Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENGARUH KEBAKARAN HUTAN DAN LAHAN GAMBUT TERHADAP


KEHIDUPAN DAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia

Oleh :

Isna Ainun 212154013

Apni Restu Utami 212154014

Wanti Anjani 212154043

Tasnim Salsabila 212154065

Siti Maryam Asiah 212154071

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SILIWANGI
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, sehingga
tim penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Pengaruh kebakaran hutan dan
lahan gambut terhadap kehidupan dan keanekaragaman hayati” dengan tepat waktu.

Makalah ini disusun atas dasar permasalah yang terjadi yang membahas tentang
kebakaran hutan dan lahan gambut yang dapat mempengaruhi keanekargaman hayati dan
ekosistem hewan yang meliputi dan menyajikan penyebab dan juga solusi untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Shinta Rosiana, S.Pd., M.Pd. selaku Dosen
Pengampu dalam Mata Kuliah Bahasa Indonesia. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
tim penulis dan semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini

Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna adapun kesalahan yang
terdapat dalam karya tulis ini kami mohon maaf dengan sebesar-besarnya, dan kami juga sangat
mengharapkan kritik serta saran dari para pembaca agar karya tulis ini agar dapat lebih sempurna
lagi.

Tasikmalaya, 21 September 2021

i
Tim Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG..............................................................................................................1

1.2 RUMUSAN MASALAH.........................................................................................................1

1.3 BATASAN MASALAH..........................................................................................................2

1.4 TUJUAN PENELITIAN..........................................................................................................2

1.5 HIPOTESIS...............................................................................................................................2

1.6 MANFAAT PENELITIAN.....................................................................................................3

BAB II.............................................................................................................................................4
PEMBAHASAN.............................................................................................................................4
2.1 LANDASAN TEORI...............................................................................................................4

2.2 PEMBAHASAN.......................................................................................................................5

BAB III................................................................................................................................................10

PENUTUP..........................................................................................................................................10

3.1 KESIMPULAN.......................................................................................................................10

3.2 SARAN DAN KRITIK..........................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................13

ii
iii
ABSTRAK

Isna Ainun, Apni Restu Utami, Wanti Anjani, Tasnim Salsabila, Siti Maryam Asiah, 2021,
Permasalahan tingkat bioma, seperti dampak kebakaran hutan tropis

Dampak dari kebakaran hutan adalah hilangnya berbagai manfaat ekosistem dari hutan
dan potensi lain yang terkandung di dalamnya termasuk keanekaragaman hayati. Ada dua faktor
penting penyebab kebakaran hutan, yaitu faktor alami dan faktor manusia.

Masalah yang kami teliti ini adalah dampak dari kebakaran hutan tropis. Adapun
penulisan makalah ini menggunakan metode kualitatif. Dari metode kualitatif tersebut kemudian
penulis mengambil langkah-langkah dengan heuristik, kritik, dan interpretasi. Selanjutnya untuk
data penelitian sendiri penulis mengambilnya dengan cara membaca literatur yang relevan
dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan, kemudian diklasifikasikan.

Analisis dampak kebakaran hutan masih dalam tahap pengembangan awal, pengetahuan
tentang ekosistem yang rumit belum berkembang dengan baik dan informasi berupa ambang
kritis perubahan ekologis berkaitan dengan kebakaran sangat terbatas, sehingga dampak
kebakaran hutan terhadap keanekaragaman hayati secara real sulit diperhitungkan secara tepat.
Meskipun demikian dapat disimpulkan bahwa kebakaran hutan menimbulkan dampak yang
cukup besar bagi lingkungan hidup terutama bagi keanekaragaman hayati.

Maka dari itu, kita harus siap siaga dalam menjaga hutan untuk mengurangi dampak yang
terjadi dari kebakaran hutan, sehingga kerugian terhadap kerusakan alam dapat diminimalisasi.

