Oleh :
TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2020
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Integrated Circuit atau disingkat dengan IC adalah Komponen Elektronika
aktif yang terdiri dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan Transistor, Dioda,
Resistor dan Kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatu Rangkaian Elektronika
dalam sebuah kemasan kecil. Sebelum ditemukannya IC, peralatan Elektronik saat
itu umumnya memakai Tabung Vakum sebagai komponen utama yang kemudian
digantikan oleh Transistor yang memiliki ukuran yang lebih kecil. Tetapi untuk
merangkai sebuah rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks, memerlukan
komponen Transistor dalam jumlah yang banyak sehingga ukuran perangkat
Elektronika yang dihasilkannya pun berukuran besar dan kurang cocok untuk
dapat dibawa berpergian (portable).
Bahan utama yang membentuk sebuah Integrated Circuit (IC) adalah
Bahan Semikonduktor. Silicon merupakan bahan semikonduktor yang paling
sering digunakan dalam Teknologi Fabrikasi Integrated Circuit (IC). Dalam
bahasa Indonesia, Integrated Circuit atau IC ini sering diterjemahkan menjadi
Sirkuit Terpadu.
Tanpa adanya Teknologi IC (Integrated Circuit) mungkin saat ini kita
tidak dapat menikmati peralatan Elektronika Portable seperti Handphone, Laptop,
MP3 Player, Tablet PC, Konsol Game Portable, Kamera Digital dan peralatan
Elektronika yang bentuknya kecil dan dapat dibawa bepergian kemana-mana.
Mengenai IC yang sangat bermanfaat dan penting bagi kehidupan manusia, maka
penulis mencoba menyajikan makalah dengan judul “Intregated Circuit (IC)”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Integrated Circuit (IC) ?
2. Apa saja jenis-jenis Integrated Circuit (IC) ?
3. Bagaimana cara kerja Integrated Circuit (IC) ?
4. Apa kelebihan Integrated Circuit (IC) dibandingkan dengan komponen
elektronika lain?
1
5. Apa kelemahan Integrated circuit (IC) ?
2
BAB II
LANDASAN TEORI
3
sebuah rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks, memerlukan komponen
Transistor dalam jumlah yang banyak sehingga ukuran perangkat Elektronika
yang dihasilkannya pun berukuran besar dan kurang cocok untuk dapat dibawa
berpergian (portable).
Teknologi IC (Integrated Circuit) memungkinkan seorang perancang
Rangkaian Elektronika untuk membuat sebuah peralatan Elektronika yang lebih
kecil, lebih ringan dengan harga yang lebih terjangkau. Konsumsi daya listrik
sebuah IC juga lebih rendah dibanding dengan Transistor. Oleh karena itu, IC
(Integrated Circuit) telah menjadi komponen Utama pada hampir semua peralatan
Elektronika yang kita gunakan saat ini.
Tanpa adanya Teknologi IC (Integrated Circuit) mungkin saat ini kita
tidak dapat menikmati peralatan Elektronika Portable seperti Handphone, Laptop,
MP3 Player, Tablet PC, Konsol Game Portable, Kamera Digital dan peralatan
Elektronika yang bentuknya kecil dan dapat dibawa bepergian kemana-mana.
4
BAB III
PEMBAHASAN
Gambar IC
Definisi lain dari Integrated Circuit (IC) adalah Komponen Elektronika
aktif yang terdiri dari gabungan ratusan, ribuan bahkan jutaan Transistor, Dioda,
Resistor dan Kapasitor yang diintegrasikan menjadi suatu Rangkaian Elektronika
dalam sebuah kemasan kecil. Sebelum ditemukannya IC, peralatan Elektronik saat
itu umumnya memakai Tabung Vakum sebagai komponen utama yang kemudian
digantikan oleh Transistor yang memiliki ukuran yang lebih kecil. Tetapi untuk
merangkai sebuah rangkaian Elektronika yang rumit dan kompleks, memerlukan
komponen Transistor dalam jumlah yang banyak sehingga ukuran perangkat
Elektronika yang dihasilkannya pun berukuran besar dan kurang cocok untuk
dapat dibawa berpergian (portable).
