DEFORESTASI
Disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Pengetahuan Lingkungan
Dosen Pengampu: Adi Mulyana Supriatna, S.Pd, M.T
Disusun Oleh:
Alya Putri Buchori (1197040010)
Asri Azzahra (1197040014)
Gina Shofia (1197040034)
Ilfa Syamrotul Latifah (1197040037)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2022
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah kami panjatkan puji serta syukur kita kehadirat Allah SWT,
karena atas rahmat, ridha, dan karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas dengan
baik dan tepat waktu. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen
pengetahuan lingkungan yakni Adi Mulyana S. Pd., M.T. yang telah membimbing kami
dalam mata kuliah ini.
Penulisan makalah yang berjudul “Deforetasi” ini dibuat untuk memenuhi salah
satu tugas mata kulian pengetahuan lingkungan. Kami berharap makalah ini dapat
menambah wawasan dan pengetahuan lingkungan khususnya dalam bidang hutan.
Dalam penulisan ini, kami merasa masih banyak kekurangan, baik pada teknik
penulisannya maupun isi penulisannya. Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, dan
seperti kata pepatah “tak ada gading yang tak retak” maka dari itu setiap makalah pasti
ada kekurangannya. Kami dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka siap menerima
segala kritik dan saran yang membangun.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar belakang
Daerah dengan iklim tropis serta kelembapan tinggi ini memiliki kekayaan
hayati yang banyak juga beragam. Beragamnya kekayaan hayati yang dimiliki,
entah itu flora dan fauna mampu mendorong munculnya kegiatan-kegiatan
pemanfaatan, pengolahan, serta pendayagunaan sumber daya alam dalam
memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia hingga muncul seperti industri,
perdagangan, perhutanan, kerajinan tangan, dan lainlain. (WINARNO,
HARIANTO, & SANTOSO, 2019)
Salah satu sumber kekayaan alam yang melimpah di Indonesia yaitu hutan.
Hutan ini dapat didefinisikan sebuah tempat sebagai suatu lapangan bertumbuhnya
pohon-pohon serta satu kesatuan makluk hidup lainnya. (Sunarko, 2003)
a. Hutan Produksi
Hutan yang difungsikan sebagai lahan produksi seperti penghasil kayu.
b. Hutan lindung
c. Hutan yang difungsikan sebagai pelindung dari bahaya longsor, erosi, juga
banjir. d. Hutan wisata
Difungsikan sebagai tempat rekreasi
e. Hutan suaka alam
Hutan yang difungsikan untuk tempat melindungi serta melestarikan tumbuh-
tumbuhan serta binatang yang langka.
f. Hutan cadangan
g. Sebagaimana Namanya, hutan ini difungsikan sebagai cadangan untuk hutan
yang belum ditentukan fungsinya. (Sunarko, 2003)
Hutan ini dapat menjadi modal pembangunan nasional karena manfaatnya
yang nyata bagi kehidupan dan penghidupan bangsa Indonesia, baik manfaat
ekologi, sosial budaya hingga dalam perekonomian. (Sanjaya, 2020)
Pemanfaatan hutan ini identik dengan menghasilkan perekonomian yang
tinggi, contohnya dalam penggunaan kayu-kayu secara terus menerus yang
1
dihasilkan dari lahan hutan Kalimantan yang dimanfaatkan sebagai bahan baku
industry. Namun, adanya penggunaan yang tidak dipertanggungjawabkan serta
kurangnya pengetahuan manusia, banyak digunakan kayu-kayu dari hutan yang
tidak seharusnya sebagai hutan produksi. Sehingga semakin luas lahan hutan yang
ditebang, dieksploitasi secara berlebihan, yang kemudian banyak lahan hutan
menjadi tidak hutan ini akibat dari eksploitasi yang berlebiahan. Luasnya hutan
yang ditebang dan dieksploitasi secara berlebihan ini dapat menyebabakan
terjadinya ekosistem yang tida kseimbang. Yang kemudian saat aktivitas merugikan
tersebut terus dilakukan dapat menyebabkan terjadinya deforestasi hutan.
2. Rumusan masalah
3. Tujuan
4. Manfaat
Dapat memperluas wawasan dan pengetahuan mengenai deforestasi bagi penulis juga
pembacanya, atau mendukung perkembangan konsep keilmuan,juga sebagai
sumbangan pemikiran.
2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Deforestasi
Indonesia merupakan negara yang termasuk kedalam paru-paru dunia. Hal
ini dikarenakan alam Indonesia masih terdiri atas hutan-hutan yang luas yang
didukung dengan berbagai keanekaragaman hayati. Hutan-hutan ini mampu
menyerap karbon dioksida dan penghasil oksigen bagi makhluk hidup. Namun
seiring berkembangnya kemajuan zaman, alam Indonesia telah mengalami
kemunduran dengan maraknya deforestasi.
