Oleh
KELOMPOK B :
Muh. Awal
44217010
Proteksi transformator teridiri dari dua suku kata yakni proteksi dan
transformator. Proteksi menurut KBBI adalah pelindungan dan transformator
adalah mesin listrik yang bekerja mengubah energi listrik tanpa mengubah
bentuknya cuman mengubah nilai besaran tegangannya saja. Pada job praktikum
proteksi transformator ini, cakupan pembelajarannya menggabungkan dua mata
kuliah yakni distribusi dan mesin listrik.
Keterangan gambar :
U1 : tegangan primer
U2: tegangan sekunder
I1: arus primer
I2: arus sekunder
ep: GGL induksi pada kumparan primer
es: GGL induksi pada kumparan sekunder
Np: lilitan primer
Ns: lilitan sekunder
Φb: fluks magnet bersama
Z : beban
Gambar 5. Hubungan
bintang/delta (Y/∆ )
Gambar 5. Hubungan
delta/bintang (∆ /Y)
Hubungan delta/delta (∆ /¿)
Pada gambar dibawah ini masing-masing polaritas
subraktif dihubungkan secara ∆ , baik sisi primer maupun
sekunder. Semua belitan primer dirancang untuk bekerja
pada tegangan penuh V1, sedangkan belitan sekunder
dirancang untuk mampu bekerja pada tegangan penuh V2,
disini juga tidak terdapat pergeseran sudut fasa antara primer
dan sekunder seperti terlihat pada gambar berikut ini:
Gambar 6. Hubungan delta/delta (∆ /¿)
Gambar 9. Konservator
Keterangan :
A : Penggerak mula (turbin air, turbin uap, turbin gas dan diesel)
B : Generator
C : Transformator generator (generator transformator) atau transformator
utama (main transformator)
D : Transformator bantu utama (main auxiliary transformer atau satsion
service transformer).
E : Transformator bantu cadangan (reserve auxilliarytransformer) atau
transmorfator start (starting transformer)
F : Motor-motor pemakaian sendiri
B, C, D, F, adlah lingkup relay proteksi pembangkit.
Kondisi Abnormal :
Gangguan diluar (external fault)
Gangguan pada belitan stator
Pembebanan tak seimbang
Gangguan belitan penguat (rotor earth fault)
Tegangan lebih
Kekurangan penguat medan
Daya balik atau generator beroperasi sebagai motor.
Relay ini terdiri dari dua elemen yaitu elemen arus lebih dengan
elemen tegangan kurang.
Batas daerah pengaman dari generator adalah antara CT1 dan CT2.
Dalam keadaan normal atau gangguan di luar makam arus pada kumparan
kerja Io = 0 dan arus pada kumparan penahan IR = 0, maka relay tidak
bekerja.
Dalam keadaan gangguan di daerah pengamanannya maka arus Io
Io
≠ o dan arus IR ≠ o. Karena >¿ Kr (factor restraint), maka relay akan
IR
kerja. Perhatikan karakterisitik relay Dferensial pada gambar 26.
Perhatikan gambar 23
Gambar 23
Gambar 26 scope
relay proteksi gardu induk
Keterangan :
A= Rel busbar
B= saluran udara tegangan tinggi
C=Transformator tenaga
D=penyulang tegangan menengah
2. Peralatan penghubung
Saluran transmisi dan distribusi dihubungkan dengan gardu induk. Jadi,
gardu induk ini merupakan tempat pemusatan dari tenaga yang
dibangkitkan dan terinterkoneksi dari sistem transmisi dan distribusi
kepada para pelanggan. Saluran transmisi dan distribusi ini dihubungkan
dengan ril (bus) melalui transformator utama setiap saluran mempunyai
pemusatan beban atau circuit breaker dan pemisah (disconected switch)
pada posisi keluarnya. Pemusatan beban ini dipakai untuk menghubungkan
atau melepaskan beban. Jika terjadi gangguan pada saluran transmisi atau
alat lain, pemutus beban dipakai untuk memutuskan hubungan secra
otomatis.
