yang cacat. Salah satu data
yang disajikan untuk menggambarkan potensi produksi suatu kawasan hutan
adalah data volume tegakan. Taksiran volume kayu dari suatu tegakan yang
ditaksir pada saat ini akan berbeda hasilnya bila volume tersebut ditaksir pada
umur akhir daur.
Menurut Hardjosoediri (1974) menyatakan bahwa untuk melakukan
suatu penaksiran volume kayu dapat digunakan alat bantu berupa tabel atau tarif.
Selain itu juga bisa diperoleh dengan bantuan kalkulator maupun cara manual,
yang tentunya memerlukan ketelitian dan kecermatan yang cukup tinggi. Dalam
inventarisasi hutan, penaksiran volume tegakan diminimalkan pada salah satu
variabel penting. Volume tegakan selalu ditaksir dengan mengukur sejumlah
pohon dalam petak ukur sebagai sampel. Parameter pohon yang diukur dalam
setiap petak ukur tersebut adalah diameter (dbh), tinggi, dan jumlah pohon.
Penaksiran volume kayu yang masih berdiri hanya merupakan langkah
awal untuk menghitung hasil akhir dalam inventore hutan. Target yang lebih
penting adalah menaksir volume tegakan yang merupakan jumlah volume pohon
yang terdapat di suatu areal hutan.

III.
IV.

ALAT BAHAN
CARA KERJA

Anda mungkin juga menyukai