Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

PERAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

Disusun Oleh:

KELOMPOK 1

Berarddian pandu wijaya (2001016070)

Nico pratama putra (2001016026)

Maisy khostiona djhon (2001016011)

Mohammad usnan (2001016098)

Hendrawan (2001016044)

Teguh prasetya (1701015047)

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2022

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena limpahan rahmat dan

karunia Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah “Peran Sumber Daya

Ekonomi dan Lingkungan” sebagai tugas matakuliah Ekonomi Sumber Daya

Alam & Lingkungan dengan tepat waktu.

Dalam penyusunan makalah ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan

teman-teman. Selain sebagai tugas kuliah, kami berharap makalah ini dapat

bermanfaat bagi para pembaca. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih

kepada dosen pengampu matakuliah ekonomi sumber daya alam & lingkungan

yaitu bapak Auliansyah S.Kel.,M.Si yang telah memberikan tugas makalah ini.

Dengan ini tugas makalah telah menambah pengetahuan dan wawasan kami

juga sebagai penulis.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata

sempurna dan apabila ditemukan kekurangan maupun kesalahan mohon

dimaafkan.

Samarinda, 11 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................

Daftar isi .................................................................................

BAB I . PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..............................................................

B. Rumusan Masalah .........................................................

C. Tujuan Penulisan Makalah ............................................

BAB II. PEMBAHASAN

A. Definisi Sumber Daya Alam .........................................

B. Sifat-Sifat dan Macam-macam Sumber Daya Alam ......

C. Kelangkaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan .........

D. Peranan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Dalam Pembangunan


Ekonomi .......................................................................

BAB III. PEMECAHAN MASALAH

A. Alternatif Mengatasi Kelangkaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan .

BAB IV. PENUTUP

A. Kesimpulan ...................................................................

B. Saran .............................................................................

DAFTAR PUSTAKA ............................................................

LAMPIRAN ..........................................................................
BAB 1

LATAR BELAKANG

1.1 PENDAHULUAN

Dalam pembangunan ekonomi, sumber daya alam sangat berpengaruh


sekali. Sumber daya alam menjadi faktor yang sangat penting karena sumber
daya alam adalah salah satu unsur utama dalam proses produksi. Tanpa adanya
sumberdaya alam maka akan sulit terjadi proses produksi. Misalnya dengan
tidak adanya bahan bakar, maka perusahaan tidak dapat melakukan produksi.
Karena pentingnya sumberdaya alam, maka masih banyak terjadi eksploitasi
terhadap sumber-sumber daya yang ada. Selain itu kita masih disuguhi dengan
permasalahan adanya sumberdaya alam yang terbatas, semisal bahan bakar.
Oleh karena itu semua negara berusaha untuk mencari dan menggali sumber
daya yang belum ditemukan, guna mengantisipasi terjadinya kelangkaan
sumberdaya alam. Maka dalam kehidupan sehari-hari kita harus memanfaatkan
sumberdaya alam dengan sebaik mungkin. Salah satu sumber daya alam yang
paling rentan dalam kegiatan ekonomi berbasis lahan adalah hutan. Sejatinya,
hutan harus dikelola secara berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan sosial,
ekonomi, ekologi, budaya dan spritual masa kini dan generasi masa depan.
Pengelolaan hutan berkelanjutan sebagai syarat mendapatkan jaminan
ketersediaan keanekaragaman hayati, kebutuhan masa kini dan masa depan atas
hutan, fungsi ekonomi dan sosial ekologi, dan terjaganya ekosistem
Kalimantan merupakan salah satu pulau di Indonesia yang terkenal
dengan hasil hutannya. Sebagian besar wilayah Kalimantan merupakan kawasan
hutan. Selain menjadi sumber daya hasil hutan Indonesia pada umumnya,
kekayaan hutan di Kalimantan menjadi sumber kehidupan dan penghidupan
bagi masyarakat lokal pada khususnya. Kalimantan Timur (Kaltim)
memerlukan kehatihatian karena terus mengalami penurunan jumlah luasan
dari waktu-kewaktu. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor
79/Kpts-II/2001 tentang Penunjukkan Kawasan Hutan dan Perairan adalah
14.651.553 hektar (Kalimantan Timur dan Utara). Luasan tersebut terbagi atas
kawasan konservasi 2.165.198 hektar, kawasan hutan lindung 2.751.702 hektar,
kawasan hutan produksi tetap 4.612.965 hektar dan hutan produksi 5.121.688
hektar. Selanjutnya, berdasarkan SK Menhut 554/Menhut-II/2013 tentang
Persetujuan Revisi RT/RW Kaltim, luas kawasan hutan mengalami penurunan
kembali, yaitu kawasan hutan menjadi bukan hutan seluas 395.621 hektar dan
perubahan fungsi kawasan hutan 276.290 hektar.

