Anda di halaman 1dari 44

PENGANTAR ILMU PERIKANAN

DAN ILMU KELAUTAN

MODUL 5:

Karakteristik Massa Air Laut dan


Sirkulasinya Secara Global dan Regional
OLEH :
DR. KUNARSO
MASSA AIR, TIPE AIR DAN T-S DIAGRAM

● Massa air adalah badan air dengan sejarah asal-usul


formasinya/tempat yang diketahui sebagai sumber
dari tipe-tipe air tersebut.
Contoh: Air permukaan yang dingin dekat daratan
Antartik, tepatnya di Laut Weddel, mengalami
pertambahan densitas yang menyebabkan
tenggelam pada kedalaman yang besar.
Semua air yang berasal dari proses ini dengan asal-
usul formasi yang sama disebut Antartic Botom
Water (AABW).
● AABW ditemukan di seluruh lautan meskipun di
luar daerah formasi awalnya, termasuk meluas di
BBU (Bumi Bagian Utara)
● Nama umum dari massa air yang diketahui
umumnya berkaitan dengan daerah utama asal
mereka.
● Untuk menghindari kebingungan antara nama
massa air dengan air di suatu perairan, maka nama
massa air selalu dicirikan dengan menggunakan
huruf besar, contoh: “Bottom Water”, yang bisa
berdiri dengan nama asal Antarctic, Artic, atau
lainnya.
● Massa air dapat diidentifikasi dengan ploting
terperatur dan salinitas yang disebut T-S diagram.
Contoh T-S diagram
Parameter dari Central Water di
Coral Sea berkaitan erat dengan
daerah formasinya, yang
menunjukkan bahwa percampuran
kecil dengan massa air lain terjadi
sepanjang perjalanannya.

Deskripsi massa air yang komplit


disamping T-S diagram perlu
dilengkapi standard deviasi, untuk
mengetahui variabilitas spasial dan
temporal parameternya

Gambar 5.1. Rata-rata T-S diagram


dan standard deviasi salinitas
(Tomczak.M.; J.S.Godfrey ,1994)

Nilai-nilai dalam T-S diagram disebut tipe-tipe air (water types).


Contoh Massa Air dan Tipenya:

Antartic Botom Water (AABW) -0,5⁰C - 0⁰C ; 34,6 – 34,7 ‰


Antartic Intermediate Water (AAIW) ) 2 ⁰C - 4⁰C ; 34,9 – 35 ‰
North Atlantic Deep Water (NADW) ) 3 ⁰C - 4⁰C ; 34,2 – 34,3 ‰
Sirkulasi arus di lapisan dalam (sirkulasi termohalin)
http://seis.natsci.csulb.edu/rbehl/NADW.jpg

AABW: Atlantic Botom Water; NADW: Nort Atlantic Deep Water


Beberapa kegunaan T-S diagram:
1. Untuk mengidentifikasi masa air dan
menentukan proses percampurannya.
2. Untuk mengetahui (melacak) gerakan massa air.
3. Untuk melihat kestabilan kolom air
4. Untuk mengecek apakah data lapangan yang
diperoleh valid apa tidak.
(Sumber: Hadi,2003; Stewart, 2002)
Gambar 2.1 Temperatur dan salinitas ditunjukkan berlawanan
dengan densitas
Karakteristik Lapisan Air Laut:

Lapisan yang salinitasnya


berubah secara drastis disebut
lapisan haloklin.

Garis pada peta yang


menghubungkan salinitas
yang sama disebut isohalin.

Gambar A. Distribusi vertika rata-rata salinitas di daerah


equator, tropik dan lintang tinggi (Sumber: Thurman,19910
Karakteristik Lapisan Air Laut:

● Lapisan yang suhunya berubah secara drastis


disebut lapisan thermoklin.
● Lapisan yang densitasnya berubah secara drastis
disebut lapisan piknoklin.
● Garis pada peta yang menghubungkan suhu yang
sama disebut isothermal.
● Garis pada peta yang menghubungkan densitas yang
sama disebut isopiknal.
Gambar B .Perbedaan distribusi vertikal temperatur dan
densitas di wilayah equator tropik dan lintang tinggi
SIRKULASI LAUT SECARA GLOBAL,
REGIONAL DAN LOKAL

Faktor-faktor pembentuk sirkulasi arus laut bisa dibedakan


menjadi 2 yaitu :

1. Gaya-gaya primer (menggerakkan arus dan menentukan


kecepataannya): Stress angin, ekspansi termal dan konstraksi
air , perbedaan suhu /densitas.
2. Gaya-gaya sekunder (mempengaruhi arah gerakan dan kondisi
aliran arus): gaya coriolis, gravitasi, gesekan, morfologi
pantai dan laut.
Sirkulasi Thermohaline (Sirkulasi Global)
Mekanisme Pembentukan: Mengikuti sistim keseimbangan
gaya Archimedes : apabila di suatu lokasi perairan densitas
air laut bertambah karena proses-proses fisis (pendinginan),
dan di tempat lain terjadi pengurangan densitas(karena
pemanasan), maka akan menimbulkan suatu sirkulasi.

Air yang turun di daerah kutub karena proses pendinginan,


diimbangi oleh air yang naik secara perlahan di daerah lintang
menengah dan tropis karena proses pemanasan.

Air yang naik ke permukaan di daerah tropis kemudian


bergerak ke lintang tinggi untuk membentuk suatu sirkulasi
thermohaline.
(

Sirkulasi thermohaline secara global digambarkan oleh Boecker


dan Peng (1982) dan Broecker (1991). Sirkulasi ini diberi nama
Great Ocean Conveyor Belt (sabuk berjalan pembawa massa air di
lautan yang besar).

