Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PEMANENAN

“Sistem Perencanaan Pemanenan Hasil Hutan Kayu”

OLEH :
EKO WAHYUDI
M1A1 16 139
Kehutanan C

JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN DAN ILMU LINGKUNGAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat
dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berkaitan tentang “Sitem
Perencanaan Pemanenan Hasil Hutan Kayu”ini tepat pada waktu yang telah
ditentukan. Yang akan digunakan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
pemanenan hasil hutan kayu.
Kami sadar bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan atau
kesalahan ,oleh karena itu kritik dan saran selalu kami harapkan agar makalah ini
dapat menjadi lebih baik lagi.
Akhir kata dari kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam pembuatan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua dan semoga Allah SWT senantiasa meridhai semua usaha kita, Amin.

Kendari, Oktober 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Halaman Sampul ........................................................................................................ i


Kata pengantar ........................................................................................................... ii
Daftar Isi..................................................................................................................... iii
Daftar Ganbar ................................................................................................... … .....iv
Bab I Pendahuluan
1.1.Latar belakang ...................................................................................................... 1
1.2.Rumusan masalah................................................................................................. 2
1.3.Tujuan .................................................................................................................. 3
BAB III Pembahasan
2.1. Pengertian Pemanenan Hasil Hutan .................................................................... 4
2.2. Informasi Mengengenai Perencanaan Pemanenan Kayu ....................................5
2.3.Tahapan Perencanaan Pemanenan Kayu ..............................................................6
2.4.Sruktur danProsedur Perencanaan Pemanenan Kayu……………………….... 8
BAB IV Penutup
Kesimpulan ................................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hutan adalah suatu hamparan lapangan tumbuhan pohon-pohon yang secara


keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati beserta alam lingkungan dan
yang ditetapkan oleh pemerintah sebagai hutan.hutan sangat berperan dalam
kehidupan.
Kegiatan pemanenan dimaksudkan untuk memanfaatkan hutan produksi dan
dilaksanakan dengan memperhatikan aspek ekonomi, ekologi dan sosial dengan
tujuan untuk mengoptimalkan nilai hutan, menjaga pasokan untuk industri stabil, dan
meningkatkan peluang kerja, meningkatkan ekonomi local dan regional.
Data yang diperlukan dalam pemanenan adalah data potensi dan kondisi kawasan
hutan, serta data kondisi masyarakat sekitar. Data potensi hutan digunakan untuk
menentukan apa yang mungkin dapat dimanfaatkan dari suatu kawasan hutan secara
berkesinambungan.untuk data kondisi kawasan hutan dapat digunakan untuk
menentukan tekik yang akan digunakan dan upaya perlindungan yang yang perlu
dikembangkan. Sedangkan data kondisi masyarakat sekitar hutan dugunakan untuk
menyusun rencana partisipasi dan dukungan masyarakat atas kegiatan pemanenan
hutan berlangsung.
Hutan akan bernilai tinggi bila mempunyai jumlah produksi yang dihasilkan oleh
hutan itu tingi dan mutu hasil kayu juga tinggiserta tegakan sisa yang ditinggalkan
bernilai tinggi pula. Sedangkan kelestarian hutan terjadi bila kayu yang dihasilkan
setiap periode sama dengan kemampuan hutan tersebut untuk pulih kembali atau
dengan kata lain jumlah panen sebanding dengan banyak riapnya.
Tuntutan terhadap hasil hutan Indonesia berupa barang dan jasa mengalami
peningkatan dari tahun ke tahun.Hal ini tak lepas dari terus meningkatnya jumlah
penduduk di Indonesia.Pada hakikatnya banyak faktor eksternal yang mempengaruhi
pengelolaan hutan terutama dalam hal pemanenan, seperti perubahan demografi,
perubahan persyaratan penggunaan lahan, kekeringan dan kebakaran (Dephut
2004).Sementara itu keterbatasan sumberdaya hutan untuk memenuhi tuntutan
tersebut menjadi kendala utama dalam pengelolaan hasil hutan baik kayu maupun non
kayu.
Perhatian terhadap hutan indonesia menjadi sangat penting demi terjaminnya
kapasitas hutan untuk mempertahankan nilai-nilai lingkungan dan penghasil barang
dan jasa berupa kayu maupun non kayu secara terus menerus. Mengingat semakin
banyaknya tekanan terhadap hutan, baik itu perambahan, ilegal logging, kekeringan,
dan kebakaran. Untuk itu diperlukan pengelolan hutan secara lestari yang memiliki
metode tepat cara dan tepat guna dengan dampak seminimal mungkin.
Pengelolaan hutan secara lestari baik manfaat maupun fungsinya merupakan
tujuan pengelolaan hutan saat ini.Pengelolaan hutan ini pada umumnya
dititikberatkan pada sistem pemanenan hasil hutan, terutaman pemanenan
kayu.Pemenenan hutan pada dasarnya memiliki prinsip untuk berkomitmen dalam
penyedian produk barang dan jasa secara berkelanjutan dan jangka panjang,
pemeliharaan keterpaduan lingkungan dalam setiap perencanaan dan penerapannya,
dan membuat rencana pemenenan secara komprehensif. Prinspip ini tidak hanya
diadopsi di hutan-hutan alam produksi akan tetapi juga hutan produksi dengan
sistem monokultur.
Kegiatan pemanenan hutan mulai dari perencanaan pemanenan termasuk
pemetaan pohon, penentuan TPn, penentuan jarak sarad dan arah rebah perencanaan
pembukaan wilayah hutan, simulasi penebangan minimal dampak, analisis mengenai
dampak terhadap lingkungan pasca penebangan dan penyaradan menjadi sangat
penting untuk diketahui. Pengetahuan ini tidak cukup hanya sekedar teoritis, akan
tetapi pengetahuan secara praktis juga harus dilakukan.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan pemanenan hasil hutan ?


