PENGUAT OPERASIONAL
Dosen Pengampu
Muhammad Jumnahdi,
ST.,M.T.,
Oleh:
Aldimasrefi Taruna 1021611003
Alvareza Chairofta 1021611004
Febby Akhbar Fitriyan 1021611023
Ristian Aldi 1021611054
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................
I. PENDAHULUAN............................................................................................1
II. PEMBAHASAN.............................................................................................
III. PENUTUP......................................................................................................
3.1 KESIMPULAN
iii
I. PENDAHULUAN
Di dalam suatu alat ukur elektronik tentu memiliki sensor untuk dapat
melakukan pengukuran pada suatu sistem. Namun terkadang sinyal input dari
yang akan diukur sangatlah kecil sehingga alat ukur tidak dapat membacanya
dengan baik dan tepat. Oleh sebab itu digunakanlah suatu komponen yang
dapat menguatkan sinyal input sehingga alat ukur dapat membacanya dengan
baik. Komponen yang dapat menguatkan sinyal input ini biasa disebut dengan
operasional amplifier.
1
Pada makalah ini akan dibahas semua hal mengenai op-amp ini. Mulai
dari definisi op-amp, teknik feedbacknya, model rangkaian op-amp, tipe-tipe
op-amp, prinsip kerjanya, karakteristiknya, perhitungannya, dan akan dibahas
pula bagaimana kondisi atau keadaan op-amp yang ideal. Sebagai tambahan
akan dibahas juga mengenai apa itu termokopel, rangkaian pengkondisi
sinyalnya dan apa saja tipe-tipe termokopel itu sendiri.
Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dasar Elektronika semester ganjil dan menjawab pertanyaan yang ada pada
rumusan masalah.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan baik penulis maupun bagi pemnaca tentang Penguat Operasional
(OP-AMP).
2
II. PEMBAHASAN
Op-amp adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan dan
satu keluaran. Op-amp biasa terdapat di pasaran berupa rangkaian terpadu
(Integrated Circuit-IC). Penguat operasional tersusun dari beberapa rangakian
penguat yang menggunakan transistor. Biasanya membuat perangkat dari op-
amp lebih mudah dibandingkan membuat penguat dari transistor karena tidak
memerlukan perhitungan titik kerja, bias, dll.
Teknik Feedback.
3
menggunakan umpan balik akan memiliki karakteristik operasi yang unggul
pada pengorbanan keuntungan.
I R2
R1 Vn
Vin Vp +
Vout
_
Sebuah amplifier memiliki port input dan port output. Pada amplifier
linier, sinyal output = A x sinyal input, dimana A adalah faktor amplifikasi
atau gain. Berdasarkan sinyal input dan outputnya, ada empat tipe gain
penguat, yaitu: gain tegangan (tegangan luar/ tegangan dalam), gain arus (arus
luar/ arus dalam), transresistance (tegangan luar/ arus dalam), dan
transconductance (arus luar/ tegangan dalam).
4
beban resistansi output RL. Dari gambar 2, dapat dilihat bahwa kita memiliki
tegangan-pembagi sirkuit di port input maupun port output dari amplifier. Hal
ini mengharuskan kita untuk menghitung ulang nilai Vi dan Vo setiap kali
sumber/ beban yang digunakan berbeda dengan menggunakan rumus berikut:
Ri
Vi Vs ................................(1)
Rs Ri
RL
Vo AV i ................................(2)
Ro R L
R S
+ R o +
INPUT PORT
V i OUTPUT PORT V o
R i AV i R
V S _ _ L
SO U RCE A M P L IF IE R LO AD
5
Gambar 3 (a): Diagram blok operasional amplifier.
Simbol op-amp adalah seperti pada gambar 3 (b) dengan 2 input, non-
inverting (+) dan input inverting (-). Umumnya op-amp bekerja dengan dual
supply (+Vcc dan Vee) namun banyak juga op-amp dibuat dengan single
supply (Vcc ground). Simbol rangkaian di dalam op-amp pada gambar 3 (b)
adalah parameter umum dari sebuah op-amp. Rin adalah resitansi input yang
nilai idealnya infinit (tak terhingga). Rout adalah resistansi output dan besar
resistansi idealnya 0 (nol). Sedangkan AOL adalah nilai penguatan open loop
dan nilai idealnya tak terhingga.
