Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

BIODIVERSITAS DAN DEGRADASI LINGKUNGAN

Disusun Oleh:
KELOMPOK
6
 DITYA KHAIRANI LIMBONG (4203311025)

 ENDA PRIMSA Br. GINTING (4203311071)

 HENNY GLORIA DATUBARA (4203111147)

 NIMAS ANAIYAH (4201111009)

 RIKHA INDAYANI MATANARI (4202411012)

PSPM F 2020
DOSEN PENGAMPU: Elida Hafni Siregar, S.Pd., M.Si.
BIOLOGI UMUM

PRODI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FEBUARI 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah CBR dan CJR tepat
pada waktunya. Makalah berjudul “Biodiversitas dan Degradasi Lingkungan” disusun guna
memenuhi salah satu tugas kelompok oleh Ibu Elida Hafni Siregar, S.Pd., M.Si. pada bidang
Mata Kuliah Biologi Umum di Universitas Negeri Medan.

Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada

1. Ibu Elida Hafni Siregar, S.Pd., M.Si. selaku dosen pengampu yang telah membimbing,
mengajar, serta memberi ilmu sehingga makalah ini dapat membuahkan hasil yang
maksimal.
2. Teman-teman yang telah berkontribusi dalam penyusunan laporan makalah ini.
3. Kepada orangtua yang telah memberi dukungan dan semangat
4. Kepada semua orang yang membantu dalam proses pembuatan makalah

Penulis menyadari sepenuhnya atas kekurangan dan keterbatasan untuk itu semua saran
dan kritikan dalam penyempurnaannya akan penulis terima dengan segala kerendahan hati.
Semoga materi pada makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan kiranya Tuhan Yang
Maha Kuasa senantiasa memberkati dan melindungi setiap langkah dan pengabdian kita,
Amin.

Medan, Febuari 2021

Penulis

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................I
DAFTAR ISI.............................................................................................................................II
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................3
1.1 Biodiversitas / Keanekaragaman Hayati.....................................................................3
A. Tingkat Keanekaragaman Hayati................................................................................3
B. Pengelompokan Biodiversitas.....................................................................................5
C. Manfaat Keanekaragaman Hayati...............................................................................5
D. Ancaman Biodiversitas................................................................................................7
E. Krisis Biodiversitas.....................................................................................................9
1.2 Degradasi Lingkungan.................................................................................................9
A. Penyebab Degradasi Lingkungan................................................................................9
B. Dampak Degradasi Lingkungan................................................................................10
C. Cara Mengatasi Degradasi.........................................................................................11
D. Cara Pencegahan Degradasi......................................................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................14
1.1 Kesimpulan................................................................................................................14
1.2 Saran..........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................16
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Permasalahan lingkungan hidup telah terjadi sejak belasan, bahkan ratusan tahun
yang lalu, Pencemaran dan perusakan lingkungan yang terjadi secara global, secara periodik
telah mengancam kelestarian dan keanekaragaman hayati di dunia. Keanekaragaman hayati
sendiri merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan keanekaragaman
bentuk kehidupan yang ada di bumi, juga interaksi mereka dengan lingkungan dan interaksi
antar satu sama lain. keanekaragaman hayati mencakup seluruh bentuk kehidupan di bumi,
dimulai dari organisme yang sederhanda seperti jamur dan bakteri hingga manusia, dari satu
pohon di suatu rumah hingga beribu-ribu pohon yang membentuk suatu ekosistem kehidupan
di hutan (Nasional/BAPPENAS, 2003). Keanekaragaman hayati tidak terdistribusikan secara
merata di muka bumi. Daerah tropis memiliki tingkat keanekaragaman hayati lebih tinggi
dibandingkan dengan daerah belahan lain di bumi. Seperti misalnya Indonesia dan Brasil,
kedua negara tersebut terkenal dengan negara megabiodiversity, dimana kedua negara berada
di wilayah geografis dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi.

Wilayah tropis merupakan wilayah yang penting untuk konservasi keanekaragaman


hayati karena banyak wilayah yang menjadi pusat asal, pusat keragaman dan pusat endemik
suatu spesies atau ekosistem. Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat
keanekaragaman hayati yang tinggi. Wilayah topografi dan geologi Indonesia mendukung
akan keanekaragaman hayati di dalamnya. Pembagian bioregion di Indonesia didasarkan pada
biogeografi flora dan fauna yang tersirat oleh adanya garis Wallace (Wallace, 1860), garis
Weber dan garis Lydekker. Secara biogeografis, Indonesia ditetapkan menjadi tujuh
bioregion yaitu, Sumatera, Jawa, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Kepulauan Sunda Kecil,
Maluku dan Papua.

