Anda di halaman 1dari 13

PEMBUATAN RENCANA SELAMA JANGKA

(PK-10, PK-11, PK-17, DAN PK-20)

Dimas Yuniar M 13/351713/KT/07566


Pradana Dwi Setyawan 15/377835/KT/07953
Rachma kumalasari 15/377836/KT/07954
M Hazel Bayhaqi 15/377829/KT/07947
Irwan
TUJUAN
Mahasiswa dapat memahami proses penyusunan rencana selama jangka

(mulai dari PK-10, PK-11, PK-17, dan PK-20)


Mahasiswa dapat menyusun PK-10 (Rencana Tebangan menurut Waktu

dan Tempat) dengan parameter-parameter yang ada dan dilanjutkan


penyusunan PK-11 dan PK-20.
Alat dan Bahan
Data taksiran etat acara 2
Tabel WvW
Alat Tulis
Kalkulator
CARA KERJA
Deskripsi cara kerja :
Dari bahan yang tersedia,
buatlah rencana tebangan
menurut waktu dan
tempat sesuai dengan
pertimbangan-
pertimbangan yang ada.
Setelah dihasilkan PK-10,
lanjutkan dengan
penyusunan PK-11
(Rencana Teresan) dan PK-
20 (Rencana Tanaman).
Dari bahan yang tersedia,
susunlah Rencana
Pemeliharaan dan
DATA
Grafik Penebangan A1

10000

9000

8000

7000

6000

5000

4000

3000

2000

1000

0
0 2 4 6 8 10 12
Grafik Penebangan dan Penanaman B1

60

50

40

30

20

10

0
0 2 4 6 8 10 12
PEMBAHASAN
Perencanaan yang akan dilakukan adalah menyusunan rencana tebang menurut waktu dan tempat
(PK-10), rencana teresan (PK-11), dan rencana penanaman (PK-20).
Tahapan yang dilakukan :
1. Pengisian PK-10 yaitu rencana tebang menurut waktu dan tempat. Pada
PK-10 diperoleh data A2 (kelas hutan produktif) dan B1 (kelas Hutan
Tidak Produktif)
2. Pada tebangan A2 dilakukan pada kelas hutan kelas hutan MR, KU X,
KU IX, KU VIII, dan KU VII
3. Rata-rata tebangan A2 yang dilakukan per tahun yaitu 7287,51 m3
4. Penyusunan RTWT pada PK-10 (A2) yang dibuat kelompok
ini didasari oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Perioritas penebangan dari MR lalu dilanjut ke Kelas hutan
dengan umur tua didahulukan
b. Faktor Keamanan
c. Diusahakan sesuai dengan etat volume rata rata tebangan
d. Jarak antar anak petak berdekatan
e. Dekat Jalan angkut
5. Penyusunan RTWT pada PK-10 untuk Tebangan B1 disebut sistem tebangan
basah karena tidak dilakukannya sistem peneresan terlebih dahulu.

6. PK-10 data A2 digunakan untuk PK-11 karena kegiatan teresan dilakukan hanya
pada hutan yang produktif dan dilakukan 2 tahun sbelum penbangan.

7. Data PK-10 digunakan utuk pengisian PK-20 (Rencana Tanaman) :


a. Untuk tebangan A2 Penanamannya dilakukan Et+1 atau dilakukan 1 tahun
sesudah penebangannya.
b. Untuk tebangan B1 penanamannya dilakukan setelah penebangannya selesai
(Et+0).
Alasanya : mengurangi penurunan kualitas tapak
Sehingga untuk penebangan B1 perlu dilakukan :
a. Menyebar pada beberapa RPH dan anak petak setiap tahunnya

b. Membuat urutan Prioritas Tebangan dan digunakan menjadi Prioritas Penanaman


yang memiliki tingkat keberhasilan tinggi.
Urutan Prioritas Pembuatan Tanaman :
. Lapangan tebang habis jangka lampau (LTJL)
. Tanaman jati gagal
. Tanah kosong
. Hutan alam jati rawan
. Tanaman jati bertumbuhan kurang (TJBK)
. Tanaman kayu lain (TKL)
. Hutan alam kayu lain
KESIMPULAN
Penyusunan rencana selama jangka :
a. PK-10 didasarkan pada tebangan yang merata setiap tahun, tebangan
sesuai etat/potensi produksi, sesuai dengan prioritas tebangan.
b. PK-11 dilakukan setelah penyusunan PK-10. PK-11 merupakan kegiatan
peneresan dilakukan pada A2 dan dilakukan 2 tahun sebelum tebangan.
c. PK-20 (Rencana Tanaman) dilakukan bergantung bentuk tebangan, bentuk
A2 diakukan penanaman 1 tahun seteah tebangan dan B1 dilakukan
penanaman pada tahun tebangan.

Parameter dalam penyusunan setiap PK yaitu nomor petak, luas petak, luas
penebangan, bonita ,umur, KBD, Kelas Hutan, Taksiran Volume

Anda mungkin juga menyukai