Pada bab ini, kita akan membahas tentang gerakan suatu uji massa pada ruang waktu
Schwarzschild. Secara khusus, kita akan menghitung deviasi dari orbit elips Newtonian.
dijelaskan pada abad 20 oleh Teori Relativitas Umum Albert Einstein. Merkurius terang bila
dilihat dari Bumi, mulai dari -2,3 menjadi 5,7 dalam kenampakan magnitudo, namun tidak
mudah dilihat karena pemisahan sudut terbesar dari Matahari hanya 28,3 . Karena Merkurius
biasanya hilang dalam silau matahari, kecuali ada gerhana matahari dapat dilihat dari belahan
bumi utara Bumi hanya di pagi hari atau sore hari senja, sementara elongasi ekstrim terjadi di
deklinasi selatan khatulistiwa langit, sedemikian rupa sehingga dapat dilihat pada
penampakan-penampakan yang menguntungkan dari lintang sedang di belahan bumi selatan
di langit sudah gelap. Yang murni 1/r2 hukum gaya dari Newton memprediksi orbit elips
tertutup untuk sebuah planet yaitu, lintasan dengan sumbu tetap di ruang angkasa. Namun,
berbagai gangguan karena adanya planet lain dan astronomi benda menyebabkan lintasan
yang tak lagi ditutup. Sejak gangguan tersebut kecil, penyimpangan tersebut dari orbit
tertutup dapat digambarkan sebagai sebuah elips dengan sumbu precessing Gambar. 6.6.
Untuk kasus Merkurius, gangguan planet ini dapat menerangkan sebagian besar pengamatan
gerakan perihelion -5600(= 1.556) per abad.
Berdasarkan hukum Newton, apabila pengaruh gaya gravitasi dari planet lain di dalam
tata surya terhadap planet Merkurius diabaikan dan hanya ditinjau pengaruh gaya gravitasi
oleh matahari saja, maka garis edarnya akan berupa sebuah elips sempurna dengan matahari
berada pada salah satu titik apinya. Tetapi apabila pengaruh gaya gravitasi planet lainnya
diperhitungkan, maka garis edar planet Merkurius tidak lagi berupa sebuah elips sempurna
tetapi elips yang bergerak atau sering disebut sebagai elip berpresesi (bergeser). Hal ini
berarti bahwa setelah melakukan satu putaran penuh mengelilingi matahari, planet Merkurius
tidak kembali ke kedudukan semula. Akan tetapi hasil pengamatan para ilmuan astronomi
memperlihatkan adanya ketidakcocokan antara besarnya pergeseran dari pngamatan yang
diramalkan oleh teori Newton.
Hasil pengamatan mereka memperlihatkan bahwa sudut geser planet Merkurius setiap
seratus tahun (1 abad) adalah 43,11 detik. Sedangkan teori Newton memberikan ramalan
sudut geser yang lebih kecil dari pada yang diamati para ilmuan astronomi tersebut.
Perbedaan ini menunjukan terdapat kelemahan pada teori Newton. Teori relativitas umum
adalah teori gravitasi yang dikembangkan oleh Einstein dengan menganggap bahwa gravitasi
merupakan manifestasi dari kelengkungan ruang-waktu. Ketika teori ini diterapkan pada
planet diperoleh hasil bahwa lintasan planet berupa orbit elips yang bergeser. Untuk planet
Merkurius, nilai pergeseran orbit ini berdasarkan teori relativitas umum adalah 43 detik
perabad. Nilai ini sesuai dengan hasil pengamatan para ahli astronomi, yaitu 43,110,45
Kecocokan hasil ini menunjukkan bahwa efek relativistik berpengaruh pada gerak
planet khususnya planet-planet yang bergerak dalam medan gravitasi yang besar seperti
Merkurius (karena jaraknya dekat dengan matahari) Menyusul situasi serupa yang melibatkan
Uranus bahwa pada akhirnya memunculkan perkiraan dan penemuan planet luar Neptunus
pada tahun 1846, planet baru bernama Vulcan, diperkirakan terletak di dalam orbit
Merkurius. Tapi itu tidak ditemukan. Ini merupakan masalah perihelion presesi yang Einstein
selesaikan dengan menerapkan teori baru tentang gravitasi.
GR menunjukkan koreksi kecil 1/r2 hukum gaya, yang hanya menjelaskan selama
hilang 43 mempercepat lintasan Merkurius. Permasalahan GR kita butuhkan untuk
menyelesaikan permasalahan sebagai berikut: diberikan medan gravitasi (Ruang-waktu
Schwarzschild disebabkan oleh matahari), kita menemukan gerakan uji partikel (planet
Merkurius). persamaan geodesik yang kita butuhkan untuk memecahkannya yaitu persamaan
Euler-Lagrange dibawah ini
L d L
=
x d ..............................................................................................
