Anda di halaman 1dari 14

FISIKA INTI

PELURUHAN ALFA

NAMA : Minda Misda Mela

NIM / TM : 16033018 / 2016

PRODI : Pendidikan Fisika

DOSEN PEMBIMBING : 1. Dra. Hidayati, M.Si

2. Rahmat Hidayat, S.Pd., M.Si

JURUSAN FISIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2019
PELURUHAN ALFA
A. Peluruhan Alfa
Partikel Alfa (α) adalah bentuk radiasi partikel yang dapat menyebabkan
ionisasi dan daya tembusnya rendah. Partikel tersebut terdiri dari dua proton dan dua
netron yang terikat menjadi sebuah partikel yang identik dengan inti Helium (2He4).
Partikel alfa sebenarnya adalah sebuah inti helium. Inti helium merupakan inti
stabil dengan nomor massa dan nomor atom yang kekal. Peluruhan alfa dapat
dianggap sebagai sebuah reaksi fisi nuklir sebab inti induk terpecah menjadi dua inti
"anak" (daughter).
Peluruhan alfa adalah salah satu bentuk dimana sebuah inti atom berat tidak
stabil melepaskan sebuah partikel alfa dan meluruh menjadi inti yang lebih ringan
dengan nomor massa empat lebih kecil dan nomor atom dua lebih kecil dari semula,
menurut reaksi:

Peluruhan alfa adalah salah satu contoh dari efek terowongan dalam mekanika
kuantum. Tidak seperti peluruhan beta, peluruhan alfa diatur oleh gaya nuklir kuat.
Peluruhan alfa dominan terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relatif berat (Z >
80). Contoh Radium yang menjadi gas Radon karena peluruhan alfa.

Proses puluruhan alfa secara simbolik dapat dituliskan melalui reaksi inti sebagai
berikut:

2
A 4
Karena inti anak Z 2Y memiliki nomor atom yang berbeda dengan nomor atom inti
A
induk Z X berarti secara kimia inti anak juga berbeda dengan inti induk.

B. Energitika Peluruhan Alfa


Ketika sebuah inti memancarkan sinar alfa, inti tersebut kehilangan empat
nucleon, dua diantaranya adalah proton.

Dalam peluruhan alfa berlaku Hukum Kekekalan Energi dan Hukum Kekekalan
Momentum. Energi sistem sebelum dan sesudah peluruhan.
Energi sebelum peluruhan:

Energi sesudah peluruhan:

Sesuai dengan prinsip kekekalan energi :

Dengan :
= massa inti induk

= massa inti anak

= massa partikel α

Kp = 0 = energi kinetik inti induk dalam keadaan diam

= energi kinetik inti alfa

Energi Disintegrasi (Q) dalam peluruhan alfa :

1. Syarat Untuk Peluruhan Spontan

3
Untuk peluruhan yang spontan, nilai Q haruslah positif. Karena itu dapat
diambil kesimpulan bahwa peluruhan alfa hanya akan terjadi bilamana massa diam
dari inti induk lebih besar dari jumlah massa diam inti anak ditambah dengan massa
partikel alfa. Inti-inti semacam ini bila dilihat dari charta peluruhan nuklir, hanya
terdapat pada daerah nomor massa tinggi, sekitar ≥ 200.
Biasanya dalam praktek nilai Q tidak dinyatakan dalam massa inti, tetapi didalam
massa atom. Jika dinyatakan dalam massa atom nilai Q adalah

2. Energi Kinetik Partikel Alfa


Energi kinetik partikel alfa K dapat ditentukan dengan menggunakan hukum
kekekalan momentum dan hukum kekekalan energi.

Mp

(a) Sebelum peluruhan

(b) Sesudah peluruhan


Gambar 5.1 (a) Inti induk dalam keadaan diam sebelum peluruhan. (b) Inti anak dan
partikel alfa dipancarkan dalam arah yang berlawanan agar momentum
liniernya kekal

2 2
Q  K d  K   12 M d Vd  12 m v

dengan menggunakan hukum kekekalan momentum dan mengeliminasi

diperoleh
m 
Q  K     1
 Md 

4
Dari persamaan ini akan diperoleh
Q
K 
1   m / M d 

Persamaan di atas dapat juga ditulis sebagai


A4
K  Q
A
dimana A adalah nomor massa inti induk.