Pertambangan batubara merupakan salah satu sektor kegiatan ekonomi


membutuhkan kawasan hutan, baik yang berasal dari Kawasan Budidaya
Kehutanan (KBK) maupun Kawasan Budi Daya non Kehutanan (KBNK).
Kegiatan pertambangan batubara di Kaltim menggunakan lahan seluas 7,2 juta
hektar oleh 1.443 izin usaha pertambangan yang Batubara (PKP2B), dengan
total jumlah produksi 204 juta ton tahun 2011 (sebagai dikeluarkan oleh
pemerintah daerah sudah termasuk 33 Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan jumlah produksi tertinggi sejak eksploitasi batu bara di Kaltim.
Pemanfaatan kawasan hutan untuk kegiatan pertambangan dan perkebunan
merupakan pengguna kawasan hutan terbesar di Kaltim. Di sisi lain,
pertambangan batubara merupakan penyumbang deforestasi, terutama dilihat
dari jumlah area lahan yang digunakan. Semangat menggerakan ekonomi
melalui bahan ekstraksi tambang telah menghadirkan berbagai macam
kekhawatiran bila tidak mengikuti pola pengelolaan hutan dengan baik. Hutan
dengan fungsi yang strategis tidak akan mampu menjaga ketersediaan air,
menjaga kesuburan tanah, pengaruhnya terhadap perubahan iklim, termasuk
kemampuan menyeimbangkan ekosistem bila kegiatan reklamasi kawasan hutan
tempat penambangan batubara tidak dilakukan dengan baik. Bekas area
tambang batubara memiliki kerentanan timbulnya bencana ekologis masa depan
bilamana perlindungan kawasan hutan tidak dijaga. Substansi pengaturan
mengenai kewajiban melakukan reklamasi pertambangan di area kawasan hutan
perlu diuji kesesuaiannya dengan aspek perlindungan kawasan hutan

Peralatan untuk mengakses penerapan teknologi ramah lingkungan serta


keterbatasan sarana dan prasarana pemantauan kualitas lingkungan dan
laboratorium lingkungan. Disebutkan juga koordinasi antar sektor belum
berjalan dengan baik dalam implementasi pembangunan Dinas Lingkungan
Hidup Provinsi Kalimantan Timur. Selain itu, perbaikan lingkungan hidup pun
disebut masih parsial karena kurangnya keterpaduan pengelolaan lingkungan
hidup lintas sektor.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah dari uraian latar belakang di atas

 Bagaimana sumber daya alam & lingkungan berperan dalam


pembangunan ekonomi
 Bagaimana mengatasi kelangkaan sumber daya alam & lingkungan
1.3 TUJUAN PENULISAN MAKALAH
 Sebagai tugas pada mata kuliah Ekonomi Sumber Daya Alam &
Lingkungan
 Untuk mengetahui tentang hubungan antara sumber daya alam dan
perekonomian di suatu daerah
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI SUMBER DAYA ALAM

Menurut Daryanto (1995) sumber daya alam ialah suatu sumber daya
yang terbentuk karena kekuatan alamiah, misalnya tanah, air dan perairan, udara
dan ruang, mineral tentang alam, panas bumi dan gas bumi, angin, pasang
surut/arus laut.