Keanekaragaman hayati memiliki kaitan yang erat dengan kondisi hutan, maka dari
itu perusakan habitat hutan seperti deforestasi dan degradasi hutan sangat berpengaruh
terhadap keberlangsungan keanekaragaman hayati. t sekitar 1/3 dari deforestasi di Indonesia
di tahun 2000 hingga 2012 terjadi di pulau Sumatera. Hal tersebut mengakibatkan hilangnya
habitat, degradasi dan fragmentasi habitat, yang mendorong kepunahan spesies endemik di
Sumatera, termasuk diantaranya orangutan, harimau Sumatera, dan gajah Sumatera. Hutan
alam di Provinsi Sumatera Selatan telah sejak lama berubah fungsi menjadi area

1
penutupan lahan

2
akibat dari tekanan aktivitas manusia seperti diantaranya, perluasan lahan pertanian dan
perkebunan, eksploitasi hutan yang tidak berkelanjutan, eksploitasi pertambangan,
pembalakan liar, transmigrasi, dan pertumbuhan populasi (Damayanti, et al. 2015). Dalam
menangani permasalahan keanekaragaman hayati yang terjadi, Republik Indonesia menjalin
kerjasama dengan Jerman, dalam suatu proyek kerjasama Bioclime (Biodiversity and Climate
Change). Proyek Bioclime termasuk ke dalam kerjasama teknik yang tertuang di dalam
Implementation Agreement antara Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dengan
Pemerintah Jerman.

Kerjasama Bioclime fokus pada Pulau Sumatera (Provinsi Sumatera Selatan) karena
mengingat Pulau Sumatera merupaka salah satu pulau di Indonesia yang terkenal dengan
hutannya yang sangat lebat, dan juga memiliki jenis mamalia. terbanyak (210 spesies)
dibandingkan dengan semua pulau lain di Indonesia. Sebagian besar spesies tumbuhan
endemis pun ditemukan di hutan-hutan dataran rendah Sumatera yang berada di bawah 500
meter. Dengan adanya kerja sama antara Indonesia dengan Jerman dalam kerangka Bioclime
ini, diharapkan dapat membantu memulihkan keanekaragaman hayati di Indonesia yang
sedang mengalami penurunan dan kerusakan.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalahnya adalah sebagai berikut.

1. Apa biodiversitas itu?


2. Apa saja tingkatan biodiversitas dan pengelompokkannya?
3. Apa manfaat biodiversitas dan ancamannya?
4. Apa yang menyebabkan degradasi lingkungan dan bagaimana dampaknya?
5. Hal apa saja yang dapat kita lakukan untuk menjaga dan melestarikan biodiversitas
termasuk juga pencegahan dan mengatasi degradasi lingkungan?

1.3 Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1. Agar kita dapat mengetahui tentang biodiversitas dan pentingnya untuk melestarikan
biodiversitas tersebut.
2. Agar kita sebagai manusia dapat memanfaatkan, menjaga, merawat dan melestarikan
alam yang telah diberikan Allah Swt.
3. Agar kita dapat mengaplikasikan melakukan pencegahan agar dapat meminimalisir
degradasi lingkungan, yang dapat kita mulai di lingkungan sekitar kita tinggal
BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Biodiversitas / Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman makhluk hidup dan kehidupan dengan berbagai variasi gen, bentuk,
fisiologis, perilaku, hingga 4 variasi interaksi diantara makhluk dengan makhluk hidup
lainnya dan dengan lingkungannya yang membentuk berbagai ekosistem dan landscape.
Keanekaragaman hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme
tingkat rendah sampai organisme tingkat tinggi. Misalnya dari mahluk bersel satu hingga
mahluk bersel banyak; dan tingkat organisasi kehidupan individu sampai tingkat interaksi
kompleks, misalnya dari spesies sampai ekosistem.

