Anda di halaman 1dari 26

K.

Uraian Materi Ajar

1. Gelombang Bunyi
Apa yang terjadi pada dunia tanpa adanya bunyi ? Tentu dunia akan terasa
sunyi tanpa adanya bunyi. Beragam jenis bunyi menjadikan dunia ini lebih indah
dan luar biasa. Kita dapat mendengarkan musik karena adanya perambatan
gelombang bunyi yang sampai pada telinga Kita. Gelombang bunyi merupakan
gelombang yang sangat bermanfaat dan memberikan informasi khusus tentang
peristiwa, gejala, atau identitas suatu benda. Kita dapat mengenali teman kita
hanya dengan mendengarkan bunyinya (suaranya). Demikian juga, seorang dokter
dapat mendiagnosis penyakit pasien berdasarkan bunyi khas yang didengar
melalui alat stetoskop. Namun tahukah Anda bagaimana sifat dan gejala pada
gelombang bunyi? Lalu bagaimanakah sifat dan gejala tersebut dimanfaatkan
dalam teknologi? Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal tersebut mari kita
pelajari materi gelombang bunyi dan pemanfaatannya dalam teknologi.

a. Pengertian dan Sifat Umum Gelombang Bunyi


Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal, yaitu gelombang
yang terdiri atas partikel-partikel yang berosilasi searah dengan gerak gelombang
tersebut, membentuk daerah bertekanan tinggi dan rendah (rapatan dan
renggangan). Partikel yang saling berdesakan akan menghasilkan gelombang
bertekanan tinggi, sedangkan molekul yang meregang akan menghasilkan
gelombang bertekanan rendah.

Partikel-partikel membentuk daerah bertekanan tinggi dan rendah.

Kedua jenis gelombang ini menyebar dari sumber bunyi dan bergerak
secara bergantian pada medium. Gelombang bunyi merambat melalui medium

udara. Bunyi yang kita dengar merupakan rambatan suatu gelombang. Gelombang
bunyi dapat menunjukan sifat-sifat umum gelombang seperti mengalami
interferensi, difraksi, refraksi, dan resonansi
Pada dasarnya sesuatu yang bergetar adalah sumber bunyi. Bunyi pada
alat-alat musik yang dapat kita dengar termasuk gelombang audiosonik.
Gelombang ini dipancarkan dengan frekuensi diantara 20 Hz 20.000 Hz. Bila
gelombang yang dipancarkan lebih dari 20.000 Hz disebut dengan gelombang
ultrasonik. Jika gelombang yang dipancarkan kurang dari 20 Hz disebut dengan
Infrasonik. Bunyi yang keluar dari alat musik bersifat teratur disebut dengan nada.
Adapun bunyi yang tidak teratur disebut dengan desah. Beberapa syarat bunyi
dapat terdengar di telinga kita. Pertama adalah adanya sumber bunyi. Kedua,
harus ada mediumnya. Bunyi pun termasuk gelombang mekanik berarti
membutuhkan medium.Bunyi dapat merambat dalam medium udara (gas), air (zat
cair) maupun zat padat. Ketiga, bunyi dapat di dengar oleh kita jika frekuensi
gelombangnya termasuk pada gelombang audiosonik.
Bunyi pun memiliki tiga sifat, yaitu tinggi rendahnya bunyi, kuat
lemahnya bunyi, dan warna bunyi. Tinggi rendah bunyi adalah kondisi gelombang
bunyi yang diterima oleh telinga manusia berdasarkan frekuensi (jumlah getaran
per detik). Tinggi suara ( pitch) menunjukkan sifat bunyi yang mencirikan
ketinggian atau kerendahan nya terhadap seorang pengamat. Kuat lemah atau
intensitas bunyi adalah kondisi gelombang bunyi yang diterima oleh telinga
manusia berdasarkan amplitudo dari gelombang tersebut. Amplitudo adalah
simpangan

maksimum,

yaitu

simpangan

terjauh

gelombang

dari

titik

setimbangnya. Intensitas menunjukkan sejauh mana bunyi dapat terdengar. Jika


intensitasnya kecil, bunyi akan melemah dan tidak dapat terdengar. Namun,
apabila intensitasnya besar, bunyi menjadi semakin kuat, sehingga berbahaya bagi
alat pendengaran.
Warna bunyi adalah bunyi yang diterima oleh alat pendengaran
berdasarkan sumber getarannya. Sumber getaran yang berbeda akan menghasilkan
bentuk gelombang bunyi yang berbeda pula. Hal ini menyebabkan nada yang
sama dari dua sumber getaran yang berbeda pada telinga manusia.

b. Cepat Rambat Gelombang Bunyi


Gelombang bunyi membutuhkan medium untuk merambat sampai pada
telinga kita. Di udara cepat rambat bunyi tidak bergantung pada tekanan udara.
Jadi, jika terjadi perubahan tekanan udara, cepat rambat bunyi tidak berubah.
Cepat rambat bunyi di udara bergantung pada suhu. Semakin tinggi suhu udara,
sernakin besar cepat perambatan bunyi. Di daerah pegunungan, cepat rambat
bunyi lebih lambat daripada cepat rambat bunyi di kawasan pantai. Selain
bergantung pada suhu, cepat rambat bunyi di udara bergantung pada kerapatan
partikel medium yang dilaluinya. Cepat rambat bunyi bergantung pada jenis
partikel yang membentuk udara tersebut. Persamaannya dapat dituliskan
=
dengan = konstanta Laplace
R = tetapan umum gas ( 8.31 J/mol K )
T = suhu mutlak gas ( Kelvin )
M = massa molekul gas ( gram/mol )
Di dalam zat padat cepat rambat bunyi ditentukan oleh modulus Young
dan massa jenis zat tersebut. Persamaannya dapat dituliskan
=
dengan = modulus Young ( N/m2 )
= massa jenis zat padat ( Kg/m3 )
Di dalam zat cair cepat rambat bunyi ditentukan oleh modulus Bluk dan
massa jenis cairan tersebut. Persamaannya dapat dituliskan
=
dengan = modulus Bulk ( N/m2 )
= massa jenis zat cair ( Kg/m3 )

c.

