BUNYI :
GELOMBANG BUNYI DAN KECEPATAN
SUMBER BUNYI
MENDETEKSI BUNYI
PEMBAGIAN FREKUENSI BUNYI
INTENSITAS BUNYI
SKALA DESIBEL
KEKERASAN BUNYI/NYARING BUNYI
SIFAT GELOMBANG BUNYI
AZAS DOPPLER
SUARA :
MEKANISME PEMBENTUKAN SUARA
ALAT PENDENGARAN :
FISIOLOGI ALAT PENDENGARAN
TEST PENDENGARAN DAN HILANG
PENDENGARAN
BISING :
PEMBAGIAN BISING
PENGARUH BISING TERHADAP KESEHATAN
PENCEGAHAN KETULIAN DARI PROSES
BISING
PARAMETER KEBISINGAN
TAKARAN BISING
PERALATAN DAN METODE PENDETEKSI
BISING
Bioakustik
Memperoleh informasi
Mendeteksi lokasi dari suatu objek
Mengukur kedalaman laut (menggunakan
gema)
Diagnosis dan pengobatan (ultrasonik)
Penelitian geofisik (infrasonik)
SIFAT GELOMBANG BUNYI
Gelombang bunyi mempunyai sifat memantul,
diteruskan dan diserap oleh benda.
Gelombang bunyi yang masuk tubuh
menyebabkan efek friksi (pergesekan).
Penyerapan energi bunyi akan mengakibatkan
berkurangnya amplitudo gelombang bunyi.
Sifat intrinsik bunyi
Merupakan gelombang harmonik
Mempunyai frekuensi
Mempunyai kecepatan
Mempunyai tekanan
Kemampuan transmisi
Mempunyai intensitas
Mempunyai amplitudo
Sifat ekstrinsik
Dipengaruhi oleh medium
Mengalami refleksi dan refraksi
Mengalami attenuasi (penurunan intensitas)
Diabsorbsi oleh medium
Mengalami difraksi/sketer (hamburan bunyi)
Echo/gema
Fluktuasi tekanan udara yang
berasal dari sumber bunyi
menyebar dengan kecepatan
suara (v) membentuk suatu seri
gelombang.
Jarak antara 2 titik identik
gelombang suara yang sesuai =
panjang gelombang (λ)
Deviasi maksimal dari tekanan
istirahat = amplitudo (α)
Bila λ meningkat nada
terdengar lebih rendah. Bila α
meningkat, nada terdengar
lebih keras.
Pola titi nada ditentukan oleh
frekuensinya (f), yaitu jumlah
siklus per detik.
Hubungan v, λ, dan f: v = f.λ
Kecepatan rambat bunyi
V = .f
Keterangan:
V : laju gelombang bunyi (m/s)
Y : modulus Young (N/m2)
ρ : massa jenis zat padat (kg/m3)
Laju gelombang bunyi
Pada medium gas misalnya udara, laju bunyi dirumuskan:
Keterangan:
v : laju gelombang bunyi (m/s)
γ : konstanta Laplace
R : tetapan gas ideal (8,314 J/mol.K)
T : suhu mutlak gas (K)
M : massa molar gas (untuk udara: 29.10-3 kg/mol)
Intensitas bunyi
Intensitas bunyi : besar
energi bunyi tiap satuan
waktu tiap satuan luas
yang datang tegak lurus.
Batas pendengaran:
I0= 10-16 W/cm2 ; 10-12 W/m2 (intensitas ambang)
Imax = 10-4 W/cm2 ; 100 W/m2
Taraf Intensitas bunyi
I : intensitas bunyi.
Io : harga ambang pendengaran.
1 Bel = 10 dB
PEMBAGIAN FREKUENSI BUNYI :
A. 0 – 20 Hz (infrasonik)
contoh : getaran tanah, gempa bumi.
Frekuensi kurang dari 16 Hz akan mengakibatkan
perasaan yang kurang nyaman (discomfort), kelesuan
(fatigue), dan kadang-kadang menimbulkan perubahan
pada penglihatan.
Apabila vibrasi bunyi dengan frekuensi infra mengenai
tubuh akan menyebabkan resonansi dan akan terasa sakit
pada beberapa bagian tubuh.
– 20.000 Hz (audio frekuensi)
B. 20
telinga luar
telinga tengah atau cavum tympani
telinga dalam atau labyrinthus mengandung
2 sistem sensorik :
a. Koklea : mengandung reseptor yang
mengubah impuls gelombang suara
menjadi impuls saraf
b. Aparatus vestibularis : keseimbangan
Telinga luar
Auricula
berfungsi mengumpulkan getaran udara, menangkap 6-8 dB.
