Anda di halaman 1dari 25

TUGAS MAKALAH

SUMBER DAYA ALAM HUTAN

Untuk Memenuhi Tugas Dari Mata Kuliah

GREEN ECONOMICS

Dosen Pengampu : Hasrul, S.E., M.M

Disusun oleh :

021120248 Kania Rahma Annisa Sukma

021121239 - Salsha Kirana Restiwati

021121252 - Kesya Chairunnisa

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAKUAN- BOGOR
FEBRUARI 2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat meyelesaikan tugas
mata kuliah Green Economics yang berjudul “Sumber Daya Alam Hutan”

Makalah ini disusun dengan sebaik-baiknya dan mendapatkan bantuan dari


berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama dalam
pembuatan Makalah ini.

Terlepas dari itu semua kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
dengan tangan terbuka kami menerima segala kritik dan saran dari pembaca agar kami
dapat mengevaluasi makalah ini. Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat- Nya yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah- Nya kepada kami sehingga kami dapat meyelesaikan tugas
mata kuliah Green Economics yang berjudul “ Sumber Daya Alam Hutan ”

Makalah ini disusun dengan sebaik- baiknya dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah bekerjasama dalam
pembuatan Makalah ini.
Daftar isi
Daftar isi...........................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................

1.1 Latar belakang...................................................................................................................

1.2 Rumusan masalah.............................................................................................................

1.3 Tujuan masalah.................................................................................................................

1.4 Manfaat peneliatian...........................................................................................................

BAB 2 Tinjauan Pustaka...........................................................................................................

2.1 Konsep Ekonomi Lingkungan Pada Sektor Kehutanan....................................................

2.1.1 Pengertian hutan........................................................................................................

2.1.2 Pengertian strategi.....................................................................................................

2.1.3 Jenis-Jenis Hutan di Indonesia...................................................................................

2.1.4 Manfaat Hutan...........................................................................................................

2.1.5 Manfaat ekonomi hutan.............................................................................................

2.1.6 Ruang Lingkup ESDH...............................................................................................

2.1.7 Peranan Sumberdaya Hutan sebagai Penggerak Perekonomian Sumberdaya


hutan 9

2.1.8 Faktor – faktor yang menekankan hutan.................................................................

2.1.9 Peran masyarakat dalam pengelolaan hutan............................................................

BAB 3 Kesimpulan..................................................................................................................

Daftar Pustaka................................................................................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Sumber daya hutan merupakan kekayaan alam yang sangat berharga sehingga
perlu dikelola secara bijaksana agar dapat berfungsi dengan baik dan lestari. Dalam
pengelolaan sumber daya hutan tersebut banyak terdapat kepentingan yang saling
berkaitan, khususnya antara masyarakat di sekitar kawasan hutan dengan negara atau
pemerintah. Ada kepentingan sosial-ekonomi dan budaya masyarakat di dalam atau
sekitar kawasan hutan yang bila tidak diatur dengan bijak dapat mengancam keberadaan
hutan itu sendiri. Keterkaitan kepentingan ini seringkali menjadi sumber konflik yang
tidak kunjung terselesaikan. Seiring dengan keadaan tersebut, pola kebijakan
pembangunan kehutanan diharapkan semakin merujuk pada usaha untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan masyarakat di sekitar kawasan hutan dengan tetap
mengedepankan upaya pelestarian hutan itu sendiri. Perlu ada kerjasama dan partisipasi
aktif antara masyarakat sekitar hutan dalam mengelola sumberdaya hutan agar
kepentingan para pihak dapat terakomodir, sementara sumber daya hutan dapat tetap
terjaga dan lestari.

Selama ini perhatian khusus terhadap nilai, pentingnya keberadaan hutan bagi
masyarakat sangat kurang. Hutan selalu identic dengan hidup yang mampu memberikan
keuntungan dan kepuasan ekonomi diantaranya dalam bentuk uang tunai. Hal ini sangat
mencolok dalam pola kehidupan masyarakat sekitar hutan. Hutan memberikan
kontribusi besar baik untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari- hari rumah tangga
ataupun sumber penghasilan alam dalam bentu uang tunai. Masyarakat secara teknis
sudah mampu untuk memanfaatkan hasil hutan, baik hasil hutan kayu maupun hasil
hutan non-kayu.

Kondisi ekonomi yang terus mengalami perubahan dari waktu ke waktu


mendorong laju perubahan pola hidup masyarakat yang semakin cepat pula. Kebutuhan
akan uang menjadi faktor pendorong krusial dalam pemanfaatan sumber daya hutan.
Namun sangat disayangkan bahwa perubahan- perubahan diatas tidak diseimbangkan
dengan kemampuan manajemen hasil dan menejemen usaha rumah tangga yang baik.