Kata kunci : Kebakaran Hutan, Kabut Asap, Pencemaran Lingkungan, Illegal Logging

iv
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api
membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan kemudian api menyebar tidak
menentu secara perlahan di bawah permukaan (ground fire). Dampak kebakaran hutan
yang sangat dirasakan manusia berupa kerugian ekonomis yaitu hilangnya manfaat dari
potensi hutan, Kerugian lainnya berupa kerugian ekologis yaitu berkurangnya luas
wilayah huan, tidak tersedianya udara bersih yang dihasilkan vegetasi hutan serta
hilangnya fungsi hutan sebagai pengatur tata air dan pencegah terjadinya erosi.

Dampak global dari kebakaran hutan ini yang langsung dirasakan adalah
pencemaran udara dari asap yang ditimbulkan mengakibatkan gangguan pernapasan dan
mengganggu aktifitas sehari-hari. Peristiwa kebakaran hutan yang terjadi di Indonesia
pada tahun 1997-1998 dan 2002-2005 menghasilkan asap yang juga dirasakan oleh
masyarakat Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam serta mengancam terganggunya
hubungan transportasi udara antar negara.

Ada dua faktor penting penyebab kebakaran hutan, yaitu faktor alami dan faktor
manusia. Faktor alami misalnya adalah musim kering yang ekstrim yang disebabkan oleh
dampak El-Nino. Sedangkan faktor manusia meliputi penggunaan api dalam persiapan
lahan, adanya kekecewaan terhadap pengelolaan hutan, illegal logging, kebutuhan untuk
makanan ternak, perambaran hutan, dan sebab-sebab lainya.

Alasan kami memilih topik ini, karena Kebakaran hutan ini sangat merugikan
banyak pihak bahkan global dan permasalahan ini juga bukan hanya sekali saja sehingga
kami ingin mengetahui dan menganalisis penyebab dari kebakaran hutan dan bagaimana
cara menanggulangi agar dapat meminimalisir terjadinya kebakaran hutan.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa penyebab dari kebakaran hutan tropis?


2. Dampak apa saja yang dapat terasa jika terjadi kebakaran hutan tropis bagi kehidupan
dan keragaman hayati?
3. Bagaimana dampak ekonomi dari kebakaran hutan tersebut?

1
4. Bagaimana cara menanggulangi untuk mengurangi potensi kebakaran yang akan muncul
di kemudian hari?

1.3 BATASAN MASALAH

1. Luas lingkup hanya meliputi informasi seputar permasalahan dari kebakaran hutan tropis.
2. Informasi yang disajikan yaitu: pengertian dari hutan tropis, penyebab terjadinya
kebakaran hutan tropis, dampak dari permasalahan itu, serta cara menanggulangi dan
pencegahan agar tidak terjadi lagi kebakaran hutan tropis.

1.4 TUJUAN PENELITIAN

1. Untuk mengetahui penyebab dari kebakaran hutan tropis.


2. Untuk menjelaskan dampak apa yang akan terasa jika terjadi kebakaran hutan tropis bagi
kehidupan dan keragaman hayati hutan tropis.
3. Untuk menjelaskan cara menanggulangi untuk mengurangi potensi kebakaran yang akan
muncul di kemudian hari.
4. Untuk mengetahui pengaruh dan dampak apa saja yang akan timbul dalam
perekonomian.

1.5 HIPOTESIS
Prof. Dr. Tukirin, peneliti Pusat Penelitian (Puslit) Biologi LIPI menuturkan
bahwa ekosistem hutan tropik pada dasarnya tidak bisa terbakar secara alami sekalipun
pada daerah beriklim kering. Namun pengelolaan hutan yang kurang tepat menyebabkan
menurunnya kelembaban udara dan bukaan kanopi hutan sehingga berakibat serasah dan
material runtuhan di lantai hutan menjadi kering. Bahan-bahan runtuhan dan serasah
tersebutlah yang memicu kebakaran di areal hutan tropik di Indonesia, ungkap Tukirin.

