RADIASI BENDA-HITAM
1 .1 RADIASI TERMAL
Gambar 1.1 Lubang kecil di permukaan benda panas berongga menyerap semua radiasi yang mengenainya.
Lubang berperilaku sebagai benda-hitam.
Ada 3 hal penting yang akan kita bicarakan tentang data eksperimen
radiasi benda-hitam, yaitu: distribusi radiansi spektral (spectral radiancy
distribution) , Hukum Pergeseran Wien, dan Hukum Stefan-Boltzmann.
T5 > T4 > T3 > T2 > T1. Beda antara dua temperatur yang berdekatan
adalah tetap
nmaks = a T, (1. 1)
r
penjabaran T(n) tersebut.
Terjadinya radiasi di dalam rongga dijelaskan sebagai berikut. Kita
asumsikan dinding rongga berupa konduktor. Maka, jika dipanaskan,
elektron-elektron pada dinding rongga akan tereksitasi secara termal
sehingga berosilasi. Berdasarkan teori Maxwell, osilasi elektron ini
menghasilkan radiasi elektromagnet. Radiasi ini akan terkungkung di dalam
rongga dalam bentuk gelombang-gelombang tegak (standing wave). Karena
dinding rongga berupa konduktor maka di dinding rongga terjadi
simpulsimpul gelombang. Uraian lebih rinci tentang terjadinya gelombang
tegak ini disajikan pada bagian tersendiri (lihat bagian 1.5).
Terdapat tak berhingga banyak ragam gelombang tegak (masing-
masing ditandai dengan frekuensi atau panjang gelombangnya) di dalam
rongga. Namun demikian, cacah ragam yang memiliki frekuensi dalam
rentang dn tentu jumlahnya terbatas. Untuk memudahkan pembahasan,
penghitungan cacah ragam disajikan pada bagian tersendiri (lihat bagian 1.6)
. Berikut disajikan hasilnya saja.
Cacah ragam gelombang tegak (di dalam rongga) yang memiliki
frekuensi dari n sampai n+dn, dilambangi N(n)dn adalah
8π V
N(ν)dν = 3 ν2dν , (1. 3)
c
dengan V menyatakan volume rongga. Untuk setiap ragam gelombang,
terdapat tak berhingga banyak gelombang yang seragam, dengan energi
yang mungkin berbeda-beda bergantung pada amplitudo medannya.
Untuk mendapatkan rapat energi spektral, langkah selanjutnya adalah
menentukan energi rata-rata tiap ragam <e>, yaitu energi termal rata-rata
bagi sekumpulan gelombang tegak yang seragam. Sebab, berdasarkan
definisinya, rapat energi spektral dapat diperoleh dengan mengalikan energi
rata-rata tiap ragam dengan cacah ragam yang berfrekuensi dalam rentang
dn dibagi volume rongga, yaitu:
ρT (n)dν = NV (ν ) ε dν . (1. 4)
T
ρT (n)dν = 8 π k B ν2 dν . (1. 5) c 3
Jelaslah bahwa hasil ini tidak cocok dengan data eksperimen. Data
r
eksperimen menunjukkan bahwa untuk frekuensi sangat tinggi T (n)bernilai
r
nol; sementara itu menurut teori Rayleigh dan Jeans, T (n) bernilai tak
berhingga besar. Perhatikan Gambar 1.3 berikut.
n
Gambar 1.3 Kecocokan teori Rayleigh-Jeans dengan data eks
perimen hanya pada frekuensi rendah
hν
ε= , (1. 6) exp (hn/kBT) -1
dengan h tetapan Planck yang nilainya sebesar 6,63´10-34 J.s. Subtitusi
Persamaan (1.6) dan (1.3) ke dalam (1.4) menghasilkan
8pν2 hν
ρT (n)dν = c3 exp (hn/kBT) -1 dν . (1.7)
ò P(e)de ò e-e/kBT de
0 0
1 -e/kBT
dengan P(e) menyatakan fungsi distribusi Boltzmann e . kBT
d åe -na
dα n
. (1. 13)
e =kBT (-α) -na å e n
Selanjutnya, dari hubungan:
+
åe -na= 1+ e-a+ e -2a+ e-3a+ e -4a . n
1
-e
diperoleh hubungan
+
1 -a+ e -2a+ e - 3a+ e -4a .
dan -a = 1+ e
Dengan demikian, derivatif pada pembilang di Persamaan (1.13)
menghasilkan
h n
lim e = lim hν/ kB T - 1= νlim® 0 (h/kBT) e hν/ kBT =kBT ν ® 0 ν
h
®0e
dan
Jelaslah bahwa rumusan nilai energi rata-rata tiap ragam gelombang tadi
telah memenuhi harapan Planck, yaitu: pada frekuensi rendah bernilai kBT
dan pada frekuensi tinggi bernilai nol.
