Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bunyi adalah energi gelombang yang berasal dari sumber bunyi, yaitu benda yang
bergetar. Gelombang adalah suatu gangguan dari keadaan setimbang yang bergerak dari satu
tempat ke tempat lain (Young & Freedman, 1996:593). Pada kehidupan nyata, ada banyak
sumber bunyi yang didengar oleh telinga kita. Bunyi merupakan himpunan fungsi gelombang
yang ortogonal. Dikatakan ortogonal jika saling tegak lurus.

Bunyi berasal dari Sumber bunyi, yang digetarkan oleh tenaga atau energi. Kemudian
getaran tersebut oleh pengantar diantarkan atau dipancarkan keluar. Dan bila getaran ini sampai
di telinga kita, barulah kita dapat mendengarkannya.

Bayangkan saja bila dalam kehidupan ini tidak ada Gelombang maka kita tidak akan
pernah menemui apa yang disebut dengan suara, cahaya, gelombang radio, gelombang TV,
sinar – X, dan sinar gamma. Apabila tidak ada Gelombang maka kitta tidak aka nada kehidupan
karena cahaya tidak Matahari tidak akan sampai ke Bumi,selain itu hidup ini kan sepi
tanpa suara.

Oleh karena itu, berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis bermaksud
membuat suatu tulisan mengenai Gelombang dan Bunyi agar kita lebih memahami tentang
Gelombang dan Bunyi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Dari latar belakang di atas penulis menyimpulkan rumusan-rumusan masalah yaitu :
1.2.1 Apa itu gelombang, dan bunyi ?
1.2.2 Pengertian gelombang bunyi ?
1.2.3 Bagaiamana sifat dasar gelombang bunyi ?
1.2.4 Bagaimana pembiasan gelombang bunyi ?
1.2.5 Bagaimana manfaat gelombang bunyi dalam kehidupan ?
1.2.6 Bagaiamana pemanfaatan gelombang bunyi dalam mengukur kedalaman laut ?

1
1.3 TUJUAN dan MANFAAT
Untuk mengetahui perkembanagan dan pemanfaatan gelombang bunyi dalam
kehidupan sehari – hari dan dalam bidang teknologi modern, yang lebih khusus lagi dalam
mengukur kedalaman laut.
Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk memperkaya wawasan
pembaca tentang gelombang bunyi dan mengajak para pembaca untuk memahami dan ikut
mencoba memecahkan permasalahan-permasalahan yang timbul pada kaitannya dengan
gelombang bunyi itu sendiri.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 GELOMBANG dan BUNYI

Gelombang adalah getaran yang merambat. Jadi di setiap titik yang dilaluigelombang
terjadi getaran, dan getaran tersebut berubah fasenya sehingga tampak sebagai getaran yang
merambat.Terkait dengan arah getar dan arah rambatnya,gelombang dibagi menjadi dua yaitu
gelombang transversal dan gelombang longitudinal.Gelombang transversal arah rambatnya
tegak lurus dengan arah getarannya, sedangkangelombang longitudinal arah rambatnya searah
dengan arah getarannya.Gelombang longitudinal dapat diklarifikasikan menjadi beberapa tipe
gelombangyaitu gelombang kompresi, gelombang shear/gunting, gelombang
fleksural/melengkungdan torsional. Terjadinya berbagai tipe gelombang tersebut oleh karena
medium yangdilewati bunyi beraneka ragam. Ketika kita melempar batu ke dalam genangan air
yang tenang, gangguan yang kita berikan menyebabkan partikel air bergetar atau berosilasi
terhadap titik setimbangnya. Perambatan getaran pada air menyebabkan adanya gelombang
pada genangan air tadi. Jika kita menggetarkan ujung tali yang terentang, maka gelombang akan
merambat sepanjang tali tersebut. Gelombang tali dan gelombang air adalah dua contoh umum
gelombang yang mudah kita saksikan dalam kehidupan sehari-hari.

Gambar 2.1 Gelombang

Ketika kita melihat gelombang pada genangan air, seolah-olah tampak bahwa
gelombang tersebut membawa air keluar dari pusat lingkaran. Demikian pula, ketika Anda
menyaksikan gelombang laut bergerak ke pantai, mungkin Anda berpikir bahwa gelombang
membawa air laut menuju ke pantai. Kenyataannya bukan seperti itu. Sebenarnya yang Anda
saksikan adalah setiap partikel air tersebut berosilasi (bergerak naik turun) terhadap titik
setimbangnya. Hal ini berarti bahwa gelombang tidak memindahkan air tersebut. Kalau
3
gelombang memindahkan air, maka benda yang terapung juga ikut bepindah. Jadi, air hanya
berfungsi sebagai medium bagi gelombang untuk merambat.