Jika sebuah partikel alfa bergerak dengan kecepatan v memasuki medan


magnet B tegak lurus, gaya magnet yang bekerja tegak lurus terhadap lintasan
partikel alfa akan berperan sebagai gaya sentripetal terhadap partikel sehingga
partikel akan bergerak melingkar dengan persamaan.
mv 2
qvB 
R
dimana R adalah jari-jari lintasan. Energi kinetik partikel alfa adalah
2
q 
K  12  BR 
 m 

C. Pengukuran Energi
Ketelitian penentuan energi partikel α adalah penting dalam dua hal :
a. Membuktikan teori peluruhan α
b. Konstruksi inti dalam skema tingkat energi
Banyak teknik yang digunakan untuk mengukur energi partikel alfa. Metode-
metode berikut ini kenyataannya dapat digunakan untuk partikel berat proton,
deutron, dan sejenisnya. Metode tersebut dikategorikan kedalam :
1. Defleksi Magnetik
Salah satu metoda yang paling tua dan paling akurat dalam menentukan energi
adalah mengukur defleksi lintasan alfa dibawah pengaruh medan magnet. Jika
sebuah partikel bergerak dalam bidang yang tegak lurus terhadap arah medan
magnet, partikel akan bergerak dalam lintasan berbentuk lingkaran dengan jari-jari
r yang diperoleh melalui persamaan,

qvB  mv 2 / r

Dimana adalah induksi magnet, dan masing-masing adalah muatan dan

massa partikel. Kecepatan v diperoleh,

5
q
v  Br 
m
Dan energi kinetik adalah
2
q 
E K  12 mv 2 EK  1
2 m Br 
 m 

2. Hubungan Range-Energi
Range partikel alfa didefinisikan sebagai jarak tempuh dari sumber sampai
posisi dimana energinya nol. Range dari partikel alfa dapat diukur dengan
menggunakan kamar kabut, pelat emulsi nuklir atau kamar ion. Nilai range
tergantung pada energi kinetik awal dari partikel bermuatan dan jenis material
yang menyerap partikel alfa. Jika range ini diukur adalah mungkin untuk
memperoleh energi partikel alfa dari hubungan range-energi
3. Analisis Tinggi Pulsa
Prinsip dari metoda ini didasarkan pada kenyataan bahwa ukuran dari tinggi
pulsa yang dihasilkan sebanding dengan energi partikel alfa. Untuk memperoleh
tinggi pulsa ini dapat digunakan : (1) kamar ionisasi atau pencacah sebanding, (2)
detector zat padat, (3) pencacah sintilasi

D. Interaksi Zarah Alfa Dengan Materi


Pengukuran range merupakan metoda yang mudah dan akurat untuk menentukan
energi dari partikel bermuatan. Sebuah partikel bermuatan yang bergerak di dalam
bahan penyerap akan kehilangan energi kinetiknya oleh interaksi elektromagnetik
dengan elektron atom dari bahan penyerap. Jika dalam sebuah tumbukan sebuah
elektron memperoleh cukup energi, elektron akan keluar dari atom. Jika tidak,
elektron akan tetap di dalam atom dalam keadaan eksitasi. Kedua keadaan ini akan
disebut sebagai ionisasi. Nilai energi rata-rata yang diperlukan untuk ionisasi disebut
sebagai potensial ionisasi rata-rata dan disimbulkan dengan I.
Range partikel alfa didefinisikan sebagai jarak tempuh dari sumber sampai posisi
dimana energinya nol. Tergantung dari metoda pengukuran nilai dari range akan
berbeda sedikit. Karena itu kita akan mendefinisikan 3 jenis range : range
ekstrapolasi, rang rata-rata, dan range ionisasi. Nilai range tergantung pada nilai awal
energi kinetik partikel bermuatan, dan jenis bahan penyerap. Sebagai penyerap
standar diambil udara pada suhu 150C dan tekanan 750 mmHg.

6
Pengukuran range dan ionisasi partikel alfa sepanjang lintasannya dapat
digunakan untuk menghitung energi awal partikel. Kita akan mendefinisikan ionisasi
spesifik sebagai jumlah ionisasi per satuan panjang dari berkas alfa.