Efek Doppler

Istilah ini diambil dari nama seorang fisikawan Austria, Christian Johanm
Doppler (1803-1855). Doppler menemukan adanya perubahan frekuensi yang
diterima pendengar dibanding dengan frekuensi sumbernya akibat gerak relatif
pendengar dan sumber. Gejala perubahan frekuensi inilah yang dikenal sebagai
efek Doppler.
Jika sebuah sumber dan pengamat sama-sama bergerak saling mendekat,
maka frekuensi yang terdengar akan lebih tinggi dari frekuensi yang dihasilkan
sumber. Sebaliknya, jika keduanya bergerak saling menjauh, maka frekuensi yang
terdengar akan lebih rendah. Misalkan, sebuah sepeda motor bergerak mendekati
pengamat, maka suara putaran mesin akanterdengar lebih keras. Tetapi, jika
sepeda motor menjauh, perlahan-lahan suara putaran mesin tidak terdengar.
Menurut Doppler, perubahan frekuensi bunyi itu memenuhi hubungan kecepatan
relatifnya sebanding dengan frekuensi ( f ~ v ). Sehingga :

vp adalah kecepatan relatif bunyi terhadap pendengar. Nilainya dapat dituliskan


vp = v vp. dan vs adalah kecepatan relatif bunyi terhadap sumber. Nilainya
dapat di tuliskan juga vs = v vs.
Substitusi nilai vp dan vs dapat diperoleh persamaan efek Doppler seperti
berikut.

fs

dengan fp = frekuensi bunyi yang diterima pendengar (Hz)


fs = frekuensi bunyi sumber (Hz)
v = cepat rambat bunyi di udara (m/s)
vs = kecepatan sumber bunyi (m/s)
vp = kecepatan pendengar (m/s)
keterangan : tanda (+) untuk pendengar mendekati sumber bunyi atau sumber
bunyi
menjauhi pendengar.
tanda (-) untuk pendengar menjauhi sumber bunyi atau sumber bunyi
mendekati pendengar.

Suara sepeda motor yang bergerak mendekati pengamat terdengar lebih keras,
suara sepeda motor yang bergerak menjauh dari pengamat terdengar lebih pelan.
d. Sumber Bunyi
Setiap bunyi yang kita dengar dihasilkan oleh suatu benda yang bergetar.
Benda yang bergetar tersebut merupakan sumber bunyi. Piano, biola, dan
instrumen yang dipergunakan dalam suatu orkes musik merupakan beberapa
contoh benda-benda yang bertindak sebagai sumber bunyi. Bunyi yang dihasilkan
bergantung pada mekanisme yang dipergunakan untuk membuat bunyi. Getaran
yang timbul dalam musik mungkin dihasilkan oleh gesekan, petikan, atau dengan
meniupkan udara ke dalam instrumen tersebut. Biola, gitar, dan piano
menggunakan senar yang bergetar untuk menghasilkan bunyi. Sementara itu,
terompet, seruling, dan flute menggunakan kolom udara yang bergetar.

l
l = 1
l = 2
l
= 3/2 3
Frekuensi dasar atau frekuensi paling rendah ditunjukkan dengan simpul tertutup
yang terdapat pada kedua ujungnya. Panjang gelombang nada dasar pada senar
adalah dua kali panjang senar tersebut ( = 2l) sehingga frekuensi dasarnya
adalah: f

= =

dengan v adalah kecepatan gelombang pada senar.


Harmoni (Nada) kedua adalah mode berikutnya setelah dasar memiliki dua
loop. Panjang tali l berhubungan dengan satu panjang gelombang atau dituliskan l

= 2 . Untuk nada ketiga adalah l = 3/2 3, nada keempat l = 24, dan seterusnya,
sehingga dapat dinyatakan :
l=
dengan n adalah bilangan bulat yang menunjukkan indeks nada, sehingga n dapat
dituliskan dalam bentuk : n =
Untuk menentukan frekuensi f di setiap getaran, dapat diketahui dengan
menggunakan hubungan f =

