Gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal yang terjadi karena padatan dan
perenggangan dalam medium gas,cair,atau padat. Gelombang bunyi mempunyai
sifat-sifat dapat dipantulkan (reflection), dapat dibiaskan (refraction), dapat
dilenturkan (difraction), dan dapat dibiaskan (interferention). Komponen bunyi
berupa sumber bunyi, pengantar, frekuensi, kekuatan bunyi, dan timbre.
Bunyi juga merupakan salah satu bentuk energi. Energi bunyi didapat dari perubahan
beberapa energi seperti listrik dan kimia. Di dalam pengubahannya tentu saja
menggunakan alat. Misalnya membuat bel untuk mengubah energi listrik menjadi
energi suara. Bel dapat dibuat dengan menggunakan beberapa komponen dan
langkah-langkah yang sistematis.
(Contoh bayangan yang dibuat berdasarkan intensitas dan waktu tunda gelombang
ultrasonik yang diarahkan ke perut ibu hamil. Bayangan seorang bayi terlihat dengan
jelas.)
(Skema pengukuran laju aliran darah dalam nadi menggunakan gelombang ultrasonic.)
Berdasarkan Gambar diatas, perubahan frekuensi gelombang ultrasonic yang
dideteksi dapat dinyatakan dengan rumus
2 𝑓𝑣 cos 𝛼
∆𝑓 =
𝑐
dengan ∆f perubahan frekuensi gelombang, f frekuensi gelombang ultrasonic
yang digunakan, claju perambatan gelombang ultrasonic dalam tubuh, v laju
aliran sel darah merah, 𝛼 sudut yang dibentuk oleh arah gelombang ultrasonic
dengan arah aliran sel darah merah.
𝛾𝑅𝑇
𝑣=√
𝑀
Dengan 𝛾 konstanta yang bergantung pada jenis gas, dan untuk udara mempunyai
nilai 1,4. R merupakan konstanta gas universal, yang mempunyai nilai R=8,314
J/mol.K. T merupakan temperatur mutlak yang diukur dalam kelvin (K), yang
dihubungkan dengan temperatur Celcius tC oleh T = tC + 273. Konstanta M adalah
massa molar gas (yaitu, massa 1 mol gas), untuk udara bernilai. M = 29 x 10 -3 kg/mol.
4. Gelombang Bunyi Harmonik
Gelombang bunyi harmonik dapat dibangkitkan oleh suatu suber yang bergetar
dengan gerak harmonik sederhana, seperti garpu tala, atau pengeras suara (speaker)
yang digerakkan oleh osiator audio. Sumber yang bergetar menyebabkan molekul-
molekul udara didekatnya berosilasi dengan gerak harmonik sederhana disekitar
posisi kesetimbangannya. Molekul ini bertumbukan dengan molekul-molekul
tetangganya, sehingga menyebabkan molekul-molekul itu berosilasi. Dengan cara
demikian gelombang bunyi dijalarkan. Simpangan molekul s (x, t) untuk gelombang
harmonik dapat ditulis :
s(x, t) = s0 sin (kx - wt)
Simpangan dari kesetimbangan yang diberikan oleh persamaan diatas sejajar dengan
arah gerak gelombang, yang artinya : bunyi merupakan gelombang longitudinal.
Ketika simpangan nol, perubahan tekanan dan kerapatan bernilai maksimum atau
minimum. Bila simpangan bernilai maksimum atau minimum perubahan tekanan dan
kerapatan sama dengan nol. Kita akan melihat bahwa gelombang simpangan akan
menyiratkan gelombang tekanan yang diberikan oleh :
P0 = ρwvs0
Skala decibel
Dewasa ini dapat diketahui bunyi dengan intensitas yang kecil 10-12 W/m2 dan luas 1
W/m2. Dengan konveksi intensitas Io = 10-12 W/m2. Adalah titik nol pada skala level
intensitas dikenal dengan skala decibel (dB). Pada skala ini, intensitas ditambah
dengan factor 10 koresponden untuk menambah level intensitas β dengan 10 dB.