A. Tingkat Keanekaragaman Hayati

1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen


Keanekaragaman Genetik, merupakan keanekaragaman yang paling
hakiki, karena keanekaragaman ini dapat berlanjut dan bersifat diturunkan.
Keanekaragaman genetik ini berhubungan dengan keistimewaan ekologi proses
evolusi. Gen pada setiap individu, walaupun perangkat dasar penyusunnya sama,
tetapi susunannya berbeda-beda bergantung pada masing-masing induknya.
Susunan perangkat gen inilah yang menentukan ciri atau sifat suatu individu
dalam satu spesies. Penyebab terjadinya keanekaragaman gen yaitu adanya
perkawinan antara dua individu makhluk hidup sejenis merupakan salah satu
penyebabnya. Keturunan dari hasil perkawinan memiliki susunan perangkat gen
yang berasal dari kedua induk/orang tuanya. Kombinasi susunan perangkat gen
dari dua induk tersebut akan menyebabkan keanekaragaman individu dalam satu
spesies berupa varietas yang terjadi secara alami atau secara buatan.
Keanekaragaman yang terjadi secara alami adalah akibat adaptasi atau
penyesuaian diri setiap individu dengan lingkungan, seperti pada buah rambutan.
Faktor lingkungan juga turut mempengaruhi sifat yang tampak (fenotip) Buku
Ajar Pendidikan Lingkungan Hidup 18 suatu individu disamping ditentukan oleh
faktor genetiknya (genotip), sedangkan keanekaragaman buatan dapat terjadi
antara lain melalui perkawinan silang (hibridisasi).
2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis (spesies)
Meliputi flora dan fauna. Beraneka ragam jenis memiliki perilaku, strategi
hidup, bentuk, rantai makanan, ruang dan juga ketergantungan antara jenis satu
dengan yang lainnya. Untuk mengetahui keanekaragaman hayati tingkat jenis pada
tumbuhan atau hewan, dapat diamati, antara lain ciri-ciri fisiknya. Misalnya
bentuk dan ukuran tubuh, warna, kebiasaan hidup dan lain-lain. Sebagai contoh
dalam suku kacangkacangan, antara lain; kacang tanah, kacang kapri, kacang hijau
dan kacang buncis. Di antara jenis kacang-kacangan tersebut dapat dengan mudah
dibedakan, karena diantara jenis tersebut ditemukan ciri-ciri yang berbeda antara
ciri satu dengan yang lainnya. Misalnya ukuran tubuh atau batang (ada yang tinggi
dan pendek); kebiasaan hidup (tumbuh tegak, ada yang merambat), bentuk buah
dan biji, warna biji, jumlah biji, serta rasanya yang berbeda.
3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem
Keanekaragaman Ekosistem, merupakan lingkungannya. Keanekaragaman
ekosistem merupakan keanekaragaman hayati yang paling kompleks. Pada setiap
ekosistem terdapat berbagai jenis organisme, baik flora maupun fauna, dan mereka
memiliki tempat hidup yang unik. Keanekaragaman ekosistem ini ditunjukkan
dengan adanya perbedaan faktor abiotik serta komposisi jenis populasi
organismenya. Di dalam ekosistem, seluruh makhluk hidup yang terdapat di
dalamnya selalu melakukan hubungan timbal balik, baik antar makhluk hidup
maupun makhluk hidup dengan lingkungnnya atau komponen abiotiknya. Faktor
biotik maupun faktor abiotik ini sangat beragam, oleh sebab itu ekosistem yang
tersusun atas dua faktor tersebut pun memiliki perbedaan antar ekosistem satu
dengan ekosistem lainnya.
Berbagai jenis ekosisrem ini di antaranya:
 Ekosistem Lumut
Ekosistem lumut merupakan ekosistem yang mayoritas lingkungannya
ditumbuhi oleh tumbuhan lumut. Biasanya ekosistem ini terdapat di daerah
yang bertemperatur rendah, seperti di puncak gunung, perbukitan, dan di
daerah dekat kutub. Hewan yang berada di ekosistem ini biasanya adalah
hewan yang berbulu tebal dan toleran terhadap suhu yang dingin.
 Ekosistem Hutan Berdaun Jarum
Ekosistem hutan berdaun jarum berada di daerah sub tropis. Ekosistem
ini biasanya tumbuh pada suhu yang relatif rendah.
 Ekosistem Hutan Hujan Tropis
Ekosistem ini terdapat di daerah tropis dengan ciri khas utama
tumbuhan yang beranekaragam. Ekosistem ini biasanya memiliki
keanekaragaman hayati yang sangat besar. Indonesia yang memiliki
ekosistem jenis ini dikenal sebagai negara megabiodiversity karena memiliki
jutaan spesies makhluk hidup.
 Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai didominasi oleh hewan-hewan seperti kepiting,
serangga, dan burung-burung pantai.