Pada pertanyaan di atas juga mengemuka bahwa ketika Anda mandi di air laut, Anda
merasa merasa terhempas ketika diterpa gelombang laut. Hal ini terjadi karena setiap
gelombang selalu membawa energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Ketika mandi di laut,
tubuh kita terhempas ketika diterpa gelombang laut karena terdapat energi pada gelombang
laut. Energi yang terdapat pada gelombang laut bisa bersumber dari angin dan lainnya.

Bunyi atau Suara merupakan salah satu fenomena fisika yang selalu kita alami sehari-hari.
Contoh bunyi yang sering kita nikmati adalah musik. Musik bisa memberikan inspirasi saat kita
sedang belajar, bekerja atau beraktifitas. Dalam fisika, Bunyi atau suara adalah gelombang
longitudinal yang merambat melalui medium, yang dihasilkan oleh getaran mekanis dan
merupakan hasil perambatan energi. Sumber bunyi sebagai sumber getar memancarkan
gelombang-gelombang longitudinal ke segala arah melalui medium baik padat,
cair maupun gas. Sumber getar tersebut bisa saja berasal dari dawai/kawat, pipa organa, bahkan
ombak di pantai.

Gambar 2.2 Bunyi atau Suara

Kebanyakan suara merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara
teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan getar atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz).
Bunyi tunggal yang frekuensinya teratur dinamakan nada, sedangkan bunyi tunggal yang
frekuensinya tidak teratur dinamakan desis. Amplitudo gelombang menentukan kuat-lemahnya
suatu bunyi atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam decibel (dB). Semakin tinggi
amplitudoya semakin nyaring bunyi tersebut. Bunyi pesawat yang lepas landas mencapai

4
sekitar 120 dB. Sedang bunyi desiran daun sekitar 33 dB. Manusia dapat mendengar bunyi
saat gelombang bunyi merambat di udara atau medium lain sampai ke gendang telinga manusia.
Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20
kHz pada amplitudo umum dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Suara di atas 20
kHz dinamakan ultrasonik dan di bawah 20 Hz dinamakan infrasonic.

Contoh-contoh sumber bunyi :

1. Idiofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari bahan dasarnya. Contoh:
kolintang, drum, bongo, kabasa, angklung.

2. Aerofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari hembusan udara pada
rongga. Contoh: suling, terompet, harmonika, trombone.

3. Chordofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya berasal dari dawai. Contoh: bass,
gitar, biola, gitar, sitar, piano, kecapi.

4. Membranofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya dari selaput atau membran.
contoh : tifa, drum, kendang, tam-tam, rebana.

5. Elektrofon, adalah alat musik yang sumber bunyinya dibangkitkan oleh tenaga listrik
(elektronik). Contoh : kibor, gitar listrik, bass elektrik.

Syarat terdengarnya bunyi ada 3 macam:

1. Ada medium
Bunyi dapat merambat melalui benda gas seperti udara. Bunyi Guntur dapat kita dengar
karena ada udara. Cepat rambat bunyi di udara pada suhu 200C adalah 343 m per detik. Bunyi
dapat pula merambat melalui benda cair seperti untuk mencari harta karun atau kapal yang
tenggelam di dasar laut. Cepat rambat bunyi di air kira-kira 1.500 m per detik. Selain itu,
bunyi dapat merambat melalui benda padat seperti jika kita mengetuk meja dengan pensil.
Cepat rambat bunyi di baja kira-kira 6.000 m per detik.

2. Ada sumber bunyi


Semua getaran benda yang dapat menghasilkan bunyi disebut sumber bunyi.
Contohnya : bunyi gong yang dipukul dan bunyi seruling yang ditiup dan sebagainya.

3. Ada pendengar
Pendengar bunyi yaitu manusia dan hewan-hewan.
5
Sifat-sifat bunyi meliputi :

a. Gelombang bunyi memerlukan medium dalam perambatannya .

Karena gelombang bunyi merupakan gelombang mekanik, maka dalam perambatannya


bunyi memerlukan medium. Medium atau zat perantara ini dapat berupa zat cair, padat, gas.
Jadi, gelombang bunyi dapat merambat misalnya di dalam air, batu bara, atau udara.

b. Gelombang bunyi mengalami pemantulan (refleksi)

Salah satu sifat gelombang adalah dapat dipantulkan sehingga gelombang bunyi juga
dapat mengalami hal ini. Hukum pemantulan gelombang: sudut datang = sudut pantul juga
berlaku pada gelombang bunyi. Hal ini dapat dibuktikan bahwa pemantulan bunyi dalam ruang
tertutup dapat menimbulkangaung.

c. Gelombang bunyi mengalami pembiasan (refraksi).

