Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN HUTAN

ACARA II

PENAKSIRAN POTENSI PRODUKSI DAN PERKIRAAN BESARNYA


ETAT

Oleh :
Nama : Amalia Kresnawijaya

NIM : 16/395716/KT/08237

Shift : Senin, jam 15.30

Nama Co-Ass : Fitria Dewi Susanti

LABORATORIUM PERENCANAAN PEMBANGUNAN HUTAN


BAGIAN MANAJEMEN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2018
ACARA II
PENAKSIRAN POTENSI PRODUKSI DAN PERKIRAAN BESARNYA
ETAT

A. TUJUAN
a. Mahasiswa dapat memahami adanya perkembangan cara penetapan etat
berdasarkan perkembangan struktur tegakannya.
b. Mahasiswa dapat memahami dan dapat menghitung etat dari struktur tegakan
yang masih ada hutan alamnya dan yang terdiri dari hutan tanaman
semuanya.
c. Mahasiswa dapat menganalisis struktur tegakannya serta menganalisis
kelemahan dan kelebihan cara penetapan etatnya.

B. DASAR TEORI
Dipandang dari priode waktu yang dipakai dasar dalam perhitungannya ,
pertumbuhan dan hasil dapat mengandung dua arti, yaitu tingkat (level) dan laju.
Pertumbuhan dan hasil dalam arti, total menunjukkan jumlah sampai priode waktu
tertentu, biasanya dinyatakan untuk setiap tahun. Laju pertumbuhan tegakan disebut
sebagai riap tegakan ( m3 / ha / tahun ), sedangkan banyaknya volume kayu
maksimum yang dipanen per priode ( tahun ) disebut etat hasil. Pengelolaan akan
berada pada tingkat kelestarian hasil apabila besarnya etat sama dengan besarnya riap
tegakan (Latifah, 2011).
Selama ini, perhitungan potensi produksi yang dilakukan oleh Perum
Perhutani didasarkan pada Keputusan Direktur Jenderal Kehutanan No.
143/KPTS/DJ/I/1974 atau dikenal dengan Instruksi 1974.Berdasarkan pada instruksi
tersebut taksiran potensi produksi (volume kayu) dari hutan tanaman pada kelas umur
didasarkan pada tabel tegakan normal yang dibuat oleh Wolf von Wulfing (Tabel
WvW) dengan mempertimbangkan faktor: (1) umur tebang rata-rata yang dihitung
pada seluruh tegakan, (2) bonita rata-rata yang dihitung pada tiap-tiap kelas umur, dan
(3) Kerapatan Bidang Dasar (KBD) rata-rata yang dihitung pada tiap-tiap kelas umur
(Rohman, 2010).
Konsep hutan normal memainkan peranan yang penting dalam praktik
kehutanan, peraturan kehutanan, dan berbagai bidang dalam ilmu kehutanan (Salo dan
Tahvonen, 2010).
Hutan normal sebagai suatu standar yang dapat digunakan untuk
membandingkan keadaan hutan aktual untuk mengetahui kekurangannya menuju
pengelolaan hutan yang berkelanjutan. Keadaan hutan normal ideal untuk hutan
tanaman dicirikan dengan distribusi umur normal, riap normal, dan sediaan (stock)
tegakan normal. Pendekatan kehutanan klasik dalam mengatur pemanenan hasil hutan
menuju terwujudnya hutan normal dikenal dengan "pengaturan hasil hutan".
Pengaturan hasil hutan berusaha mengatur suatu lahan untuk dibentuk sedemikian
sehingga tiap tahun ada tanaman dan tebangan dengan jumlah yang kurang lebih sama
(konsep kelestarian hasil), walaupun hal ini belum tentu optimal dari sudut pandang
ekonomi. Meski sering diperdebatkan, konsep kelestarian hasil merupakan salah satu
kriteria yang tetap harus dipertimbangkan dalam pengelolaan hutan lestari disamping
kriteria lainnya (Elbakidze et al., 2013).

C. ALAT DAN BAHAN


 Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah kalkulator dan Microsoft
Excel.
 Bahan yang digunakan antara lain :
- Tabel tegakan tanaman jati (Tabel WvW)
- Daftar susunan kelas hutan KPH Randublatung bagian hutan Ngliron

D. CARA KERJA
Hitung etat seluruh hutan Isi tabel taksiran potensi
Isi tabel taksiran potensi
alam dan etat hutan alam produksi Instruksi 1974
produksi Instruksi 1938
yang akan berubah pada bagian hutan Ngliron
pada bagian hutan Ngliron
menjadi hutan tanaman

Isi tabel taksiran potensi Isi tabel perhitungan KU Hitung etat pada Instruksi
produksi CPC dan yang selamat (KU I – KU 1974
hitung etatnya VII)
Dalam melakukan praktikum pengenalan berbagai cara penaksiran volume kayu hal
yang pertama dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, lalu isi
tabel taksiran potensi produksi Instruksi 1938 pada bagian hutan Ngliron. Hitung volume
tebangan per Ha (Vst x KBD x fk) dengan fk 0.837 dan hitung volume total (Vol per Ha x
Luas). Kemudian hitung etat seluruh hutan alam dengan menghitung etat luas ( )Jumlah luas
produktif + Luas HAJMR)/daur) dan etat volume ((jumlah volume produktif + volume
Ha)/daur). Volume Ha didapatkan dengan mengalikan volume dengan luas HAJMR. Hitung
juga etat hutan alam yang akan berubah menjadi hutan tanaman dengan mencari masa benah
(Masa Benah Luas, Masa Benah Volume, dan Masa Benah Luas dan Volume) dan etat Ha
(etat luas dan volume). Setelah itu, isi tabel taksiran potensi produksi Instruksi 1974 dan
hitung volume tebangan sama seperti tabel Instruksi 1938. Cari etatnya dengan menghitung
umur tebangan rata-rata/UTR (½Daur + UKP), hitung etat luas dengan membagi jumlah luas
dengan daur. Selanjutnya isi tabel perhitungan KU yang selamat (KU I – KU VII) dengan
memasukkan data jangka risalah, menghitung perubahan luas (Ha dan %). Setelah itu, isi
tabel taksiran produksi CPC, hitung volume tebangan per Ha dan total, serta hitung etatnya
baik etat luas maupun volume.

Anda mungkin juga menyukai