Dalam sistem AC , suatu saluran transmisi menerima tegangan sinusoida yang bervariasi
terhadap waktu yang berbeda setiap fasanya. Tegangan yang bervariasi terhadap waktu ini
menyebabkan perubahan muatan yang tersimpan pada konduktor. Perubahan muatan menghasilkan
perubahan arus, yang akan menaikkan arus yang melalui saluran transmisi, dan akan
mempengaruhi faktor daya dan jatuh tegangan pada saluran.
Kapasitansi dan reaktansi kapasitif
Kapasitansi dari saluran transmisi dapat diperoleh menggunakan hukum Gauss sbb :
Dimana A menyatakan permukaan tertutup; dA adalah unit vector normal tegak lurus ke
permukaan tsb; q adalah muatan didalam permukaan ; D adalah kerapatan fluksi listrik di
permukaan:
Dengan cara yang sama, perbedaan potential karena muatan pada konduktor b
adalah
atau
Kapasitansi saluran transmisi satu phasa 2 kawat
Tegangan total antara kedua saluran adalah
Merupakan kapasitansi per unit panjang dari suatu saluran transmisi satu fasa dua kawat.
Perbedaan potential antara masing-masing konduktor dan tanah (neutral) adalah setengah
dari perbedaan potential antara kedua konduktor. Sehingga kapasitansi
ke tanah dari saluran transmisi satu fasa dua kawat adalah
Kapasitansi saluran transmisi satu phasa 2 kawat
Kesimpulan :
1. Dengan cara yang sama kapasitansi untuk saluran tiga fasa dapat diketahui.
2. Semakin besar jarak antar fasa dari saluran transmisi, semakin kecil kapasitansi saluran. Karena
fasa-fasa pada SUTT harus dipisahkan dengan jarak yang mencukupi untuk menjamin kecukupan
isolasi saluran, maka SUTT akan memiliki kapasitansi lebih rendah dibandingkan dengan SUTM
dan SUTR. Karena jarak antara fasa pada SKTT sangat rendah, kapasitansi shunt SKTT jauh
lebih besar dari pada SUTT. Oleh karena itu SKTT umumnya dipakai pada jarak yang pendek
untuk meminimalkan kapasitansi
3. Semakin besar radius dari konduktor dari saluran transmisi, semakin besar kapasitansi saluran.
Sehingga konduktor berkas akan menaikkan kapasitansi saluran . Saluran transmisi yang baik,
adalah kompromi diantara berbagai kebutuhan untuk induktansi seri yang rendah, kapasitansi
shunt yng rendah, dan pemisahan antar konduktor yang cukup untuk kebutuhan isolasi antar
fasa.
4. Nilai kapasitansi, induktansi dan resistansi saluran dapat diketahui dari tabel konduktor
Admitansi kapasitif Shunt
Admitansi kapasitif shunt dari saluran transmisi tergantung pada kapasitansi saluran
transmisi dan frekuensi sistem. Apabila kapasitansi per unit panjang adalah c,
admitansi shunt per unit panjang adalah
Dimana d adalah panjang dari saluran. Sehingga reaktansi kapasitif adalah kebalikan dari
admitansi:
Contoh soal
No.1:
Suatu saluran transmisi satu-fasa 8000 V, 60 Hz, terdiri dari dua aluminum konduktor dengan
radius 2 cm jarak antara kawat 1.2 m. Bila panjang saluran 30 km dan temperatur konduktor
200C,
a. Berapa resistansi seri per kilometer dari saluran ini?
b. Berapa induktansi seri per kilometer dari saluran ini?
c. Berapa kapasitansi shunt per kilometer dari saluran ini?
d. Berapa total reaktansi seri dari saluran ini?
e. Berapa total admitansi seri dari saluran ini?
Jawaban :
a. Resisitansi seri saluran transmissi adalah
Dengan mengabaikan skin effect, resisitivitas saluran pada 200 adalah 2.8310-8
-m dan resistansi per kilometer adalah
Contoh soal
b. Induktansi seri per kilometer dari saluran transmisi adalah
3. Suatu SUTT 345 kV, MVA base 100 MVA , 3 fasa dengan berkas konduktor per fasa dan setiap fasa
terdiri dari 2 konduktor, seperti gambar dibawah. Konduktor yang digunakan ACSR 1113 kcmil.
Jarak antar kedua konduktor (d) dalam setiap berkas 12 inch, bila diasumsikan D12, D23 dan D31
masing-masing adalah 26 feet, 26 feet dan 52 feet , tentukan :
a. Induktansi rata-rata per fasa dalam Henri/ meter
b. Reaktansi induktif per fasa dalam Ohm per km
c. Reaktansi seri dari saluran dalam per unit
d. Kapasitansi line-ke-netral dari saluran dalam Farad per meter
e. Reaktansi kapasitif ke netral dari saluran dalam Ohm per km
TERIMAKASIH