Tentang
GELOMBANG BUNYI
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 7
1. RAHIM TUGO
2. KELFIN JAYA
KELAS : XI IPA 1
DIBIMBING OLEH:
NURUL HIKMAH, S.Pd
Gelombang adalah getaran yang merambat. Jadi di setiap titik yang dilaluigelombang
terjadi getaran, dan getaran tersebut berubah fasenya sehingga tampak sebagai getaran yang
merambat.Terkait dengan arah getar dan arah rambatnya,gelombang dibagi menjadi dua yaitu
gelombang transversal dan gelombang longitudinal.Gelombang transversal arah rambatnya
tegak lurus dengan arah getarannya, sedangkangelombang longitudinal arah rambatnya
searah dengan arah getarannya.Gelombang longitudinal dapat diklarifikasikan menjadi
beberapa tipe gelombangyaitu gelombang kompresi, gelombang shear/gunting, gelombang
fleksural/melengkungdan torsional. Terjadinya berbagai tipe gelombang tersebut oleh karena
medium yang dilewati bunyi beraneka ragam.
Bunyi atau Suara merupakan salah satu fenomena fisika yang selalu kita alami sehari-
hari. Contoh bunyi yang sering kita nikmati adalah musik. Musik bisa memberikan inspirasi
saat kita sedang belajar, bekerja atau beraktifitas.Dalam fisika, Bunyi atau suara adalah
gelombang longitudinal yang merambat melalui medium, yang dihasilkan oleh getaran
mekanis dan merupakan hasil perambatan energi. Sumber bunyi sebagai sumber getar
memancarkan gelombang-gelombang longitudinal ke segala arah melalui medium baik
padat,cair maupun gas. Sumber getar tersebut bisa saja berasal dari dawai/kawat, pipa
organa, bahkan ombak di pantai.
Kebanyakan suara merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi suara murni secara
teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan getar atau frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz).
Bunyi tunggal yang frekuensinya teratur dinamakan nada, sedangkan bunyi tunggal yang
frekuensinya tidak teratur dinamakan desis. Amplitudo gelombang menentukan kuat-
lemahnya suatu bunyi atau kenyaringan bunyi dengan pengukuran dalam decibel (dB).
Semakin tinggi amplitudoya semakin nyaring bunyi tersebut. Bunyi pesawat yang lepas
landas mencapai sekitar 120 dB. Sedang bunyi desiran daun sekitar 33 dB.
Manusia dapat mendengar bunyi saat gelombang bunyi merambat di udara atau
medium lain sampai ke gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar
oleh telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum dengan
berbagai variasi dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 kHz dinamakan ultrasonik dan di
bawah 20 Hz dinamakan infrasonic.
Gelombang bunyi terdiri dari molekul-molekul udara yang tidak pernah merambat
melainkan bergetar maju-mundur. Tiap saat, molekul-molekul itu berdesakan di beberapa
tempat, sehingga menghasilkan wilayah tekanan tinggi, tapi di tempat lain merenggang,
sehingga menghasilkan wilayah tekanan rendah. Gelombang bertekanan tinggi dan rendah
secara bergantian bergerak di udara, menyebar dari sumber bunyi. Itulah alasannya mengapa
Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Bunyi mengalami gejala gelombang
seperti interferensi, pemantulan, pembiasan dan difraksi. Bunyi merupakan gelombang
mekanik karena hanya dapat merambat melalui medium (zat padat, cair atau gas) dan tidak
dapat merambat dalam vakum.
Bunyi merambat di udara dengan kecepatan 1.224 km/jam. Bunyi akan merambat
lebih lambat jika suhu dan tekanan udara lebih rendah. Di udara tipis dan dingin pada
ketinggian lebih dari 11 km, kecepatan bunyi 1.000 km/jam. Di air, kecepatannya 5.400
km/jam, jauh lebih cepat daripada diudara. Adakalanya frekuensi yang didengar oleh
pengamat mengalami perubahan sacara tiba-tiba manakala sumber bunyi (misal klakson
mobil) bergerak mendekati atau menjauhi menurut pengamat yang diam. Fenomena ini
dikenal sebagai Efek Doppler, yaitu perbedaan frekuensi yang diterima oleh pendengar
dengan frekuensi asli sumber getarnya relatif antara pendengar dan sumber bunyi. Bila
kedudukan antara pengamat dan sumber saling mendekat, maka pengamat mendengar
frekuensi yang lebih tinggi, dan bila kedudukannya saling menjauh maka pengamat
mendengar frekuensi yang lebih rendah. Dan fenomena ini berhasil dijelaskan oleh fisikawan
Christian Johann Doppler (1803-1855) pada tahun 1842.
