Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“PENGELOLAAN SUMBER DAYA HUTAN LINDUNG GUNUNG MAHAWU DALAM


MEMBERI KONTRIBUSI MAKSIMAL BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT
MINAHASA, MANADO DAN SEKITARNYA”

NADINDA KUMALA PUSPITA SAIFUL (19505002)


JULIANTI VERONIKA TEWU (19505004)
MILANIA SUWU (19505006)
AGNES EIRENE SWEETY RARUNG (19505010)
FINTIKA KURNIA SARI (19505012)
ALNI HIUNSEE (19505015)
YULIA NURPADILA (19505018)
NURUL PRATIWI (19505020)
IRA MATIALO (19505022)
YULIO NELSON NELWAN (19505023)
BRENDA G.G TAWERA (19505027)
HELDI A.G NGKUNDA (19505029)

SEMESTER/KELAS : 3/B
KELOMPOK 2

JURUSAN FISIKA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MANADO
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur sepatutnya kita panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas rahmat dan anugerahnya sehingga makalah ini dapat terselesaikan sebagaimana adanya.
Makalah ini merupakan tugas dari Mata Kuliah Pengelolaan Sumber Daya Alam Dan
Lingkungan.
Dalam Makalah ini membahas tentang “Pengelolaan Sumber Daya Hutan Dalam
Memberi Kontribusi Maksimal Bagi Kesejahteraan Masyarakat Minahasa, Manado Dan
Sekitarnya”. Dimana kita ketahui bahwa Hutan memberikan banyak manfaat bagi kita makhluk
hidup oleh karena itu sangat perlu yang namanya pengelolaan.
Penulis berharap makalah tentang pengelolaan sumber daya hutan dalam kontribusi
maksimal bagi kesejahteraan masyarakat Minahasa, Manado dan sekitarnya dapat menjadi
referensi bagi para pembaca. Penyusun menyadari makalah ini masih perlu banyak
penyempurnaan karena kesalahan dan kekurangan. Penyusun terbuka terhadap kritik dan saran
pembaca agar makalah ini dapat lebih baik. Apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini,
baik terkait penulisan maupun konten, penyusun memohon maaf.
Demikian yang dapat penyusun sampaikan. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat.

Tondano, Januari 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I: PENDAHULUAN..............................................................................................................1

A. LATAR BELAKANG..................................................................................................................1

B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................................2

C. TUJUAN........................................................................................................................................2

BAB II: PEMBAHASAN................................................................................................................3

A. Pengertian Hutan Lindung...........................................................................................................3

B. Gunung Mahawu...........................................................................................................................5

C. Fungsi Dari Hutan Lindung Gunung Mahawu..........................................................................6

D. Dampak Dari Hutan Lindung Gunung Mahawu Terhadap Keberlangsungan Masyarakat


Sekitar Minahasa, Manado dan Sekitarnya...............................................................................6

E. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Kawasan HL Gunung Mahawu


Menjadi Tahura Dalam Menggunakan Metode SWOT...........................................................6

BAB III: PENUTUP........................................................................................................................8

A. KESIMPULAN.............................................................................................................................8

B. SARAN..........................................................................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................................................9

