Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH ILMU KEBUMIAN

“MANUSIA DAN DAMPAKNYA TERHADAP TANAH, AIR DAN


UDARA”

Oleh :
Novillia Mita Sari (170210104005)
Silvia Eka Pratiwi (170210104013)
Ita Nurussofi (170210104015)
Anis Nur Sela (170210104021)
Sayyidatu Zuhaikho (170210104022)

Dosen :
Dr. Sri Astutik, M.Si

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS EGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat dan
Inayahnya sehingga kelompok kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dengan
baik dan sederhana.Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai acuan maupun pedoman
bagi pembaca dalam materi Ilmu Kebumian Lingkungan.
Makalah ini dibuat oleh kelompok kami ditujukan untuk memenuhi tugas mata kuliah
belajar dan pembelajaran, dan harapan kelompok kami semoga makalah ini dapat membantu
menambah pengetahuan bagi semua pembaca, dan jika ada saran, masukan atau kritik untuk
kelompok kami dapat kami tamping guna memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini
sehingga kedepannya dapat lebih baik lagi.
Makalah ini memang kami akui masih banyak kekurangan karena pengetahuan yang
kami miliki masih kurang.Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca dan dosen
pengampu untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini kedepannya.

Jember, 27 Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................................................i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 1
1.4 Manfaat ........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................................................... 3
2.1 Aktivitas manusia terhadap lingkungan ....................................................................... 3
2.2 Dampak Manusia Terhadap Tanah, Air, dan Udara .................................................... 5
A. Pencemaran Tanah ....................................................................................................... 5
B. Polusi Air ................................................................................................................... 10
C. Polusi Udara ............................................................................................................... 12
2.3 Cara Penganggulangan Kerusakan Yang Disebabkan Manusia ................................ 18
A. Penanganan pada polusi tanah ................................................................................... 18
B. Penanggulangan Pada Polusi Air ............................................................................... 18
C. Penanggulangan Pada Polusi udara ........................................................................... 19
BAB III PENUTUP ............................................................................................................................ 21
3.1 Kesimpulan ................................................................................................................ 21
3.2 Saran .......................................................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................ 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Astronomi dan ilmu kebumian merupakan salah satu ilmu yang memiliki
sejarah perkembanagn yang penting. Sebagai negara yang memiliki
kekhasan letak geografis, akan relevan kalau Indonesia sungguh-sungguh
mengetahui dan menggembangkan astronomi dan ilmu kebumian, terlebih
lagi Indonesia yang rawan gempa dan rawan bencana, sehingga penting
untuk mengetahui ilmu-ilmu tersebut.
Geologi lingkungan merupakan ilmu terapan dari ilmu geologi yang
ditujukan sebagai upaya memanfaatkan sumber daya alam dan energi secara
efesien dan efektif untuk memenuhi kebutuhan manusia masa kini hingga
masa mendatang dengan mengurangi dampak lingkungan yang ditimbilkan
semaksimal mungkin. Dengan semakin meningkatnya perkembangan
industri, baik migas, pertanian, maupunndustri non-migas lainnya, maka
semakin meningkat pula tingkatan pencemaran pada perairan, udara dan
tanah.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana aktivitas manusia terhadap lingkungan?
1.2.2 Apa saja dampak manusia terhadap tanah, air, dan udara?
1.2.3 Bagaimana cara penganggulangan kerusakan yang disebabkan
manusia?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui aktivitas manusia terhadap lingkungan
1.3.2 Untuk mengetahui dampak manusia terhadap tanah, air, dan udara
1.3.3 Untuk mengetahui cara penganggulangan kerusakan yang
disebabkan manusia
2

1.4 Manfaat
1.4.1 Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang aktivitas manusia
terhadap lingkungan
1.4.2 Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang dampak manusia
terhadap tanah, air, dan udara
1.4.3 Memberikan pengetahuan kepada pembaca tentang cara
penganggulangan kerusakan yang disebabkan manusia
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Aktivitas manusia terhadap lingkungan


Aktivitas manusia modern saat ini umumnya masih belum diimbangi
dengan pelestarian lingkungan. Hal ini dapat dilihat dengan temperatur
udara yang semakin meningkat karena pemanasan global, musim dan iklim
yang semakin sulit ditebak, pembangunan di hampir seluruh belahan dunia,
dan sebagainya. Peningkatan jumlah penduduk secara signifikan sudah
terjadi pada beberapa tahun terakhir. Tingginya jumlah penduduk di bumi
menyebabkan terjadinya peningkatan kebutuhan akan sumber daya alam.
Seiring dengan perkembangan teknologi, manusia dituntut untuk
mengembangkan teknologi yang ada ataupun menciptakan teknologi yang
baru. Akan tetapi perkembangan teknologi tersebut seringkali tidak
diimbangi dengan tindakan perlindungan lingkungan. Tanpa mereka sadari,
kegiatan perusakan lingkungan yang dilakukan dapat mengganggu siklus
keseimbangan alam. Berikut ini merupakan kegiatan manusia yang merusak
lingkungan.
1. Penebangan hutan
Untuk mencari bahan baku dan juga lahan pekerjaan, manusia
seringkali melakukan penebangan hutan secara besar-besaran.
Pengurangan jumlah pohon yang sangat signifikan dapat mengurangi
laju penyerapan karbon dioksida (CO2) yang dilakukan oleh pohon
secara drastis. Pengurangan laju penyerapan ini menyebabkan
penumpukan CO2 di atmosfer. CO2 yang menumpuk di atmosfer akan
menjebak panas matahari yang dipantulkan bumi sehingga temperatur
bumi dan atmosfer akan meningkat (peningkatan temperatur bumi ini
yang seringkali disebut pemanasan global atau global warming).
2. Kebakaran hutan
Kebakaran hutan terjadi secara spontan (tidak dibakar langsung
oleh manusia). Hal ini terjadi karena suhu udara sekitar yang sudah
4