Interaksi ini akan menimbulkan tiga efek yaitu:


1. IONISASI
Ionisasi yaitu peristiwa tertariknya positron oleh elektron. Ionisasi bisa terjadi
pada saat radiasi berinteraksi dengan atom materi yang dilewatinya. Radiasi yang
dapat menyebabkan terjadinya ionisasi disebut radiasi pengion. Yang
termasuk dalam katagori radiasi pengion ini adalah partikel alpha, partikel beta,
sinar gamma, sinar-X dan neutron. Pada saat menembus materi, radiasi pengion
dapat menumbuk elektron orbit sehingga elektron terlepas dari atom. Akibatnya
timbul pasangan ion positif dan ion negatif. Menurut sifat kejadiannya, ionisasi
dikelompokkan ke dalam ionisasi-langsung dan ionisasi-tak-langsung. Ionisasi-
langsung terjadi jika radiasi menyebabkan ionisasi pada saat itu juga ketika
berinteraksi dengan atom materi, dan proses ini bisa disebabkan oleh partikel
bermuatan listrik seperti alpha dan beta. Berbeda dengan yang terjadi pada
interaksi partikel bermuatan, interaksi radiasi yang berupa gelombang
elektromagnetik (sinar gamma atausinar-X) ataupun partikel yang tidak bermuatan
listrik (neutron) tidak secara langsung menimbulkan ionisasi. Partikel yang
dihasilkan dalam interaksi yang pertama ini kemudian menyebabkan terjadinya
ionisasi. Proses seperti ini dikenal sebagai ionisasi-tak-langsung.
2. EKSISTASI
Eksistasi yaitu peristiwa terganggunya struktur atom materi. Apabila radiasi
yang berinteraksi dengan atom tidak cukup energinya untuk menghasilkan ionisasi
langsung, maka dapat mengakibatkan suatu elektron orbit tertentu berpindah
ketingkat energi yang lebih tinggi, atau ke keadaan tereksitasi. Energi eksitasi
tersebut akan dilepaskan kembali dalam bentuk radiasi elektromagnetis, pada saat
elektron tersebut kembali ke orbit dengan tingkat energi yang lebih rendah.

7
3. ABSORBSI
Absorbsi yaitu peristiwa terserapnya zarah radiasi oleh materi. Radiasi
pengion yang mengenai medium akan menyerahkan energinya kepada medium.
Dalam hal ini medium menyerap radiasi. Untuk mengetahui banyaknya radiasi
yang terserap oleh suatu medium digunakan satuan dosis radiasi terserap atau
Radiation Absorbed Dose yang disingkat Rad. Jadi dosis absorbsi merupakan
ukuran banyaknya energi yang diberikan oleh radiasi pengion kepada medium.
Dosis absorbsi sebesar 1 Rad sama dengan energi yang diberikan kepada
medium sebesar 0,01 Joule/kg. Bila dikaitkan dengan radiasi paparan maka akan
diperoleh hubungan antaraRontgen (R) dan Rad sebagai berikut : Kalau 1 R =
0,00869 Joule/kg. udara, maka 1 R akanmemberikan dosis absorbsi sebesar
0,00869/0,01 Rad atau sama dengan 0,869 Rad. Jadi 1 R = 0,869 Rad.
Bila medium yang dikenai radiasi adalah jaringan kulit manusia, harga 1 R =
0,0096Joule/kg. jaringan, sehingga 1 R akan memberikan dosis absorbsi pada
jaringan kulit sebesar 0,0096/0,01 Rad = 0,96. Jadi dosis serap untuk jaringan
kulit dengan paparan radiasi sebesar 1 R = 0,96 Rad . Kedua harga konversi dari
Rontgen ke Rad tersebut diatas tidak begitu besar perbedaannya,sehingga dalam
beberapa hal dianggap sama. Untuk keperluan praktis dan agar lebih
mudahmengingatnya seringkali dianggap bahwa 1 R = 1 Rad.
Dalam satuan SI, satuan dosis radiasi serap disebut dengan Gray yang
disingkat Gy. Dalamhal ini 1 Gy sama dengan energi yang diberikan kepada
medium sebesar 1 Joule/kg. Dengandemikian maka : 1 Gy = 100 Rad. Sedangkan
hubungan antara Rontgen dengan Gray adalah: 1 R = 0,00869 Gy.
Dibandingkan dengan radiasi yang lain, partikel α secara fisik maupun elektrik
relatif besar. Selama melintas di dalam bahan penyerap, partikel α ini sangat

8
mempengaruhi elektron-elektron orbit dari atom-atom bahan penyerap karena,
adanya gaya Coulomb.Oleh karena itu, radiasi α sangat mudah diserap di dalam
materi atau daya tembusnyasangat pendek. Radiasi α yang mempunyai energi 3,5
MeV hanya dapat menembus 20 mm udara atau hanya dapat menembus 0,03 mm
jaringan tubuh.
Interaksi radiasi α dengan materi yang dominan adalah proses ionisasi dan
eksitasi. Lnteraksi lainnya dengan probabilitas jauh lebih kecil adalah reaksi inti,
yaitu perubahan inti atom materi yang dilaluinya menjadi inti atom yang lain,
biasanya berubah menjadi inti atom yang tidak stabil.

