Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH DASAR ELEKTRONIKA

PENGUAT OPERASIONAL

Dosen Pengampu
Muhammad Jumnahdi,
ST.,M.T.,

Oleh:
Aldimasrefi Taruna 1021611003
Alvareza Chairofta 1021611004
Febby Akhbar Fitriyan 1021611023
Ristian Aldi 1021611054

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BANGKA BELITUNG
2017

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin


masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Balunijuk, 21 November 2017

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................

KATA PENGANTAR..........................................................................................

DAFTAR ISI........................................................................................................

I. PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar Belakang.........................................................................................

1.2 Rumusan Masalah....................................................................................

1.3 Tujuan Dan Manfaat................................................................................

II. PEMBAHASAN.............................................................................................

2.1 Definisi Op-Amp.....................................................................................

2.2 Rangkaian Op-Amp.................................................................................

2.3 Diagram Op-Amp....................................................................................

2.4 Fungsi Op-Amp.......................................................................................

2.4.1 Amplifier Operasional: Op-Amp Ideal................................................

2.5 Jenis-jenis Op-Amp.................................................................................

2.6 Karakteristik Op-Amp.............................................................................

III. PENUTUP......................................................................................................

3.1 KESIMPULAN

iii
I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di dalam suatu alat ukur elektronik tentu memiliki sensor untuk dapat
melakukan pengukuran pada suatu sistem. Namun terkadang sinyal input dari
yang akan diukur sangatlah kecil sehingga alat ukur tidak dapat membacanya
dengan baik dan tepat. Oleh sebab itu digunakanlah suatu komponen yang
dapat menguatkan sinyal input sehingga alat ukur dapat membacanya dengan
baik. Komponen yang dapat menguatkan sinyal input ini biasa disebut dengan
operasional amplifier.

Operasional amplifier atau op-amp ini merupakan salah satu


komponen analog yang popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian
elektronika. Aplikasi op-amp popular yang paling sering dibuat antara lain
adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Pada
pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang paling
dasar, dimana rangkaian feedback (umpan balik) negatif memegang peranan
penting. Secara umum, umpanbalik positif akan menghasilkan osilasi
sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan yang dapat terukur.

Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik, op-amp harus


memiliki umpan balik. Hampir seluruh rancangan rangkaian yang ada pada
umumnya menggunakan umpan balik negatif untuk mengendalikan besarnya
gain serta memperoleh operasi kerja op-amp linear. Umpan balik negatif dapat
diperoleh melalui pengunaan komponen-komponen rangkaian, misalnya
resistor, yang dihubungkan di antara terminal keluaran op-amp dan masukan
pembalik op-amp yaitu terminal masukan yang bertanda ( - ). Rangkaian-
rangkaian non-linear, misalnya komparator dan osilator, menggunakan umpan
balik positif yang dapat diperoleh dengan menghubungkan komponen,
misalnya resistor, diantara terminal keluaran op-amp dan masukan non-
pembaliknya, yaitu terminal masukan yang bertanda ( + ).

1
Pada makalah ini akan dibahas semua hal mengenai op-amp ini. Mulai
dari definisi op-amp, teknik feedbacknya, model rangkaian op-amp, tipe-tipe
op-amp, prinsip kerjanya, karakteristiknya, perhitungannya, dan akan dibahas
pula bagaimana kondisi atau keadaan op-amp yang ideal. Sebagai tambahan
akan dibahas juga mengenai apa itu termokopel, rangkaian pengkondisi
sinyalnya dan apa saja tipe-tipe termokopel itu sendiri.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Penguat Operasional (OP-AMP)?


2. Apa saja fungsi dan kegunaan Penguat Operasional (OP-AMP)?
3. Apa contoh dari IC OP-AMP?
4. Apa saja Jenis-jenis OP-AMP

1.3 Tujuan Dan Manfaat

Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah
Dasar Elektronika semester ganjil dan menjawab pertanyaan yang ada pada
rumusan masalah.
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah untuk meningkatkan
pengetahuan baik penulis maupun bagi pemnaca tentang Penguat Operasional
(OP-AMP).