2. Bagaimana Informasi Mengengenai Perencanaan Pemanenan Kayu ?
3. Bagaimana Tahapan Perencanaan Pemanenan Kayu?
4. Bagaimana sruktur dan prosedur perencanaan pemanenan kayu ?
1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan pemanenan hasil hutan


2. Informasi Mengengenai Perencanaan Pemanenan Kayu
3. Untuk mengetahui bagaimana Tahapan Perencanaan Pemanenan Kayutepat
4. Untuk mengetahui Bagaimana sruktur dan prosedur perencanaan pemanenan
kayu.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Perencanaan Pemanenan Hasil Hutan Kayu

Perencanaan pemanenan kayu diartikan sebagai perancangan keterlibatan


hutanbeserta isinya, manusia/organisasi, peralatan dan dana untuk memproduksi kayu
secara lestari bagi masyarakat yang membutuhkannya dan mendapatkan nilai
tamabah baik bagi perusahaan maupun bagi masyarakat lokal (sekitar hutan), regional
dan nasional, pada suatu kurun waktu tertentu.
Hutan akan bernilai tinggi bila mempunyai jumlah produksi yang dihasilkan
oleh hutan itu tingi dan mutu hasil kayu juga tinggiserta tegakan sisa yang
ditinggalkan bernilai tinggi pula. Sedangkan kelestarian hutan terjadi bila kayu yang
dihasilkan setiap periode sama dengan kemampuan hutan tersebut untuk pulih
kembali atau dengan kata lain jumlah panen sebanding dengan banyak riapnya.
Menurut Yuniawati (2007), sistem pemanenan kayu secara mekanis banyak
dipilih karena menghasilkan produktivitas yang tinggi dibandingkan seara manual.
Hal tersebut karena keterbatasan tenaga kerja yang umum terjadi di luar Pulau Jawa
dengan areal hutan yang luas. Selain itu, penggunaan perlatan pemanenan membantu
perusahaan mempercepat proses pekerjaan yang tidak dapat dilakukan oleh tenaga
manusia dengan keterbatasan tenaga kerja, efisiensi, keamanan dan faktor ekonomi
lainnya. Salah satu peralatan mekanis yang digunakan adalah chainsaw.Dari hasil
penelitian kebanyakan menunjukkan bahwa penggunaan chainsaw dapat
meningkatkan produktivitas penebangan yang berarti produksi kayu meningkat
sehingga keungkinan besar nilai efisiensi pemanfaatan kayu dapat meningkat.
Pemanenan hasil hutan kayu merupakan proses pemindahan berupa kayu dari
hutan atau tempat tempat tumbuhnya menujun pasar atau tempat pemanfaatanya,
sehingga kayu tersebut berguna bagi manusia (Nugroho, 1995).Conwai (1982)
menyatakan bahwa pemanenan merupakan serangkaian kegiatan untuk memindakan
kayu dari hutan ketempat penggunaan atau pengelolaa.Sedangakan pemanenan hasil
hutan kayu merupakan usaha pemanfaatan kayu dengan mengubah tegakan pohondari
soritmen kayu bulat dan mengeluarkan dari hutan untuk dimanfaatkan sesuai
perutkanya (Mujetahid, 2010).

