Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

INVENTARISASI HUTAN
ACARA II
PENGOLAHAN DATA HASIL RISALAH DAN
PENETAPAN KELAS SUATU PETAK

Oleh :
Nama : Ruth Dianing P
NIM : 19/442340/KT/09038
Co-Ass :Sahda Juneita P.N.
Shift/Sub : Senin, 15.30 WIB

LABORATORIUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN HUTAN


DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2020
Acara II
Pengolahan Data Hasil Risalah dan Penetapan Kelas Suatu Petak

I. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini, yaitu :
1. Melatih mahasiswa untuk dapat mengisi Tally sheet perisalah hutan secara
benar.
2. Melatih mahasiswa untuk dapat menghitung bonita, dkn, dkd 2, dklbds, KBD
masing-masing petak ukur dan petak/anak petak.
3. Mahasiswa dapat menetapkan kelas hutan suatu petak/anak petak, dan dapat
mengisikannya pada blanko Register Risalah Hutan (PK2)
4. Mahasiswa dapat menghayati perbedaan kelas hutan suatu dengan lainnya
dengan mencermati keadaan, ciri, dan ukuran pada masing-masing kelas hutan.
II. Dasar Teori
Inventarisasi hutan adalah deskripsi tentang kualitas dan kuantitas pepohonan
serta oraganisme lain yang hidup pada hutan serta karakteristik lahan tempat hutan
tersebut tumbuh dan berkembang [ CITATION Uma16 \l 1033 ]. Kegiatan inventarisasi
hutan merupakan suatu kegiatan yang penting untuk dilakukan karena akan
mempengaruhi keputusan untuk kegiatan-kegiatan selanjutnya. Kegiatan inventarisasi
hutan memiliki ruang lingkup yang mencakup survei mengenai status dan keadaaan
fisik hutan, flora dan fauna, sumberdaya manusia serta kondisi sosial ekonomi
masyarakat sekitar hutan [ CITATION Yoz17 \l 1033 ]. Istilah lain dengan arti yang
sama dengan inventarisasi hutan adalah perisalahan atau risalah hutan. Inventarisasi
dilakukan untuk membuat deskripsi atau risalah tentang keadaan hutan secara
kuantitatif [ CITATION Luk17 \l 1033 ]. Sedangkan menurut Andayani (2017),
Inventarisasi hutan atau risalah hutan adalah kegiatan untuk dapat menyajikan
deskripsi/keadaan hutan pada suatu unit area/petak/anak petak.

Bonita atau kualitas tempat tumbuh merupakan salah satu informasi yang
penting untuk diketahui dari suatu tegakan hutan. Kelas kualitas tempat tumbuh tegakan
(bonita) perlu dievaluasi setiap periode tertentu karena kualitas tegakan hutan dapat
berubah akibat pengelolaan yang diterapkan. Kualitas tempat tumbuh merupakan hal
yang sangat penting dalam penanaman jati karena mempengaruhi pertumbuhan
tanaman. Kualitas tempat tumbuh dalam konteks pengelolaan hutan berbasis kayu
mencerminkan potensi produksi kayu pada suatu tegakan [ CITATION Kus162 \l
1033 ]. Tabel Bonita diperoleh dengan melihat tabel normal Wolf von Wulfing
(WvW). Bonita didapatkan dengan menarik garis lurus antara Oh (sumbu y) dan umur
(sumbu x) dalam grafik Bonita di tabel WvW.

III. Alat dan Bahan


Alat yang dibutuhkan pada praktikum ini, yaitu:
1. Kalkulator
2. Microsoft excel
3. Alat tulis

Sedangkan bahan yang digunakan pada praktikum ini, yaitu:

1. Keadaan keadaan hutan pada perisalah sebelumnya


2. Tallysheet (PK 1)
3. Blanko perhitungan derajat kesempurnaan tegakan (PK 1,5)
4. Blanko register risalah hutan (PK 2)
IV. Cara Kerja

Mengisi PK 1
Untuk mempermudah
berdasarkan data
pengisian PK 2. dibuat
sekunder yang telah
PK 1,5
disediakan

analisis hasil perisalahan


analisis data persebaran
dilaporkan melalui
bonita dan derajat
blangko Register Risalah
kesempurnaan masing-
Hutan (PK 2) seperti
masing petak ukur.
berikut

Pada praktikum kali ini, praktikan akan mendapatkan data sekunder yang
diambil dari risalah sebelumnya. Kemudian data tersebut duganakan untuk mengisi
tallysheet PK 1 yang berisi jenis tegakan, tanaman sela, tahun tanam, jarak tanam
semula, risalah tegakan, risalah tanah, dan risalah tumbuhan bawah. Lalu tallyheet PK
1,5 dibuat untuk mempemudah pengisian PK 2. Pada tally sheet PK 1,5 dilakukan
dengan mengisi tabel n, d2 dan lbds per hektar, tabel normal, dan pada tabel dk. Untuk
mengetahui table bonita diperoleh dengan melihat tabel normal Wolf von Wulfing
(WvW). Setelah itu dilakukan pengisian tabel derajat kesempurnaan. Tabel derajat
kesempurnaan menunjukkan perbandingan antara keadaan lapangan dengan keadaan
normal tabel WvW. Hasil analisis perisalah tersebut kemudian dilampirkan pada tally
sheet PK 2.

