Anda di halaman 1dari 10

RINGKASAN BUKU

Judul buku : Fisika Inti Teori dan Penerapan


Penulis :Abdurrof
Tahun : 2015
Kota Terbit : Fisika UB
Halaman : 186

1. Peluruhan Radioaktif
1.1 Jenis Peluruhan dan Penyebabnya
Peluruhan radiokatif mula-mula diamati oleh Henri Becquerel pada unsur uranium
(1896), dan kemudian oleh Marie dan Pierre Curie pada thorium, serta unsur baru polonium dan
radium. Dengan mengacu pada daya jangkau serta daya ionisasinya pada suatu materi, pada
tahun 1899 Ernest Rutherford memilah radioaktivitas menjadi dua kelompok, yaitu peluruhan
alfa dan peluruhan beta (yang sekarang dikenal sebagai beta negatif, untuk membedakannya
dengan beta positif). Radiasi alfa diketahui dapat dihentikan oleh sehelai papantipis, sedangkan
radiasi beta dapat menembus papan tipis tersebut, tetapi dihentikan oleh sehelai aluminium. Pada
tahun 1900, Paul Villard menemukan jenis radiasi ketiga yang disebut sebagai peluruhan gamma,
yang sanggup menembus sehelai aluminium, bahkan papan dari timbal.kemudian selanjutnya di
temukkannya penangkapan positron,electron dan gamma sterlihat pada tabel 1.1.
1.1 Jenis peluruhan
Seperti halnya semua peristiwa dalam fisika, peluruhan radioaktif juga harus memenuhi
beberapa hukum kekekalan. Di antara hukum kekekalan yang harus dipenuhi, antara lain adalah
• Hukum kekekalan muatan listrik q (bisa dirunut dari nomor atom Z)
• Hukum kekekalan nukleon (bisa dirunut dari nomor massa A)
• Hukum kekekalan energi E (bisa dirunut dari hubungan E = mc2)
1.2 Peluruhan Alfa
1.2.1 Mengapa harus alfa?
Partikel alfa adalah inti atom Helium, 4 2He. Peluruhan alfa terjadi jika inti menjadi tidak stabil
karena besarnya jumlah nukleon A. Pada peluruhan alfa, inti melepaskan partikel alfa sehingga
nomor atomnya Z berkurang 2 dan nomor massanya A berkurang 4. Reaksi peluruhan alfa dapat
ditulis sebagai

( 1.1 )

1.2 Peluruhan Alfa


di mana Q adalah energi yang dilepaskan pada reaksi tersebut, yang nilainya adalah
Q = [mX −mX0 −mα]c2. (1.2)
Nilai Q positifmenunjukkanbahwareaksitersebutmenghasilkanenergi, sebaliknya nilai Q
negatimenunjukkan reaksi yang membutuhkan energi. Suatu reaksi hanya bisa belangsung secara
spontan jika Q ≥0. Nilai Q yang positif juga menunjukkan bahwa massa total inti hasil reaksi
harus lebih kecil atau sama dengan massa inti sebelum reaksi.
Contoh : Menghitung Q untuk berbagai modus peluruhan
. 232
Hitunglah energi yang dilepaskan jika U meluruh dengan melepaskan U 92 U meluruh
92

dengan melepaskan 32 He

peluruhan 232
92U adalah

• Jika yang dilepaskan adalah 32 He, maka


Q = [m(232 22 9 3
92U ¿ − m(Th ¿ 9 2¿ − m(2 He ¿]c
2

= [232,037156u − 229,031762u − 3.016029u]×931,5MeV/u


= −9,91MeV5.2.
1.2.2 Energi pada peluruhan alfa
Persamaan energi untuk peluruhan alfa pada Pesamaan (1.1) adalah
mXc2 = mX0c2 + mαc2 + TX0 + Tα, (1.3)
dimana TX0 dan Tα berturut-turutadalahenergikinetikintianakdan alfa. Dengan menggunakan
definisi Q pada Persamaan (1.1), maka persamaan di atas dapat ditulis sebagai
Q = Tα + TX0. (1.4)
Misalkan inti induk X mula-mula diam, maka persamaan momentumnya adalah
pX = pX0 +pα = 0 (1.5)
yang berimplikasi pada |pX0| = −|pα| atau pX0 = pα. Dengan demikian Persamaan (1.4) dapat ditulis

sebagai

(1.6)
Berikutnya, karena massa suatu inti sebanding dengan nomor massanya, maka persamaan
terakhir dapat ditulis sebagai