2. 2. Informasi Mengengenai Perencanaan Pemanenan Kayu

Sebelum pelaksanaan pemanenan kayu, semua anggota yang terlibat dalam


kegiatan pemanenan kayu harus diinformasikan tentang perencanaan pemanenan
kayuyang dibuat, sehingga setiap individu yang terlibat mengetahui tanggung
jawabnya,apa yang diperlukan, prosedur-prosedur kerja, apa yang harus dilakukan
termasukstandar kerja yang diharapkan, hubungan antara organisasi antar tahap
perencanaan,pembangunan jalan sarad, penebangan, penyaradan, gali-timbun jalan.
Frekuensipertemuan diperlukan, misalnya pertemuan antara mandor penebangan
danpenyaradan dengan operator penebang dan penyarad diadakan setiap pagi
(morningtalk).

2. 3. Tahapan Perencanaan Pemanenan Kayu

Sesuai dengan tujuan penyusunan rencana di atas, perencanaan pemanenan


kayu
secara umum berisi :
1. Deskripsi tentang faktor-faktor input yang tersedia, meliputi :
a. Kondisi hutan :
 Potensi hutan
 Topografi
 Geologi dan tanah
 Iklim
Areal-areal yang spesifik perlu dilindungi
b. Peralatan :
 Jenis dan jumlah yang tersedia
 Tingkat kehandalan alat
c. Jumlah dan tingkat keahlian tenga kerja yang dimiliki
d. Catatan tentang standar biaya dan produktivitas tenaga kerja dan peralatan
e. Peraturan-peraturan yang berkaitan dengan kegiatan pemanenan kayu.
2. Rancangan volume produksi yang secara lestari akan dihasilkan.
3. Pemilihan alternatif metode pemanenan kayu, meliputi :
a. Alternatif-alternatif yang tersedia
b. Faktor-faktor pembatas pada masing-masing alternatif :
 Produktivitas lahan hutan
 Kondisi tapak dan lingkungan hutan
 Faktor keamanan baik bagi tenaga kerja maupun lingkungan
 Peraturan dan perundangan yang berlaku
c. Formulasi alternatif terpilih
4. Rancangan petak tebang dan urutan pengerjaannya