E. Stopping Power Dan Range


Kuantitas lain yang penting yang berkaitan dengan penyerapan partikel bermuatan
adalah stopping power, yang didefinisikan sebagai jumlah energi yang hilang per
satuan panjang oleh sebuah partikel dalam suatu bahan.

Dimana :

= Suatu fungsi dari energi kinetik (stopping power)

= Energi dari partikel adalah berbeda untuk material berbeda

= Rata- rata ionisasi spesifik dalam bentuk jumlah pasangan ion per

satuan panjang

= Energi yang diperlukan untuk menghasilkan pasangan ion.

Jika nilai stopping power diketahui maka range rata-rata dapat dihitung
R E 1 E
 dE  dE
R   dx      dE   S (E)
0 0
dx 

Pada pihak lain, jika range rata-rata R dari partikel alfa dalam sebuah medium

yang diketahui stopping powernya diketahui maka energi dapat dihitung

R R 1
 dE 
E   ωI dR      dR
0 0
dx 

9
Juga mungkin untuk memperoleh stopping power dari suatu bahan, jika diketahui
range sebagai fungsi dari energi dalam bahan

Pentingnya stopping power terletak pada kenyataan bahwa tidak perlu mengukur
stopping power secara eksperimen untuk berbagai bahan, karena dapat dihitung secara
teoritis baik secara mekanika klasik maupun secara mekanika kuantum. Energi yang
hilang oleh sebuah partikel nonrelativistik per satuan panjang lintasannya adalah

dimana adalah kecepatan partikel, adalah muatannya, dan adalah massa

elektron, masing-masing adalah jumlah atom per satuan volume, nomor

atom, dan energi rata-rata ionisasi dari bahan penyerap.

F. Tingkat Energi Alfa Dan Teori Peluruhan Alfa


Peluruhan Alfa Menurut Teori Gamow dan Teori Semi Klasik
Peluruhan alfa tak mungkin terjadi menurut fisika klasik. Namun
kenyataannya peluruhan alfa terjadi sebagai suatu cara untuk memperbesar
kemantapan suatu atom yang memiliki nukleon besar. Atom ber-nukleon besar
memiliki gaya tolak antar proton yang besar sehingga gaya nuklir berjangkau
pendek yang mengikatnya tak dapat mengimbangi. Maka terjadilah peluruhan
alfa. Partikel alfa memiliki massa yang cukup kecil (jika dibandingkan nukleon
pembentuknya), dan memiliki energi kinetik yang cukup tinggi sehingga dapat
lolos dari inti sebuah atom. Lalu bagaimana penjelasan sebuah partikel alfa dapat
lolos dari inti?

10
Inti dari gambar ditas adalah agar partikel alfa dapat lolos dari inti,maka ia
harus memiliki energi minimal 25 MeV (setara dengan energi untuk membawa
partikel alfa dari jarak tak hingga ke dekat inti tapi masih diluar jangkauan gaya
tarik inti). Namun peluruhan alfa hanya memiliki energy sekitar 4– 9 MeV,
sehingga terjadi kekurangan energi sebesar 16 – 21 MeV untuk meloloskan diri
dari inti.
Persoalan kekurangan energi tersebut dapat dijawab secara mekanika kuantum
(oleh Gamow, Gurney, dan Condon). Ada tiga prinsip yang dikemukakan untuk
menjawabnya:
1. Partikel alfa bisa ada sebagai partikel di dalam inti.
2. Partikel semacam ini terus menerus dalam keadaan gerak dan
dibatasgeraknya hanya dalam inti oleh rintangan potensial yang
melingkupinya.
3. Terdapat peluang kecil tetapi tertentu untuk partikel ini melewatirintangan
potensial ini (meski kecil) setiap kali terjadi tumbukan
Peluang terjadinya tumbukan ( l ) dirumuskan :

Konstanta peluruhan l  v.T


dimana v adalah frekuensi tumbukan dan T adalah peluang partikel
alfa menembus rintangan potensial.
v
Frekuensi tumbukan partikel v
2 R0
dimana v adalah kecepatan partikel alfa dan Ro adalah jari-jari nuklir.