Salah satu sifat gelombang adalah mengalami pembiasan. Peristiwa pembiasan dalam
kehidupan sehari-hari misalnya pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras dari pada
siang hari. Hal ini disebabkan karena pada pada siang hari udara lapisan atas lebih dingin
daripada dilapisan bawah. Karena cepat rambat bunyi pada suhu dingin lebih kecil daripada
suhu panas maka kecepatan bunyi dilapisan udara atas lebih kecil daripada dilapisan bawah,
yang berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan bawah. Hal yang
sebaliknya terjadi pada malam hari. Jadi pada siang hari bunyi petir merambat dari lapisan udara
atas kelapisan udara bawah. Untuk lebih jelasnya hal ini dapat kalian lihat pada gambar
dibawah.

d. Gelombang bunyi mengalami pelenturan (difraksi)

Gelombang bunyi sangat mudah mengalami difraksi karena gelombang bunyi diudara
memiliki panjang gelombang dalam rentang sentimeter sampai beberapa meter. Seperti yang
kita ketahui, bahwa gelombang yang lebih panjang akan lebih mudah didifraksikan. Peristiwa
difraksi terjadi misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin mobil ditikungan jalan
walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh bangunan tinggi dipinggir
tikungan.

6
e. Gelombang bunyi mengalami perpaduan (interferensi).

Gelombang bunyi mengalami gejala perpaduan gelombang atau interferensi, yang


dibedakan menjadi dua yaitu interferensi konstruktif (penguatan bunyi) dan interferensi
destruktif (pelemahan bunyi). Misalnya waktu kita berada diantara dua
buah loud-speaker dengan frekuensi dan amplitudo yang sama atau hamper sama
maka kita akan mendengar bunyi yang keras dan lemah secara bergantian Merambat
membutuhkan medium

Karakteristik Bunyi

Karakteristik bunyi ada beberapa macam, antara lain adalah:

A. Nada dan Desah


Nada adalah bunyi yang frekuensinya tetap. Desah adalah bunyi yang frekuensinya tidak
teratur. Nada bunyi bergantung pada frekuensi sumber bunyi. Semakin tinggi frekuensi
sumber bunyi, semakin tinggi nada bunyi yang dihasilkannya. Sebaliknya, semakin rendah
frekuensi sumber bunyi, semakin rendah nada bunyi yang dihasilkannya.
B. Kuat Bunyi
Kuat Bunyi (Intensitas Bunyi) adalah keras atau lemahnya bunyi yang terdengar. Kuat
bunyi bergantung pada amplitudo. Semakin besar amplitudo getaran sumber bunyi,
semakin keras bunyi yang dihasilkan. Sebaliknya, semakin kecil amplitudo getaran
sumber bunyi, semakin lemah bunyi yang dihasilkannya. Telinga manusia dapat
mendeteksi bunyi dengan intensitas serendah 10-12 W/m2 dan setinggi 1 W/m2. Tingkat
Intensitas, β, dari bunyi didefinisikan dalam intensitasnya, I.
C. Kualitas Bunyi atau Timbre
Umumnya, sumber nada tidak bergetar hanya pada nada dasarnya, tetapi disertai pula oleh
nada-nada atasnya. Gabungan nada dasar dan nada-nada atas menghasilkan bentuk
gelombang tertentu untuk setiap sumber nada yang menunjukkan kualitas bunyi atau
timbre dari sumber nada. Sebagai contoh, nada suling dan nada terompet pada frekuensi
yang dibedakan bunyinya.

2.2 PENGERTIAN GELOMBANG BUNYI

Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang tidak pernah merambat
melainkan bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa
7
tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang,
sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah
secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Itulah alasannya
mengapa Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Bunyi mengalami gejala
gelombang seperti interferensi, pemantulan, pembiasan dan difraksi. Bunyi merupakan
gelombang mekanik karena hanya dapat merambat melalui medium (zat padat, cair atau gas)
dan tidak dapat merambat dalam vakum. Bunyi merambat di udara dengan kecepatan 1.224
km/jam. Bunyi akan merambat lebih lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara
tipis dan dingin pada ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air,
kecepatannya 5.400 km/jam, jauh lebih cepat daripada di udara.

Adakalanya frekuensi yang didengar oleh pengamat mengalami perubahan sacara


tiba-tiba manakala sumber bunyi (misal klakson mobil) bergerak mendekati atau menjauhi
menurut pengamat yang diam. Fenomena ini dikenal sebagai Efek Doppler, yaitu perbedaan
frekuensi yang diterima oleh pendengar dengan frekuensi asli sumber getarnya relatif
antara pendengar dan sumber bunyi. Bila kedudukan antara pengamat dan sumber saling
mendekat, maka pengamat mendengar frekuensi yang lebih tinggi, dan bila kedudukannya
saling menjauh maka pengamat mendengar frekuensi yang lebih rendah. Dan fenomena ini
berhasil dijelaskan oleh fisikawan Christian Johann Doppler (1803-1855) pada tahun 1842.