5. Jumlah, jenis/spesifikasi dan tingkat kehandalan peralatan yang diperlukan


6. Jumlah dan tingkat keahlian tenaga kerja yang diperlukan, serta system
pengaroganisasiannya.
7. Jadwal pengerahan alat, tenaga kerja dan dana yang dilibatkan
8. Estimasi keuntungan
Secara garis besar kegiatan penyusunan rencana kegiatan pemanenan kayu
terdiri dari 3 tahapan, yaitu :
1. Pengumpulan dan pengolahan data
2. Perancangan alternatif dan penetapan alternatif
3. Formulasi rencana
A. Pengumpulan dan pengolahan data
Tahapan pertama dalam penyusunan rencana kegiatan pemanenan kayu
adalah
mengumpulkan data-data yang relevan. Data tersebut meliputi :
1. Potensi tegakan
Potensi tegakan menggambarkan : jumlah, volume dan jenis-jenis yang
potensial ditebang dan yang mungkin ditinggalkan sebagai akibat diterapkan suatu
sistem silvikulturtertentu misalnya sistem TPTI. Data potensi diperoleh dari kegiatan
inventarisasi hutan.Data-data tersebut diperlukan untuk
(a) membuat rencana produksi kayu yang lestari,
(b) menentukan kebutuhan peralatan, tenaga kerja dan biaya,
(c) menentukan perkiraan pendapatan dsb.
2. Peta-peta
a. Peta topografi
Memuat informasi tentang kontur yaitu garis-garis yang menghubungkan titik
dengan ketinggian yang sama. Untuk mementukan trase jalan angkutan dan jalan
sarad yang memenuhi syarat
keamananan dan kemampuan alat angkut yang melaluinya, serta menentukan sistem
penyaradan kayu yang paling cocok diterapkan pada areal tertentu
b. Peta vegetasi

 Memuat informasi tentang gambaran batas-batas type hutan, komposisi


jenis,penyebaran jenis pohon dan ukuran dimensinya serta kelas-kelas
kerapatan dan potensi kayunya
 Untuk merencanakan arah rebah pohon yang akan ditebang, trase
jalansarad/angkutan. Serta untuk menentukan urutan prioritas pengerjaan
petak tebang.
c. Peta Geologi dan Tanah
 Untuk mendapatkan informasi tentang daerah-derah yang menguntungkan
dilalui jalan angkutan (stabilitas tanahnya tinggi, tidak tergenang air,
mempunyai drainase yangbaik, mudah mendapatkan bahan pengerasan jalan,
dsb) dan daerah-daerah yang perludihindari (daerah yang rawan longsor,
daerah-daerah genangan yang sifatnyamusiman).
 Peta tanah bersama-sama dengan peta kelas lereng dan peta iklim dapat
dijadikanacuan untuk menentukan fungsi hutan.
d. Peta iklim
 Peta yang berhubungan dengan jumlah dan intensitas hujan dan hari hujan.
 Untuk membuat perkiraan jumlah hari kerja efektif yang dapat dimanfaatkan
untuk pelaksanaan pekerjaan sehingga target volume pekerjaan yang
direncanakan dapatterealisasi dengan baik.
e. Peta hidrologi
 Mencakup jaringan sungai baik yang dapat dilayari maupun anak-anak sungai,
sumber-sumber mata air, daerah-daerah “torent” (rawan banjir), dsb.
 Untuk ; (a) melihat kemungkinan femanfaatan sungai sebagai sarana angkutan
kayu, (b) melihat kemungkinan pembuatan jembatan dan gorong-gorong jika
jalan harusmelalui sungai dan anak sungai, (c) mengetahui penyebaran mata
air dan sungai-sungaiyang menurut peraturan perlu dilindungi, dan (d)
pemanfataannya bagi keperluanpekerja hutan camp/kemah perlu dibuat di
lapangan.
e. Peta kadaster

 Memuat informasi tentang gambaran batas-batas type hutan, komposisi


jenis,penyebaran jenis pohon dan ukuran dimensinya serta kelas-kelas
kerapatan dan potensikayunya
 Untuk merencanakan arah rebah pohon yang akan ditebang, trase
jalansarad/angkutan. Serta untuk menentukan urutan prioritas pengerjaan
petak tebang.

2. 4. Sruktur Dan Prosedur Perencanaan Pemanenan Kayu


Perencanaan pemanenan terdiri dari terdiri dari 3 tingkatan, yakni :
1. Perencanaan Strategis
Perencanaan strategis merupakan perencanaan jangka panjang dan meliputi
skala daerah yang luas. Perencanaan strategis merupakan bagian dari
keseluruhanperencanaan pengelolaan hutan, yang dikerjakan secara simultan
dengan melibatkantim perencanaan yang multidisipliner.
Perencanaan strategis di dalam pengelolaan hutan tropis Indonesia disebut
RencanaPengusahaan Hutan (RKPH) yang berjangka 35 tahun dan Rencana
Karya Lima Tahunan (RKL).
2. Perencanaan Taktis/Operasional
o Perencanaan taktis atau operasional merupakan perencanaan jangka pendek
danberhubungan dengan skala tahunan. Perencanaan taktis/operasional ini
digunakansebagai arahan selama satu periode dalam satu tahun.
o Perencanaan taktis/operasional ini disebut Rencana Karya Tahunan (RKT).