Hutan merupakan paru- paru dunia yang dapat menyerap karbondioksida dan
menyediakan oksigen bagi kehidupan dimuka bumi ini. Hutan adalah suatu wilayah
yang memiliki banyak tumbuh- tumbuhan lebat yang diantaranya adalah pohon, semak,
paku- pakuan, rumput, jamur, dan lain sebagainya, serta menempati daerah yang cukup
luas. Negara Indonesia memiliki Kawasan hutan yang sangat luas dan beraneka ragam
jenisnya dengan tingkat kerusakan yang cukup tinggi akibat pembakaran hutan,
penebangan liar, dan sebagainya.

Hutan juga disebut sebagai Kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh
pepohonan dan tumbuhan lainnya. Kawasan- Kawasan semacam ini terdapat di
wilayah- wilayah yang luas di dunia dan berfungsi sebagai penampung karbondioksida,
habitat hewan, modulator arus hidroogika, sera pelestarian tanah.

Setelah mengetahui apa itu sumber daya alam dan hutan secara terpisah. Sumber
daya alam hutan adalah sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dan
kebutuhan hidup manusia agar hidup lebih sejahtera yang ada disekitar alam lingkungan
hidup kita.

1.2 Rumusan masalah


1. apa yang dimaksud dengan hutan?
2. Apa saja jenis – jenis hutan?
3. Apa fungsi / manfaat hutan?
4. Apa saja faktor-faktor yang menekan hutan?
5. Bagaimana strategi pengelolaan hutan?

1.3 Tujuan masalah


Berdasarkan hal tersebut maka tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian mengenai sumber daya alam dan pengertian
hutan.
2. Untuk mengetahui berbagai jenis- jenis hutan yang ada di Indonesia
3. Untuk mengetahui apa saja fungsi dan manfaat hutan terhadap kehidupan
dunia.
4. Untuk mengetahui faktor- faktor apa saja yang menekan hutan
5. Untuk mengetahui Langkah- Langkah strategi pengelolaan hutan dan
bagaimana cara menyelesaikan permasalahannya.

1.4 Manfaat peneliatian


Manfaat dari suatu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor- faktor yang
menekan Hutan dan strategi pengelolaan hutan. Melalui manfaat penelitian ini dapat
dirumuskan menjadi dua yaitu, manfaat teoritis dan manfaat praktis yang memiliki
keterikatan. Diharapkan dalam penelitian penulis berharap dapat memberikan manfaat
sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah hasil dari penelitian yang diharapkan
dapat dipergunakan sebagai bahan dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan
sebagai referensi penelitian sehingga mampu memberikan wawasan yang lebih
luas terkait di bidang sector kehutanan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis mengenai konsep ekonomi lingkungan pada
sector kehutanan beserta permasalahannya.
b. Bagi masyarakat
Menambah pemahaman masyarakat mengenai pentingnya kesadaran
masyarakat dalam melestarikan sumber daya alam terutama pada sector
kehutanan.
c. Bagi pemerintah
Sebagai evaluasi penyelenggaraan pemerintah yang sudah berjalan serta
refrensi praktis khususnya mengenai hal konsep ekonomi lingkungan
pada sector kehutanan.
BAB 2
Tinjauan Pustaka

2.1 Pengertian Hutan dan Strategi


2.1.1 Pengertian hutan
Hutan adalah suatu lapangan pohon-pohon secara keseluruhan yang merupakan
persekutuan hidup alam hayati besertaalamlingkungannya, dan yang ditetapkan oleh
pemerintah sebagai hutan. Hutan merupakan harta kekayaan yang tidak ternilai, oleh
karena itu hasil dari hutan perlu dijaga, dipertahankan dan di lindungi agar hutan dapat
berfungsi dengan baik. Istilah hutan merupakan terjemahan dari kata bos (Belanda) dan
forrest (Inggris). Forrest merupakan dataran tanah yang bergelombang dan dapat
dikembangkan untuk kepentingan diluar kehutanan, seperti pariwisata. Di dalam hukum
Inggris kuno, forrest (hutan) adalah suatu daerah tertentu yang tanahnya ditumbuhi
pepohonan, tempat hidup binatang buas dan burung-burung hutan.

Hutan menurut Dengler adalah sejumlah pepohonan yang tumbuh pada lapangan
yang cukup luas, sehingga suhu, kelembapan, cahaya, angin dan sebagainya tidak lagi
menentuka lingkungannya, akan tetapi dipengaruhi oleh tumbuh-tumbuhan/ pepohonan
baru asalkan tumbuh pada tempat yang cukup luas dan tumbuhnya cukup rapat
(horizontal dan vertical).

Menurut Spurr, hutan merupakan beraneka ragam jenis tumbuhan dan hewan
yang bersekutu dalam asosiasi biotis dimana asosiasi tersebut bersama lingkungan di
sekitarnya membentuk sistem ekologis dan organisme yang saling mempengaruhi
sehingga terbentuk siklus energi yang kompleks.