Alat yang menggunakan kolom udara sebagai sumber bunyi disebut pipa
organa. Alat musik tiup dan pipa organa menghasilkan bunyi dari getaran
gelombang berdiri di kolom udara dalam tabung atau pipa. Pada beberapa alat
musik tiup, bibir pemain yang bergetar membantu menggetarkan kolom udara.
Sementara itu, pada instrumen buluh, seperti klarinet dan saksofon, kolom udara
dibangkitkan oleh suatu buluh yang terbuat dari bambu atau bahan lenting lainnya
yang dapat digerakkan oleh hembusan napas pemainnya.
Pipa organa dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pipa organa terbuka dan
pipa organa tertutup.
-Pipa Organa terbuka
Tabung yang terbuka di kedua ujungnya pada sebuah alat musik tiup
disebut pipa organa terbuka. Tabung terbuka memiliki simpul terbuka simpangan
di kedua ujungnya. Paling tidak terdapat satu simpul tertutup agar terjadi
gelombang berdiri di dalam pipa organa. Satu simpul tertutup berhubungan
dengan frekuensi dasar tabung. Jarak antara dua simpul tertutup atau terbuka
adalah setengah panjang gelombang, yaitu: l = 1/2 atau =2l
Jadi, frekuensi dasarnya adalah: f =

dengan v adalah kecepatan bunyi di

udara.
Untuk setiap frekuensinya fn =

-Pipa Organa tertutup

Pada tabung tertutup, tampak pada gambar menunjukkan bahwa selalu ada
simpangan simpul tertutup di ujung tertutup, karena udara tidak bebas bergerak,
dan simpul terbuka di ujung terbuka (di mana udara dapat bergerak bebas). Jarak
antara simpul tertutup dan terbuka terdekat adalah l =

maka panjang

gelombang pada tabung = 4l

Sehingga persamaan frekuensi dasar pipa organa : f

Untuk nada pertama l = , maka frekuensinya f =


Untuk nada kedua l = 5/4 , maka frekuensinya f =
Jadi, pada pipa organa tertutup, hanya nada ganjil saja yang ada. Nada
tambahan mempunyai frekuensi 3, 5, 7, ... kali frekuensi dasar.
Maka fn =

e.

, n = bilangan ganjil (1,3,5,7,..)

Intensitas Gelombang Bunyi


Intensitas bunyi gelombang merupakan rambatan energi getaran. Jika ada

gelombang tali berarti energinya dirambatkan melalui tali tersebut. Bagaimana


dengan bunyi? Bunyi dirambatkan dari sumber ke pendengar melalui medium
udara. Intensitas bunyi juga menyatakan energi bunyi tiap detik (daya bunyi) yang
menembus bidang setiap satuan luas.
permukaan secara tegak lurus, dirumuskan dalam persamaan I =
dengan I = intensitas bunyi ( Watt / m2 )
P = daya bunyi ( Watt )
A = luasan yang dilalui bunyi ( m2 )

Bunyi disebarkan dari sumber ke segala arah membentuk luasan bola. Jika
seseorang berdiri dengan jarak R dari sumber bunyi, maka bunyi yang terdengar
tersebut akan tersebar membentuk luasan bola dengan jari-jari R. Maka
Intensitasnya I =

dengan 4

adalah luas permukaan bola.

Intensitas bunyi diterima telinga manusia berdasarkan amplitudo


gelombang tersebut. Intensitas menunjukkan sejauh mana bunyi dapat terdengar,
ketika intensitas kecil, bunyi melemah, dan ketika intensitas besar, bunyi
mengeras
f.

Taraf Intensitas Gelombang Bunyi


Anda tentu pernah mendengar bunyi dalam ruangan yang bising. Tingkat

kebisingan inilah yang dinamakan dengan taraf intensitas. Telinga manusia


memiliki keterbatasan dalam memberikan tanggapan atau respon terhadap
rangsangan pendengaran gelombang bunyi. Intensitas gelombang bunyi yang
dapat didengar manusia rata-rata 10-12 watt/m2, yang disebut ambang
pendengaran. Sementara itu, intensitas terbesar bunyi yang masih terdengar oleh
manusia tanpa menimbulkan rasa sakit adalah 1 watt/m2, yang disebut ambang
perasaan. Hal itu menyebabkan selang intensitas bunyi yang dapat merangsang
pendengaran itu besar, yaitu antara 10-12 watt/m2 sampai 1 watt/m2. Oleh karena
itu, untuk mengetahui taraf intensitas (TI ) bunyi, yaitu logaritma perbandingan
antara intensitas bunyi dengan harga ambang pendengaran (intensitas ambang).
Persamaannya : TI =10 log
dengan TI = taraf intensitas ( dB )
I = intensitas bunyi ( Watt / m2)
I0 = intensitas ambang pendengar ( 10-12 watt/m2 )
Apabila terdapat n buah sumber bunyi identik yang memiliki taraf intensitas TI,
maka TI total nya adalah TItotal =10 log
g.

= TI + 10 log n

Pelayangan Bunyi
Pelayangan (beats) merupakan fenomena yang menerapkan prinsip

interferensi gelombang. Pelayangan akan terjadi jika dua sumber bunyi

menghasilkan frekuensi gelombang yang mempunyai beda frekuensi yang kecil.


Kedua gelombang bunyi akan saling berinterferensi, dan tingkat suara pada posisi
tertentu naik dan turun secara bergantian. Peristiwa menurun atau meningkatnya
kenyaringan secara berkala yang terdengar ketika dua nada dengan frekuensi yang
sedikit berbeda dibunyikan pada saat yang bersamaan disebut pelayangan.
Gelombang akan saling memperkuat dan memperlemah satu sama lain bergerak di
dalam atau di luar dari fasenya.

