Dosen Penanggungjawab
Dr. Muhdi, S.Hut., M.Si
Disusun Oleh:
Sonia Frisca Stefanny Sibero
181201048
MNH 5
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penulisan laporan Praktikum Pembukaan Wilayah Hutan yang berjudul
“Parameter PWH (Pembuatan Trase Jalan)” ini dengan baik dan tepat waktu.
Laporan Praktikum Pembukaan Wilayah Hutan ini disusun untuk memenuhi salah
satu tugas Praktikum Pembukaan Wilayah Hutan.
Oleh sebab itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak
dosen Dr. Muhdi, S.Hut., M.Si selaku dosen mata kuliah Pembukaan Wilayah
Hutan, yang telah mengajarkan materi dengan baik. Penulis juga mengucapkan
banyak terima kasih dengan asisten Praktikum Pembukaan Wilayah Hutan yang
telah membantu penulis dalam melaksanakan praktikum yang nanti hasilnya
kemudian akan dituangkan dalam laporan ini.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan laporan ini masih jauh dari kata
sempurna, baik dari segi teknik maupun materi. Oleh sebab itu, penulis sangat
mengaharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi penyempurnaan laporan
Praktikum Pembukaan Wilayah Hutan ini. Akhir kata semoga laporan praktikum
Pembukaan Wilayah Hutan ini bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
DAFTAR TABEL................................................................................................iii
PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................1
Tujuan.....................................................................................................2
TINJAUAN PUSTAKA
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan Tempat..................................................................................5
Alat dan Bahan........................................................................................5
Prosedur Praktikum.................................................................................5
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil........................................................................................................6
Pembahasan.............................................................................................6
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan..............................................................................................8
Saran........................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Parameter PWH (Pembuatan Trase Jalan)..............................................6
iii
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Hasil hutan seperti kayu dan lain-lain baru akan bermanfaat bila ia dapat
dikeluarkan dari hutan dan dibawa ke lokasi pengolahan atau pemasaran. Untuk
tujuan tersebut, pembukaan wilayah hutan (PWH) yang memadai mutlak
diperlukan agar proses ekstraksi kayu tersebut dapat berjalan dengan baik. Selain
itu PWH merupakan persyaratan utama salam pengelolaan hutan seperti
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan hutan serta peningkatan
fungsi social dan ekonomi daripada hutan. Secara rinci multi PWH dalam
memperlancar berbagai kegiatan seperti penataan hutan, pengangkutan pekerjaan,
peralatan dan keperluan kegiatan kehutanan lainnya, kegiatan penanaman,
pemeliharaan, penjarangan dan pemanenan akhir, pengangkutan kayu hasil
penjarangan dan pemanenan akhir, pengawasan yang intensif dan perlindungan
hutan dari kebakaran, serangan hama dan penyakit hutan. Belakangan ini fungsi
PWH tersebut sudah meningkat sampai ke pengembangan (Tinambunan, 2012).
Pembukaan wilayah hutan (PWH) merupakan kegiatan kehutanan yang
dilakukan untuk melancarkan kegiatan pengelolaan hutan dengan memfasilitasi
sarana dan prasarana atau infrastruktur. Prasarana yang disediakan berupa jaringan
jalan, log pond, log yard, basecamp induk, basecamp cabang, basecamp
pembinaan hutan, tempat penimbunan kayu (TPK), tempat pengumpulan kayu
(TPN), jembatan dan gorong-gorong, menara pengawas dan lain-lain. Prasarana
yang dibangun harus bersifat permanen untuk menuju pengelolaan hutan yang
lestari. PWH yang masuk dalam kategori baik adalah PWH yang dapat melayani
semua bagian hutan secara merata dalam jangka panjang. Selain itu juga yang
memiliki keterbukaan hutan yang rendah. Kegiatan perencanaan, penataan hutan,
PWH dan sistem pemanenan kayu secara terpadu akan dapat mencapai efisiensi
pengelolaan hutan dan dapat meminimalkan kerusakan lingkungan. Perencanaan
PWH merupakan kegiatan yang harus mampu mendesain, merancang serta
merencanakan PWH dengan baik, mulai dari penentuan wilayah yang baik untuk
digunakan dalam pembangunan sarana dan prasana PWH, pembuatan trase jalan
hingga melakukan pemilihan alternatif rencana jalan (Santi, 2015).
1
2
Dalam PWH, pembuatan jalan utama dan jalan cabang, dan jalan ranting
sangat diharapkan sudah diselesaikan sebelum penebangan atau penanaman
dimulai. Dalam Pedoman TPTI pembuatan jalan harus selesai satu tahun sebelum
penebangan. Untuk pembukaan wilayah dalam rangka penanaman, disarankan 3
bulan sebelum pembukaan lahan, jalan angkutan harus sudah selesai dibuat Jalan
hutan adalah jalan angkutan yang diperlukan untuk mengangkut hasil hutan
ketempat pengumpulan hasil hutan (TPk/TPn) atau ketempat pengelolaan hasil
hutan. Jalan induk adalah jalan yang dapat dipergunakan selama 5-20 tahun secara
terus menerus. Jalan cabang adalah jalan hutan yang dapat diperguanakan untuk
kegiatan pengusahaan hutan selam 1-5 tahun secara terus menerus. Jalan sarad
adalah jalan hutan yang dapat dipergunakan untuk kegiatan penyaradan kayu bulat
(log) selama 1 tahun terus menerus (Elias, 2012).