V. Hasil dan Perhitungan


Tabel 1. Model PK1-Praktek PHL Fakultas Kehutanan UGM di KPH Yogyakarta PU 1

Tabel 2. Model PK1-Praktek PHL Fakultas Kehutanan UGM di KPH Yogyakarta PU 2


Tabel 3. Model PK1-Praktek PHL Fakultas Kehutanan UGM di KPH Yogyakarta PU 3

Tabel 4. Model PK1-Praktek PHL Fakultas Kehutanan UGM di KPH Yogyakarta PU 4


Tabel 5. Model PK1-Praktek PHL Fakultas Kehutanan UGM di KPH Yogyakarta PU 5

Tabel 6. Perhitungan Derajat Kesempurnaan Tegakan dan Kepadatan Bidang Dasar


Hasil Pengukuran di Lapangan
Petak ukur tgal Per petak ukur rata-rata per hektar
n risalah
o luas oh n d2 lbds bon n d2 lbds
16,73
1 0,1 Ha 09-Nov-20 3 15 0,275 3,243 1,5 150 0,275 32,429
18,13
2 0,1 Ha 09-Nov-20 6 22 0,152 2,623 2 220 0,152 26,236
18,20
3 0,1 Ha 09-Nov-20 0 25 0,082 1,604 2 250 0,082 16,045
16,30
4 0,1 Ha 09-Nov-20 0 10 0,140 1,102 1,5 100 0,140 11,024
17,95
5 0,1 Ha 09-Nov-20 0 20 0,204 3,202 2 200 0,204 32,023
87,32
    Jumlah 0 92 0,853 11,776 9,000 920 0,853 117,760
17,46 18,
    rata-rata 4 4 0,171 2,355 1,800 184 0,171 23,552

Lanjutan tabel 6..

selisih
tabel normal (per Ha) dk KBD antar dkn dkd2
KBD
N d2 lbds n d2 lbds
408 0,0568 18,172 0,368 4,843 1,781 1,785 0,004 0,036 4,843
344,6 0,0680 18,436 0,638 2,232 1,425 1,423 0,002 0,063 2,232
344,6 0,0680 18,436 0,725 1,201 0,872 0,870 0,001 0,072 1,201
408 0,0568 18,172 0,245 2,470 0,605 0,607 0,001 0,024 2,469
344,6 0,0680 18,436 0,580 2,997 1,740 1,737 0,003 0,058 2,997
1849,8 0,318 91,652 2,557 13,744 6,422 6,422 0,011 0,256 13,744
369,960 0,064 18,330 0,511 2,749 1,284 1,284 0,002 0,051 2,749

Tabel 7. Register Risalah Hutan

Kelas
lua dirisalah Derajat
anak mahatinggi Bo Kualitas Hutan/
s dalam Umur kesempurnaa
petak (m) n batang kelas
Ha bulan n
umur

Novembe
  40 17,464 72 2 1,284   KU VII
r

Lanjutan tabel 7.
KU I sd XII risalah
Bentuk risalah tegakan dan
Thn jenis Dkn dkd2
Tan. Sela lapangan tanah tumbuhan
Tanm permudaan bawah
jenis
margalith;
kerinyu,
kedalaman
serut
agak dalam;
1948 Jati Kladingan Punggung tembelekan, 0,051 2,749
kesarangan
lidiut, dan
mudah;
otak-otak
humus
berhumus
VI. Pembahasan
VII. Kesimpulan
VIII. Daftar Pustaka
Andayani, S. (2017). Panduan Praktek Lapangan Jurusan Kehutanan. Yogyakarta: Institut
Pertanian STIPER Yogyakarta.
Kusnadi, Jaya, I., Puspaningsih, N., Basuki, M., & Hakim, L. (2016). Model Penduga Kualitas
Tempat Tumbuh Jati (Tectona grandis) enggunakan Citra Resolusi Sangat Tinggi
Pesawat Tidak Berawak di KPH Nganjuk. Jurnal Penelitian Kehutanan Wallacea, 5(2):
185-194.
Lukito, M., & Rohmatiah, A. (2017). Model Pendugaan Biomassa Dan Karbon Hutan Rakyat
Jati Unggul Nusantara. JURNAL AGRI-TEK, 15(1).
Umar, S. (2016). Manajemen Hutan Sistem REDD+. Yogyakarta: CV. Absolute Media.
Yoza, D. (2017). Inventarisasi Jenis-Jenis Pohon di Hutan Wisata Dumai. Jurnal Ilmu-Ilmu
Kehutanan , 1 (1): 53-58.

Anda mungkin juga menyukai