Anda di halaman 1dari 9

Presisi dari Perihelion Merkurius

Pada bab ini, kita akan membahas tentang gerakan suatu uji massa pada ruang waktu
Schwarzschild. Secara khusus, kita akan menghitung deviasi dari orbit elips Newtonian.

Gambar 6.6 Presisi orbit planet Merkurius


Gambar 6.6 menerangkan bahwa presisi planet merkurius dalam waktu 1 abad sebesar
43,11 0.45)). Nilai presisi orbit planet merkurius yang diamati dalam eksperimen jauh lebih
besar. Nilai menurut eksperimen dari Clemence tahun 1943 sebesar = (5600,730.41))
sedangkan dari teori newton memberikan presisi merkurius sebesar (5557,620.20)) yang
mana angka menurut prediksi teori newton tersebut meliputi 5025'' yang berasal dari rotasi
bumi berdasarkan sistem kerangka koordinat astronomik, dan sekitar 532' ' karena gangguan
gravitasi yang dihitung oleh teori gangguan Newtonian dari gerakan planet lain, seperti
Venus, bumi dan Jupiter. Selisih antara hasil eksperimen dengan prediksi Newtonian itulah
yang murni digunakannya relativitas umum.
Sebuah perturbation 1/r mengarah ke lintasan elips terbuka yang bisa
digambarkan sebagai lintasan elips dengan precessing sebuah sumbu. Untuk gerak planet
biasanya dinyatakan sebagai presesi minimaldistance titik dari matahari. Mekanika benda
langit berdasarkan teori gravitasi Newtonian sangat berhasil. Namun, itu sudah direalisasikam
sekitar tahun 1850 bahwa ada perbedaan antara teori dan presesi diamati dari perihelion
planet Merkurius. Merkurius adalah planet terdalam dan terkecil di Tata Surya yang
mengorbit Matahari sekali setiap 87,969 hari Bumi. Orbit Merkurius memiliki eksentrisitas
tertinggi dari semua planet tata surya, dan memiliki kemiringan aksial terkecil. Ini
melengkapi tiga rotasi terhadap sumbunya untuk setiap dua orbit. Perihelion orbit Merkurius
presesi di sekitar Matahari pada kelebihan 43 detik busur per abad, sebuah fenomena yang

dijelaskan pada abad 20 oleh Teori Relativitas Umum Albert Einstein. Merkurius terang bila
dilihat dari Bumi, mulai dari -2,3 menjadi 5,7 dalam kenampakan magnitudo, namun tidak
mudah dilihat karena pemisahan sudut terbesar dari Matahari hanya 28,3 . Karena Merkurius
biasanya hilang dalam silau matahari, kecuali ada gerhana matahari dapat dilihat dari belahan
bumi utara Bumi hanya di pagi hari atau sore hari senja, sementara elongasi ekstrim terjadi di
deklinasi selatan khatulistiwa langit, sedemikian rupa sehingga dapat dilihat pada
penampakan-penampakan yang menguntungkan dari lintang sedang di belahan bumi selatan
di langit sudah gelap. Yang murni 1/r2 hukum gaya dari Newton memprediksi orbit elips
tertutup untuk sebuah planet yaitu, lintasan dengan sumbu tetap di ruang angkasa. Namun,
berbagai gangguan karena adanya planet lain dan astronomi benda menyebabkan lintasan
yang tak lagi ditutup. Sejak gangguan tersebut kecil, penyimpangan tersebut dari orbit
tertutup dapat digambarkan sebagai sebuah elips dengan sumbu precessing Gambar. 6.6.
Untuk kasus Merkurius, gangguan planet ini dapat menerangkan sebagian besar pengamatan
gerakan perihelion -5600(= 1.556) per abad.
Berdasarkan hukum Newton, apabila pengaruh gaya gravitasi dari planet lain di dalam
tata surya terhadap planet Merkurius diabaikan dan hanya ditinjau pengaruh gaya gravitasi
oleh matahari saja, maka garis edarnya akan berupa sebuah elips sempurna dengan matahari
berada pada salah satu titik apinya. Tetapi apabila pengaruh gaya gravitasi planet lainnya
diperhitungkan, maka garis edar planet Merkurius tidak lagi berupa sebuah elips sempurna
tetapi elips yang bergerak atau sering disebut sebagai elip berpresesi (bergeser). Hal ini
berarti bahwa setelah melakukan satu putaran penuh mengelilingi matahari, planet Merkurius
tidak kembali ke kedudukan semula. Akan tetapi hasil pengamatan para ilmuan astronomi
memperlihatkan adanya ketidakcocokan antara besarnya pergeseran dari pngamatan yang
diramalkan oleh teori Newton.
Hasil pengamatan mereka memperlihatkan bahwa sudut geser planet Merkurius setiap
seratus tahun (1 abad) adalah 43,11 detik. Sedangkan teori Newton memberikan ramalan
sudut geser yang lebih kecil dari pada yang diamati para ilmuan astronomi tersebut.
Perbedaan ini menunjukan terdapat kelemahan pada teori Newton. Teori relativitas umum
adalah teori gravitasi yang dikembangkan oleh Einstein dengan menganggap bahwa gravitasi
merupakan manifestasi dari kelengkungan ruang-waktu. Ketika teori ini diterapkan pada
planet diperoleh hasil bahwa lintasan planet berupa orbit elips yang bergeser. Untuk planet
Merkurius, nilai pergeseran orbit ini berdasarkan teori relativitas umum adalah 43 detik
perabad. Nilai ini sesuai dengan hasil pengamatan para ahli astronomi, yaitu 43,110,45

