Anda di halaman 1dari 12

SISTEM PENTANAHAN

November 12, 2013 · by loveluffy · in Science and Technology. ·

 
 
 
 
 
 
1 Vote

Latar Belakang
Secara umum pentanahan adalah melakukan koneksi sirkuit atau peralatan ke bumi. Sistem pentanahan yang kurang baik
dapat menyebabkan penurunan kualitas tenaga listrik. Ilmu pertanahan sering kali dianggap remeh, padahal pentanahan yang
baik sangatlah penting.

Pada system tenaga listrik, 70% s/d 80% yang terkena gangguan adalah pada sistem transmisi. Salah satunya adalah
gangguan ke tanah selain gangguan-gangguan lain seperti , surja petir, kesalahan mekanis akibat retak-retak pada isolator,
burung atau daun-daun yang terbang dekat isolator gantung, debu-debu yang menempel pada isolator, tegangan lebih dan
gangguan hubung singkat.

Jika arus gangguan lebih dari 5 A maka timbul busur listrik pada kontak-kontak antara kawat yang terganggu dan tanah yang
tidak dapat padam sendiri. Dan jika terdapat busur tanah yang menetap, padam dan menyala, hal ini dapat membahayakan.
Hal ini disebabkan karena busur tanah tersebut merupakan gelombang berjalan yang memiliki muka gelombang yang curam
yang dapat membahayakan isolasi dari alat-alat instalasi meskipun letaknya jauh dari titik gangguan.

Dari jenis-jenis gangguan yang telah disebutkan dapat mengakibatkan:

1. Menginterupsi kontinuitas pelayanan daya kepada konsumen

2. Penurunan tegangan yang cukup besar sehingga kualitas kualitas tenaga listrik rendah dan merintangi kerja normal

peralatan konsumen

3. Pengurangan stabilitas sistem yang menyebabkan jatuhnya generator

4. Merusak peralatan pada daerah gangguan


Rumusan masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan, dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana dasar pentanahan?


2. Apa dampak kegagalan pentanahan terhadap kualitas tenaga listrik?

3. Bagaimana pentanahan pada gardu induk?

4. Apa saja bahaya yang timbul di gardu induk akibat gangguan tanah?

5. Bagaimana pentanahan gardu induk di Indonesia?


Tujuan
Dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui dasar pentanahan

2. Mengetahui dampak kegagalan pentanahan terhadap kualitas tenaga listrik

3. Mengetahui pentanahan pada gardu induk

4. Mengetahui bahaya yang timbul pada gardu induk akibat gangguan tanah

5. Mengetahui pentanahan gardu induk di Indonrsia


Dasar Pentanahan
Definisi pentanahan (Grounding), berdasarkan IEEE dictionary (standard 100), adalah melakukan koneksi, baik disengaja
atau tidak disengaja, sirkuit listrik atau peralatan ke bumi, atau ke bodi konduksi yang ditempatkan di bumi. Hal ini
dilakukan untuk mempertahankan potensial bumi pada konduktor yang terhubung dan mengalirkan arus tanah menuju dan
dari bumi.
Tujuan pentanahan suatu system tenaga listrik secara umum adalah:

1. Mencegah timbulnya busur tanah akibat dari arus gangguan yang besar (>5 A)

2. Memberikan perlindungan terhadap bahaya listrik bagi pemanfaatan listrik dan lingkungan

3. Memproteksi peralatan

4. Mendapatkan keandalan penyaluran pada system baik dari segi kualitas, keandalan ataupun kontinuitas penyaluran

tenaga listrik dengan kontrol noise termasuk transien dari segala sumber.

5. Membatasi kenaikan tegangan fasa yang tidak terganggu (sehat)


Klasifikasi sistem pentanahan pada tegangan rendah antara lain:

1. TT: netral sumber daya terhubung ke bumi dan frame peralatan beban terhubung ke bumi

2. IT: netral sumber daya tidak terhubung ke bumi dan frame peralatan beban terhubung ke bumi

3. TN: netral sumber daya terhubung ke bumi dan frame peralatan beban terhubung ke sumber daya yang sudah

terhubung ke bumi
TN-S: ketika fungsi proteksi disediakan oleh konduktor yang terpisah dengan netral sumber daya.