Akhirnya, dengan memasukkan Persamaan (1.17) ke dalam Persamaan
(1.4) diperoleh rapat energi persatuan volume rongga pada temperatur T
hν dν .
ρT (ν) dν = 8π3 ν2 hν/k T (1. 18)
yang dihasilkan oleh ragam gelombang yang berfrekuensi antara n dan
c e B- 1
Implikasi
3 hn
fisis yang tunduk pada postulat
dari 0, hn , 2hn, 3hn, dst. Hal ini ditunjukkan oleh himpunan garis-garis
diskret dalam diagram tingkat energi. Energi entitas yang tunduk pada
postulat Planck dikatakan terkuantumkan. Keadaan di mana entitas memiliki
energi tertentu yang diijinkan disebut keadaan kuantum, dan bilangan bulat n
disebut bilangan kuantum.
Pertanyaan logis yang segera timbul adalah bagaimana kita
menjelaskan gejala sehari-hari yang menunjukkan bahwa energi osilator
harmonis dapat bernilai sebarang? Untuk menjawab pertanyaan ini, marilah
kita terapkan postulat Planck pada entitas fisis yang sudah dirumuskan
secara
Implikasi
baik oleh fisika klasik. Sebagai contoh, kita ambil gerak osilasi teredam
lemah pada bandul sederhana.
Analisis
1 g 1 9,8
· Frekuensi bandul (n) = = » 1,6 Hz.
2p 2p 0,1
O L
Y
yaitu merupakan perkalian fungsi letak E(r) dengan fungsi waktue-iwt . Untuk
memaksa Persamaan (1.23) sebagai penyelesaian Persamaan (1.21),
Ragam gelombang
w
Ñ2E(r)+ c 22 E(r)=0 . (1. 24)
æ
i ç¶2Ex +w2 Ex ö÷÷+ j çç涶2yE2y +wc22 Ey ÷÷øö+ k èçæ綶2zE2z +wc22
Ez ö÷ø ÷ = 0, (1. 25)
ç ¶x2 c2 ø
èè
dengan i , j, dan k berturutan menyatakan vektor satuan pada arah sumbu
X, Y, dan Z; dan Ex, Ey, dan Ez berturutan menyatakan besarnya komponen
medan E pada arah sumbu X, Y, dan Z. Perlu dicatat bahwa ketiga
komponen ini pada umumnya merupakan fungsi x, y, dan z.
Persamaan (1.25) menunjukkan bahwa ruas kiri persamaan itu
merupakan suatu vektor yang nilai (modulus)-nya nol. Karena vektor nol
harus memiliki komponen nol, maka semua faktor yang ditulis dalam tanda
kurung tersebut harus bernilai nol. Dengan demikian, Persamaan (1.25)
dapat dinyatakan sebagai sistem persamaan
2 x + c2 Ex =0, (1. 26 a )
¶x
¶2Ey w2
+ E (1.26b)
¶y 2 c2 y= 0 ,
¶z c
Ketiga persamaan tersebut memiliki bentuk yang sama sehingga bentuk
penyelesaian umumnya juga sama. Oleh karena itu, untuk menghemat
ruang, cukup salah satu yang kita selesaikan secara rinci. Misal, kita ambil
untuk Ex. Penyelesaian untuk Ex(x,y,z) dapat dinyatakan sebagai perkalian
fungsi F(x), G(y), dan H(z) , yaitu :
Ex (x,y,z) = F(x) G(y) H(z). (1.27)
Subtitusi Persamaan (1.27) ke dalam Persamaan (1.26a) menghasilkan
dengan k2 º (w /c)2.
Setiap suku di ruas kiri Persamaan (1.28) merupakan fungsi satu
variabel, dan variabel tersebut berbeda untuk suku yang berbeda. Ini
membawa konsekuensi bahwa agar Persamaan (1.28) tersebut berlaku untuk
semua x, y, dan z, maka masing-masing suku harus merupakan konstanta
d 2F = -k x 2F (1.29a) dx 2
d 2G
=-k 2G (1.29.b)
dy 2 y
d 2H 2H
= -k z
2 (1.29.c)
dz
dengan k2x + k2y + k2z = k2. Penyelesaian umum ketiga persamaan itu
merupakan kombinasi linear dari fungsi sinus dan cosinus. Sebagai contoh,
F(x) merupakan kombinasi linear sin(kxx) dan cos(kxx).