di mana Ai adalah nomor massa inti induk. Untuk Ai = 200, persamaan terakhir
menghasilkan Tα = 98% dari Q, yang berarti hanya 2% dari energi yang dilepaskan dipakai
sebagai energi rekoil inti.
1.2.3 Teori emisi alfa
Peluruhan alfa tidak bisa dijelaskan dengan menggunakan mekanika klasik, tetapi bisa
dijelaskan dengan menggunakan mekanika kuantum. Menurut Gamow, Gurney, dan Condon,
partikel alfa terbentuk di dalam inti induk dan kemudian terpisah dari inti induk setelah berhasil
melewati potensial inti. Teori mereka tentang peluruhan alfa dapat ditulis sebagai berikut:
• partikel alfa bisa ada sebagai suatu partikel di dalam inti
• partikelsemacaminiterus-menerusdalamkedaaangerak, tetapi geraknya hanya di dalam
inti karena adanya rintangan potensial yang melingkunginya
• sekalipun energi partikel lebih kecil dari potensial rintangan, tetapi secara kuantum
terdapat peluang kecil (tetapi tidak nol) bagi partikel tersebut untuk melewati rintangan
setiap kali terjadi tumbukan
Misalkan partikel alfa terbentuk dalam inti induk dengan nomor atom Zi, sehingga inti
anaknya memiliki nomor atom Za = Z −2. Dengan demikian, energi potensial elektrostatik antara
partikel alfa dengan

inti anak adalah

(1.7)

di mana . Berikutnya kita definisikan jarak efektif inti ref sebagai jumlah jari-
jari efektif inti anak dan partikel alfa, maka

(1.8)
1.2.4 Aturan seleksi: momentum sudut dan paritas
Misalkan inti induk (sebelum peluruhan alfa) memiliki momentum sudut total Ii, sedang
momentum sudut total inti anak (setelah peluruhan) adalah I a. Dengan mengacu pada aturan
penjumlahan momentum, maka momentum sudut partikel alfa dapat berharga antara |I i −Ia| dan |
Ii + Ia|.
Partikel alfa terdiri atas 2 proton dan dua netron. Kedua netron dan kedua proton tersebut
menempati orbital 1s dan membentuk pasangan anti paralel. Dengan demikian, spin partikel alfa
adalah nol dan momentum totalnya hanya ditentukan oleh momentum sudut orbitalnya lα. Ini
berarti |Ii −Ia|≤ lα ≤|Ii + Ia|, di mana perubahan paritas terkait dengan peluruhan alfa adalah (−1)l α.
Dengan demikian, aturan seleksi untuk peluruhan alfa adalah

(1.9)
Aturan di atas berarti bahwa inti induk dan inti anak memiliki paritas yang sama jika|I i
−Ia|genap dan memiliki paritas yang berbeda jika |Ii −Ia| ganjil. Secara matimatis,

(1.10)
Untuk inti anak yang memiliki berbagai tingkat energi, Persamaan (1.10) memberi kita batasan
keadaan yang diijinkan dan tidak diijinkan pada inti anak.
1.3 Peluruhan Beta
5.3.1 Persamaan peluruhan beta
Peluruhan beta terjadi jika suatu inti memiliki kelebihan netron, atau rasio netron terhadap
protonnya melebihi rasio stabilnya. Pada kurva kestabilan inti, (kurva jumlah netron N sebagai
fungsi jumlah proton Z), suatu inti akan cenderung mengalami peluruhan beta jika terletak di
atas kurva kestabilan inti.
Suatu inti yang kelebihan netron (yang juga berarti kekurangan proton) akan berusaha
mencapai kestabilan dengan cara merubah netron menjadi proton,

Sayangnya reaksi di atas tidak mungkin terjadi karena tidak memenuhi hukum kekekalan
muatan listrik. Seperti kita tahu, netron adalah partikel yang netral secara elektrik, sedangkan
proton bermuatan positif, atau +e. Untuk memastikan hukum kekekalan muatan listrik tidak
dilanggar, maka reaksi di atas dituliskan sebagai

Pada persamaan di atas, 0 −1e adalah elektron, yang pada saat emisi tersebut pertama kali
diamati, dikenal sebagai partikel beta. Reaksi
terakhir sudah memenuhi hukum kekekalan muatan listrik. Meskipun demikian, masih ada
hukum lain yang dilanggar, yaitu hukum kekekalan momentum sudut atau spin. Spin netron,
proton, dan elektron masing-masing adalah 1/2h.. Partikel tersebut kemudian dikenal sebagai anti
neutrino νe. Dengan demikian, reaksi peluruhan beta dapat dituliskan sebagai

Secara umum, reaksi peluruhan β dapat ditulis sebagai

.
5.3.2 Energi pada peluruhan beta
, Qβ− adalah energi yang dilepaskan, yang membuat reaksi peluruhan beta memenuhi hukum
kekekalan massa-energi. Mengacu pada Persamaan (5.21), nilai Qβ− adalah

Karena reaksi peluruhan beta menghasilkan 3 partikel, maka energi Qβ− seharusnya
dibagi sebagai energi kinetik ketiga partikel tersebut. Sekalipundemikian,
karenamassaprotonjauhlebihbesar, makaenergi kinetiknya (0,3 keV) jauh lebih kecil dibanding
energi kinetik kedua partikel yang lain, sehingga

