Anda di halaman 1dari 5

A.

Gelombang Bunyi
Gelombang bunyi merupakan salah satu contoh gelombang longitudinal. Artinya arah
gerakan medium dan gelombang dapat sama atau berlawanan dengan perambatan gelombang
tersebut.
1. Sifat-Sifat Gelombang Bunyi
 Pemantulan Gelombang Bunyi (Refleksi)
Gelombang bunyi dipantulkan jika mengenai bidang pantul yang keras. Jenis
pemantulan bunyi ada dua, yaitu gema dan gaung.
 Pembiasan Gelombang Bunyi (Refraksi)
Gelombang bunyi akan dibiaskan/dibelokkan ketika melalui dua medium yang
berbeda kerapatannya. Perbedaan kerapatan akan berpengaruh pada perbedaan cepat
rambat gelombang dalam medium.
 Pelenturan Gelombang Bunyi (Difraksi)
Ketika gelombang bunyi merambat ke segala arah akan berbentuk lingkaran-lingkaran
yang disebut muka gelombang. Jika muka gelombang membentur celah sempit,
gelombang akan dilenturkan sehingga tetap mampu melewati celah tersebut.
 Pemaduan Gelombang Bunyi (Interferensi)
Prinsip interferensi berawal dari superposisi gelombang. Proses interferensi
merupakan pemaduan dua atau lebih gelombang yang akan menghasilkan gelombang
baru yang sifatnya perpaduan dari gelombang penyusunnya.

2. Cepat Rambat Gelombang Bunyi


Cepat rambat bunyi tergantung pada sifat-sifat medium rambat, maka bunyi
mempunyai cepat rambat yang dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
 Kerapatan partikel medium yang dilalui bunyi. Semakin rapat susunan partikel
medium maka semakin cepat bunyi merambat, sehingga bunyi merambat paling cepat
pada zat padat.
 Suhu medium, semakin panas suhu medium yang dilalui maka semakin cepat bunyi
merambat.
Cepat rambat bunyi dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
V=λ.f
Keterangan :
V : cepat rambat bunyi
λ : panjang gelombang bunyi
f : frekuensi bunyi

3. Klasifikasi Gelombang Bunyi


Berdasarkan frekuensinya, gelombang bunyi diklasifikasikan sebagai berikut:

 Infrasonik: bunyi yang memiliki frekuensi < 20 Hz. Bunyi ini dapat didengar
oleh hewan seperti jangkrik, laba-laba, gajah, anjing, dan lumba-lumba.
 Audiosonik: bunyi yang memiliki frekuensi 20 Hz – 20.000 Hz. Bunyi ini
dapat didengar oleh manusia.
 Ultrasonik: bunyi yang memiliki frekuensi > 20.000 Hz. Bunyi ini dapat
didengar oleh hewan seperti kelelawar dan lumba-lumba.
4. Efek Doppler
Efek Doppler terjadi ketika pendengar atau sumber bunyi atau keduanya bergerak
sehingga pendengar mengalami selisih frekuensi antara frekuensi sumber dengan
frekuensi yang diterima titik gejala efek Doppler meliputi frekuensi yang diterima
pengamat lebih besar atau lebih kecil. Frekuensi relatif yang diterima pendengar
mengikuti persamaan berikut :

Aturan :
vp bernilai positif saat pendengar mendekati sumber bunyi
vp bernilai negatif saat pendengar menjauhi sumber bunyi
vp bernilai nol saat pendengar diam
vs bernilai positif saat sumber bunyi menjauhi pendengar
vs bernilai negatif saat sumber bunyi mendekati pendengar
vs bernilai nol saat sumber bunyi diam

5. Dawai
Apabila senar atau dawai pada gitar dipetik atau digetarkan, gelombang transversal
yang menjalar pada senar akan dipantulkan oleh kedua ujung terikatnya. Interferensi
antara gelombang datang dan pantul menghasilkan gelombang stasioner. Pada
frekuensi tertentu akan dihasilkan pola-pola gelombang stasioner. Frekuensi yang
menghasilkan pola-pola ini disebut frekuensi alami atau nada harmonik dawai.

Ket. (a) gelombang nada dasar dawai, (b) gelombang nada atas pertama pada dawai,
dan (c) gelombang nada atas kedua pada dawai
Secara umum hubungan antara panjang dawai dan panjang gelombang untuk nada
atas ke-n dapat ditulis sebagai berikut.
6. Pipa Organa
 Pipa Organa Terbuka
secara umum hubungan antara panjang kolom udara dengan panjang gelombang
untuk nada ke atas ke n dirumuskan sebagai berikut.

Bentuk gelombang nada dasar dawai (a), gelombang nada atas pertama pada dawai
(b), gelombang nada atas kedua pada dawai (c)

 Pipa Organa Tertutup


Hubungan antara panjang kolom udara pada pipa organa tertutup dan panjang
gelombang untuk nada atas ke-n dirumuskan sebagai berikut.
Bentuk gelombang nada dasar pipa organa tertutup (a), gelombang nada atas pertama
(harmonik kedua) pipa organa tertutup, gelombang nada atas kedua (harmonik ketiga)

pipa organa tertutup (c)


7. Intensitas dan Taraf Intensitas Bunyi
Intensitas adalah daya rata-rata persatuan luas yang datang tegak lurus terhadap arah
perjalanan intensitas bunyi yang dihasilkan sumber bunyi. Intensitas bunyi dapat
ditentukan dengan rumus berikut.

Logaritma perbandingan antara intensitas gelombang bunyi dengan intensitas


gelombang bunyi ambang pendengaran disebut taraf intensitas gelombang bunyi (TI).

Taraf intensitas beberapa sumber bunyi dirumuskan sebagai berikut.

8. Pelayangan Bunyi
Apabila dua buah gelombang dengan frekuensi sedikit berbeda dan merambat ke arah
yang sama serta mengalami superposisi (penjumlahan atau penggabungan secara
linear), akan terjadi interferensi yang menghasilkan penyaringan bumi yang berubah-
ubah secara periodik. Satu pelayangan didefinisikan sebagai gejala dua bunyi keras
atau dua bunyi lemah yang terjadi secara berurutan.
1 pelayangan = keras-lemah-keras atau lemah-keras-lemah
Banyaknya pelayangan setiap sekon atau frekuensi layangan fp dirumuskan sebagai
berikut.
9. Resonansi
resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena pengaruh benda lain
yang bergetar dengan frekuensi yang sama atau frekuensi yang satu merupakan
kelipatan bulat dari frekuensi yang lain.

Anda mungkin juga menyukai