“PELURUHAN ALFA”
OLEH :
NAMA : SYARAFINA . R
NIM : 16033063
JURUSAN FISIKA
2019
PELURUHAN ALFA
Partikel Alfa (α) adalah bentuk radiasi partikel yang dapat menyebabkan ionisasi dan daya
tembusnya rendah. Partikel tersebut terdiri dari dua proton dan dua netron yang terikat menjadi
sebuah partikel yang identik dengan inti Helium (2He4). Partikel alfa sebenarnya adalah sebuah
inti helium. Inti helium merupakan inti stabil dengan nomor massa dan nomor atom yang kekal.
Peluruhan alfa dapat dianggap sebagai sebuah reaksi fisi nuklir sebab inti induk terpecah menjadi
dua inti "anak" (daughter).
Peluruhan alfa adalah salah satu bentuk dimana sebuah inti atom berat tidak stabil
melepaskan sebuah partikel alfa dan meluruh menjadi inti yang lebih ringan dengan nomor
massa empat lebih kecil dan nomor atom dua lebih kecil dari semula, menurut reaksi:
𝐀−𝟒 ′
𝐀
𝐙𝐗 → 𝐙−𝟐𝐗 + 𝟒𝟐𝐇𝐞𝟐+
Peluruhan alfa adalah salah satu contoh dari efek terowongan dalam mekanika kuantum.
Tidak seperti peluruhan beta, peluruhan alfa diatur oleh gaya nuklir kuat. Peluruhan alfa dominan
terjadi pada inti-inti tidak stabil yang relatif berat (Z > 80). Contoh Radium yang menjadi gas
Radon karena peluruhan alfa.
Proses puluruhan alfa secara simbolik dapat dituliskan melalui reaksi inti sebagai berikut:
𝐀 𝐀−𝟒 ′
𝐙𝐗 → 𝐙−𝟐𝐗 + 𝛂
A4
Karena inti anak Y memiliki nomor atom yang berbeda dengan nomor atom inti induk
Z 2
A
Z X berarti secara kimia inti anak juga berbeda dengan inti induk.
A. Energitika Peluruhan Alfa
Ketika sebuah inti memancarkan sinar alfa, inti tersebut kehilangan empat nucleon,
dua diantaranya adalah proton.
Dalam peluruhan alfa berlaku Hukum Kekekalan Energi dan Hukum Kekekalan
Momentum. Energi sistem sebelum dan sesudah peluruhan.
Energi sebelum peluruhan:
Ei = Mp c 2 + K p = M p c 2 ; Kp = 0
Energi sesudah peluruhan:
Ef = Md c 2 + K d + Mα c 2 + K α
Sesuai dengan prinsip kekekalan energi :
Ei = Ef
Mp c 2 = Md c 2 + K d + mα c 2 + K α
Dengan :
Mp = massa inti induk
Md = massa inti anak
Mα = massa partikel α
Kp = 0 = energi kinetik inti induk dalam keadaan diam
Kα = energi kinetik inti alfa
Mp
𝑉𝑑
𝑣𝛼
𝑀𝑑
𝑚𝛼
𝑚𝛼 𝑣𝛼 = 𝑀𝑑 𝑉𝑑
Q K d K 12 M d Vd 12 m v
2 2
Jika sebuah partikel alfa bergerak dengan kecepatan v memasuki medan magnet B tegak
lurus, gaya magnet yang bekerja tegak lurus terhadap lintasan partikel alfa akan berperan
sebagai gaya sentripetal terhadap partikel sehingga partikel akan bergerak melingkar dengan
persamaan.
mv 2
qvB
R
dimana R adalah jari-jari lintasan. Energi kinetik partikel alfa adalah
2
q
K BR
1
2
m
B. Pengukuran Energi
Ketelitian penentuan energi partikel α adalah penting dalam dua hal :
a. Membuktikan teori peluruhan α
b. Konstruksi inti dalam skema tingkat energi
Banyak teknik yang digunakan untuk mengukur energi partikel alfa. Metode-metode
berikut ini kenyataannya dapat digunakan untuk partikel berat proton, deutron, dan sejenisnya.