Kecocokan hasil ini menunjukkan bahwa efek relativistik berpengaruh pada gerak
planet khususnya planet-planet yang bergerak dalam medan gravitasi yang besar seperti
Merkurius (karena jaraknya dekat dengan matahari) Menyusul situasi serupa yang melibatkan
Uranus bahwa pada akhirnya memunculkan perkiraan dan penemuan planet luar Neptunus
pada tahun 1846, planet baru bernama Vulcan, diperkirakan terletak di dalam orbit
Merkurius. Tapi itu tidak ditemukan. Ini merupakan masalah perihelion presesi yang Einstein
selesaikan dengan menerapkan teori baru tentang gravitasi.
GR menunjukkan koreksi kecil 1/r2 hukum gaya, yang hanya menjelaskan selama
hilang 43 mempercepat lintasan Merkurius. Permasalahan GR kita butuhkan untuk
menyelesaikan permasalahan sebagai berikut: diberikan medan gravitasi (Ruang-waktu
Schwarzschild disebabkan oleh matahari), kita menemukan gerakan uji partikel (planet
Merkurius). persamaan geodesik yang kita butuhkan untuk memecahkannya yaitu persamaan
Euler-Lagrange dibawah ini
L d L
=
x d ..............................................................................................
6.38
dengan Persamaan Lagrangian:
L

( )
ds
d

g v

.................................................................................6,39
Dengan
ds 2=g v dx dx v
dx dx v
L=g v
d d

adalah

metrik

= L (x,

dx
d
Schwarzschild,

seperti

yang

sesuai

untuk

uji

masif

partikel, menggunakan waktu tepat sebagai parameter kurva maka x = dx / d. Sama


seperti dalam mekanika Newton, lintasan (karena sudut konservasi momentum dalam
masalah kekuatan sentral) akan selalu tetap di pesawat yang direntang oleh partikel kecepatan
awal dan vektor r menghubungkan pusat kekuatan untuk partikel uji.
Dari persamaan 6.3:

g v

= diag (g00, grr. r2, r2 sin2)

Diperoleh persamaan 6.12:


2

ds =g v dx dx

ds = g00 (r,t) c2 dt2 + grr (r, t) dr2 + r2 (d2 + sin2 d2)

Dengan

r
r

g00 = - 1 +
1
g 00

grr =
2

maka persamaan lagrangian menjadi :


ds 2= g00 (r,t) c2 dt2 + grr (r, t) dr2 + r2 (d2 + sin2 d2)

ds

=(-1+

ds 2=

(1+

c dt + (-

1
g 00 ) dr2 + r2 (d2 + sin2 d2)

r 2 2
r 1
) c t +(1+ ) r 2 +r 2 ( d 2 +sin 2 d 2)
r
r
d

r
r

ds 2=(1+ ) c 2 t 2 +(1+ ) r 2+ r 2 sin 2 2


r
r
2
r 2 2
r 1 2 2 2 2
ds =(1+ ) c t +(1+ ) r +r sin
r
r
2
2

sin

r
r 1
ds 2=(1+ ) c 2 t 2 +(1+ ) r 2 +r 2
r
r

= 1 maka :

Dengan

L=

( )
ds
d

= - c2 karena ds

= - c2 d

r 2 2
r 1 2 2 2
(1+
)
c
t
+(1+
) r +r = - c2..............6.40
L=
r
r
Hanya untuk sebuah partikel masif yang kita miliki L = -c2; maka L = 0 untuk partikel yang
tidak memiliki massa.
Berdasarkan pembahasan 4 bagian 10.2
dan t merupakan dua konstanta gerak yang berkaitan dengan orbital momentum
angular l dan jumlah (Newtonian) energi K. Berikut langkah-langkah bekerja dengan
di Box 6.3, (6.40) dapat ditulis sebagai berikut:
G
1
r l2
m 2 + 1
NmM =K ......................................................................6.41
2
2
r 2 mr
r

( )

Kecuali untuk

( )
1

r
r

faktor, itu hanya persamaan keseimbangan energi untuk non

relativistik masalah kekuatan sentral persamaanya sebagai berikut:


GNmM
r l2

=
r 2 mr 2 m c 2 r 3 .............................................................................................6.42

( )

Dapat dianggap, selama Ada masalah pada lintasan Merkurius, sebagai perbaikan kecil
1
untuk potensi energi Newtonian - GNmM
disebabkan oleh r-4

Kotak 6.3 Dua konstanta gerak dan potensi efektif.