2.3 SIFAT DASAR GELOMBANG BUNYI


Bunyi merupakan gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium
pada saat merambat. Bunyi juga termasuk ke dalam kelompok gelombang longitudinal, yaitu
gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah rambatnya. Untuk melihat bagaimana bunyi
dihasilkan dan mengapa bunyi termasuk gelombang longitudinal, mari kita perhatikan getaran
dari diafragma pengeras suara. Ketika diafragma bergerak radial keluar, diafragma ini
memampatkan udara yang langsung ada di depannya, seperti ditunjukkan pada Gambar
dibawah. Pemampatan ini menyebabkan tekanan udara bertambah sedikit di atas tekanan
normal. Daerah yang tekanan udaranya bertambah disebut rapatan. Rapatan ini bergerak
menjauh dari pengeras suara pada kecepatan bunyi. Rapatan ini mirip dengan daerah rapatan
pada kumparan-kumparan dalam gelombang longitudinal pada slinki. Setelah menghasilkan
rapatan, diafragma membalik arah gerakannya menjadi radial ke dalam. Gerakan diafragma ke
dalam menghasilkan suatu daerah yang dikenal sebagai renggangan. Renggangan ini

8
menyebabkan tekanan udara sedikit lebih kecil daripada tekanan normal. Rengangan ini mirip
dengan daerah renggangan pada kumparan-kumparan dalam gelombang longitudinal pada
slinki. Renggangan merambat menjauh dari pengeras suara pada kecepatan bunyi.

Gambar 2.3 Diafragma pengeras suara bergerak

Sifat-sifat bunyi pada dasarnya sama dengan sifat-sifat gelombang longitudinal, yaitu
dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi), dilenturkan
(difraksi) dan dapat diresonansikan. Seperti telah disinggung di atas, bunyi memerlukan
medium pada saat merambat. Medium tersebut dapat berupa zat padat, zat cair, maupun zat gas.
Bunyi tak dapat merambat pada ruang hampa. Jika kita bercakap-cakap, maka bunyi yang kita
dengar merambat dari pita suara yang berbicara menuju pendengar melalui medium udara.
Ada beberapa syarat bunyi dapat terdengar telinga kita. Pertama, adanya sumber
bunyi. Misalnya, ada gitar yang dipetik, ada gong yang dipukul, ada yang bersuara dan ada
suara kendaraan lewat. Kedua, ada mediumnya. Bunyi dapat merambat dalam medium udara
(zat gas), air (zat cair) maupun zat padat. Ketiga, bunyi dapat didengar telinga bila memiliki
frekuensi 20 - 20.000 Hz. Batas pendengaran manusia adalah pada frekuensi tersebut bahkan
pada saat dewasa terjadi pengurangan interval tersebut karena faktor kebisingan atau sakit.
Berdasarkan batasan pendengaran manusia itu gelombang dapat dibagi menjadi tiga
yaitu audiosonik (20-20.000 Hz), infrasonik (di bawah 20 Hz) dan ultrasonik (di atas 20.000
Hz). Binatang-binatang banyak yang dapat mendengar di luar audio sonik. Contohnya jangkerik
dapat mendengar infrasonik (di bawah 20 Hz), anjing dapat mendengar ultrasonik (hingga
25.000 Hz).

9
Sifat dasar gelombang bunyi :
a. Dapat dipantulkan (refleksi)
Bunyi dapat dipantulkan terjadi apabila bunyi mengenai permukaan benda yang keras,
seperti permukaan dinding batu, semen, besi, kaca dan seng.
Contoh : Suara kita yang terdengar lebih keras di dalam gua akibat dari pemantulan bunyi yang
mengenai dinding gua.

b. Dapat dibiaskan (refiaksi)


Refiaksi adalah pembelokan arah linatasan gelombang setelah melewati bidang batas
antara dua medium yang berbeda.
Contoh : Pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari karena
pembiasan gelombang bunyi.

c. Dapat dipadukan (interferensi)


Seperti halnya interferensi cahaya, interferensi bunyi juga memerlukan dua sumber
bunyi yang koheren.
Contoh : Dua pengeras suara yang dihubungkan pada sebuah generator sinyal (alat pembangkit
frekuensi audio) dapat berfungsi sebagai dua sumber bunyi yang koheren.

d. Difraksi
adalah peristiwa pelenturan gelombang bunyi ketika melewati suatu celah sempit.
Contoh : Kita dapat mendengar suara orang diruangan berbeda dan tertutup, karena bunyi
melewati celah-celah sempit yang bisa dilewati bunyi.