Menurut ahli atau komunitas yang menekankan pengertian hutan pada konsep
ekologi adalah sebagai berikut:

Menurut Sharma (1992), hutan merupakan komunitas tumbuh-tumbuhan dengan


mayoritas pohon-pohon berkayu yang tumbuh secara bersamaan dan berjajar rapat.
Menurut Helms (1998), hutan merupakan suatu ekosistem yang terbentuk dari
penutupan pepohonan secara luas dan berjajar rapat. Selain itu, terdiri atas ekosistem
berupa tegakan-tegakan yang terdiri atas aneka ragam sifat baik struktur, kelas umur,
komposisi, jenis serta beberapa proses tertentu yang saling terkait. Hutan juga terdiri
atas sungai, ikan, satwa liar dan padang rumput bahkan hutan terbentuk dari bentukan
khusus, seperti hutan tanaman, hutan publik, hutan lindung, hutan kota bahkan hutan
industri maupun hutan milik non-industri.

Menurut Departemen Kehutanan (1989), hutan merupakan ekosistem yang


terdiri atas liputan pohon baik yang tumbuh secara lebat atau kurang lebat di area yang
cukup luas.

Menurut ahli kehutanan, hutan merupakan komunitas biologi dimana


mayoritasnya terdiri atas pohon-pohon yang merupakan tanaman keras. Pengertian
Hutan Menurut UU No. 24 Tahun 1999, hutan dan kehutanan dalam UU No. 24 Tahun
1999 Tentang Kehutanan ini tercantum pada Pasal 1, berbunyi sebagai berikut:

Kehutanan adalah sistem pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan,


kawasan hutan, dan hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu. Hutan adalah
suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang
didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan
lainnya tidak dapat dipisahkan.

Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditunjuk dan atau ditetapkan oleh
pemerintah untuk dipertahankan keberadaannya sebagai hutan tetap.

Pengertian Hutan Menurut UU No. 5 Tahun 1990 : Pengertian hutan dalam undang-
undang konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistem tercantum dalam Pasal 1,
yang berbunyi sebagai berikut:

“Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi
tumbuhan dan atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli, yang
dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang
budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi.”
Pengertian Hutan Menurut UU No 18 Tahun 2013

Pengertian hutan dalam undang-undang tentang pencegahan dan pemberantasan


perusakan hutan tercantum dalam Pasal 1, yang berbunyi : “Hutan adalah suatu
kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang
didominasi pepohonan dalam komunitas alam lingkungannya yang tidak dapat
dipisahkan antara yang satu dan yang lainnya.”

Selain ketiga undang-undang tersebut, segala hal yang berkaitan dengan hutan
diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2004 Tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004
Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan
Menjadi Undang-Undang.

2.1.2 Pengertian strategi


Strategi terbentuk dari bahasa yunani yaitu Strategela yang terdiri dari dua kata
yaitu stratus berarti militer dan ag yaitu memimpin, yang artinya seni atau ilmu untuk
menjadi seorang jenderal. Dimana konsep ini sesuai dengan masa dulu dimana terjadi
banyak peperangan, yang mana jenderal berperan penting untuk memimpin peperangan
agar menang (Tjiptono, 2008 : 3). Suatu strategi umumnya memiliki dasar untuk
mencapai sasaran yang telah di rencanakan.

Menurut Chandler (1962) dalam Budio (2019) strategi adalah alat untuk
mencapai tujuan perusahaan yang berkaitan dengan tujuan dalam waktu yang panjang,
program tindak lanjut serta prioritas alokasi sumber daya. Marrus (2002) yang dikutip
oleh Juliansyah (2017) dalam Jurnal Ekonomi menjelaskan pengertian strategi adalah
suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan
jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara atau upaya bagaimana agar
tujuan tersebut dapat dicapai.

Hamel dan Prahalad (1995) mendefinisikan strategi sebagai tindakan yang


bersifat incremental (senantiasa meningkat) dan terus menerus, serta dilakukan
berdasarkan sudut pandang tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan dimasa
depan. Strategi dimulai dari apa yang dapat terjadi dan bukan dimulai dari apa yang
terjadi. Terjadinya kecepatan inovasi pasar yang baru dan perubahan pola konsumen
memerlukan kompetensi inti (core competencies). Perusahaan perlu mencari
kompetensi inti dalam bisnis yang dilakukan (Budio, 2019).

Dari beberapa pengertian strategi diatas, dapat disimpulkan bahwa strategi


adalah suatu rencana yang terorganisir yang disusun oleh perusahaan untuk jangka
panjang dalam upaya untuk mengembangkan usahanya. Dalam penyusunan strategi
perusahaan hendaknya memperhatikan sasaran yang akan dicapai di masa yang akan
datang.
BAB 3
Metodologi

Metode yang dilakukan dalam penulisan ini dilakukan dengan metode Studi Pustaka
yaitu dengan mengumpulkan data dan menggali data sekunder melalui jurnal-jurnal
terbaru dan Pustaka yang terkait dengan sumberdaya hutan .
Data data yang telah diperoleh selanjutnya dievaluasi dan dianalisis untuk mengetahui
kondisi kehutanan yang kini memiliki banyak kepentingan yang berkaitan, dimana
sesuai dengan persyaratan yang diharapkan sesuai dengan Undangn Undang No. 5
Tahun 1990 pada Pasal No.1 tenntang pemanfaatan hutan untuk kepentingan ilmu
pengetahuan dan kepentingan yang menunjang budidaya serta budaya .
BAB 4
Pembahasan
4.1 Konsep Ekonomi Lingkungan Pada Sektor Kehutanan
4.1.1 Jenis-Jenis Hutan di Indonesia
Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang memiliki banyak jenis hutan.
Ekosistem alam Indonesia yang begitu beragam juga mempengaruhi terbentuknya
beberapa jenis hutan. Berikut ini jenis-jenis hutan yang terletak di seluruh Indonesia.