Peralatan penghubung yang dimaksud adalah sbb :
a. Pemisah (PMS).
b. Pemutus beban (PMT).
c. Saklar beban (load switch).
d. Sekering tenaga.
e. Panel kontrol dan kotak hubung tertutup.
f. Aresster.
g. Peralatan-peralatan lain.
h. Bangunan (gedung) gardu induk
Disamping peralatan tersebut diatas ada peralatan pembantu (auxelery)
seperti alat pendingin, alat pencuci isolator, batere, pengisi batere,
kompressor, sumber tenaga, alat penerangan dan sebagainya. Dalam
operasinya gardu induk berhubungan dengan pusat pembagi beban (load
dispatching center). Oleh karena itu, harus ada pula peralatan komunikasi.
Disamping gardu induk yang sering dilengkapi dengan peralatan
komunikasi untuk pengukur jarak jauh atau telemering atau superfisi.
6. Rail
Rail berfungsi sebagai titik pertemuan/ hubungan trafo-trafo tenaga
SUTT-SUTT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan
menyalurkan tenaga/ daya listrik. Bahan dari rail ini umumnya terbuat
dari bahan tembaga (bar copper atau hollow conductor). ACSR,
Almalec atau Alluminium (bar alluminium atau hollow conductor).
7. Trafo Tenaga
Trafo tenaga berfungsi untuk menyalurkan tenaga/ daya dari tegangan
tinggi ke tegangan menengah atau sebaliknya (mentransformasikan
tegangan).
8. Panel Kontrol
Jenis-jenis panel kontrol yang ada dalam suatu Gardu Induk terdiri dari
panel kontrol utama, panel kontrol rele, panel pemakaian sendiri.
a) Panel control utama terdiri dari panel instrument dan panel operasi.
Pada panel instrumen terpasang alat-alat ukur dan idikator
gangguan, dari panel ini alat-alat tersebut dapat diawasi dalam
keadaan sedang operasi. Pada panel operasi terpasang sakelar dan
diagram rail. Diagram rail (mimic bus), sakelar dan lampu
indikator diatur letak dan hubungannya sesuai dengan rangkaian
yang sesungguhnya sehingga keadaannya dapat dilihat dengan
mudah.
Gambar 28. Kontrol pada Gardu Induk
b) Pada panel rele terpasang rele pengaman untuk SUTT, rele
pengaman untuk trafo dan sebagainya. Bekerjanya rele dapat
diketahui dari penunjukkan pada rele itu sendiri dan pada indikator
gangguan dipanel kontrol utama. Pada Gardu Induk ada yang
memanfaatkan sisi depan dari panel di pakai sebagai panel utama
dengan instrumen dan sakelar, kemudian sisi belakangnya dipakai
sebagai panel rele, dan ada pula pada gardu Induk jika
rangkaiannya sudah rumit, maka panel rele terpasang dalam panel
sendiri.
9. Batere
Sumber tenaga untuk sistem kontrol dan proteksi selalu harus
mempunyai keandalan dan stabilitas yang tinggi, maka batere dipakai
sebagai sumber tenaga kontrol dan proteksi di dalam Gardu Induk.
Peranan dari batere ini adalah sangat penting karena justru pada saat
gangguan terjadi, batere inilah yang merupakan sumber tenaga untuk
menggerakkan alatalat kontrol dan proteksi.
Ada dua jenis batere yang dikenal antara lain :
Batere timah hitam (lead acid storage battery)
Batere alkali (alkaline storage battery)
10. Sistem Pentanahan titik netral
Pentanahan titik netral suatu sistem dapat melalui kumparan petersen,
tahanan (resistor) atau langsung (solidly) yang berfungsi untuk
menyalurkan arus gangguan phase ke tanah pada sistem. Arus yang
melalui pentanahan merupakan besaran ukur untuk alat proteksi . Pada
trafo yang sisi primernya ditanahkan dan sisi sekundernya juga
ditanahkan, maka gangguan phase ketanah disisi primer selalu
dirasakan pada sisi sekunder, dan sebaliknya.
