Anda di halaman 1dari 8

GELOMBANG BUNYI

A. Sifat Dasar Gelombang Bunyi


Bunyi disebabkan oleh adanya benda yang bergetar. Bunyi merupakan gelombang mekanik, yaitu gelombang yang memerlukan medium pada saat merambat. Bunyi juga termasuk ke dalam kelompok gelombang longitudinal, yaitu gelombang yang arah getarnya sejajar dengan arah rambatnya. Daerah yang tekanan udaranya bertambah disebut rapatan. Rapatan ini bergerak menjauh dari pengeras suara pada kecepatan bunyi. Rapatan ini mirip dengan daerah rapatan pada kumparankumparan dalam gelombang longitudinal pada slinki. Setelah menghasilkan rapatan, diafragma membalik arah gerakannya menjadi radial ke dalam. Gerakan diafragma ke dalam menghasilkan suatu daerah yang dikenal sebagai renggangan. Renggangan ini menyebabkan tekanan udara sedikit lebih kecil daripada tekanan normal. Rengangan ini mirip dengan daerah renggangan pada kumparan -kumparan dalam gelombang longitudinal pada slinki. Renggangan merambat menjauh dari pengeras suara pada kecepatan bunyi.

Gambar 3.1 Diafragma pengeras suara bergerak : (a) radial keluar, (b) radial ke dalam. Sifat-sifat bunyi pada dasarnya sama dengan sifat-sifat gelombang longitudinal, yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), dipadukan (interferensi), dilenturkan (difraksi) dan dapat diresonansikan. Bunyi memerlukan medium pada saat merambat. Medium tersebut dapat berupa zat padat, zat cair, maupun zat gas. Bunyi tak dapat merambat pada ruang hampa. Jika kita bercakap-cakap, maka bunyi yang kita dengar merambat dari pita suara yang berbicara menuju pendengar melalui medium udara. Ada beberapa syarat bunyi dapat terdengar telinga kita. Pertama, adanya sumber bunyi. Misalnya, ada gitar yang dipetik, ada gong yang dipukul, ada yang bersuara dan ada suara kendaraan lewat. Kedua, ada mediumnya. Bunyi dapat merambat dalam medium udara (zat gas), air (zat cair) maupun zat padat. Ketiga, bunyi dapat didengar telinga bila memiliki frekuensi 20 - 20.000 Hz. Batas pendengaran manusia adalah pada frekuensi tersebut bahkan pada saat dewasa terjadi pengurangan interval tersebut karena faktor kebisingan atau sakit. Berdasarkan batasan pendengaran manusia itu gelombang dapat dibagi menjadi tiga yaitu audiosonik (20-20.000 Hz), infrasonik (di bawah 20 Hz) dan ultrasonik (di atas 20.000 Hz). Binatang-binatang banyak yang dapat mendengar di luar audio sonik. Contohnya jangkerik dapat mendengar infrasonik (di bawah 20 Hz), anjing dapat mendengar ultrasonik (hingga 25.000 Hz).

1|Gel o mb an g Bu n yi

B C at a

at bu i pa a zat pa at

B sarnya cepat ra bat bunyi pa a zat pa at tergantung pa a si at elastisitas dan massa jenis zat padat tersebut dalam zat padat. ecara matematis besarnya cepat rambat bunyi pada zat padat dide inisikan sebagai : (3.1 Keterangan : V : Cepat rambat bunyi pada zat padat (m/s) E : M dulus Young medium (N/m2) : Massa jenis medium (kg/m3) ebagai contoh, untuk laju yang E = 2,0 1011 Pa dan

= 7,8 103 kg/m3, memberikan:

= 5.100 m/s

C. Cepat rambat bunyi pada zat cair


Besarnya cepat rambat bunyi dalam zat cair tergantung pada Modulus Bulk dan massa jenis zat cair tersebut. ecara matematis hampir analogi dengan persamaan 3.1, yaitu : (3.2)

V B

Keterangan : : Cepat rambat bunyi pada zat cair (m/s) : Modulus Bulk medium (N/m2) : Massa jenis medium (kg/m3)

D. Cepat rambat bunyi pada zat gas (udara)


Di udara tentu Anda lebih sering mendengar berbagai mac bunyi. Anda bisa mendengar suara radio, am tele isi, bahkan orang yang berteriak teriak di kejauhan. Besarnya cepat rambat bunyi pada zat gas tergantung pada si at si at kinetik gas. Dalam kasus gas terjadi perubahan olum, dan yang berkaitan dengan modulus elastik bahan adalah modulus bulk. Cepat rambat bunyi dalam gas dapat dinyatakan dengan:

..................................(3.3) dengan p = tekanan gas = tetapan Laplace. = kerapatan


2|G e

Sebagai contoh, untuk udara pada keadaan normal g=1,4 (gas diat omik), p=1 atm, diperoleh:

=1,3 kg/m3,

= 330 m/s Berdasarkan persamaan gas ideal: , atau gas, yaitu: , maka diperoleh persamaan dasar untuk menghitung cepat rambat bunyi dalam

(3.4)

Keterangan : V : Cepat rambat bunyi pada zat gas (m/s) : Konstanta Laplace R : Tetapan umum gas (8,31 J/molK) T : Suhu mutlak gas (K) M : Massa atom atau molekul relati gas (kg/mol)

E. Pembiasan Gelombang Bunyi


Pada siang hari, udara pada lapisan atas lebih dingin daripada lapisan ba ah. Cep rambat bunyi at pada suhu dingin adalah lebih kecil daripada suhu panas. Dengan demikian, kecepatan bunyi pada lapisan udara atas lebih kecil daripada kecepatan bunyi pada lapisan udara ba ah, karena medium pada lapisan atas lebih rapat dari medium pada lapisan ba ah. Jadi, pada siang hari, bunyi petir yang merambat dari lapisan udara atas menuju ke lapisan udara ba ah akan dibiaskanmenjauhi garis normal (Gambar 3.2a).

Gambar 3.2. Pembiasan gelombang bunyi Pada malam hari, terjadi kondisi sebaliknya, udara pada lapisan ba ah (dekat tanah) lebih dingin daripada udara pada lapisan atas. Dengan demikian, kecepatan bunyi pada lapisan ba ah lebih kecil daripada lapisan atas, karena medium pada lapisan atas kurang rapat dari medium pada lapisan ba ah.

 

    

3|G e

F. Interferensi Bunyi
Bunyi kuat terjadi ketika superposisi kedua gelombang bunyi pada suatu titik adalahsefase atau memiliki beda lintasan yang merupakan kelipatan bulat dari panjang gelombang bunyi. Bunyi kuat s = n ; n = 0, 1, 2, 3, . . . (3.5) ua, n = 0, n = 1, dan n = 2, berturut turut untuk bunyi kuat pertama, bunyi kuat ked dan bunyi kuat ketiga. Bunyi lemah terjadi ketika superposisi kedua gelombang bunyi kuat pertama, bunyi kuat kedua, dan bunyi kuat ketiga. Interferensi destruktif jika kedua gelombang yang bertemu pada suatu titik adalah berla anan fase atau memiliki beda lintasan, Bunyi lemah s = ; n = 0, 1, 2, 3, . . . (3.6) n = 0, n = 1, n = 2, berturut turut untuk bunyi kuat pertama, bunyi kuat kedua, dan bunyi kuat ketiga.

G. Resonansi Bunyi
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena ada benda lain yang bergetar dan memiliki frekuensi yang sama atau kelipatan bilangan bulat dari frekuensi itu. Resonansi sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari hari. Misalnya, resonansi bunyi pada kolom udara dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan bunyi. Berdasarkan hal tersebut, maka dapatdibuat berbagai macam alat musik. Alat musik pada umumnya dibuat berlubang agar terjadi resonansi udara sehingga suara alat musik tersebut menjadi nyaring. Contoh alat musik itu antara lain: seruling, kendang, beduk, ketipung dan sebagainya. Resonansi juga dipahami untuk mengukur kecepatan perambatan bunyi di udara. Untuk mengetahui proses resonansi, kita tinjau dua garputala yang saling beresonansi seperti ditunjukkan pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Dua garputala yang saling beresonansi Jika garputala dipukul, garputala tersebut akan bergetar. Frekuensi bunyi yang dihasilkan bergantung pada bentuk, besar, dan bahan garputala tersebut.