Trase jalan adalah salah satu persyaratan yang diperlukan dalam
perencanaan geometrik jalan, karena dengan menetapkan satu lokasi trase jalan
dari beberapa alternatif trase jalan yang di survey, akan diperoleh trase jalan yang
memenuhi persyaratan teknis dan menguntungkan bagi pengguna jalan serta
masyarakat disekitar trase jalan yang akan direncanakan. Dalam perencanan trase
jalan perlu dihindari daerah patahan, kondisi karakteristik tanah yang lunak
(exvansive soil), kondisi permukaan air tanah yang tinggi, serta faktor iklim. Jika
dalam penentuan trase jalan ditemukan kondisi tersebut diatas sebaiknya lokasi
trase jalan dialihkan ketempat lain. Perencanaan jaringan jalan dilakukan untuk
memperlancar kegiatan pemanenan hasil hutan. Pendekatan perencanaan jaringan
jalan baru dikembangkan secara intensif untuk kegiatanpemanenan kayu. Jaringan
jalan dengan kualitas yang baik akan mengurangi biaya produksi, sehingga
pengangkutan dapat dilakukan dengan lebih lancar dan kontinyu, serta
meningkatkan efisiensi output hasil hutan, dan meminimalkan kerusakan hutan.
Hal ini diperlukan karena hutan memiliki peran penting bagi kehidupan manusia
sekarang dan yang akan dating (Hanadar, 2013).
Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum Pembukaan Wilayah Hutan yang berjudul
“Parameter PWH (Pembuatan Trase Jalan)” adalah praktikan mampu memahami
proses pembuatan trase jalan.
2
3
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
4
5
METODE PRAKTIKUM
Prosedur Praktikum
1. Dipetakan bangunan-bangunan PWH di materi 1 dan jaringan jalan (materi 2)
ke atas kertas dengan skal tertentu.
2. Dibuat sketsa jaringan jalan dan banguan-bangunan penting PWH (titik-titik
penting) dan jaringan jalan ke atas kertas.
3. Kemudian menguraikan dan memberikan data secara tepat, masing-masing
panjang jalan antara 1 titik ke titik yang lain (panjang jalan dari bangunan
jalan yang satu dengan bangunan jalan yang lain).
4. Dibuat tabel panjang jalan masing-masing seksinya termasuk spesifikasi
jalannya.
5. Dibuat laporan
Contoh tabel
Tabel contoh
No Seksi Panjang Lebar Badan Kelas Fungsi Jari-jari Deskripsi
(m) Jalan Jalan Jalan belokan
1 Satu
2 Dua
3 Tiga
5
6
Hasil
Hasil yang diperoleh dari praktikum Pembukaan Wilayah Hutan yang
berjudul “Parameter PWH (Pembuatan Trase Jalan)” ini adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Parameter PWH (Pembuatan Trase Jalan)
No Seksi Panjang Lebar Badan Kelas Fungsi Jalan Jari-jari Deskripsi
(m) Jalan Jalan belokan
1 Satu 700 m 4m III Jalan Kolektor 4,5 m Rumah saya terdapat di jalan
ini. Jarak rumah saya ke jari-
jari belokan yaitu 200 m dan
disitu terdapat Gereja
GBKP. Jarak rumah saya ke
gereja GBKP yaitu 215 m
dengan lebar bahu jalan 0,5
m. Walaupun status jalan ini
adalah jalan provinsi tetapi
perhatian pemerintah
provinsi masih kurang
karena sudah sekitar 25
tahun tidak adanya
perbaikan lapisan jalan.
Lapisan pengerasan jalan ini
hanya pasir dan kerikil.
Terdapat saluran drainase
dan talud.
2 Dua 545 m 4m II Jalan kolektor a. 4,5 m Jarak dari gereja GBKP ke
b. 4,5 m bangunan SD yaitu 545 m.
lapisan perkerasan jalan ini
yaitu aspal. Saluran drainase
mulai dari gereja GBK
hingga SD sepanjang 450 m
dengan lebar bahu jalan 1 m.
Tebal lapisan pengerasan
jalan ini yaitu 0,1 m atau 10
cm. Satu jembatan dengan
panjang 6 m dan memiliki
talud terdapat di jalan ini.
3 Tiga 350 4m II Jalan kolektor 4,5 m Jarak dari SD ke kantor Pos
Polisi yaitu 80 m dan
terdapat saluran drainase.
Tebal lapisan pengerasan
jalan ini yaitu 0,1 m atau 10
cm dengan lebar bahu jalan
1 m. Di jalan ini terdapat 2
jembatan dan talud.
