YEHEZKIEL E TAMPUBOLON
NIM: 130402091
FAKULTAS TEKNIK
MEDAN
2020
ABSTRAK
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “ STUDI PRAKIRAAN POTENSI PEMBANGKIT LISTRIK
PANAS BUMI DI PLTP SARULLA”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu
persyaratan untuk menyelesaikan studi dan memperoleh gelar sarjana Teknik di
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Selama masa perkuliahan sampai masa penyelesaian skripsi ini, penulis banyak
memperoleh bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Penulis menyadari betul setiap
berkat, doa, motivasi, dan bimbingan yang penulis peroleh selama proses tersebut. Untuk
itu, dengan setulus hati penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada :
1. Bapak Dr. Fahmi, ST., M.Sc., IPM, selaku Ketua Departemen Teknik Elektro FT-
USU dan Bapak Ir. Arman Sani, MT, selaku Sekretaris Departemen Teknik Elektro
FT-USU.
2. Bapak Ir.Eddy Warman, MT, selaku dosen Pembimbing Skripsi, atas segala
bimbingan, pengarahan, motivasi dan telah meluangkan banyak waktu dalam
menyelesaikan Skripsi ini.
3. Bapak Ir. M Zulfin,MT, selaku dosen wali penulis, atas motivasi dan bimbingannya
kepada penulis selama mengikuti proses perkuliahan.
4. Seluruh Staf Pengajar di Departemen Teknik Elektro USU dan Seluruh Karyawan
di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Elektro USU.
5 Bapak Donny tambunan dan Hendrik siahaan, yang telah bersedia membantu
penulis dalam proses pengambilan data di PLTP Sarulla .
6 Orang tua dan keluarga yang selalu memberi arahan dan semangat selama masa
perkuliahan sampai penulisan skripsi ini.
7 Seluruh teman teman 2013, abang-kakak senior dan adik-adik junior yang telah
mau berbagi pengalaman dan motivasi kepada penulis.
ii
8 Semua orang yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis ucapkan
terimakasih banyak.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak luput dari kesalahan-kesalahan, baik dari
segi tata bahasa maupun dari segi ilmiah. Untuk itu, penulis akan menerima dengan
terbuka, segala saran dan kritik yang ditujukan untuk memperbaiki skripsi ini. Akhir kata,
semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis dan pembaca.
Medan, juni 2020
Penulis
Yehezkiel E Tampubolon
iii
DAFTAR ISI
ABSTRAK................................................................................................... i
iv
2.7 Komponen Utama PLTP .................................................................19
2.7.5 Transformator.......................................................................21
5.1 Kesimpulan................................................................................. 28
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.3 Skema Terjadinya Sumber Air Panas dan Sumber Uap .......................6
vi
DAFTAR TABEL
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
dilakukan pada salah satu sumur produksi PLTP Sarulla unit II, dimana total dari
sumur produksi yang terdapat di unit II adalah 10 sumur produksi.
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk menghitung nilai potensi
panas bumi yang dibangkitkan pada PLTP Sarulla yang bergantung pada potensi
cadangan panas bumi dan energi listrik pada pembangkit itu sendiri.
2
Manfaat yang diharapkan dari skripsi ini adalah :
1. Menambah ilmu pengetahuan dan teknologi bagi penulis maupun
pembaca
2. Hasil penelitian ini dapat dipakai menjadi salah satu referensi dalam
memprakirakan potensi dari pembangkit listrik tenaga panas bumi pada
umumnya.