&

# %

# " !

 

4|G e

H. Efek Doppler
Fenomena perubahan frekuensi karena pengaruh gerak relatif antara sumber bunyi dan pendengar, pertama kali diamati oleh Christian Doppler. Jika antara sumber bunyi dan pendengar tidak ada gerakan relatif, maka frekuensi sumber bunyi dan frekuensi bunyi yang didengar oleh seseorang adalah sama. Namun, jika antara sumber bunyi dan si pendengar ada gerak relatif, ternyata antara frekuensi sumber bunyi dan frekuensi bunyi yang didengar tidaklah sama. Suatu contoh, misalnya ketika Anda naik bis dan berpapasan dengan bis lain yang sedang membunyikan klakson, maka akan terdengar suara yang lebih tinggi, berarti frekuensinya lebih besar dan sebaliknya ketika bis menjauhi anda, bunyi klakson terdengar lebih rendah, karena frekuensi bunyi yang didengar berkurang. Peristiwa ini dinamakan Efek Doppler.

I. Tinggi Nada, Kuat Bunyi, dan Warna Bunyi


Setiap bunyi yang didengar manusia selalu memiliki frekuensi tertentu. Untuk memenuhi frekuensi yang diharapkan, maka munculnya berbagai alat musik, misalnya seruling dan gitar. Saat bermain gitar, maka dawainya akan dipetik untuk mendapatkan frekuensi yan rendah atau tinggi. Tinggi rendahnya g frekuensi bunyi yang teratur inilah yang dinamakan tinggi nada. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tinggi nada bergantung pada frekuensi sumber bunyi. Frekuensi tinggi bunyi bernada tinggi Frekuensi rendah bunyi bernada rendah Frekuensi yang dihasilkan oleh suatu sumber bunyi dapat diamati pada layar osiloskop. Bunyi dengan frekuensi rendah menghasilkan bentuk gelombang yang kurang rapat. Bunyi dengan frekuensi tinggi menghasilkan bentuk gelombang yang lebih rapat. Telinga manusia normal dapat mendengar bunyi yang frekuensinya antara 20 -20.000 Hz. Di luar batas-batas frekuensi bunyi tersebut manusia tidak dapat mendengarnya. Sumber bunyi dapat diperoleh dari sebuah generator audio. Generator audio dapat menghasilkan bermacam-macam frekuensi dan amplitudo gelombang bunyi. Jika frekuensi dibuat tetap, sedangkan amplitudonya diperbesar, akan didapatkan gelombang bunyi yang lebih kuat. Jika seseorang dekat dengan sumber bunyi, maka orang tersebut akan mendengar bunyi yang lebih kuat dibandingkan dengan orang yang berada lebih jauh dari sumber bunyi tersebut. Namun, keduanya mendengarkan frekuensi yang sama. Pada umumnya, sumber bunyi tidak bergetar hanya dengan nada dasar saja, tetapi diikuti oleh nada-nada atasnya. Gabungan antara nada-nada dasar dengan nada-nada atas yang mengikutinya akan menghasilkan warna bunyi tertentu yang khas pula bagi suatu alat tertentu. Bunyi yang khas yang dihasilkan oleh sumber bunyi ini disebut warna bunyi. Warna bunyi biola tentunya lain dengan warna bunyi gitar. Demikian juga warna bunyi kedua alat ini akan berbeda pula dengan warna bunyi seruling, walaupun setiap alat musik tersebut memancarkan frekuensi sama. Perbedaan ini muncul karena nada atas yang menyertai nada dasarnya berbeda-beda. Nada dasar dan nada atas yang digabungkan akan menghasilkan nada yang bentuk gelombangnya berbeda dengan nada dasar, tetapi masih memiliki frekuensi tetap.