sangat tinggi. Suhu udara tersebut meningkat cukup signifikan karena


dampak dari pemanasan global, dimana pemanasan global terjadi karena
ulah manusia yang tidak peduli akan kondisi lingkungan.
3. Penggunaan Pupuk dan Pestisida Secara Berlebihan
Petani memberikan pupuk dan pestisida dengan tujuan agar
tanaman dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Pemukukan
bertujuan untuk menambahkan minera;-mineral yang dibutuhkan oleh
tumbuhan. Sementara pestisida bertujuan untuk membutuh hama-hama
perusak tumbuhan.
Ada dua jenis pupuk, yaitu pupuk organik dan pupuk anorganik.
Pupuk organik adalah pupuk alami yang terbuat dari bahan-bahan alami
atau kotoran-kotoran hewan. Sementara pupuk anorganik terbuat oleh
bahan-bahan kimia.
Akibat penggunaan pupuk dan bahan kimia secara berlebihan
adalah:
a. Banyaknya hewan yang mati karena terkena racun yang menempel
pada tanaman. Misal tikus memakan tumbuhan yang mengandung
bahan kimia, maka tikus akan mati. TIkus yang mati dapat
mengurangi makanan dari elang yang otomatis akan mengganggu
keseimbangan lingkungan.
b. Berkurangnya kesuburan tanah akibat penggunaan pupuk dan
pestisida dengan bahan kimia yang berlebihan.
c. Jika hujan, zat-zat kimia yang terlalu banyak dapat mengalir ke
sungai dan itu dapat menyebabkan ekosistem sungai menjadi
terganggu.
4. Pembuangan limbah
Jumlah penduduk semakinbanyak. Akibatnya semakin banyak pula
kebutuhan untuk hidup manusia. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut
semakin banyak bermunculan pabrik-pabrik yang berupaya memenuhi
kebutuhan manusia.
5

Selain menghasilkan produk-produk kebutuhan manusia. Pabrik


ternyata juga memunculkan masalah dengan limbahnya. Terdapat pabrik
yang mengelola limbahnya sehingga dapat mengatasi masalah tersebut.
Namun beberapa pabrik tidak melakukan hal tersebut dan memilih
membuang limbah di sungai. Limbah Pabrik dapat menyebabkan
rusaknya ekosistem Akibat dari pembuangan limbah pabrik di sungai
adalah:
a. Limbah pabrik yang kebanyakan mempunyai racun dapat
menyebabkan tercemarnya tanah dan sungai disekitar pabrik.
b. Racun tersebut dapat membunuh ikan dan tumbuhan yang ada
disekitar pabrik dan membuat keseimbangan alam menjadi
terganggu.
Polusi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia ) adalah
pengotoran (tentang air,udara, dan sebagainya); pencemaran. Polusi adalah
masuknya makhluk hidup, zat, energi, maupun materi ke dalam lingkungan
sehingga menyebabkan lingkungan kurang atau tidak dapat berfungsi sesuai
dengan peruntukannya.

2.2 Dampak Manusia Terhadap Tanah, Air, dan Udara


A. Pencemaran Tanah
Pencemaran tanah merupakan keadaan dimana bahan kimia buatan
manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Menurut Peraturan
RI No.150 Tahun 2000 tentang pengendalian kerusakan tanah untuk
produksi biomassa: “Tanah adalah salah satu komponen lahan berupa
lapisan teratas kerak bumi yang terdiri dari bahan mineral dan bahan
organik serta memiliki sifat fisik, sifat kimia, sifat biologis, dan
mempunyai kemampuan menunjang kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainya”. Tetapi apa yang terajadi, akibat dari kegiatan manusia,
banyak terjadi kerusakan tanah. Di dalam PP No.150 Tahun 2000
disebutkan bahwa “Kerusakan tanah untuk produksi biomassa adalah
berubahnya sifat dasar tanah yang melampui kriteria baku kerusakan
6

tanah”. Ketika suatu zat berbahaya/ beracun telah mencemari permukaan


tanah, maka ia dapat menguap, tersapu air hujan dan atau masuk ke dalam
tanah. Pencemaran yang masuk ke dalam tanah kemudian terendap sebagai
zat kimia beracun di tanah. Zat beracun di tanah tersebut dapat berdampak
langsung kepada manusia ketika bersentuhan atau dapat mencemari air
tanah dan udara di atasnya.
1. Sumber Bahan Pencemar Tanah
Pencemaran tanah mempunyai hubungan erat dengan
pencemaran udara dan pencemaran air, maka sumber pencemar udara
dan sumber pencemar air pada uumnya juga erupakan sumber
pencemar tanah. Sebagai contoh gas-gas oksida, karbon, oksida
nitrogen, oksida belerang yang menjadi bahan pencemar udara yang
larut dalam hujan dan turun k tanah dapat menyebabakan terjadinya
hujan asam sehingga menimbulkan terjadinya hujan asam sehingga
menimbulkan terjadinya pencemaran pada tanah. Air permukaan tanah
yang mengandung bahan pencemar misalnya zat radioaktif, logam
berat dalam limbah industri, sampah rumah tangga, limbah rumah
sakit, sisa-sisa pupuk dan pestisida dari daerah pertanian, limbah
deterjen, akhirnya juga dapat menyebabkan terjadinya pencemaran
pada tanah daerah tempat air permukaan ataupun tanah daerah yang
dilalui air permukaan tanah yang tercemar tersebut.
2. Komponen Bahan Pencemar Tanah
Komponen-komponen bahan pencemar yang diperoleh dari sumber-
sumber bahan pencemar tersebut, antara lain:
a. Senyawa organik yang dapat membusuk karena diuraikan oleh
mikroorganisme, seperti sisa-sisa makanan, daun, tumbuh-
tumbuhan dan hewan yang mati.
b. Senyawa organik dan senyawa anorganik yang tidak dapat
dimusnahkan/diuraikan oleh mikroorganisme seperti plastik, serat,
keramik, kaleng-kaleng dan bhan bekas bahan bangunan,
menyebabkan tanah menjadi kurang subur.
7