Hasil penelitian yang dilakukan Tukirin menemukan bahwa dampak kebakaran


berat dapat mematikan hampir seluruh pepohonan penyusun hutan mencapai lebih dari 80
2
persen. Untuk hutan rawa gambut umumnya akan mati secara keseluruhan, tidak ada
pohon yang mampu bertahan pasca kebakaran apalagi kebakaran berulang akan
memusnahkan seluruh jenis primer, ujar Tukirin.

Menurutnya, jenis tumbuhan yang muncul setelah kebakaran adalah jenis-jenis


tumbuhan pionir dan sekunder seperti kelompok mahang (Macaranga spp.), anggrung
(Vernonia arborea), tembalik angin (Croton sp), dan tumbuhan paku reasm (Pteridium sp.
dan Gleichenia sp.). Sedangkan pada habitat rawa gambut, pasca kebakaran hanya
ditumbuhi oleh jenis paku-pakuan seperti Nephrolepis spp, Blechnum spp dan
Stenchlaena palustris. Tapi tidak ada tumbuhan berbunga yang mampu bertahan dan
tumbuh setelah kebakaran, ujar Tukirin.

Sementara itu, peneliti Puslit Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI, Dr. Herman
Hidayat menambahkan, kebakaran hutan bersumber dari lahan gambut yang seharusnya
berfungsi untuk menyerap dan menyimpan air. Lahan gambut sebenarnya tidak boleh
digunakan oleh pengusaha untuk budi daya kelapa sawit dan Hutan Tanaman Industri
(HTI), idealnya peraturan ini dipatuhi karena sudah diatur oleh pemerintah, ungkap
Herman.

Menurut peneliti Fernando Espirito-Santo, Amazon menyerap 2,2 miliar karbon


dioksida di tahun normal. Hal ini membantu mengurangi tingkat karbondioksida
penyebab meningkatnya suhu Bumi.

1.6 MANFAAT PENELITIAN

1. Menambah pengetahuan serta mengembangkan pola pikir yang dinamis bagi penulis

2. Penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan masukan dan pemikiran tentang
dampak dari kebakaran hutan tropis dan cara menanggulanginya.

3. Menambah pengetahuan bagi pembaca untuk menghadapi permasalahan salah satunya


adalah kebakaran hutan.
3
4
BAB II

PEMBAHASAN
2.1 LANDASAN TEORI

Kebakaran hutan ialah terbakarnya sesuatu yang menimbulkan bahaya atau


mendatangkan bencana. Kebakaran dapat terjadi karena pembakaran yang tidak
dikendalikan, karena proses spontan alami, atau karena kesengajaan.

Proses alami sebagai contohnys, letusan gunung api yang menebarkan bongkahan
bara api. dan gesekan antara ranting tumbuhan kering yang mengandung minyak karena
goyangan angin yang menimbulkan panas atau percikan api (Notohadinegoro, 2006).
Kebakaran yang terjadinya akibat kesengajaan manusia dikarenakan oleh beberapa
kegiatan, seperti kegiatan ladang, perkebunan (PIR), Hutan Tanaman Industri (HTI).
penyiapan lahan untuk ternak sapi, dan sebagainya (Hatta, 2008).

Menurut Darwiati dan Tuheteru (2010) di Indonesia, kebakaran hutan dan lahan
hampir 9996 diakibatkan oleh kegiatan manusia baik disengaja maupun tidak (unsur
kelalaian). Diantara angka persentase tersebut, kegiatan konversi lahan menyumbang
3496, peladangan liar 259, pertanian 179, kecemburuan sosial 1496, proyek transmigrasi
86: sedangkan hanya 19 yang disebabkan oleh alam.

Faktor lain yang menjadi penyebab semakin hebatnya kebakaran hutan dan lahan
sehingga menjadi pemicu kebakaran adalah iklim yang ekstrim, sumber energi berupa
kayu, deposit batubara dan gambut.