3
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang penjelasan latar belakang, rumusan masalah,
tujuan penulisan, batasan masalah, manfaat penelitian, metode
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas tentang Sumber Panas Bumi, Estimasi Umur
Potensi Panas Bumi, Tahapan Kegiatan Pengembangan Panas
Bumi. Proses Terjadinya Energi Listrik, Sistem Kerja PLTP,
Komponen Utama PLTP,
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini mengulas tentang waktu dan tempat penelitian, bahan dan
peralatan, pelaksanaan penelitian, variabel yang diamati, dan
prosedur penelitian.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang data yang diperoleh dari PLTP Sarulla dan
proses perhitungan potensi panas bumi beserta pembahasan dan
grafik.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini membahas tentang hal-hal yang dianggap penting dalam
tulisan yang dirangkum sebagai suatu kesimpulan dan saran dari
hasil analisa data yang diperoleh.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2.1 Proses Magmatimasi karena tumbukan antar lempeng (Anonim, 2013)
Magma yang menyebabkan letusan-letusan vulkanik menghasilkan sumber uap
dan air panas pada permukaan bumi di banyak tempat yang terdapat air di bawah
tanah yang bersinggungan dengan panas di perut bumi dan menimbulkan suhu
dan tekanan tinggi yang mengalir ke permukaan sebagai air panas, lahar panas dan
aliran uap.
Pada dasarnya bumi terdiri dari tiga bagian seperti gambar 2.2. Bagian
paling luar adalah lapisan kulit atau kerak bumi (crust). Tebalnya rata-rata 30 - 40
km atau lebih di daratan, dan di laut antara 7 - 10 km. Bagian berikutnya
dinamakan mantel bumi (mantle) merupakan lapisan yang semicair atau batuan
yang meleleh atau sedang mengalami perubahan fisik akibat pengaruh tekanan
dan temperatur tinggi di sekitarnya, yang terdiri atas batu yang dalamnya
mencapai kira-kira 3000 km dan berbatasan dengan inti bumi yang panas sekali.
5
Bagian luar dari inti bumi (outer core) berbentuk liquid. Inti ini terdiri atas inti
cair atau inti meleleh yang mencapai 2000 km. Kemudian lapisan terdalam dari
inti bumi (inner core) berwujud padat inti keras yang mempunyai garis tengah
sekitar 2600 km. Panas inti mencapai lebih dari 50000C.
Menurut perkiraan rata-rata panas yang mencapai permukaan bumi adalah sebesar
400kkal/m2 setahun. Dipermukaan bumi sering terdapat sumber-sumber air panas,
bahkan sumber uap panas. Panas itu datangnya dari batu-batu yang meleleh atau
magma yang menerima panas dari inti bumi. Pada gambar 2.3 memperlihatkan
secara skematis terjadinya sumber uap, yang biasanya disebut fumarole atau
geyser serta sumber air panas.
6
Gambar 2.3 skema Terjadinya Sumber Air Panas dan Sumber Uap
Magma yang terletak di dalam lapisan mantel, memanasi lapisan batu padat. Di
atas batu padat terletak suatu lapisan batu berpori, yaitu batu mempunyai banyak
lubang kecil. Bila lapisan batu berpori ini berisi air, yang berasal dari air tanah,
atau resapan air hujan, atau resapan air danau maka air itu turut dipanaskan oleh
lapisan batu padat yang panas itu. Bila panasnya besar, maka terbentuk air panas,
bahkan dapat terbentuk uap dalam lapisan batu berpori. Bila diatas lapisan batu
berpori terdapat satu lapisan batu padat, maka lapisan batu berpori berfungsi
sebagai boiler. Uap dan juga air panas bertekanan akan berusaha keluar. Dalam
hal ini ke atas, yaitu kearah permukaan bumi. Adanya sumber daya panas bumi
pada suatu daerah dapat diketahui dari gejala aktifitas yang dapat ditemukan pada
permukaan bumi. Seperti adanya semburan uap panas dan mata air panas yang
dapat terjadi apabila terdapat komponen penyusun panas bumi sebagai berikut :
1. Terdapat batuan panas bumi berupa magma.
Batuan panas bumi berupa magma yang terdapat pada kedalaman yang
besar serta mengalami proses pendinginan secara konduktif dengan batuan
disekitarnya dapat menjadi sumber panas ideal bagi suatu sistem panas
bumi.
2. Adanya persediaan air tanah yang dekat dengan sumber magma dapat
terbentuk uap air panas.