Karakteristik satu op-amp dapat berbeda dengan op-amp lain tergantung dari
teknologi pembuatan dan desain IC-nya.
6
2.4 Fungsi Op-Amp
Salah satu fungsi yang penting dari op-amp adalah hubungan polaritas
antara input terhadap output. Tegasnya, jika input pada (-) lebih positif
daripada input pada (+), maka output akan menjadi negatif. Sebaliknya, jika
input pada (-) lebih negatif daripada input pada (+), maka output akan menjadi
positif.
(a) (b)
7
penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran rangkaian
negative feedback (umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat
dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite).
Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa
rangkaian op-amp.
ip
+ + +
+
V_p Ri V_p
Vi Ro
Vi
+ +
_
AVi AV i
in Vo _ Vo
_ _
+ +
V_n V_n
8
Model op-amp yang ideal berasal untuk menyederhanakan analisis
rangkaian dan umumnya digunakan oleh para insinyur untuk perkiraan
perhitungan orde pertama. Model yang ideal membuat tiga asumsi
penyederhanaan:
Aplikasikasikan asumsi ini pada model op-amp standar dan hasilnya ada
pada model op-amp ideal yang ditunjukkan gambar 6. Karena Ri = dan
perbedaan tegangan Vp Vn = Vi pada port input terbatas, maka nilai arus input
adalah nol untuk op-amp ideal:
in = ip = 0 ................................(6)
Maka tidak ada efek pembebanan pada port input dari op-amp ideal:
Vi Vs
...................................(7)
Selain itu, karena Ro = 0, maka tidak ada efek pembebanan pada port uotput
dari op-amp ideal:
Vo = A Vi ................................(8)
Vi = Vp Vn = 0 atau Vp = Vn ....................(9)
9
Merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkan penguatan terbuka
(open-loop gain), penguat operasional yang sangat besar. Ada jenis
penguat operasional khusus yang memang difungsikan semata-mata untuk
penggunaan ini dan agak berbeda dari penguat operasional lainnya dan
umumnya disebut juga dengan komparator.
Gambar 7: Komparator
10
Gambar 8 menunjukkan dasar lain rangkaian op-amp yang berguna yaitu
penguat pembalik. Hal ini mirip dengan rangkaian non-pembalik hanya saja
jika pada penguat pembalik sinyal input diterapkan pada R1 sedangkan pada
penguat non- pembalik diterapkan pada ground. Mari kita ambil hubungan
antara tegangan input Vin dan tegangan output Vout. Pertama, karena Vn = Vp
dan Vp dihubungkan ke grond, Vn = 0. Karena arus yang mengalir ke input
pembalik ideal op-amp adalah nol, arus yang mengalir melalui R1 harus
sama besarnya dan berlawanan arah dengan arus yang mengalir melalui R2
(oleh Hukum Saat Kirchhoff):
Vin Vn Vout Vn
..............(10)
R1 R2
Karena Vn = 0, maka:
R
Vout 2 Vin .................(11)
R1
11
polaritas output akan sama dengan polaritas input tapi memiliki penguatan
yang tergantung dari besarnya Rfeedback dan Rinput.
Vp = Vi .................................(13)
Karena arus yang mengalir pada input pembalik untuk op-amp ideal adalah
nol, arus yang mengalir melewati R1 sama dengan arus yang mengalir
melewati R2 (sesuai Hukum Arus Kirchhoff yang menyatakan bahwa
12
jumlah aljabar dari arus yang mengalir ke node adalah nol). Kita kemudian
bisa mencari Vn:
R1
Vn Vout
R1 R2 ...........(14)
R
Vout 1 2 Vin ...............(15)
R1
Perhatikan bahwa gain (Vout / Vin) selalu lebih besar atau sama dengan satu.