Berdasarkan syarat batas sebagaimana diuraikan di depan, Ex harus
bernilai nol di y = 0 dan y = L, serta di z = 0 dan z = L. Jadi sistem Persamaan
(1.29) harus memenuhi syarat batas: G(0) = G(L) = 0, dan H(0) = H(L) = 0.
Dengan syarat batas seperti itu maka penyelesaian Persamaan (1.29b)
adalah:
G(y) = sin (ky y), dengan ky = mp/L ; m = 0, 1, 2, … (1.30) dan
Sejauh ini kita belum mendapatkan batasan apa-apa untuk F. Oleh karena
itu penyelesaian Persamaan (1.29a), kita nyatakan dalam bentuk umum:
Ragam gelombang
atau
{-A2 kx - B2 ky - C2 kz }sin(kx x) sin(ky y) sin(kz z) +
A1kx cos(kx x) sin(ky y) sin(kz z) +
Ruas kiri Persamaan (1.37) dijamin nol untuk semua x, y, dan z jika: A2kx
+ B2 ky + C2 kz = 0 dan A1 = B1 = C1 = 0. Selanjutnya, tetapan yang tidak nol,
yaitu A2, B2, dan C2, agar tampak jelas arti fisisnya, masing-masing
dilambangi E0x, E0y, dan E0z. Subtitusi nilai semua tetapan itu ke dalam
Persamaan (1.33) sampai (1.35) diperoleh penyelesaian akhir untuk masing-
masing komponen medan listrik di dalam rongga sebagai berikut. Ex(x,y,z) =
Eox cos(kx x) sin(ky y) sin (kz z) ,
Ey(x,y,z) = Eoy sin (kx x) cos(ky y) sin(kz z) , Ez(x,y,z) (1.38)
= Eoz sin (kx x) sin(ky y) cos(kz z) ,
dengan kx = p/L , = 0, 1, 2 ……
ky = mp/L , m = 0, 1, 2 …… (1.39)
kz = n p/L , n = 0, 1, 2 ……
Selanjutnya, persyaratan A2kx + B2ky + C2kz = 0 dapat diungkapkan
sebagai berikut.
E0x kx + E0y ky + E0z kz = 0, (1.40 )
atau
E0(r).k = 0 (1.41)
Pada bagian ini diuraikan salah satu cara untuk menghitung cacah
ragam gelombang di dalam rongga yang memiliki frekuensi dalam interval
dndi sekitar n tertentu (frekuensinya bernilai dari nsampai n+dn).Dari
Persamaan (1.39) dapat disimpulkan bahwa ragam gelombang tegak yang
.
m
Gambar 1.7 Gambaran kisi dua dimensi yang
dibentuk oleh ujung-ujung “vektor n”. Segi
empat kecil menunjukkan sel satuan. Jarak
n + dn antarnilai dan m adalah (c/2L), sehingga
luas sel satuan itu adalah (c/2L) 2.
n
Untuk memahami prosedur ini, marilah kita terapkan dulu pada kasus
dua dimensi. Dalam gambaran 2 dimensi, ujung-ujung “vektor n”
membentuk kisi 2 dimensi seperti ditunjukkan pada Gambar 1.7
Jika kita abaikan arah polarisasinya, cacah ragam gelombang yang
berfrekuensi dari n sampai n+dn sama dengan cacah titik kisi dalam luasan
yang dibatasi oleh dua lingkaran yang masing-masing berjejari n dan n+dn.
Cacah titik kisi dalam lingkaran yang berjari-jari n adalah
dN(
ν) 2πνL2
N(ν)dν= dν = dν . (1.46) dν c2
Batasan pada oktan pertama berasal dari kenyataan bahwa nilai,m, dan n
harus merupakan bilangan positif atau nol. Cacah titik kisi ini sebesar
1 4 πν 3
π ν3V
N = 8c33/8V = 43 c3 . (1.47)
Cacah total ragam gelombang yang telah dibedakan pula arah polarisasinya
adalah dua kali dari yang dinyatakan pada Persamaan (1.48) , yaitu
RANGKUMAN
8πV
N(n)dν = ν2dν.
c3
hν
<e>= , (Teori Planck) exp (hν / kBT) -1
ρT (n)dν = NV (ν ) <e> dν .
PERLATIHAN
Pertanyaan Konsep
14. Pada saat-saat awal diberi catudaya, elemen sterika listrik tidak berpijar
meskipun terasa sekali ia memancarkan panas ke sekitarnya. Mengapa
hanya panas yang pertama-tama dipancarkan? Mengapa setelah
beberapa saat elemen tersebut berpijar? Mengapa warna pijarannya
berubah dari merah ke kuning?