Fenomena pelayangan terjadi akibat interferensi dua gelombang bunyi dengan


beda frekuensi yang kecil.
Gambar gelombang bagian atas, menunjukkan pergeseran yang dihasilkan
sebuah titik di dalam ruang di mana rambatan gelombang terjadi, dengan dua
gelombang secara terpisah sebagai sebuah fungsi dari waktu. Anggap kedua
gelombang tersebut mempunyai amplitudo sama. Pada Gambar gelombang bagian
bawah menunjukkan resultan getaran di titik tersebut sebagai fungsi dari waktu.
Kita dapat melihat bahwa amplitudo gelombang resultan di titik yang diberikan
tersebut berubah terhadap waktu (tidak konstan).
Besarnya frekuensi pelayangan : fpelayangan = f1 f2

h.

Pemanfaatan Gelombang Bunyi


Dalam kehidupan sehari-hari kita tak bisa lepas dari yang namanya

gelombang bunyi. Adanya gelombang bunyi dan kebutuhan manusia dalam


menyederhanakan pekerjaannya membuat manusia terus berfikir kreatif dan
inovatif untuk membuat teknologi dengan menggunakan konsep dan prinsip
gelombang bunyi.
Konsep dan prinsip gelombang bunyi yang dimanfaatkan itu antara lain,
frekuensi gelombang bunyi yang terbagi menjadi infrasonik, audiosonik, dan

ultrasonik. Lalu amplitudo gelombang bunyi, pemantulan, efek dopler, dan


resonansi.
Konsep dan prinsip tersebut digunkan dalam pembuatan teknologi di
berbagai bidang yang diantaranya :
-Pemanfaatan Gelombang Bunyi dalam Bidang Medis
Dalam bidang medis, gelombang bunyi ultrasonik digunakan untuk
keperluan diagnosis maupun terapi. Untuk keperluan diagnosis sering digunakan
teknik pulsa pantul (pulse-echo-technique) seperti SONAR. Gelombang bunyi
dengan frekuensi tinggi diarahkan pada tubuh dan akan dipantulkan oleh
pembatas atau permukaan temu antara dua bagian tubuh yang berbeda sehingga
organ tubuh dapat dideteksi. Frekuensi yang digunakan untuk keperluan diagnosis
ini antara 1-10 MHz dan panjang gelombang untuk frekuensi 1 MHz adalah 0,3
mm sehingga objek dengan ukuran kecil dapat dideteksi. Pembentukan
gelombang dengan frekuensi tinggi ini umumnya berlangsung secara elektronik di
mana energi listrik ditransformasikan menjadi energi bunyi oleh sebuah
transduser yang berfungsi sebagai loudspeaker. Detektor untuk gelombang
ultrasonik yang dipantulkan juga merupakan sebuah transduser yang berfungsi
seperti mikrofon. Transduser ini akan mengubah bunyi menjadi gelombang listrik
yang dapat ditampilkan pada layar sebuah osiloskop.
Untuk gelombang terapi, digunakan gelombang bunyi dengan intensitas
sangat tinggi, yaitu 107 W/m2. Gelombang ini diarahkan pada jaringan yang
diterapi. Akibat adanya efek pemanasan oleh energi yang diserap, jaringan
tersebut dapat dihancurkan.

10

a. Pemanfaatan Ultrasonik
dalam USG
Salah

satu

penggunaan

gelombang bunyi yang populer


adalah pemakaian alat USG
(ultrasonografi)

dalam

pemeriksaan kandungan ibu


hamil. Pemindaian ultrasonik
dilakukan dengan menggerak-gerakkan probe di sekitar kulit perut ibu yang
hamil, kemudian akan terlihat gambar sebuah janin di layar monitor.
Dengan mengamati gambar janin, dokter dapat memonitor pertumbuhan,
perkembanangan dan kesehatan janin. Tidak seperti pemeriksaan dengan sinar-X,
pemeriksaan ultrasonik lebih aman (tidak beresiko), baik bagi ibu maupun
janinnya karena pemeriksaan atau pengujian dengan ultrasonik tidak merusak
material yang dilewati, maka pengujian ultrasonik disebut sebagai pengujian tak
merusak (non destructive testing, disingkat NDT). Teknik pemindaian ultrasonik
juga digunakan untuk memeriksa hati (ada atau tidaknya indikasi kanker hati) dan
otak.
b. Pemanfaatan efek Doppler dalam mengukur kelajuan aliran darah
Efek Doppler telah cukup sukses digunakan untuk memonitor aliran darah
melalui suatu pembuluh nadi utama. Gelombang-gelombang ultrasonik dengan
frekuensi 5-10 MHz diarahkan menuju ke pembuluh nadi dan suatu penerima
akan mendeteksi sinyal hamburan pantul. Frekuensi tampak dari sinyal pantul
yang diterima bergantung pada kecepatan aliran darah.
Pengukuran aliran darah dengan metode efek Doppler ini efektif untuk
mendeteksi thrombosis (penyempitan pembuluh darah) karena trombosis akan
menyebabkan perubahan yang cukup signifikan dalam kelajuan aliran darah.
Keunggulan metode ini dibandingkan dengan metode konvensional adalah cukup
murah. Namun, memberikan sedikit ketidaknyamanan kepada pasien.

11

c.