ii
BAB I: PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam
shayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu
dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Hutan tidak semata-mata memiliki fungsi ekologi,
tetapi berkaitan dengan masyarakat disekitarnya yang memiliki fungsi sosial. Pengelolaan
hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (2) huruf b, meliputi kegiatan: Tata
hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan dan penggunaan
kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, dan perlindungan hutan dan konservasi
alam (UU No. 41 tahun, 1999). (Berdasarkan peta tata guna lahan Sulawesi Utara, kawasan
hutan Gunung Mahawu ditetapkan sebagai hutan lindung). Tantangan yang dihadapi
kawasan hutan tersebut adalah adanya aktifitas perladangan berpindah, alihfungsi lahan.
Sehingga fungsi lindung kawasan hutan tersebut menurun. Pemerintah mengembangkan
kawasan lindung menjadi kawasan pelestarian alam dalam bentuk Taman Hutan Raya
(Tahura) diharapkan dengan perubahan fungsi penelitian ini dapat di optimalisasikan
(Badan Litbang Kehutanan, 2011). Mengacu pada Undang-undang No. 41 1999, tentang
kehutanan dinyatakan bahwa setiap perubahan peruntukan dan fungsi kawasan hutan harus
ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan hasil penelitian terpadu, prinsip dari perubahan
fungsi tersebut adalah menjaga keseimbangan manfaat lingkungan social, budaya, dan
ekonomi serta optimalisasi distribusi fungsi dan manfaat kawasan hutan secara lestari dan
berkelanjutan.
Taman hutan raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan
atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi
kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya,
pariwisata dan rekreasi. Fungsi tahura sebagai area konservasi alam yang dapat
menimbulkan dampak positip bagi perkembangan di Minahasa dalam rangka mendukung
pariwisata kedepan. Tahura memiliki banyak potensi yang dapat dikembangkan, khususnya
mendukung pariwisata (UU No. 5, Tahun 1990). Pengembangan HL Gunung Mahawu
menjadi Tahura, memerlukan pertimbangan para pihak karena disebabkan adanya konflik
kepentingan diantaranya kepentingan masyarakat, pemerintah, dan peranan pihak lainnya

1
di kawasan hutan tersebut. Untuk itu diperlukan analisis strategi dengan cara menyerap
aspirasi para pihak yang berperan penting dalam pengembangan Tahura tersebut. Analisis
strategi dilakukan agar kepentingan dari semua pihak yang terkait terakomodir.
Berdasarkan alasan tersebut penelitian ini dilakukan untuk merumuskan kawasan HL
Gunung Mahawu menjadi Tahura dan dapat digunakan keberlanjutannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Hutan Lindung?
2. Jelaskan Apa itu gunung mahawu?
3. Apa fungsi hutan lindung gunung mahawu?
4. Bagaimana dampak dari Hutan lindung Gunung Mahawu terhadap keberlangsungan
masyarakat sekitar Minahasa, Manado dan sekitarnya?
5. Jelaskan Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kawasan HL Gunung
Mahawu menjadi Tahura dalam menggunakan metode SWOT?

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang pengertian dari Hutan Lindung
2. Untuk mengetahui lebih jelas tentang gunung mahawu
3. Untuk mengetahui fungsi dari hutan lindung gunung mahawu bagi keberlangsungan
kehidupan masyarakat yang ada di sekitarnya .
4. Untuk Mengetahui dan mengerti dampak dari hutan lindung Gunung Mahawu bagi
keberlangsungan masyarakat
5. Untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kawasan HL
Gunung Mahawu menjadi Tahura dalam menggunakan metode SWOT

2
BAB II: PEMBAHASAN

A. Pengertian Hutan Lindung


Hutan lindung (protected forest) adalah kawasan hutan yang telah ditetapkan oleh
pemerintah atau kelompok masyarakat tertentu untuk dilindungi, agar fungsi-fungsi
ekologisnya—terutama menyangkut tata air dan kesuburan tanah—tetap dapat berjalan dan
dinikmati manfaatnya oleh masyarakat di sekitarnya. Undang-undang RI no 41/1999
tentang Kehutanan menyebutkan. Hutan Lindung juga merupakan kawasan hutan yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk
mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah instrusi air laut, dan
memelihara kesuburan tanah
Definisi Hutan Lindung menurut Undang-Undang No. 41 Tahun 1999 tentang kehutanan
adalah “Kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi
tanah, mencegah intrusi air laut, dan menjaga kesuburan tanah”. Sementara itu pengertian
hutan lindung yang tercantum dalam Lampiran Surat Keputusan Menteri Pertanian No.
837/Kpts/Um/11/1980 mengenai Kriteria dan Tata Cara Penetapan Hutan Lindung adalah
“Kawasan yang karena keadaan dan sifat fisik wilayahnya perlu dibina dan dipertahankan
sebagai hutan dengan penutupan vegetasi secara tetap guna kepentingan hidrologi, yaitu
tata air, mencegah banjir dan erosi serta memelihara keawetan dan kesuburan tanah, baik
dalam kawasan hutan yang bersangkutan maupun kawasan yang dipengaruhi sekitarnya”.
Hutan lindung atau protection forest merupakan kawasan hutan yang ditetapkan oleh
pemerintah beserta kelompok masyarakat tertentu untuk dilindungi, agar tetap terjaga
fungsi-fungsi ekologinya, terutama yang menyangkut tata air serta kesuburan tanah
sehingga dapat tetap berjalan dan manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat banyak,
baik yang berada disekitar hutan tersebut maupun manfaat secara luas.
Hutan lindung sering disamakan pengertiannya dengan kawasan lindung, padahal
keduanya mempunyai makna yang berbeda. Hutan lindung bisa jadi termasuk dalam
kawasan lindung, tetapi kawasan lindung belum tentu berupa hutan lindung, karena
kawasan lindung ini bisa termasuk kawasan hutan konservasi, hutan produksi, hutan
wisata, dan lain sebagainya. Nama kawasan lindung terdapat dalam Undang-Undang No.