c. Pencemar udara berupa gas yang larut dalam air hujan seperti
oksida nitrogen (NO dan NO2, oksida belerang (SO2 dan SO3),
oksida karbon (CO dna CO2), meghasilkan hujan asam yang akan
menyebabkan tanah bersifat asam dan merusak kesuburan
tanah/tanaman.
d. Pencemar berupa logam-logam berat yang dihasilkan dari limbah
industri seperti Hg, Zn, Pb, Cd dapat mencemari tanah.
e. Zat radioaktif yang dihasilkan dari PLTN, reaktor atom atau dari
percobaan lain ang menggunakan atau menghasilkan zat radioaktif.
Pencemar tanah juga dapat disebabkan limbah domstik, limbah
industri, dan limbah pertanian.
a. Limbah domestik
Limbah domestik yang dapat menyebabkan pencemaran tanah
dapat berasal dari daerah pemukiman penduduk,
perdagangan/pasar, kelembagaan misalnya kantor-kantor yang
dapat berupa limbah padat atau cair.
1) Limah padat berbentuk sampak anorgank. Jnis sampah ini tidak
dapat diuraikan oleh mikroorganisme (non-biodegradable)
misalnya kantong plastik, bekas kaleng minuman, bekas botol
plastik air mineral
2) Limbah cair dapat berbetuk, tinja, deterjen, oli, cat, yang jika
meresap kedalam tanah akan merusak kandungan air tanah dan
dapat membunuh mikroorganisme ddi dalam tanah.
b. Limbah industri
Limbah industri yang dapat menyebabkan pencemaran tanah
bersasal dari daerah pabrik, manufaktur, industri kecil, industri
perumahan, bisa berupa limbah padat dan cair.
1) Limbah industri yang padat atau limbah padat adalah hasil
buangan industri berupa padatan, lumpur, bubur yang berasal
dari proses pengolahan. Misalnya sisa pengolahan pabrik gila,
pulp, kertas, rayo, plywood, pengawetan buah, ikan, daging dll.
8

2) Limbah cair yang adalah hasil dari pengolahan dalam suatu


proses produksi, misalnya sisa-sisa pengolahan industri
pelapisan logam dan industri kimia lainnya. Tembaga, timbal,
perak, khrom, arsen dan oron adalah zat hasil dari proses
industri pelapisan logam.
c. Limbah pertanian
Limbah pertanian yang dapat menyababkan pencemaran
tanah mrupakan sisa-sisa pupuk sintetik untuk menyuburkan tanah
atau tanaman, misalnya pupuk urea, pestisida pemberantas hama
tanaman.
3. Dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran tanah
1) Pada kesehatan
Dampak pencemaran terhadap kesehatan trgantung dari tipe
polutan, jalur masuk ke dalam tubuh dan kerentanan populasi yang
terkena. Kromium, berbagai macam pestisida dan herbisida
merupakan bahan karsinogenik untuk semua populasi. Timbal
sangat berbahaya pada anak-anak, karena dapat menyebabkan
keruskan otak, serta kerusakn ginjal pada seluruh populasi. Paparan
kronis (terus-menerus) terhadap bnzna pada konsentrasi tertentu
dapat meningkatkan kemungkinan terkena leukimia. Erkuri (air
raksa) dan siklodiena dikenal dapat menyebabkan kerusakan ginjal,
beberapabahkan tidak dapat terobati. PCB dan siklodiena terkait
pada keracunan hati.
Organofosfat dan karmabat dapat menyebabkan gangguan
pada saraf otot. Beberapa pelarut yang mengandung klorin
merangsang perubahan pada hati dan ginjal serta penurunan sistem
saraf pusat. Terdapat beberapa maam dampak kesehatan yang
tampak seperti sakit kepala, pusing, letih, iritasi matadan ruam
kulit untuk paparan bahan kimia yang disebut di atas. Yang jelas,
pada dosis yang besar, pencemaran tanah dapat menyebabkan
kematian.
9

2) Pada ekosistem
Pencemaran tanah dapat memberikan dampak terhadap
ekosistem. Perubahan kimia tanah yang radikal dapat timbul dari
adanya bahan kimia beracun atau berbahaya bahkan pada dosis
yang rendah sekalipun. Prubahan ini dapat menyebabkan
perubahan metabolisme dari mikroorganism endemik dan
antropoda yang hidup di lingkungan tanah tersebut. Akibatnya
dapat memusnahkan beberapa spesies primer dan rantai makanan,
yang dapat memberi akibat yang besar terhadap prdator atau
tingkatan lain dari rantaian makanan tersebut. Bahkan jika efek
kimia pada bentuk kehidupan terbawah tersebut rendah, bagian
bawah piramida makanan dapat menelan bahan kimia sing yang
lama-kelamaan akan terkontaminasi pada makhluk-makhluk
penguni piramida atas.
Dampak pada pertanian terutama prubahan metabolisme
tanaman yang pada akhirnyadapat menyebabkan penrunan hasil
pertanian. Hal ini dapat menyebabkan dampak lanjutan pada
konservasi tanaman di mana tanaman tidak mampu menahan
lapisan tanah dari erosi. Bebrapa lahan pencemar ini memiliki
waktu paruh yang panjang dan pada kasus lain bahan-bahan kiia
derivatif akan terbentuk dari bahan pencemar utama.
4. Penanganan yang harus dilakukan
a) Remediasi
Remeidasi merupakan kegiatanuntuk membersigkan
permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah,
yaitu in-situ (on-site) dan ex-situ (off-site). Pembersihan on-site
merupakan pembersihan dilokasi. Pembersihan ini lebih murah dan
lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting(injeksi) dan
bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang
tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di
daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat tercemar.
10

b) Bioremediasi
Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran
tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri),
bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbondioksida dan air).