11. Kapasitor
Kapasitor berfungsi untuk memperbaiki faktor kerja dan tegangan dari
jaringan tenaga listrik.
1. Tiang besi
Tiang besi adalah tiang yang terbuat dari besi berbentuk silinder
dan memiliki satu pondasi untuk semua bagian kakinya.
3. Tiang kayu
Jenis kayu yang banyak digunakan oleh perusahaan listrik
negara terutama untuk distribusi adalah kayu ulin, jati, rasamala,
nani, giani, bakau. Kecuali kayu ulin yang keras, kayu-kayu
lainnya diawetkan dengan berbagai cara.
Jenis tiang kayu ini digunakan pada era tahun 1890, pada
jalan poros pedesaan yang letakknya tidak jauh dari jalan raya,
pada era ini harga logam lebih mahal dari pada kayu. Untuk
pembuatan tiang kayu ini, bahannya tidak terlalu sulit didapatkan
karena cukup dengan menebang pohon dan membentuknya yang
diketahui sifatnya padat dan keras kemudian diproses.
3.1.3 Isolator
Sekring pemisah (Fuse cut out) berfungsi memutuskan bila ada arus lebih
pada jaringan JTM sebelum masuk ke trafo step down JTR. Pada jaringan
distribusi tegangan menengah ada dua jenis, yaitu jenis tertutup dan terbuka.
Untuk mengetahui rating sekering pemisah harus diketahui frekuensi, kapasitas
penyaluran arus kontinyu, tegangan normal, tegangan maksimum menurut
perencanaan dan kapasitas gangguan.
Gambar
39. FCO (Fuse Cut
Out)
Air Break Switch (ABS) adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk
memisahkan bagian-bagian saluran jaringan tegangan menengah (JTM) dan juga
digunakan untuk menyalurkan daya. Alat pengaman ini biasanya dipasang di
sekitar gardu distribusi (ujung jaringan tegangan menengah).
Gambar 40. Air Break Switch (ABS)
3.1.6.6 Recloser
3.1.6.8 Sectionalizer
Sectionalizer adalah alat pengaman yang bekerja secara otomatis
memisahkan bagian yang terganggu dari sistem jaringan. Alat ini mempunyai
pendeteksi arus jaringan yang menggerakkan alat penghitung kerja pada alat
pengaman cadangan.
Gambar 4.3 Bentuk bentuk sectionalizer.
Saluran-saluran primer pada umumnya berupa tiga fase tiga kawat. Desain
dan ukuran konduktornya ditentukan oleh besarnya turun tegangan yang diizinkan
pada ujung saluran yang terjauh. Biasanya terjadi bahwa konduktor kabel yang
keluar dari gardu induk berukuran lebih besar dari pada kabel atau saluran yang
berada jauh di ujung. Hal ini disebabkan bahwa pada awal saluran arus listrik
yang mengalir lebih besar dibanding dengan pada ujung saluran. Adapun jenis-
jenis sistem distribusi primer atau distribusi jaringan tegangan menengah adalah
sebagai berikut:
1. Bentuk jaringan udara jaringan tegangan menengah:
Radial;
Loop;
Grid.
3.5 Gardu trafo tiang 3 phasa dengan trafo max 160 kva -20 kV
konstruksi 2
tiang besi
Gambar 16. Gardu trafo tiang 3 phasa dengan trafo max 160 kva - 20 kv
konstruksi 2 tiang besI
3.6 Bentuk Jaringan Radial
Pada sistem ini memungkinkan gardu distribusi di suplay dari dua atau lebih
gardu induk yang saling dihubungkan seolah-olah membentuk sebuah jaring.