2
II. PEMBAHASAN

2.1 Definisi Op-Amp

Op-amp adalah suatu blok penguat yang mempunyai dua masukan dan
satu keluaran. Op-amp biasa terdapat di pasaran berupa rangkaian terpadu
(Integrated Circuit-IC). Penguat operasional tersusun dari beberapa rangakian
penguat yang menggunakan transistor. Biasanya membuat perangkat dari op-
amp lebih mudah dibandingkan membuat penguat dari transistor karena tidak
memerlukan perhitungan titik kerja, bias, dll.

Op-amp merupakan perangkat yang sangat efisien dan serbaguna.


Aplikasinya menjangkau industri elektronik yang luas yang memenuhi
persyaratan untuk pengkondisian sinyal, fungsi transfer khusus, instrumentasi
analog, perhitungan analog, dan sistem desain khusus. Aset dari analog yaitu
simpel dan presisi merupakan ciri sirkuit dengan menggunakan op-amp.
Selain itu aplikasi op-amp yang juga sering digunakan antara lain adalah
rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator. Saat ini,
penggunaan umum penguat operasional telah diperluas untuk mencakup
aplikasi seperti Amplifier DC, Amplifier AC, komparator, Driver Servo Valve,
Driver Defleksi Yoke, Oscillators Distorsi rendah, AC ke DC Converter,
multivibrators.

Pada op-amp memiliki 2 rangkaian feedback (umpan balik) yaitu


feedback negatif dan feedback positif dimana feedback negatif pada op-amp
memegang peranan penting. Secara umum, feedback positif akan
menghasilkan osilasi sedangkan feedback negatif menghasilkan penguatan
yang dapat terukur. Berikut adalah teknik feedback:

Teknik Feedback.

Ketepatan dan fleksibilitas dari amplifier operasional merupakan hasil


langsung dari penggunaan feedback negatif. Secara umum, amplifier yang

3
menggunakan umpan balik akan memiliki karakteristik operasi yang unggul
pada pengorbanan keuntungan.

I R2

R1 Vn

Vin Vp +
Vout
_

Gambar 1: Op-amp dengan menggunakan feedback.

Dengan umpan balik yang cukup, karakteristik amplifier loop tertutup


menjadi sebuah fungsi dari elemen umpan balik. Dalam rangkaian umpan
balik yang khas, gambar 1, elemen umpan balik adalah dua resistor. Ketepatan
gain "loop tertutup diatur oleh rasio dari dua resistor dan secara praktis
independen terhadap amplifier "loop terbuka. Dengan demikian, amplifikasi
untuk hampir semua tingkat presisi dapat dicapai dengan mudah.

2.2 Rangkaian Op-Amp

Sebuah amplifier memiliki port input dan port output. Pada amplifier
linier, sinyal output = A x sinyal input, dimana A adalah faktor amplifikasi
atau gain. Berdasarkan sinyal input dan outputnya, ada empat tipe gain
penguat, yaitu: gain tegangan (tegangan luar/ tegangan dalam), gain arus (arus
luar/ arus dalam), transresistance (tegangan luar/ arus dalam), dan
transconductance (arus luar/ tegangan dalam).

Model rangkaian sebuah amplifier ditunjukkan pada gambar 2. Port input


berperan pasif, tidak menghasilkan tegangan sendiri, dan dimodelkan oleh
element resistif Ri atau disebut juga resistansi input. Port output tegangannya
bergantung pada sumber Avi secara seri dengan resistansi output Ro, dimana Vi
adalah perbedaan potensial antara terminal port input. Gambar 2 menunjukkan
rangkaian amplifier yang lengkap yaitu yang mengandung sumber tegangan
input Vs yang dirangkai secara seri dengan sumber resistansi Rs dan sebuah

4
beban resistansi output RL. Dari gambar 2, dapat dilihat bahwa kita memiliki
tegangan-pembagi sirkuit di port input maupun port output dari amplifier. Hal
ini mengharuskan kita untuk menghitung ulang nilai Vi dan Vo setiap kali
sumber/ beban yang digunakan berbeda dengan menggunakan rumus berikut:

Ri
Vi Vs ................................(1)
Rs Ri

RL
Vo AV i ................................(2)
Ro R L

R S
+ R o +
INPUT PORT

V i OUTPUT PORT V o

R i AV i R
V S _ _ L

SO U RCE A M P L IF IE R LO AD

Gambar 2: Model rangkaian amplifier.