B. Polusi Air
Polusi air merupakan peristiwa masuknya zat, energi, unsur/komponen
lainnya didalam air sehingga kualitas air terganggu yang dapat ditandai
dengan adanya perubahan bau, rasa, dan warna pada air sehingga air tidak
murni lagi. Menurut Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup No.02/MENLH/I/1998, yang dimaksud dengan polusi
air/pencemaran air adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup, zat,
energi, dan komponen lain ke dalam air atau udara oleh kegiatan manusia
atau proses alam kurang atau tidak dapat berfungsi lagi dengan
peruntukannya.
1. Ciri-ciri air berpolusi
Ciri-ciri air yang mengalami polusi atau tercemar adanya :
Perubahan suhu, sebagi contoh air yang digunakan sebagi pendingin
mesin pada pabrik, air akan menjadi hangat bahkan panas karena telah
menyerap panas dari mesin pabrik.
Adanya perubahan warna, bau, dan rasa air. Air yang bersih
atau tidak tercemar yaitu air yang bening (tidak berwarna), tidak
berbau dan tidak berasa, apabila kita membeli air botol mineral ada
rasa manis-manisnya maka perlu dipertanyakan kebersihan atau
kemurnian air tersebut. Yang menyebabkan air berubah warna, berbau
dan berasa yaitu karena adanya polutan yang berasal dari limbah-
limbah pertanian, rumah tangga, dan industri.
Adanya endapan atau bahan terlarut. Endapan atau bahan
terlarut yang dimaksud seperti limbah rumah tangga yaitu tumpahan
11

deterjen. Limbah pertanian seperti pestisida. Adanya mikroorganisme.


Semakin banyak limbah pada air maka semakin banyak pula
organisme didalamnya.
2. Akibat dari polusi air
Adapun dampak dari polusi air atau pencemaran air adalah :
a. Mematikan Ekosistem air
Dimana didalam air terdapat banyak makhluk hidup yang
beranekaragam. Pencemaran akan mematikan makhluk hidup
dalam air, banyaknya limbah industri seperti pabrik, runah sakit,
limbah logam berat, limbah rumah tangga. Yang dulunya menjadi
tempat tinggal ikan menjadi tercemar bahkan ikan mati. Selain itu
populasi fitoplankton yang menjadi dasar utama kehidupan
perairan lama-kelamaan akan punah.
b. Berkurangnya air bersih untuk dikonsumsi
Air bersih merupakan kebutuhan primer bagi makhluk
hidup untuk dikonsums. Tanpa adanya air makaanmakhluk hidup
akan mengalami dehidrasi atau kehausan yang akan berdampak
pada kematian. Berkurangnya ir bersih sendiri ditimbulkan oleh
manusia yang belum memahami dan mengerti akan pentingnya
menjaga air terhadap lingkungan sekitar.
c. Menimbulkan penyakit
Adapun penyakit yang ditimbulkan dari pencemaran air
tersebut beraneka ragam. Tak jarang karena sulitnya air bersih
untuk didapat, banyak orang terpaksa mengkonsumsi air yang
telah tercemar limbah pabrik dll. Ini akan menimbulkan penyakit
dan kerusakan organ-organ tubuh khususnya organ pencernaan,
walaupun air tersebut di masak dengan baik, tetapi tidak
mengurangi kandungan pada air tesebut. Air tersebut juga dibuat
untuk mencucui dan mandi sehingga mengakibatkan timbulnya
penyakit kulit.
12

C. Polusi Udara
Udara merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak dapat
diperbarui, serta menjadi kebutuhan utama bagi makhluk hidup dalam
mempertahankan hidupnya. Maka dari itu perlu dijaga kebersihannya
melalui pemantauan, pengaturan dan pembatasan pemanfaatannya agar
tidak melampaui batas. Polusi atau pencemaran udara adalah salah satu hal
penting yang perlu dipertimbangkan untuk mencapai pembangunan
berwawasan lingkungan. Sesuai dengan pembangunan nasional yaitu
pembangunan masyarakat Indonesia seutuhnya, maka studi terkait
pencemaran lingkungan merupakan studi yang mengkaitkan udara sebagai
sumber daya alam dengan kepentingan manusia seperti kesehatan,
keselamatan, kesejahteraan, dan kenyamanan (K4). Hal tersebut
menunjukkan pentingnya kebersihan udara untuk kehidupan.
Pencemaran udara merupakan permasalahan yang rumit, karena
menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan karakteristik fisik, sumber
emisi zat pencemar (macam sumber, laju pencemaran, kecepatan dan
tinggi emisi, elemen iklim yang mempengaruhi penyebaran zat pencemar
di lokasi di mana zat pencemar diemisikan maupun kondisi iklim lokal di
daerah penerima pencemaran udara).
1. Penyebab
Polutan udara primer dapat dibedakan menjadi 5 kelompok yaitu
karbon monoksida, nitrogen okside, hidrokarbon, sulfur diokside, Serta
polutan lainnya.
a. Karbon Monoksida
Karbon monoksida (CO) adalah salah satu komponen idak
berwarna, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa. CO yang
terdapat di alam dapat terbentuk dari salah satu proses berikut:
1) Pembakaran tidak lengkap terhadap karbon atau komponen
yang mengandung karbon.
2) Reaksi antara karbon dioksida dan komponen yang
mengandung karbon pada suhu tinggi.
13