2.4 PEMBIASAAN GELOMBANG BUNYI


Jika sumber bunyi petir dekat dengan rumah Anda, maka Anda dapat mendengar
bunyi petir. Mengapa pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada siang hari?
Pada siang hari, udara pada lapisan atas lebih dingin daripada lapisan bawah. Cepat rambat
bunyi pada suhu dingin adalah lebih kecil daripada suhu panas. Dengan demikian, kecepatan
bunyi pada lapisan udara atas lebih kecil daripada kecepatan bunyi pada lapisan udara bawah,
karena medium pada lapisan atas lebih rapat dari medium pada lapisan bawah. Jadi, pada siang
hari, bunyi petir yang merambat dari lapisan udara atas menuju ke lapisan udara bawah akan
dibiaskan menjauhi garis normal

10
Gambar 2.4 Pembiasan gelombang bunyi
Pada malam hari, terjadi kondisi sebaliknya, udara pada lapisan bawah (dekat tanah)
lebih dingin daripada udara pada lapisan atas. Dengan demikian, kecepatan bunyi pada lapisan
bawah lebih kecil daripada lapisan atas, karena medium pada lapisan atas kurang rapat dari
medium pada lapisan bawah. Jadi, pada malam hari, bunyi petir yang merambat dari lapisan
udara atas menuju ke lapisan udara bawah (mediumnya lebih rapat) akan dibiaskan mendekati
garis normal (Gambar 3.2b). Pembiasan bunyi petir mendekati garis normal pada malam hari
inilah yang menyebabkan bunyi guntur lebih mendekat kerumah Anda, dan sebagai akibatnya
Anda mendengar bunyi petir yang lebih keras.

2.5 MANFAAT GELOMBANG BUNYI


Berikut adalah beberapa manfaat dari gelombang bunyi yaitu sebagai berikut:
a. Dapat digunakan untuk mengukur kedalaman laut serta lokasi dan jarak objek dalam air
gelombang Bunyi yang digunakan adalah ultrasonik.
b. Digunakan untuk mendeteksi janin dalam rahim, biasanyamenggunakan bunyi
infrasonik.
c. Digunakan mendeteksi keretakan suatu logam dan lain-lain.
d. Diciptakannya Pengeras Suara termasuk manfaat dari bunyiaudiosonik.
e. Digunakan utuk kita mendengar suara, musik dan untukmemperlancar komunikasi.
f. Menentukan jarak dari sesuatu tempat.
g. Pemecahan batu karang dalam usus

11
Manfaat gelombang bunyi (gelombang ultrasonic), yaitu:
1. Pemanfaatan untuk Sonar (Sound Navigation Ranging)
Sonar merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menentukan letak benda di bawah
laut dengan menggunakan metode pantulan gelombang. Pantulan gelombang oleh suatu
permukaan atau benda sehingga jenis gelombang yang lebih lemah terdeteksi tidak lama setelah
gelombang asal disebut gema. Gema merupakan bunyi yang terdengar tidak lama setelah bunyi
asli. Perlambatan antara kedua gelombang menunjukkan jarak permukaan pemantul. Penduga
gema (echo sounder) ialah peralatan yang digunakan untuk menentukan kedalaman air di bawah
kapal. Kapal mengirimkan suatu gelombang bunyi dan mengukur waktu yang dibutuhkan gema
untuk kembali, setelah pemantulan oleh dasar laut. Selain kedalaman laut, metode ini juga dapat
digunakan untuk mengetahui lokasi karang, kapal karam, kapal selam, atau sekelompok ikan.

2. Pencitraan Medis
Bunyi ultrasonik digunakan dalam bidang kedokteran dengan menggunakan teknik
pulsa-gema. Teknik ini hampir sama dengan sonar. Pulsa bunyi dengan frekuensi tinggi
diarahkan ke tubuh, dan pantulannya dari batas atau pertemuan antara organ-organ dan struktur
lainnya dan luka dalam tubuh kemudian dideteksi. Dengan menggunakan teknik ini, tumor dan
pertumbuhan abnormal lainnya, atau gumpalan fluida dapat dilihat.
Frekuensi yang digunakan pada diagnosis dengan gelombang ultrasonik antara 1 sampai
10 MHz, laju gelombang bunyi pada jaringan tubuh manusia sekitar 1.540 m/s, sehingga
panjang gelombangnya adalah:

λ = v/f = (1.540 m/s) / (106 s-1) = 1,5 × 10-3 = 1,5 mm.

Panjang gelombang ini merupakan batas benda yang paling kecil yang dapat dideteksi.
Makin tinggi frekuensi, makin banyak gelombang yang diserap tubuh, dan pantulan dari bagian
yang lebih dalam dari tubuh akan hilang. Pencitraan medis dengan menggunakan bunyi
ultrasonik merupakan kemajuan yang penting dalam dunia kedokteran. Metode ini dapat
menggantikan prosedur lain yang berisiko, menyakitkan, dan mahal. Cara ini dianggap tidak
berbahaya.