5
B. Jenis Integrated Circuit (IC)
6
Op-amp inverting merupakan rangkaian penguat yang tegangan
keluarannya berbanding terbalik dengan tegangan masuknya. Sinyal masuk ke op-
amp inverting melalui input inverting dan menghasilkan keluaran dengan sudut
fase yang berkebalikan dengan sudut fase tegangan masukan. Besarnya penguatan
tergantung pada faktor penguatan (gain) yang dirumuskan sebagai berikut:
Vout = -(R2/R1)Vin
dengan:
Vout : tegangan keluaran penguatan operasional (output)
Vin : tegangan masukan (input)
R1 : hambatan ke-1 (ohm)
R2 : hambatan ke-2 (ohm)
2) Op-Amp Non-Inverting
7
dengan sudut fase sama dengan sudut fase tegangan input. Besarnya penguatan
pada faktor penguatan (gain) yang dirumuskan sebagai berikut:
Vout = ((Ri+R2)/R1)Vin
dengan
Vout : tegangan keluaran penguatan operasional (output)
Vin : tegangan masukan (input)
R1 : hambatan ke-1 (ohm)
R2 : hambatan ke-2 (ohm)
3) IC timer 555
IC timer 555 merupakan IC linier yang berfungsi sebagai rangkaian
pewaktu monostable dan osilator estable. IC 555 merupakan jenis IC yang
terkenal didalam dunia elektronika analog/linier. Pada penggunaannya , IC 555
dapat dikategorikan dalam beberapa fungsi rangkaian, antara lain sebagai berikut:
a) Rangkaian Monostable
8
R : nilai resistor (ohm)
C : nilai kapasitor (farad)
b) Rangkaian Astable
9
IC Power merupakan jenis IC yang beroperasi pada catu daya . Umumnya
, IC power digunakan pada rangkaian regulator, adaptor dan power supply.
2. IC Digital
Perbedaan utama dari IC Linear dengan Digital ialah fungsinya, dimana IC
digital beroperasi dengan menggunakan sinyal kotak (square) yang hanya ada dua
kondisi yaitu 0 atau 1 dan berfungsi sebagai switch/saklar, sedangkan IC linear
pada umumnya menggunakan sinyal sinusoida dan berfungsi sebagai
amplifier(penguat). IC linear tidak melakukan fungsi logic seperti halnya IC-TTL
maupun C-MOS dan yang paling populer IC linier didesain untuik dikerjakan
sebagai penguat tegangan.
Dalam kemasan IC linier terdapat rangkaian linier, dimana kerja
rangkaiannya akan bersifat proporsional atau akan mengeluarkan output yang
sebanding dengan inputnya. Salah satu contoh IC linear adalah jenis Op-Amp. IC
Digital pada dasarnya adalah rangkaian switching yang tegangan Input dan
Outputnya hanya memiliki 2 (dua) level yaitu “Tinggi” dan “Rendah” atau dalam
kode binary dilambangkan dengan “1” dan “0”.
IC Digital pada umumnya berfungsi sebagai :
a. Flip-flop
b. Gerbang Logika (Logic Gates)
c. Timer
d. Counter
e. Multiplexer
10
f. Calculator
g. Memory
h. Clock
i. Microprocessor (Mikroprosesor)
j. Microcontroller
11
Jenis IC digital terdapat 2(dua) jenis yaitu TTL dan CMOS. Jenis IC-TTL
dibangun dengan menggunakan transistor sebagai komponen utamanya dan
fungsinya dipergunakan untuk berbagai variasi Logic, sehingga dinamakan
Transistor.
Dalam satu kemasan IC terdapat beberapa macam gate (gerbang) yang
dapat melakukan berbagai macam fungsi logic seperti
AND,NAND,OR,NOR,XOR serta beberapa fungsi logic lainnya seperti Decoder,
Encoder, Multiflexer dan Memory sehingga pin (kaki) IC jumlahnya banyak dan
bervariasi ada yang 8,14,16,24 dan 40. Pada gambar diperlihatkan IC dengan
gerbang NAND yang mengeluarkan output 0 atau 1 tergantung kondisi kedua
inputnya.
IC TTL dapat bekerja dengan diberi tegangan 5 Volt.
Microprocessor
Microprocessor adalah alat pemroses data yang merupakan pengembangan
dari teknologi pembuatan Integrated Circuit (IC), Ada beberapa peristilahan yang
dipakai untuk menunjukan tingkat kepadatan (density) dari suatu chip IC, yaitu
Small Scale Integration (SSImengemas beberapa puluh transistor), Medium Scale
Integration (MSI-mengemas sampai beberapa ratus transistor), dan sekarang yang
12
sedang berkembang adalah Very Large Scale Integration (VLSImengemas
puluhan ribu sampai jutaan transistor).