2.3 Diagram Op-Amp

Op-amp di dalamnya terdiri dari beberapa bagian, yang pertama adalah


penguat diferensial, lalu ada tahap penguatan (gain), selanjutnya ada
rangkaian penggeser level (level shifter) dan kemudian penguat akhir yang
biasanya dibuat dengan penguat push-pull kelas B. Gambar 3 (a) berikut
menunjukkan diagram dari op-amp yang terdiri dari beberapa bagian tersebut.

5
Gambar 3 (a): Diagram blok operasional amplifier.

Gambar 3 (b): Diagram skematik simbol operasional amplifier.

Simbol op-amp adalah seperti pada gambar 3 (b) dengan 2 input, non-
inverting (+) dan input inverting (-). Umumnya op-amp bekerja dengan dual
supply (+Vcc dan Vee) namun banyak juga op-amp dibuat dengan single
supply (Vcc ground). Simbol rangkaian di dalam op-amp pada gambar 3 (b)
adalah parameter umum dari sebuah op-amp. Rin adalah resitansi input yang
nilai idealnya infinit (tak terhingga). Rout adalah resistansi output dan besar
resistansi idealnya 0 (nol). Sedangkan AOL adalah nilai penguatan open loop
dan nilai idealnya tak terhingga.

Karakteristik satu op-amp dapat berbeda dengan op-amp lain tergantung dari
teknologi pembuatan dan desain IC-nya.

6
2.4 Fungsi Op-Amp

Pada mulanya op-amp digunakan untuk rangkaian perhitungan analog,


rangkaian pengaturan instrumentasi. Fungsi utamanya adalah untuk
melakukan operasi linier matematika (tegangan dan arus), integrasi dan
penguatan. Namun kini op-amp dapat digunakan dimana saja, dalam berbagai
bidang: reproduksi suara, system komunikasi, sistem pengolahan digital,
elektronik komersial dan aneka macam perangkat hobbyist.

Salah satu fungsi yang penting dari op-amp adalah hubungan polaritas
antara input terhadap output. Tegasnya, jika input pada (-) lebih positif
daripada input pada (+), maka output akan menjadi negatif. Sebaliknya, jika
input pada (-) lebih negatif daripada input pada (+), maka output akan menjadi
positif.

(a) (b)

Gambar 4: Hubungan antara input dan output.

2.4-1 Amplifier Operasional: Op-Amp Ideal

Op-amp pada dasarnya adalah sebuah differential amplifier (penguat


diferensial) yang memiliki dua masukan. Input (masukan) op-amp ada yang
dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open
loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya. Seperti
misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi
elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105.
Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan

7
penguatannya menjadi tidak terukur (infinite). Disinilah peran rangkaian
negative feedback (umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat
dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite).

Impedasi input op-amp ideal mestinya adalah tak terhingga, sehingga


mestinya arus input pada tiap masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan
praktis, op-amp LM741 memiliki impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai
impedansi ini masih relatif sangat besar sehingga arus input op-amp LM741
mestinya sangat kecil.

Ada dua aturan penting dalam melakukan analisa rangkaian op-amp


berdasarkan karakteristik op-amp ideal. Aturan ini dalam beberapa literatur
dinamakan Golden Rule, yaitu :

Aturan 1: Perbedaan tegangan antara input V+ dan V- adalah nol (V+ V- = 0


atau V+ = V-)

Aturan 2: Arus pada input Op-amp adalah nol (i+ = i- = 0)

Inilah dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa
rangkaian op-amp.

Model amplifier standar ditunjukkan pada Gambar 5 dan pada Gambar 6


menunjukkan model amplifier ideal. Op-amp dikatan "differential-to-single-
ended" amplifier, jika menguatkan perbedaan tegangan Vp Vn = Vi pada port
input dan menghasilkan tegangan Vo di port output yang direferensikan ke
node dasar dari sirkuit yang digunakan op-amp.

ip
+ + +
+
V_p Ri V_p
Vi Ro
Vi
+ +
_
AVi AV i
in Vo _ Vo
_ _
+ +
V_n V_n

Gambar 5: Op-amp standar. Gambar 6: Op-amp ideal.