12
3. Terapi Medis menggunakan Bunyi Ultrasonik
Dalam dunia kedokteran, gelombang ultrasonik digunakan dalam diagnosa dan
pengobatan. Diagnosa dengan menggunakan gelombang ultrasonik berupa USG
(ultrasonografi), dapat digunakan untuk mengetahui janin di dalam kandungan. Pengobatan
meliputi penghancuran jaringan yang tidak diinginkan dalam tubuh, misalnya batu ginjal atau
tumor, dengan menggunakan gelombang ultrasonik berintensitas tinggi (setinggi 107 W/m2)
yang kemudian difokuskan pada jaringan yang tidak diinginkan tersebut. Selain itu bunyi
ultrasonik juga digunakan untuk terapi fisik, yaitu dengan memberikan pemanasan lokal pada
otot yang cedera.

Gambar 2.5 Gelombang ultrasonik dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan janin di
dalam kandungan (USG). [1]

4. Penerapan dalam Bidang Industri


Dalam dunia industri, dengan menggunakan bor-bor ultrasonik dapat dibuat berbagai
bentuk atau ukuran lubang pada gelas dan baja.

5. Mengetahui Keadaan Bagian dalam Bumi


Pergeseran tiba-tiba segmen-segmen kerak bumi yang dibatasi zona patahan dapat
menghasilkan gelombang seismik. Ini memungkinkan para ahli geologi dan geofisika untuk
memperoleh pengetahuan tentang keadaan bagian dalam Bumi dan membantu mencari sumber
bahan bakar fosil baru. Ada empat tipe gelombang seismik, yaitu gelombang badan P,
gelombang badan S, gelombang permukaan Love, dan gelombang permukaan Rayleigh.

13
Gambar 2.6. Grafik waktu episenter gempa bumi.
Alat yang digunakan untuk mendeteksi gelombang-gelombang ini disebut seismograf,
yang biasanya digunakan untuk mendeteksi adanya gempa bumi. Seperti semua gelombang,
laju gelombang seismik bergantung pada sifat medium, rigiditas, ketegaran, dan kerapatan
medium. Grafik waktu perjalanan dapat digunakan untuk menentukan jarak stasiun seismograf
dari episenter gempa bumi.

2.6 PEMANFAATAN GELOMBANG BUNYI DALAM MENGUKUR KEDALAMAN LAUT


Laut menutupi permukaan bumi kurang lebih 75 %. Batas perairan laut dengan daratan
disebut garis pantai (pertemuan permukaan laut dengan daratan). Perairan laut di permukaan
bumi tidak merata luasnya. Pada belahan bumi utara tertutup lautan sebesar 60 %, sedangkan
pada belahan bumi selatan yang tertutup lautan sekitar 80 %. Kedalaman laut dan samudera
sangat bervariasi, ada yang dangkal tetapi banyak pula yang dalam. Dalam dan dangkalnya
dasar laut menunjukkan relief dasar laut. Relief dasar laut lebih besar dibandingkan relief di
daratan. Hal ini terbukti dari kedalaman laut rata-rata mencapai 3.800 m, sedangkan ketinggian
daratan rata-rata hanya 840 m. laut yang terdalam ada di Palung Mindanau (Palung Filipina),
mencapai kedalaman 10.830 m sedangkan daratan yang tertinggi adalah pada Gunung Everest,
yang mencapai ketinggian 8.880 m.

Menentukan kedalaman laut


Penggunaan lain dari gelombang bunyi ini diantaranya adalah dapat digunakan untuk
menentukan kedalaman lautan atau sungai bahkan dapat juga digunakan untuk menentukan
lokasi dari kawanan ikan dilautan. Cara ini jelas lebih mudah daripada kita harus menyelam ke
dasar lautan untuk mengukur kedalamannya. Cara ini dilakukan dengan memancarkan
gelombang ultrasonik ke dasar laut dan bunyi pantul diterima oleh reciever (penerima) yang
terpasang di kapal. Jika bunyi pantul memerlukan selang waktu lama untuk kembali ke kapal

14
maka ini menunjukkan bahwa lautnya cukup dalam. Jika bunyi pantul kembali ke tempat
semula dalam selang waktu cukup singkat maka dapat dipastikan lautan itu adalah lautan
dangkal.
Misalnya, sebuah kapal hendak mengukur kedalaman dari lautan yang diarunginya.
Gelombang bunyi dpancarkan dari kapal tersebut, dan diterima kembali dalam waktu 2 detik.
Seperti yang telah diketahui bahwa, gelombang bunyi mempunyai kecepatan rambat sebesar
1.500 m/s, maka dari informasi ini kita dapat menentukan kedalaman lautan dengan cara:
Jarak yang ditempuh gelombang bunyi = kecepatan x waktu = 1.500 m/s x 2 s = 3000
meter
gelombang bunyi menempuh jarak ke bawah menuju dasar laut dan kembali lagi ke kapal, jadi:
Kedalaman laut = jarak tempuh gelombang bunyi / 2 = 3000 meter / 2 = 1500 meter