Ultra-Large Scale Integration (ULSI) meningkatkan jumlah tersebut
menjadi jutaan. Kemampuan untuk memasang sedemikian banyak komponen
dalam suatu keping yang berukurang setengah keping uang logam mendorong
turunnya harga dan ukuran komputer. Hal tersebut juga meningkatkan daya kerja,
efisiensi dan keterandalan komputer. Chip Intel 4004 yang dibuat pada tahun 1971
membawa kemajuan pada IC dengan meletakkan seluruh komponen dari sebuah
komputer (central processing unit, memori, dan kendali input/output) dalam
sebuah chip yang sangat kecil. Sebelumnya, IC dibuat untuk mengerjakan suatu
tugas tertentu yang spesifik.
Sekarang, sebuah mikroprosesor dapat diproduksi dan kemudian
diprogram untuk memenuhi seluruh kebutuhan yang diinginkan. Tidak lama
kemudian, setiap perangkat rumah tangga seperti microwave oven, televisi, dan
mobil dengan electronic fuel injection dilengkapi dengan mikroprosesor. Contoh
tentang teknologi ULSI, misalnya microprocessor jenis 8086 mengandung 40.000
buah transistor, 80286 terdiri dari 150.000 transistor, 80386 memuat 250.000
transistor, 80486 mempunyai 1,2 juta transistor, 80586 (Pentium) 3 juta buah
transistor lebih sedangkan Intel Core 2 Duo mempunyai 271 juta transistor dan
Intel Quad Core 2 Extreme yang terdiri dari empat inti prosesor. Pengembangan
lebih lanjut microprocessor 80 inti. Silahkan hitung sendiri kandungan
transistornya dan itu akan berkembang secara terus menerus.
Apabila terjadi permasalahan pada IC jenis TTL maka sebaiknya
dilakukan hal-hal sebagai berikut :
1. IC logika biasanya dikendalikan oleh suatu detak (Clock) dari sumber
detak (Oscilator). Periksa bagian-bagian pembangkit detak, misalnya IC
NE 555. Untuk memeriksa keluaran detak dari NE 555, periksa pin 3 dari
IC NE 555, sudah menghasailkan detak berupa pulsa atau belum.
2. Periksa jangan sampai ada kaki (pin) yang dalam keadaan mengambang.
Kaki masukan yang tidak terhubung kemana-mana akan dianggap
berlogika '1' oleh chip IC TTL.
13
b. IC- CMOS
Selain TTL, jenis IC digital lainnya adalah C-MOS (Complementary with
MOSFET) yang berisi rangkaian yang merupakan gabungan dari beberapa
komponen MOSFET untuk membentuk gate-gate dengan fungsi logic seperti
halnya IC-TTL. Dalam satu kemasan IC C-MOS dapat berisi beberapa macam
gate(gerbang) yang dapat melakukan berbagai macam fungsi logic seperti
AND,NAND,OR,NOR,XOR serta beberapa fungsi logic lainnya seperti Decoders,
Encoders, Multiflexer dan Memory.
Pada gambar diperlihatkan IC dengan gerbang NOR yang mengeluarkan
output 0 atau 1 tergantung kondisi kedua inputnya. IC C-MOS dapat bekerja
dengan tegangan 12 Volt.
Mempunyai salah satu ciri dengan tegangan input lebih fleksibel yaitu
antara 3,5 Volt sampai 15 Volt akan tetapi, tegangan input yang melebihi 12 Volt
14
akan memboroskan daya. Ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
menghindari kerusakan pada IC CMOS sebelum dipasangkan kedalam rangkaian.
Hal ini perlu dilakukan karena walaupun dari pabrik telah diberi proteksi berupa
dioda dan resistor dijalan masuknya namun usaha ini belum menjamin seratus
prosen. Tindakantindakan untuk menyelamatkan IC jenis CMOS.
IC CMOS harus selalu disediakan dengan kaki-kakinya ditanam dalam
foil plastik menghantar, bukan pada busa atau polistrin yang dikembangkan atau
dalam bahan pembawa dari aluminium. IC CMOS tidak boleh dikeluarkan dari
dalam kemasannya sampai ia sudah siap untuk dipasangkan pada rangkaian.