3. Terdapat batuan reservoir untuk menyimpan uap dan air panas.
Karakteristik ini, air yang terpanasi oleh batuan panas menguap, sehingga
dapat mencapai permukaan dalam keadaan relatif kering sekitar 2000 C.
7
4. Terdapat batuan keras yang menahan hilangnya uap dan air panas
5. Adanya gejala tektonik. Gejala ini ditandai dengan adanya rekahan –
rekahan dikulit bumi yang akan memberikan jalan kepada uap dan air
panas untuk bergerak ke permukaan bumi
6. Panasnya harus mencapai suhu tertentu. Panas bumi bisa tergolong energi
geothermal jika mencapai suhu tertentu yaitu sekitar 1800 – 2500C.
Menghitung energi panas yang pada kenyataannya dapat diambil (cadangan panas
bumi). maka besarnya cadangan ditentukan sebagai berikut :
Hde = Rf . Hth (2.2)
8
Menghitung besarnya potensi listrik panas bumi yaitu besarnya energi listrik yang
dapat dibangkitkan selama periode waktu t tahun (dalam satuan MWe)
Hel = (2.3)
dimana :
He = Kandungan energi panas (kJ)
A = Luas area panas bumi (m2)
h = Tabel reservoar (m)
T = Temperatur reservoar (oC)
SL = Saturasi air (fraksi)
Sv = Saturasi uap (fraksi)
UL = Energi dalam air (kJ/kg)
Uv = Energi dalam uap (kJ/kg)
Ф = Porositas batuan reservoar (fraksi)
Cr = kapasitas panas batuan (kJ/kgoC)
ρr = density batuan (kg/m3)
ρL = density air (kg/m3)
ρv = density uap (kg/m3)
Hth = energi panas bumi maksimum yang dapat dimanfaatkan (kJ)
Hde = energi panas bumi maksimum yang dapat diambil ke permukaan (kJ)
Rf = faktor perolehan (fraksi)
η = faktor konversi listrik (fraksi)
Hel = potensi listrik panas bumi(MWe )
t = lama waktu (umur) pembangkit listrik (tahun)
9
2.3 Tahapan Kegiatan Pengembangan Panas Bumi
10
Mendapatkan informasi yang lebih baik mengenai kondisi geologi
permukaan dan bawah permukaan.
Mengidentifikasi daerah yang “diduga” mengandung sumber daya
panasbumi.
Survei yang dilakukan terdiri dari survei geologi, geokimia dan geofisika.
a. Survei Geologi
b. Survei Geokimia
Survei geofisika dilakukan untuk mengetahui sifat fisik batuan mulai dari
11
permukaan hingga kedalaman beberapa kilometer di bawah permukaan. Dengan
mengetahui sifat fisik batuan maka dapat diketahui daerah tempat terjadinya
anomali yang dosebabkan oleh sistem panas buminya dan lebih lanjut geometri
prospek serta lokasi dan bentuk batuan sumber panas dapat diperkirakan.
Data geofisika meliputi:
(1) sifat fisik batuan mulai dari permukaan hingga beberapa
kilometer dibawah permukaan,
(2) gradien temperature/anomali gradien,
(3) hasil survey gravity, geomagnetik, geolistrik,
(4) hasil analisis manifestasi permukaan
3. Pemboran
12
mengontrol formasi, mencegah masuknya fluida geothermal ke dalam lubang bor.
c. membersihkan mata bor dari serpih-serpih pengeboran, mendinginkan dan
melumas mata bor, mengurangi pengaratan pada mata bor.
c. Casing dan Liner
Casing adalah selubung lubang bor yang terbuat dari bahan campuran
logam. Ragam campuran akan mempengaruhi kekuatan casing, termasuk
ketahanan terhadap proses perkaratan. Kegunaan casing antara lain adalah: Untuk
menahan dinding lubang bor dari keruntuhan akibat tidak stabilnya formasi,
Untuk memisahkan/mengisolasi lubang bor dengan formasi, yang mempunyai
gradien tekanan yang berbeda. Untuk mengisolasi formasi yang satu dengan
formasi yang lainnya.
