Anda di halaman 1dari 43

GELOMBANG BUNYI

Oleh
Prof. Dr. Nasruddin Noer, M.Eng.Sc
nasnoer1955@gmail.com
085276657566
Disampaikan pada
Perkuliahan ke Empat
Departemen Fisika FMIPA
USU
 Bunyi merupakan getaran di dalam medium elastis pada
frekuensi dan intensitas yang dapat didengar oleh telinga
manusia.

Tiga syarat agar terjadi bunyi :

• Sumber Bunyi
1
• Medium
2
• Pendengar
3
A. BUNYI MERUPAKAN GELOMBANG LONGITUDINAL

Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal, yaitu gelombang


yang terdiri atas partikel-partikel yang berosilasi searah dengan gerak
gelombang tersebut, membentuk daerah bertekanan tinggi dan rendah
(rapatan dan renggangan).
B. Bunyi Tidak Dapat Merambat Melalui Vakum

Gelombang bunyi dapat bergerak melalui zat padat, zat cair,


dan gas, tetapi tidak bisa melalui vakum, karena di tempat
vakum tidak ada partikel zat yang akan mentransmisikan
getaran.
C. SIFAT BUNYI

• Tinggi rendah bunyi


1

• Kuat lemah bunyi


2

3
• Warna bunyi
Tinggi rendah bunyi adalah
kondisi gelombang bunyi
yangditerima oleh telinga
manusia berdasarkan frekuensi
(jumlah getaran per detik).

Tinggi suara (pitch)


menunjukkan sifat bunyi yang
mencirikan ketinggian atau
kerendahannya terhadap seorang
pengamat.
 Kuat Lemah Bunyi
KUAT LEMAH ATAU INTENSITAS BUNYI ADALAH
KONDISI GELOMBANG BUNYI YANG DITERIMA
OLEH TELINGA MANUSIA BERDASARKAN
AMPLITUDO DARI GELOMBANG TERSEBUT.

Amplitudo adalah simpangan maksimum, yaitu


simpangan terjauh gelombang dari titik setimbangnya .

Intensitas menunjukkan sejauh mana bunyi dapat


terdengar. Jika intensitasnya kecil, bunyi akan melemah
dan tidak dapat terdengar. Namun, apabila intensitasnya
besar, bunyi menjadi semakin kuat, sehingga berbahaya
bagi alat pendengaran.
 Warna Bunyi

WARNA BUNYI ADALAH BUNYI YANG DITERIMA OLEH ALAT


PENDENGARAN BERDASARKAN SUMBER GETARANNYA.
SUMBER GETARAN YANG BERBEDA AKAN MENGHASILKAN
BENTUK GELOMBANG BUNYI YANG BERBEDA PULA. HAL INI
MENYEBABKAN NADA YANG SAMA DARI DUA SUMBER
GETARAN YANG BERBEDA PADA TELINGA MANUSIA.
 Klasifikasi Gelombang Bunyi

1. Infrasonik
INFRASONIK YAITU BUNYI DENGAN FREKUENSI DI BAWAH 20 HZ,  CONTOH :
JANGKRIK .

2. Audiosonik

Audiosonik yaitu bunyi dalam jangkauan frekuensi antara 20-20.000 Hz, Contoh : manusia .

3. Ultrasonik

Ultrasonik yaitu bunyi dengan frekuensi di atas 20.000 Hz, Contoh :


lumba-lumba dan anjing.
 Gejala – Gejala Gelombang Bunyi

1. Pemantulan

2. Pembiasan (Refraksi)

3. Pelenturan (Difraksi)

4. Interferensi

5. Efek Doppler
1. Hukum pemantulan bunyi
Pemantulan bunyi mengikuti suatu aturan
hukum pemantulan bunyi sebagai berikut
dibawah ini;
 
“Bunyi datang, garis normal, dan juga bunyi
pantul terletak dalam satu bidang datar, sudut
datang sama besar dengan sudut pantul”.

Sudut datang ialah sudut jarak antara Dari uraian itu bisa disimpulkan
bunyi datang dengan garis normal. Sudut bahwa kuat bunyi yang didengar
pantul ialah sudut jarak antara bunyi tergantung pada bunyi pantul dapat
pantul dengan garis normal. Garis memperkuat bunyi asli jika jarak dinding
normal ialah garis tegak lurus bidang pantul tidak jauh dari sumber bunyi.
pantul melewati titik jatuh bunyi datang. Misalnya, bunyi kereta api ketika masuk
terowongan akan terdengar lebih kuat.
 Pemantulan

Bunyi dipantulkan jika mengenai medium yang keras, jenis


pemantulan bunyi ada dua, yaitu gema dan gaung . prinsip
pemantulan dimanfaatkan manusia untuk mengukur jarak suatu
benda dengan sumber bunyi.