Pemanfaatan

Ultrasonik

pada

Alat

Tongkat

Kelelawar

(BatCane/UltraCane)
Sistem ekolokasi pada kelelawar telah memberi ilham bagi sejumlah
ilmuwan Inggris untuk merancang alat bantu elektronik bagi para tunanetra.
Meski tampak seperti tongkat biasa yang umum dipakai tunanetra, namun alat
baru ini punya kelebihan memunculkan citra buatan (semu) dalam otak
penggunanya tentang gambaran tiga dimensi lingkungan sekitarnya. Alat ini
merupakan hasil dari gagasan para peneliti di bidang biologi, elektronik dan
ultrasonik untuk menggabungkan ultrasonik dan pengetahuan tentang pencitraan
di dalam otak.
Prinsip kerja UltraCane sama seperti kelelawar dalam menentukan arah
terbang. Pengguna UltraCane akan merasakan rintangan-rintangan di sekitarnya
setelah gelombang yang dipancarkan UltraCane dipantulkan oleh aneka rintangan
tersebut. Gelombang pantulan ini ditangkap kembali oleh UltraCane dan
kemudian dirasakan oleh tangan pemakai yang menggenggamnya. Otak pemakai
kemudian menerjemahkan apa yang dirasakan pada tangannya sebagai rintangan
di sekelilingnya.
- Pemanfaatan Gelombang Bunyi dalam Bidang Industri
Untuk mendeteksi retak dalam struktur logam atau beton digunakan
pemindai ultrasonik. Teknik pindai ultrasonik ini biasanya digunakan untuk
memeriksa retak-retak yang tersembunyi pada bagian pesawat terbang, yang bisa
membahayakan penerbangan pesawat. Dalam pemeriksaan rutin, bagian penting
dari pesawat dipindai secara ultrasonik. Jika ada retakan dalam logam, pantulan
ultrasonik dari retakan akan dapat dideteksi. Retakan ini kemudian diperiksa dan
segera diatasi sebelum pesawat diperkenankan terbang.
Perusahaan kereta api Inggris juga menggunakan pemindai ultrasonik
untuk memeriksa ada tidaknya retakan pada rel yang akan dilintasi kereta.

12

- Pemanfaatan Gelombang Bunyi dalam Bidang Geofisika


Mengetahui kedalaman laut dengan SONAR
SONAR (Sound Navigation and Ranging) adalah
suatu metode yang memanfaatkan perambatan bunyi
di dalam air untuk mengetahui keberadaan obyek
yang berada dibawah permukaan kawasan perairan.
Sistem SONAR dapat mengukur dan mendeteksi
jarak suatu benda yang diam atau bergerak dengan memanfaatkan gelombang
bunyi, kemudian mengukur waktu gema pada saat gelombang yang dipantulkan
benda kembali ke sistem SONAR tersebut.
Denyut ultrasonik dipancarkan oleh instrumen yang dinamakan fathometer.
Ketika pulsa mengenai dasar laut atau kawanan ikan, pulsa tersebut dipantulkan
dan diterima oleh sebuah penerima. Dengan mengukur selang waktu antara saat
pulsa ultrasonik dipancarkan dan saat pulsa ultrasonik diterima, kita dapat
menghitung kedalaman laut. Jika pulsa pancar memerlukan waktu lama untuk
kembali ke penerima, dapat diartikan lautnya dalam. Jika pulsa pancar
memerlukan waktu singkat, berarti lautnya dangkal.
Dengan mengetahui cepat rambat bunyi dalam air (v) dan waktu rambat yang
diukur berdasarkan perbedaan waktu antara saat ultrasonik dipancarkan dan saat
gelombang tersebut diterima kembali (t), kedalaman laut dapat ditentukan sebagai
berikut.
=2/ atau s = /2
dengan v = cepat rambat bunyi dalam air ( m/s )
s = kedalaman laut ( meter )
t = waktu rambat ( sekon )

Survei Geofisika
Suatu gempa bumi atau ledakan dasyat membangkitkan gelombanggelombang bunyi yang dapat menempuh perjalanan yang sangat jauh melalui

13

lapisan bumi. Jika getaran-getaran ini dicatat oleh seismograf di berbagai tempat
di permukaan Bumi, catatan-catatan ini dapat digunakan untuk mendeteksi,
menemukan lokasi, dan mengklasikasikan gangguan-ganguan atau untuk
memberikan informasikan tentang struktur bumi. Pemantulan gelombanggelombang bunyi ketika melalui lapisan-lapisan batuan Bumi dapat digunakan
oleh ahli geofisika bersama ahli geologi untuk mendeteksi lapisan-lapisan batuan
yang mengandung endapan-endapan minyak atau mineral-mineral berharga.
Pemanfaatan Gelombang Bunyi dalam Bidang Farmasi
Ultrasonik yang dipancarkan ke sebuah larutan dapat mengakibatkan
getaran pada larutan tersebut sehingga mampu melakukan homogenisasi.
Ultrasonik juga diketahui memiliki efek disinfektan dengan menggunakan
konsep resonansi, mampu membersihkan peralatan yang terkait dengan ilmu
kedokteran (peralatan operasi, jarum suntik, hingga peralatan lab biologi dan
biokimia) dari kontaminasi virus dan bakteri. Efeknya setara dengan alkohol.
- Pemanfaatan Gelombang Bunyi dalam Bidang Seni
Adanya tinggi nada bunyi dan warna bunyin dapat dimanfaatkan dalam
membuat alat-alat musik Alat musik akustik seperti seruling, biola, drum, dan
gitar memanfaatkan resonansi agar diperoleh bunyi yang merdu. Alat musik
tradisional, seperti kecapi, gamelan, harpa juga memanfaatkan peristiwa
resonansi.