B. Pengelompokan Biodiversitas

1. Diversitas komposisional mencakup apa yang dikenal dengan diversitas spesies


termasuk diversitas genetik dan ekosistem. Menjaga diversitas genetik sangat
penting bagi eksistensi diversitas spesies, sedangkan menjaga diversitas ekosistem
penting untuk menyediakan habitat untuk mengonservasi berbagai spesies yang
diperlukan.
2. Diversitas struktural berkaitan dengan susunan spasial unit-unit fisik. Pada level
tegakan, diversitas struktural dapat dikarakterisasi dengan jumlah strata dalam
hutan, misalnya kanopi tumbuhan utama, subkanopi, semak, tumbuhan herba.
3. Diversitas fungsional merupakan variasi dalam proses-proses ekologi, seperti
pendauran unsur hara atau aliran energi. Ini merupakan komponen yang paling
sulit untuk diukur dan dipahami.

C. Manfaat Keanekaragaman Hayati

1. Sebagai bahan makanan


2. Sebagai bahan obat-obatan
3. Sebagai bahan membangun rumah dan perkakas
4. Riset & ilmu pengetahuan
5. Sumber inspirasi
6. Jasa lingkungan (penyedia air, oksigen, pencegahan banjir, dll.)
7. Dan masih banyak fungsi yang lainnya.
Selain itu terdapat manfaat keanekaragaman hayati dalam berbagai bidang adalah
sebagai berikut:
1. Dalam Bidang Ekonomi
Jenis hewan (fauna) dan tumbuhan (flora) dapat diperbarui dan
dimanfaatkan secara berkelanjutan. Beberapa jenis kayu memiliki manfaat bagi
kepentingan masyarakay Indonesia maupun untuk kepentingan ekspor. Jenis kayu-
kayu tersebut antara lain adalah kayu ramin, gaharu, merariti, dan jati jika di
ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa tumbuhan juga dapat
dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat, protein,
vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-oabatan dan
kosmetika. Sumber daya yang berasal dari hewan dapat dimanfaatkan sebagai
sumber makanan dan untuk kegiatan industri. Dua pertiga wilayah Indonesia
adalah perairan yang dapat dijadikan sumber daya alam yang bernilai ekonomi.
Laut, sungai, dan tambak merupakan sumber-sumber perikanan yang berpotensi
ekonomi. Beberapa jenis diantaranya dikenal sebagai sumber bahan makanan yang
mengandung protein.
2. Dalam Bidang Industri
Keanekaragaman hayati dapat dijadikan sebagai sumber pendapatan
(dapat mendatangkan devisa untuk industri). Misalnya untuk bahan baku industri,
rempah- rempah, dan perkebunan. Bahan-bahan industri misalnya: kayu gaharu
dan cendana untuk industri kosmetik, kayu jati dan rotan untuk meubel, teh dan
kopi untuk industri minuman, gandum dan kedelai untuk industri makanan, dan
ubi kayu untuk menghasilkan alcohol. Rempah-rempah, misalnya lada, vanili,
cabai, bumbu dapur. Perkebunan misalnya: kelapa sawit dan karet.
3. Dalam Bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan
tumbuhan yang belum dipelajari dan belum diketahui manfaatnya. Dengan
demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai sarana pengembangan
pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya
penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari
tumbuhan. Keanekaragaman hayati merupakan lahan penelitian dan
pengembangan ilmu yang sangat berguna untuk kehidupan manusia. Masih
banyak yang bisa dipelajari tentang bagaimana memanfaatkan sumber daya hayati
secara lebih baik, bagaimana menjaga dasar genetik dari sumber daya hayati yang
terpakai, dan bagaimana untuk merehabilitasi ekosistem yang terdegradasi. Daerah
alami menyediakan laboratorium yang baik sekali untuk studi seperti ini, sebagai
perbandingan
terhadap daerah lain dengan penggunaan sistem yang berbeda, dan untuk
penelitian yang berharga mengenai ekologi dan evolusi. Habitat yang tidak dialih
fungsikan seringkali penting untuk beberapa pendekatan tertentu, menyediakan
kontrol yang diakibatkan oleh perubahan mengenai sistem pelelolaan yang
berbeda dapat diukur dan dilakukan.