TN-C: ketika fungsi netral dan proteksi digabungkan dalam sebuah konduktor tunggal

TN-C-S: penggunaan TN-S hilir dari TN-C

Gambar 1. Klasifikasi Sistem Pentanahan

Dampak Kegagalan Pentanahan Terhadap Kualitas Tenaga Listrik


Pentanahan dalam hubungannya dengan mutu/kualitas tenaga listrik (Power Quality), kegagalan pentanahan dapat
berdampak pada:

1. Level tegangan swell dan sag


Pada nomogram dibawah (gambar 2a) menunjukkan bahwa level tegangan swell pada sebuah fase sehat untuk single line to
ground fault pada lokasi yang sama sebagai fungsi resistansi urutan ke nol R0, kapasitansi urutan ke nol X0, dan reaktansi
urutan positif X1. Perlu diketahui bahwa komponen urutan ke nol bergantung pada desain system pentanahan

1. Perambatan transien akibat switching dan lightning.

2. Harmonisa

3. Ketidakseimbangan beban fasa


System distribusi itu tidak simetri dan terdiri dari banyak beban single phase. Kedua factor ini menyebabkan
ketidakseimbagan kondisi yang dapat ditekankan dengan interaksi dengan beban dinamis seperti motor induksi.
Ketidakseimbangan ini dapat dikontrol diantaranya dengan menyesuaikan pentanahan sirkuit, penggunaan transformator,
memperkecil impedansi tanah.

1. Penurunan tegangan
    

1.                     (b)

Gambar 2. (a) monogram tegangan swell selama kegagalan fasa

(b) Simulasi Tegangan Transien


Pentanahan pada Gardu Induk
Dasar perhitungan tahanan pentanahan adalah perhitungan kapasitansi dari susunan batang-batang elektroda pentanahan
dengan anggapan bahwa distribusi arus atau muatan uniform sepanjang batang elektroda. Penentuan besar kapasitansi suatu
sistem pentanahan dapat dilakukan dengan prinsip bayangan.

Gambar 3. Prinsip Bayangan

Misalkan dua elektroda dari titik 1 dan 1 bermuatan yang sama besar di dalam media tak terbatas, dam dimisalkan
arus I mengalir pada kedua titik tersebut. Bidang bayangan terletak di tengah-tengah. Apabila bidang bayangan dianggap
permukaan
tanah, maka potensial yang disebabkan elektroda di bawah permukaan tanah adalah

Dan nilai kapasitansinya adalah

Dimana:
V: potensial pada permukaan tanah (V)

I : arus yang masuk tanah dari elektroda (A)

ρ : tahanan jenis tanah (Ohm-m)

s : jarak elektroda terhadap permukaan tanah (m)

s': jarak bayangan elektroda terhadap permukaan tanah (m)

Q: jumlah muatan (Coloumb)

C: kapasitansi (Farad)

Factor keseimbangan antara tahanan pentanahan dengan kapasitansi adalah tahanan jenis tanah. Harga tahanan jenis tanah
pada kedalaman tertentu bergantung pada beberapa factor, yaitu:

1. Jenis tanah: tanah liat, berpasir, berbatu dan lain-lain

2. Lapisan tanah

3. Kelembaban tanah: berlapis dengan tahanan jenis berlainan atau uniform

4. Temperatur
Untuk memperoleh harga tahanan jenis tanah perlu dilakukan penelitian dalam jangka waktu tertentu misalnya satu tahun.

Pengukuran tahanan jenis tanah dapat dilakukan dengan metode empat elektroda (four electrode method)

Gambar 4. Pengukuran tahanan jenis tanah dengan metode empat elektroda

Perhitungan besar tahanan jenis tanah dirumuskan:

Keterangan:
ρ: tahanan jenis tanah (Ohm-m)

a: jarak antar elektroda (m)

R34: impedansi titik 3 dan 4 (Ohm)


Pada perencanaan sistem pentanahan pada gardu induk berdasarkan standard IEEE 80, langkah-langkah perhitungan sebagai
berikut:

1. Pemeriksaan tahanan jenis tanah

2. Perancangan tata letak dan data-data

3. Menghitung arus fibrasi

4. Menghitung jumlah batang pentanahan yang diperlukan

5. Menghitung arus gangguan hubung tanah

6. Menghitung tahanan batang

7. Menghitung ukuran konduktor kisi-kisi

8. Menghitung tegangan sentuh

9. Menghitung tegangan kisi-kisi (grid)

10. Menghitung tegangan mesh

11. Menghitung tegangan langkah yang diijinkan

12. Menghitung tegangan langkah yang sebenarnya

13. Pemeriksaan tegangan transfer


Bahaya yang Timbul di Gardu Induk Akibat Gangguan Tanah
Arus gangguan tanah menyebabkan adanya beda tegangan beda tegangan di permukaan tanah. Hal ini sangat membahayakan
manusia yang sedang berada disekitarnya. Arus gangguan dapat mengalir ke tubuh. Batas-batas arus tersebut di magi
menjadi

1. Arus mulai terasa atau persepsi (perception current)

Berdasarkan Electrical Testing Laboratory NewYork 1933, besar arus persepsi untuk laki-laki 1,1 mA dan

perempuan 0,7 mA.