13
f. Blowout Preventer (BOP)
Blowout adalah kondisi ketika tekanan dari dalam formasi jauh melebihi
tekanan hidrostatik di dalam lubang bor. Fluida dari dalam formasi akan keluar
menuju ke permukaan dengan tidak terkontrol. Blowout preventer atau BOP
adalah alat bantu yang digunakan untuk menutup permukaan lubang bor.
Spesifikasi BOP yang dipasang disesuaikan dengan perkiraan tekanan bawah
formasi yang ditemui ketika eksplorasi.
Pengujian sumur geothermal dilakukan untuk mendapatkan
informasi/ data yang lebih persis mengenai :
a. Jenis dan Sifat Fluida Produksi
b. Kedalaman Reservoir
c. Jenis Reservoir
d. Temperatur Reservoir
e. Sifat Batuan Reservoir
f. Laju alir massa fluida, entalpi, dan fraksi uap pada berbagai
tekanan kepala sumur.
g. Kapasitas Produksi Sumur (dalam MW).
4. Studi Kelayakan
Tujuan dari studi ini adalah untuk menilai apakah sumber daya panas
bumi yang terdapat di daerah tersebut secara teknis dan ekonomis menarik untuk
diproduksikan.
5. Perencanaan
14
2.4 Pembangkit Listrik Panas Bumi PLTP Sarulla
Pengembangan Lapangan Panas Bumi dan Pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla yang berlokasi di Kecamatan Pahae
Julu dan Kecamatan Pahae Jae Kabupaten Tapanuli Utara Provinsi Sumatera
Utara, telah dimulai sejak tahun 1993 oleh Unocal North Sumatera Geothermal
(UNSG). Lokasi PLTP sarulla dapat dilihat pada gambar 2.5.
15
pemukiman. Lokasi Pembangkit Silangkitang Ruang Tata Letak :
sekitar 260m x 260m Ketinggian : 504 m dpl
Lokasi Pembangkit Namora I Langit Ruang Tata Letak : sekitar
260m x 385m Ketinggian : 830 m dpl
Pembangunan jaringan transmisi 150 kV berupa Saluran Udara
Tegangan Tinggi (SUTT) dari lapangan Silangkitang (SIL-1) ke
lapangan Namora I Langit (NIL1) sepanjang lebih kurang 15 km;
Energi listrik yang dihasilkan oleh pembangkit SIL dan NIL akan dikirimkan ke
jaringan kabel transmisi Sumatra milik PLN melalui substasiun yang akan
dibangun oleh PLN di dekat pembangkit NIL. Kabel transmisi antara substasiun
PLN dan lapangan pembangkit Namora I Langit akan bertegangan 150 kV, dua
(2) sirkuit dengan kapasitas cukup per sirkuit untuk mengangkut listrik penuh dari
unit unit pembangkit Sarulla.
16
berbasis panas bumi, yaitu terdiri dari generator, turbin sebagai penggerak
generator, heat exchanger, chiller, pompa, dan sebagainya.
17
3. Air akan mengalami pemanasan dan menjadi uap bertekanan dan
keluar melalui sumur produksi.
4. Uap yang keluar masih mengandung air sehingga harus dilakukan
pemisahan antara uap dan air pada separator.
5. Dari sini uap kering akan menuju turbin dan selanjutnya menjalankan
generator untuk digunakan sebagai pembangkit listrik, sedangkan
airnya akan menuju kembali kedalam injektor.
6. Setelah uap menyelesaikan tugasnya menggerakan turbin maka akan
menuju kondensor untuk dijadikan air kembali. Air dari kondensor
akan didinginkan pada tangki pendingin melalui sistim pendinginan
udara untuk selanjutnya air dapat di injeksikan kembali pada sumur
injeksi.