Kelebihan dari sistem ini adalh kualitas pelayanannya mapun mutu tegangannya
jauh lebih baik dari sistem radial dan loop tetapi kelemahannya membutuhkan
investasi yang besar dalam penyediaannya.
Kelebihan lain dari sistem ini adalh apabila terjadi gangguan dibagian
tengah jaringan maka tidak semua beban mati total karena pada gangguan dapat
dilokalisasi dengan persediaan DS yang banyak pada jaringan dan pada waktu
yang tidak lama gangguan dapat diperbaiki tanpa mematikan semua beban
sehingga pembangkit tidak mengalami over speed yang diakibatkan jatuh beban
3.9 Sistem Distribusi Spindle
Sistem distribusi spindle adalah sistem radial dengan gardu hubung dengan
saluran cepat (express feeder) sehingga memungkinkan gardu distribusi salah satu
feeder di suplay dari ekspress feeder. Dari sistem tersebut tingkat kelangsungan
pelayanan daya listrik akan lebih baik bila dibandingkan sistem radial biasa.
Penggunaan jaringan ini biasanya digunakan di negara-negara maju karena lebih
efisien, aman, dan tidak mengurangi tatanan kota yang biasa disebut jaringan
underground (bawah tanah), pada perkotaan jaringan ini adalah pilihan yang tepat
karena di samping aspek keindahan juga aspek keamanan yang bagus karena di
daerah perkotaan banyak gedung-gedung bertingkat yang lebih tinggi dari
jaringan.
Sistem ini pada umumnya banyak digunakan di distribusi memiliki
kehandalan yang relative tinggi karena disediakan satu express feeder / penyulang
tanpa beban dari gardu induk sampai gardu hubuung biasanya pada tiap
penyulang terdapat gardu tengah (middle point) yang berfungsi untuk titik
manufer apabila terjadi gangguan pada jaringan tersebut.
DARI JTT
GH
CB
GARDU INDUK
TRAFO
CB
LBS DS
DS DS DS
GD GD GD
GD
DS
ABS ABS
ABS
GD GD
GD ABS GD DS
ABS
ABS
GD
GD GD GD
ABS ABS DS
ABS
3.1.6 Gardu Trafo Tiang 3 Phasa Dengan Trafo Max 150 Kv-20 Kv
Dengan Konstruksi 2 Tiang Besi
Gambar 21. Gardu trafo tiang 3 phasa daengan trafo max 150 kva – 20 kv
dengna konstruksi 2 tiang besi.
PROTEKSI PERALATAN
PADA GARDU DISTRIBUSI
4.1 Gardu Distribusi
Gardu ini mendapat suplai daya dari Gardu Induk melalui JTM
dengan besaran tegangan : 6 KV, 12 KV, 20 KV, 24 KV dan 30 KV
Gardu Distribusi diperlengkapi berbagai macam komponen
pendukung antara lain :
CB disisi JTM guna melepaskan hubungan rangkaian antara
JTM dengan G.D jika terjadi gangguan pada JTM jarak tertentu
dari Gardu Distribusi dan atau dari Gardu Distribusi itu sendiri.
Arrester, diperuntukkan guna mengamankan sambaran petir
yang mungkin terjadi sekitaran sisi input GD (sisi tegangan
menengah)
FCO (Fuse Cut Out), fuse ini biasanya dipasang sisi sekunder
Trafo distribusi, guna mengamankan Trafo distribusi dari
gangguan hubung singkat dari sisi JTR.
HVF (Hight Voltage Fuse), guna mengamankan gangguan
Tegangan lebih yang mungkin terjadi dari sisi 3 phasa (380 V)
JTR
LVF (Low Voltage Fuse), guna mengamankan gangguan
Tegangan lebih yang mungkin terjadi dari sisi 1 phasa (220 V)
JTR
Konsumen
GD JTR
LVF
n
e
m
u
s
n
o
K
GI GD HVF LVF
LVF
GD GD
Konsumen Konsumen
4.2.1.4 Arrester jenis katup ini dibagi dalam tiga jenis, yaitu:
Oleh karena itu, jarak Arrester dan alat yang dilindungi harus dibuat
sependek mungkin.