Dilansir dari Earth Eclipse, terdapat dua macam penyebab kebakaran hutan, yaitu
akibat ulah manusia dan kejadian alam. Sebesar 90 persen kebakaran disebabkan oleh
ulah manusia.

5
2.2 PEMBAHASAN

Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api
membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan (misalnya: serasah, pepohonan,
semak, dll), kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan
(ground fire), membakar bahan organik melalui pori-pori gambut dan melalui akar semak
belukar/pohon yang bagian atasnya terbakar.

Dalam perkembangannya, api menjalar secara vertikal dan horizontal berbentuk


seperti kantong asap dengan pembakaran yang tidak menyala (smoldering) sehingga
hanya asap yang berwarna putih saja yang tampak diatas permukaan. Mengingat
peristiwa kebakaran terjadinya di dalam tanah dan hanya asapnya saja yang muncul ke
permukaan, maka kegiatan pemadaman akan mengalami banyak kesulitan

Lebih dari 99% penyebab kebakaran hutan dan lahan gambut adalah akibat ulah
manusia, baik yang sengaja melakukan pembakaran ataupun akibat kelalaian dalam
menggunakan api. Hal ini didukung oleh kondisi-kondisi tertentu yang membuat rawan
terjadinya kebakaran, seperti gejala El Nino, kondisi fisik gambut yang terdegradasi dan
rendahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat. Penyebab kebakaran oleh manusia dapat
dirinci sebagai berikut:

a. Pembakaran vegetasi Kebakaran yang disebabkan oleh api yang berasal dari
pembakaran vegetasi yang disengaja tetapi tidak dikendalikan pada saat
kegiatan, misalnya dalam pembukaan areal HTI dan perkebunan serta
penyiapan lahan pertanian oleh masyarakat.

b. Aktivitas dalam pemanfaatan sumber daya alam Kebakaran yang disebabkan


oleh api yang berasal dari aktivitas manusia selama pemanfaatan sumber daya
alam, misalnya pembakaran semak belukar yang menghalangi akses mereka
dalam pemanfaatan sumber daya alam serta pembuatan api untuk memasak
oleh para penebang liar dan pencari ikan di dalam hutan. Keteledoran mereka
dalam memadamkan api dapat menimbulkan kebakaran.

6
c. Penguasaan lahan Api sering digunakan masyarakat lokal untuk memperoleh
kembali hak-hak mereka atas lahan.

Beberapa faktor menyebabkan kebakaran pada hutan tropis yang diantaranya


dalah faktor alam seperti:

a. Petir. Sambaran petir bisa menimbulkan percikan api yang menimbulkan


kebakaran. Sambaran ini sering mengenai benda yang tinggi seperti pohon,
tebing atau batuan, atau kabel listrik.

b. Erupsi gunung berapi. Lahar panas yang melewati hutan bisa memicu
kebakaran.

c. Iklim. Suhu yang tinggi terutama akibat pemanasan global, bisa menyebabkan
hutan terbakar. Biasanya suhu panas mulai membakar ranting atau dedaunan
kering yang kemudian meluas karena adanya tiupan angin, serta curah hujan
yang rendah.

Kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan sangat besar terhadap kehidupan manusia
maupun terhadap kehidupan mahluk hidup lainnya baik secara langsung maupun tidak
langsung, antara lain:

1. Dampak Ekologi Mengganggu proses ekologi antara lain suksesi alami,


produksi bahan organic dan proses dekomposisi, siklus unsure hara, siklus
hidrologi dan pembentukan tanah. Selain itu mengganggu fungsi hutan
sebagai pengatur iklim dan penyerap karbon. Lebih jauh dapat merusak
Daerah Aliran Sungai (DAS). Hilangnya keberagaman hayati dan
ekosistemnya. Kebakaran juga melepaskan banyak emisi karbon dan gas
rumah kaca ke atmosfer yang memperburuk perubahan iklim.