6.38
dengan Persamaan Lagrangian:
L
( )
ds
d
g v
.................................................................................6,39
Dengan
ds 2=g v dx dx v
dx dx v
L=g v
d d
adalah
metrik
= L (x,
dx
d
Schwarzschild,
seperti
yang
sesuai
untuk
uji
masif
g v
ds =g v dx dx
Dengan
r
r
g00 = - 1 +
1
g 00
grr =
2
ds
=(-1+
ds 2=
(1+
c dt + (-
1
g 00 ) dr2 + r2 (d2 + sin2 d2)
r 2 2
r 1
) c t +(1+ ) r 2 +r 2 ( d 2 +sin 2 d 2)
r
r
d
r
r
sin
r
r 1
ds 2=(1+ ) c 2 t 2 +(1+ ) r 2 +r 2
r
r
= 1 maka :
Dengan
L=
( )
ds
d
= - c2 karena ds
= - c2 d
r 2 2
r 1 2 2 2
(1+
)
c
t
+(1+
) r +r = - c2..............6.40
L=
r
r
Hanya untuk sebuah partikel masif yang kita miliki L = -c2; maka L = 0 untuk partikel yang
tidak memiliki massa.
Berdasarkan pembahasan 4 bagian 10.2
dan t merupakan dua konstanta gerak yang berkaitan dengan orbital momentum
angular l dan jumlah (Newtonian) energi K. Berikut langkah-langkah bekerja dengan
di Box 6.3, (6.40) dapat ditulis sebagai berikut:
G
1
r l2
m 2 + 1
NmM =K ......................................................................6.41
2
2
r 2 mr
r
( )
Kecuali untuk
( )
1
r
r
=
r 2 mr 2 m c 2 r 3 .............................................................................................6.42
( )
Dapat dianggap, selama Ada masalah pada lintasan Merkurius, sebagai perbaikan kecil
1
untuk potensi energi Newtonian - GNmM
disebabkan oleh r-4
( )
6.43
Dalam kasus ini L tidak secara eksplisit tergantung pada dan t. berkaitan dua konstanta
yang gerak dasarnya momentum sudut orbital () dan energi ().
( L )
= 2r2
................................................................................6.44
Dimasukan pada persamaan
L
( )
( )
1
= -2
r
c
r
= -2 c
......................................................6.45
L
=
(1
r
)
r
c 2 t 2
1r
( )
r
L
=2
2 2
2
c t 2c
1r
( )
2c 2 r
L
=2
2 2
c t =
1r
( )
r
=
t 2
Dengan :
L
2
= 2r
2 =
dinyatakan menjadi:
4
4 r 2
2
8r
1r
( )
r
1
m
2
1 2
r
2
1r
( )
r
1
m
2
r 2 2
r 1 2 2 2
(1+
)
c
t
+(1+
) r +r x
L=
r
r
1r
1r
( )
r
x 1+ c 2 t 2
r
r
L=
+
1
m
2
( )
1r
L=
1
1
mc 2 2+ mr 2
+
2
2
r=
Dengan
L=
2 GN M
c2
( )
r
x (1+ ) r 2
r
r
+
1
m
2
1r
1r
( ) 2 2
( )
xr
r
r
= - c2 1
1
m
m
2
2
1r
( ) 2 2
r
1 2
r
r
mc
(1
)
= 2
r
1
m
2
( )
r
x 1+
r
r
+
1
2 2 1
2
mc + m [ r ]
2
2
( )
L=
= - c2
1r
( )
r
1
m
2
1r
( ) m 2
r 8 r2
1 2
r
mc (1 )
2
r
maka
1
r m 2
2 2 1
2
mc + mr
1
+(
2
2
r 8 r2
2 GN M
= 1 mc 2 (1
r m 2
m c 2 2 1
2
1
+ mr + (
L=
r 8 r2
2
2
c
r
2G M
1 2
mc (1 2N )
2
c r
...........................................6.46
atau
1
r m 2 G N M
m 2 + 1
2
r 8 r2
r
.................................................................6.47
mc 1 2
mc
2
2
G M
1
m m r
m 2 +
N
2
3
2
r
8r
8r
1 2 m
m +
2
2
8r
m 2
2G N M
G M
c2
N
3
r
8r
2
1 2 m 2 m 2 G N M G N M
m +
2
r
8 r2
8 r2 r c2
mc mc
2
mc
2
mc
2
2
( 1
2
( 1
4 m 2 .........................................................................................................6.
48
(dari 6.47 didapat)
1 2 m 2 m 2 r G N M
m + 2
2
r
8r
8 r3
Dengan
1 2
2
mc
( 1 )
2
GNmM
1
r 2
K= m 2 + 1
2
r 2 mr 2
r
( )
K= =
Maka
2
1 2
2
mc
( 1 )
2
2
2
= mc ( 1 )
21
2
2
mc
...................................................................................................
6.49
Persamaan ini mengambil bentuk dari 6.41 menjadi
G
1
r 2
m 2 + 1
NmM =K .......................................................6.50
2
2
r 2 mr
r
( )
Hal ini menunjukkan bahwa K memiliki penafsiran dari total energi (Newtonian)
K = E - mc2, karena persamaan di atas adalah persamaan keseimbangan energi:
=
1
m 2
+ m eff....................................................................................................................................6.51
2
G
1
r 2
1
m 2 + 1
NmM = m 2+ m eff
2
2
r 2 mr
r
2
( )
( )
1
Kemudian
Menjadi
2
di kali dengan
2 m r2
( )
1
r
r
2
r 2 GNmM
=m eff
r
2 m r 2 2 mr 3
G NmM
2
3
r
2 mr 2 mr
m
2
sehingga eff
eff =
G NmM
2
r 2
+ 2 2 2 3
r
2 m r 2m r
.............................................................................................................
6.52