Anda di halaman 1dari 13

GELOMBANG BUNYI

A. PENGERTIAN GELOMBANG BUNYI

Bunyi merupakan suatu rangsangan yang di-rasakan alat


pendengaran. Sedangkan Gelombang bunyi adalah gelombang
longitudinal yang terjadi karena adanya rapatan dan renggangan
medium baik gas, cair, maupun padat . Gelombang bunyi
dihasilkan oleh benda yang bergetar sehingga menyebabkan
gangguan kerapatan pada medium. Gangguan ini berlangsung
melalui interaksi molekul- molekul medium sepanjang arah
perambatan gelombang. Adapun molekul hanya bergetar ke depan
atau ke belakang di sekitar posisi kesetimbangan, Tetapi, tidak
semua getaran menghasilkan bunyi. Contohnya ketika kita
menjatuhkan benda yang ringan, misalnya sesobek kertas di atas
lantai.

B. SIFAT-SIFAT GELOMBANG BUNYI


Bunyi sebagai gelombang mempunyai sifat-sifat sama dengan sifat-
sifat dari gelombang. Dengan demikian sifat- sifat bunyi yaitu:

1.Dapat dipantulkan (refleksi).


Bunyi dapat dipantulkan terjadi apabila bunyi mengenai
permukaan benda yang keras, seperti permukaan dinding batu,
semen, besi, kaca dan seng.
Contoh : Suara kita yang terdengar lebih keras di dalam gua akibat
dari pemantulan bunyi yang mengenai dinding gua.
2.Dapat dibiaskan (refraksi).

Refraksi adalah pembelokan arah lintasan gelombang setelah


melewati bidang batas antara dua medium yang berbeda.
Contoh : Pada malam hari bunyi petir terdengar lebih keras daripada
siang hari karena pembiasan gelombang bunyi.

3.Dapat dipadukan (interferensi)


Interferensi adalah sampainya dua buah sumber bunyi yang koheren
ke telinga kita.
Contoh : Dua pengeras suara yang dihubungkan pada sebuah
generator sinyal (alat pembangkit frekuensi audio) dapat berfungsi
sebagai dua sumber bunyi yang koheren.

4.Dapat dilenturkan (difraksi)


Difraksi adalah peristiwa pelenturan gelombang bunyi ketika
melewati suatu celah sempit.
Contoh : Kita dapat mendengar suara orang diruangan berbeda dan
tertutup, karena bunyi melewati celah-celah sempit yang bisa dilewati
bunyi.

C. SYARAT- SYARAT TERDENGARNYA BUNYI


Bunyi terdengar, jika terpenuhi tiga syarat, yaitu:
1.Sumber bunyi
Sumber bunyi adalah semua benda yang bergetar dan menghasilkan
suara merambat melalui medium atau zat perantara sampai ketelinga.
Contohnya berbagai alat musik, seperti gitar, biola, piano, drum,
terompet, dan seruling.
Bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar. Hal-hal yang
membuktikan bahwa bunyi dihasilkan oleh benda yang bergetar
adalah : Ujung penggaris yang digetarkan menimbulkan bunyi.
Pada saat berteriak, jika leher kita dipegangi akan
terasa bergetar.Dawai gitar yang dipetik akan bergetar dan
menimbulkan bunyi.Kulit pada bedug atau gendang saat dipukul
tampak bergetar.

2.Medium
Medium adalah zat perantara tempat merambatnya bunyi. Contohnya
udara, air, dan kayu. Tanpa medium perantara bunyi tidak dapat
merambat sehingga tidak akan terdengar. Berdasarkan penelitian, zat
padat merupakan medium perambatan bunyi yang paling baik
dibandingkan zat cair dan gas.

3.Pendengar
Berdasarkan frekuensinya, gelombang bunyi dapat dibedakan
menjadi tiga macam, yaitu:
a. Gelombang infrasonik, yaitu gelombang bunyi yang mempunyai
frekuensi di bawah 20 Hz. Binatang yang bisa mendengar bunyi
infrasonik diantaranya: anjing, jangkrik, angsa, dan kuda.
b. Gelombang audiosonik, yaitu gelombang bunyi yang mempunyai
frekuensi antara 20 Hz sampai 20.000 Hz. Yang bisa mendengar
bunyi audiosonik diantaranya adalah manusia.
c. Gelombang ultrasonik, yaitu gelombang bunyi yang mempunyai
frekuensi diatas 20.000 Hz. Binatang yang bisa mendengar bunyi
ultrasonik diantaranya adalah kelelawar dan lumba-lumba.