14

2. Cahaya
Sifat-sifat dari suatu gelombang seperti yang telah dipelajari sebelumnya
yaitu: Pemantulan, Pembiasan, Interferensi, Difraksi, Dispersi, dan Polarisasi. Jadi
apabila sesuatu hal memiliki sifat-sifat di atas maka dapat di golongkan ke dalam
gelombang. Pada saat siang hari ketika berada di dalam rumah walaupun lampu
rumah di matikan kita masih tetap dapat melihat lingkungan di sekitar kita,
walaupun cahaya matahari tidak secara langsung masuk ke dalam rumah kita, atau
pada saat kita tinggal di rumah yang terbuat dari anyaman bambu pada saat pagi
atau sore hari cahaya matahari masuk melalui celah-celah dinding yang terbuat
dari anyaman bambu namun ternyata cahaya tersebut mengalami pembelokan, dan
pada saat terjadi hujan kita pun sering melihat munculnya pelangi hal ini karena
cahaya tersebut terdispersi oleh partikel air. Berdasarkan beberapa fenomena
tersebut dapat diketahui bahwa cahaya memiliki sifat gelombang berupa difraksi
dan dispersi jadi cahaya dapat di golongkan ke dalam gelombang.
Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat dalam
vakum atau gelombang tersebut dapat merambat tanpa memerlukan medium.
Cahaya matahari dapat sampai pada suatu tempat di planet dalam sistem tata surya
tanpa memerlukan medium atau dapat merambat melalui vakum. Cahaya pun
memiliki kecepatan sekitar 3 x 108 m/s hal ini hampir sama dengan

yang

merupakan kecepatan perambatan gelombang elektromagnetik dalam vakum.


Sehingga, cahaya termasuk ke dalam gelombang elektromagnetik.
Berikut akan di bahas mengenai cahaya sebagai gelombang secara lebih rinci.
1. Pemantulan dan Pembiasan
Seperti telah kita ketahui cahaya yang masuk melalui cermin akan di
pantulkan kembali, dan apabila cahaya itu masuk ke dalam air maka
sebagian cahaya akan di pantulkan sebagian lagi akan di teruskan hal ini
sudah di bahas di kelas X di KD alat-alat optik.

15

2. Interferensi
Interferensi adalah salah satu sifat gelombang yang menyatakan
perpaduan antara dua gelombang atau lebih sebagai akibat berlakunya
prinsip super posisi. Jika perpaduan antara dua gelombang atau lebih
tersebut menghasilkan amplitudo yang lebih besar dari amplitudo semula
yaitu terjadi ketika gelombang tersebut memiliki fase yang sama maka
interferensi tersebut disebut interferensi konstruktif demikian juga apabila
perpaduan tersebut menghasilkan amplitudo yang lebih kecil dari
amplitudo semula sebagai akibat saling meniadakan yaitu terjadi ketika
gelombang tersebut berlawanan fase maka disebut interferensi destruktif.
Cahaya tergolong ke dalam gelombang maka sifat cahaya salah satunya
yaitu interferensi. Interferensi gelombang cahaya tidak dapat teramati
secara biasa, hal ini dikarenakan

cahaya mengalami perubahan fase

secara acak kira-kira sekali dalam setiap 10-8 s-1 dan gelombang cahaya
pun memiliki panjang gelombang sekitar 4x10-7m sampai 7x10-8m.
Sehingga interferensi hanya dapat terjadi dalam durasi 10-8 s sehingga
tidak dapat diamati oleh mata.
Agar interferensi cahaya dapat di amati maka harus memenuhi syarat
berikut : sumber cahaya harus bersifat koheren yaitu gelombang memiliki
beda fase yang tetap dan sumber harus monokromatik (cahaya yang
hanya terdiri dari satu panjang gelombang dan memiliki panjang
gelombang yang sama. Salah satunya yaitu dengan menggunakan celah
ganda atau percobaan Yong percobaan/ celah ganda ini berfungsi sebagai
pembelah muka gelombang sehingga di dapatkan koherensi. Hasil
interferensi yang akan teramati yaitu berupa pola gelap terang.
a. Celah ganda
Percobaan Yong yaitu percobaan dengan menggunakan dua
celah yang berdekatan, kemudian celah tersebut di masuki cahaya
sehingga cahaya Yat memasuki celah jatuh pada layar yang di
tempatkan di belakang celah dan terbentuklah pola gelap terang.
Berikut merupakan skema percobaan Yong.

16

Gambar 2.1 Skema percobaan Yong

Hasil interferensi pada layar berupa garis-garis gelap dan garisgaris terang yang bergantung pada beda lintasan cahaya dari S 1
dan S2. Jika jarak kedua celah d jauh lebih kecil dari jarak celah ke
layar l ( d << l) maka beda lintasan pada titik P yaitu
(

)=

Interferensi maksimum berupa pola terang terjadi jika kedua


gelombang memiliki fase yang sama yaitu beda lintasannya nol
atau merupakan kelipatan dari panjang gelombang. Secara
matematis syarat terjadinya interferensi maksimum yaitu :
=

= , , 2, 3,

Bilangan n menyatakan orde terang, untuk n=0 di sebut terang


maksimum atau terang pusat. Mengingat d<<l maka sudut
sangatlah kecil sehingga

=
=

Dengan y adalah jarak dari terang pusat ke terang ke n


Interferensi minimum terjadi ketika gelombang berbeda fase 1800
yaitu ketika beda lintasannya sama dengan kelipatan bilangan
ganjil setengah panjang gelombangnya.