Berdasarkan Iklim:

Indonesia termasuk salah satu negara yang tepat berada pada garis khatulistiwa
dimana merupakan daerah dengan iklim tropis. Membawa pengaruh terhadap iklim
sehingga menimbulkan area-area dengan iklim sangat basah, basah dan agak kering.

1. Hutan Gambut, salah satu hutan tropis yang kebanyakan memiliki tumbuhan
dengan jenis berdaun lebar. Biasanya berada di sekitar perairan yang dikelilingi
oleh hutan hujan dan hutan bakau di air payau. Hutan gambut ini dinilai efektif
untuk menyerap karbon yang ada di udara, sehingga mampu membersihkannya.
2. Hutan Hujan Tropis, Kebanyakan hutan hujan tropis memiliki iklim yang basah
hingga sangat basah. Kawasan hutan hujan tropis banyak ditemukan di daerah
Kalimantan, Sulawesi.
3. Hutan Muson, hutan dengan iklim agak kering. Jenis hutan muson ini banyak
kita temukan di daerah Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali, Jawa Timur.

Berdasarkan Sifat Tanah :

Indonesia juga memiliki ekosistem hutan yang berbeda Hutan jenis ini memiliki fungsi
dan manfaat sendiri yang muncul secara alami di sekitar perairan Indonesia.

1. Hutan Mangrove, Hutan mangrove yang tersebar di seluruh pesisir pantai utara
pulau Jawa, daerah pantai timur Sumatera, Kalimantan, dan sisi selatan pantai di
Papua.
2. Hutan Pantai, ekosistem pepohonan yang biasa muncul di sekitar area pantai
yang tidak berpasir, dan tidak landai. Misalnya, pada beberapa jenis pantai di
pesisir selatan Jawa, beberapa diantaranya terdapat pantai yang tidak landai dan
cenderung ditumbuhi oleh hutan pantai.
3. Hutan Rawa

Di daerah sekitar Kalimantan, kepulauan di Sumatera, dan juga Papua, paling


banyak ditemukan hutan rawa. Di banyak perairan sekitar hutan rawa, paling mudah
menemukan beberapa jenis pohon rawa misalnya seperti kempas (Koompassia spp),
nyatoh (Palawuium leiocarpum), dan ramin (Gonystylus spp).

Berdasarkan Susunan Jenis:

Pada dasarnya, hutan juga terbagi menjadi dua susunan jenis, yang mana kelompok
jenis hutan ini terbentuk berdasarkan jenis tumbuhan dan pohon yang ada disana.

1. Hutan Homogen

Hutan homogen juga disebut sebagai hutan sejenis yang mana kebanyakan
pepohonan di dalamnya memiliki jenis yang serupa dengan cara berkembangnya. Baik
dengan cara berkembang sendiri tanpa bantuan manusia atau dengan bantuan manusia.
Misalnya hutan homogen seperti hutan pinus maupun tusam merupakan hutan yang
dapat berkembang dengan baik di daerah tertentu tanpa bantuan manusia. Ada pula
hutan yang dapat berkembang dengan bantuan manusia seperti hutan sejenis buatan
yang sengaja ditanam untuk kebutuhan khusus. Contohnya seperti Hutan Tanaman
Industri (HTI).

2. Hutan Heterogen

Hutan campuran atau heterogen ini merupakan ekosistem hutan yang memiliki
jenis-jenis pohon dan tumbuhan yang jauh lebih beragam. Jenis pohon yang ada di
hutan ini juga dipengaruhi oleh iklim dan kondisi ekosistemnya, sehingga terkadang
pada hutan heterogen sekalipun terdapat kemiripan jenis dan fisik satu pohin dengan
pohon lainnya. Misalnya hutan heterogen yang kebanyakan memiliki pohon berdaun
lebar, atau daun jarum (hutan konifer).
4.1.2 Manfaat Hutan
1. Menghasilkan Oksigen untuk Bernapas

Pepohonan yang terdapat di hutan mengalami proses fotosintesis yang akan


menghasilkan oksigen bersih untuk bernapas semua makhluk hidup.

2. Membersihkan Udara

Sebuah pohon besar sudah bisa membantu membersihkan udara di sekitarnya,


apalagi hutan mampu membersihkan udara dalam skala lebih besar lagi, mendinginkan
bumi dan mengurangi pemanasan global.