Metode tersebut dikategorikan kedalam :
1. Defleksi Magnetik
Salah satu metoda yang paling tua dan paling akurat dalam menentukan energi
adalah mengukur defleksi lintasan alfa dibawah pengaruh medan magnet. Jika sebuah
partikel bergerak dalam bidang yang tegak lurus terhadap arah medan magnet, partikel
akan bergerak dalam lintasan berbentuk lingkaran dengan jari-jari r yang diperoleh
melalui persamaan,
qvB mv 2 / r
Dimana 𝐵 adalah induksi magnet, 𝑞 dan 𝑚 masing-masing adalah muatan dan massa
partikel. Kecepatan v diperoleh,
v
q
Br
m
Dan energi kinetik adalah
EK 12 mv 2
2
q
E K m Br
1
2
m
2. Hubungan Range-Energi
Range partikel alfa didefinisikan sebagai jarak tempuh dari sumber sampai posisi
dimana energinya nol. Range dari partikel alfa dapat diukur dengan menggunakan kamar
kabut, pelat emulsi nuklir atau kamar ion. Nilai range tergantung pada energi kinetik awal
dari partikel bermuatan dan jenis material yang menyerap partikel alfa. Jika range ini
diukur adalah mungkin untuk memperoleh energi partikel alfa dari hubungan range-
energi.
Pada pihak lain, jika range rata-rata R dari partikel alfa dalam sebuah medium yang
diketahui stopping powernya 𝑆(𝐸) diketahui maka energi dapat dihitung
1
dE
R R
E ωI dR dR
0
0
dx
Juga mungkin untuk memperoleh stopping power dari suatu bahan, jika diketahui range
sebagai fungsi dari energi dalam bahan
𝑑𝑅/𝑑𝐸 = 1/𝑆(𝐸)
Pentingnya stopping power terletak pada kenyataan bahwa tidak perlu mengukur
stopping power secara eksperimen untuk berbagai bahan, karena dapat dihitung secara
teoritis baik secara mekanika klasik maupun secara mekanika kuantum. Energi yang hilang
oleh sebuah partikel nonrelativistik per satuan panjang lintasannya adalah
1⁄
dE 4πz 2 e4 2mv 2 2
S(E) = − =( ) NZ ln ( )
dx mv 2 I
Dimana v adalah kecepatan partikel, ze adalah muatannya, dan m adalah massa
elektron, N, Z, dan I masing-masing adalah jumlah atom per satuan volume, nomor atom,
dan energi rata-rata ionisasi dari bahan penyerap.
Karena v > K, maka dalam fisika klasik terjadi transmisi adalah tidak mungkin (T=0).
Sedangkan secara mekanika kuantumpartikel alfa bergerak dipandang sebagai gelombang
dengan peluangtransimisi T.
Adapun tabel jangkauan energy waktu paruh dan konstanta peluruhan dari pengemisi
partikel α dapat dilihat pada tabel berikut:
Mean
Alpha Disintegratio
range,
Disentegratio n
Nuclide Cm Of Half-life
n Energy, Constan
standard
Mev t,Sec-1
air
Th232 2.49 4.06 1.39 x 1010 y 1.58 x 10-18
Ra226 (Ra) 3.30 4.86 1.62 x 103 y 1.36 x 10-11
Th228 (RdTh) 3.98 5.52 1.9 y 1.16 x 10-8
Em222(Rn) 4.05 5.59 3.83 d 2.10 x 10-6
Po218 (RaA) 4.66 6.11 3.05 m 3.78 x 10-3
Po216 (ThA) 5.64 6.90 0.16 s 4.33
Po214 (RaC’) 6.91 7.83 1.64 x 10-4 s 4.23 x 103
Po212 (ThC’) 8.57 8.95 3.0 x 10-7s 2.31 x
106
Gamow, Gurney dan condon pada tahun 1982 secara terpisah berhasil menjelaskan
peristiwa peluruhan alfa dengan menggunakan perhitungan mekanika kuantum. Mereka
mengasumsikan bahwa zarah alfa berada dalam inti dilingkupi oleh sebuah potensial inti.