Pembahasan
Dari tabel diatas dapat kita lihat pada seksi I, badan jalan yang lapisan
pengerasannya menggunakan pasir dan kerik dengan lebar 4 m, lebar bahu jalan
6
7
0,5 m dan panjang jalan 700 m. Pada seksi ini terdapat rumah saya dan gereja
GBKP dengan jarak 200 m. Di samping kanan terdapat parit irigasi dengan lebar
sekitar 6 m dan kiri bahu jalan terdapat saluran drainase yang mengunakan semen.
Drainase tersebut memiliki panjang 700 m seperti panjang badan jalan dan bahu
jalan. Bahu jalan yang terletak di samping badan jalan memiliki lebar 1,5 m. Di
samping kanan terdapat talud dengan tinggi sekitar 3 m dan kiri bahu jalan
terdapat saluran drainase yang mengunakan semen. Jalan ini memiliki jari-jari
belokan 4,5 m.
Seksi II mulai dari gereja GBKP hingga bangunan Sekolah Dasar. Jarak
dari Gereja GBKP hingga SD yaitu 545 m. Di samping kanan dan kiri bahu jalan
terdapat saluran drainase yang mengunakan semen. Jembatan dan talud dengan
lebar 6 m juga terdapat di jalan ini. Jari-jari belokan jalan ini yaitu 4,5 m.
Seksi III mulai dari Sekolah Dasar. Bangunan yang ada di jalan ini adalah
SD dan Kantor Pos Polisi. Jarak dari SD ke Kantorr Pos Polisi yaitu 80 m. badan
jalan ini memiliki lebar 4 m dan panjang 350 m. Di jalan ini terdapat 2 jembata
dan terdapat talud. Total jarak yang didapat dari rumah saya hingga Kantor Pos
Polisi adalah 825 m.
Jalan ini berdasarkan statusnya termasuk jalan Provinsi dan Kabupaten.
Terdapat beberapa status dan fungsi jalan yang ada di Indonesia. Hal ini sesuai
dengan literatur Pandey dan Lalamentik (2014) yang menyatakan bahwa jalan
berdasarkan fungsi terdiri atas jalan arteri, kolektor, lokal dan lingkungan;
sementara jalan berdasarkan status terbagi atas jalan nasional, jalan provinsi, jalan
kabupaten, jalan kota dan jalan desa. Sedangkan berdasarkan kelas jalan terbagi
atas jalan bebas hambatan, jalan raya, jalan sedang dan jalan kecil. Pembagian
klasifikasi jalan di Indonesia menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 38
Tahun 2004 dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.34 Tahun 2006.
Aspal digunakan untuk lapisan atas pada jalan seksi II dan III. Ada
beberapa perkerasan pada jalan. Hal ini sesuai dengan literatur Prapto dkk (2012).
Lapisan ini terletak paling atas di sebut lapisan permukaan, dan berfungsi sebagai
lapisan perkerasan penahan roda selama masa pelayanan. Lapisan ini merupakan
lapisan kedap air, sehingga air hujan yang jatuh di atasnya tidak meresap
kelapisan di bawahnya dan melemahkan lapisan tersebut
7
8
Kesimpulan
1. Trase jalan adalah salah satu persyaratan yang diperlukan dalam perencanaan
geometrik jalan, karena dengan menetapkan satu lokasi trase jalan dari
beberapa alternatif trase jalan yang di survey, akan diperoleh trase jalan yang
memenuhi persyaratan teknis dan menguntungkan bagi pengguna jalan serta
masyarakat disekitar trase jalan yang akan direncanakan.
2. Jalan yaitu fasilitas umum yang sengaja dibuat untuk memperlancar kegiatan
masyarakat baik pejalan kaki maupun pengguna kendaraan beroda untuk
melakukan aktifitas sehari-hari.
3. Badan jalan adalah bagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu lintas, trotoar,
dan bahu jalan, serta talud/lereng badan jalan yang merupakan satu kesatuan
untuk mendukung beban lalu lintas yang lewat diatas permukaan jalan.
4. Bangunan umum yagng terdapat di jalan seksi I, II dan III adalah gereja
GBKP, Sekolah Dasar dan Kantor Pos Polisi.
5. Bagian-bagian jalan yang ada yaitu badan jalan, bahu jalan, jembatan, drainase
dan talud.
Saran
Sebaiknya mahasiswa lebih banyak membaca literatur mengenai trase
jalan dengan jelas ketika asisten menerangkan.
8
9
DAFTAR PUSTAKA
Elias. 2012. Pembukaan Wilayah Hutan. Edisi II. Fakultas Kehutanan Institut
Pertanian Bogor. Bogor.
Hanadar A. 2013. Luas Kerusakan pada Areal Jalan Sarad IUPHHK-HA PT.
Manokwari Mandiri Lestari Kabupaten Teluk Bintuni. Skripsi. Fakultas
Kehutanan Universitas Negeri Papua. Manokwari.
Pandey SV, Lalamentik L. 2014. Kelas Jalan Daerah Untuk Angkutan Barang.
Jurnal Tekno Sipil, 12 (6): 27-37.
9
10
LAMPIRAN
10
11
Gambar 2. Badan jalan seksi I Gambar 3. Badan jalan seksi II dan III
11
12
12
13
Gambar 15. Kantor Pos Polisi Gambar 16. Mengukur jalan seksi I
13
14
14