3. Melawan Banjir dan Tanah Longsor

Ekosistem hutan juga menjadi daerah resapan air yang paling baik. Sehingga daerah
yang memiliki hutan akan jauh lebih jarang terkena banjir daripada daerah lain yang
tidak memiliki resapan air. ( pengertian dari hutan lindung )

4. Menyimpan Air Tanah

Semua air yang mengalir ke akar-akar pohon akan disimpan di dalam tanah,
sehingga dapat digunakan kembali oleh pohon dan makhluk hidup lain di atasnya.

5. Menghasilkan Makanan untuk Semua Makhluk Hidup

Banyaknya ragam tumbuhan dan pohon yang ada di dalam hutan juga mampu
menghasilkan makanan bagi para penghuninya. Mulai dari buah-buahan dari berbagai
jenis pohon, biji-bijian , jamur dan dedaunan yang menjadi makanan pokok bagi
binatang, bahkan manusia.

6. Memenuhi Kebutuhan Manusia

Jika di masa lampau hutan menjadi tempat manusia berlindung dari angin, hujan,
hingga dapat menciptakan rumah dan membangun peradaban. ( pengertian dari hutan
produksi )
4.1.3 Manfaat ekonomi hutan
Hasil hutan merupakan sumberdaya ekonomi potensial yang Beragam yang
didalam areal kawasan hutan mampu menghasilkan hasil hutan kayu, non kayu dan
hasil hutan tidak kentara (intangible) seperti perlindungan tanah, pelestarian
sumberdaya air dan beragam hasil wisata. Uraian tersebut di atas terungkap bahwa
hutan, kehutanan dan hasil hutan sesungguhnya menjadi sumberdaya (resources) yang
mempunyai potensi menciptakan barang, jasa serta aktifitas ekonomi yang sangat
bermanfaat bagi masyarakat.

4.1.4 Ruang Lingkup ESDH


Ekonomi SDH adalah suatu bidang penerapan alat-alat analisis Ekonomi
terhadap persoalan produksi, permintaan, penawaran, biaya Produksi, penentuan harga
termasuk dalam kajian ekonomi mikro dan Masalah kesejahteraan masyarakat
(kesempatan kerja, pendapatan produk Domestik dan pertumbuhan ekonomi) yang
termasuk dalam kajian ekonomi Makro. Kajian ekonomi mikro dalam ekonomi SDH
untuk menjawab barang Dan jasa hasil hutan apa yang diproduksi sehingga dapat
menguntungkan Unit usaha (bisnis) sebagai pelaku usaha, sedangkan kajian ekonomi
makro Akan menjawab bagaimana sumberdaya hutan dimanfaatkan untuk ssebesar -
Besar kemakmuran rakyat dalam pengertian bahwa sumberdaaya hutan Telah
memberikan kontribusi bagi tersedianya lapangan kerja, meningkatkan Pendapatan
masyarakat dan memberikan jasa perlindungan lingkungan bagi Semua masyarakat.

4.1.5 Peranan Sumberdaya Hutan sebagai Penggerak Perekonomian


Sumberdaya hutan
Sumberdaya hutan berperan sebagai penggerak ekonomi dapat teridentifikasi
daalam beberapa hal, yaitu: pertama, penyediaan devisa untuk membangun sektor lain
yang membutuhkan teknologi dari luar negeri; kedua, penyediaan hutan dan lahan
sebagai modal awal untuk pembangunan berbagai sektor, terutama untuk kegiatan
perkebunan, industri dan sektor ekonomi lainnya; dan yang ketiga, peran kehutanan
dalam pelayanan jasa lingkungan hidup dan lingkungan sosial masyarakat. Ketiga
bentuk peranan tersebut berkaitan dengan peranan sumberdaya hutan sebagai penggerak
ekonomi yang sangat potensial, sangat kompleks dan saling terkait. Peran SDH tersebut
dikarenakan sifat produk SDH, sebagai berikut:

a. Kayu merupakan produk multiguna, sehingga diperlukan banyak jenis industri


dan produk kayu hampir selalu berperan pada setiap tahapan perkembangan
teknologi dan perekonomian.
b. Konsumsi hasil hutan (kayu dan bukan kayu) relatif stabil dan investasi
usahanya relatif kecil serta pengembalian modalnya dapat cepat kembali pada
areal hutan alam.
c. Memiliki ”forward lingkage” dan ”backward lingkage” yang kuat terhadap
perkembangan sektor ekonomi lainnya.
d. Mendorong berkembangnya ekonomi pedesaan, karena sifat produk sumberdaya
hutan tersebar dan volume produksinya besar, biaya angkut tinggi, sehingga
dapat menciptakan kegiatan ekonomi di permukiman dekat kawasan hutan.
e. Industri hasil hutan relatif lebih muda didirikan, biasanya tidak memerlukan
input teknologi tinggi dan skala usaha tidak terlalu besar.