D. ISTILAH ISTILAH DALAM BUNYI


1.Nada adalah bunyi yang frekuensinya teratur, misalnya bunyi
berbagai alat musik.
2.Desah adalah bunyi yang frekuensinya tidak teratur, misalnya bunyi
daun tertiup angin dan bunyi gemuruh ombak.
3.Warna bunyi (timbre) adalah Dua nada yang mempunyai frekuensi
sama tetapi bunyinya berbeda, misalnya : nada yang dihasilkan oleh
piano dan gitar, seruling dan terompet, atau suara laki-laki dan suara
perempuan.
4.Dentum adalah bunyi yang berlangsung sangat singkat tetapi
kadang-kadang sangat kuat, misalnya : bunyi meriam, senapan, dan
bom.

E. CEPAT RAMBAT GELOMBANG BUNYI


Bunyi merambat dengan kecepatan berbeda, bergantung pada
medium yang dilaluinya. Secara umum, gelombang bunyi dalam suatu
medium menjalar dengan laju:

v= ((modulus kekenyalan medium)/(kerapatan medium))

a. Cepat Rambat Gelombang Bunyi pada Gas


Adapun pada medium gas misalnya udara, laju bunyi dirumuskan:

Keterangan:
v = laju gelombang bunyi (m/s)
= konstanta laplace
R = tetapan gas ideal (8,314 J/ mol. K)
T = suhu mutlak gas (K)
M = massa molar gas (untuk udara bernilai 29103 kg/mol)
b. Cepat Rambat Gelombang Bunyi pada Fluida
Laju gelombang bunyi dalam fluida dirumuskan dengan:

Keterangan:
v = laju gelombang bunyi (m/s)
B = modulus Bulk (Pa)
= massa jenis fluida (kg/ m3)

c. Cepat Rambat Gelombang Bunyi pada Zat Padat


Pada medium zat padat, misalnya besi, laju bunyi dirumuskan sebagi
berikut:

F. EFEK DOPPLER
Istilah Efek Doppler diambil dari nama seorang fisikawan Austria,
Christian Johanm Doppler. Efek Doppler adalah peristiwa
berubahnya frekuensi bunyi yang diterima oleh pendengar karena
adanya perubahan jarak (gerak relatif) antara sumber bunyi dan
pendengar. Misalnya ketika Anda naik bis dan berpapasan dengan bis
lain yang sedang membunyikan klakson, maka akan terdengar suara
yang lebih tinggi, berarti frekuensinya lebih besar dan sebaliknya
ketika bis menjauhi anda, bunyi klakson terdengar lebih rendah,
karena frekuensi bunyi yang didengar berkurang.
Frekuensi bunyi yang diterima pendengar lebih besar dari pada
frekuensi sumbernya jika jarak antara sumber dan pendengar
semakin dekat. Sebaliknya, frekuensi bunyi yang diterima pendengar
lebih kecil dari pada frekuensi sumbernya jika jarak antara sumber
dan pendengar semakin jauh.
Secara matematis, frekuensi yang diterima pendengar memenuhi
persamaan:

Keterangan:
fp = frekuensi bunyi yang diterima pendengar (Hz)
fs = frekuensi bunyi yang dipancarkan sumber (Hz)
V = cepat rambat bunyi (m/s)
Vp= kecepatan pendengar (m/s)
Vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)

Dari persamaan tadi, Vp dan Vs dapat bernilai positif atau negatif


dengan ketentuan sebagai berikut:
a.Jika sumber bunyi atau pendengar tidak bergerak (diam) nilai dan
selalu sama dengan nol.
b.Nilai positif jika pengamat mendekati sumber. Sebaliknya, bernilai
negatif jika pengamat menjauhi sumber.
c.Nilai positif jika sumber menjauhi pengamat. Sebaliknya, bernilai
negatif jika sumber mendekati pengamat.

G. FENOMENA DAWAI DAN PIPA ORGANA


a. Dawai
Seutas dawai atau senar yang kedua ujungnya terikat jika digetarkan
akan membentuk gelombang stasioner. Getaran ini akan
menghasilkan bunyi dengan nada tertentu, bergantung pada jumlah
gelombang yang terbentuk pada dawai tersebut. Pola gelombang
stasioner ketika terjadi nada dasar (harmonik pertama), nada atas
pertama ( harmonik kedua), dan nada atas kedua (harmonik ketiga)
adalah seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah ini:

Frekuensi nada yang dihasilkan bergantung pada pola gelombang


yang terbentuk pada dawai. Berdasarkan gambar diatas, panjang
gelombang nada dasar, nada dasar pertama, dan nada dasar kedua
berturut- turut 2L, L, dan 2/3L. Secara umum, ketiga panjang
gelombang tersebut dapat dinyatakan dengan persamaan:

n= 2L/(n+1)
Dengan demikian, frekuensi nada yang dihasilkan dawai memenuhi
persamaan:

keterangan :
fn = frekuensi nada ke- n (Hz)
v = cepat rambat gelombang dalam dawai,
L = panjang dawai
Nilai n = 0, 1, 2, , yaitu bilangan yang menyatakan nada dasar, nada
atas pertama, nada atas kedua, dan seterusnya.
Kecepatan rambat gelombang pada tali (dawai) memenuhi
persamaan:

Menurut Mersenne, frekuensi dawai yang bergetar bergantung pada


beberapa faktor, yaitu:
a. Panjang dawai, semakin pendek dawai semakin tinggi frekuensi
yang dihasilkan.
b. Tegangan dawai, semakin tegang dawai, semakin tinggi frekuensi
yang dihasilkan.
c. Massa jenis bahan dawai, semakin besar massa jenis bahan dawai,
semakin rendah frekuensi yang dihasilkan.
d. Penampang dawai, semakin besar luas penampang dawai, semakin
rendah frekuensi yang dihasilkan.

Contoh Soal:
Dawai sepanjang 20 cm memiliki massa 20 gr. Jika ujung- ujung
dawai diikat sehingga memiliki tegangan 30 N, maka tentukan:
Panjang gelombang pada nada atas keduanya.
Penyelesaian:
l = 60 cm = 0,6 m
m = 20 gr = 2 x 10-2 kg
F = 30 N
n = 2,
2=?
2= 2L/(n+1)= (2 .0,6 m)/(2+1)= (1,2 m)/3 = 0,4 m

b. Pipa organa
Resonansi adalah bergetarnya suatu benda akibat benda lain yang
bergetar. Contohnya peristiwa pada saat gitar dipetik, udara yang ada
dalam ruangan pada bagian gitar tersebut turut bergetar dengan
frekuensi uang sama dengan frekuensi getaran dawai. Resonansi
menghasilkan pola gelombang stasioner yang terdiri atas perut dan
simpul gelombang dengan panjang gelombang tertentu.
Contoh lain peristiwa resonansi adalah pada pipa organa. Ada dua
jenis pipa organa, yaitu pipa organa terbuka dan pipa organa tertutup.

1) Pipa organa terbuka


Apabila pipa organa ditiup maka udara- udara dalam pipa akan
bergetar sehingga menghasilkan bunyi. Gelombang yang terjadi
merupakan gelombang longitudinal. Pola gelombang stasioner yang
terjadi pada nada dasar, nada atas pertama, dan nada atas kedua
adalah seperti pada gambar dibawah ini. (Prinsip)
Pola nada berikutnya merupakan penambahan setengah gelombang
dari pola sebelumnya dengan panjang pipa tetap.
Dari gambar diatas, panjang gelombang nada dasar, nada atas
pertama, dan nada atas kedua berturut- turut 2 L, L , dan 2/3 L. Sama
dengan pada adawai, ketiga panjang gelombang ini dapat dinyatakan
dengan persamaan:

n= 2L /(n+1)

2) Pipa organa tertutup


Pola gelombang pada pipa organa tertutup adalah :

Dari gambar diatas. Panjang gelombang nada dasar, nada atas


pertama dan nada atas kedua berturut- turut 4L, 4/3 L, dan 4/5 L.
Secara umum diperoleh :

n= 4L/(2n+1)
H. INTENSITAS DAN TARAF INTENSITAS
a.Intensitas bunyi
Intensitas bunyi adalah daya rata- rata per satuan luas yang datang
tegak lurus arah rambatan. Gelombang merupakan rambatan energi
getaran. Jika ada gelombang tali berarti energinya dirambatkan
melalui tali tersebut. Bunyi di rambatkan dari sumber ke pendengar
melalui udara. Yang menarik bahwa bunyi disebarkan dari sumber ke
segala arah.
Jika seseorang berdiri berjarak R dari sumber akan mendengar bunyi
maka bunyi itu telah tersebar membentuk luasan bola dengan jari-
jari R. Berarti energi yang diterima pendengar itu tidak lagi sebesar
sumbernya. Sehingga dapatlah dihitung besarnya intensitas bunyi
tersebut. Secara matematis dapat dituliskan :

keterangan :
I = intensitas bunyi (W/ m2)

P = daya sumber bunyi

A = luas (m2)

Jika sumber bunyi memancarkan bunyi secara isotropik (menyebar ke


segala arah sama rata), luas yang dimaksud sama dengan luas
permukaan bola, yaitu:

b.Taraf intesitas bunyi


Taraf intensitas bunyi adalah perbandingan logaritmik antara
intensitas bunyi dengan intensitas ambang pendengaran.
Taraf intensitas bunyi dinyatakan dalam desibel (dB), secara
matematis ditulis :

keterangan :
TI = taraf intensitas (dB)
I = intensitas (watt/m2)
Io = intensitas ambang pendengar

Anda mungkin juga menyukai