Berhati-hati untuk tidak menyentuh pin-pin (kaki) IC CMOS sebelum
dipasangkan pada rangkaian karena elektrostatik dari tangan manusia dapat
merubah dan menambah muatan oksidasi. IC CMOS harus merupakan komponen
terakhir yang dipasangkan pada papan rangkaian. Jangan dimasukan atau
ditanggalkan sementara tegangan catu daya disambungkan. Gunakan pemegang
atau soket IC yang vsesuai untuk menjaga kestabilan oksidasi dan muatan dalam
IC CMOS.
Kalau IC CMOS perlu dipasangkan pada papan rangkaian dengan
langsung disolder maka pakailah besi solder yang sangat kecil bocorannya serta
solder harus dibumikan. Meskipun IC CMOS tidak memiliki kekebalan
sebagaimana IC jenis lainnya. Masa genting dan mengkhawatirkan hanyalah
ketika melepas IC CMOS dari busa foil plastik pelindungnya dan ketika
memasangkannya ke dalam rangkaian. Setelah kedua pekerjaan itu terlampaui
semua akan berjalan biasa-biasa saja.
Pada papan rangkaian IC CMOS kaki-kaki yang tidak dipergunakan harus
tetap diberi kondisi tertentu, seperti '0' atau '1', tetapi tidak boleh dibiarkan tidak
terhubung. Apabila dibiarkan tidak terhubung, biasanya
IC CMOS akan cepat rusak. IC merupakan salah satu komponen
elektronik yang mudah rusak karena panas, baik panas pada saat disolder maupun
pada saat IC bekerja. Untuk menghindari kerusakan IC karena panas pada saat
disolder maka perlu dipasang soket IC, sehingga yang terkena panas kaki
soketnya. Sedangkan untuk menghindari kerusakan IC karena panas pada saat IC
15
bekerja, maka pada IC perlu dipasang (ditempelkan) plat pendingin dari
aluminium atau tembaga yang biasanya disebut heatsink.
C. Keunggulan IC
IC telah digunakan secara luas diberbagai bidang, salah satunya dibidang
industri Dirgantara, dimana rangkaian kontrol elektroniknya akan semakin ringkas
dan kecil sehingga dapat mengurangi berat Satelit, Misil dan jenis-jenis pesawat
ruang angkasa lainnya. Desain komputer yang sangat kompleks dapat
dipermudah, sehingga banyaknya komponen dapat dikurangi dan ukuran
motherboardnya dapat diperkecil. Contoh lain misalnya IC digunakan di dalam
mesin penghitung elektronik(kalkulator), juga telepon seluler(ponsel) yang
bentuknya relatif kecil.
Di era teknologi canggih saat ini, peralatan elektronik dituntut agar
mempunyai ukuran dan beratnya seringan dan sekecil mungkin, dan hal itu dapat
dimungkinkan dengan penggunaannya IC.
Selain ukuran dan berat IC yang kecil dan ringan, IC juga memberikan
keuntungan lain yaitu bila dibandingkan dengan sirkit-sirkit keonvensional yang
banyak menggunakan komponen, IC dengan sirkit yang relatif kecil hanya
mengkonsumsi sedikit sumber tenaga dan tidak menimbulkan panas berlebih
sehingga tidak membutuhkan pendinginan (cooling system).
D. Kelemahan IC
Pada uraian sebelumnya nampak seolah-olah IC begitu sempurna
dibanding komponen elektronik konvensional, padalah tak ada sesuatu komponen
yang tidak memiliki kelemahan.
Kelemahan IC antara lain adalah keterbatasannya di dalam menghadapi
kelebihan arus listrik yang besar, dimana arus listrik berlebihan dapat
menimbulkan panas di dalam komponen, sehingga komponen yang kecil seperti
IC akan mudah rusak jika timbul panas yang berlebihan.
Demikian pula keterbatasan IC dalam menghadapi tegangan yang besar,
dimana tegangan yang besar dapat merusak lapisan isolator antar komponen di
16
dalam IC Contoh kerusakan misalnya, terjadi hubungan singkat antara komponen
satu dengan lainnya di dalam IC, bila hal ini terjadi, maka IC dapat rusak dan
menjadi tidak berguna.
1. Untuk IC yang dikemas dalam kemasan DIL atau dua garis maka kaki
nomor 1 adalah kaki yang dekat titik (bulatan) dan tanda itu berdekatan dengan
lekukan (cekungan) yang ada pada badan IC.Selanjutnya kaki nomor 2, nomor 3
dan seterusnya dapat kita peroleh dengan cara memutar dengan arah berlawanan
dengan arah jarum jam.