Cara untuk mengukur kedalaman laut


Ada dua cara yang dapat ditempuh untuk mengukur kedalaman laut atau danau/waduk
yaitu dengan menggunakan teknik bandul timah hitam (dradloading) dan teknik Gema duga
atau Echo Sounder atau Echoloading.
a.Teknik Bandul Timah Hitam (dradloading)
Teknik ini ditempuh dengan menggunakan tali panjang yang ujungnya diikat dengan
bandul timah sebagai pemberat. Dari sebuah kapal tali diturunkan hingga bandul menyentuh
dasar laut. Selanjutnya panjang tali diukur dan itulah kedalaman laut. Cara ini sebenarnya tidak
begitu tepat karena tali tidak bisa tegak lurus akibat pengaruh arus laut. Di samping itu kadang-
kadang bandul tidak sampai ke dasar laut karena tersangkut karang. Cara ini juga memerlukan
waktu lama. Namun demikian cara ini memiliki kelebihan yaitu dapat mengetahui jenis batuan
di dasar laut, suhu dan juga mengetahui apakah di dasar laut masih terdapat organisme yang
bisa hidup.
b.Gema duga atau Echo Sounder atau Echoloading
Penggunaan teknik ini didasarkan pada hukum fisika tentang perambatan dan peantulan
bunyi dalam air. Isyarat bunyi yang dikeluarkan dari sebuah peralatan yang dipasang di dasar
kapal memiliki kecepatan merambat rata-rata 1600 meter per detik sampai membentur dasar
laut. Setelah membentur dasar laut bunyi dipantulkan dalam bentuk gema dan ditangkap
melalui sebuah peralatan yang juga dipasang di dasar kapal. Jarak waktu yang diperlukan untuk
perambatan dan pemantulan dapat diterjemahkan sebagai kedalaman laut. Cara ini dianggap

15
lebih praktis, cepat dan akurat. Namun kita tidak dapat memperoleh informasi tentang suhu,
jenis batuan dan tanda-tanda kehidupan di dasar laut.

Gambar 2.7 Pengukuran kedalaman laut dengan Teknik Gema Duga


Potensi sumberdaya laut di Indonesia sangatlah besar yang mencakup potensi
sumberdaya hayati dan non-hayati. Sumberdaya laut tersebut sampai sekarang belum secara
maksimal dapat dieksplorasi dan dieksploitasi selain minyak dan gas bumi pada sektor
sumberdaya non hayati. Demikian pula pada sektor sumberdaya hayati laut, eksplorasi dan
eksploitasi terhadap ikan-ikan laut dan sejenisnya membutuhkan kearifan disamping teknologi
canggih namun tidak merusak lingkungannya.Untuk menunjang eksplorasi dan eksploitasi
sumberdaya laut, dapat digunakan teknologi akustik bawah air (underwater acoustics).
Teknologi ini dikenal luas denagn sebutan teknologi akustik yang tidak lain adalah penggunaan
gelombang suara yang dalam dunia navigasi disebut Sonar atau Echosounder dan sejenisnya.
Dengan pendekatan fungsi, Sonar atau Echo sounder pada teknologi navigasi dapat disetarakan
dengan penggunaan Radar untuk pendeteksian objek di permukaanair.
Menurut Arnaya (1991) Kegunaan lain dari akustik bawah air adalah untuk penentuan
kedalaman air dalam pelayaran, jenis dan komposisi dasar laut (lumpur, pasir, kerikil, karang
dan sebagainya), untuk penentuan contour dasar laut, lokasi kapal berlabuh atau pemasangan
bangunan laut, untuk eksplorasi minyak dan mineral didasar laut, mempelajari proses
sedimentasi dan untuk pertahanan keamanan (pendeteksian kapal-kapal selam dengan
pemasangan buoy-system)
Berikut adalah penerapan teknologi akustik bawah air untuk eksplorasi dan eksploitasi
sumberdaya non-hayati laut
a. Pengukuran Kedalaman Dasar Laut (Bathymetry)

16
Pengukuran kedalaman dasar laut dapat dilakukan dengan Conventional Depth Echo
Sounder dimana kedalaman dasar laut dapat dihitung dari perbedaan waktu antara pengiriman
dan penerimaan pulsa suara. Dengan pertimbangan sistim Side-Scan Sonar pada saat ini,
pengukuran kedalaman dasar laut (bathymetry) dapat dilaksanakan bersama-sama dengan
pemetaan dasar laut (Sea Bed Mapping) dan pengidentifikasian jenis-jenis lapisan sedimen
dibawah dasar laut (subbottom profilers).

b. Pengidentifikasian Jenis-jenis Lapisan Sedimen Dasar Laut (Subbottom Profilers)