8
Model op-amp yang ideal berasal untuk menyederhanakan analisis
rangkaian dan umumnya digunakan oleh para insinyur untuk perkiraan
perhitungan orde pertama. Model yang ideal membuat tiga asumsi
penyederhanaan:

Gain tak terhingga: A = ..........................(3)

Resistansi input tak terhingga: Ri = .........(4)

Resistansi output nol: Ro= 0 ........................(5)

Aplikasikasikan asumsi ini pada model op-amp standar dan hasilnya ada
pada model op-amp ideal yang ditunjukkan gambar 6. Karena Ri = dan
perbedaan tegangan Vp Vn = Vi pada port input terbatas, maka nilai arus input
adalah nol untuk op-amp ideal:

in = ip = 0 ................................(6)

Maka tidak ada efek pembebanan pada port input dari op-amp ideal:

Vi Vs
...................................(7)

Selain itu, karena Ro = 0, maka tidak ada efek pembebanan pada port uotput
dari op-amp ideal:

Vo = A Vi ................................(8)

Akhirnya, karena A = dan Vo harus terbatas, maka:

Vi = Vp Vn = 0 atau Vp = Vn ....................(9)

2.5 Jenis-jenis Op-Amp

Op-amp memiliki berbagai macam jenis dan tipenya berdasarkan


rangkaiannya. Berikut ini akan dijelaskan beberapa tipe op-amp yang biasa
digunakan:

1. Komparator (Rangkaian Pembanding).

9
Merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkan penguatan terbuka
(open-loop gain), penguat operasional yang sangat besar. Ada jenis
penguat operasional khusus yang memang difungsikan semata-mata untuk
penggunaan ini dan agak berbeda dari penguat operasional lainnya dan
umumnya disebut juga dengan komparator.

Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah


keluarannya untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi:

Gambar 7: Komparator

di mana Vs adalah tegangan catu daya dan penguat operasional beroperasi


di antara Vs+ dan Vs .)

2. Penguat Pembalik (Inverting Amplifier)

Rangkaian dasar penguat inverting adalah seperti yang ditunjukkan


pada gambar 8, dimana sinyal masukannya dibuat melalui input inverting.
Seperti namanya, bahwa fase keluaran dari penguat pembalik ini akan
selalu berbalikan dengan inputnya. Pada rangkaian ini, feedback negatif
dibangun melalui resistor R2.

Gambar 8: Penguat pembalik

10
Gambar 8 menunjukkan dasar lain rangkaian op-amp yang berguna yaitu
penguat pembalik. Hal ini mirip dengan rangkaian non-pembalik hanya saja
jika pada penguat pembalik sinyal input diterapkan pada R1 sedangkan pada
penguat non- pembalik diterapkan pada ground. Mari kita ambil hubungan
antara tegangan input Vin dan tegangan output Vout. Pertama, karena Vn = Vp
dan Vp dihubungkan ke grond, Vn = 0. Karena arus yang mengalir ke input
pembalik ideal op-amp adalah nol, arus yang mengalir melalui R1 harus
sama besarnya dan berlawanan arah dengan arus yang mengalir melalui R2
(oleh Hukum Saat Kirchhoff):

Vin Vn Vout Vn
..............(10)
R1 R2

Karena Vn = 0, maka:

R
Vout 2 Vin .................(11)
R1

Dan nilai gain:


R2
G ............................ (12)
R1
Gain dari penguat pembalik selalu negatif, tanda negatif ini
menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari masukan.
Contohnya jika R2 adalah 10.000 dan R1 adalah 1.000 , maka nilai gain
adalah -10.000 / 1.000, yaitu -10.

Impedansi rangkaian pembalik didefenisikan sebagai impedansi input


dari sinyal masukan terhadap ground. Karena input pembalik (-) pada
rangkaian ini diketahui adalah 0 (virtual ground) maka impendasi
rangkaian ini tentu saja adalah Zin = R1.

3. Penguat Non-Pembalik (Non-Inverting Amplifier)

Penguat non- pembalik amplifier merupakan kebalikan dari penguat


pembalik, dimana input dimasukkan pada input non- pembalik sehingga

11
polaritas output akan sama dengan polaritas input tapi memiliki penguatan
yang tergantung dari besarnya Rfeedback dan Rinput.

Prinsip utama rangkaian penguat non-pembalik adalah seperti yang


diperlihatkan pada gambar 9 berikut ini. Seperti namanya, penguat ini
memiliki masukan yang dibuat melalui input non-inverting. Dengan
demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan
inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat op-amp non-inverting,
caranya sama seperti menganalisa rangkaian inverting.

