Oleh:
TIMOTHY C. SUMARAUW
16021103071
FAKULTAS TEKNIK
2023
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Pada saluran transmisi khususnya saluran udara tegangan tinggi (SUTT) pastinya
melewati daerah-daerah yang rawan terjadinya sambaran petir. Besar kemungkinan
sambaran petir akan menyambar saluran transmisi karena tiang transmisi yang juga
dibangun tinggi. Sambaran petir yang menyambar saluran udara tegangan tinggi sangat
berbahaya, karena surja petir yang masuk ke gardu induk dan dapat mengakibatkan
peralatan yang ada pada gardu induk rusak, terutama transformator. Karena transformator
merupakan peralatan yang memiliki peran penting dalam gardu induk.
Agar peralatan pada gardu induk dapat dilindungi seperti transformator dari gangguan
surja petir, dimana surja petir yang dapat menyebabkan terjadinya tegangan lebih, maka
di gunakan arester, dengan pemilihan lokasi yang sesuai, arester tersebut terpasang di
dekat transformator dan juga di dekat penghantar.
Maka dari itu digunakan proteksi tegangan lebih yang disebabkan oleh surja petir.
Pada penulisan ini akan menekankan terhadap analisa tegangan lebih yang muncul dari
transmisi ke gardu induk 150 kV.
1.2 Permasalahan Penelitian
1.2.1 Ruang Lingkup Masalah
Pada skripsi ini membatasi agar ruang lingkup yang dibahas pada penelitian
ini berhubungan dan terarah dengan yang dibahas, adapun batasan masalahnya
tentang tegangan lebih yang masuk pada gardu induk dari transmisi dan alat
pelindung tegangan lebih.
Gambar 2.1 Muatan lawan pada bumi diinduksi oleh muatan sepanjang pinggir awan.
Selanjutnya lidah petir akan timbul dari arah bawah meluas dari awan menuju
bumi dapat dilihat pada gambar 2.2
Gambar 2.2 Lidah petir merambat menuju bumi.
Sambaran ke arah atas terbentuk, disaat lidah petir mendekati bumi, biasanya dari
titik tertinggi disekitarnya. Apabila lidah petir kearah bawah dan kearah atas bertemu
dapat dilihat pada gambar 2.3, awan ke bumi akan terhubung dan terbentuk sehingga
energi muatan awan dibuang menuju dalam tanah.
Dalam suatu sistem, tegangan operasi memiliki batas tertinggi diatas tegangan
nominalnya yaitu tegangan maksimum, pada dasarnya tidak melebihi 1,1 kali tegangan
nominal. Apabila tegangan sistem merupakan tegangan bolak balik, maka tegangan
maksimum sistem memiliki nilai puncak yaitu tegangan maksimum.
2.2.4 Pelindung Tegangan Lebih
Pelindung tegangan lebih bekerja dengan cara membatasi surja yang masuk lalu
mengalirkannya ke tanah. Alat pelindung tegangan lebih harus dapat menahan tegangan
sistem, 50 c/s untuk waktu yang tidak terbatas, dan harus dapat melakukan surja arus
dengan tidak merusakkan alat pelindung. Alat pelindung tegangan lebih yang baik
mempunyai “Protective ratio” yang tinggi, yaitu perbandingan antara tegangan surja,
maksimum yang diperbolehkan saat pelepasan dan tegangan sistem 50 c/s maksimum
yang dapat ditahan sesudah discharge, sela sekring (fuse gap), tabung pelindung
(protector tube) dan macammacam arrester (Kholish, 2006).
2.2.4.1 Tanduk Api (Arcing Horn)
Arcing horn berbentuk tanduk api terpasang pada ujung tanah dan ujung tanah
dari isolasi atau groundingnya. Bentuknya sedemikian rupa tanduk api, apabila busur api
terjadi disaat gangguan tidak akan mengenai isolator flashover itu terjadi.
a. Fungsi Arcing-horn
Arcing horn berfungsi untuk melindungi insulator pada transformator, sehingga
disaat flashover yang terjadi pada gandengan isolator atau bushing agar busur api tidak
merusak isolator atau bushing, dimana dapat menyebabkan gangguan operasional. Media
pelepasan busur api dari tegangan lebih pada kawat penghantar pada jarak yang
diinginkan berfungsi memotong tegangan lebih apabila terjadi: sambaran petir, gangguan,
switching, sehingga dapat mengamankan peralatan pada gardu induk terutama
transformator.