Deforestasi merupakan peristiwa hilangnya hutan beserta isinya yang
disebabkan oleh penebangan hutan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI) deforestasi adalah kegiatan penebangan kayu komersial dalam
skala besar. Deforestasi juga bisa diartikan sebagai perubahan kondisi penutupan
lahan dari kelas penutupan lahan kategori hutan menjadi kelas penutupan lahan
kategori non hutan (Abdul Hadi Putra, 2019 ). Penebangan hutan yang terjadi
secara besar-besaran tentunya membawa dampak baru bagi makhluk hidup yaitu
semakin berkurangnya oksigen dan banyaknya karbon dioksida diudara. Hal ini
tentu berakibat fatal bagi makhluk hidup karena menyebabkan semakin
menurunnya kualitas hidup makhluk hidup.
2. Penyebab Deforestasi
Penyebab deforestasi di setiap wilayah berbeda-beda namun secara umum
penyebab deforestasi terdiri dari dua hal yaitu penyebab langsung dan penyebab
dasar/tidak langsung. Penyebab langsung didefinisikan sebagai kegiatan yang
secara langsung mempengaruhi perubahan tutupan hutan, terutama kegiatan
deforestasi dan penebangan di hutan alam. Sedangkan penyebab tidak langsung
adalah kekuatan negara/wilayah yang dapat mendorong hilangnya hutan, terutama
pada tingkat kebijakan pemerintah dan penyalahgunaan kekuasaan. Namun secara
umum penyebab deforestasi yaitu dari aktivitas-aktivitas industri yang rakus akan
ruang juga akibat maraknya ekspansi perkebunan kelapa sawit (Mufti Fathul Barri,
2018 ). Selain itu, kegiatan pertambangan dan terjadinya kebakaran hutan pun
diindikasi menjadi penyebab deforestasi lainnya.
3
A. Pembangunan hutan tanaman industri yang mengorbankan hutan alam
Pembangunan HTI pada dasarnya bertujuan untuk merehabilitasi lahan-
lahan hutan yang telah mengalami kerusakan juga menjadi penyumbang bahan
baku utama bagi industri-industri kehutanan. Hal ini dilakukan untuk
melepaskan ketergantungan industri-industri untuk memanfaatkan hutan alam
secara besar-besaran. Namun pada kenyataannya, banyak HTI yang secara
nyata melakukan konversi hutan pembuatan lahan tanam mereka. Sehingga hal
tersebut membawa dampak terhadap hutan alam yaitu menyumbang 10 persen
deforestasi yang terjadi di Indonesia. Tingginya tingkat deforestasi yang terjadi
akibat aktivitas HTI ini di sebabkan oleh proses land clearing atau pembukaan
lahan pada tahap awal yang mana kegiatan ini telah menggantikan hutan alam
dengan tanaman-tanaman monokultur. Hal ini mengakibatkan adanya alih
fungsi lahan yang awalnya merupakan hutan alam dengan berbagai jenis
tanaman, menjadi hutan dengan satu jenil tanaman saja. Sebagai contoh yaitu
alih fungsi lahan hutan alam menjadi perkebunan kayu.
b. Ekspansi perkebunan kelapa sawit
Ekspansi kelapa sawit sebetulnya masih menjadi perdebatan di
masyarakat antara keterkaitannya dengan deforestasi yang terjadi. Dikutip dari
Forest Watch Indonesia (2014) menyebuan bahwa pada tahun 2009-2013,
ekspansi perkebunan kelapa sawit telah menyumbang deforestasi lebih dari 500
ribu hektare. Berdasarkan hal tersebut, jelas bahwa telah terjadi deforestasi
hutan alam untuk pembangunan perkebunan kelapa sawit.
c. Aktivitas pertambangan
Pertambangan merupakan salah satu kegiatan yang mampu mendorong
pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal ini tentu menjadi keuntungan tersendiri
namun dibalik itu, kegiatan pertambangan juga membawa dampak yang cukup
merugikan bagi lingkungan. Kegiatan pertambangan ini umumnya dilakukan
dengan sistem pertambangan terbuka. Hal ini yang secara langsung
mengakibatkan perubahan area hutan yang awalnya hutan alam menjadi area
non hutan sehingga mengakibatkan terjadinya deforestasi.
4
d. Kebakaran hutan
Kebakaran hutan pun turut berkontribusi dalam deforestasi. Lahan hutan
yang mengalami kebakaran secara otomatis akan gundul dan semua tanaman
ataupun hewan yang ada didalamnya otomatis akan ikut terbakar. Hal ini
mengakibatkan hutan menjadi gundul dan tanah hutan yang terbakar pun
menjadi gersang.
5
4. Penaggulangan Deforestasi
a. Menegakkan hukum
Penegakkan hukum memiliki peran yang represif dan preventif. Adanya
hukum agar dapat dijadikan tolak ukur efektivitas pencegahan deforestasi juga
penerapan terhadap UU Nomor 18 Tahun 2013 tentang Pencagahan dan
Pemberatasan Perusakan Hutan. Aparat penagak hukum akan hal ini meliputi
Polri, Jaksa, Hakum, khususnya Polisi Kehutanan dan Pejabat Penyidik Pegawai
Negeri Sipil (PPNS).
b. Melakukan reboisasi
Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2002
menjelaskan bahwa reboisasi adalah upaya penanaman jenis pohon hutan pada
kawasan hutan rusak yang berupa lahan kosong, alang- alang, atau semak
belukar untuk mengembalikan fungsi hutan.