Beberapa peranan sumberdaya hutan dalam menggerakkan perekonomian suatu


negara atau wilayah/daerah berikut ini:

1. Peranan Sumberdaya Hutan sebagai Penghasil Devisa Peranan sumberdaya


hutan sebagai penghasil devisa sangat penting Untuk perbaikan ekonomi makro
dan perdagangan global. Peranan hasil Hutan selalu lebih tinggi untuk
menghasilkan devisa, terutama pada negara Yang baru berkembang dan berbasis
pada sumberdaya, karena hutan pada Awal perkembangan ekonomi suatu negara
sangat mudah dipanen (biaya Eksploitasinya rendah. Meskipun berada terjadi
penurunan kinerja untuk Industri kehutanan tertentu, secara umum sektor
kehutanan periode sepuluh Tahun terakhir (1995 – 2004) telah berhasil
memberikan kontribusi signifikan Bagi perolehan devisa. Dari sisi nilai,
fluktuasi kontribusi devisa sektor Kehutanan terjadi karena terdapat industri
kehutanan yang menurun (baca: Plywood), sementara industri kehutanan seperti
meubel, kayu olahan, serta Pulp dan kertas terus mengalami peningkatan.
Sedangkan dari sisi Prosentase terhadap total devisa, kontribusi sektor
kehutanan memang Cenderung terus menurun.

Fakta kedua yang mencerminkan kinerja sektor kehutanan dalam


Perolehan devisa adalah kemampuan sektor kehutanan dalam menyerap
investasi. Sejak mulai dilakukan pengusahaan hutan dan industri kehutanan,
sektor kehutanan telah berhasil menyerap total investasi senilai US$ 27,77
milyar. Dengan besaran nilai investasi tersebut, jelas sektor kehutanan
merupakan Asset nasional yang harus dirawat dan dijaga sekaligus diupayakan
Pengembangannya (Nugraha dan Rudiantoro,2008)

2. Peranan Sumberdaya Hutan sebagai Penggerak Sektor Ekonomi Lainnya


Sebagai penggerak sektor ekonomi lainnya, maka hasil hutan memberi
Dukungan modal bagi pembangunan infrastruktur industri dalam negeri dan
Untuk penyediaan teknologi yang berasal dari impor. Dukungan lainnya Adalah
banyak kegiatan yang dibiayai langsung dari hasil kayu tebangan Untuk
mendorong kegiatan perkebunan, sebagai hasil konversi hutan. Produk hasil
hutan , baik berupa kayu maupun bukan kayu, adalah Merupakan bahan baku
industri, yang mendorong berkembangnya industri Dan jasa (pengangkutan dan
pemasaran).

3. Peranan Sumberdaya Hutan dalam Penyediaan Lapangan Kerja


Sumberdaya hutan sangat penting artinya dalam mendorong Tersedianya
lapangan kerja, karena sektor kehutanan memiliki banyak Lapangan usaha
antara lain:
a) Kegiatan penanaman, pemeliharaan dan perlindungan hutan.
b) Kegiatan pemanenan hasil hutan (penebangan dan pengangkutan)
c) Kegiatan dalam industri hasil hutan meliputi industri penggergajian, Industri
pulp dan kertas, industri wood working, industri plywood, Industri
gondorukem, dan industri-industri yang bahan baku utamanya Dari hasil
hutan seperti gula aren.
d) Kegiatan jasa sektor kehutanan antara lain perdagangan hasil hutan, Rekreasi
hutan, transportasi, pendidikan dan jasa konsultan pembangunan Sektor
kehutanan.

4. Peranan Sumberdaya Hutan dalam Meningkatkan Pendapatan Nasional


Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dari sektor kehutanan saat ini Mengalami
penurunan dibandingkan pada awal pembangunan Indonesia. Angka ini sangat
kecil dari seharusnya karena kelebihan perhitungan PDB (Produk Domestik
Bruto), dimana:
a) PDB hanya menghitung nilai uang (nilai pasar), tidak menghitung Intangible
benefit seperti fungsi sumberdaya hutan dalam pengaturan tata Air, pencegah
erosi dan penyerapan karbon.
b) PDB tidak melihat keterkaitan /dampak positif dari sektor kehutanan ke
Sektor lain seperti dampak terhadap peningkatan sektor industri dan
Pertanian sawah irigasi.

Peranan sektor kehutanan di Indonesia sangat berpengaruh terhadap Tingkat


pencapaian Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) di berbagai Daerah di
Indonesia.