D. Ancaman Biodiversitas

1. Perusakkan Habitat
Perusakan habitat (juga disebut hilangnya habitat dan pengurangan
habitat) adalah proses di mana habitat alami menjadi tidak mampu mendukung
spesies aslinya. Organisme yang sebelumnya mendiami situs tersebut terlantar
atau mati, sehingga mengurangi keanekaragaman hayati dan kelimpahan spesies.
Perusakan habitat melalui aktivitas manusia terutama untuk tujuan pemanenan
sumber daya alam untuk produksi industri dan urbanisasi . Pembersihan habitat
untuk pertanian adalah penyebab utama kerusakan habitat. Penyebab penting
lainnya dari perusakan habitat termasuk penambangan , penebangan , pukat , dan
perluasan kota.
2. Fragmentasi Habitat
Fragmentasi Habitat adalah sebuah proses perubahan lingkungan yang
berperan penting dalam evolusi dan biologi konservasi. Sebagaimana yang tersirat
pada namanya, ia mendeskripsikan kemunculan fragmentasi lingkungan pada
habitat suatu organisme. Fragmentasi habitat dapat disebabkan oleh proses-proses
geologis yang secara perlahan mengubah tata letak lingkungan maupun oleh
aktivitas manusia yang dapat mengubah lingkungan secara cepat. Proses
fragmentasi habitat secara alami diduga merupakan salah satu sebab utama
spesiasi, sedangkan proses fragmentasi habitat oleh manusia menyebabkan
kepunahan banyak spesies. Fragmentasi habitat sering kali disebabkan oleh
aktivitas manusia, seperti agrikultur dan urbanisasi. Habitat yang sebelumnya
terhubung menjadi terbagi menjadi dua fragmen. Setelah pembersihan habitat
yang intensif, kedua fragmen yang terpisah tersebut akan terisolasi satu dengan
lainnya
3. Degradasi Habitat (termasuk Polusi)
Degradasi habitat adalah proses penurunan kualitas habitat atautempat
tinggal makhluk hidup tertentu.
4. Perubaan Iklim Global
Bentuk perubahan berkaitan dengan perubahan kebiasaan cuaca atau
perubahan persebaran kejadian cuaca. Penyebab utama terjadinya perubahan iklim
yaitu pemanasan global. Percepatan pemanasan global merupakan akibat dari
meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer Bumi yang mengubah
peran dari efek rumah kaca. Aktivitas manusia juga dapat mengubah iklim bumi,
dan saat ini mendorong perubahan iklim melalui pemanasan global. Tidak ada
kesepakatan umum dalam dokumen ilmiah, media, atau kebijakan mengenai
istilah yang tepat untuk digunakan merujuk pada antropogenik perubahan yang
dipaksakan; baik "pemanasan global" atau "perubahan iklim" dapat digunakan.
Perubahan iklim akan berdampak kepada peningkatan tinggi permukaan air laut,
meningkatnya jumlah bencana alam, pergeseran rentang geografis, dan kerusakan
ekosistem. Dampak perubahan iklim akan dirasakan oleh manusia, hewan,
tumbuhan, maupun mikroorganisme. Perumbahan iklim akan memberi dampak di
lautan, daratan maupun di lapisan udara.
5. Pemanfaatan spesies secara berlebihan
Kepunahan akan terjadi apabila pemanfaatan hewan dan tumbuhan yang
dilakukan secara berlebihan. Kepunahan adalah sebuah istilah yang berada pada
bidang ilmu biologi yang memiliki artian bahwa adanya kematian dari invidu
terakhir dari sebauh makhluk hidup baik itu hewan dan tumbuhan. Kemudian,
meskipun dari kemungkinan apabila pada hewan tersebut yang dimana telah
punah akan dihidupkan kembali apabila spesies tersebut ditemukan. Hal itu
dikarenakan terjadinya sebuah persebaran dari wilayah pada sebuah spesies
maupun takson yang dimana dianggap sangatlah luas sehingga menjadi sangat
sulit untuk melakukan penentuan terhadap waktu kepunahan dari makhluk hidup
tersebut. Salah satu hewan yang telah punah dan menjadi paling terkenal adalah
burung Dodo dan beberapa hewan yang mulai memasuki kepunahan adalah Badak
Sumatra.
6. Invasif
Spesies invasif adalah sekelompok tumbuhan atau sekelompok hewan yang
pada faktanya bukan organisme asli dari suatu daerah tertentu. Namun tidak
semua spesies yang bukan berasal dari daerah tertentu merupakan spesies invasif.
Misalnya mayoritas dari bahan makanan pokok yang tumbuh di Amerika seperti
gandum, tomat, nasi yang bukan merupakan spesies asli wilayah tersebut. Untuk
dapat dikategorikan sebagai spesies invasif, spesies tersebut haruslah bersifat
mudah beradaptasi, bisa dengan cepat bereproduksi dan dapat mengancam
ekonomi, hewan dan tumbuhan endemik di daerah tersebut.