Karena v > K, maka dalam fisika klasik terjadi transmisi adalah tidak
mungkin (T=0). Sedangkan secara mekanika kuantumpartikel alfa bergerak
dipandang sebagai gelombang dengan peluangtransimisi T.
Adapun tabel jangkauan energy waktu paruh dan konstanta peluruhan
dari pengemisi partikel α dapat dilihat pada tabel berikut:
Mean
range, Cm Alpha
Disintegration
Nuclide Of Disentegration Half-life Constant,
Sec-1
standard Energy, Mev
air
Th232 2.49 4.06 1.39 x 1010 y 1.58 x 10-18
Ra226 (Ra) 3.30 4.86 1.62 x 103 y 1.36 x 10-11
Th228 (RdTh) 3.98 5.52 1.9 y 1.16 x 10-8
Em222(Rn) 4.05 5.59 3.83 d 2.10 x 10-6
11
Po218 (RaA) 4.66 6.11 3.05 m 3.78 x 10-3
Po216 (ThA) 5.64 6.90 0.16 s 4.33
Po214 (RaC’) 6.91 7.83 1.64 x 10-4 s 4.23 x 103
Po212 (ThC’) 8.57 8.95 3.0 x 10-7s 2.31 x 106

Gamow, Gurney dan condon pada tahun 1982 secara terpisah berhasil
menjelaskan peristiwa peluruhan alfa dengan menggunakan perhitungan
mekanika kuantum. Mereka mengasumsikan bahwa zarah alfa berada dalam
inti dilingkupi oleh sebuah potensial inti. Potensial didalam inti tersebut
diasumsikan sama dengan nol untuk mensimulasikan efek coulum di dalam
inti. Kedalaman yang pasti dari sumur potensial tersebut tidak berpengaruh
pada hasil akhir dari perhitungan mekanika kuantum.
Menurut (Wiyatmo.2009:132) Tinjauan mekanika gelombang
memberikan deskripsi yang lebih akurat tentang peluruhan alfa. Jika dua buah
proton dan dua neutron bergabung membentuk zarah alfa dalam sebuah inti.
Maka zarah ini akan terikat oleh gaya inti, akan tetapi ia bebas bergerak
didalamnya secara bolak-balik menumbuk dinding inti, seolah-olah seperti
zarah yang terperangkap dalam sumur potensial yang tinggi, yang secara
klasik zarah tersebut tidak mungkin dapat keluar dari sumur. Semakin besar
energi kinetik alfa dan semakin sering menumbuk dinding maka semakin besar
peluang alfa untuk lolos. Hal ini berarti bahwa peluang terjadinya peluruhan
alfa bergantung pada tenaga kinetik alfa.
Secara semi klasik, probabilitas peluruhan persatuan waktu sama

dengan jumlah tumbukan perdetik dimana zarah alfa menumbuk dinding


dikalikan dengan probabilitas P zarah untuk menerobos potensial perintang.

Dengan v menyatakan kecepatan zarah alfa didalam inti. Pendekatan


yang lain yakni dengan menggunakan probabilitas P secara klasik :

dengan diberikan oleh persamaan ze pada muatan zarah alfa

12
Jarak b disebabkan adanya efek pentalan (recoil) dari inti turunan pada saat
peluruhan maka terjadi reduksi massa zarah alfa yakni:

Integral persamaan dapat ditentukan secara langsung dengan cara sebagai


berikut:

Dengan v menyatakan kecepatan relatif zarah alfa terhadap inti turunan.

Selanjutnya untuk energi peluruhan zarah alfa dapat dirumuskan sebagai


berikut:

Dengan b menyatakan titik balik. sehingga diperoleh konstanta


peluruhan alfa dalam potensial yang tebal adalah:

Manfaat partikel Alfa


Partikel alfa ini menghasilkan ionisasi, dimana ionisasi ini dapat digunakan
dalam bidang biologi yaitu dapat menggantikan sel-sel yang rusak secara total.
Partikel alfa tersebut ditembakkan pada inti suatu atom maka akan menghasilkan
radioisotope (yang lebih dan sering digunakan untuk menembak adalah neutron).
Adapun Muatan positif dari partikel alfa sangat berguna dalam industri,
misalnya:
1. Radium-226 dapat digunakan untuk pengobatan kanker, yakni dengan
memasukkan jumlah kecil radium ke daerah yang terkena tumor.
2. Polonium-210 berfungsi sebagai alat static eliminator dari paper mills di
pabrik kertas dan industri lainnya.
3. Beberapa Detektor asap memanfaatkan emisi alfa dari americium-241
untuk membantu menghasilkan arus listrik sehingga mampu membunyikan
alarm saat kebakaran.

DAFTAR PUSTAKA

13
Harnanto, Arie dan Ruminten. 2009. Kimia I. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
Dwijananti, Pratiwi. 2012. Diktat Mata Kuliah Fisika Inti. Semarang : UNNES.
Hidayati, Mahrizal. 2009. Pendahuluan Fisika Inti. Padang : UNP Press.

14

Anda mungkin juga menyukai