Jarak suatu benda dapat ditentukan dengan persamaan :

  KETERANGAN :
D = jarak sumber bunyi dengan tempat pemantulan bunyi (m)
v = laju bunyi (m/s)
t = selang waktu antara gelombang bunyi dipancarkan
hingga diterima kembali (s)
 Pembiasan ( Refraksi )

Bunyi akan mengalami pembelokan arah rambat jika


melewati dua medium yang berbeda kerapatannya.

Contohnya pembelokan bunyi pada daerah bersuhu


dingin ke suhu yang lebih panas. Pembelokan ini terjadi
akibat perbedaan kerapatan udara karena perbedaan
suhu.
 Pelenturan ( Difraksi )

Peristiwa Difraksi Dapat Dipahami


Ketika Kita Dapat Mendengar Suara
Orang Di Ruangan Berbeda Dan
Tertutup Karena Gelombang Bunyi
Mampu Melewati Celah-celah
Sempit.Gelombang Bunyi Sangat
Mudah Mengalami Difraksi Karena
Gelombang Bunyi Di Udara Memiliki
Panjang Gelombang Dalam Rentang
Cm Sampai Meter.
 Interferensi ( perpaduan gelombang)

Interferensi Sendiri Merupakan Istilah Yang


Digunakan Untuk Menjelaskan Ketika Dua
Gelombang Atau Lebih Saling Bersuperposisi.

Gejala Interferensi Gelombang Bunyi Dapat


Dengan Mudah Dipahami Ketika Kita Berada Di
Antara Dua Buah Loud Speaker Dengan Frekuensi
Dan Amplitudo Yang Sama Atau Hampir Sama,
Kita Akan Mendengar Bunyi Keras-lemah Secara
Bergantian.
 Efek Doppler

 Perubahan Frekuensi Gerak Gelombang Yang


Disebabkan Gerak Relatif Antara Sumber Dan
Pengamat Disebut Sebagai Efek Doppler.

Frekuensi ( F ) Dari Bunyi Yang Dihasilkan Sebagai


Akibat Gerak Relatif Dari Sumber Dan Pengamat
Dinyatakan OLEH:
 Efek Doppler

Keterangan :
Fp Adalah Frekuensi Yang Didengar Oleh Pendengar.
Fs Adalah Frekuensi Yang Dipancarkan Oleh Sumber Bunyi.
Vp Adalah Kecepatan Pendengar.
Vs Adalah Kecepatan Sumber Bunyi.
V Adalah Kecepatan Bunyi Di Udara.
 Efek Doppler

(a) Suara sepeda motor yang bergerak mendekat


terdengar lebih keras
(b) Suara sepeda motor yang bergerak menjauh
terdengar lebih pelan
 Contoh Soal
D. Cepat Rambat Bunyi

1. Cepat Rambat Bunyi pada Zat Padat

2. Cepat Rambat Bunyi pada Zat Cair

3. Cepat Rambat Bunyi pada Zat Gas


E. Sumber Bunyi

Sumber bunyi adalah sesuatu yang bergetar. Bunyi termasuk


gelombang longitudinal. Alat-alat musik seperti gitar, biola,
harmonika, dan seruling termasuk sumber bunyi.

Pada dasarnya sumber getaran semua alat-alat musik itu


adalah dawai dan kolom udara.
A. Sumber Bunyi Dawai

Sebuah gitar merupakan suatu alat musik yang menggunakan dawai/senar


sebagai sumber bunyinya. Gitar dapat menghasilkan nada-nada yang
berbeda dengan jalan menekan bagian tertentu pada senar itu, saat
dipetik. Getaran pada senar gitar yang dipetik itu akan menghasilkan
gelombang stasioner pada ujung terikat.