E. Krisis Biodiversitas

1. Kepunahan merupakan proses alami


2. Sejak jaman Cambrian, telah tercatat 5 kali kepunahan massal makhluk hidup.
3. Abad ke-20 merupakan awal kepunahan massal ke-6, yang sebagian besar
disebabkan oleh manusia,
4. Laju kepunahan species secara global saat ini sangat luar biasa (1000 kali lebih
cepat) dan dikenal sebagai kepunahan global ke- 6 (the Sixth Global Extinction)

1.2 Degradasi Lingkungan

Dilansir dari buku Kamus Lengkap Istilah Geografi (2020) karya Tim Panca Aksara,
degradasi lingkungan hidup adalah menurunnya daya dukung atau kualitas lingkungan akibat
pengambilan dan pemanfaatan sumber daya lingkungan secara berlebihah. Disamping itu,
pengertian degradasi lingkungan juga merupakan kerusakan terhadap lingkungan melalui
penipisan sumber daya seperti udara, air dan tanah. Juga kerusakan ekosistem, habitat dan
kepunahan kehidupan liar serta polusi. Hal ini didefinisikan juga sebagai perubahan atau
gangguan terhadap lingkungan yang merusak atau tidak diinginkan.

A. Penyebab Degradasi Lingkungan

Penyebab dari Degradasi Lingkungan cukup banyak dan berada disekitar kita
serta kita tidak juga mungkin menghiraukan keadaan alam yang kita huni atau tempati
saat ini. Penyebab dari penyebab dari degradasi lingkungan diantaranya ialah sebagai
berikut:
1. Abrasi
Yang pertama adalah Abrasi, abrasi dari ombak laut ini juga dapat menjadi
penyebab dari degradasi lahan dengan secara alami. karna ombak yang melibas
sisi pantai tersebut terjadi secara terus menerus, walaupun lama namun apabila
dibiarkan saja terus-menerus akan tetap menjadi masalah di masa yang akan
datang.
2. Erosi
Yang kedua Erosi, erosi ini dapat dari alam dan bisa juga dari manusia.
Namun yang paling cepat itu adalah dari manusia sendiri. Penebangan liar untuk
perluasan pemukiman atau juga untuk pembangunan pabrik. Secara alam
umumnya di tebing saat hujan sehingga terjadi kondisi erosi atau longsor.
3. Populasi Manusia
Populasi manusia saat ini sangat cepat sekali peningkatannya sehingga
jumlah manusia yang besar itu membutuhkan tempat tinggal tetap semakin
banyak. Sehingga mau atau tidak mau cara yang dilakukan manusia ialah harus
menambah lahan pemukiman atau juga rumah huni baru.
4. Kurangnya hukum
Hukum pada zaman ini hampir tidak berlaku lagi. Hukum tersebut bisa
dibeli. Serta pada jaman sekarang itu ada uang ada barang, bagi yang mempunyai
uang tinggal membeli serta bagi siapa juga yang tidak mau dengan uang. Uang ini
merupakan segalanya.
5. Aktivitas Industri
Pembuangan limbah secara sembarangan di laut, di tanah tentu akan
mengakibatkan jumlah unsur hara tanah tersebut jadi berkurang serta menjadi
hilang. Aktivitas industry tersebut harusnya dapat di atasi apabila industry tersebut
mau bertanggung jawab dengan caranya membuang atau juga mengolah dengan
baik limbahnya.

B. Dampak Degradasi Lingkungan

Dampak dari degradasi lingkungan ini juga sangat banyak sekali apalagi di
zaman sekarang yang penggunaan serta cara pegelolaan nya itu yang kurang efektif,
sehingga hal tersebut menyababkan kerusakan lingkungan. Dampak dari degradasi
lingkungan diantaranya sebagai berikut:
1. Pemanasan global
Pemanasan Global pada saat siang hari tentu akan sangat terasa panas serta
pada malam menjadi dingin itu disebabkan kurangnya hayati yang menopang
keseimbangan dari suatu lingkungan.
2. Ketersediaan air yang semakin berkurang
Meskipun manusia itu mendapatkan tempat tinggal, namun ketersediaan air
bersih untuk kebutuhan sehari-hari itu semakin berkurang parah lagi pada musim
panas, maka mungkin akan sulit memeroleh air.
3. Dampak banjir
Disaat musim hujan tersebut akan berdampak pada adanya banjir disebabkan
hayati dan juga tanah di gerus untuk perumahan sehingga penahan atau juga
penyerapan air ke tanah itu tidak terjadi secara maksimal.
4. Sulitnya bercocok tanam
Petani juga akan susah dalam melakukan aktivitasnya bercocok tanam, akibat
tentu sangat fatal karena berkurangnya penghasilan petani serta berkurangnya
makanan pokok contohnya ialah seperti nasi hasil dari petani dalam negeri.
5. Berkurang nya unsur hara
Unsur hara juga akan semakin berkurang, akibatnya tanaman itu akan sulit
untuk tumbuh. Misalnya sayur serta buah sehingga akan berkurangnya
ketersediaan makanan sehat.
6. Berkurangnya habitat hewan
Habitat hewan juga akan berkurang serta akan banyak yang mati disebabkan
wilayahnya itu dipakai untuk memperluasan pemukiman serta pembangunan
pabrik.
7. Kurangnya hayati
Kurangnya hayati juga bisa membuat erosi, abrasi, serta juga polusi udara
yang mengakibatkan lapisan ozon berlubang serta penyakit pernafasan baik yang
menular ataupun tidak.

