Oleh :
KHT A
KELOMPOK 4
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
2022
HALAMAN PENGESAHAN
Mengetahui: Menyetujui :
Dosen Penanggung Jawab Asisten Praktikum
Praktikum Ekonomi Sumber Daya Hutan
i
KATA PENGANTAR
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
iii
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR GAMBAR
v
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
3
4
Kelemahannya :
1. Sulit mendapat data nilai sewa ekonomis.
2. Nilai sewa lebih memperkirakan kelangkaan SDA yang semakin naik dalam
arti ekonomi.
Kelangkaan bisa diukur secara fisik dan ekonomis. Secara fisik mempunyai
kelemahan tidak memiliki kepastian besarnya persediaan sedang secara ekonomis
memiliki kelemahan bila pasar tidak bekerja secara sempurna (Librianty 2013).
Nilai sumberdaya hutan ini dapat diklasifikasi berdasarkan beberapakelompok.
Davis dan Johnson (1987) mengklasifikasi nilai berdasarkan cara penilaian atau
penentuan besar nilai dilakukan, yaitu :
(a) Nilai pasar, yaitu nilaiyang ditetapkan melalui transaksi pasar, (b) Nilai
kegunaan, yaitu nilai yangdiperoleh dari penggunaan sumberdaya tersebut oleh
individu tertentu, dan (c) Nilai sosial, yaitu nilai yang ditetapkan melalui peraturan,
hukum, ataupun perwakilan masyarakat. Sedangkan Pearce (1992) dalam
Munasinghe (1993)membuat klasifikasi nilai manfaat yang menggambarkan Nilai
EkonomiTotal (Total Economic Value) berdasarkan cara atau proses manfaat
tersebut diperoleh.
Sedangkan, nilai bukan guna meliputi manfaat yang tidak dapat diukur yang
diturunkan dari keberadaan hutan di luar nilai guna langsung dan tidak langsung.
Nilai bukan guna terdiri atas nilai keberadaan dan nilai warisan. Nilai keberadaan
adalah nilai kepedulian seseorang akan keberadaan suatu SDH berupa nilai yang
diberikan oleh masyarakat kepada kawasan hutan atas manfaat spiritual , estetika
dan kultural. Sementara nilai warisan adalah nilai yang diberikan masyarakat yang
hidup saat ini terhadap SDH, agar tetap utuh untuk diberikan kepada generasi akan
datang. Nilai-nilai ini tidak terefleksi dalam harga pasar (Bishop, 1999).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
6
7
Nama Neleh
Umur 60 tahun
3. Pekerjaan Petani
Jumlah Tanggungan 2 jiwa
Luas Lahan ½ Hektar
Jenis Tanaman Jagung
Pendapatan masyarakat mengenai Ibu neleh berharap kepada
Desa Kamarora b pengurus desa
Nama yunius
Umur 55 tahun
4. Pekerjaan Petani
Jumlah Tanggungan 3 Jiwa
Luas Lahan 0,8 Hektar
Jenis Tanaman Jagung,coklat dan durian
Pendapatan masyarakat mengenai Harapan pak yunius agar akses
Desa Kamarora b jalan dapat diperbaiki.
Nama Lukman
Umur 58 tahun
Pekerjaan Petani
Tidak ada tanggungan (karna
Jumlah Tanggungan
5 anak-anaknya sudah berkeluarga)
Luas Lahan ½ Hektar
Jenis Tanaman Cokat dan durian
Pendapatan masyarakat mengenai Harapan pak lukman agar akses
Desa Kamarora b jalan dapat diperbaiki.
4.2 Pembahasan
Dari hasil data yang kami dapat selama praktikum ini adalah hampir di 5
responden merupakan penduduk pendatang dari luar daerah yang sekarang sudah
menetap menjadi penduduk desa kamarora B itu sendiri. Mayoritas penduduk
berporfesi sebagai petani dan pekebun. masyarakat di desa kamarora juga sangat
8
Beberapa harapan dari masyarakat yang kami dapat tak lain agar desa yang
mereka tempati bisa berkembang kedepannya dan mereka juga mengharapkan
agar pemerinta setempat dapat memberikan fasilitas akses jalan yang
menghubungkan antara desa ke desa yang mana hal itu merupakan akses jalan
masyarakat untuk melakukan produksi dari hasil hutan yang mereka panen seperti
jagung, padi, durian, coklat, aren dan rambutan.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Metode penilaian ekonomi mencoba untuk memberikan ”Nilai” terhadap
seluruh manfaat yang dihasilkan hutan baik yang bersifat diperdagangan yang
memiliki harga pasar maupun tidak mmiliki harga pasa. Hal tersbutkan
membutuhkan mengingat masalah yang timbul pada saa pengambilan kebijakan
berusaha untuk menyeimbangkan antara dua tujuan dalam pengolahan hutan yaitu
manfaat produksi dan manfaat lingkungan, membutuhkan suatu dasar dan
rekomendasi untuk menentukan alokasi sumber daya alam yang adil.
5.2 Saran
Melihat potensi sumberdaya hutan yang ada dikamarora B kiranya dapat
melakukan pengolahan, pengamanan pemantauan kawasan terhadap segala tekanan
dan gangguan yang terjadi pada kawasan I sehingga potensi yang ada tetap lestari
dan terjaga keberadaannya, maka fungi yang ada di kawasan tidak hilang. Serta
perlu adanya dukungan kebijakan dan peraturan daerah pengolahan kawasan
konservasi juga ketegasan pemerintah daerah untuk tidak mengizinkan kegiatan
yang bersifat ekspoitatif.
9
DAFTAR PUSTAKA
avis, L.S. and K.N. Johnson. 1987. Forest Management. Third Edition.McGraw-
Hill Book Company. New York
Lumangkun, A., Hardiansyah G.,Lidiawati I., Haryani UN., Ratih. 2012. Potensi
Ekonomi Kayu Pada Arboretum Fakultas Kehutanan Universitas Tanjung
puraPontianak. Fakultas Kehutan.
10
LAMPIRAN
11
12