Seperti telah disebutkan diatas bahwa dengan teknologi akustik bawah air, peralatan side-
scan sonar yang mutahir dilengkapi dengan subbottom profilers dengan menggunakan
prekuensi yang lebih rendah dan sinyal impulsif yang bertenaga tinggi yang digunakan untuk
penetrasi kedalam lapisan-lapisan sedimen dibawah dasar laut. Dengan adanya klasifikasi
lapisan sedimen dasar laut dapat menunjang dalam menentukkan kandungan mineral dasar laut
dalam. Dengan demikian teknologi akustik bawah air dapat menunjang esplorasi sumberdaya
non hayati laut.

c. Pemetaan Dasar Laut (Sea bed Mapping)


Dengan teknologi side-scan sonar dalam pemetaan dasar laut, dapat menghasilkan
tampilan peta dasar laut dalam tiga dimensi. Dengan teknologi akustik bawah air yang canggih
ini dan dikombinasikan dengan data dari subbottom profilers, akan diperoleh peta dasar laut
yang lengkap dan rinci. Peta dasar laut yang lengkap dan rinci ini dapat digunakan untuk
menunjang penginterpretasian struktur geologi bawah dasar laut dan kemudian dapat digunakan
untuk mencari mineral bawah dasar laut.
d. Pencarian kapal-kapal karam didasar laut
Pencarian kapal-kapal karam dapat ditunjang dengan teknologi side-scan sonar baik
untuk untuk kapal yang sebagian terbenam di dasar laut ataupun untuk kapal yang
keseluruhannya terbenam dibawah dasar laut. Dengan teknologi ini, lokasi kapal karam dapat
ditentukan dengan tepat. Teknologi akustik bawah air ini dapat menunjang eksplorasi dan
eksploitasi dalam bidang Arkeologi bawah air (Underwater archeology) dengan tujuan untuk
mengangkat dan mengidentifikasikan kepermukaan laut benda-benda yang dianggap
bersejarah.

e. Penentuan jalur pipa dan kabel dibawah dasar laut.

17
Dengan diperolehnya peta dasar laut secara tiga dimensi dan ditunjang dengan data
subbottom profiler, jalur pipa dan kabel sebagai sarana utama atau penunjang dapat ditentrukan
dengan optimal dengan mengacu kepada peta geologi dasar laut. Jalur pipa dan kabel tersebut
harus melalui jalur yang secara geologi stabil, karena sarana-sarana tersebut sebagai penunjang
dalam eksplorasi dan eksploitasi di Laut.

f. Analisa Dampak Lingkungan di Dasar Laut


Teknologi akustik bawah air Side-Scan Sonar ini dapat juga menunjang analisa dampak
lingkungan di dasar laut. Sebagai contoh adalah setelah eksplorasi dan ekploitasi sumber daya
hayati di dasar laut dapat dilakukan, Side-Scan Sonar dapat digunakan untuk memonitor
perubahan-perubahan yang terjadi disekitar daerah eksplorasi tersebut. Pemetaan dasar laut
yang dilakukan setelah eksplorasi sumber daya non-hayati tersebut, dapat menunjang analisa
dampak lingkungan yang telah terjadi yang akan terjadi.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia tidak akan pernah bisa lepas yang ada kaitannya
dengan bunyi. Bunyi merupakan gelombang longitudinal yang dihasilkan dari benda-benda
yang bergetar. bunyi memiliki sifat-sifat dan karakteristik tertentu.

Dalam perambatannya bunyi memerlukan waktu dan medium untuk merambat dari satu
benda menuju benda yang lainnya. Tiap medium memiliki waktu yang berbeda dalam
perambatannya. Perambatan bunyi tidak dipengaruhi oleh frekuensi. Dengan adanya bunyi,
kehidupan manusia dapat terbantu.

3.2 SARAN
1. Untuk pembaca dapat menambah wawasan dan bias memberikan kritik membangun bagi
penulis.
2. Untuk lembaga pendidikan diharap agar bisa menerapkan dalam pembelajaran.
3. Untuk lembaga penelitian diharapkan bisa menghasilkan penemuan yang lebih baik

19
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Indar. (2014). “Gelombang Bunyi”.


http://dendihidayat12030.blog.teknikindustri.ft.mercubuana.ac.id/?p=69 (Diunduh tanggal
13 Maret 2018)

Pratiwi, Rizka. (2012). “Jenis-jenis gelombang bunyi”.


http://rizkapratiwijaya.blogspot.co.id/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo_25.html.
(Diunduh tanggal 13 Maret 2018)

“Gelombang Bunyi”. http://www.artikelmateri.com/2016/02/gelombang-bunyi-pengertian-


adalah-sifat-jenis-rambat-pemantulan-manfaat.html (Diunduh tanggal 23 Maret 2018)

20

Anda mungkin juga menyukai