2. Arus mempengaruhi otot (let-go current)


Berdasarkan penelitian di University of California Medical School, ditetapkan batas arus maksimal dimana orang

masih dapat dengan segera melepaskan konduktor bila terkena arus listrik, untuk laki-laki sebesar 9 mA dan

perempuan sebesar 6 mA.

3. Arus mengakibatkan pingsan atau mati atau fibrilasi (fibrillating current)

Arus pada kasus ini nilainya lebih besar dari arus yang mempengaruhi otot. Namun, berdasarkan penelitian oleh

Dalziel di University of California tahun 1968, 99,5% orang yang memiliki berat lebih kurang 50 kg masih dapat

bertahan terhadap arus yang besarnya

ik

adalah arus yang melewati tubuh manusia (A) dan t adalah waktu lewatnya arus tersebu (s).

4. Arus reaksi (reaction current) adalah arus terkecil yang dapat menyebabkan orang menjadi terkejut. Berdasarkan

penelitian yang dilakukan DR. Hans Prinz batasan-batasan arus tersebut disajikan dalam table berikut

Tabel 1. Batasan-batasan Arus dan Pengaruhnya Pada Manusia

Besar arus Pengaruh

0 – 0,9 mA Tidak menimbulkan reaksi apa-apa

0,9 – 1,2 Terasa ada arus listrik tetapi tidak menimbulkan kejang,
mA kontraksi atau

1,2 – 1,6 kehilangan kontol


mA
Mulai merasa seakan aka nada yang merayap di tangan
1,6 – 6,0
mA Tangan sampai ke siku merasa kesemutan

6,0 – 8,0 Tangan mulai kaku, rasa kesemutan mulai bertambah


mA
Rasa sakit yang tidak tertahankan, penghantar masih dapat
13 – 15 mA dilepaskan

15 – 20 mA dengan gaya yang sangat besar

20 – 50 mA Otot tidak sanggup lagi melepaskan penghantar

50 – 100 Mengakibatkan kerusakan pada tubuh


mA
Batas arus yang dapat menyebabkan kematian

Selain bahayanya pada manusia, beda potensial pada permukaan tanah menyebabkan:

1. Tegangan sentuh
Tegangan sentuh (touch voltage) adalah tegangan yang terjadi antara dua permukaan konduksi, yang dapat dipicu oleh
sentuhan manusia. Tegangan sentuh yang tinngi dapat disebabkan adanya kegagalan bagian peralatan.

Gambar 5. Tegangan sentuh akibat kesalahan pentanahan

Pada gambar 5 menunjukkan bahwa besar arus gangguan dibatasi oleh tahanan orang dan tahanan kontak dari kaki orang
tersebut.

Gamba 6. Tegangan sentuh dengan rangkaian penggantinya


Besar tegangan sentuh dirumuskan

Dimana adalah tahanan jenis tanah disekitar permukaan tanah (Ohm-meter) dan t adalah lama gangguan tanah (s)

1. Tegangan langkah
Tegangan langkah adalah tegangan antara dua kaki orang yang sedang berdiri di atas tanah yang sedang dialiri arus
gangguan tanah. Besar tegangan langkah dapat dihitung dengan persamaan:

Gambar 7. Tegangan langkah dekat peralatan yang diketanahkan

1. Tegangan pindah
Tegangan pindah adalah hal khusus dari tegangan sentuh, dimana tegangan ini terjadi bila pada saat terjadi kesalahan orang
berdiri di dalam gardu induk dan menyentuh suatu peralatan yang diketanahkan pada titik jauh sedangkan alat tersebut dialiri
arus gangguan ke tanah.
Gambar 8. Tegangan pindah dengan rangkaian penggantinya

Dalam kasus ini, orang akan merasakan tegangan yang lebih besar dibandingkan dengan tegangan sentuh. Besar tegangan
pindah itu adalah

dan .

R0
adalah tahanan kontak pengetanahan, r adalah jari-jari ekivalen dari luas gardu induk dan L adalah panjang total konduktor
kisi-kisi dan batang.