Gambar 9: Penguat non-pembalik

Gambar 9 menunjukkan rangkaian op-amp dasar, yaitu op-amp non-


pembalik. Terminal input yang ditandai + (Vp) disebut input non-
pembalik dan terminal input dengan tanda - (Vn)disebut input pembalik.

Untuk mengetahui cara kerja penguat non-pembalik, kita perlu


mengetahui hubungan antara tegangan input Vin dan tegangan output Vout.
Perlu diingat bahwa untuk op-amp ideal, tidak ada efek pembebanan pada
input, maka

Vp = Vi .................................(13)

Karena arus yang mengalir pada input pembalik untuk op-amp ideal adalah
nol, arus yang mengalir melewati R1 sama dengan arus yang mengalir
melewati R2 (sesuai Hukum Arus Kirchhoff yang menyatakan bahwa

12
jumlah aljabar dari arus yang mengalir ke node adalah nol). Kita kemudian
bisa mencari Vn:

R1
Vn Vout
R1 R2 ...........(14)

Dari persamaan 9, kita dapat Vin = Vp = Vn, maka

R
Vout 1 2 Vin ...............(15)
R1

Perhatikan bahwa gain (Vout / Vin) selalu lebih besar atau sama dengan satu.
Karena tegangan sinyal masukan terhubung langsung dengan masukan pada
penguat operasional maka impedansi masukan bernilai Z in . Dari
datasheet, LM741 diketahui memiliki impedansi input Zin = 108 to 1012
Ohm.

4. Penguat Differential

Gambar 10 menunjukkan rangkaian penguat diferensial. Sesuai


namanya, konfigurasi op-amp ini dapat memperkuat perbedaan dari dua
sinyal input. Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua
tegangan yang telah dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan

Rf
oleh nilai resistansi yaitu sebesar untuk R1 = R2 dan Rf = Rg. Penguat
R1

jenis ini berbeda dengan diferensiator.

Gambar 10: Amplifier diferensial.

13
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

R f R1 Rg Rf
Vout V2 V1 ........(16)
R g R2 R1 R1

Sedangkan untuk R1 =R2 dan Rf = Rg maka gain diferensial adalah:

Rf
Vout (V2 V1 ) ..............................(17)
R1

Jika dua sinyal input sama, secara ideal output pasti nol. Untuk mengukur
kualitas amplifier, istilah Common Mode Rejection Ratio (CMRR)
didefinisikan. CMRR adalah rasio dari tegangan output yang sesuai dengan
perbedaan dari dua sinyal masukan dengan tegangan keluaran sesuai
dengan "bagian umum" dari dua sinyal. Op-amp yang bagus memiliki
CMRR yang tinggi.

5. Penguat Penjumlah (Summing Amplifier)

Dalam beberapa aplikasi yang besar, input untuk penguat pembalik


lebih dari satu tegangan. Bentuk sederhana dari input yang banyak
ditunjukkan pada gambar 11.

Gambar 11: Penguat penjumlahan

14
Penguat penjumlah menjumlahkan beberapa tegangan masukan, dengan
persamaan sebagai berikut:
V1 V2 V
Vout R f ( ... n ) .......(18)
R1 R2 Rn

Saat R1 = R2 =...= Rn , dan Rf saling bebas maka:


Rf
Vout (V1 V2 ... Vn ) .....(19)
R1

Saat R1 = R2 =...= Rn = Rf , maka:


Vout (V1 V2 ... Vn ) ....(20)

Perlu diperhatikan bahwa keluaran adalah terbalik dan impedansi masukan


dari masukan ke-n adalah Zn = Rn (di mana V- adalah Virtual ground).

6. Penguat Integrator (Integrator Amplifier)

Op-amp bisa juga digunakan untuk membuat rangkaian-rangkaian


dengan respons frekuensi, misalnya rangkaian penapis (filter). Salah satu
contohnya adalah rangkaian integrator seperti yang ditunjukkan pada
gambar 12. Rangkaian dasar sebuah integrator adalah rangkaian op-amp
inverting, hanya saja rangkaian umpanbaliknya (feedback) bukan resistor
melainkan menggunakan kapasitor C.