15. Pengontrolan temperatur tungku suhu tinggi biasanya menggunakan
sensor cahaya (warna). Bagaimana warna dapat digunakan sebagai
indikator temperatur?
Pertanyaan Analisis
1. Pada frekuensi rendah, rumusan energi rata-rata yang dihasilkan Planck
sama dengan yang dihasilkan Rayleigh-Jeans. Berikan kriteria rendah
tersebut. (Petunjuk: ekspansikan exp(hn/kBT) dalam deret pangkat dari
(hn/kBT), kemudian dalam kondisi bagaimana Anda dapat mendekati
nilai energi rata-rata menurut teori Planck sebesar kBT?).
2. Ujilah kebenaran jawaban Anda tersebut secara numerik dengan
mengisi tabel berikut. Andaikan temperatur rongga 1000 K. Pada kolom
keempat, isikan apakah energi rata-rata tiap ragam (kolom 2) lebih dari,
hampir sama, kurang dari, atau sangat kecil dibandingkan nilai kBT
(kolom 3).
Frekuensi ragam Energi rata-rata kBT Keterangan
r
5. Hitung ò¥0 T (n)dn. Apakah hasilnya berbanding lurus terhadap T4?
Jika ya, berapa nilai kesebandingannya? Apakah sama dengan C di
pertanyaan 4?
r
6. Jika lmaks adalah l pada saat T (l) mencapai maksimum, tunjukkan bahwa
lmaksT = 0,2014 hc/kB. (Petunjuk: nilai x yang memenuhi persamaan: 5 e-x
+ x – 5 = 0 adalah 4,965)
r
7. Jika nmaks adalah n di mana T (n) mencapai maksimum, tunjukkan
bahwa nmaks = aT dengan a suatu konstanta. Hitung nilai a tersebut.
(Petunjuk: nilai x yang memenuhi persamaan: 3 -3 e-x = x adalah 2,82)
= cρ
14. Berdasarkan hubungan RT (n) 4 T (n), tunjukkan bahwa penurunan
ρ
nilai nmaks dapat diperoleh baik dari RT (n)maupun T (n) ( artinya, fungsi
distribusi manapun yang kita pakai hasilnya sama).
= 8 π V
15. Secara matematika, persamaan N(n)dν c 3 ν2dν identik dengan
=8 πV 2
persamaan N(n) c 3 ν . Apakah arti fisik persamaan terakhir ini?
Apa-
16. Kuantum
bilangan ................................ 13
A keadaan ................................ 13
Aksi ................................... 10, 12
M
B Maxwell ............................. 5, 6, 8
bencana ultraviolet ..................... 9
Bencana ultraviolet..................... 9 P
Benda-hitam pengkuantuman energi. .. 1, 12, 14,
contoh terbaik ........................ 2 26
definisi ................................... 2 Planck pengkuantuman energi1 ,
grafik spektrum .............. 3, 4, 5 12, 14,
spektrum ............. 3, 4, 5, 25, 28 26
Boltzmann postulat
tetapan ............................... 7 entitas fisis yang tunduk pada
statistika ............................. 8 ..................................... 13
fungsi distribusi .................. 8 kesepadanan klasik ........... 15
fungsi distribusi ...................... postulat ........... 9, 13, 14, 26, 28
8 statistika ................................. postulat, entitas fisis yang
8 tetapan ................................... tunduk pada. ..................... 13
7 postulat, kesepadanan klasik . 15
teori radiasi benda-hitam. .. 9, 12
G tetapan .............. 1, 8, 12, 24, 25
Polarisasi. ................................. 20
Gelombang tegak ... 6, 7, 8, 11, 12,
15, 20, 21, 22, 23, 24, 25 cacah R
ragam
penghitungan .................... 20 radiansi spektral ............... 3, 6, 23
cacah ragam,penghitungan .... Radiansi spektral .............. 3, 6, 23
20 energi rata-rata tiap ragam . benda-hitam. ....................... 3, 5
6, 8, 9, 11, 24, 27 definisi.................. 3, 4, 5, 6, 23
teori Planck ........................ 7 radiasi rongga ....................... 3, 24
energi rata-rata tiap ragam, Radiasi rongga ................. 3, 5, 24
teori Planck ........................ 7 Radiasi termal
energi tiap ragam benda-hitam. ........................... 2
teori Planck ........................ 9 definisi ................................... 1
energi tiap ragam, teori Planck 9 spektrum ................................ 2
ragam gelombang ................... 6 Rapat energi spektral
K definisi ........................... 5, 6, 9
S
Stefan-Boltzmann............. 3, 5, 12
hukum .................................... 5
W
Wien
hukum pergeseran ... 3, 4, 12, 27
tetapan ................................... 4