Satu senar pada gitar akan menghasilkan berbagai frekuensi resonansi


dari pola gelombang paling sederhana sampai majemuk. nada yang
dihasilkan dengan pola paling sederhana disebut nada dasar, kemudian
secara berturut-turut pola gelombang yang terbentuk menghasilkan nada
atas ke-1, nada atas ke-2, nada atas ke-3 ... dan seterusnya.
1. Nada Dasar

Jika sepanjang dawai terbentuk ½ gelombang, maka nada yang dihasilkan


disebut nada dasar. Pada gambar terjadi 2 simpul dan satu perut, dan
panjang senar sama dengan 𝜆/2 ( jarak antara dua simpul ). Dengan
demikian :

Dan frekuensi nada dasar ini adalah :


Persamaan di atas pertama kali didapatkan oleh Marsene sehingga
persamaan ini dikenal sebagai hukum Marsene, yang berbunyi
sebagai berikut;

Frekuensi senar dengan kedua ujung terikat adalah:


a) berbanding terbalik dengan panjang senar,
b) berbanding lurus dengan akar kuadrat dari gaya tegangan senar,
c) berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari massa jenis bahan
senar, dan
d) berbanding terbalik dengan akar kuadrat dari luas penampang
senar.
2. Nada Atas 1

Jika sepanjang dawai terbentuk 1 gelombang, maka nada yang dihasilkan


disebut nada atas 1. Untuk nada atas pertama terjadi 3 simpul dan 2 perut,
dan panjang senar sama dengan 𝜆 . Dengan demikian :

maka frekuensi nada atas pertama ini adalah :


3. Nada Atas 2

Jika sepanjang dawai terbentuk 1,5 gelombang, maka nada yang


dihasilkan disebut nada atas 2. Untuk nada atas kedua terjadi 4 simpul
dan 3 perut, dan panjang senar sama dengan 3/2 𝜆 . Dengan demikian :

maka frekuensi nada atas kedua ini adalah :


Frekuensi Resonansi Senar

Secara umum, frekuensi – frekuensi alami senar ditulis dengan


persamaan:

Frekuensi resonansi senar

dengan n = 1, 2, 3, …..Dengan kata lain, frekuensi nada – nada atas


senar adalah kelipatan bulat dari frekuensi nada dasarnya. Frekuensi –
frekuensi dan seterusnya membentuk deret harmonik.
B. Sumber Kolom Udara
1. Pipa Organa Terbuka

Tabung yang terbuka di kedua ujungnya pada sebuah alat musik tiup
disebut pipa organa terbuka. Sebuah pipa organa jika ditiup juga akan
menghasilkan frekuensi nada dengan pola-pola gelombang sebagai
berikut :

a. Nada Dasar

Jika sepanjang pipa organa terbentuk 1/2


gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut
nada dasar. Panjang pipa (kolom udara) sama
dengan ½ jarak (jarak antara 2 perut
berdekatan). Dengan demikian :
b. Nada Atas 1

Jika sepanjang pipa organa terbentuk 1


gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut
nada atas 1.

Jadi frekuensi nada atas satu yaitu :

b. Nada Atas 2

Jika sepanjang pipa organa terbentuk 3/2


gelombang, maka nada yang dihasilkan disebut
nada atas 2.

  Jadi frekuensi nada atas satu yaitu :


Frekuensi Resonansi Pipa Organa Terbuka

Secara umum, persamaan frekuensi – frekuensi alami pipa organa


terbuka yaitu:

dengan v = cepat rambat bunyi dalam kolom udara dan n = 1, 2, 3,


…...Jadi, pada pipa organa terbuka semua harmonik (ganjil dan genap)
muncul, dan frekuensi harmonic merupakan kelipatan bulat dari harmonik
kesatunya.
2. Pipa Organa Tertutup
Bila ujung pipa organa tertutup, maka pipa organa itu disebut pipa
organa tertutup. Pada ujung pipa tertutup, udara tidak bisa bebas
bergerak, sehingga pada ujung pipa selalu terjadi simpul. Tiga keadaan
resonansi di dalam pipa organa tertutup, sebagai berikut:

a. Nada Dasar

Pada gelombang nada dasar ditunjukkan pada


gambar, yaitu terjadi 1 perut dan 1 simpul.
Panjang pipa sama dengan ¼ (jarak antara perut
dan simpul berdekatan). Dengan demikian,
dan frekuensi nada dasar :
b. Nada Atas 1

Pola resonansi nada atas pertama, terjadi 2


perut dan 2 simpul. Panjang pipa sama dengan
¾ gelombang. Dengan demikian :
Jadi frekuensi nada atas 1
yaitu :

c. Nada Atas 2

Pola resonansi nada atas pertama, terjadi 3


perut dan 3 simpul. Panjang pipa sama dengan
5/4 𝜆. Dengan demikian :
  Jadi frekuensi nada atas satu

yaitu :
Frekuensi Resonansi Pipa Organa Tertutup

pada pipa organa tertutup hanya harmonik – harmonik ganjil yang


muncul. Harmonik kesatu = , harmonik ketiga , harmonik kelima

, dan seterusnya. Secara umum frekuensi – frekuensi alami pipa


organa tertutup ini dinyatakan sebagai:

Frekuensi alamiah
pipa organa tertutup

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa perbandingan frekuensi nada-


nada yang dihasilkan oleh pipa organa tertutup dengan frekuensi nada
dasarnya merupakan perbandingan bilangan ganjil
F. Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi

Energi gelombang bunyi yang menembus permukaan bidang tiap


satu satuan luas tiap detiknya disebut intensitas bunyi. Apabila suatu
sumber bunyi mempunyai daya sebesar P watt, maka besarnya
intensitas bunyi di suatu tempat yang berjarak r dari sumber bunyi
dapat dinyatakan :

Jika titik A berjarak r1 dan titik B berjarak r dari sumber bunyi, maka
perbandingan intensitas bunyi antara titik A dan B dapat dinyatakan
dalam persamaan :
F. Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi

Intensitas ambang pendengaran (Io) yaitu intensitas bunyi terkecil


yang masih mampu didengar oleh telinga, sedangkan

Intensitas ambang perasaan yaitu intensitas bunyi yang terbesar


yang masih dapat didengar telinga tanpa menimbulkan rasa sakit.

Besarnya ambang pendengaran berkisar pada 10-12 watt/m2


dan besarnya ambang perasaan berkisar pada 1 watt/m2 .

Berdasarkan hasil penelitian para ahli ternyata bahwa daya


pendengaran telinga manusia terhadap gelombang bunyi bersifat
logaritmis, sehingga para ilmuwan menyatakan mengukur
intensitas bunyi tidak dalam watt/m2 melainkan dalam satuan dB
(desi bell) yang menyatakan Taraf Intensitas bunyi (TI).
Taraf Intensitas Bunyi

Taraf intensitas bunyi merupakan


perbandingan nilai logaritma antara
intensitas bunyi yang diukur dengan
intensitas ambang pendengaran (I0)
yang dituliskan dalam persamaan :
G. Pelayangan Bunyi

 Terjadinya pengerasan bunyi dan pelemahan bunyi adalah efek


dari interferensi gelombang bunyi yang disebut dengan istilah
layangan bunyi atau pelayangan bunyi.
 Kuat dan lemahnya bunyi yang terdengar tergantung pada besar
kecil amplitudo gelombang bunyi. Demikian juga kuat dan
lemahnya pelayangan bunyi bergantung pada amplitudo
gelombang bunyi yang berinterferensi.
 Banyaknya pelemahan dan penguatan bunyi yang terjadi dalam
satu detik disebut frekuensi layangan bunyi yang besarnya sama
dengan selisih antara dua gelombang bunyi yang berinterferensi
tersebut. Besarnya frekuensi layangan bunyi dapat dinyatakan
dalam persamaan :
H. Penerapan Gelombang Bunyi dalam Teknologi

1. Dibidang Kelautan
Untuk mengukur kedalaman laut.

2. Dibidang Industri
Untuk mengetahui cacat yang terjadi pada benda-benda hasil
produksinya.

3. Dibidang Pertanian
Untuk meningkatkan kualitas hasil pertanian.

4. Dibidang Kedokteran
Digunakan untuk terapi adanya penyakit dalam organ tubuh.
Untuk keperluan tersebut digunakan suatu alat yang bekerja
berdasarkan prinsip pemantulan gelombang bunyi yang disebut
SONAR (Sound Navigation Ranging).
H. Penerapan Gelombang Bunyi dalam Teknologi

Pada mesin cuci, getaran utrasonik yang kuat dapat


menggugurkan ikatan antarpartikel kotoran dan menggetarkan debu
yang melekat pada pakaian sehingga lepas.
Di sekitar lapangan udara (bandara), getaran gelombang
ultrasonik yang kuat dapat membuyarkan kabut.
Dalam bidang kedokteran, getaran gelombang ultrasonik yang
berenergi rendah dapat digunakan untuk mendeteksi/ menemukan
penyakit yang berbahaya di dalam organ tubuh, misalnya di jantung,
payudara, hati, otak, ginjal, dan beberapa organ lain. Pengamatan
ultrasonik pada wanita hamil untuk melihat perkembangan janin
dalam uterus dengan menggunakan ultrasonografi. Dengan
menggunakan ultrasonik yang berenergi tinggi dapat digunakan
sebagai pisau bedah, yang pada umumnya untuk melakukan
pembedahan dalam neurologi dan otologi.

Anda mungkin juga menyukai