Dengan menambahkan kapasitor secara paralel dengan umpanbalik


resistor R2 dalam penguat pembalik seperti yang ditunjukkan pada gambar
12, op-amp dapat digunakan untuk melakukan integrasi. Penguat ini
mengintegrasikan tegangan masukan terhadap waktu, dengan persamaan:

1
Vout
R1C Vin dt Vmula ................(21)

di mana t adalah waktu dan Vmula adalah tegangan keluaran pada t=0.

15
Dengan demikian, input gelombang persegi akan menyebabkan gelombang
output segitiga. Namun, dalam rangkaian yang sebenarnya (R2 < ) ada
beberapa kerusakan dalam keadaan sistem pada tingkat proporsional
keadaan itu sendiri. Hal ini menyebabkan peluruhan eksponensial dengan
waktu konstan = R2C.

Gambar 12: Penguat integrator.

Sebuah integrator dapat juga dipandang sebagai tapis pelewat-tinggi dan


dapat digunakan untuk rangkaian tapis aktif.

7. Differentiator

Dengan menambahkan kapasitor secara seri dengan resistor input R1


dalam sebuah penguat pembalik, op-amp dapat digunakan untuk
melakukan diferensiasi. Diferensiator ideal (R1 = 0) tidak memiliki memori
dan melakukan perhitungan.

dVin
Vout R2 C ...........(22)
dt

di mana Vin dan Vout adalah fungsi dari waktu.

Jadi masukan gelombang segitiga akan menyebabkan output gelombang


persegi. Namun, sirkuit yang sebenarnya (R1 > 0) akan memiliki beberapa

16
memori dari keadaan sistem (seperti kehilangan integrator) dengan
peluruhan eksponensial dari waktu konstan = R1C.

Gambar 13: Penguat diferensiator.

Pada dasarnya diferensiator dapat juga dibangun dari integrator dengan


cara mengganti kapasitor dengan induktor, namun tidak dilakukan karena
harga induktor yang mahal dan bentuknya yang besar.Diferensiator dapat
juga dilihat sebagai tapis pelewat-rendah dan dapat digunakan sebagai
tapis aktif.

2.6 Karakteristik Op-Amp

Penguat operasional modern adalah sebuah keadaan solid, memiliki gain


tinggi, penguat tegangan DC. Rangkaian umpan balik praktis bekerja
berdasarkan pada rangkaian yang diturunkan dalam bagian sebelumnya
menggunakan model op-amp ideal. Mengganti yang sebenarnya, untuk
penguat operasional yang ideal akan menghasilkan beberapa variasi yang
dapat diprediksi dari operasi ideal yang sedikit diabaikan di banyak aplikasi.

Dalam kasus penguat operasional ideal, sirkuit operasi dipandang


bergantung sepenuhnya pada umpan balik yang digunakan. Hal ini
dimungkinkan untuk menggunakan loop amplifier nyata operasional terbuka,
tetapi kontrol dan stabilitas masalah yang dihadapi karena gain loop terbuka
tinggi (X100000 biasanya di DC). Random noise dari rangkaian input dan

17
kebisingan yang dihasilkan dalam penguat operasional itu sendiri ditambah
variasi karakteristik penguat akibat perubahan suhu atau penuaan komponen
semua dikalikan dengan gain loop terbuka. Sedikit variasi dalam unit
diproduksi menjadi nyata karena efek ini, maka spesifikasi loob terbuka
kadang-kadang diberikan nilai konservatif "biasa".

Karena setiap rangkaian loop tertutup pada dasarnya adalah memiliki


kasus yang khusus, perlu untuk memahami karakteristik baik loop terbuka dan
loop tertutup sebelum memulai untuk mendesain sirkuit menggunakan
penguat operasional. Setiap pernyataan yang harus dibuat tentang rangkaian
penguat operasional harus memenuhi syarat oleh informasi "loop terbuka"
atau "loop tertutup" dan karakter umpan balik harus ditentukan untuk
informasi " loop tertutup ".

Adapun simbol op-amp:

Gambar 14: Simbol op-amp.

Untuk karakteristik ideal op-amp sendiri adalah:

Tabel 1: Karakteristik ideal op-amp.