6
d. Sertifikasi Hukum
Mekanisme sertifikasi dan persyaratan hukum wajib dilakukan sebagai
upaya deforestasi. Pada sertifikasi dapat ditambahkan persyratan seperti
melarang pembakaran dan deforestasi di hutan primer. Apabila suatu perusahaan
mematuhi persyaratan tersebut dapat diberi imbalan berupa produk sustainable.
f. Upaya Greenpeace
Terdapat sembilan variabel penting yang harus dijaga menurut pandangan
Greenpeace, yaitu perubahan iklim, ozon stratosfer, perubahan penggunaan
lahan, penggunaan air bersih, keanekaragaman hayati, pengasaman laut, kondisi
nitrogen (N) dan fosfor (P) di biosfer dan lautan, 5, kemudian sampai tahun
2016 deforestasi telah terjadi seluas 2.706 hektare. maupun aerosol, dan polusi
kimia. Terdapat tujuh upaya Greenpeace dalam menghadapi deforestasi yaitu,
seperti lobi, kampanye isu, aksi protes, investigasi, kerja sama dengan instansi
tertentu, publikasi di media sosial.
5. Kasus Deforestasi
Perkebunan kelapa sawit di dalam hutan merupakan salah satu deforestasi
yang baru ini terjadi. Hilangnya hutan alam akibat ekspansi perkebunan kelapa
sawit terdapat di areal HPH di Desa Markati Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah,
Sumatera Utara. Hal ini berdasarkan analisis perubahan tutupan hutan tahun 2013-
2016. Areal ini merupakan HPH PT Teluk Nauli Unit II. Deforestasi telah terjadi
seluas 873 hektare pada tahun 2014- 2016. Pada tahun 2017, PT Teluk Nauli ini
terlihat mengalami land clearing atau pembukaan hutan.
7
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari pekerja perkebunan bahwa
terdapat komoditi lain yang mengambil alih lahan PT Teluk Nauli sejak 2015 yaitu
PT Gaharu Mas yang terdapat pada areal kerja UKL I Blok B PT Teluk Nauli. PT
Gaharu Mas ini mengakibatkan banyak konflik diantaranya penyerobotan lahan,
rusaknya infrastruktur desa, hingga tidak tertibnya perizinan.
8
BAB III PENUTUP
1. Kesimpulan
1. Deforestasi merupakan perubahannya lahan hutan menjadi bukan hutan
dikarenakan peristiwa hilangnya hutan beserta isinya yang disebabkan oleh
penebangan hutan.
2. Penyebab terjadinya deforestasi ada yang secara langsung dan tak langsung.
Berikut diantara penyebab terjadinya deforestasi ; Pembangunan hutan tanaman
industri yang mengorbankan hutan alam, Ekspansi perkebunan kelapa sawit,
Aktivitas pertambangan, dan Kebakaran hutan.
3. Salah satu dampak yang terpampang nyata yaitu hilangnya lahan hutan.
Deforestasi juga berdampak pada pemanasam global. Hal ini karena, hutan
berperan dalam menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen dalam
proses fotosintesis namun akibat deforestasi, karbon dioksida di lingkungan
tidak dapat diserap oleh tanaman akibat hutan yang tidak berfungsi kembali.
Selain itu juga deforesasi mengakibatkan hilangnya habitat makhluk hidup yang
biasa tinggal di hutan.
4. Cara penanggulangan dari deforestasi diantaranya yaitu ; Penengakkan hukum,
Reboisasi, Pengawasan terhadap hutan, Sertifikasi hukum, Pembukaan lahan
tanpa pembakaran, dan Upaya greenpeace.
5. Kasus deforestasi baru – baru ini terjadi pada perkebunan kelapa sawit.
Hilangnya hutan alam akibat ekspansi perkebunan kelapa sawit terdapat di areal
HPH di Desa Markati Nauli, Kabupaten Tapanuli Tengah, Sumatera Utara.
2. Saran
Dari makalah yang telah dibuat ini, kami berharap bahwa masyarakat dan
pemerintah lebih memperhatikan lagi mengenai masalah defortase ini. Apalagi
seperti yang telah kita ketahui bahwa hutan itu merupakan paru – paru dunia. Jika
kita tidak bisa menjaga paru – paru dunia ini, makan lambat laut kerusakan yang
ada di bumi ini akan semakin parah.
9
DAFTAR PUSTAKA
Ini Cara Alternatif Pembukaan Lahan Tanpa Membakar. (2020). Retrieved Mei 25,
2022, from Liputan Enam: https://www.liputan6.com/regional/read/4182451/ini-
cara-alternatifpembukaan-lahan-tanpa-membakar
10
Wibawa, I. P. (2018). Mencegah Deforestasi Melalui Budaya Hukum. Denpasar: CV.
Sastra Dharmastuti.
11