18
2.7.2 Separator
Separator merupakan suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan
zat-zat padat, silica, dan zat lain yang bercampur dengan uap yang masuk ke
dalam separator. Separator yang memiliki efisiensi tertinggi adalah jenis Cyclone
(99%). Separator ini berbentuk silinder tegak dimana pipa tempat masuknya
steam dirancang sedemikian rupa sehingga membentuk arah aliran sentrifugal.
Uap yang masuk separator akan berputar akibat adanya perbedaan berat jenis,
maka kondensat dan partikel-partikel padat yang ada dalam aliran uap akan
terpisah dan jatuh ke bawah dan ditampung dalam dust collector sampai mencapai
maksimum atau sampai waktu yang telah ditentukan. Sedangkan uap yang lebih
bersih akan keluar melalui pipa bagian atas dari separator. Kotoran yang ada
dalam dust collector di drain secara berkala baik otomatis ataupun manual. Hal ini
dilakukan untuk menghindari terjadinya korosi, erosi dan pembentukan kerak
pada turbin.
19
sudu tetap maupun sudu beratnya.
2.7.4 Generator
Generator adalah sebuah alat yang berfungsi untuk merubah
energi mekanik putaran poros turbin menjadi energi listrik. Generator akan
menghasilkan energi listrik bolak balik sebesar 11,8 kV ketika turbin yang
berputar dengan putaran 3000 rpm mengkopel terhadap generator. Perputaran
pada generator tersebut akan menghasilkan perpotongan gaya gerak magnet yang
menghasilkan energi listrik.
2.7.6 Kondensor
Kondensor adalah suatu alat untuk mengkondensasikan uap
bekas dari turbin dengan kondisi tekanan yang hampa. Uap bekas dari turbin
masuk dari sisi atas kondensor, kemudian mengalami kondensasi sebagai akibat
penyerapan panas oleh air pendingin yang diinjeksikan melalui spray nozzle. Uap
bekas yang tidak terkondensasi dikeluarkan dari kondensor oleh ejector. Ejector
ini juga berfungsi untuk mempertahankan hampa kondensor pada saat operasi
normal dan membuat hampa kondensor sewaktu start awal. Air kondensat
dipompakan oleh dua buah pompa pendingin utama (Main Cooling Water Pump)
ke menara pendingin (Cooling Tower) untuk didinginkan ulang sebelum
disirkulasikan kembali ke kondensor.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
Bahan yang digunakan untuk penelitian ini adalah data dari Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Bumi (PLTP) Sarulla. Peralatan yang di gunakan adalah laptop,
kalkulator, buku panduan perhitungan potensi cadangan panas dan potensi energi
listrik yang dibangkitkan PLTP serta menggunakan software Ms.word.
21
8. Faktor perolehan (fraksi).
9. Lama waktu pembangkitan listrik (tahun).
10. Faktor konversi listrik (fraksi).
11. Temperatur pada keadaan akhir (0C).
12. Saturasi air dan saturasi uap pada keadaan akhir (fraksi).
22
3.5 Prosedur Penelitian
Mulai
Menghitung kandungan
energi panas
Menghitung potensi
energi listrik
Ya
Hitung lagi
tidak
Selesai
23
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 umum
Penelitian pada sumur WJP1-1 PLTP sarulla unit II diperoleh data sebagai berikut:
Keadaan
Parameter Simbol Satuan
Awal Akhir
Luas daerah reservoir A m2 15x106
Ketebalan reservoir H m 2282
Temperatur reservoir T 0
C 329 264
Saturasi air SL fraksi 0.3
Saturasi uap SV fraksi 0.7
Porositas batuan Φ fraksi 0.1
Densitas batuan ρr kg/m3 2700
Densitas air ρL Kg/m3 850 - 880
Densitas uap ρv Kg/m3 11.62 - 5, 16
Kapasitas panas
batuan cr kJ/kg 0C 0.9
24
Energi dalam uap Uv Kj/kg 2601 - 2500
Lama waktu
pembangkitan listrik T tahun 30
Tabel 4.2 parameter data potensi panas bumi sumur WJP1-1 PLTP sarulla unit II
Berdasarkan data yang telah diketahui, ada beberapa parameter yang akan dihitung
secara matematis adalah sebagai berikut :
25
4.3.3 Energi maksimum yang dimanfaatkan ( Hth)
4.3.4 Energi panas yang kenyataan nya dapat diambil (cadangan panas
bumi) (Hde)
Nilai recovery factor menggambarkan seberapa besar energi yang dapat diambil dari
reservoir panas bumi. Nilai tersebut memiliki korelasi terhadap permeabilitas dan
porositas reservoir, dengan sistem panas bumi yang yang berbeda akan memiliki nilai
recovery factor yang berbeda. berdasarkan Standar Nasional Indonesia SNI 13-6171-
1999 yang dipengaruhi oleh faktor geologi, geokimia, geo fisika dan manifestasi
panas bumi aktif adalah sebesar 25%.