3) Pada suhu tinggi karbon dioksida terurai menjadi karbon


monoksida dan O.
Apabila gas CO ini terhirup melalui saluran pernapasan dan
berdifusi ke dalam darah, maka CO akan lebih cepat berikatan
dengan Hb dibandingkan dengan oksigen. Akibatnya, CO akan
terbawa ke jaringan dan oksigen dalam tubuh menjadi berkurang
sehingga tubuh akan mengalami pusing dan sakit kepala. Selain
itu, penumpukan CO dalam jaringan dapat menimbulkan
keracunan.
Gas karbon dioksida (CO2) berasal dari hasil pembakaran
hutan, industri, pesawat terbang, pesawat luar angkasa, kapal dan
mesin-mesin seperti motor, mobil, serta kereta api. Hasil
pembakaran tersebut akan meningkatkan kadar CO2, sehingga
udara tercemar. Apabila kadar CO2 di udara terus meningkat dan
melebihi batas tolerasi yaitu melebihi 0,0035 % serta tidak segera
diubah oleh tumbuhan menjadi oksigen, maka dapat menyebabkan
terbentuknya gas rumah kaca yang efeknya akan meningkatkan
pemanasan global suhu bumi (global warming). Hal tersebut terjadi
karena sebagian sinar matahari yang masuk ke bumi dipantulkan
ke luar angkasa. Karena tertahan oleh adanya rumah kaca, maka
sinar tersebut tetap berada di permukaan bumi dan akan
meningkatkan suhu bumi (pemanasan global). Pemanasan global
ini dapat mengakibatkan bahaya kekeringan yang hebat yang
mengganggu kehidupan manusia dan mencairnya lapisan es di
daerah kutub. Gas karbon dioksida ini berasal dari asap pabrik,
pembakaran sampah, kebakaran hutan, dan asap kendaraan
bermotor. Selain itu, efek dari gas rumah kaca juga dipicu oleh
hasil pembakaran fosil (batu bara dan minyak bumi) yang berupa
hasil buangan bentuk CO2 dan sulfur belerang.
14

b. Nitrogen Dioksida
Nitrogen oksida adalah istilah umum untuk kelompok gas yang
terdiri dari nitrogen dan oksigen, tidak berbau, tidak berwarna, dan
tidak menyebabkan iritasi. Gas ini terdiri dari dua macam, yaitu
Nitrogen Monoksida (NO) dan Nitrogen Dioksida (NO2). Kedua
macam gas tersebut mempunyai sifat yang sangat berbeda dan
keduanya sangat berbahaya bagi kesehatan. Gas NO yang
mencemari udara secara visual sulit diamati karena tidak berwarna
dan tidak berbau. Sedangkan gas No2 bila mencemaei udara
mudah diamati dari baunya yang sangat menyengat dan warnanya
coklat kemerahan.
Sifat racun (toksisitas) gas Nitrogen Dioksida (NO2) empat kali
lebih kuat daripada toksititas gas NO. Organ tubuh yang paling
peka terhadap pencemaran gas NO2 adalah paru-paru. Paru-paru
yang terkontaminasi oleh gas No2 akan membengkak sehingga
penderita sulit bernafas yang dapat mengakibatkan kematian.
Udara yang mengandung NO dalam batas normal relatif aman dan
tidak berbahaya, kecuali bila gas NO berada dalam konsentrasi
tinggi. Konsentrasi gas Nitrogen Monoksida (NO) yang tinggi
dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf yang
mengakibatkan kejang-kejang. Bila keracunan ini terus berlanjut
akan mengakibatkan kelumpuhan. Gas Nitrogen Monoksida (NO)
akan menjadi lebih berbahaya apabila gas itu teroksidasi oleh
oksigen sehingga menjadi gas NO2.
Udara yang telah tercemar oleh gas Nitrogen Oksida tidak
hanya berbahaya bagi manusia dan hewan saja, tetapi juga
berbahaya bagi kehidupan tanaman. Pengaruh gas Nitrogen
Dioksida (NO2) pada tanaman antara lain adalah timbulnya bintik-
bintik pada permukaan daun. Pada konsentrasi yang lebih tinggi
gas tersebut dapat menyebabkan nekrosia atau kerusakan pada
jaringan daun. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat
15

berfungsi sempurna sebagai tempat terbentuknya karbohidrat


melalui proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat
berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi gas Nitrogen
Monoksida (NO) sebanyak 10ppm sudah dapat menurunkan
kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60% hingga 70%.
Pencemaran udara oleh gas Nitrogen Dioksida (NO2) juga
dapat menyebabkan timbulnya Peroxy Acetil Nitrates yang
disingkat PAN. Peroxy Acetil Nitrates ini menyebabkan iritasi
pada mata yang menyebabkan mata terasa pedih dan berair.
Campuran Peroxy Acetil Nitrates bersama senyawa kimia lainnya
yang ada di udara menyebabkan terjadinya foto kimia atau Photo
Chemistry Smog yang sangat mengganggu lingkungan.
Selain beberapa dampak diatas masih ada beberapa dampak
lain seperti menyebabkan mutasi genetik sehingga merusak janin
yang sedang berkembang, penurunan kesuburan pada wanita,
pingsan, kerusakan pada kulit dan gigi, batuk, kelelahan, mual, dan
penurunan fungsi paru-paru.
c. Hidrokarbon
Struktur Hidrokarban (HC) terdiri dari elemen hidrogen dan
korbon dan sifat fisik HC dipengaruhi oleh jumlah atom karbon
yang menyusun molekul HC. HC adalah bahan pencemar udara
yang dapat berbentuk gas, cairan maupun padatan. Semakin tinggi
jumlah atom karbon, unsur ini akan cenderung berbentuk padatan.
Hidrokarbon dengan kandungan unsur C antara 1-4 atom karbon
akan berbentuk gas pada suhu kamar, sedangkan kandungan
karbon diatas 5 akan berbentuk cairan dan padatan.
Kegiatan industri yang berpotensi menimbulkan cemaran
dalam bentuk HC selain pertambangan dan industry pengolahan
batu bara adalah industri plastik, resin, pigmen, zat warna,
pestisida dan pemrosesan karet. Diperkirakan emisi industri
sebesar 10 % berupa HC. Sumber HC dapat pula berasal dari
16