3
26 Tahun 2007 tentang penataan ruang, yaitu kawasan yang ditetapkan dengan fungsi
utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam
maupun sumber daya buatan, mempunyai nilai sejarah dan budaya bangsa yang ditujukan
untuk kepentingan pembangunan berkelanjutan. Kawasan lindung ini terdiri dari kawasan
pemberi perlindungan terhadap kawasan bawahannya seperti kawasan hutan lindung dan
kawasan bergambut, kawasan perlindungan setempat, kawasan suaka alam, kawasan
pelestarian alam, kawasan cagar budaya, kawasan rawan bencana alam banjir, kawasan
cagar alam geologi, kawasan yang memberikan perlindungan terhadap air lapisan tanah,
kawasan rawan bencana alam geologi, dan kawasan lindung lainnya. Sehingga kawasan
lindung ini meliputi banyak kawasan termasuk hutan lindung.
Hutan lindung juga merupakan hutan atau lahan luas yang berisikan kumpulan jenis flora
dan fauna yang terbentuk secara alamiah maupun tidak. Kawasan hutan yang ditetapkan
sebagai kawasan hutan lindung mempunyai peran sebagai penyedia cadangan air bersih,
pencegah banjir, penahan erosi, paru-paru kota, dan banyak lagi diantaranya. Hutan
lindung juga merupakan suatu istilah dari suatu hutan yang dilindungi kelestariannya agar
terhindar dari kerusakan yang dibuat oleh manusia, tetap berjalan sesuai fungsi
ekologisnya dan dapat dimanfaatkan untuk kepentingan bersama.
Saat mendengar kata hutan lindung tersirat suatu maksud bahwa hutan lindung dapat
ditetapkan di wilayah dataran tinggi sebagai wilayah tangkapan hujan (catchment area), di
sepanjang aliran sungai, maupun berada pada tepi-tepi pantai (UU RI no 41/1999). Aset
utama dari hutan lindung ini adalah pepohonan yang berdiri sebagai penghalang untuk
menurunkan gerakan massa seperti batu karang, erosi, longsoran tanah, aliran puing, dan
banjir. Efek perlindungan dari hutan lindung ini hanya dapat dipastikan jika tata kelola
sistem silvikultur yang digunakan ketahanannya tidak memberikan dampak buruk yang
signifikan terhadap lingkungan sekitar. Tulisan ini menyajikan ikhtisar tentang pengertian,
manfaat, contoh, dasar hukum, peraturan, dan masalah hutan lindung yang terjadi di
Indonesia (Dorren 2004)
Seringkali masyarakat umumnya menganggap kawasan lindung dan hutan lindung
merupakan hal yang sama. Kawasan lindung dan hutan lindung sebenarnya merupakan dua
hal yang berbeda namun sangat berkaitan satu sama lain. Kawasan lindung mencakup
kawasan hutan dan non-hutan, sedangkan hutan lindung adalah kawasan lindung yang

4
berada di kawasan hutan. Jadi sederhananya, hutan lindung merupakan bagian dari
kawasan lindung.
Hutan lindung Indonesia mempunyai fungsi penting dalam menjaga ekosistem dan
biodiversiti dunia. Sebagai negara dengan luas hutan terbesar ketiga, fungsi utama hutan
indosnesia dalam melindungi ekosistem lokal, nasional regional dan global sudah diakui
secara luas. Pemnafaatan hutan lindung dpat berupa budidaya tanaman obat, perlebahan,
penangkaran. Sedangkan pemanfaatan jasa lingkungan adalah bentuk usaha yang
memanfaatkan potensi hutan lindung dengan tidak merusak lingkungan seperti ekowisata,
wisata olahraga tantangan, pemanfaatan air dan perdagangan karbon. Semua bentuk
pemanfaatan ini ditujukan untuk meningkatkan pendapatan daerah, peningkatan
kesejahteraan, dan kesadaran masyarakat sekitar hutan akan fungsi dan kelestarian hutan
lindung.

B. Gunung Mahawu
Gunung Mahawu adalah gunung berapi stratovolcano yang terletak di timur gunung
berapi Gunung Lokon-Gunung Empung di Sulawesi Utara, Indonesia. Sementara di
kejauhan tampak Pulau Manado Tua dan pulau-pulau di sekitarnya seolah terapung di
laut Sulawesi yang sangat luas. Gunung Mahawu memiliki lebar 180 meter dengan
kedalaman kawah 140 meter dan memiliki dua kerucut piroklastik di lereng utara,sedang
tingginya mencapai 1.311 mdpl.
Orang Minahasa menamai mahawu pada gunung ini karena sering mengeluarkan abu.
Selain menyebutnya dengan mahawu, gunung ini juga disebut gunung Roemengas.
Gunung ini pernah mengeluarkan letusan kecil pada tahun 1789. Kemudian tahun 1994,
Gunung Mahawu juga mengeluarkan letupan lumpur fumarol dan aktivitas geiser terjadi
sepanjang danau kawah yang berwarna kehijau-hijauan dan terakhir pada tahun 1999.
Walau sudah tidak aktif, namun aroma bau belerang yang dibawa angin masih jelas
tercium Danau kawah gunung ini kini berukuran kecil karena sebagian pinggirnya sudah
mengering.

5
C. Fungsi Dari Hutan Lindung Gunung Mahawu
Jika ditinjau secara komprehensif aspek ekologis kawasan hutan Gunung Mahawu
berfungsi sebagai pendukung dalam menyangga aspek sosial kawasan dan keamanan
daerah hilir dari ancaman banjir dan tanah longsor serta berfungsi melindungi investasi
berbasis jasa lingkungan yang berkembang di wilayah tersebut.

D. Dampak Dari Hutan Lindung Gunung Mahawu Terhadap Keberlangsungan


Masyarakat Sekitar Minahasa, Manado dan Sekitarnya
Kondisi tutupan Kawasan gunung mahawu memiliki potensi yang dapat dikembangkan
untuk tujuan ekowisata berupa :
a. Keindahan fenomena kawah yang ada di Gunung Mahawu
b. Rekreasi dan olahraga
c. Wisata Pendidikan dan Penelitian: Pengenalan ekosistem hutan, Permainan di alam
terbuka, Pengenalan flora dan fauna, melacak satwa.
d. Pengembangan diri (Out bone).
e. Sarana dan prasarana utama : aksesjalan, kendaraan, dan pos polisi kehutanan

E. Factor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengembangan Kawasan HL Gunung Mahawu


Menjadi Tahura Dalam Menggunakan Metode SWOT
Perlu diketahui faktor-faktor yang diduga akan mempengaruhi terhadap pencapaian tujuan
pengembangan kawasan hutan. Untuk mengetahui faktor-faktor tersebut, dilakukan
identifikasi faktor yang akan menghambat maupun yang akan memperlancar pelaksanaan
dan keberhasilan. Dari faktor-faktor ini dibedakan berdasarkan sumber dari faktor-faktor
tersebut, yaitu internal dan eksternal. Faktor internal utama dan eksternal utama dalam
analisis SWOT Terhadap pengembangan kawasan HL Mahawu menjadi Tahura
1. Faktor-faktor internal utama
a. Kekuatan (S)
 Adanya komitmen pemerintah tentang pengembangan Tahura
 Adanya peraturan perundangan yang menjadi acuan dalam penegakan
hukum
b. Kelemahan (W)