Demikianlah, ketika Io = 10-12 W/m2 sama dengan β = 0 dB, 10-11 W/m2 = 10 Io sama
dengan β = 10 dB, 10-10 W/m2 = 102 Io sama dengan β = 20 dB, dan 10-6 W/m2 = 106Io
sama dengan β = 60 dB. Matematikanya, tingkat intensitas β (dalam desibel) dari
intensitas bunyi I ditemukan bentuk logaritmiknya
𝐼
𝛽 = 10 log
𝐼0
Dimana Io = 10-12 W/m2.
Intensitas diatas 1 W/m2, sensasi perubahan gelombang dari bunyi untuk terasa. Itu
adalah gelombang dengan intensitas yang lebih besar daripada 1 W/m 2 lebih baik
terdengar. Level intensitas dari gelombang pada ambang ditemukan pada
𝐼
persamaan 𝛽 = 10 log 𝐼 menjadi
0
𝑊
12
𝑚
𝛽 = 10 log −12 = 10 log 1012 = 120 𝑑𝐵
10 𝑊
𝑚2
Batas pendengaran manusia antara 0 dan 120 dB, faktor 1012 dalam intensitas dan
faktor 106 dalam amplitudo tekanan.
Level bunyi dB Intensitas Level bunyi dB Intensitas Level bunyi dB Intensitas W/m2
W/m2 Bunyi W/m2 Bunyi Bunyi
0 10-12 Batas pendengaran
10 10-11 Geresik
20 10-10 Bisikan (sepanjang 1m)
30 10-9 Tenang
40 10-8 Rata-rata rumah, kantor tenang
50 10-7 Rata-rata kantor
60 10-6 Percakapan normal, rata-rata lalu
lintas
70 10-5 Keributan dalam kantor
80 10-4 Lalu lintas sibuk, disamping lalu
lintas
90 10-3 mobil
100 10-2 Sepanjang kereta api
120 100 Toko mesin
140 102 Tekanan (sejauh 2m), batas dari
pendengaran. Pesawat jet (sejauh
30m)
Psikologi Pendengaran
(Gambar hubungan psikologi fisik dari intensitas yang kuat dan frekuensi. Setiap kurva memberikan intensitas
bunyi dari frekuensi yang bervariasi yang mempunyai kenyaringan yang sama. Level kenyaringan adalah sesuai
dengan level intensitas dengan sinyal 1000 Hz.)
Dari kurva ini dilihat bahwa pendengaran yang tajam dengan frekuensi antara 3000
dan 4000Hz.
Variasi intensitas dengan jarak
Intensitas yang dihasilkan bunyi dari pengurangan sumber dengan jarak dari sumber.
Jika sumber kecil, bunyi menyebar keluar dalam bentuk gelombang speris dalam
intensitas yang sama pada semua titik yang jaraknya sama dari sumber (d1). Ketika
intensitas adalah energi unit daerah silang dalam unit waktu, energi per detik, atau
kuat P1, lewat melalui kulit ke jari-jari pusat d1 pada sumber adalah hasil dari
intensitas I1 pada jarak ini dan area A1 = 4πd1 dari kulit:
(Gambar bunyi dari titik sumber berpencar keluar bidang radial
dalam semua bagian)
P1 = A1 I1 = 4πd1 2I1
Sama dengan, kuat P2 yang lewat melalui kulit ke jari-jari d2 adalah
P2 = 4πd22I2
Dari d1 ke d2, beberapa energi gelombang akan diserap oleh udara, tetapi energi kecil
jika jarak dari d1 ke d2 tidak terlalu jauh. Jika kita mengabaikan energi masuk, semua
energi lewat melalui kulit 1 juga lewat melalui kulit 2. Karena itu energi per detik P 1
melewati kulit 1 sama dengan energi per detik P2 melewati kulit 2, dari kedua
persamaan terakhir kita dapatkan:
4πd12I1 = 4πd22I2
𝑑1 2
𝐼2 = 2 𝐼1
𝑑2
Persamaan diatas menunjukkan bahwa intensitas I2 adalah kuadrat dari jarak d2 dari
sumber. Demikian intensitas menurut hukum invers kuadrat sama dengan hukum
invers kuadrat gravitasi..