sarana transportasi. Kondisi mesin yang kurang baik akan


menghasilkan HC.
Beberapa dari bahan bahan pencemar ini merupakan senyawa-
senyawa yang bersifat karsinogenik dan mutagenik, seperti etilen,
formaldehid, benzena, metil nitrit dan hidrokarbon poliaromatik
(PAH). Bila PAH ini masuk dalam paru-paru akan menimbulkan
luka dan merangsang terbentuknya sel-sel kanker. Jika gas dan uap
yang sifatnya larut dalam air, maka zat tersebut dapat larut di
dalam lendir yang melapisi permukaan saluran pernapasan,
sehingga menimbulkan iritasi dan mungkin tidak akan pernah
mencapai bagian bawah serat alveolus.
Reaksi pembakaran hidroakarbon yang melibatkan O2 akan
menghasilkan panas yang tinggi. Panas yang tinggi ini
menimbulkan peristiwa pemecahan (Cracking) menghasilkan
rantai hidrokarbon pendek atau partikel karbon. Gas hidrokarbon
dapat bercampur dengan gas buangan lainnya. Cairan hidrokarbon
membentuk kabut minyak (droplet). Padatan hidrokarbon akan
membentuk asap pekat dan menggumpal menjadi debu/partikel.
Hidrokarbon bereaksi dengan NO2 dan O2 mengahsilkan PAN
(Peroxy Acetyl Nitrates).Campuran PAN dengan gas CO dan O3
disebut kabut foto kimia (Photo Chemistry Smog) yang dapat
merusak tanaman. Daun menjadi pucat karena selnya mati. Jika
hidrokarbon bercampur bahan lain toksitasnya akan meningkat.
d. Sulfur Dioksida
Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida
sulfur (SOx). Gas ini sangat mudah terlarut dalam air, memiliki
bau namun tidak berwarna. Sebagaimana O3, pencemar sekunder
yang terbentuk dari SO2, seperti partikel sulfat, dapat berpindah
dan terdeposisi jauh dari sumbernya.
SO2 dan gas-gas oksida sulfur lainnya terbentuk saat terjadi
pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur. Sulfur
17

sendiri terdapat dalam hampir semua material mentah yang belum


diolah seperti minyak mentah, batu bara, dan bijih-bijih yang
mengandung metal seperti alumunium, tembaga,seng,timbal dan
besi. Di daerah perkotaan, yang menjadi sumper sulfur utama
adalah kegiatan pemangkit tenaga listrik, terutama yang
menggunakan batu bara ataupun minyak diesel sebagai bahan
bakarnya, juga gas buang dari kendaraan yang menggunakan diesel
dan industri-industri yang menggunakan bahan bakar batu bara dan
minyak mentah.
Pencemaran SOx diudara terutama berasal dari pemakaian baru
bara yang digunakan pada kegiatan industri, transportasi, dan lain
sebagainya. Belerang dalam batu bara berupa mineral besi peritis
atau FeS2 dan dapat pula berbentuk mineral logam sulfida lainnya
seperti PbS, HgS, ZnS, CuFeS2 dan Cu2S. Dalam proses industri
besi dan baja (tanur logam) banyak dihasilkan SOx karena mineral-
mineral logam banyak terikat dalam bentuk sulfida. Pada proses
peleburan sulfida logam diubah menjadi oksida logam. Proses ini
juga sekaligus menghilangkan belerang dari kandungan logam
karena belerang merupakan pengotor logam.
Gas SO2 telah lama dikenal sebagai gas yang dapat
menyebabkan iritasi pada system pernafasan, seperti pada slaput
lender hidung, tenggorokan dan saluran udara di paru-paru. Efek
kesehatan ini menjadi lebih buruk pada penderita asma. Disamping
itu SO2 terkonversi di udara menjadi pencemar sekunder seperti
aerosol sulfat. Tingginya kadar SO2 di udara merupakan salah satu
penyebab terjadinya hujan asam. Sulfur dioksida juga berbahaya
bagi tanaman. Adanya gas ini pada konsentrasi tinggi dapat
membunuh jaringan pada daun. pinggiran daun dan daerah diantara
tulang-tulang daun rusak. Kerusakan oleh pencemaran SO2 juga
dialami oleh bangunan yang bahan-bahannya seperti batu kapur,
batu pualam, dolomit akan dirusak oleh SO2 dari udara. Efek dari
18

kerusakan ini akan tampak pada penampilannya, integritas struktur,


dan umur dari gedung tersebut. Ancaman serius juga dapat terjadi
pada bagunan tua serta monument termasuk candi dan patung.
Hujan asam dapat merusak batuan sebab akan melarutkan kalsium
karbonat, meninggalkan kristal pada batuan yang telah menguap.
Seperti halnya sifat kristal semakin banyak akan merusak batuan.

2.3 Cara Penganggulangan Kerusakan Yang Disebabkan Manusia


A. Penanganan pada polusi tanah
1. Remediasi
Remeidasi merupakan kegiatan untuk membersihkan
permukaan tanah yang tercemar. Ada dua jenis remediasi tanah,
yaitu in-situ (on-site) dan ex-situ (off-site). Pembersihan on-site
merupakan pembersihan dilokasi. Pembersihan ini lebih murah dan
lebih mudah, terdiri dari pembersihan, venting (injeksi) dan
bioremediasi. Pembersihan off-site meliputi penggalian tanah yang
tercemar dan kemudian dibawa ke daerah yang aman. Setelah itu di
daerah aman, tanah tersebut dibersihkan dari zat tercemar.
2. Bioremediasi
Bioremediasi merupakan proses pembersihan pencemaran
tanah dengan menggunakan mikroorganisme (jamur, bakteri),
bioremediasi bertujuan untuk memecah atau mendegradasi zat
pencemar menjadi bahan yang kurang beracun atau tidak beracun
(karbondioksida dan air).