6
 Keterlibatan stakehollders yang belum melembaga dalam mendukung
kegiatan perlindungan dan pengamanan kawasan konservasi.
 Keterbatasan Sumber Daya Manusia (SDM)
 Anggaran Tahura Mahawu terbatas pada kegiatan pengamanan kawasan
dan pemberian batuan bagi petani
2. Faktor-faktor eksternal utama
a) Peluang (O)
 Adanya dukungan sebagian besar masyarakat untuk memulihkan kondisi
kawasan menjadi objek wisata
 Umumnya perladangan di dalam kawasan menerapkan sistem
agroforestry/kebun campuran
 Tahura Mahawu memiliki peran strategi mendukung ketahanan pangan di
Minahasa, Tomohon, dan Sulawesi Utara
b) Ancaman (T)
 Perambahan hutan bertambah luas beberapa tahun terakhir
 Adanya klaim lahan dalam kawasan sebagai tanah milik dan diperjual
belikan
 Daerah sekitar Tahura Mahawu khususnya wilayah Tomohon dan
Minahasa tergolong rawan konflik.
Dari faktor-faktor internal dan eksternal utama yang telah diidentifikasi tersebut diatas
mempunyai pengaruh yang berbeda-beda terhadap pencapaian tujuan pengembangan
kawasan HL Gunung Mahawu menjadi kawasan Taman Hutan Raya Tingkat kerawanan
konflik dalam masyarakat tergolong tinggi (khususnya wilayah Tomohon). Daerah sekitar
gunung mahawu yang mengalami perambahan terluas (khususnya wilayah II Tomohon)
merupakan daerah yang sangat rawan konflik perkelahian antar kampung, dan tingkat
keamanan yang tergolong rawan. Kondisi tersebut sangat menghambat upaya
pengembangan kawasan dengan demikian merupakan ancaman faktor eksternal.

7
BAB III: PENUTUP

A. KESIMPULAN
Hutan Lindung merupakan kawasan hutan yang dilindungi agar fungsi-fungsi ekologisnya
tetap terjaga dan dapat dinikmati.
Gunung Mahawu merupakan salah satu gunung berapi yang terletak di Provinsi Sulawesi
Utara yang memiliki lebar 180 meter, tinggi mencapai 1.311 mdpl, dan kedalaman kawah
140 meter. Kawasan hutan Gunung Mahawu berfungsi sebagai pendukung dalam
menyangga aspek sosial kawasan dan keamanan daerah hilir dari ancaman banjir.
Faktor-faktor yang memengaruhi pengembangan kawasan hutan lindung Gunung Mahawu
dibedakan menjadi faktor internal utama dan faktor eksternal utama. Faktor internal utama
lebih merujuk kepada peran pemerintah dan peraturan perundang-undangan. Sedangkan
faktor eksternal utama lebih kepada dukungan dari masyarakat dan sistem perladangan.

B. SARAN
Dalam mengelola sumber daya hutan lindung Gunung Mahawu sebaiknya memerhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan kawasan hutan lindung Gunung
Mahawu. Selain itu juga dibutuhkan kerja sama yang baik antara pemerintah dan
masyarakat sekitar dalam merespon pengembangan sumber daya hutan lindung Gunung
Mahawu.

8
DAFTAR PUSTAKA

Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Hutan_lindung pada tanggal 10 Januari 2020


Diakses dari https://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/hutan-lindung pada tanggal 10 Januari 2020
Diakses dari file:///C:/Users/ASUS/Downloads/20212-40988-1-SM.pdf pada tanggal 10 Januari
2020
Diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/Gunung_Mahawu pada tanggal 10 Januari 2020
Diakses dari file:///C:/Users/ASUS/Downloads/26108-53492-1-SM.pdf pada tanggal 10 Januari
2020
Kirsfianti, dkk. 2005. KAJIAN KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN LINDUNG (Policy
Analysis of Protection Forest Management). Jurnal Penelitian Sosial dan Ekonomi, 2(2).
Liambana, dkk. 2018. STUDI PENGEMBANGAN KAWASAN HUTAN LINDUNG
GUNUNG MAHAWU MENJADI TAHURA. COCOS, 1(2).
Patandung, dkk. 2014. STRUKTUR DAN KOMPOSISI JENIS KOMUNITAS BURUNG DI
LAHAN PERTANIAN KAWASAN HUTAN LINDUNG GUNUNG MAHAWU
SULAWESI UTARA. COCOS, 4(5)

Anda mungkin juga menyukai