2. Untuk IC yang dikemas dalam kemasan satu baris maka kaki nomor 1
adalah kaki yang paling tepi dan berdekatan dengan tanda titik,cekungan atau
tanda yang lain.
F. PROSES FABRIKASI IC
17
keseluruhan rangkaian hanya menempati luas area kurang dari 1 cm2. Wafer
kristal silikon sebagai bahan awal, berdiameter sekitar 10 cm sampai 30 cm
sehingga pada permukaan wafer ini dapat dibuat puluhan sampai ratusan
rangkaian lengkap.
1. Wafer Fabrication
a) Cleaning
b) Oxidation
18
lapisan film Silicon Dioxide (SiO2) pada permukaan wafer. Jurnal
Teknologi IC | DENI NURMAN SiO2 bersifat stabil pada temperatur
tinggi dan merupakan salah satu bahan insulator terbaik.
c) Photolithography
d) Ion Implantation
19
dari temperatur tinggi ke temperatur ruangan, maka atom yang merambat
tersebut akan berhenti merambat (berada di posisinya yang terakhir).
e) Etching
Pada tekanan rendah dan temperatur tertentu gas atau uap kimia
akan bereaksi terhadap lapisan film pada permukaan silikon wafer. Gas
Ammonia (NH3) dan Dichlorosilane (SiHCl2) akan bereaksi untuk
menghasilkan lapisan film Silicon Nitride (Si3N4) yang solid dengan
ketebalan beberapa micron atau beberapa nanometer saja. Sedangkan gas-
gas sisa reaksi berupa Hydrogen Chloride (HCl), Chlorine (CL2),
Hydrogen (H2) dan Nitrogen (N2) akan dipompa keluar dari reaktor.
g) Sputter Deposition
20
CMP adalah kombinasi penggunaan metode kimia (untuk
melunakkan terlebih dahulu lapisan material yang akan dibuang) dan
mekanik (penggosokkan dengan polishing slurry) untuk membuang
material-material yang tidak diperlukan pada permukaan silikon wafer
sehingga hanya material-material yang dibutuhkan saja (sesuai desain)
yang masih menempel pada permukaan wafer.
2. Wafer Test
Silikon wafer yang akan dites kemudian dijepit pada alat penjepit yang
terdapat pada Wafer Prober. Wafer Prober sepenuhnya dikendalikan oleh
Tester, yaitu sistem komputerisasi yang bisa 9 Jurnal Teknologi IC | DENI
NURMAN. diprogram secara otomatis untuk menggerakan Probe Card guna
melakukan pengetesan berbagai sifat kelistrikan pada setiap die yang terdapat
pada permukaan silikon wafer kemudian menandai setiap die yang tidak
berfungsi dengan baik (rusak).
3. Packaging
21
a. Silikon wafer yang sudah dites diletakkan di atas blue tape yang
dibentangkan pada logam yang permukaannya rata dengan bagian belakang
yang tidak memiliki circuit menempel pada permukaan blue tape tersebut.
Kemudian dilanjutkan dengan pemotongan silikon wafer menjadi potongan-
potongan die dengan menggunakan pisau khusus (bermata berlian) yang
berkecepatan tinggi. Potongan-potongan die akan tetap menempel pada
permukaan blue tape.
b. Potongan die yang bagus (telah lolos pengujian awal) dicabut dari blue tape
dan dipindahkan ke atas leadframe (komponen yang terbuat dari tembaga yang
berfungsi sebagai kaki-kaki pada IC) dan direkatkan dengan epoxy kemudian
dipanaskan agar epoxy mengeras dan die tidak terlepas dari leadframe. Proses
pencabutan dari blue tape dan pemindahan ke atas leadframe dilakukan oleh
mesin secara otomatis.
Pada teknik ini, terlebih dahulu dibuat bond pad yang merupakan
pasangan untuk connecting pad yang terdapat pada die yang akan dikemas.
Kemudian pada bond pad yang telah disiapkan tersebut diberi timah yang
membentuk bola-bola kecil (bump).Setelah semua bond pad terisi oleh bump,
22
selanjutnya dipasangkan dengan connecting pad pada die untuk kemudian
dipanaskan sehingga keduanya menyatu oleh timah yang meleleh.
4. Final Test
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
24
DAFTAR PUSTAKA
25