1. Pengetanahan Gardu Induk di Indonesia


Pada sistem pentanahan transformator daya gardu Induk pada sisi tegangan menengah, berdasarkan informasi dari PT PLN
(Persero), titik netral lilitan diketanahkan melalui:

1. Pembumian dengan tahanan 12 ohm untuk sistem SKTM. Nilai arus hubung tanah maksimum 1000A. Untuk

kawasan industry yang peka terhadap kedip, nilai tahanan dapat lebih besar dari 12 Ohm untuk memperkecil

kedalaman kedip tegangan. Pembumian ini dipakai khususnya pada Trafo jaringan kabel tanah di daerah PLN

Distribusi Jakarta Raya dan Tangerang dan kota Bandung

2. Pembumian dengan tahanan 40 Ohm untuk sistem SUTM, atau campuran SKTM dan SUTM. Nilai arus hubung

tanah maksimum pada system 20 kV sebesar 300A. Pembumian ini dipakai pada trafo jaringan distribusi saluran

udara di jawa Barat, Jakarta Raya dan Luar Jawa

3. Pembumian dengan tahanan 500 Ohm untuk sistem SUTM. Nilai tahanan pembumian yang tinggi menyebabkan

arus gangguan ke tanah relative kecil, yaitu sebesar 25 A.


4. Pembumian langsung/solid grounded. Pembumian ini memberikan beberapa keuntungan antara lain: Fuse cut-

out yang digunakan sebagai pengaman jaringan fasa-tanah dapat bekerja efektif karena arus gangguan sangat

besar, jangkauan jaringan distribusi luas, dengan sistem multigrounded common netral pada jaringan TM

memungkinkan fasa-1 pada jaringan TM untuk melistriki daerah terpencil dengan biaya investasi murah.

5. Tanpa pembumian/system mengambang. System ini saat ini hanya ada pada system kelistrikan pedesaan dengan

pembangkit kecil dan tidak ada pembumian pada sisi trafo 20 kV. Pembumian pada jaringan TR memakai system

TN-C, namun hanya ada pada satu tiang sebelum tiang akhir penyulang utama atau penghantar paling besar.
Kesimpulan

1. Pentanahan adalah melakukan koneksi sirkuit atau peralatan ke bumi yang bertujuan untuk mempertahankan

potensial bumi pada konduktor yang terhubung dan mengalirkan arus tanah menuju dan dari bumi

2. Dampak kegagalan pentanahan terhadap kualitas tenaga listrik adalah level tegangan swell dan sag, perambatan

transien, harmonisa, ketidakstabilan beban fasa, penurunan tegangan

3. Pentanahan pada gardu induk harus memperhitungkan tahanan jenis tanah, tata letak, arus fibrasi, jumlah batang

pentanahan yang diperlukan, arus gangguan hubung tanah, tahanan batang, ukuran konduktor kisi-kisi, tegangan

sentuh, tegangan kisi-kisi (grid), tegangan mesh, tegangan langkah yang diijinkan, tegangan langkah yang

sebenarnya, tegangan transfer.

4. Bahaya yang timbul pada gardu induk akibat gangguan tanah adalah terjadinya tegangan sentuh, tegangan langkah

dan tegangan pindah yang membahayakan instalasi dan manusia di sekitarnya.

5. Pentanahan gardu induk di Indonesia menggunakan pentanahan dengan tahanan 12 Ohm, 40 Ohm, 50 Ohm,

pentanahan langsung dan tanpa pentanahan.


Saran
Dari uraian tentang pentanahan yang telah dijelaskan, untuk meningkatkan kualitas tenaga listrik, pentanahan yang baik
sangat dibutuhkan. karena pentanahan yang baik dapat mereduksi gangguan-gangguan system transmisi yang dapat
menyebabkan penurunan kualitas tenaga listrik ke konsumen seperti swell, sag, turun tegangan, dan transien.

Daftar Referensi
Dugan, Roger C, dkk. 2004. Electrical Power System Quality Second Edition.
McGraw-Hill

Hutauruk, T. S. 1999. Pengetanahan Netral Sistem Tenaga dan Pengetanahan


Peralatan. Erlangga: Jakarta

Liu, Xiyu. Grounding System of an Uninterruptible Power System (UPS).


Design of P&T of MII: china

Meliopoulos, A.P Sakis. 2001. Impact of Grounding System Design on Power


Quality. IEE Power Engineering revew
PT PLN (Persero). 2001. Buku 1 Kriteria Disain Enjinering Konstruksi Jaringan

Distribusi Tenaga Listrik. PT PLN (Persero): Jakarta

Sankaran, C. 2001. Power Quality. CRC PRESS: New York

Anda mungkin juga menyukai