2. Dampak Ekonomi Hilangnya hasil hutan (kayu dan non kayu). Terganggunya
aktifitas ekonomi baik dari sektor perkebunan, transportasi, pariwisata,

7
perdagangan dan sebagainya. Biaya pengobatan terhadap gangguan kesehatan,
dan biaya langsung untuk memadamkan api.

3. Dampak Kesehatan Gangguan pernapasan ringat sampai akut. Asap yang


dihasilkan dari kebakaran mengandung sejumlah gas dan partikel yang
berbahaya seperti sulfur dioksida (SO2 ), karbon monoksida (CO),
formaldehid, akrelin, benzene, nitrogen oksida (NOx ) dan ozon (O3 ).

Dampak kebakaran hutan dan lahan yang menonjol adalah terjadinya kabut asap yang
menganggu kesehatan dan sistem transpotasi darat, laut dan udara. Dampak kebakaran hutan
terhadap produksi pertanian diduga tidak terlalu besar karena pembakaran dilakukan untuk
penyiapan lahan, kecuali jika kebakaran mencapai lahan pertanian yang berproduksi.

Kebakaran hutan menghasilkan emisi karbon yang dilepaskan ke atmosfer. Page et al


(2002) mengestimasi kebakaran hutan pada tahun 1997 telah melepaskan emisi karbon sebesar
0,81—2,57 Gt yang sebagian besar (60%) berasal dari lahan gambut. Studi emisi karbon
kebakaran gambut menunjukkan hasil yang bervariasi, yaitu 1.624 MtCO2 (Heil et al., 2007),
360 MtCO2 (Levine, 1999), 1.191 MtCO2 dan 3.778 MtCO2 (Page et al., 2002), 1.029 MtCO2
(Duncan et al., 2003), 466 MtCO2 (Van der Werf et al., 2007), dan 6,4 MtCO2 (IFCA, 2008
dalam Dharmawan, 2013).

Kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan dan lahan pada tahun 1997-1998 diperkirakan
mencapai US$ 9,3 milyar (Bappenas, 2000 dikutip Sakti, 2005) sampai dengan US$20,1 milyar
(Varma, 2003) dan ADB/Bappenas ( 1999 dalam Suyanto, et al., 2004) memperkirakan 35 juta
orang terkena dampaknya. Pada saat terjadi kebakaran hutan tahun 1997 media massa nasional
melaporkan ada 176 perusahaan yang dituduh melakukan pembakaran hutan dalam pembukaan
lahan, 133 diantaranya adalah perusahaan perkebunan (Down to Earth, 1997).

Oleh karena itu, pembangunan perkebunan kelapa sawit menjadi salah satu penyebab
kebakaran hutan seluas 10 juta hektar pada tahun 1997/98 dengan kerugian ekonomi mencapai

8
US$ 9,3 milyar (Bappenas, 1999). Upaya pengendalian kebakaran hutan dan gambut yang sering
dilakukan adalah kegiatan pemadaman kebakaran hutan yang terjadi.

Konsep sederhana untuk mencegah terjadinya proses pembakaran adalah menghilangkan


salah satu dari komponen segitiga api. Hal yang dapat dilakukan adalah menghilangkan atau
mengurangi sumber panas (api) dan akumulasi bahan bakar. Adapun strategi yang dapat
dijadikan acuan dalam usaha pencegahan terjadinya kebakaran, meliputi:

1. Sistem peringatan diri

Menyebarkan peringatan dini melalui media lokal (cetak, radio) agar diketahui
oleh kelompok target pemanfaat hutan, politisi, masyarakat dan pengelola lahan lain
mengenai Menyebarluaskan informasi larangan melakukan pembakaran; Melakukan
persiapan, pelatihan dan penyegaran untuk semua petugas terkait dan masyarakat
dalam usaha-usaha pemadaman kebakaran;

Merencanakan penanggulangan bersama dengan masyarakat, LSM, dan perusahaan-


perusahaan di sekitar hutan, Memastikan ketersediaan peralatan pemadaman dan
semua peralatan berfungsi dengan baik Melakukan pertemuan dan komunikasi secara
rutin antara masyarakat, perusahaan, LSM dan petugas pemadam kebakaran akan
terjadinya kemarau panjang yang berpotensi menyebabkan kebakaran.