Akhir-akhir ini telah dibuat Arrester dengan DLR kurang dari 3,0.
Gambar 23 Arrester
4.2.2 Fuse Cut Out
Fuse Cut Out merupakan sebuah alat pemutus rangkaian listrik yang
berbeban pada jaringan distribusi yang bekerja dengan cara meleburkan
bagian dari komponennya (fuse link) yang telah dirancang khusus dan
disesuaikan ukurannya untuk itu. Perlengkapan fuse ini terdiri dari sebuah
rumah fuse (fuse support), pemegang fuse (fuse holder) dan fuse link
sebagai pisau pemisahnya dan dapat diidentifikasi dengan hal-hal seperti
berikut:
Fuse Cut Out biasanya dipasang pada gardu distribusi yang mempunyai
sisi tegangan yang disuplai oleh hantaran udara.
Secara umum pemasangan Fuse cut out pada sisi input gardu distribusi
berfungsi:
Memisahkan peralatan gardu distribusi dari saluran distribusi primer
Memutuskan sehubungan antara saluran distribusi primer dengan
peralata utama gardu distribusi, bila pada sisi saluran distribusi
primer terjadi gangguan hubung singkat atau beban tidak seimbang.
1) Thermal
2) Magnetic
3) Thermal-Magnetic
4) Solid state atau elektronik
Thermal
Untuk keperluan triping type ini menggunakan bimetal yang dipanasi
melalui arus beban lebih karena bimetal mengambil waktu untuk
menaiikan panas, maka type circuit breaker ini mempunyai
karakteristik inverse time limit untuk proteksi. Waktu untuk trip
tergantung pada kondisi temperature ruang jadi sangat cocok untuk
proteksi kabel atau proteksi yang memerlukan kelambatan waktu
pemutusannya.
Magnetic
Type ini arus beban yang lewat melalui kumparan elektrik magnetic
akan menarik inti jangkar dan secara mekanik akan melepaskan
pegangan circuit breaker dalam posisi “ON” (terjadi proses tripping).
Magnetic Circuit Breaker akan melengkapi trip segera (instantaneous)
terutama pada overload yang cukup beart (biasanya 10 kali arus beban
penuh) atau pada keadaan hubung singkat. Karena medan magnet
cukup kuat untuk menarik jangkar. Karena magnetic circuit breaker
type ini operasionalnya bebas dari pengaruh suhu ruang, maka
proteksi ini lebih cenderung untuk proteksi hubung singkat.
Thermal Magnetic
Circuit breaker type ini dilengkapi dengan thermal elemen untuk
mendapatkan karakteristik dengan kelembatan waktu pemutusan (time
delay characteristic) dari fasilitas pengaruh temperature ruang.
Sedangkan action magnetic diperlukan untuk pemutusan segera. Bila
terjadi beban lebih, maka diperlukan waktu untuk memanasi elemen
bimetal (time delay). Dengan bebna lebih yang sangat besar atau
hubung singkat, maka elemen magnetic yang akan mempengaruhi
waktu tripping dan diatur 10 kali arus nominal untuk melengkapi
secara lengkap pemutusan instantaneous dengan interupping time
0,01.
Air Break Switch (ABS) adalah peralatan listrik yang berfungsi untuk
memisahkan bagian-bagian saluran jaringan tegangan menengah (JTM)
dan juga digunakan untuk menyalurkan daya. Alat pengaman ini biasanya
dipasang di sekitar gardu distribusi (ujung jaringan tegangan menengah
Alat ini berupa membran yang dibuat dari kaca, plastic, tembaga atau
katup berpegas, berfungsi sebagaipengaman tangka trafo terhadap
kenaikan tekan gas yang timbul di dalam tangka yang akan pecah pada
tekanan tertentu dan kekuatannnya ebih rendah dari kekuatan tangka trafo.