17

(2

2
=

(2

, 2, 3,

)
2

Dengan y jarak dari terang pusat ke gelap ke n

b. Film tipis

Gambar 2.2 lapisan minyak di atas air

Terkadang kita temukan gelembung air sabun, lapisan tipis


minyak tanah yang tumpah di atas air memancarkan warna-warna
cahaya seperti gambar . peristiwa tersebut terjadi karena adanya
interferensi pada lapisan tipis dari minyak tanah atau gelembung
air sabun.
Mata

Gambar 2.3 cahaya terpantul oleh permukaan atas dan permukaan bawah lapisan tipis

Ilustrasi terjadinya interferensi pada lapisan tipis seperti


minyak tanah yang berada di atas air adalah seperti gambar di atas,

18

sebagian sinar di pantulkan di titik A yaitu di permukaan teratas,


dan sebagian sinar diteruskan dan di pantulkan pada titik B bagian
bawah. Pantulan pada lapisan terbawah harus berambat lebih jauh
sepanjang ABC. Interferensi

yang terjadi

dapat saling

menguatkan dan melemahkan. Jadi pola interferensi pada lapisan


tipis dibedakan dua faktor yaitu perbedaan panjang lintasan optik
dan perubahan fase dari sinar pantul. Dengan mempertimbangkan
dua faktor di atas maka syarat interferensi sebagai berikut.
Syarat terjadinya interferensi maksimum (terang)
2

=(

= ,2,3

Syarat terjadinya interferensi minimum


2
=
= , ,2,3
Dengan
n = indeks bias lapisan tipis (minyak)
r = sudut datang/sudut pantul dalam lapisan tipis/ pada permukaan
bawah
c. Cincin Newton
Apabila kaca dengan permukaan lengkung di letakan
bersentuhan dengan permukaan datar deretan cincin-cincin akan
muncul saat di Sinari cahaya monokromatik dari atas, hal ini di
namakan dengan cincin Newton.

19

Gambar 2.4 cincin Newton

3. Difraksi
Difraksi merupakan peristiwa pelenturan gelombang ketika melewati
celah sempit, sehingga celah sempit tersebut dapat bertindak sebagai
gelombang yang baru. Begitu pun cahaya ketika melewati celah sempit
juga akan mengalami pelenturan jika lebar celah lebih kecil dari pada
panjang gelombang cahaya yang melaluinya. Cahaya tidak lagi merambat
lurus yang mengakibatkan terjadinya interferensi sehingga tepi-tepi
bayangan menjadi kabur.
a. Celah tunggal

20

Difraksi celah tunggal yang akan di bahas yaitu difraksi


fraunhofer. Difraksi fraounhofer terjadi apabila sumber gelombang
datang dari jarak yang jauh dari celah sehingga cahaya yang
datang pada celah dapat di anggap sebagai sinar yang sejajar dan
jarak celah terhadap layar juga cukup jauh sehingga cahaya yang
terdifraksi pun dapat di anggap sejajar.

Gambar 2.5 difraksi Celah tunggal

Gambar diatas memnunjukan suatu gelombang cahaya yang


datang melalui celah tunggal yang memiliki lebar d. Sehingga :
Pola difraksi minimum
=

= ,2,3

Pola difraksi maksimum


=(

)
2

= ,2,3

b. Celah majemuk
Kisi merupakan sesuatu yang memiliki celah yang sangat
banyak dengan lebar celah dan jarak antar celah yang sama. pola
difraksi oleh kisi jauh lebih tajam jika di bandingkan pola
interferensi celah ganda atau difraksi celah tunggal.
Sebuah kisi biasanya terdiri dari banyak celah bahkan bisa
sampai ribuan celah yang berupa garis tiap centil meternya dan
biasanya dinyatakan dengan N ( jumlah celah tiap cm)
Sehingga pola difraksi yang terjadi pada kisi syaratnya yaitu :

21

Pola difraksi maksimum


=

= , ,2,3

Pola difraksi minimum


=(

)
2

= ,2,3

c. Lubang bentuk lingkaran


Untuk difraksi yang menggunakan lubang atau bukaan
yang berbentuk lingkaran yang memiliki jari-jari R, maka pola
difraksi yang terbentuk yaitu berupa lingkaran sepusat, daerah
maksimum pertama berupa lingkaran yang berjari-jari 1,2 2 ,
daerah ini disebut sebagai cakram Airy dengan persamaan :
= ,22
4. Dispersi
Dispersi merupakan peristiwa penghaburan gelombang yaitu
terurainya cahaya putih yang melewati prisma menjadi spektrum warna.
a. Dispersi Prisma
Sebuah prisma dapat memisahkan cahaya putih menjadi
warna-warna pelangi seperti pada gambar

Gambar 2.6 dispersi cahaya tampak oleh prisma

Hal ini terjadi karena indeks bias materi bergantung pada


panjang gelombang, cahaya putih merupakan campuran dari
semua panjang gelombang sinar tampak, dan ketika campuran
cahaya tersebut jatuh pada prisma maka panjang gelombang yang
berbeda-beda tersebut akan di belokan

dengan derajat yang

berbeda-beda. Karena indeks bias lebih besar untuk panjang

22

gelombang pendek maka cahaya ungu di belokan paling jauh dan


cahaya merah paling dekat.
b. Spektrum tampak
Intensitas cahaya merupakan energi yang di bawa cahaya
persatuan waktu, dan sebanding dengan kuadrat amplitudo
gelombang.