Jika L Lagrangian = L (q, q) tidak tergantung secara eksplisit pada satu koordinat umum q
(sehingga L/q = 0), Euler-Lagrangian Persamaan menunjukkan hukum konservasi dibawah
ini:
d L
=0
........................................................................................
d q

( )

6.43
Dalam kasus ini L tidak secara eksplisit tergantung pada dan t. berkaitan dua konstanta
yang gerak dasarnya momentum sudut orbital () dan energi ().

( L )

= 2r2

................................................................................6.44
Dimasukan pada persamaan
L

( )

( )
1

= -2

r
c
r

= -2 c

......................................................6.45

L
=

(1

r
)
r

c 2 t 2

1r
( )
r
L
=2

2 2
2
c t 2c

1r
( )
2c 2 r
L
=2

2 2
c t =

1r
( )
r
=

t 2

Dengan :
L
2
= 2r

2 =

Persamaan 6.40 dikalikan

dinyatakan menjadi:

4
4 r 2
2
8r

1r
( )
r
1
m
2

1 2
r
2

, dan dihubungkan dengan kostanta dan , maka dapat

1r
( )
r
1
m
2

r 2 2
r 1 2 2 2
(1+
)
c
t
+(1+
) r +r x
L=
r
r

1r

1r

( )
r
x 1+ c 2 t 2
r
r
L=
+
1
m
2

( )

1r

L=

1
1
mc 2 2+ mr 2
+
2
2

r=

Dengan

L=

2 GN M
c2

( )
r
x (1+ ) r 2
r
r
+
1
m
2

1r
1r
( ) 2 2
( )
xr
r
r
= - c2 1
1
m
m
2
2

1r
( ) 2 2

r
1 2
r
r
mc
(1
)
= 2
r
1
m
2

( )
r
x 1+
r
r

+
1
2 2 1
2
mc + m [ r ]
2
2

( )

L=

= - c2

1r
( )
r
1
m
2

1r
( ) m 2
r 8 r2

1 2
r
mc (1 )
2
r

maka

1
r m 2
2 2 1
2
mc + mr
1

+(
2
2
r 8 r2

2 GN M

= 1 mc 2 (1

r m 2
m c 2 2 1
2
1

+ mr + (
L=
r 8 r2
2
2

c
r

2G M
1 2
mc (1 2N )
2
c r

...........................................6.46
atau
1
r m 2 G N M
m 2 + 1

2
r 8 r2
r

.................................................................6.47

mc 1 2
mc
2
2

G M
1
m m r
m 2 +

N
2
3
2
r
8r
8r

1 2 m
m +

2
2
8r

m 2

2G N M
G M
c2
N
3
r
8r

2
1 2 m 2 m 2 G N M G N M
m +

2
r
8 r2
8 r2 r c2

mc mc
2

mc
2

mc
2

2
( 1

2
( 1

Mengganti nama konstanta maka persamaan menjadi:


2 2

4 m 2 .........................................................................................................6.
48
(dari 6.47 didapat)
1 2 m 2 m 2 r G N M
m + 2

2
r
8r
8 r3

Dengan

1 2
2
mc
( 1 )
2

GNmM
1
r 2
K= m 2 + 1

2
r 2 mr 2
r

( )

K= =

Maka
2

1 2
2
mc
( 1 )
2

2
2
= mc ( 1 )

21
2
2
mc

...................................................................................................

6.49
Persamaan ini mengambil bentuk dari 6.41 menjadi
G
1
r 2
m 2 + 1
NmM =K .......................................................6.50
2
2
r 2 mr
r

( )

Hal ini menunjukkan bahwa K memiliki penafsiran dari total energi (Newtonian)
K = E - mc2, karena persamaan di atas adalah persamaan keseimbangan energi:
=

1
m 2
+ m eff....................................................................................................................................6.51
2

dengan potensial efektif:


(memasukan nilai pada persamaan 6.50)
1
m 2
+ m eff
2

G
1
r 2
1
m 2 + 1
NmM = m 2+ m eff
2
2
r 2 mr
r
2

( )

NB: Yang tanda merah dicoret tinggal:


G
r 2
NmM =m eff
2
r 2 mr
r

( )
1

Kemudian

Menjadi

2
di kali dengan
2 m r2

( )
1

r
r

2
r 2 GNmM

=m eff
r
2 m r 2 2 mr 3
G NmM

2
3
r
2 mr 2 mr
m
2

sehingga eff

eff =

G NmM
2
r 2
+ 2 2 2 3
r
2 m r 2m r

.............................................................................................................

6.52

Anda mungkin juga menyukai