6. Interferensi: Layangan
Dengan
Atau
Atau
Tampak dari hasil di atas bahwa amplitudo terbesar terjadi jika selisih jarak antara
dua sumber ke titik pengamatan adalah kelipatan bulat dari panjang gelombang.
Pada kondisi ini interfersi dikatakan interferensi konstruktif. Amplitudo minimum
terjadi jika selisih jarak dua sumber ke titik pengamatan adalah kelipatan ganjil dari
setengah panjang gelombang. Pada kondisi ini interfersi dikatakan interferensi
destruktif.
Layangan Bunyi
Interferensi gelombang bunyi mempunyai penerapan yang sangat luas dalam bidang
akustik dan musik. Salah satu aplikasi interferensi berupa layangan bunyi. Layangan
adalah fluktuasi intensitas bunyi yang terdengar secara periodik ketika dua
gelombang dengan frekuensi yang sedikit berbeda mengalami interferensi satu sama
lain. Diagram di bawah menggambarkan pola interferensi gelombang yang dihasilkan
dari dua gelombang dengan frekuensi yang hampis sama. Pola layangan
dikarakterisasi sebagai gelombang dengan amplitudo yang berubah pada kelajuan
yang teratur. Dapat diamati bahwa pola layangan beroislasi secara berulang dari
amplitudo nol sampai amplitudo besar, kembali ke amplitudo nol dengan pola yang
sama. Titik interferensi konstruktif (CI) dan intereferensi destruktif (DI) ditandai pada
diagram. Jika interferensi konstruktif terjadi antara dua puncak atau dua lembah,
bunyi nyaring akan terdengar. Hal tersebut berkoresponedensi dengan puncak pada
pola layangan (berwarna hijau). Ketika interferensi destruktif terjadi antara satu
puncak dan lembah bunyi tidak akan terdengar, yang berkorespondensi dengan titik
yang tidak mengalami perpindahan pada pola layangan.
Pada rongga udara, seperti tali bercampur pada kedua yang terakhir, hanya dapat
bervibrasi tentunya pada pertimbangan frekuensi pada karakteristik rongga.
Gelombang berdiri hanya gelombang panjang tertentu dan frekuensi yang tertentu
dapat hadir dalam rongga. Frekuensi dari gelombang ini tergantung pada ukuran dan
bentuk dari rongga, tetapi gelombang ini mudah hanya untuk dikalkulasi untuk rongga
dari geometri yang sangat sederhana.
Pada kasus khusus bahwa rongga silinder dengan panjang L terbuka pada kedua pipa.
Udara berhembus dari salah satu ujung silinder, gelombang yang dihasilkan pada
sepanjang silinder bawah. Jika diameter silinder kecil dibandingkan dengan gelombang
panjang, akan dipantulkan kembali ke silinder ketika menjangkau ujung. Superposisi dari
gelombang sama dengan amplitudo dan frekuensi jalan berlawanan dengan direksi hasil
pola gelombang berdiri. Tekanan tiap ujung adalah campuran tekanan atmosfer karena
ujungya terbuka ke atmosfer. Karena itu hanya gelombang berdiri yang mempunyai
simpul di setiap ujung silinder
(Gambar beberapa gelombang berdiri dalam pipa terbuka. Kurva ditunjukkan dengan tekanan bervariasi
dalam tabung)
Situasi ini identik dengan kedua ujung tali: hanya gelombang berdiri yang mungkin
mempunyai gelombang panjang diberikan oleh:
𝜆𝑛
L=n
2
𝑣 𝑛𝑣
𝑓𝑛 = =
𝜆𝑛 2𝐿
Seperti frekuensi vibrasi, mengandung dasar, f1 = v/2L dan semua harmoni fn = nf1.
Organ pipa dan instrumen angin, tergandung dalam suara manusia, menghasilkan nada
ditetapkan gelombang berdiri dalam rongga. Bagaimanapun, karakteristik frekuensi
adalah hanya deret harmonik jika rongga silinder sempurna terbuka pada kedua
ujungnya. Untuk rongga yang bentuknya berbeda, frekuensinya tidak berbentuk deret
harmonik.