2. Peningkatan partisipasi masyarkat

Peningkatan partisipasi/peran serta masyarakat lokal dalam pencegahan kebakaran


hutan dan lahan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu dorongan dan rangsangan,
insentif, kesempatan, kemampuan, serta bimbingan.

Upaya peningkatan partisipasi masyarakat ini dapat dilakukan melalui kampanye


peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya kebakaran dan penegakan hukum

9
melalui dialog langsung dan/atau melalui media penyuluhan (buku cerita, stiker,
brosur, kalender, poster, dll)

Pemberian insentif, sehingga masyarakat akan memperoleh manfaat dari partisipasi


aktif mereka dalam mencegah dan menanggulangi kebakaran. Insentif dapat diberikan
dalam bentuk pengembangan produk-produk alternatif yang dapat dihasilkan
masyarakat Peningkatan kemampuan masyarakat melalui pelatihan dan bimbingan.

3. Memasyarakatkan Teknik-teknik ramah lingkungan dan pengendalian

Zero burning merupakan salah satu kebijakan yang diadopsi oleh negaranegara
anggota ASEAN dalam rangka mengatasi polusi asap lintas negara akibat kebakaran.
Dalam pelaksanaannya telah dibuat panduan sebagai acuan pelaksanaan kebijakan
zero burning.

Teknik zero burning adalah sebuah metode pembersihan lahan dengan cara
melakukan penebangan tegakan pohon pada hutan sekunder atau pada tanaman
perkebunan yang sudah tua (misal Kelapa sawit) kemudian dilakukan pencabikan
(shredded) menjadi bagian-bagian yang kecil, ditimbun dan ditinggalkan disitu
supaya membusuk/terurai secara alami”.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Kebakaran hutan dan lahan gambut merupakan kebakaran permukaan dimana api
membakar bahan bakar yang ada di atas permukaan (misalnya: serasah, pepohonan,
semak, dll), kemudian api menyebar tidak menentu secara perlahan di bawah permukaan
(ground fire), membakar bahan organik melalui pori-pori gambut dan melalui akar semak
belukar/pohon yang bagian atasnya terbakar.

Dampak kebakaran hutan dan lahan yang menonjol adalah terjadinya kabut asap
yang menganggu kesehatan dan sistem transpotasi darat, laut dan udara. Dampak
kebakaran hutan terhadap produksi pertanian diduga tidak terlalu besar karena
pembakaran dilakukan untuk penyiapan lahan, kecuali jika kebakaran mencapai lahan
pertanian yang berproduksi.

Kerugian ekonomi akibat kebakaran hutan dan lahan pada tahun 1997-1998
diperkirakan mencapai US$ 9,3 milyar (Bappenas, 2000 dikutip Sakti, 2005) sampai
dengan US$20,1 milyar (Varma, 2003) dan ADB/Bappenas ( 1999 dalam Suyanto, et al.,
2004) memperkirakan 35 juta orang terkena dampaknya. Pada saat terjadi kebakaran
hutan tahun 1997 media massa nasional melaporkan ada 176 perusahaan yang dituduh
melakukan pembakaran hutan dalam pembukaan lahan, 133 diantaranya adalah
perusahaan perkebunan (Down to Earth, 1997).