Jenis peluruhan beta


Peluruhan beta terjadi karena inti memiliki rasio N/P di atas (N/P)stabil. Selengkapnya jenis
reaksi yang terkait dengan rasio N/P adalah
Gambar Plot jumlah partikel beta sebagai fungsi energi kinetik dari inti induk Bi-210.
Reaksi pemancaran beta (β−, beta emssion, BE).
Reaksi ini terjadi jika inti memiliki rasio N/P di atas (N/P) stabil. Reaksi ini merupakan
salah satu modus untuk mengurangi nilai N dan menambah nilai P, dengan cara merubah
netron menjadi proton, mengikuti pola

biasa dituliskan sebagai e− dan dikenal sebagai partikel β (lengkapnya: beta negatif),
elektron, atau negatron. Peluruhan beta menghasilkan inti yang nomor massanya A tetap,
tetapi nomor atomnya Z bertambah satu.
Reaksi pemancaran positron (β+, positron emssion, PE). Reaksi ini terjadi jika inti
memiliki rasio N/P dibawah (N/P)stabil. Untuk itu, inti perlu menambah nilai N dan
mengurangi nilai P, dengan cara merubah proton menjadi netron, dan sebagai
konsekuensinya, inti akan memancarkan positron. Reaksi pemancaran positron dapat
ditulis sebagai

biasa dituliskan sebagai e+ 1e biasa dituliskan sebagai e+ dan dikenal sebagai positron
atau beta positif. Positron memiliki sifat yang sama dengan elektron, kecuali muatannya,
di mana positron bermuatan +1, sedang elektron bermuatan -1. Partikel νe dikenal
sebagai neutrino. Karena massa proton lebih kecil dari massa netron yang dihasilkannya,
maka pemancaran positron hanya bisa terjadi di dalam inti. Pemancaran positron
menghasilkan inti yang nomor massanya A tetap, tetapinomoratomnya Z berkurang satu.
Reaksi penangkapan elektron (electron capture, EC). Reaksi ini terja di jika inti memiliki
rasio N/P dibawah (N/P)stabil. Untuk itu, inti perlu menambah nilai N dan mengurangi nilai
P, antara lain dengan cara menangkap elektron dari luar inti (biasanya dari kulit K) di
mana elektron tersebut kemudian bereaksi dengan proton menghasilkan netron. Reaksi
pemancaran positron dapat ditulis sebagai

Penangkapan elektron menghasilkan inti yang nomor massanya A tetap, tetapi nomor
atomnya Z berkurang satu.
Reaksi penangkapan positron (positron capture, PC).
Reaksi ini merupakan kebalikan dari reaksi pemancaran positron,
danterjadijikaintimemilikirasio N/P diatas(N/P)stabil. Untuk itu, inti perlu mengurangi nilai
N dan menambah nilai P, antara lain dengan cara menangkap positron dari luar inti, di
mana positron tersebut kemudian bereaksi dengan netron menghasilkan proton. Reaksi
penangkapan positron dapat ditulis sebagai
+
Penangkapan positron menghasilkan inti yang nomor massanya A tetap, tetapi nomor
atomnya Z bertambah satu.
Reaksi penangkapan positron sangat jarang terjadi karena (i) hampir tiada positron bebas
di alam, serta (ii) baik inti maupun positron keduanya bermuatan positif sehingga cenderung
saling menolak.

Teori peluruhan beta


Konstanta peluruhan beta diberikan oleh Fermi golden rule, sebagai berikut
Pada persamaan di atas, adalah elemen matriks interaksi yang menyatakan interseksi
antara keadaan akhir dan keadaan awal, akibat adanya potensial interaksi Vinteraksi

Peluruhan Gamma
Peluruhan gamma terjadi bila suatu inti X yang memiliki energi berlebih atau
berada pada keadaan tereksitasi X∗, melepaskan kelebihan energinya dalam bentuk
radiasi gelombang elektromagnetik atau foton. Foton tersebut dikenal sebagai sinar
gamma. Dengan demikian, peluruhan gamma dapat ditulis sebagai.

Dalam peluruhan gamma, tidak ada perubahan nomor atom Z maupun nomor
massa A. Yang terjadi hanyalah perubahan keadaan inti dari keadaan tereksitasi tingkat
tinggi ke keadaan tereksitasi yang lebih rendah, atau ke keadaan dasar. Masing-masing
transisi memiliki energi yang khas (dari keV sampai MeV) dan intensitas yang berbeda,

Gambar: Skema peluruhan gamma pada Zn-69. Energi gamma diberikan dalam satuan
keV
Secara makro, peluruhan gamma biasanya mengiringi peluruhan beta atau alfa.
Hal ini terjadi jika inti baru yang dihasilkan dalam peluruhan alfa dan/atau beta tidak
berada pada keadaan dasar karena aturan seleksi. Selanjutnya, inti tersebut akan
bertransisi ke keadaan dasar dengan cara memancarkan sinar gamma. Contoh untuk kasus
ini adalah peluruhan beta dari Co-60 menghasilkan Ni-60,

Anda mungkin juga menyukai