B. Penanggulangan Pada Polusi Air


Untuk menanggulang adanya pencemaran air atau polusi air
maka ada beberapa cara untuk menanggulanginya, sebagi berikut:
1. Penggunaan pupuk organik dan kompos sebagai pengganti pupuk
buatan pabrik. Hal ini merupakan alternatif tepat untuk mengurangi
pencemaran air oleh nitrat dan fospat. Dengan adanya kompos ini
19

makan tidak ada lagi limbah-limbah pupuk anorganik pertanian


yang dibuang di sungai. Sehingga mengurangi pencemaran air.
2. Menghindari penggunaan racun dan bahan peledak untuk
menangkap ikan.
Karena dengan menggunakan racun dan bahan peledak benih-
benih ikan akan mati sehingga akan punah karena dari ikan yang
besar sampai yang terkecil akan mati semua. Lebih baik
mengguankan jala atau pancing di sampinglebih higenies juga
tidak merusak benih-benih ikan.
3. Jangan membuang limbah rumah tangga di sungai atau danau.
4. Kurangi penggunaan deterjen
5. Pengolahan limbah cair dari pabrik/industri dengan benar.
Limbah cair yang berasal dari pabrik sebaiknya disaring,
diencerkan, diendapkan dan dinetralkan dulu seblum dibuang ke
sungai.
6. Perencanaan AMDAL
Pembangunan kawasan industri sebaiknya disertai dengan
perencanaan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan).
7. Kawasan industri harus memenuhi syarat yang telah ditentukan.
Yaitu telah memiliki instalansi pengolahan limbah, jauh dari
permukiman warga, serta seminimal mungkin menghasilkan
limbah.
8. Pencegahan kebocoran instalai pengeboran minyak lepas pantai
dan kebocoran tanker minyak.

C. Penanggulangan Pada Polusi udara


Untuk menanggulang adanya pencemaran udara atau polusi
udara maka ada beberapa cara untuk menanggulanginya, sebagi
berikut:
20

1. Melakukan larangan kepada petani-petani, pengusaha-pengusaha


perkebunan melakukan pembakaran pada lahan pertanian yang
akan mereka usahakan.
2. Gas-gas buangan industri sebelum dilepaskan/dibuang keudara,
terlebih dahulu harus dinetralkan.
3. Melakukan penghijauan, terutama di daerah-daerah industri dan
perkotaan. Tujuannya agar karbondioksida yang dihasilkan mesin-
mesin industri dan kendaraan bermotor, dapat diserap oleh
tumbuh-tumbuhan. Demikian pula halnya dengan debu-debu yang
berterbangan di udara, bila bersentuhan dengan daun-daunan akan
lengket pada daun, dan ketika hujan turun akan dibawa oleh air
hujan jatuh ke tanah. Dengan demikian, penghijauan dapat pula
mengurangi debu-debu yang berterbangan di udara. Apakah Anda
telah turut ambil bagian dalam menggalakkan penghijauan? Anda
dapat melakukannya sendiri-sendiri atau bersama-sama teman ikut
mempelopori penghijauan di lingkungan masing-masing.
4. Mengurangi penggunaan minyak bumi sebagai sumber bahan
bakar dan menggantikannya dengan energi lain yang tidak
menimbulkan pencemaran seperti energi panas matahari (tenaga
surya), tenaga air (hidroelektrik), tenaga angin, dan sebagainya.
5. Penempatan daerah kawasan industri supaya berada jauh dari
pemukiman, terutama pemukiman yang padat penduduknya.
6. Menciptakan mesin dari kendaraan bermotor yang hemat energi
dan efek pencemarannya kecil.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Polusi adalah masuknya makhluk hidup, zat, energi, maupun materi
ke dalam lingkungan sehingga menyebabkan lingkungan kurang atau
tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya.
3.1.2 Pencemaran tanah merupakan keadaan dimana bahan kimia buatan
manusia masuk dan merubah lingkungan tanah alami.
3.1.3 Polusi atau pencemaran udara adalah salah satu hal penting yang
perlu dipertimbangkan untuk mencapai pembangunan berwawasan
lingkungan.
3.1.4 Polusi air merupakan peristiwa masuknya zat, energi,
unsur/komponen lainnya didalam air sehingga kualitas air terganggu
yang dapat ditandai dengan adanya perubahan bau, rasa, dan warna
pada air sehingga air tidak murni lagi.

3.2 Saran
Dengan menggunakan bahan-bahan yang ramah lingkungan dapat
mengurangi polusi.
DAFTAR PUSTAKA

Suparwato. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam mayeri pencemaran udara. Jakarta:


Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Anonymous. 2009. Diktat Penuntun Pratikum Kimia Anorganik. Malang: UMM.