Sumber: www.geocities.com
Schematic representation of the global thermohaline circulation
(Source: http://www.pikpotsdam.de/~stefan/thc_fact_sheet.html)
Arus yang dingin dan berat tenggelam sampai kedalaman yang
cukup besar di lintang tinggi di Lautan Atlantik Utara dan
bergerak 2 mil di bawah permukaan menyebar ke arah selatan
melintasi ekuator : sebagai akibatnya air di lapisan dalam daerah
tropik menjadi sangat dingin. Pada saat yang sama, air dingin
dan berat juga tenggelam di Laut Wedlle di dekat benua
Antartika dan bergerak ke arah utara sebagai air lapisan dasar
(bottom water). Air dingin yang tenggelam inilah yang
membawa oksigen jauh ke dalam laut, yang memungkinkan
adanya kehidupan bahkan sampai ke dasar laut. Air daerah
kutub yang tenggelam dan kemudian bergerak ke arah utara
atau selatan dapat diibaratkan sebagai "paru-paru laut" karena
mereka memperbaharui kandungan oksigen di lapisan dalam.
Peran Sirkulasi Thermohaline:

1. Salah satu penggerak dinamika lautan secara global


2. Menjaga keseimbangan volume air lintang rendah dan lintang
tinggi
3. Sebagai reservoar Carbon Dioksida (CO2)
4. Berperan dalam transport panas
5. Berperan dalam pembentukan iklim
Sirkulasi Arus Permukaan Karena Angin
(Sirkulasi Regional)

Arus yang timbul karena adanya gradien tekanan yang


diimbangi oleh gaya coriolis

Mekanisme Pembentukan
Gradien tekanan horisontal menimbulkan gradien
tekanan yang menyebabkan gerak arus dari tekanan
tinggi ke tekanan rendah.
Dalam gerakannya mengalami pengaruh gaya coriolis
yang akan membelokkan ke arah kanan (BBU) atau ke
arah kiri (BBS).

Keseimbangan antara gaya coriolis dan gradien tekanan


mengakibatkan terbentuknya arus geostropik.

Arus geostropik yang terjadi di samudra membentuk


perputaran aliran yang dikenal dengan Gyra.
ANGIN
PERMUKAA ARUS
TRANSPORT
N GRADIEN GEOSTROPI
EKMAN
TEKANAN K
Pola arus equator
(www.galapagosonline.com
Pola arus Gyra (www.abc.net.au)
Sistem arus secara umum di perairan barat Sumatra-selatan
Pulau Timor (Sumber : CSIRO-Australia, 2004).
Sirkulasi Arus Permukaan Karena Angin (Sirkulasi Lokal)

= 0.00 – 0.25 m/det U


= 0.25 – 0.75 m/det
= 0.75 – 1.50 m/det
S
Gambar 4-95 : Pola arus rata-rata bulanan di kedalaman 50 cm (m/det) pada bulan Januari

(Supangat dkk, 2004)


= 0.00 – 0.25 m/det U
= 0.25 – 0.75 m/det
= 0.75 – 1.50 m/det
Gambar 4-101: Pola arus rata-rata bulanan di kedalaman 50 cm (m/det) pada bulanS Juli

(Supangat dkk, 2004)


Sirkulasi Arus Vertikal (Sirkulasi Lokal)

Gambar 1 : Sketsa Transport Ekman penyebab upwelling


( Sumber : Stewart 2002 )
Gambar 2 : Upwelling di daerah pantai
(Sumber : http://www.atmos.washington.edu)
Gambar 3 : Upwelling Equatorial.
Gambar 4. Pada saat di Pasifik terjadi La Nina (anomali
suhu permukaan laut rendah) (Sumber:
www.cgd.ucar.edu/cas/cdeser/)
Gambar 6 : Peta Lokasi – lokasi Upwelling di Indonesia
( Sumber : Nontji, 1987 )
PERAN UPWELLING DALAM EKOSISTEM LAUT & ATMOSFIR
(Manfaat Upwelling)

1. Merupakan fenomena penyuburan (pemupukan) laut


secara alami.
2. Meningkatkan produktivitas primer (Nibakken, 1988)
3. Secara tidak langsung, meningkatkan produktivitas
perikanan (Thurman, 1991).
4. Bisa sebagai dasar dalam penentuan fishing ground
ikan (Lehodey et al .,1997; Kunarso dkk., 2009).
5. Mempengaruhi suhu udara di permukaan laut.
Peran Sirkulasi Massa Air Laut
Terhadap Perikanan
ARUS LAUT

1. Pergerakan telur hingga larva ikan


2. Pengkayaan nutrien/penyuburan wilayah
3. Distribusi makanan ikan
4. Migrasi ikan
5. Penentuan fishing ground
6. Operasional alat tangkap, misal jaring pursine, longline
7. Haluan kapal dalam proses penangkapan
8. Pencarian alat tangkap yang putus
Pergerakan Larva dan Migrasi ikan

Migrasi Souther Bluefin Tuna (Singu, 1981)


Des-97 Buoy
Surface
(a) (b)

Main line

Hook
Depth

Data TPL potensial untuk


prediksi FG Bigeye Tuna
SPL

Cukup sulit mengandalkan SPL untuk prediksi fishing ground di


perairan Indonesia
Arus Vs Klorofil-a Arus Vs Nitrat (mmolN m-3)
PUSTAKA

1. Tomczak.M.; J.S.Godfrey. 1994.Regional Oceanography An


Introduction. Pergamon. London. Page 1 – 14.
2. Garrison, T. 1993. Oceanography : An Invitation to Marine
Science. Wadrworth, Inc, California.

Anda mungkin juga menyukai