υ Δt
d=
2
Keterangan :
d = Jarak sumber bunyi dengan tempat pemantulan bunyi (m)
υ = Laju bunyi (m/s)
Δt = Selang waktu antara gelombang bunyi dipancarkan hingga diterima kembali (s)
Contoh : Suara kita yang terdengar lebih keras di dalam gua akibat dari
pemantulan bunyi yang mengenai dinding gua.
c. Gelombang bunyi mengalami pembiasan (refraksi). Salah satu sifat gelombang adalah
mengalami pembiasan. Peristiwa pembiasan dalam kehidupan sehari-hari misalnya pada
malam hari bunyi petir terdengar lebih keras dari pada siang hari. Hal ini disebabkan
karena pada pada siang hari udara lapisan atas lebih dingin daripada dilapisan bawah.
Karena cepat rambat bunyi pada suhu dingin lebih kecil daripada suhu panas maka
kecepatan bunyi dilapisan udara atas lebih kecil daripada dilapisan bawah, yang
berakibat medium lapisan atas lebih rapat dari medium lapisan bawah. Hal yang
sebaliknya terjadi pada malam hari. Jadi pada siang hari bunyi petir merambat dari
lapisan udara atas kelapisan udara bawah. Untuk lebih jelasnya hal ini dapat kalian
lihat pada gambar dibawah.
d. Gelombang bunyi mengalami pelenturan (difraksi). Gelombang bunyi sangat mudah
mengalami difraksi karena gelombang bunyi diudara memiliki panjang gelombang
dalam rentang sentimeter sampai beberapa meter. Seperti yang kita ketahui, bahwa
gelombang yang lebih panjang akan lebih mudah didifraksikan.Peristiwa difraksi
terjadi misalnya saat kita dapat mendengar suara mesin mobil ditikungan jalan
walaupun kita belum melihat mobil tersebut karena terhalang oleh bangunan
tinggi dipinggir tikungan.
e. Gelombang bunyi mengalami perpaduan (interferensi). Gelombang bunyi mengalami
gejala perpaduan gelombang atau interferensi, yang dibedakan menjadi dua yaitu
interferensi konstruktif (penguata bunyi) dan interferensi destruktif (pelemahan bunyi).
Misalnya waktu kita berada diantara dua buah loud-speaker dengan frekuensi dan
amplitudo yang sama atau hamper sama maka kita akan mendengar bunyi yang keras
dan lemah secara bergantian Merambat membutuhkan medium
3. Cepat Rambat Gelombang Bunyi
a. Cepat Rambat Gelombang Bunyi dalam Zat Padat
Bunyi dapat merambat melalui zat padat, misalnya kwat dan benang. Ada kperbedaan
kecepatan saat bunyi merambat melalui benda yang berbeda. Laju gelombang bunyi yang
merambat melalui batang padat dapat dihitung dengan persamaan berikut.
E
υ=√
ρ
Keterangan :
E = modulus elastisitas (modulus Young) bahan padatan (N/m2)
ρ = Kerapatan (massa jenis) bahan padatan 9kg/m3)
υ = Laju gelombang bunyi (m/s)
B
υ=√
ρ
Keterangan :
B = modulus Bulk zat cair (N/m2)
ρ = Kerapatan (massa jenis) bahan padatan (kg/m3)
υ = Laju gelombang bunyi (m/s)
γp Cp
υ=√ γ=
ρ Cv
Keterangan :
γ = konstanta Laplace (N/m2)
ρ = Kerapatan gas pada tekanan p dan temperatur T (Kg/m3)
υ = Cepa rambat bunyi dalam gas pada tekanan p dan temperatur P (m/s)
p = Tekanan Gas (Pa)
Cp = kalor jenis gas pada tekanan tetap (J/kg K)
Cv = kalor jenis gas pada Volume tetap (J/kg K)
4. Efek Doppler
Efek doppler yaitu perubahan frekuensi bunyi yang di dengar pengamat ketika terdapat
gerak relatif antara sumber bunyi dan pengamat.efek doppler dapat anda amati pda saat
mobil ambulans bergerak mendekatiatau menjauh anda sambil membunyikan sirene.bunyi
sirene terdengar lebih tinggi saat mendekati pengamat dan terdengar lebih rendah saat
menjauhi pengamat.persamaan efek doppler secara umum dapat dituliskan sebagai berikut.