Oleh karena itu, pembangunan perkebunan kelapa sawit menjadi salah satu
penyebab kebakaran hutan seluas 10 juta hektar pada tahun 1997/98 dengan kerugian

11
ekonomi mencapai US$ 9,3 milyar (Bappenas, 1999). Upaya pengendalian kebakaran
hutan dan gambut yang sering dilakukan adalah kegiatan pemadaman kebakaran hutan
yang terjadi.

Konsep sederhana untuk mencegah terjadinya proses pembakaran adalah


menghilangkan salah satu dari komponen segitiga api. Hal yang dapat dilakukan adalah
menghilangkan atau mengurangi sumber panas (api) dan akumulasi bahan bakar. Adapun
strategi yang dapat dijadikan acuan dalam usaha pencegahan terjadinya kebakaran,
meliputi: system peringatan diri, peningkatan partisipasi masyarkat, dan
memasyarakatkan teknik-teknik ramah lingkungan dan pengendalian.

Zero burning merupakan salah satu kebijakan yang diadopsi oleh negaranegara
anggota ASEAN dalam rangka mengatasi polusi asap lintas negara akibat kebakaran.
Dalam pelaksanaannya telah dibuat panduan sebagai acuan pelaksanaan kebijakan zero
burning. Teknik zero burning adalah sebuah metode pembersihan lahan dengan cara
melakukan penebangan tegakan pohon pada hutan sekunder atau pada tanaman
perkebunan yang sudah tua (misal Kelapa sawit) kemudian dilakukan pencabikan
(shredded) menjadi bagian-bagian yang kecil, ditimbun dan ditinggalkan disitu supaya
membusuk/terurai secara alami”.

3.2 SARAN DAN KRITIK

A. Saran

1. Kita harus siap siaga dalam menjaga hutan untuk mengurangi dampak yang terjadi
dari kebakaran hutan, sehingga kerugian terhadap kerusakan alam dapat di
minimalisasi.

2. Kita harus membuang kebiasaan-kebiasaan buruk tentang kelalaian kita terhadap


penggunaan api di dalam hutan untuk membuka lahan yang tidak terkontrol dan
lainnya yang bisa menyebabkan kebakaran hutan.

12
3. Mengadakan kampanye peningkatan kesadaran masyarakat terhadap bahaya
kebakaran dan penegakan hukum melalui dialog langsung dan/atau melalui media
penyuluhan (buku cerita, stiker, brosur, kalender, poster, dll).

B. Kritik

Kasus kejahatan pembakaran hutan dan lahan ini bukan kejahatan biasa. Dampak
yang ditimbulkan mampu membunuh makhluk hidup termasuk manusia pada sebuah
kawasan. Bahkan kerugian ini bukan saja dirasakan oleh bangsa sendiri. Negara
tetangga juga ikut merasakan sehingga Indonesia menjadi bahan cibiran.

13
DAFTAR PUSTAKA

Azizah.Kurnia. 2020. “Penyebab Kebakaran Hutan, Dampak, dan Cara


Menanggulanginya”, https://m.merdeka.com/trending/penyebab-kebakaran-hutan-
dampak-dan-cara-menanggulanginya-kln.html . [online] diakses 17 September 2021
Pukul 20.00 WIB
Cahyono,Andy. P,Sofyan. Andayani, Wahyu. H, Dwidjono, 2015. “Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Kebakaran Hutan di Indonesia dan Implikasi Kebijakannya” dalam Jurnal Sylvia
Lestari Volume 3 (hlm 103-112). Yogyakarta : Fakultas Kehutanan dan Pertanian Universitas

14
Gadjah Mada, http://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JHT/article/view/ . [online] diakses 21
September 2021 Pukul 13.00 WIB

Fauzi.Abror,Putra Dwi Gemawan. 2019. “Waspada Dampak Kebakaran Hutan dan


Lahan”, https://www.indonesiabaik.id/infografis/waspada-dampak-kebakaran-hutan-dan-
lahan . [online] diakses pada 10 September 2021 Pukul 20.00 WIB

15

Anda mungkin juga menyukai