Yunan. 2003. Pencemaran Air Dan Pengaruh Terhadap Kesehatan. Yogyakarta:


Seminar PPBMI-Batam.
Muslimah. 2015. Dampak Pencemaran Tanah Dan Langkah Pencegahan. Jurnal
Penelitian. 2(1): 11-20.
Fardiaz, S. 1992. Pencemaran Air dan Udara. Yogyakarta: Kanisius.
LAMPIRAN

LAMPIRAN

1. Endah Suliasti Ningsih (170210104027): Bagaimana solusi dari


penggunaan bahan peledak untuk menangkap ikan?
Jawaban :
Caranya adalah dengan menggunakan alat penangkap ikan yang
tidak merusak ekosistem air dan juga memberikan sanksi kepada pelaku,
karena apabila menggunakan bahan peledak maka akan menyebabkan
kerusakan pada ekosistem air sehingga ikan yang besar dan kecil akan
mati dan juga akan menyebabkan ikan mengalami kepunahan. Kita
sebagai mahasiswa dapat melakukan sosialisasi kepada masyarakat
tentang bahaya dan dampak dari penggunaan peledak saat menangkap
ikan.
2. Rizki Intan (170210104016): Pencemaran yg disebabkan oleh limbah
pertanian, pada tanaman biasanya terdapat cabuk/hama dimana
pembasmiannya adalah dengan pestisida, apa solusi dari hal tersebut?
Jawaban:
Yaitu dengan menggunakan pestisida secara tidak berlebihan atau
menggunakan pembasmi hama yang lebih ramah lingkungan. Penggunaan
pembasmi hama secukupnya sebenarnya sudah mampu membuat indukan
hama mandul sehingga tidak dapat berkembang biak. Jika dibiarkan maka
lama kelamaan hama akan habis karena tidak berkembang biak.
3. Qothrun Nada Firdausi Yuniarti (170210104020): Penyebab pencemaran
air adalah penggunaan detergen yg berlebih, dimana kita tidak dapat
terlepas dari hal tersebut. Bagaimana penanggulangannya?
Jawaban :
Tidak mnggunakan deterjen melebihi batas. Air limbah deterjen
dibuang kedalam kloset atau WC agar tidak membuat polusi air dan tanah.
Air dari WC kemudian akan mengalir ke septik tank. Kemudian limbah
yang terdapat di dalam septik tank akan diambil oleh petugas yang
bertugas untuk mengangkut limbah.
4. Evrilia Ike Rachmawati (170210104006): Solusi lain dari sampah agar
tidak menyebabkan polusi?
Jawaban :
Dengan cara tidak menimbun sampah atau membakar sampah.
Sampah yang masih dapat digunakan dapat dimanfaatkan atau di olah
kembali menjadi barang yang lebih bermanfaat. Sampah yang dihasilkan
oleh masyarakat harus diolah kembali sebelum dibuang agar tidak
menyebabkan polusi udara atau lebih mudah diurai oleh mikroorganisme.
5. Mela Dwi Istighfarini (170210104007): Bagaimana cara menetralkan gas-
gas buangan?
Jawaban :
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menetralkan gas-gas
buangan, antara lain yaitu:
a. Desulfurisasi menggunakan filter basav atau wet scrubber.
b. Pengendapan siklon, yaitu berupa pengendapan debu atau abu yang
ikut dalam gas buangan atau udara. Prinsip kerjanya yaitu
memanfaatkan gaya sentrifugal dari udara atau gas buangan yang
sengaja dihembuskan melalui tepi dinding tabung siklon sehingga
partikel yang relatif berat akan jatuh ke bawah.
c. Filter basah, merupakan filter udara yang menggunakan prinsip
pembersihan udara kotor dengan cara menyemprotkan air dari
bagian atas alat sedangkan udara yang kotor dari bagian bawah
alat. Pada saat udara yang berdebu kontak dengan air, maka debu
akan ikut turun ke bawah.
d. Pengendapan sistem gravitasi, merupakan alat yang membersihkan
udara kotor yang ukuran partikelnya cukup besar. Cara kerjanya
yaitu dengan mengalirkan udara yang kotor ke dalam alat yang
ketika terjadi perubahan kecepatan secara tiba-tiba, partikel debu
akan terkumpul di bawah akibat adanya gaya gravitasi yang
menariknya.
6. Devita Nur Insani (170210104017): Tadi dijelaskan proses
penanggulangan pencemaran tanah, apakah optimal proses
penanggulangan tersebut?
Jawaban:
Penanggulangan yang dilakukan hanyalah mengurang dampak
buruk yang timbul akibat pencemaran. Penanggulangan yang dilakukan
tidak mampu mengembalikan kondisi tanah normal kembali seperti sedia
kala. Karena yang paling baik adalah mencegah dari pada mengobati.
7. Wardah Laily Nur Baity (170210104002): Di Muncar terjadi pencemaran
air, bagaiamana masyarakat sekitar untuk meminimalisir pencemaran
tersebut?
Jawaban:
Dengan cara tidak membuang limbah ke sungai atau laut.
Sebaiknya pabrik yang terdapat didaerah sekitar harus disertai dengan
perencanaan AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Sebagai
seorang masyarakat kita juga harus memiliki kesadaran akan pentingnya
menjaga lingkungan.
8. Novita Nur Malaningtyas (170210104023): Bagaimana pestisida tersebut
dapat mencemari biomasa di bagian tanah?
Jawaban:
Pestisida yang digunakan akan meresap ke dalam tanah dan dapat
merubah kondisi dan struktur kimia tanah.
9. Wahyuning Putri Lestari (170210104004): Apakah pembakaran kayu
menjadi arang merupakan salah satu pencemaran udara, padahal hal
tersebut adalah pembakaran tidak sempurna?
Jawaban:
Pembakaran kayu menjadi arang merupakan salah satu pencemaran
udara karena proses pembakarang kayu merupakan pembakaran tidak
sempurna yang akan menghasilkan gas karbon monoksida. Apabila kadar
karbon monoksida diudara meningkat maka akan menyebabkan
pencemaran udara.
10. Lailatul Istimewa (170210104010): Proses penanggulangan pencemaran
tanah adalah dengan remediasi dan hal tersebut menggunakan alat,
bagaimana solusi jika tidak tercapai untuk penanggulangan pencemaran
tanah?
Jawaban:
Yaitu dengan memperbaiki perilaku pencemaran yang dapat
merusak kondisi tanah. Dapat juga dengan melakukan penanaman pohon
sehingga dapat secara bertahap memperbaiki kondisi tanah yang telah
rusak.

Anda mungkin juga menyukai