C. Cara Mengatasi Degradasi

1. Menerapkan Prinsip 4R
Apa saja 4R itu? Reduce, Reuse, Recycle dan juga Replant. Prinsip ini
berguna untuk menaggulangi adanya bencana banjir yang sering terjadi. Apa
maksud dari prinsip tersebut? Yang pertama yaitu Reduce yaitu mengurangi
pemakian barang yang tidak berguna. Reuse yaitu memakai ulang barang yang
masih bisa digunakan. Recycle yaitu mendaur ulang barang ataupun sampah untuk
menjadi barang yang berguna. Replant yaitu menimbun sampah organik untuk
dijadikan kompos. Dengan menggunakan prinsip tersebut diharapkan sampah
yang ada di berbagai daerah dikurangi dengan kesadaran masing-masing
masyarakat.
2. Reboisasi
Hutan di berbagai negara menjadi paru-paru dunia. Jika ada hutan yang
dirusak maka beberapa negara lain juga akan mendapatan efek tersebut. Tentunya
yang akan menerima pertama akibatnya yaitu negara yang sudah merusak
lingkungannya sendiri. Untuk itu jangan pernah merusak hutan yang ada. Jika and
ingin menebang pohon, maka anda harus memiliki sikap tebang pilih dan
menanam benih untuk pohon yang baru.
3. Bioremidiasi
Limbah tidak hanya terjadi di industri saja, ada juga limbah rumah tangga.
Tapi, yang sering menyebabkan efek yang terasa adalah limbah industri. Untuk itu
suatu industri haruslah mengetahui apa itu bioremidiasi. Terutama untuk industri
yang mengeluarkan banyak limbah berbahaya berupa zat-zat toksik. Dampaknya
tidak hanya mencari lingukungan saja, tapi bisa mengganggu kesehatan
masyarakat di daerah sekitar. Bioremidiasi ini yaitu pemanfaatan mikroba ataupun
tanaman dari kontaminasi. Jadi limbah yang akan dibuang harus di bersihkan
dahulu kontaminasinya. Jadi dengan adanya bioremidiasi ini limbah yang akan
dibuang tidak menimbulkan dampak buruk bagi lingkungan.
4. Rehabilitasi Lahan
Adanya rehabilitasi ini juga menjadi salah satu upaya untuk mengembalikan
lahan secara ekologis. Rehabilitasi ini juga menjadi upaya untuk mengembalikan
lingkungan fisik untuk bisa di fungsikan lagi. Tanggung jawab yang membuat
rehabilitasi ini adalah pengusaha yang sudah melakukan penambangan di lahan
tersebut. Jika hal ini tidak dilakukan, maka tanah akan menjadi tandus dan mati.
5. Reklamasi Pantai
Reklamasi pantai merupakan kegiatan pemulihan pantai untuk
menyelamatkan lahan yang ktitis dan mati untuk menjadi lahan yang lebih
produktif. Adanya lahan kritis dikarenakan ulah penambangan pasir yang
dilakukan oleh manusia. Nah dengan reklamasi pantai dan penanaman tembakau
ini menjadi Cara Menanggulangi Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Ulah
Manusia. Jika di perhitungkan antara penambangan pasir dan biaya yang
dibutuhkan untuk reklamasi pantai tidaklah seberapa. Justru lebih banyak biaya
yang digunakan untuk mereklamasi pantai.