Secara umum sumber daya alam (SDA) berarti sesuatu yang ada di alam
yang berguna dan mempunyai nilai dalam kondisi dimana kita menemukannya.
Tidak dapat dikatakan SDA apabila sesuatu yang ditemukan tidak diketahui
kegunaannya sehingga tidak mempunyai nilai, atau sesuatu yang berguna tetapi
tidak tersedia dalam jumlah besar dibanding permintaannya sehingga ia
dianggap tidak bernilai. Secara ringkasnya, sesuatu dikatakan SDA apabila
memenuhi 3 syarat yaitu : 1) sesuatu itu ada, 2) dapat diambil, dan 3)
bermanfaat. Dengan demikian, pengertian SDA mempunyai sifat dinamis,
dalam arti peluang sesuatu benda menjadi sumberdaya selalu terbuka.
Pemahaman mengenai SDA akan semakin jelas jika dilihat menurut jenisnya.
Berdasarkan wujud fisiknya, SDA dapat dibedakan menjadi 4 klasifikasi yaitu :

 Sumber daya Lahan


 Sumber daya Hutan
 Sumber daya Air
 Sumber daya Mineral

Ruang lingkup SDA mencakup semua pemberian alam di bawah atau di


atas bumi baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Pengertian SDA meliputi
semua sumberdaya dan sistem yang bermanfaat bagi manusia dalam
hubungannya dengan teknologi, ekonomi, dan keadaan sosial tertentu. Definisi
ini berkembang dan sekarang mencakup sistem ekologi dan lingkungan. Setelah
lepas dari alam dan dikuasai oleh manusia, maka sumberdaya tersebut disebut
barang-barang sumberdaya (resource commodity ). Dari definisi tersebut
menjadi jelas bahwa yang kita ketahui mengenai SDA tergantung pada keadaan
yang kita warisi, tingkat teknologi saat ini maupun yang akan datang serta
kondisi ekonomi maupun preferensi pasar (Howe, 1979).

Setelah dikuasai manusia sumberdaya tersebut disebut barang-barang


sumberdaya ( resource commodity ). Jadi, sumberdaya alam tergantung pada
keadaan yang kita warisi dari saat lampau, tingkat teknologi saat ini maupun
yang akan datang, serta kondisi ekonomi maupun selera.

Adanya sumberdaya alam dapat dilihat dalam arti persediaan atau stok
yang ada pada suatu saat ( reserve ) atau aliran dari barang-barang sumberdaya
alam atau jasa yang dihasilkan oleh stok sumberdaya alam tersebut. Stok
menunjukkan apa yang diketahui tersedia bagi penggunaan sepanjang waktu,
sedangkan aliran barang dan jasa menunjukkan bahwa barang dan jasa sedang
dimanfaatkan. Macam Sumber daya alam ada yang dapat diperbaharui,
contohnya: matahari, gelombang laut, tanah pertanian, hutan, perikanan, udara
dan air dan ada yang tidak dapat diperbaharui, contohnya: bijih mineral,
minyak fosil.

Dapat diperbaharuinya sumberdaya alam tergantung pada cara


pengelolaan yang tidak merusak, seperti pada tanah pertanian, perikanan,
pembuangan sampah karena beberapa perubahan terhadap sumberdaya alam
tidak dapat dikembalikan lagi ( irreversible ). Tersedianya sumberdaya alam
tergantung pada tersedianya teknologi, tingkat biaya dan kendala sosial.
2.2 SIFAT-SIFAT DAN MACAM-MACAM SUMBER DAYA ALAM

Sumberdaya alam yang dari segi geologis sudah diketahui macam dan
banyaknya serta dari segi ekonomis sudah dapat digunakan, maka sumberdaya
inilah yang kita nyatakan sebagai persediaan sumberdaya alam ( reserve ) yang
meningkat bila ada eksplorasi yang berhasil dan berkurang bila mengalami
kerusakan dan diambil manusia. Sumber daya alam (natural resources/endoment
factors) pada prinsipnya dapat dikategorikan menjadi 3 bagian, yaitu:

a. Sumberdaya Alam yang tidak pernah habis (Renewable-perpetual


Resources).

Jenis sumberdaya alam yang masuk kategori ini selalu tersedia sepanjang
waktu, dan dapat dimanfaatkan oleh manusia. Contohnya : sinar matahari,
angin, gelombang laut (tergolong sebagai sumberdaya energi) dan
sebagainya. Pemanfaatan jenis sumberdaya alam seperti ini pada dasarnya
dapat dieksploitasi sesuai dengan tingkat kebutuhan manusia sepanjang
masa. Sumberdaya ini secara umum bersifat permanen , namun demikian
jenis sumberdaya ini tidak dapat diproduksi oleh manusia. Sehubungan
dengan itu, tingkat ketergantungan terhadap sumber daya secara struktural
harus bisa dialihkan pada sumber daya alam lain. Misalnya, penggunaan
sinar matahari, panas bumi, atau gelombang laut termasuk angin, akan dapat
mengurangi ketergantungan manusia terhadap sumberdaya alam yang tidak
dapat diperbarui.

b. Sumber daya Alam yang tidak dapat diperbarui (Non-renewable or


exhaustible resources).

Jenis sumberdaya ini pada dasarnya meliputi sumberdaya alam yang


menyuplai energi seperti minyak, gas alam, uranium, batubara serta mineral
yang non energi seperti misalnya: tembaga, nikel, alumunium dan lain-lain.
Sumber daya alam jenis ini adalah sumberdaya alam dalam jumlah yang
tetap berupa defosit mineral (mineral deposits) diberbagai tempat dimuka
bumi. Sumber daya alam jenis ini bisa habis baik karena sifatnya yang tidak
bisa diganti oleh proses alam maupun karena proses penggantian alamiahnya
berjalan lebih lamban dari jumlah pemanfaatannya.

c. Sumber daya Alam yang Potensial untuk diperbarui (Potentially


Renewable Resources).

Kategori sumberdaya alam ini tergolong sumberdaya alam dalam jangka


pendek jika digunakan dan dicemari secara cepat, namun demikian lambat
laun akan dapat diganti melalui proses alamiah misalnya; pohon-pohon
dihutan, rumput di padang rumput, deposit air tanah, udara segar dan lain-
lain (Yakin, 1997 dan Soeparmoko, 1997). Sumberdaya alam ini
keberadaannya harus dimanfaatkan seoptimal mungkin dalam kerangka
untuk mendorong, mempercepat dan menunjang proses pembangunan
wilayah (daerah). Namun demikian penting untuk diperhatikan aspek
ketersediaan termasuk daya dukungnya terhadap mobilitas pembangunan
daerah, karena apabila sumberdaya alam dengan 3 kategori ini dimanfaatkan
dengan tidak bijaksana dan arif maka sudah barang tentu stagnasi dan
kemunduran dinamika pembangunan ekonomi wilayah akan semakin cepat
menjelma atau merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindarkan.

2.3 KELANGKAAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN

Dalam telaah teoritis, Anwar dan Hadi (1996) mengungkapkan bahwa


salah satu penyebab munculnya ketimpangan pembangunan ekonomi antar
wilayah di Indonesia adalah adanya perbedaan dalam karakteristik limpahan
sumber daya alam (resources endowment) dan sumber daya manusia (human
resources) disamping beberapa faktor lain yang juga sangat krusial seperti
perbedaan demografi, perbedaan potensi lokasi perbedaan aspek aksebilitas dan
kekuasaan (power) dalam pengambilan keputusan serta perbedaan aspek potensi
pasar. Dengan pola analisis sebagaimana diilustrasikan diatas dapat
digarisbawahi bahwa pengelolaan, ketersediaan, dan kebijakan yang tepat,
relevan serta komprehensif amat dibutuhkan dalam kaitannya dengan
percepatan proses pembangunan ekonomi daerah dan penguatan tatanan
ekonomi daerah yang pada gilirannya dapat menjamin keberlanjutan proses
pembangunan ekonomi dimaksud. Namun amat disayangkan, dinamika
pelaksanaan pembangunan ekonomi dewasa ini, memiliki atau menampakkan
suatu kecenderungan dimana daerah yang kaya akan sumber daya ekonomi
lebih cepat menikmati kemajuan pembangunan bila dibandingkan dengan
wilayah lain yang miskin akan sumber daya ekonomi dalam artian luas.

Sebagai ilustrasi, berikut ini dikutip pendapat seorang pakar yang banyak
menyoroti tentang dinamika otonomi daerah ”negara Indonesia kaya akan
sumber daya alam, tetapi rakyatnya banyak yang miskin. Kenyataan paradoksal
tersebut tentunya ada penyebabnya, antara lain karena lemahnya pengelolaan
manajemen sumber daya alam serta penguasaan oleh segelintir orang yang
rakus. Seiring dengan semangat desentralisasi, sebagian besar kewenangan
pengelolaan sumber daya alam sudah diserahkan kepada daerah, termasuk
kewenangan didaerah otoritas seperti kawasan kehutanan, kawasan
pertambangan, kawasan pelabuhan dan lain sebagainya yang selama ini tidak
tersentuh oleh kewenangan Daerah Kabupaten/Kota (lihat pasal 129 UU Nomor
22 Tahun 1999). Bagaimana menggunakan sumberdaya alam untuk kepentingan
rakyat banyak akan sangat tergantung pada kemauan politik (political will) dan
tindakan politik (political action) dari pemerintah daerah “(Wasistiono, 2003).

Prinsip umum dalam ilmu ekonomi adalah bagaimana memenuhi


kebutuhan umat manusia yang cenderung tidak terbatas dengan ketersediaan
sumberdaya yang terbatas atau langka. Kelangkaan SDA ini merupakan salah
satu faktor utama dalam kajian ekonomi yang berwawasan lingkungan dan
karena faktor kelangkaan itu pula maka dibutuhkan pengelolaan SDA secara
arif dan bijaksana. Kelangkaan sumberdaya baik SDA yang tidak bisa
diperbaharui maupun SDA yang bisa diperbaharui pada dasarnya bisa
diperkirakan melalui indikator fisik dan indikator ekonomi (Tietenberg, 1992).

 Indikator fisik adalah menyangkut ketersediaan sumberdaya secara fisik.


Jika secara fisik, ketersediaan SDA melimpah, maka SDA tersebut
dikatakan belum langka.Sebaliknya, jika ketersediaan fisiknya sedikit,
maka SDA tersebut langka adanya.
 Sedangkan Indikator ekonomi ditentukan oleh 4 kriteria yaitu : 1) harga
sumberdaya, 2) nilai kelangkaan marjinal (scarcity rent ), 3) Biaya
penemuan marjinal, dan 4) biaya ekstraksi marjinal.

Kelangkaan sumber daya alam tidak terjadi begitu saja. Ada beberapa
penyebab terjadinya kelangkaan. Meskipun demikian kelangkaan merupakan
suatu hal yang tidak bisa dipungkiri karena memang semua manusia memiliki
kebutuhan mendasar terhadap sumber daya alam. Penyebab kelangkaan sumber
daya alam sebagai berikut:

1. Perbedaan letak geografis

Sumber daya alam yang terdapat di bumi tersebar secara luas namun
tidak merata. Sebagai contoh ada tempat yang mempunyai banyak minyak
dan ada yang tidak memiliki sama sekali, ada daerah yang subur dan ada
yang tidak. Perbedaan letak geografis ini menyebabkan kelangkaan terhadap
sumber daya alam tertentu.

2. Pertumbuhan penduduk yang pesat

Salah satu faktor yang menyebabkan terjadinya kelangkaan sumber


daya alam adalah jumlah penduduk. Apabila pertumbuhan penduduk dua
kali lebih cepat maka kebutuhan akan sumber daya alam juga akan
meningkat. Namun kenyataannya sumber daya yang tersedia terbatas untuk
memenuhi kebutuhan penduduk yang tidak terbatas.
3. Kemampuan produksi yang terbatas

Kegiatan produksi merupakan suatu kegiatan untuk menambah atau


menciptakan nilai guna barang. Keterbatasan produksi akan suatu barang
menyebabkan kelangkaan terhadap suatu barang. Perkembangan teknologi
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi produksi. Sehingga untuk
negara-negara maju dengan perkembangan teknologi pesat bisa mengolah
sumber daya alam dengan lebih cepat pula.

4. Bencana alam

Bencana alam memang salah satu faktor kelangkaan sumber daya


alam yang diluar kekuatan manusia. Kerusakan yang disebabkan oleh
bencana alam sering kali menyebabkan kelangkaan untuk barang dan jasa
tertentu.

2. 4 PERANAN SUMBER DAYA ALAM DAN LINGKUNGAN DALAM


PEMBANGUNAN EKONOMI

Peranan relative dari sumber alam dalam perkembangan ekonomi


cenderung turun bila perekonomian makin berkembang. Sehingga dengan
naiknya pendapatan maka hasrat untuk berkonsumsi marginal pada sumber-
sumber alam berkurang dan input alat-alat produksi per satuan output untuk
sumber alam akan menurun atau setidak-tidaknya tetap.

Secara relative peranan sumber daya memang semakin kecil tetapi secara
absolute semakin banyak jumlah dan macam sumber daya alam yang diolah
sehingga berubah dari sumber daya alam potensial menjadi sumber daya yang
riil sifatnya. Perbedaan antara negara-negara yang sudah maju dan rendah
pendapatanya tidaklah terletak pada tersedianya sumber daya alam tetapi
terletak pada tingkat penggunaan sumber daya yang ada. Peranan sumber daya
alam masa sekarang adalah lain. Karena dengan melalui perdagangan atau
membawa barang subsitusi, akan dapat memperoleh bahan yang sebelumnya
tidak dimilikinya. Misalnya: bahan serat di Jepang, karena kurangnya sutera,
kapas dan wool sehingga terpaksa dibuat dari bambu. Kekurangan sumber daya
alam dapat mendorong kemajuan dengan penciptaan barang-barang subsitusi
dan barang dengan penemuan serta semangat untuk terus mengadakan
penyelidikan.

Sumber daya alam merupakan sebuah aset bagi suatu negara dalam
melaksanakan pembangunan, khususnya dalam pembangunan sektor ekonomi.
Selain digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia sumber daya alam
juga berperan cukup besar bagi kesejahteraan bangsa (wealth of nation).
Pemanfaatannya sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup maupun
untuk produksi yang menghasilkan bentuk dan manfaat lain. Akan tetapi,
pemanfaatan tersebut terkadang tidak memperhatikan batas-batas kemampuan
ataupun daya dukung lingkungan dalam proses regenerasi untuk kelangsungan
siklus hidup baik secara biologis, fisik, ekologis maupun ekonomis. Apabila
permintaan barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber daya hayati semakin
meningkat dan merupakan dampak dari peningkatan pertumbuhan penduduk,
maka hal ini akan mengakibatkan terjadinya eksploitasi sumber daya alam yang
berlebihan. Untuk itu diperlukan upaya pemanfaatan dan pengelolaan sumber
daya alam hayati secara optimal dan berwawasan lingkungan demi menunjang
kelestarian sumber daya alam (Sukmawan, 2004).

Keseimbangan antara kondisi ekologi dan ekonomi dalam pengelolaan


sumber daya alam dan lingkungan dapat dicapai dengan menerapkan aspek
ekonomi sebagai instrumen yang mengatur alokasi sumber daya alam secara
rasional (Steer, 1996). Kebijakan dalam penggunaan dan pengelolaan lahan
akan menjadi lebih efisien, efektif dan lestari jika diketahui nilai lahan tersebut
dalam satuan moneter, baik nilai produksi barang dan jasa maupun nilai
lingkungan yang dihasilkan. Selain itu kebijakan untuk mengurangi suatu
dampak lingkungan akan dipengaruhi oleh perhitungan biaya yang harus
dikeluarkan untuk mengurangi atau memperbaiki dampak lingkungan dan
manfaat yang akan diperoleh kemudian (Spash, 1997; Serafi, 1997).

Peran sumber daya alam dalam pembangunan ekonomi dapat dirinci


diantaranya adalah sebagai:

A. Berperan sebagai pemenuhan atas tuntutan kebutuhan hidup manusia

melalui peningkatan nilai ekonomi sumber daya alam dengan pengolahan

dan produksi.

B. Berperan sebagai bahan baku dalam proses produksi sehingga bermanfaat

dalam menunjang pendapatan nasional demi meningkatkan pertumbuhan

ekonomi.

C. Berperan sebagai persediaan bahan baku bagi proses produksi demi

memenuhi kebutuhan manusia di masa depan.

D. Berperan sebagai faktor penyeimbang ekosistem lingkungan hidup.

E. Berperan sebagai salah satu sumber daya yang dapat digunakan

selamanya atau tak kan pernah habis seperti udara.

F. Berperan dalam mendorong aspek kepariwisataan dalam menarik turis

melalui sumber nilai estetika lingkungan yang ada sehingga menambah

devisa Negara dan memberikan sumbangsi dalam pembangunan

ekonomi.
BAB 3

PEMECAHAN MASALAH

3.1 ALTERNATIF MENGATASI KELANGKAAN SUMBER DAYA


ALAM & LINGKUNGAN

Meningkatnya kebutuhan manusia akibat pertumbuhan penduduk dan


meningkatnya kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu faktor penting
kenapa usaha-usaha untuk mengatasi kelangkaan sumberdaya menjadi sangat
penting. Kemampuan daerah dalam mengatasi kelangkaan sumberdaya
merupakan salah satu upaya penting dan strategis menuju ke pembangunan
berkelanjutan. Kelangkaan sumberdaya, jika diupayakan untuk diatasi secara
sungguh-sungguh, paling tidak ada empat cara utama, yaitu : 1) Eksplorasi dan
penemuan, 2) kemajuan teknologi, 3) penggunaan sumber daya substitusi, dan
4) pemanfaatan kembali dan daur ulang.

1. Eksplorasi dan penemuan

Melakukan eksplorasi atau pencarian teradap sumber daya alam baru yang
belum pernah diketahui atau digali sebelumnya bisa menjadi alternatif cara
mengatasi kelangkaan sumber daya alam. Penemuan akan sumber daya baru
bisa membuat keterseduaan akan sumber daya tersebut meningkat. Meskipun
demikian, proses eksplorasi terhadap sumber daya alam baru juga membuat stok
sumber daya di bumi juga berkurang.

Karena tetap membuat simpanan sumber daya di bumi berkurang, eksploraasi


akan sumber daya baru bukanlah cara yang paling baik dalam mengatasi
kelangkaan sumber daya alam. Hanya saja melakukan penemuan sumber daya
alam baru bisa menjadi alternatif untuk jangka pendek atau bisa dilakukan
untuk mengganti sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui.
2. Kemajuan teknologi

kemajuan teknologi bisa dimanfaatkan untuk mengurangi biaya pengolahan


sumber daya alam. Dengan menggunakan cara-cara pengolahan baru yang lebih
efektif dan efisien; proses-proses pengolahan seperti ekstraksi ataupun
pemrosesan sumber daya alam bisa menekan biaya eksplorasi. Jenis-jenis
teknologi canggih bisa digunakan sesuai dengan tingkat kelangkaan sumber
daya alam dengan biaya yang mungkin lebih murah daripada dengan
menggunakan metode lama.

3. Penggunaan Sumber Daya Subtitusi

Memanfaatkan bahan pengganti atau substitusi merupakan salah satu cara


mengatasi kelangkaan sumber daya alam. Dalam hal ini sumber daya yang
berlimpah digunakan menjadi bahan pengganti untuk sumber daya yang langka
atau hampir habis. Semakin mudah proses penggantian dari sumber daya yang
tidak bisa diperbaharui dengan sumber daya yang bisa diperbaharui dan
melimpah maka, kemungkinan untuk terjadi kelangkaan juga semakin kecil.
Sebagai contoh kelangkaan atau berkurangnya ketersediaan bahan bakar fosil
menyebabkan BBM juga menjadi langka.