Karakteristik Op-Amp Tipikal


Gain yang tinggi 90 dB
110 dB
Bandwidth yang lebar 4 MHz
Impedansi input yang 2 10 M
besar ohm
Impedansi output yang 20 100

18
kecil ohm
Stabil
Konsumsi daya yang
rendah
Noise yang rendah

Tetapi pada prakteknya , ada beberapa karakteristik op-amp antara lain:

1. Arus bias input (input bias current). Pada prakteknya akan ada aliran arus
yang mengalir ke dalam kedua input op-amp. Arus ini adalah arus bias
mundur transistor. Arus bias input didefinisikan sebagai:

I bias
I1 I 2
.
2

2. Arus offset input (input offset current). Arus offset input merupakan
perbedaan arus bias input dari kedua terminal input.
I os I1 I 2 .

3. Tegangan offset input ( input offset voltage). Bila V1 dan V2 berada pada
tegangan yang sama, tegangan output idealnya harus nol, karena V0 = Ad
(V2 V). Tetapi pada prakteknya akan ada tegangan pada output.
Tegangan offset input didefinisikan sebagai perbedaan tegangan yang
harus disupplaykan pada kedua terminal input agar tegangan output sama
dengan nol.

4. Differensial voltage gain (Ad). Merupakan gain bila perbedaan sinyal


tegangan input disupplaykan pada kedua terminal input.

5. Common mode voltage gain (Ac). Merupakan gain bila suatu sinyal input
yang sama disupplaykan pada kedua termi nal input opamp.

6. Common mode rejection ratio (CMRR). Merupakan perbandingan antara


Ad dan Ac dalam satuan dB.
CMRR = Ad / Ac.

19
7. Supply voltage rejection ratio (SVRR). SVRR = Perubahan dalam
tegangan suplai. Perubahan dalam tegangan offset input

8. Slew rate. Merupakan ukuran waktu yang dibutuhkan untuk


mensaklarkan output dari minimum tegangan negatif ke maksimum
tegangan positif.
SR = V / T.

9. Full power bandwidth (f FPBW). f FPBW merupakan frekwensi terbesar


dari tegangan sinus penuh yang dapat dioutputkan op-amp tanpa
terjadinya efek slew rate. Jika output, V0 = Vom sin (2ft), maka
gradienya:
dV0
2fVom cos 2ft .
dt
Gradien akan maximum bila cos (2ft) = 1. Maka:
dV0
2fVom , dimana f adalah f FPBW.
dt

Jadi SR = 2 f FPBW Vom . Dan f FPBW = SR / (2 Vom).

10. Respon frekuensi: Karakteristik umum respon frekuensi open loop gain
dari op-amp adalah seperti berikut ( dalam skala logaritma):

Gambar 15: Respon frekuensi.

20
III. PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Operational Amplifier atau op-amp merupakan salah satu komponen
analog yang popular digunakan dalam berbagai aplikasi rangkaian elektronika.
Aplikasi op-amp yang paling sering dibuat antara lain adalah rangkaian
inverter, non-inverter, integrator dan differensiator.

Semua pembahasan diatas adalah rumusan untuk penguatan op-amp ideal.


Pada prakteknya ada beberapa hal yang mesti diperhatikan dan ditambahkan
pada rangkaian opamp. Antara lain, tegangan offset (offset voltage), arus bias
(bias current), arus offset (offset current) dan lain sebagainya. Umumnya
ketidak-idealan op-amp dan bagaimana cara mengatasinya diterangkan pada
datasheet opamp dan hal ini spesifik untuk masing-masing pabrikan.

Semua konfigurasi op-amp yang telah dibahas memiliki satu kesamaan,


yaitu terdapat jalur dari output op-amp kembali ke input pembaliknya. Ketika
output tidak dibatasi ke suplai tegangan, feedback negatif memastikan
bahwa operasi op-amp terjadi pada daerah linier (sebagai lawan dari daerah
saturasi, dimana tegangan output "dijenuhkan" di salah satu tegangan suplai).
Amplifikasi, penjumlahan/ pengurangan, dan integrasi/ diferensiasi, semua
adalah operasi linier. Sebagai catatan bahwa keduanya (sinyal AC dan offset
DC) termasuk didalam operasi ini, kecuali kita menambahkan kapasitor secara
seri dengan sinyal input (s) untuk memblokir komponen DC.

21

Anda mungkin juga menyukai