3. Perencanaan Tugas (Task Plans)


Task plans merupakan rencana karya yang dipersiapkan setelah perencanaan
taktis/operasional dibangun. Perencanaan taktis menggambarkan secara
detailtanggung jawab staff dan kelompok kerja dan arahan-arahan detail
bagaimanapekerjaan tersebut dilakukan.
4.Perencanaan Taktis/Operasional
Setelah perencanaan jangka panjang dan menengah (perencanaan strategis)
dalampengelolaan hutan yang lestari selesai, kemudian dibuat perencanaan taktis
yangmerupakan tahap perncanaan yang paling penting (krusial). Perencanaan ini
disediakandalam bentuk penulisan deskripsi kerja dari perencanaan aksi dan pada
skala peta yangbesar. Perencanaan taktis paling tidak berisi :
 Deskripsi areal kerja/blok kerja sebagai areal perencanaan kerja tahunan
(lokasi,subblok, kompartemen, dll.) dan garis-garis besar yang
menggambarkan topografi danpanorama alam.
 Potensi hutan (areal-areal yang tidak efektif dan areal-areal yang efektif untuk
dipanen,jenis-jenis dominan dan volume/ukuran kayu tang dapat dipanen).
 Areal-areal yang dikeluarkan dari pemanenan kayu karena alasan flora dan
fauna yangdilindungi, mata air, dan alasan-alasan lain.
 Perencanaan pembukaan wilayah hutan (lokasi, desain, pembuatan dan
daerahpemeliharaan jalan, TPn, log pond, jembatan, dan jaringan jalan sarad
atau pun system pengangkutan kayu)
 Peralatan pemanenan kyu yang diperlukan dan skedul aktifitas
 Perencanaan rehabilitasi setelah pemanenan
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Pemanenan hasil hutan kayu merupakan proses pemindahan berupa kayu dari
hutan atau tempat tempat tumbuhnya menujun pasar atau tempat pemanfaatanya,
sehingga kayu tersebut berguna bagi manusia. Pemanenan merupakan serangkaian
kegiatan untuk memindakan kayu dari hutan ketempat penggunaan atau
pengelolaa.Sedangakan pemanenan hasil hutan kayu merupakan usaha pemanfaatan
kayu dengan mengubah tegakan pohondari soritmen kayu bulat dan mengeluarkan
dari hutan untuk dimanfaatkan sesuai perutkanya.
DAFTAR PUSTAKA

Abidin R. 1994.Pengendalian Manajemen Pengusahaan Hutan Badan Pengaturan


Manajer Logging.Proyek Kerjasama Fakultas Kehutanan IPB dengan
Departemen Kehutanan.
Conway S. 1982. Timber Cutting Practices. Principle of Timber Harvesting Revised.
New York (US): Miller Freeman Publication, Inc.
Mujetahid A. 2010. Analisis biaya penebangan pada Hutan Jati Rakyat di Kabupatn
Bone.Perennial. 6(2) : 108-115
Nugroho B. 1995. Perencanaan Pemanenan Kayu. Bogor (ID): Fakultas Kehutanan
IPB
Suhartana S. 2006. Effisiensi penggunaan chainsaw pada kegiatan penebangan: Studi
kasusdi PT. Surya Hutani Jaya, Kalimantan Timur. Jurnal Penelitian Hasil
Hutan. 24(1):
Yuniawati. 2007. Penggunaan jumlah chainsaw yang tepat dan efisien pada
penebangan: Studi kasus di satu perusahaan hutan di Kalimantan
Timur. Jurnal Rimba Kalimantan. 12(1):62-66

Anda mungkin juga menyukai