5. Peranan Sumberdaya Hutan dalam Pelayanan Jasa Lingkungan Peranan


kehutanan dalam pelayanan jasa lingkungan diberikan oleh Keberadaan
sumberdaya hutan sebagai perlindungan plasma nutfah, Keanekaragaman hayati,
dan nilai-nilai estetis yang potensial bernilai Ekonomi apabila dapat dikelola
dengan baik. Pengembangan perekonomian Pariwisata terutama ekowisata
sangat dipengaruhi oleh bentang alam, Keindahan dan kekhasan sumberdaya
hutan. Peranan sumberdaya hutan ini Tidak menghasilkan langsung nilai uang,
tetapi menghasilkan nilai uang bagi Sektor pariwisata. Di masa depan peranan
jasa lingkungan berupa perbaikan Tata air, pembersih udara, nilai estetika
mempunyai peranan yang sangat Besar dalam keberlanjutan ekonomi jangka
panjang.
4.1.6 Faktor – faktor yang menekankan hutan
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut sektor
kehutanan berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional saat pandemi Covid-
19. Sejumlah produk kehutanan pada tahun ini tumbuh positif dibandingkan dengan
tahun lalu. Untuk percepatan peningkatan pertumbuhan subsektor kehutanan,
pemerintah menerbitkan beberapa kebijakan, antara lain relaksasi kebijakan fiskal,
percepatan implementasi UUCK dan turunannya, serta fasilitasi pembiayaan sertifikasi
legalitas kayu untuk UMKM industri hasil hutan dan hutan rakyat. Selain itu,
pemerintah juga melakukan promosi perdagangan dan kerja sama dengan mitra dagang,
serta menerapkan pelayanan berbasis digital kepada pelaku usaha. agar kinerja
subsektor kehutanan dapat terus meningkat, KLHK akan memperkuat strategi melalui
sejumlah langkah.

1) Pertama, melanjutkan kebijakan Pemulihan Ekonomi Nasional, dengan


menjaga produktifitas dan keberlangsungan usaha, antara lain melalui
penguatan insentif kebijakan fiskal.
2) Kedua, percepatan Implementasi UU Nomor 11/2020 tentang Cipta Kerja
dan turunannya 
3) Ketiga, meningkatkan peran dan akses masyarakat terhadap sumber daya
hutan berbasis agroforestry dalam rangka peningkatan produktivitas hutan.
Upaya tersebut dilakukan melalui kegiatan Perhutanan Sosial, antara lain
Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan kemitraan, untuk mendukung industri
pengolahan hasil hutan dan industri lainnya.
4) Keempat, meningkatkan pelayanan pemanfaatan hutan berbasis digital yang
terintegrasi mulai dari perencanaan, produksi, pembayaran PNBP, peredaran,
pemasaran hingga ekspor melalui penguatan Sistem Informasi Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari [SI-PHPL].
4.1.7 Peran masyarakat dalam pengelolaan hutan
Pengembangan sumber daya manusia merupakan proses peningkatan
pengetahuan keterampilan dan kemampuan anggota masyarakat. Jalan utama untuk
meningkatkan kualitas manusia adalah menambah pengetahuan. Pembangunan tidak
dapat dilakukan sendiri oleh pemerintah, melainkan harus bersama-sama dengan
masyarakat. Untuk mencapai hal tersebut diperlukan partisipasi aktif dari masyarakat
yang memiliki pengetahuan tentang lingkungan hidup.

Hal tersebut mengingatkan bahwa manusia sebagai salah satu komponen


organisme yang mempunyai derajat paling tinggi dan mempunyai kecenderungan untuk
memperbaiki ataupun merusak lingkungan. Interaksi manusia yang terus- menerus
dengan lingkungan dalam kehidupannya seseorang mengalami proses pengamatan
terhadap objek dan tindakan serta pengalaman dari lingkungannya, dan pengalaman
baru yang akan terus bergabung dalam ingatan sebagai gudang informasi yang
kemudian digunakan untuk memikirkan dan mempertimbangkan segala masalah yang
dihadapinya.

Manusia sebagai makhluk sosial memiliki tanggungjawab moral akan


keberlangsungan alam sekitar. Salah satunya adalah melalui kepedulian terhadap
lingkungan, sehingga manusia menjalankan perannya untuk melakukan pelestarian
lingkungan. Dari analisis tersebut dapat diduga bahwa terdapat hubungan positif antara
pengetahuan lingkungan hidup dengan partisipasi dalam pelestarian lingkungan

Bagian : Strategi Pengelolaan Hutan

- Menerapkan sistem silvikultur terpilih yang dapat menjamin kelestarian


produksi dalam arti terjaminnya pasokan kebutuhan hasil hutan berupa kayu
bulat.
- Menerapakan pengaturan hasil berdasarkan kemampuan daya dukung
sumberdaya hutan yang ada dengan menerapkan jatah produksi (AAC) secara
baik dan ketat.
- Menerapkan sistem pemanenan hasil yang mempertimbangkan aspek konservasi
tanah dan air (Reduced Impact Logging/RIL) serta penggunaan peralatan berat
dalam pemanenan yang efektif dan efisien sehingga diharapkan dampak yang
ditimbulkan terhadap lingkungan seminimal mungkin.
- Optimalisasi Kebun campuran menggunakan sistem silvikultur yang sesuai
dengan kondisi lahan. Bisa dilakukan dengan tumpeng sari atau kebun
campuran. Dimana pemilihan tanaman dengan nilai ekonomi tinggi yang cocok
dengan karakteristik lahan. Sehingga hasil panen bisa beberapa kali lipat dari
hasil jual yang saling menguntungkan.
- Melakukan konservasi tanaman endemik, menerapkan sistem agroforestry,
meningkatkan peran kelompok perhutanan, melibatkan pemerintah dalam hal
apresiasi terhadap masyarakat (reward), dan membentuk manajemen pengelola
hasil hutan

