"RANGKAIAN NON-INVERTING”
Drs.Khairul Amdani,M.Si.
OLEH:
NIM : 4173321041
MEDAN
2019
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kasih dan
karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan laporan mini riset mata kuliah
Rangkaian Terintegrasi yang diberi judul “Rangkaian Non-Inverting” dengan lancar.
Kami mengharapkan dengan dibuatnya laporan ini dapat membantu mahasiswa dalam
memahami segala sesuatu tentang rangkaian Non-Inverting. Kami menyadari bahwa laporan
ini belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
1 1. LATAR BELAKANG........................................................................................ 1
4.1. Kesimpulan......................................................................................................... 6
3
BAB I
PENDAHULUAN
1 1. LATAR BELAKANG
Elektronika dasar merupakan bagian dari ilmu elektronika yang mempelajari dasar-
dasar komponen, rangkaian, tegangan dan karakteristik yang harus dipahami terlebih dahulu
dalam membangun sebuah peralatan elktronika. Dalam peralatan elektronika dasar yang
komplek, akan ditemukan komponen-komponen elektronika seperti dioda, transistor, ICOP-
amp, IC gerbang logika dan komponen lainnya. Pada percobaan ini komponen elektronika
yang akan digunakan sebagai bahan pengamatan adalah OP-amp (penguat diferensial).
Menurut Hermanudin (2009), ada dua jenis penguat operasional yang sering didengar
yaitu penguat inverting (membalik) dan non inverting (tak membalik). Rangkaian
penguat inverting merupakan rangkaian penguat pembalik dengan impedansi masukkan
sangat rendah. Sedangkan rangkaiannon iverting merupakan rangkaian penguat tak membalik
dengan impedansi masukkan yang tinggi.
Rangkaian penguat pembalik dan tak membalik memiliki perbedaan dari segi susunan
atau bentuk rangkaiannya. Selain itu, kedua jenis penguat tersebut memiliki perbedaan dari
segi cara kerja besert fungsinya.
4
BAB II
Tinjauan Pustaka
Penguat operasional adalah perangkat yang sangat efisien dan serbaguna sehingga
sangat penting bagi kita untuk mengetahui penguat operasional dan prinsip kerja penguat
operasional. Contoh penggunaan operasional penguat adalah untuk operasi matematika,
sederhana seperti penjumlahan dan pengurangan terhadap tegangan listrik sehingga
dikembangkan kepada penggunaan aplikatif seperti komparator dan osilator dan distorsi
rendah serta pengembangan alat komunikasi. Selain itu, aplikasi pemakaian Op-amp juga
meliputi bidang elektronika audio, pengatur tegangan DC, tapis aktif, penyearah presisi,
pengubah analog kedigital dan pengubah digital keanalog, pengolah isyarat seperti cuplik
tahan, penguat pengunci, kendali otomatik, komputer analog, elektronika nuklir, dan lain-lain
(Sutrisno, 1986).
5
Gambar 3
2.2 Penguat Non-Inverting
Penguat tersebut dinamakan penguat non-inverting karena masukan dari penguat tersebut
adalah masukan non-inverting dari Op Amp. Tidak seperti penguat inverting, sinyal keluaran
penguat jenis ini sefasa dengan sinyal masukannya. Seperti pada rangkaian penguat inverting
syarat ideal sebuah penguat adalah tegangan masukan sama dengan 0 dan impedansi masukan
tak terhingga. sehingga dari rangkaian tersebut dapat diperoleh rumus penguat adalah sebagai
berikut :
6
to Analog Converter), Summing (penjumlahan) dan yang lainnya juga dapat dipahami.
Berikut datasheet dari IC 741:
Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti yang diperlihatkan pada
gambar di bawah ini. Seperti namanya, penguat ini memiliki masukan yang dibuat melalui
input non-inverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan
tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat op-amp non-inverting. Caranya
sama seperti menganalisa rangkaian inverting.
BABIII
PEMBAHASAN
3.1 Eksperimen
7
Atau
Percobaan dilakukan dengan mengubah nilai dari tegangan masukan (AC) sebanyak
dua kali perubahan dengan tegangan masukan sebesar 0,5 volt serta resistor feedback
sebesar 8,2 kΩ, 10 kΩ, 33 kΩ, dan 100 kΩ.
1. Variabel Manipulasi
Berupa Resistor Feedback.
2. Definisi Operasional Variabel Manipulasi
Besarnya nilai Resistor Feedback dapat diatur sebanyak tiga kali perubahan,yaitu
sebesar 8,2 kΩ, 10 kΩ, 33 kΩ dan 100 kΩ.
3. Variabel Respons
Faktor penguatan.
4. Definisi Operasional Variabel Respon
Hasil penguatan dapat dilihat melalui percobaan dengan nilai yang berbeda-beda,
tergantung dari perubahan nilai Resistor Feedback
8
3 Resistor Feedback positif Dengan menetapkan nilai sebesar 10 kΩ
1. Alat
No. Nama Alat Spesifikasi Jumlah
1 Osiloskop - 1
2 Function Generator - 1
3 Kabel Penghubung - 5
4 Trainer Elektronika - 1
2. Bahan
No. Nama Bahan Spesifikasi Jumlah
1 Op-Amp µ741 1
9
10. Setelah selesai, mengulangi langkah 2 sampai 9 untuk resistor feedback yang
berbeda.
11. Mencatat hasilnya ke data hasil eksperimen.
3.5 Hasil Eksperimen
10