Karena tegangan sinyal masukan terhubung langsung dengan masukan pada
penguat operasional maka impedansi masukan bernilai Z in . Dari
datasheet, LM741 diketahui memiliki impedansi input Zin = 108 to 1012
Ohm.
4. Penguat Differential
Rf
oleh nilai resistansi yaitu sebesar untuk R1 = R2 dan Rf = Rg. Penguat
R1
13
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
R f R1 Rg Rf
Vout V2 V1 ........(16)
R g R2 R1 R1
Rf
Vout (V2 V1 ) ..............................(17)
R1
Jika dua sinyal input sama, secara ideal output pasti nol. Untuk mengukur
kualitas amplifier, istilah Common Mode Rejection Ratio (CMRR)
didefinisikan. CMRR adalah rasio dari tegangan output yang sesuai dengan
perbedaan dari dua sinyal masukan dengan tegangan keluaran sesuai
dengan "bagian umum" dari dua sinyal. Op-amp yang bagus memiliki
CMRR yang tinggi.
14
Penguat penjumlah menjumlahkan beberapa tegangan masukan, dengan
persamaan sebagai berikut:
V1 V2 V
Vout R f ( ... n ) .......(18)
R1 R2 Rn
1
Vout
R1C Vin dt Vmula ................(21)
di mana t adalah waktu dan Vmula adalah tegangan keluaran pada t=0.
15
Dengan demikian, input gelombang persegi akan menyebabkan gelombang
output segitiga. Namun, dalam rangkaian yang sebenarnya (R2 < ) ada
beberapa kerusakan dalam keadaan sistem pada tingkat proporsional
keadaan itu sendiri. Hal ini menyebabkan peluruhan eksponensial dengan
waktu konstan = R2C.
7. Differentiator
dVin
Vout R2 C ...........(22)
dt
16
memori dari keadaan sistem (seperti kehilangan integrator) dengan
peluruhan eksponensial dari waktu konstan = R1C.
17
kebisingan yang dihasilkan dalam penguat operasional itu sendiri ditambah
variasi karakteristik penguat akibat perubahan suhu atau penuaan komponen
semua dikalikan dengan gain loop terbuka. Sedikit variasi dalam unit
diproduksi menjadi nyata karena efek ini, maka spesifikasi loob terbuka
kadang-kadang diberikan nilai konservatif "biasa".
18
kecil ohm
Stabil
Konsumsi daya yang
rendah
Noise yang rendah
1. Arus bias input (input bias current). Pada prakteknya akan ada aliran arus
yang mengalir ke dalam kedua input op-amp. Arus ini adalah arus bias
mundur transistor. Arus bias input didefinisikan sebagai:
I bias
I1 I 2
.
2
2. Arus offset input (input offset current). Arus offset input merupakan
perbedaan arus bias input dari kedua terminal input.
I os I1 I 2 .
3. Tegangan offset input ( input offset voltage). Bila V1 dan V2 berada pada
tegangan yang sama, tegangan output idealnya harus nol, karena V0 = Ad
(V2 V). Tetapi pada prakteknya akan ada tegangan pada output.
Tegangan offset input didefinisikan sebagai perbedaan tegangan yang
harus disupplaykan pada kedua terminal input agar tegangan output sama
dengan nol.
5. Common mode voltage gain (Ac). Merupakan gain bila suatu sinyal input
yang sama disupplaykan pada kedua termi nal input opamp.
19
7. Supply voltage rejection ratio (SVRR). SVRR = Perubahan dalam
tegangan suplai. Perubahan dalam tegangan offset input
10. Respon frekuensi: Karakteristik umum respon frekuensi open loop gain
dari op-amp adalah seperti berikut ( dalam skala logaritma):
20
III. PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Operational Amplifier atau op-amp merupakan salah satu komponen
analog yang popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika.
Aplikasi op-amp yang paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian
inverter, non-inverter, integrator dan differensiator.
21