υ ± υp
fp = υ ± υs fs
Keterangan :
fp = Frekuensi yang diterima pendengar (Hz)
fs = Frekuensi yang dikeluarkan sumber bunyi (Hz)
υ = cepat rambat gelombang bunyi diudara (m/s)
υp = Kecepatan pendengar (m/s)
υs = Kecepatan Sumber bunyi (m/s)
5. Dawai
Dawai atau senar yang kerap kita jumpai pada gelombang pad dasarnya adalah benang
yang dapat menghasilkan bunyi dengan frekuensi tertentu ketika digetarkan. Aplikasi dari
getaran gelombang ini dapat kita lihat pada alat musik seperti gitar, biola, sasando dan
sebagainya.Apa bila senar atau dawai pada gitar di petik,gelombang transversal yang
menjalar pada dawai akan di pantulkan kedua ujung terikatnya. Interferensi antara gelombng
datang dengan gelombang pantul akan mengahasilkan gelombang stasioner.Pada frekuensi
tertentu akan dihasilkan pola-pola gelombang yang berbeda.Frekuensi yang menghasilkan
pola-pola ini disebut frekunsi harmonik. Panjang dawai dan panjang gelombang untuk
harmonik ke-n dapat di tulis sebagai berikut.
f n=
υ n
=
λn 2l √ F n
= υ
μ 2l Dengan n = 1, 2, 3, .....
Keterangan;
f n=¿ Frekuensi (Hz)
l=¿ Panjang Dawai (m)
λ=¿panjang gelombang (m)
υ=¿ kelajuan gelombang pada dawai (m/s)
F=¿Ketegangan dawai (N)
μ=¿ massa persatuan panjang dawai (kg/m)
m=¿ massa dawai (kg)
n = harmonik ke-n
6. Pipa Organa
Pipa organa adalah alat yang mengunakan kolom udara sebagai sumber bunyi. Pipa organa
ada dua macam, yaitu pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup.
a. Pipa organa terbuka
Secara umum, hubungan panjang kolom udara dengan panjang gelombang untuk
harmonik ke-n pada pipa organa terbuka yaitu:
2l
n λ n=
l= λn n
2
υ nυ , dengan n = 1, 2, 3, .......
f n= =
λn 2l
Keterangan;
f n=¿ Frekuensi (Hz)
l=¿ Panjang pipa organ terbuka (m)
λ=¿panjang gelombang (m)
υ=¿ kelajuan gelombang pada pipa organ terbuka (m/s)
n = harmonik ke-n
(2 n−1) 4l
l= λn λ n=
4 2n−1
7. Timbre
Timbre erat kaitannya dengan warna bunyi . Warna nada atau warna bunyi adalah perbedaan
suara pada bunyi yang mana setiap bunyi memiliki warna bunyi masing-masing . Suara
yang berbeda disebut itu tadi yang disebut dengan timbre. Timbre terjadi akibat
perbandingan/rasio amplitudo antarfrekuensi harmonik. Perbandingan amplitudo frekuensi
harmonik nada do kecapi berbeda dengan nada do sasando dengan asumsi besar frekuensi
nada do kedua alat musik sama.
Persamaan tersebut berlaku untuk satu sumber bunyi. Jika sumber bunyi identik berjumlah n
buah, maka taraf intensitas totalnya:
T I n=T I 1 +10 log n
Jika bunyi didengar di dua titik yang jaraknya berbeda, besar intensitas bunyi di titik ke-2
dinyatakan sebagai:
T I 2=T I 1−10 log ¿
Keterangan:
T I 2 =taraf intensitas pada jarak kedua (dB)
T I 1 =taraf intensitas pada jarak pertama (dB)
r 1 =jarak sumber bunyi dengan lokasi deteksi 1 (m)
r 2 =jarak sumber bunyi dengan lokasi deteksi 2 (m)