5|Gel o mb an g Bu n yi

J. Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi


Intensitas Intensitas didefinisikan sebagai energi yang dipindahkan tiap satuan luas tiap satuan waktu. Karena energi tiap satuan waktu kita ketahui sebagai pengertian daya, maka intensitas bisa dikatakan juga daya tiap satuan luas. Secara matematis : (3.21) Keterangan : I : Intensitas bunyi (W/m2) P : Energi tiap waktu atau daya (W) A : Luas (m2) Jika sumber bunyi memancarkan ke segala arah sama besar (isotropik), luas yang dimaksud sama dengan luas permukaan bola, yaitu : (3.22) Sehingga, persamaan (3.21) dapat kita modifikasi menjadi : (3.23) Persamaan 3.23 tersebut menunjukkan bahwa intensitas bunyi yang didengar di suatu titik (tempat) berbanding terbalik dengan kuadrat jaraknya. Intensitas bunyi terendah yang umumnya didengar manusia memiliki nilai 1012 W/m2. Biasanya disebut sebagai intensitas ambang (I0). Jangkauan intensitas bunyi ini sangat lebar berkaitan dengan kuat bunyi, sehingga secara tidak langsung kuat bunyi sebanding dengan intensitasnya. Taraf Intensitas Bunyi Hubungan antara kuat bunyi dan intensitas bunyi diberikan oleh Alexander Graham Bell dengan mendefiniskannya sebagai taraf intensitas bunyi. Taraf Intensitas Bunyi adalah logaritma perbandingan intensitas bunyi terhadap intensitas ambang. Secara matematis, taraf intensitas bunyi didefinisikan sebagai : (3.24) Keterangan : TI : Taraf intensitas bunyi (desiBell disingkat dB) I : Intensitas bunyi (W/m2) I0 : Intensitas ambang pendengaran manusia (10 12 W/m2 Untuk n buah sumber bunyi identik, misalnya ada n sirine yang dinyalakan bersama-sama, maka besarnya taraf intensitas bunyi dinyatakan sebagai : (3.25) TI1 adalah taraf intensitas bunyi untuk satu buah sumber. Jika didengar di dua titik yang jaraknya berbeda, besar intensitas bunyi di titik ke-2 bisa dinyatakan sebagai :
6 6

2 4

2 1 0 ) ( '

6|G e

K. Aplikasi/Pemanfaatan Gelombang Bunyi


(1) Aplikasi Ultrasonik. Gelombang ultrasonik dapat dimanfaatkan untuk berbagai macam keperluan antara lain: a) kacamata tunanetra, dilengkapi dengan alat pengirim dan penerima ultrasonik memanfaatkan pengiriman dan penerimaan ultrasonik. Perhatikan bentuk kaca tuna netra pada gambar berikut.

b) mengukur kedalaman laut, untuk menentukan kedalaman laut (d) jika d iketahui cepat rambat bunyi ( ) dan selang waktu (t), pengiriman dan penerimaan pulsa adalah :

c) alat kedokteran, misalnya pada pemeriksaan USG (ultrasonografi). (2) Manfaat cepat rambat bunyi dalam kehidupan sehari hari yaitu: a) Cepat rambat gelombang bunyi juga dimanfaatkan oleh para nelayan untuk mengetahui siang dan malam. b) Pada malam hari kita mendengar suara lebih jelas daripada siang hari karena kerapatan udara pada malam hari lebih rapat dibandingkan dengan siang hari. (3) Resonansi sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari hari. a) Pemanfaatan resonansi pada alat musik seperti seruling, kendang, beduk dan lainnya. (4) Manfaat pemantulan bunyi dalam kehidupan sehari hari, antara lain: a) menentukan kedalaman laut Pada dinding kapal bagian bawah dipasang sebuah sumber getaran (osilator). Di dekat osilator dipasang alat penerima getaran (hidrofon). Jika waktu getaran (bunyi) merambat (t) sekonuntuk menempuh jarak bolak-balik yaiu 2 L meter, maka cepat rambat dapat dihitung sebagai berikut.

Di mana:
E B D C B A @ 9 8 7

7|G e

v = cepat rambat bunyi (m/s) L = dalamnya laut (m) t = waktu (t) b) melakukan survei geofisika mendeteksi, menentukan lokasi dan mengklasifikasikan gangguan di bumi atau untuk menginformasikan struktur bumi, mendeteksi lapisan batuan yang mengandung endapan minyak c) prinsip pemantulan ultrasonik dapat digunakan untuk mengukur ketebalan pelat logam, pipa dan pembungkus logam yang mudah korosi (karat). d) Mendeteksi retak-retak pada struktur logam Untuk mendeteksi retak dalam struktur logam atau beton digunakan scanning ultrasonic inilah yang digunakan untuk memeriksa retak-retak tersembunyi pada bagian-bagian pesawat terbang, yang nanti bisa membahayakan penerbangan pesawat. Dalam pemerikasaan rutin, bagian -bagian penting dari pesawat di-scaning secara ultrasonic. Jika ada retakan dalam logam, pantulan ultrasonic dari retakan akan dapat dideteksi. Retakan ini kemudian diperiksa dan segera diatasi sebelum pesawat diperkenankan terbang.

8|Gel o mb an g Bu n yi

Anda mungkin juga menyukai