Potensial didalam inti tersebut diasumsikan sama dengan nol untuk mensimulasikan efek
coulum di dalam inti. Kedalaman yang pasti dari sumur potensial tersebut tidak berpengaruh
pada hasil akhir dari perhitungan mekanika kuantum.
Menurut (Wiyatmo.2009:132) Tinjauan mekanika gelombang memberikan deskripsi yang
lebih akurat tentang peluruhan alfa. Jika dua buah proton dan dua neutron bergabung
membentuk zarah alfa dalam sebuah inti. Maka zarah ini akan terikat oleh gaya inti, akan tetapi
ia bebas bergerak didalamnya secara bolak-balik menumbuk dinding inti, seolah-olah seperti
zarah yang terperangkap dalam sumur potensial yang tinggi, yang secara klasik zarah tersebut
tidak mungkin dapat keluar dari sumur. Semakin besar energi kinetik alfa dan semakin sering
menumbuk dinding maka semakin besar peluang alfa untuk lolos. Hal ini berarti bahwa peluang
terjadinya peluruhan alfa bergantung pada tenaga kinetik alfa.
Secara semi klasik, probabilitas peluruhan persatuan waktu λα sama dengan jumlah
tumbukan perdetik dimana zarah alfa menumbuk dinding dikalikan dengan probabilitas P zarah
untuk menerobos potensial perintang.
v
λα ≈ P
R
Dengan v menyatakan kecepatan zarah alfa didalam inti. Pendekatan yang lain yakni
dengan menggunakan probabilitas P secara klasik :
P ≈ e−γ
dengan γ diberikan oleh persamaan ze pada muatan zarah alfa
2 b zZt e2
γ= ∫ [2MO ( − Qα )] dr
ℏ R r
Jarak b disebabkan adanya efek pentalan (recoil) dari inti turunan pada saat peluruhan maka
terjadi reduksi massa zarah alfa yakni:
mα mt
MO =
ma + mt
Integral persamaan dapat ditentukan secara langsung dengan cara sebagai berikut:
4zZt e2
γ= [(cos−1 √y) − √y(1 − y)1/2 ]
hv
Dengan v menyatakan kecepatan relatif zarah alfa terhadap inti turunan.
R Qa
y= =
b b
Selanjutnya untuk energi peluruhan zarah alfa dapat dirumuskan sebagai berikut:
1 2
zZt e2
Q a = Mo v =
2 b
Dengan b menyatakan titik balik. sehingga diperoleh konstanta peluruhan alfa dalam
potensial yang tebal adalah:
v 4πZt e2 8 1
λa ≈ exp [− + (Zt e2 Mo R)2 ]
R hv ℏ
Partikel alfa ini menghasilkan ionisasi, dimana ionisasi ini dapat digunakan dalam bidang
biologi yaitu dapat menggantikan sel-sel yang rusak secara total. Partikel alfa tersebut
ditembakkan pada inti suatu atom maka akan menghasilkan radioisotope (yang lebih dan sering
digunakan untuk menembak adalah neutron).
Adapun Muatan positif dari partikel alfa sangat berguna dalam industri, misalnya:
1) Radium-226 dapat digunakan untuk pengobatan kanker, yakni dengan memasukkan
jumlah kecil radium ke daerah yang terkena tumor.
2) Polonium-210 berfungsi sebagai alat static eliminator dari paper mills di pabrik kertas
dan industri lainnya.
3) Beberapa Detektor asap memanfaatkan emisi alfa dari americium-241 untuk membantu
menghasilkan arus listrik sehingga mampu membunyikan alarm saat kebakaran.