sampling
Intensitas sampling
Yaitu: bilangan yang menggambarkan perbandingan antara
jumlah sampel dengan jumlah populasi (dec atau %)
IS bergantung pada kecermatan yang diinginkan & ragam
populasi.
Ada 2 cara menghitung IS:
1.Menghitung jumlah luas sampel untuk memenuhi tingkat
kecermatan (yang diinginkan) dan kesalahan sampling
error yang diperkenankan. Titik beratnya: kecermatan,
yaitu berapa jumlah sampel, waktu dan biayanya.
2.Menghitung IS sebelum ke lapangan
Contoh pelaksanaan
Suatu tegakan yang luasnya 300 Ha
mempunyai persebaran volume kayu per ha
seperti dalam tabel. Angka2 dalam tabel
menggambarkan letak individu populasi di
lapangan. Untuk kesederhanaan bentuk
areal dianggap bujur sangkar. Tiap angka
dalam tabel merupakan suatu unit
pengambilan sampel.Sampel diambil secara
random, dengan IS 10%, sehingga jumlah
sampel adalah 10%X300=30 buah.
N Sa X2
o mp
el
(X)
No
Sam X2
pel
(X)
No Sam X2
pel
(X)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
143
5
41
61
185
173
22
60
80
60
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
70
37
155
16
30
42
62
45
25
48
4900
1369
24025
256
900
1764
3844
2025
625
2304
20449
25
1681
3721
34225
29929
484
3600
6400
3600
157
77
50
36
135
25
77
78
80
111
24649
5929
2500
1296
18225
625
5929
6084
6400
12321
X= 2186, X=230084
Perhitunganperhitungan parameter yang
diperlukan adalah sebagai berikut:
Harga rata-rata X = 2186/30 = 72,87 m 3/ha
Taksiran volume kayu seluruh tegakan:
300 X 72,87 = 21861 m3
Varians (S2) = Xi2- (Xi)2/n =23000- (2186)2/30
n-1
30-1
Sx *100% =8,557965/72,87*100%=11,74%
x
Sampling sistematik
Suatu cara pengambilan sampel yang
dilakukan dengan suatu pola yang bersifat
sistematik yang telah ditentukan terlebih
dahulu.
Tujuan: agar penempatan sampel diseluruh
bagian populasi dapat tersebar merata.
Dengan demikian diharapkan kecermatan
sampel yang lebih baik untuk intensitas
sampling tertentu.
X
32
45
36
62
142
223
185
155
135
70
X2
1024
2025
1296
3844
20164
49729
34225
24025
18225
4900
PU
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
X
20
22
38
100
130
200
207
120
40
59
X2
400
484
1444
10000
16900
40000
42849
14400
1600
3481
PU
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
X
14
20
90
125
149
141
60
25
11
7
X2
196
400
8100
15625
22201
19881
3600
625
121
49
2663
361813
Contoh 1
Dipelosok misal, HA primer. HA tersebut belum pernah
dibuka. IH baru akan pertama kali dilakukan, sehingga
belum tersedia sarana petunjuk di lapangan. Jalan menuju
ke lapangan cukup sukar. Petunjuk utama adalah peta
sederhana, sungai sebagai sarana lalu lintas dan petunjuk
alam. Jalur yang dibuat: lebar 20m dan panjang sepanjangpanjangnya dengan sekat yang dibuat dengan panjang
100m. Di dalam jalur akan terdapat ruas-ruas seperti
halnya petak-petak seluas 20 x 100 m2 = 0,2 Ha
Dengan menggunakan kompas dan tali sebagai sumbu
tengah dibuatlah jalur selebar 10 m di sebelah kanan dan
kiri sumbu tersebut.
Contoh perhitungan
Lebar jalur 20 m. Data tegakan dalam jalur
setiap panjang ruas 100 m tsb dibuatlah
sekat-sekat. Volume tegakan lepas tebang
dijumpai dengan sebaran volume jenis
komersial disajikan berikut ini. Hitunglah
taksiran volume tegakan tersebut.Misal
IS=1%, maka jarak antar jalur adalah
2000/1=2000m=2km
4
5
100 m
2000m or 2km
5
0
0
m
Xj
Xj2
12
10
46
438
II
10
10
12
12
50
524
III
13
10
46
446
IV
16
14
15
58
766
Xi
45
40
40
40
35
200
2174
Contoh perhitungan
Dengan menggunakan populasi yang sama,
pada line plot sampling, IS adalah
setengahnya.
Jalur Plot 3
ke 1
xi
xi2
12
10
29
841
II
10
12
12
34
1156
III
13
28
784
IV
16
29
841
45
40
35
120
14400
Contoh
Luas tegakan jati 21 Ha,umur 50 tahun, sebagai
penentuan titik awal, digunakan tabel random,
misal 4711,maka dipeta kita ambil angka
terakhirnya, 1 sbg sb x dan 1 sbg sb y,skala peta
1:10.000 (100m di lapangan=1 cm di peta), jarak
antar PU, 200mx200m, luas PU;0,1 Ha,
IS=0,1/4*100%=2,5%,
jumlah PU=jumlah populasi/luas PU=21Ha/0,1
Ha=5,25 atau 5 plot
8.48,50,5 46,52,32
6
,35
Lbds/plot 0,936
=1,3039
0,8357
0,9434
0,9276
Lbds/ha= 9,36
13,039
8,357
9,434
9,276