4. Pemanfaatan kembali dan daur ulang

Daur ulang adalah suatu proses untuk memanfaatkan kembali bahan limbah
ataupun residu dari suatu proses produksi atau konsumsi di suatu sistem
ekonomi untuk menjadi barang bernilai. Kemudian produk daur ulang ini
selanjutnya masuk ke proses produksi di pabrik sebagai barang perantara atau
akhir. Pada dasarnya pemanfaatan kembali barang yang masih berfungsi dan
layak yang tidak terpakai oleh konsumen atau produsen untuk kemudian
dimanfaatkan kembali oleh konsumen yang lain.
BAB 4

PENUTUP

4.1 KESIMPULAN DAN SARAN

Dari pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan bahwa sumber


daya alam sebagai salah satu unsur yang berperan penting dalam pembangunan
ekonomi di suatu daerah. Oleh karena itu semua negara berusaha untuk mencari
dan menggali sumber daya yang belum ditemukan, guna mengantisipasi
terjadinya kelangkaan sumberdaya alam. Kemudian upaya pengelolaan sumber
daya alam dengan bijak dan terencana akan memberikan kesejahteraan bagi
masyarakat dan perekonomian. Sehingga diperlukan tindakan-tindakan
terencana dan terstruktur untuk pengelolaannya. Mengingat sumber daya alam
memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam penemuannya. Apabila
dieksploitasi secara berlebih juga tidak mendatangkan kebermanfaatan malah
kerusakan dan kerugian. Pengelolaan SDA Daerah memerlukan kebijakan yang
bersifat konseptual, aspiratif, dan aplikatif. Oleh karena itu pengelolaan secara
partisipasi dengan mempertimbangkan penilaian secara menyeluruh dan
terkoordinasi sesuai dengan kondisi dan peran masing-masing pemangku
kepentingan.

Demikian makalah ini kami tulis. Kami berharap dengan disusunnya


makalah ini dapat memberikan manfaat dan wawasan tentang keterlibatan
sumber daya alam dan lingkungan dalam perekonomian. Kemudian apabila
ditemukan kekurangan atau kesalahan dalam hal penyampaian maupun
penulisan mohon dimaafkan. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, sehingga kritik dan saran yang bersifat membangun akan
kami terima. Semoga ke depan nya kami dapat memperbaiki dan menjadi lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Solihin, M.A & Sudirja, R. (2007). PENGELOLAAN SUMBER DAYA


SECARA TERPADU UNTUK MEMPERKUAT PEREKONOMIAN LOKAL.
Vol,8. No,16. 782-793

Fitri, Dwi Rini Kurnia. (2017). VALUASI EKONOMI SUMBER DAYA


ALAM DAN LINGKUNGAN: Batusangkar Internasional Conference. 125-134

Muhdar, Muhamad. (2015). ASPEK HUKUM REKLAMASI


PERTAMBANGAN BATUBARA PADA KAWASAN HUTAN
KALIMANTAN TIMUR: Mimbar Hukum. Vol,27. No,3. 472-486

Junaidi & Zulgani. (2011). Peranan Sumber Daya Ekonomi Dalam


Pembangunan Ekonomi Daerah: Jurnal Pembangunan Daerah. Edisi 3. 27-33

Yuli SE,MM. 6 Cara Mengatasi Kelangkaan Sumber Daya Alam di Indonesia.


Diakses pada 10 Februari 2022, dari
https://www.google.com/amp/s/dosenekonomi.com/ilmu-ekonomi/ekonomi-
makro/cara-mengatasi-kelangkaan-sumber-daya-alam/amp

Septia, Elsa. Makalah Ekonomi Sumber Daya dan Lingkungan. Diakses pada 10
Februari 2022, dari
https://www.academia.edu/10366638/makalah_ekonomi_sumber_daya_alam_d
an_lingkungan

Dedex. (2012). Makalah ekonomi sumber daya alam. Diakses pada 11 Februari
2022, dari http://dedexcalan-lisalatif.blogspot.com/?m=1

Anda mungkin juga menyukai