Warna

cahaya

berhubungan

dengan

panjang

gelombang dan frekuensi cahaya tersebut. Cahaya tampak yaitu


cahaya yang sensitif bagi mata yang memiliki panjang gelombang
berkisar 400 nm sampai 700 nm, kisaran panjang gelombang ini
yang di kenal dengan spektrum tampak.

Gambar 2.7 Spektrum cahaya

5. Polarisasi
Polarisasi merupakan proses pengkutuban cahaya sehingga di hasilkan
arah gelombang cahaya yang sesuai. Polarisasi merupakan ciri dari
gelombang transversal, sehingga cahaya termasuk ke dalam gelombang
transversal. Polarisasi dapat kita rasakan yaitu pada saat siang hari yang
cerah warna langit terlihat biru. Polarisasi cahaya dapat disebabkan oleh
empat cara, yaitu refleksi (pemantulan), absorbsi (penyerapan), pembiasan
(refraksi) ganda dan hamburan.
a. Polarisasi karena pemantulan
Pemantulan akan menghasilkan cahaya terpolarisasi jika
sinar pantul dan sinar biasnya membentuk sudut 90o. Arah getar
sinar pantul yang terpolarisasi akan sejajar dengan bidang pantul.
Oleh karena itu sinar pantul tegak lurus sinar bias, berlaku ip + r
= 90 atau r = 90 ip . Dengan demikian, berlaku pula

Jadi, diperoleh persamaan

23

Dengan n2 adalah

indeks

datang n1 adalah

medium

sedangkan ip adalah

sudut

bias

medium

tempat
pantul

tempat

cahaya

yang

cahaya

terbiaskan,

merupakan

sudut

terpolarisasi. Persamaan di atas merupakan bentuk matematis dari


Hukum Brewster.
b. Polarisasi karena pembiasan ganda
Jika berkas kaca dilewatkan pada kaca, kelajuan cahaya
yang keluar akan sama ke segala arah. Hal ini karena kaca bersifat
homogen, indeks biasnya hanya memiliki satu nilai. Namun, pada
bahan-bahan kristal tertentu misalnya kalsit dan kuarsa, kelajuan
cahaya di dalamnya tidak seragam karena bahan-bahan itu
memiliki dua nilai indeks bias (birefringence).
Cahaya yang melalui bahan dengan indeks bias ganda akan
mengalami pembiasan dalam dua arah yang berbeda. Sebagian
berkas akan memenuhi hukum Snellius (disebut berkas sinar
biasa), sedangkan sebagian yang lain tidak memenuhi hukum
Snellius (disebut berkas sinar istimewa).
c. Polarisasi karena absorpsi
Polarisasi jenis ini dapat terjadi dengan bantuan kristal
polaroid. Bahan polaroid bersifat meneruskan cahaya dengan arah
getar tertentu dan menyerap cahaya dengan arah getar yang lain.
Cahaya yang diteruskan adalah cahaya yang arah getarnya sejajar
dengan sumbu polarisasi polaroid.

24

Gambar 2.8 palaroid

Gambar 2.8 Dua buah polaroid, polaroid pertama disebut


polarisator dan polaroid kedua disebut analisator dengan sumbu
transmisi membentuk sudut
Seberkas cahaya alami menuju ke polarisator. Di sini
cahaya dipolarisasi secara vertikal yaitu hanya komponen medan
listrik E yang sejajar sumbu transmisi. Selanjutnya cahaya
terpolarisasi menuju analisator. Di analisator, semua komponen E
yang tegak lurus sumbu transmisi analisator diserap, hanya
komponen E yang sejajar sumbu analisator diteruskan. Sehingga
kuat medan listrik yang diteruskan analisator menjadi:
E2 = E cos
Jika cahaya alami tidak terpolarisasi yang jatuh pada
polaroid pertama (polarisator) memiliki intensitas I0, maka cahaya
terpolarisasi yang melewati polarisator adalah:
I1 = I0
Cahaya dengan intensitas I1 ini kemudian menuju analisator dan
akan keluar dengan intensitas menjadi:
I2 = I1 cos2 = I0 cos2

d. Polarisasi karena hamburan


Jika cahaya dilewatkan pada suatu medium, partikelpartikel medium akan menyerap dan memancarkan kembali
sebagian cahaya itu. Penyerapan dan pemancaran kembali cahaya

25

oleh partikel-partikel medium ini dikenal sebagai fenomena


hamburan.
Pada

peristiwa

hamburan,

cahaya

yang

panjang

gelombangnya lebih pendek cenderung mengalami hamburan


dengan intensitas yang besar. Hamburan ini dapat diamati pada
warna biru yang ada di langit kita.

Gambar 2.9 Warna biru langit akibat fenomena polarisasi karena hamburan

Sebelum sampai ke bumi, cahaya matahari telah melalui


partikel-partikel udara di atmosfer sehingga mengalami hamburan
oleh partikel-partikel di atmosfer itu. Oleh karena cahaya biru
memiliki panjang gelombang lebih pendek daripada cahaya
merah, maka cahaya itulah yang lebih banyak dihamburkan dan
warna itulah yang sampai ke mata kita.

26

Anda mungkin juga menyukai