Membran timpani
tebalnya 0,1 mm, luas 65 mm2 , suara yang masuk 99,9% mengalami refleksi
sedang 0,1% ditransmisi / diteruskan.
Pada 160 dB membran timpani akan ruptur / pecah.
Telinga tengah (cavum tympani)
Tulang-tulang pendengaran
berfungsi untuk mengalirkan getaran suara dari gendang
telinga menuju rongga telinga dalam.
Tuba eustachius
Celah tuba eustachius akan tertutup jika dalam keadaan
biasa, dan akan terbuka setiap kali menelan tekanan
udara dalam ruang timpani dipertahankan tetap seimbang
dengan tekanan udara dalam atmosfer, sehingga cedera
atau ketulian akibat tidak seimbangnya tekanan udara,
dapat dihindarkan.
Telinga dalam (labyrinthus)
Labyrinthus osseus
vestibulum
canalis semisirkularis
cochlea
Labyrinthus membranaceus
Terdapat didalam labyrinthus osseus.
Berisi endolimf dan dikelilingi perilimf.
Telinga Bagian Dalam
Koklea: saluran melingkar dengan panjang 35 mm
dan membentuk 23/4 putaran.
Koklea pada irisan melintang terdiri dari skala
vestibuli, skala timpani dan skala media. Skala
vestibuli dan skala timpani berisi perilimfe,
sedangkan skala media berisi endolimfe.
Ion dan garam pada perilimfe dan endolimfe
berbeda, hal ini penting untuk pendengaran.
Fisiologi pendengaran
Diawali dengan ditangkapnya energi bunyi oleh
daun telinga dalam bentuk gelombang yang
dialirkan melalui udara atau tulang ke koklea.
Getaran tersebut menggetarkan membran
timpani, diteruskan ke telinga tengah melalui
rangkaian tulang pendengaran yang akan
mengamplifikasi getaran melalui daya ungkit
tulang pendengaran dan perkalian perbandingan
luas membran timpani dan tingkap lonjong.
Fisiologi pendengaran (cont...)
Energi getar yang telah diamplifikasi ini, akan
diteruskan ke stapes yang menggerakkan
tingkap lonjong, sehingga perilimfa pada
skala vestibuli bergerak.
Getaran diteruskan melalui membran Reissner
yang mendorong endolimfa, sehingga akan
menimbulkan gerak relatif antara membran
basalis dan membran tektoria.
Fisiologi pendengaran (cont...)
Proses ini merupakan rangsang mekanik yang
menyebabkan terjadinya defleksi stereosilia sel-sel
rambut, sehingga kanal ion terbuka dan terjadi pelepasan
ion bermuatan listrik dari badan sel.
Keadaan ini menimbulkan proses depolarisasi sel
rambut, sehingga melepaskan neurotransmiter ke dalam
sinapsis yang akan menimbulkan potensial aksi pada
saraf auditorius, lalu dilanjutkan ke nukleus auditorius
sampai ke korteks pendengaran (area 39-40) di lobus
temporalis
Kepekaan Pendengaran
Melibatkan:
Sistem mekanis yang mengumpulkan dan
mengirimkan informasi bunyi,
Sensor yang memproduksi potensial kegiatan
saraf pendengaran,
Pusat pendengaran, bagian otak yang
menandai dan menerjemahkan sinyal dari
saraf pendengaran.
Kepekaan Pendengaran
Tingkat kepekaan suara tidak sama untuk semua
frekuensi
Untuk mendengar kenyaringan yang sama dari bunyi
dengan frekuensi yang berbeda, dibutuhkan
intensitas yang berbeda.
Bunyi 1000 Hz terdengar pada tingkat 0 dB, bunyi
100 Hz paling tidak harus 40 dB agar terdengar.
Telinga paling sensitif terhadap bunyi dengan
frekuensi antara 200 – 4000 Hz
“Ambang rasa sakit” berada pada tingkat intensitas
120 dB
AUDIOLOGI
Alat : audiometer
Cara pemeriksaan pendengaran
v : kecepatan bunyi.
vs : kecepatan sumber bunyi.
vp : kecepatan pengamat.
fs : frekuensi sumber bunyi.
fp : frekuensi yang dialami oleh pengamat.