Hde = Rf . Hth
=(0.25)( 5,2x1015kj)
= 1,3x1015kj
Hel =
=
=137.409 Mw
26
Daya yang diperoleh dari hasil ini merupakan daya kotor, dimana dalam proses
konversinya dari energi panas ke energi mekanis dan kemudian baru diubah ke
bentuk energi listrik yang dioeroleh dari terminal generatornya. Selama proses
konversi terjadi kerugian daya, sehingga daya listrik yang mungkin dapat dihasilkan
adalah
daya = 137.409 x 15%
= 20.611 Mw
= 20 Mw
sehingga diperoleh daya listrik pada sumur WJP1-1 PLTP Sarulla unit II sebesar 20
MW.
27
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat yang dapat diambil dalam skripsi ini adalah:
28
DAFTAR PUSTAKA
1. Bayu Permana Indra. Studi Pembangunan Pembangkit Listrik Ipp - Plt Panas
Bumi Bedugul 10 Mw Kecamatan Baturiti Kabupaten Tabanan Bali Pada Proyek
Percepatan 10.000 Mw Pada Tahun 2018. Institut Teknologi Sepuluh
November, Surabaya.
6. Lukas Joko Dwiatmanto. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (Pltp) Dan
Kendala Pembangunannya. Politeknik Negeri Semarang, Semarang. 2015.
8. Badan Standarisasi Nasional, Metode Estimasi Potensi Energi Panas Bumi : No.
SNI 13-6171-1999
11. Arwin D.W. Sumari. Promoting Geothermal for Energy Security (A Case of
Indonesia). Universitas pertahanan indonesia, 2014
LAMPIRAN
(2), From - to -
(3), From - to -
-
3. PERMEABILITY/INJECTIVITY
Transmissivity, kh (d-m) 87.9 90.9
Injectivity, lpm-Ksc 559 864.6
WHP during test, Psig - 0
Setting Depth, m MD(mVD) - 895
Skin Factor - 2.0
Reinjection Capacity, lpm - 13900
Req'd head/pump pressure, Psig - 203.32
4. DISCHARGE DATA
Wellhead Pressure Max (Psig) - -
Production (ton/hr), 366.5 -
at WHP (bar) 48.3 -
Enthalphy (kJ/kg) 1421.19 -
Power Potential (MWe) 21.1 -
Steam Wetness ( wt % ) 23.94% -
Gas content ( wt%) - -
Date of Test (MM/DD/YY) - -
5. MISCELLANEOUS
A. TEMPERATURE
PRE-EXPLOITATION
Reservoir Temperature (C) 310 deg.C -
Depth 1950 mKU -
KT Survey (KT-XXX) - -
CURRENT
Max. Measured temperature (C) 329 180 (shut 4hr)
Depth 2282 mMD 1412 mMD
KT Survey (KT-XXX) -
B. BLOCKAGE
Blockage, Depth - -
Instrument Used - -
Composition - -
Date (MM/DD/YY) - -
C. PRESSURE CONTROL POINT
PCP Depth, m - -
Pressure (ksc) - -
Max. Pressure (MPag) - -
Depth - -
Date Survey - -
D. WATER LEVEL
Depth, m - 104