Sebagai contoh, beberapa organ pipa tertutup pada ujung satu dan terbuka pada ujung
yang lain. Seperti pipa yang mempunyai tekanan antinoda pada ujung yang terbuka
karena pertukaran udara.
(Gambar 13.10 Beberapa gelombang berdiri dalam tabung tertutup.Kurva ditunjukkan dengan tekanan
bervariasi dalam tabung).
Untuk menetapkan gelombang berdiri pada rongga, hanya perlu pada udara dalam
rongga bervibrasi dengan frekuensi mendekati 1 dari karakteristik frekuensi rongga.
Garputala adalah bagian untuk yang dimaksud karena ketika diserang, vibrasi dengan
frekuensi campuran f dan menghasilkan gelombang bunyi dari frekuensi yang sama.
Tetapi, ketika garputala bervibrasi, hanya fraksi kecil dari energi mekanik adalah
transformasi bunyi dan diam berhambur. Akibatnya, vibrasi garputala menghasilkan
intensitas rendah gelombang bunyi.
Jika, vibrasi garputala diletakkan dekat ujung yang terbuka dari rongga akan mempunyai
karakteristik frekuensi mendekati f, fraksi yang luas dari energi mekanik adalah diubah
ke dalam gelombang berdiri amplitudo besar dalam rongga.
Sebuah vibrasi garpu tala diletakkan di ujung silinder yang tertutup, saat panjang L pipa
terbuka diatur oleh peningkatan dan penurunan reservoir. Ketika panjang pipa tertutup
yang mempunyai karakteristik frekuensi yang sama dengan frekuensi garpu tala,
bunyinya menjadi lebih keras karena resonansi dengan fraksi yang besar dari energi
mekanik garpu tala diubah ke dalam energi bunyi. Instrument tali, seperti gitar dan
biola, mempunyai resonansi rongga dari tali dengan intensitas bunyi. Tentunya,
karakteristik frekuensi rongga tidak sama dengan semua frekuensi yang dimainkan
talinya, tetapi untungnya resonansi dapat terjadi ketika frekuensi yang dikeluarkan f
tidak sama dengan karakteristik frekuensi fn. Ketika vibrasi tali bebas menghasilkan
bunyi dengan amplitudo Ap pada frekuensi f, vibrasi rongga dengan frekuensi yang sama
f dengan amplitudo yang lain Ap’. Perbandingannya
𝐴𝑝 ′
𝑟=
𝐴𝑝
Disebut dengan faktor resonansi. Ketika r lebih besar dari 1, rongga akan
memperkuat bunyinya.
Dalam medium homogen, seperti udara dengan kerapatan konstan, gelombang akan
menjalar dengan garis lurus searah berkas. Pada jarak yang jauh dari sumber titik, bagi
suatu bagian kecil muka gelombang dapat didekati dengan suatu bidang, dan berkas-
berkas hampir merupakan garis-garis paralel; gelombang demikian disebut gelombang
bidang. Analogy dua dimensi untuk gelombang bidang adalah gelombang garis, yang
merupakan suatu bagian kecil muka gelombang sirkular atu melingkar yang berada pada
jarak yang sangat jauh dari sumber. Gelombang ini juga dapat dihasilkan dalam tangki
riak dengan suatu sumber garis.
Bila suatu gelombang datang suatu permukaan batas yang memisahkan dua daerah
dengan laju gelombang berbeda maka sebagian gelombang akan dipantulkan dan
sebagian lagi akan ditransmisikan. Ini terjadi misalnya ketika suatu gelombang bunyi di
udara menumbuk suatu permukaaan padat atau cair. Berkas yang terpantul membentuk
sudut dengan garis normal permukaan yang besarnya sama dengan sudut berkas
datang, sebaliknya berkas yang ditransimisikan akan dibelokkan atau enjauh dari garis
normal bergantung apakah laju gelombang dalam medium kedua lebih kecil atau lebih
besar daripada laju gelombang dalam medium datang. Pembelokkan berkas yang
ditransimisikan disebut refraksi atau pembelokkan.