4.2 Permasalahn Pada Sector Kehutanan


Setiap tahun sebelum krisis ekonomi 1997, devisa negara yang disumbangkan
dari Sector kehutanan mencapai US$7-8 miliar. Selain berupa devisa, sector kehutanan
juga menyumbangkan kontribusi bagi pendapatan negara, baik berupa pajak maupun
pendapatan non pajak. Tercatat, terdapat 13 jenis pajak dan pungutan non pajak dari
setiap meter kubik kayu yang dipungut di sektor kehutanan. Berdasarkan data Asosiasi
pengusaha Hutan Indonesia (APHI), besaran rente ekonomi kayu dalam bentuk pajak
dan non pajak diatas seluruhnya berkisar antara 30-45 persen dari setiap meter kubik
kayu. Tercatat, sektor kehutanan mampu menyerap tenaga kerja langsung sebesar 2,5
juta orang.

Apabila setiap pekerja memiliki tanggungan keluarga sebanyak 3-4 orang, maka
jumlah orang yang hidupnya bergantung kepada sektor kehutanan mencapai 12-16 juta
orang. Kini kawasan hutan Indonesia tercatat hanya seluas 104.876.635 atau sekitar
54,6% dari keseluruhan total daratan. Rinciannya, kawasan suaka alam dan kawasan
pelestarian alam perairan 5.085.209 hektar (terdiri atas 27 unit) dan daratan 18.154.507
hetar (399) unit.

Wahana Lingkungan Hidup (WALHI) menyatakan bahwa setiap menitnya hutan


Indonesia seluas 7,2 hektare musnah akibat destructive logging (penebangan yang
merusak). Departemen Kehutanan menyatakan bahwa kerugian akibat pencurian kayu
dan peredaran hasil hutan illegal senilai 30,42 triliun rupiah pertahun, belum termasuk
nilai kehilangan keanekaragaman hayati dan fungsi hidrologis, serta nilai social dari
rencana dan kehilangan sumber kehidupan akibat perusakan hutan.

Penebangan hutan secara liar merupakan semua kegiatan pemanfaatan hasil


kayu secara tidak sah yang terorganisasi, penebangan hutan secara liar akan
mengakibatkan terjadinya. Perusakan hutan, perusakan hutan itu sendiri adalah: salah
satu bentuk perusakan lingkungan. Oleh karena itu, perusakan hutan adalah merupakan
suatu kejahata yang mana salah salah satu bentuk perusakan hutan itu adalah
pembalakan liar (penebangan liar). Tidak dapat dipungkiri bahwa pembalakan liar
merupakan suatu hal yang sedang berkembang pesat di Indonesia saat ini.

Dalam perkembangan penebangan liar menjadi kejahatan yang berskala besar,


terorganisir, dan mempunyai jaringan yang sangat besra. Salah satu permasalahan di
sektor kehutanan tersebut adalah proses penegakan hukum, banyak kejadian dilapangan
yang membuktikan lemahnya penegakan hukum tersebut. Maka upaya untuk
menanggulangi penebangan liar semakin sulit dan menjadi prioritas.

4.3 Cara Pencegahan Penebangan Liar


Bab 5
4.4 Simpulan
Hutan merupakan paru- paru dunia bagi kehidupan, terutama tumbuhan dan hewan,
karena disana mereka dapat bertumbuh dengan baik. Hutan juga merupakan sumber day
aalam yang dapat dimanfaatkan bagi manusia. Akan tetapi hutan juga dapat rusak akibat
ulah dan perilaku manusia yang tidak mau bertanggung jawab. Mereka hanya
menginginkan hasil hutan yang dapat memenuhi kehidupan mereka tanpa peduli denga
napa yang akan terjadi kepada hutan jika mereka melakukan kesalahan dan dengan
sengaja merusak alam.

Jika manusia tidak mau menyadari kesalahan mereka, maka hutan akan habis dan
mereka tidak akan mendapatkan apa yang mereka inginkan dari hutan tersebut. Maka
manusia perlu diberi pelajaran mengenai bagaimana merawat dan mengambil hasil
hutan dengan catatan tidak merusak ekosistem yang ada.

4.5 Saran
Daftar Pustaka

1) http://www.plengdut.com/2014/11/potensi-sumber-daya-hutan.html
2) http://www.academia.edu/6194324/
MAKALAH_PENGELOLAAN_SUMBER_DAYA_ALAM
%20BERDASARKAN_PRINSIP_BERWAWASAN_LINGKUNGAN_BERKE
LANJUTAN
3) http://repo.uinsatu.ac.id/19347/5/BAB%20II.pdf
4) https://www.menlhk.go.id/site/single_post/4281/kontribusi-sektor-kehutanan-
terhadap-perekonomian-nasional-tetap-meningkat-di-masa-pandemi.

Anda mungkin juga menyukai