2.2.4.2 Arrester
Arrester adalah kunci dalam koordinasi isolasi suatu sistem tenaga listrik. Apabila
surja masuk ke gardu induk, maka arrester akan bekerja, dimana arrester akan men
discharge serta mengurangi tegangan lebih yang akan masuk ke peralatan gardu induk
terutama transformator. Setelah surja dlepaskan oleh arrester, maka arus akan mengalir
karena adanya tegangan sistem, dimana arus ini disebut arus dinamik. Arrester harus
mempunyai ketahanan termis yang cukup terhadap energi dari arus susulan ini dan harus
mampu memutus. Apabila disaat arrester discharge, tegangan sistem dan arus dinamik
terlalu tinggi, maka arrester itu mungkin tidak mampu memutuskan arus susulan.
Disaat terjadi surja, gelombang berjalan merambat pada saluran transmisi dengan
kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Surja dengan panjang gelombang dalam orde
mikro detik berbahaya jika nilai tegangan surja yang tiba di peralatan lebih tinggi dari
level TID (Tingkat Isolasi Dasar) peralatan. Arrester berfungsi memotong tegangan surja
dengan cara mengalirkan arus surja ke tanah dalam waktu yang sangat singkat dimana
pengaruh follow current tidak ikut serta diketanahkan.
Arrester dapat dapat melindungi peralatan dari tegangan lebih yang diakibatkan
surja hubung. Arrester akan bekerja apabila surja hubung masuk ke gardu induk.
Arrestrer akan melepaskan muatan listrik serta mengurangi tegangan lebih yang
mengenai perlatan gardu induk. BIL dari arrester harus dibawah BIL dari transformator,
supaya apabila terjadi flashover, maka flashover diharapkan terjadi di arrester dan dapat
diatasi oleh arrester sehingga transformator dapat aman.
Tegangan Nominal
Spesifikasi Sistem
20 kV 66 kV 150 kV
Tegangan tertinggi
24 kV 72,5 kV 170 kV
untuk pralatan
Pentenahan netral Tahanan Tahanan Efektif
Tegangan pengenal
20 kV 66 kV 150 kV
transformator
Tingkat Isolasi Dasar
125 kV 325 kV 650 kV
transformator
Tegangan pengenal
21 kV /24 kV 75 kV 138 kV /150 kV
lightning arrester
Arus pelepasan nominal
5 kA 10 kA/5 kA 10 kA
lightning arrester
Tegangan pelepasan
76 kV / 87 kV 270 kV 460 kV / 500 kV
lightning arrester
Tegangan percikan
starndar lightning 76 kV / 87 kV 370 kV 460 kV / 500 kV
arrester
𝟏𝟐𝟑 𝟓 𝑽
3.3 Data Spesifkasi Transformator
Spesifkasi Transformator
Merk :PAUWELS
Type :pauwels transformers (trafo daya)
Made in :Indonesia
Serial Number :05P0085
Year Manufacture :2006
Instalation :trafo daya step down
Standard :IEC60076
Nominal Rating KVA :20 mvA
Cooling System :Oil Natural Air Natural (ONAN) / Oil Natural Air
Force (ONAF)
Frequency Hertz :50 Hz
Phase :3 fase (RSTN)
Ambient Temp. Max :
Temp rise Oil :
Temp rise Winding :
3.4 Data Hari Guruh Kabupaten Minahasa Selatan Tahun 2022
DATA HARI GURUH TAHUN 2022
Bulan Tahun Jumlah Sambaran
Januari 2022 8
Febuari 2022 7
Maret 2022 12
April 2022 20
Mei 2022 21
Juni 2022 19
Juli 2022 12
Agustus 2022 11
September 2022 11
Oktober 2022 25
November 2022 23
Desember 2022 14
Total Sambaran 183
Potensi Gangguan Sambaran Petir
Berdasarkan persamaan di atas didapatkan :
𝟐 𝟒𝟓 /Km/Tahun
𝟏 𝟐 𝒙
𝟐𝟓 𝟐 𝑽
Data
a. Luas penampang =
Jadi,
𝑍
Kecepatan Gelombang petir SUTT
[ ]𝑥 𝑒
[ ] 𝑒
𝑎 𝑎
𝑎 𝑎
𝑎 𝑎
𝑣
√
𝑣
√
Abdul Syakur, A. W. (2009). Kinerja Arrester Akibat Induksi Sambaran Petir Pada Jaringan
Tegangan Menengah 20 kV
Yusreni Warmi, T. O. (2019). Analisa Pengaruh Panjang Gap Arcing Horn Terhadap Jumlah
Trip-Out Pada Saluran Transmisi 150 kV Payakumbuh-Koto Panjang
Maruli Ch.M. Barasa (2017) Analisis Kinerja Lightning Arester Pada Jaringan Transmisi 150 kV
Sistem Minahasa Khususnya Pada Penyulang Kawangkoan – Lopana ,Teknik UNSRAT