Jumlah energy bunyi yang dipantulkan dari permukaan bergantung pada permukaan
dinding, lantai dan langit-langit datar dapat menjadi pemantulan yang baik. Sebaliknya,
bahan yang kurang keras dan berpori seperti; kain, tirai dan taplak perabot akan banyak
menyerap bunyi datang. Refleksi atau pemantulan gelombang bunyi memainkan suatu
peran penting dalam perancangan ruang perkuliahan, perpustakaan dan auditorium
music. Dalam ruang perkuliahan denagan banyak permukaan pemantulan datar
pembicaraan sulit untuk dimengerti karena banyak gaung yang tiba pada waktu yang
berbeda pada telinga pendengar dan bahan penyerap sering ditempatkan pada dinding
langit untuk mengurangi pemantulan. Sedangkan, pada ruangan konser dilapisi
pemantul yang ditempatkan dibelakang orchestra dan panel- panel pemantulnya
digantung dilangit – langit untuk memanatulkan kemebali ke pendengar.
Penjalaran gelombang berbeda dengan penjalaran aliran partikel. Aliran pertikel yang
mengenai perintang dengan lubang kecil atau celah. Partikel-partikel yang menembus
lubang akan terbatas hanay pada suatu sudut yang kecil. Sedangkan berkas-berkas yang
menyatakan penjalaran gelomabng lingkaran menuju perintang. Setelah melewat
perintang, berkas akan membelok melengkungi pinggir-pinggir lubang kecil tersebut.
Pembelokkan berkas ini, yang hingga batas tertentu selalu terjadi ketika sebagian muka
gelombang dibatasi , maka pada peristiwa ini disebut difraksi.
Difraksi
Difraksi adalah penyebaran arah rambat gelombang ketika melewati celah yang
sempit. Peristiwa difraksi adalah konsekukuensi dari prinsip Huygens. Ketika
gelombang masuk ke celah sempit, maka tiap titik pada celah berperan sebagai
sumber gelombang baru dengan arah rambat radial. Gelombang yang
melewati celah merupakan hasil superposisi gelombang-gelombang baru pada
celah. Jika ukuran celah cukup kecil, maka muka gelombang yang melewati pelat
mendekati bentuk bola atau lingkaran. Makin lebar ukuran celah maka makin kecil
efek penyebaran muka gelombang yang melewati celah.
(Gambar Pola kompresi udara yang dihasilkan di sekitar sumber yang diam.)
b. Kasus II: Pengamat mendekati sumber gelombang yang tidak bergerak Sumber
mengeluarkan suara dengan panjang gelombang λ ke segala arah. Di sekeliling
sumber terbentuk pola kompresi udara dengan jarak λ satu dengan lainnya.
atau
Atau
Selang waktu dilepaskan puncak kedua setelah pelepasan puncak pertama adalah T
(periode sumber bunyi).
Selama selang waktu ini:
Puncak pertama telah bergerak sejauh : λ
Sumber bunyi telah bergerak mengikuti puncak pertama sejauh : wT
Jarak puncak pertama dan kedua menjadi : λ'
Tampak dari Gambar diatas bahwa
λ'= λ − wT
Dengan menggunakan hubungan: λ' = v / f ' , λ = v / f , dan T = 1/ f kita mendapatkan
( Jarak puncak gelombang yang dihasilkan sumber bunyi yang menjauhi pengamat lebih
renggang)
Selang waktu dilepaskan puncak kedua setelah pelepasan puncak pertama adalah T
(periode sumber bunyi).
Selama selang waktu ini:
Puncak pertama telah bergerak sejauh :λ
Sumber bunyi telah bergerak menjauhi puncak pertama sejauh : wT
Jarak puncak pertama dan kedua menjadi : λ'
Tampak dari Gambar diatas bahwa
λ'= λ + wT
Dengan menggunakan hubungan: λ' = v / f ' , λ = v / f , dan T = 1/ f kita mendapatkan
i. Kasus IX: Sumber gelombang, pengamat, dan medium perambatan gelombang bergerak
Dalam kondisi umum di mana sumber gelombang, pengamat, maupun medium
bergerak maka frekuensi yang didengar pengamat adalah