D. Cara Pencegahan Degradasi

1. Menerapkan Prinsip 4R
Reduce yaitu mengurangi pemakian barang yang tidak berguna. Reuse yaitu
memakai ulang barang yang masih bisa digunakan. Recycle yaitu mendaur ulang
barang ataupun sampah untuk menjadi barang yang berguna. Replant yaitu
menimbun sampah organik untuk dijadikan kompos.Dengan menggunakan prinsip
tersebut diharapkan sampah yang ada di berbagai daerah dikurangi dengan
kesadaran masing-masing masyarakat.
2. Reboisasi
Hutan di berbagai negara menjadi paru-paru dunia. Jika ada hutan yang
dirusak maka beberapa negara lain juga akan mendapatan efek tersebut. Tentunya
yang akan menerima pertama akibatnya yaitu negara yang sudah merusak
lingkungannya sendiri. Untuk itu jangan pernah merusak hutan yang ada. Jika and
ingin menebang pohon, maka anda harus memiliki sikap tebang pilih dan
menanam benih untuk pohon yang baru.
BAB III

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut
disebut. dengan sebutan keanekaragaman hayati atau biodiversitas. Setiap sistem lingkungan
memiliki keanekaragaman hayati yang berbeda. Keanekaragaman hayati ditunjukkan oleh
adanya berbagai variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup lainnya.
Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor
lingkungan. Terdapat interaksi antara faktor genetik dan faktor lingkungan dalam
mempengaruhi sifat makhluk hidup. Kegiatan manusia dapat menurunkan keanekaragaman
hayati, baik keanekaragaman gen, jenis maupun keanekaragaman lingkungan. Namun di
samping itu, kegiatan manusia juga, dapat meningkatkan keanekaragaman hayati misalnya
penghijauan, pembuatan taman kota, dan pemuliaan.

Keragaman hayati merupakan komponen penyusun ekosistem alam yang mempunyai


peran sangat besar baik ditinjau dari segi ekologis, sosial, ekonomis maupun budaya.
Perubahan ekologis, sosial, ekonomi dan budaya akan terjadi bila dalam perjalanan sejarah
keragaman hayati terancam dan berubah menjadi keseragaman hayati. Teknologi yang
berkembang yang diilhamj oleh keragaman hayati hendaknya digunakan semaksimal
mungkin urttuk melestarikan keragaman hayati itu sendiri, bukan sebaliknya menghancurkan
keragaman hayati. Pemanfaatan keanekaragaman hayati bagimasyarakat harus secara
berkelanjutan. Yang dimaksud dengan manfaat yang berkelajutan adalah manfaat yang tidak
hanya untuk generasi sekarang tetapi juga untuk generasi yang akan datang.

Sedangkan mengenai degradasi Lingkungan ini merupakan suatu penurunan dari


kualitas lingkungan disebabkan kegiatan/aktivitas pembangunan yang dicirikan dengan tidak
bergunanya komponen-komponen lingkungan dengan secara baik. Atau dapat/bisa juga
dikatakan bahwa degradasi lingkungan ini ialahsuatu kondisi lingkungan yang secara alami
mengarah pada kerusakan keanekaragaman hayati serta juga membahayakan kesehatan
lingkungan. Penyebab terjadinya dari degradasi lingkungan ini bisa disebabkan oleh alam
atau juga oleh sebab ulah manusia. Dampak yang ditimbulkan oleh adanya degradasi
lingkungan bisa kita rasakan pada produktivitas pertanian, kualitas lingkungan serta juga
berefek pada ketahanan pangan.
1.2 Saran

Adapun saran yang dapat kami berikan dari makalah diatas adalah sebagai berikut:

1. Pemanfaatan keberlanjutan keanekaragaman hayati bukan masalah persoalan teknis


semata, melainkan juga masalah kebijakan dan politik yang perlu koordinasi tidak
hanya lintas sector tetapi juga secara global.
2. Pelestarian keanekaragaman hayati juga harus mengedepankan pada masalah kesehatan
masyarakat guna mereduksi berbagai tantangan global diantaranya kekurangan pangan,
timbulnya penyakit menular maupun penyakit tidak menular.
3. Sosialisasi dan menggalakkan kampanye kepada masyarakat mengenai pentingnya
untuk menjaga biodiversitas dan tidak melakukan perusakan di muka bumi.
DAFTAR PUSTAKA

Comic, W. (n.d.). Biodiversitas (Keanekaragaman Hayati). PT Elex Media Komputindo.


Dewi Liesneoor Setyowati, S. R. (Ed.). (2014). Pendidikan Lingkungan Hidup. Semarang:
Universitas Negeri Semarang.
Siboro, T. D. (2019, Februari). Jurnal Ilmiah Simantek, 1 (3).
Supriatna, J. (2018). Konversi Biodiversitas: Teori dan Praktik di Indonesia (1 ed.). Jakarta,
DKI JAKARTA: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai